PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Putu Suarnt Novantar Program Stud Penddkan Matematka, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Penddkan Unverstas Mahasaraswat Denpasar ABSTRAK Peneltan n bertujuan untuk (1) menngkatkan kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa Kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem dan (2) mengetahu respons sswa terhadap penerapan model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstruktur. Jens peneltan n adalah peneltan tndakan kelas yang terdr dar tga sklus. Setap sklus terdr dar tahap perencanaan, pelaksanaan tndakan, observas/evaluas, dan refleks. Subjek peneltan n adalah sswa Kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 30 orang. Data kemampuan tentang kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa dkumpulkan melalu tes berbentuk uraan dan data tentang respons sswa dkumpulkan melalu angket. Data-data yang dkumpulkan danalss menggunakan analss deskrptf. Hasl peneltan menunjukkan bahwa mplementas model Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstruktur, dapat menngkatkan kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa Kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem, yatu dar rata-rata 23,06 (cukup bak) pada sklus I menjad 28,57 (bak) pada sklus II, dan 34,2 (sangat bak) pada sklus III. Sswa memberkan respons yang sangat postf terhadap mplementas model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstruktur dengan nla rata-rata sebesar 35,7. Kata kunc: model pembelajaran Learnng Cycle 5E, LKS terstruktur, kemampuan penalaran dan komunkas matematka. ABSTRACT Ths study amed at (1) mprovng the math reasonng and communcatng skll of VIIIA students at SMP Neger 3 Karangasem and (2) nvestgatng the students responses towards the mplementaton of 5E Learnng Cycle model asssted by structured student worksheet. Ths study was a classroom acton research whsch was conducted n 3 cycles. Each cycle conssted of plannng phase, acton phase, observaton/evaluaton phase, and reflecton phase. The subject of the study was 30 VIIIA students at SMP Neger 3 Karangasem n the academc year 2013/2014. Math reasonng and communcatng skll data were gathered through an essay test and the students response data was collected through a questonnare. Afterwards, the data was analyzed by means of descrptve analyss. The fndngs revealed that the mplementaton of 5E Learnng Cycle model asssted by structured student worksheet was able to mprove the math reasonng and communcatng skll of VIIIA students at SMP Neger 3 Karangasem. It was proven by the mean score (qute good) n cycle I turned nto (good) n cycle II, and t turned nto 34.2 (very good) n 158

2 Putu Suarnt Novantar - Penerapan Model Pembelajaran Learnng Cycle.. cycle III. The students gave postve responses towards the mplementaton of 5E Learnng Cycle model asssted by structured student worksheet whch was proven by the mean score Keywords: 5E Learnng Cycle model, structured student worksheet, math reasonng and communcatng skll. PENDAHULUAN Pada awalnya pembelajaran matematka d sekolah bertujuan untuk mempersapkan sswa agar dapat menggunakan matematka dan pola pkr matematka dalam kehdupan sehar-har dan dalam mempelajar berbaga lmu (Depdknas, 2004), namun dewasa n tujuan pembelajaran matematka sekolah telah dfokuskan pada empat tujuan utama, yatu: 1) melath cara berpkr dan bernalar, 2) mengembangkan kemampuan berpkr dvergen, 3) mengembangkan kemampuan menyampakan nformas atau mengomunkaskan gagasan, dan 4) mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan membuat dugaan (Subando, 2005). Salah satu dar tujuan pembelajaran matematka d atas adalah melath cara berpkr dan bernalar. Sswa dharapkan menggunakan penalaran dalam membuat generalsas, menyusun bukt, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematka. Penalaran matematka adalah suatu cara berpkr yang sstemats, logs, dalam pemecahan masalah matematka (Depdknas, 2004). Orang-orang bernalar cenderung mencatat polapola, struktur-struktur, atau kebasaankebasaan dalam stuas nyata. Penalaran sswa basanya terlhat pada kemampuan sswa menganalss masalah-masalah yang dhadap untuk mendapatkan penyelesaan yang logs (Mahayukt dan Suharta, 2003) Tujuan yang lan dalam pembelajaran matematka adalah mengembangkan kemampuan menyampakan nformas atau mengomunkaskan gagasan. NCTM (dalam Ansar, 2003) menyatakan bahwa komunkas matematka merupakan kemampuan dalam hal menjelaskan suatu algortma dan cara unk untuk pemecahan masalah, kemampuan sswa mengonstruks dan menjelaskan sajan fenomena duna nyata secara grafk, kata-kata/kalmat, persamaan, tabel dan sajan secara fsk atau kemampuan sswa memberkan dugaan tentang gambar geometr. Penalaran dan komunkas merupakan dua kemampuan umum 159

3 Jurnal Santaj Penddkan, Volume 5, Nomor 2, September 2015 ISSN yang sangat dekat. Kemampuan penalaran dan komunkas matematka sangatlah dperlukan dalam mata pelajaran matematka karena orang yang memlk kemampuan penalaran yang tngg serta mampu mengomunkaskan de atau gagasan matematkanya dengan bak cenderung mempunya pemahaman yang bak terhadap konsep yang dpelajar serta mampu memecahkan permasalahan yang berkatan dengan konsep yang dpelajar yang nantnya akan berpengaruh pada hasl belajar sswa. Rendahnya kemampuan penalaran dan komunkas matematka dduga dsebabkan oleh penekanan pembelajaran d kelas yang mash menekankan pada keteramplan mengerjakan soal (drll), sehngga kurang memberkan kesempatan kepada sswa untuk membangun sendr pengetahuan yang mereka mlk. Hal n mengakbatkan sswa kurang terbasa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah yang menuntut mereka untuk bernalar dan mengomunkaskan de-denya. Rendahnya kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa juga dtemu d kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem. Hal n terlhat dar data nla raport d kelas VIIIA untuk aspek penalaran dan komunkas matematka selama 3 tahun terakhr. Tabel 1. Nla Rata-rata Kelas VIIIA untuk Nla Kemampuan Penalaran dan Komunkas No. Tahun Pelajaran Semester Ratarata Kelas /2011 Ganjl 64,25 Genap 65, /2012 Ganjl 66,45 Genap 68, /2013 Ganjl 69,25 (Arsp SMP Neger 3 Karangasem) Dar hasl observas d kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem pada tanggal 22 Maret 2013 dperoleh gambaran bahwa: 1) sswa mash malu dalam mengomunkaskan gagasannya dan mash ragu-ragu dalam mengemukakan permasalahannya ketka sswa tersebut menghadap suatu masalah dalam memecahkan persoalan matematka. Ketka ada masalah yang dsajkan dalam bentuk lan (tdak sesua dengan contoh yang dberkan) sswa mash bngung bagamana menyelesakannya. Hal n mencermnkan penalaran sswa dalam proses pembelajaran relatf rendah; 2) sswa belum mampu menyampakan atau mengomunkaskan de atau pendapatnya. Pendapat yang 160

4 Putu Suarnt Novantar - Penerapan Model Pembelajaran Learnng Cycle.. dsampakan oleh sswa serng kurang terstruktur sehngga sult dpaham oleh guru maupun temannya. Berdasarka hasl wawancara dengan beberapa orang sswa kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem dperoleh gambaran bahwa sswa menganggap pelajaran matematka sebaga pelajaran yang membosankan, banyak menghapal rumus serta kurang menyentuh kehdupan sehar-har sswa. Berbaga usaha telah dlakukan guru dalam mengatas permasalahan tersebut d atas, sepert melakukan dskus atau tanya jawab dalam kelas. Tetap usaha tu belum mampu merangsang sswa untuk aktf dalam pembelajaran, karena sswa yang menjawab pertanyaan guru, cenderung ddomnas oleh beberapa orang saja. Sedangkan sswa yang lan hanya mendengarkan dan mencatat nformas yang dsampakan temannya. Usaha lan yang dlakukan guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran dalam settng kelompok kecl. Akan tetap sswa lebh banyak bekerja sendr-sendr dalam menyelesakan soal-soal yang dberkan guru, kurang adanya dskus antar sswa. Usahausaha yang telah dlakukan guru tampaknya belum membuahkan hasl yang optmal dalam menngkatkan kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa. Hal n dapat dlhat dar data tes ulangan haran kelas VIIIA pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 mater gars dan sudut. Adapun data tes ulangan haran tersebut dapat dlhat pada tabel berkut. Tabel 2. Data Hasl Tes Ulangan Haran Kelas VIIIA Kemampuan Penalaran dan Komunkas Matematka Rata-rata Nla 5,71 Daya Serap 57,1 % Ketuntasan 25,71 % Dalam kegatan pembelajaran hendaknya sswa dajak untuk bernteraks dengan seluruh peserta belajar yang ada dalam kelas. Interaks n harus berlangsung secara berkesnambungan sehngga guru tdak terlalu mendomnas kegatan pembelajaran yang berlangsung. In akan memberkan kesempatan kepada sswa untuk mengembangkan kemampuan penalarannya. Selan tu dalam pembelajaran perlu dberkan soal-soal pemecahan masalah yang menuntut sswa untuk bernalar dan 161

5 Jurnal Santaj Penddkan, Volume 5, Nomor 2, September 2015 ISSN mengomunkaskan de-de yang mereka mlk. Model pembelajaran Learnng Cycle 5E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberkan kesempatan kepada sswa untuk mengoptmalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar sswa (Dasna dan Fajaroh, 2006). Dalam model pembelajaran Learnng Cycle 5E dlakukan kegatan-kegatan yatu berusaha untuk membangktkan mnat sswa pada pelajaran matematka (engagement), memberkan kesempatan kepada sswa untuk memanfaatkan panca ndera mereka semaksmal mungkn dalam bernteraks dengan lngkungan melalu kegatan telaah lteratur (exploraton), memberkan kesempatan yang luas kepada sswa untuk menyampakan de atau gagasan yang mereka mlk melalu kegatan dskus (explanaton), mengajak sswa mengaplkaskan konsep-konsep yang mereka dapatkan dengan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah (elaboraton) dan terdapat suatu tes akhr untuk mengetahu sejauh mana tngkat pemahaman sswa terhadap konsep yang telah dpelajar (evaluaton). Learnng Cycle 5E merupakan perwujudan dar flosof konstruktvsme, pengetahuan dbangun dalam pkran pebelajar. Beberapa keuntungan dterapkannya pembelajaran Learnng Cycle 5E yatu: 1) pembelajaran menjad berpusat pada sswa (studentcentered); 2) proses pembelajaran menjad lebh bermakna karena mengutamakan pengalaman nyata; 3) menghndarkan sswa dar cara belajar tradsonal yang cenderung menghafal; 4) memungknkan sswa untuk mengasmlas dan mengakomodas pengetahuan lewat pemecahan masalah dan nformas yang ddapat; dan 5) membentuk sswa yang aktf, krts, dan kreatf. Learnng Cycle 5E pada dasarnya sesua dengan teor konstruktvs Vgostky dan teor belajar bermakna Ausubel. Vgostky menekankan adanya hakkat sosal dar belajar dan menyarankan menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual. Sedangkan Ausubel menekankan pada belajar bermakna dan pentngnya pengulangan sebelum belajar dmula. Dalam melakukan dskus, sswa akan mempunya kesempatan 162

6 Putu Suarnt Novantar - Penerapan Model Pembelajaran Learnng Cycle.. yang lebh luas untuk mengemukakan pendapatnya dan sswa akan menemukan konsep berdasarkan pemahamannya sendr. Dalam berdskus, sswa memerlukan sarana yang salah satunya berupa Lembar Kerja Sswa (LKS) sebaga acuan yang dapat menuntun sswa dalam memaham masalah matematka. Dalam hal n yang dmaksudkan adalah LKS terstruktur, dalam LKS n rngkasan mater ajar dsusun secara sstemats, kemudan dkut dengan penyajan contoh soal dan soal-soal mula dar yang mudah sampa yang sukar serta soal-soal pengayaan (Pujawan dkk, 2001). METODE PENELITIAN Peneltan yang akan dlaksanakan termasuk jens peneltan tndakan kelas (Classroom Acton Research) yang secara umum bertujuan menngkatkan dan memperbak proses kegatan pembelajaran. Peneltan n drencanakan dalam 3 sklus dmana setap sklus melbatkan 4 tahap yatu tahap perencanaan, pelaksanaan tndakan, observas dan evaluas serta refleks (Kemms and Taggart, 1990). Peneltan dlaksanakan d SMP Neger 3 Karangasem. Subjek peneltan n adalah sswa kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 orang dengan 20 orang sswa lak-lak dan 10 orang sswa perempuan. Objek yang dtangan dalam peneltan n adalah kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa dan respons sswa terhadap model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS Terstruktur. Adapun hal-hal pokok yang dlaksanakan pada tahap tndakan dalam sklus peneltan n adalah sebaga berkut. 1) Melaksanakan pembelajaran sesua dengan model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS Terstruktur; 2) Melaksanakan tes kemampuan penalaran dan komunkas untuk sklus Tabel 3. Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS Terstruktur. Fase Aktvtas Guru Aktvtas Sswa Pendahuluan Guru menenangkan stuas kelas dan menyampakan tujuan dan ndkator pembelajaran.. Memperhatkan nformas yang dberkan oleh guru berkatan dengan ndkator pembelajaran yang dsampakan 163

7 Jurnal Santaj Penddkan, Volume 5, Nomor 2, September 2015 ISSN Engagement Exploraton Explanaton Elaboraton Evaluaton Penutup Guru membentuk kelompok yang drencanakan sebelum pembelajaran dmula. Dengan tanya jawab menggal pengetahuan awal sswa mengena mater pembelajaran yang akan dpelajar. Guru memnta sswa membuat predks-predks tentang mater yang akan dpelajar. Guru memotvas sswa untuk belajar, dengan mengajukan beberapa permasalahan yang dkatkan dengan kehdupan nyata sehar-har sswa Guru memnta sswa mengerjakan permasalahan yang terdapat dalam LKS terstruktur secara berkelompok. Guru membmbng Sswa dalam melaksanakan dskus Guru memnta beberapa orang sswa mempresentaskan hasl dskus kelompoknya. Guru mengarahkan sswa menuju jawaban yang dngnkan. Guru memnta sswa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah yang terdapat d dalam LKS. Guru memnta salah seorang sswa menulskan jawabannya sesua dengan cara mereka sendr. Mengarahkan sswa menuju jawaban yang dngnkan. Memberkan tes evaluas hasl belajar pada sswa Melalu tanya jawab membmbng sswa untuk menympulkan konsep yang telah dpelajar. Memberkan PR Data yang dkumpulkan dalam peneltan n adalah 1) nla kompetens dasar aspek kemampuan penalaran dan komunkas matematka, 2) respons sswa terhadap mplementas model Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstruktur. Sswa berkelompok sesua dengan kelompok yang dbentuk guru. Menjawab pertanyaan guru mengena mater prasyarat. Membuat predks-predks mengena mater yang akan mereka pelajar Memecahkan permasalahan yang dsampakan guru sesua dengan pengetahuan yang mereka mlk bak tu membaca dar meda, buku, dan sebaganya. Berdskus dalam kelompok, mencatat segala sesuatu yang d dapat melalu dskus Mempresentaskan hasl yang ddapat melalu kegatan dskus Mengerjakan soal pemecahan masalah Mengerjakan soal ke depan kelas. Mencermat penjelasan guru. Mengerjakan tes yang dberkan oleh guru Menympulkan mater yang telah d bahas. Mencatat PR yang dtugaskan oleh guru. Untuk lebh jelasnya jens nstrumen dan teknk pengumpulan data dsajkan dalam Tabel

8 Putu Suarnt Novantar - Penerapan Model Pembelajaran Learnng Cycle.. Tabel. 4 Instrumen dan Teknk Pengumpulan Data Teknk No. Jens Data pengumpulan data Instrumen Peneltan 1 Aspek kemampuan Tes Tes kemampuan penalaran dan penalaran dan komunkas komunkas matematka matematka 2 Respons sswa Pengsan angket Data kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa d analss secara deskrptf yakn dengan menentukan skor rata-rata kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa X _ dengan rumus berkut. _ X n 1 N X Angket respons Waktu D akhr setap sklus D akhr sklus III Keterangan : _ X = skor rata-rata kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa X = jumlah skor rata-rata kemampuan N penalaran dan komunkas matematka sswa = banyak sswa Selanjutnya data mengena kemampuan penalaran dan komunkas matematka matematka sswa dtentukan dengan krtera Tabel. 5 Krtera Umum Penggolongan Kemampuan Penalaran dan Komunkas Matematka No Krtera Kategor 1 X M 1, Sangat Bak 2 M 0, X M 1, Bak M 0, X M 0, Cukup M 1, X M 0, Kurang X M 1, 5 Sangat kurang Sd (dmodfkas dar Ratumanan dan Theresa, 2003) 1 Dengan, Mean Ideal ( M ) = (skor maksmum + skor mnmum) 2 1 Standar devas Ideal ( Sd ) = (skor maksmum - skor mnmum) 6 Untuk mengetahu respons sswa terhadap pembelajaran yang dterapkan akan dlakukan analss deskrptf terhadap pendapat sswa yang dtuangkan dalam angket respons sswa. Data respons sswa danalss berdasarkan rata-rata skor respons 165

9 Jurnal Santaj Penddkan, Volume 5, Nomor 2, September 2015 ISSN sswa ( P ), mean ( M ) dan standar devas ( Sd ) dmana: P adalah jumlah skor pendapat sswa perbanyaknya sswa 1 M adalah (Skor tertngg deal + 2 skor terendah deal) 1 Sd adalah (Skor tertngg deal - 6 skor terendah deal) Dar data respons sswa yang dkumpulkan akan dhtung rata-rata tanggapan ( P ) dengan rumus: P = n 1 Keterangan : P = rata-rata skor respons sswa P = jumlah skor rata-rata respons n sswa n = banyaknya sswa Rata-rata respons sswa yang dperoleh akan dcocokkan dengan penggolongan sebaga berkut. P krtera/tngkatan Tabel. 6 Krtera Umum Penggolongan Respons Sswa No Krtera Kategor 1 P M 1, 5 Sangat postf Sd M 0, P M 1, Postf M 0, P M 0, Cukup Postf M 1, P M 0, Negatf P M 1, 5 Sangat negatf Sd HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasl Peneltan Berkut menyajkan rngkasan hasl peneltan tentang kemampuan (dmodfkas dar Ratumanan dan Theresa, 2003) penalaran dan komunkas matematka sswa. Tabel 7 Kemampuan Penalaran dan Komunkas Matematka Tahapan Total Skor Rata-Rata Skor Krtera Sklus I ,06 Cukup Bak Sklus II ,57 Bak Sklus III ,2 Sangat Bak Data penngkatan rata-rata skor kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa pada Tabel 07 dsajkan dalam Gambar 01 berkut. 166

10 Rata-rata Skor Kemampuan Penalaran dan Komunkas Matematka Putu Suarnt Novantar - Penerapan Model Pembelajaran Learnng Cycle ,06 28,57 34,2 Sklus 1 Sklus 2 Sklus 3 Tahapan Gambar 1 Penngkatan Rata-Rata Skor Kemampuan Penalaran dan Komunkas Matematka Sswa pada Sklus I, Sklus II, dan Sklus III Pembahasan Secara kuanttatf, rata-rata skor kemampuan penalaran dan komunkas matemaka sswa pada sklus I adalah 23,06 (secara kualtatf tergolong cukup bak ). Dengan demkan secara klaskal kemampuan penalaran dan komunkas sswa mash belum memenuh krtera yang dharapkan. Belum tercapanya krtera kemampuan penalaran dan komunkas matematka yang dharapkan pada sklus I dsebabkan oleh adanya beberapa kekurangan pada pelaksanaan tndakan sklus I. Kekurangan-kekurangan yang terdentfkas pada pelaksanaan tndakan sklus I adalah sebaga berkut. 1) Dalam dskus kelompok mash terlhat ada sswa yang enggan untuk berdskus dengan teman sekelompoknya saat menjawab permasalahan yang ada dalam LKS. Sswa yang mempunya kemampuan akademk kurang tdak beran mengungkapkan pendapatnya serta sswa yang memlk kemampuan akademk bak, ragu-ragu untuk memberkan penjelasan kepada temannya. 2) Sswa terlhat mash kaku, tegang, dan kurang santa dalam mengkut proses pembelajaran. In dsebabkan karena guru yang mengajar lan dar basanya. 3) Pada saat pengerjaan LKS banyak kelompok yang kurang dspln, hal n terlhat dar pengerjaan LKS yang melebh batas waktu. 4) Jawaban yang dberkan sswa mash kurang terstruktur, banyak sswa yang belum terbasa untuk menulskan apa yang dketahu dan dtanyakan dalam soal. Sswa juga belum terbasa menulskan rencana penyelesaan soal. 5) Sebagan besar sswa belum terbasa menympulkan konsep-konsep yang telah dpelajar. Sswa mash mengalam kesultan dalam membuat smpulan yang sstemats dan sesua dengan yang dharapkan. Bertolak dar kekurangankekurangan yang hadap pada sklus I, penelt bersama dengan guru mendskuskan perbakan tndakan 167

11 Jurnal Santaj Penddkan, Volume 5, Nomor 2, September 2015 ISSN untuk selanjutnya dterapkan pada sklus II. Perbakan tndakan yang dlakukan adalah sebaga berkut. 1) Memberkan motvas kepada setap kelompok tentang pentngnya kerjasama antar anggota kelompok dalam dskus; 2) Memberkan motvas kepada sswa mengena manfaat dar pembelajaran yang sedang dterapkan guru; 3) Memberkan batas waktu maksmal dalam pengerjaan LKS serta memberkan teguran atau perngatan kepada kelompok yang mengerjakan LKS melebh batas waktu; 4) Menugaskan setap sswa untuk mengerjakan kembal permasalahan yang ada pada LKS d rumah; 5) Mengarahkan sswa dalam membuat smpulan dengan memberkan pertanyaan pancngan yang mengarah pada smpulan yang dharapkan. Selan kekurangan-kekurangan yang terjad pada sklus I terdapat suatu kelebhan yang sebaknya tetap dpertahankan untuk sklus berkutnya, yatu sswa sudah terlhat aktf dalam mengkut pembelajaran yang dterapkan guru. Bardasarkan mplementas rancangan pada sklus II yang merupakan perbakan pada sklus I, secara kuanttatf rata-rata skor hasl tes kemampuan penalaran dan komunkas matematka mengalam penngkatan dar 23,06 menjad 28,57 dar kategor cukup bak menjad bak. Bertolak dar kekurangankekurangan pada sklus II penelt bersama guru mendskuskan perbakan tndakan untuk selanjutnya dterapkan pada sklus III. Perbakan tndakan yang dlakukan pada sklus III n ternyata mampu menngkatkan kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa. Pada sklus n ratarata skor kemampuan penalaran dan komunkas matematka mengalam penngkatan dar sklus II ke sklus III yatu dar 28,57 menjad 34,2; dar kategor bak menjad sangat bak. Terkat dengan respons sswa terhadap mplementas model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstruktur dketahu 66,67 % sswa merespons sangat postf terhadap pembelajaran yang dterapkan, 26,67 % memberkan respons postf, dan hanya 6,67 % memberkan respons cukup postf. Secara klaskal rata-rata respons sswa terhadap mplementas model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstruktur dperoleh 168

12 Putu Suarnt Novantar - Penerapan Model Pembelajaran Learnng Cycle.. rata-rata respons sswa adalah 35,7. Berdasarkan krtera penggolongan respons sswa secara umum respons sswa terhadap mplementas model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstruktur tergolong sangat postf. Adanya sswa yang belum menyambut postf dterapkannya pembelajaran n dduga karena sswa belum terbasa dengan pembelajaran yang dterapkan oleh guru. PENUTUP Smpulan Berdasarkan hasl analss data dan pembahasan, dapat dsmpulkan hal-hal sebaga berkut. 1. Implemenats model pembelajaran Learnng Cycle 5E mampu menngkatkan kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem bak secara kualtatf maupun kuanttatf. Pada sklus I rata-rata skor kemampuan penalaran dan komunkas matematka sswa adalah 23,06 (cukup bak) dan menngkat menjad 28,57 (bak) pada sklus II, menjad 34,2 (sangat bak) pada sklus III. 2. Sswa Kelas VIIIA SMP Neger 3 Karangasem secara klaskal memberkan respons yang sangat postf terhadap mplementas model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstrukur. Secara ndvdual, 66,67 % sswa merespons sangat postf terhadap pembelajaran yang dterapkan, 26,67 % memberkan respons postf, dan hanya 6,67 % memberkan respons cukup postf. Saran Berdasarkan hasl peneltan n, dsampakan saran sebaga berkut. 1. Dharapkan kepada guru Kelas VIIIA untuk tetap mengmplementaskan model pembelajaran Learnng Cycle 5E berbantuan LKS terstrukur mnmal dengan menggunakan skenaro pembelajaran sepert yang dterapkan dalam peneltan n sebaga salah satu alternatf dalam melaksanakan pembelajaran yang lebh novatf. 2. Kepada pembaca yang bermnat untuk mengadakan peneltan lebh lanjut mengena mplementas model pembelajaran Learnng Cycle 5E pada bdang 169

13 Jurnal Santaj Penddkan, Volume 5, Nomor 2, September 2015 ISSN lmu matematka maupun pada bdang lmu lannya yang sesua, agar memperhatkan segala kendala-kendala yang penelt alam sebaga bahan pertmbangan untuk perbakan dan penyempurnaan pelaksanaan peneltan. Pada Sswa Sekolah Menengah Pertama. Onlne ( ex_fles/pembat.htm, dakses 30 Desember 2007). DAFTAR PUSTAKA Ansar, B. I Model Pembelajaran Berbass Komunkatf dengan Strateg Thnk-Talk-Wrte dalam rangka Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunkas Matematka Sswa SMU. Makalah. Dsajkan dalam The 6 th Natonal Semnar On Scence and Mathematcs Educaton. Bandung. Depdknas Pedoman Khusus Pengembangan Sstem Penlaan Berbass Kompetens SMP. Jakarta: Depdknas. Kemms dan Taggart The Acton Research Planner. Cvtora: Deakn Unversty Press. Pujawan, dkk Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatf dalam Menngkatkan Kualtas Pembelajaran dan hasl Belajar Sswa SLTP. Usulan Reseach Grant (tdak dterbtkan). IKIP Neger Sngaraja. Ratumanan, T. G. dan Theresa L Evaluas Hasl Belajar yang relevan dengan Kurkulum Berbass Kompetens. Surabaya: Unesa Unversty Press. Subando, J Pembelajaran Matematka dengan Dasar Kurkulum Berbass Kompetens 170

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRSUNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SUB POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM KELAS VII A SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) BERBASIS METODE RESITASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 SMPN 1 PRAYA BARAT PADA MATERI POKOK KUBUS

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN Putr Dana Amrta, M. Arfuddn Jamal, Msbah Program Stud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Penerapan Model Cooperatve Learnng tpe Tme Token dan TPS (Thnk Par and Share) terhadap Hasl Belajar Sswa pada Mata Pelajaran Teknolog Informas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuh sebagan persyaratan Guna mencapa derajat Sarjana S-1 PGSD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo Jurnal Publkas Penddkan http://ojs.unm.ac.d/ndex.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submtted : 19/09/2017 Revewed : 28/09/2017 Accepted : 09/10/2017 Publshed :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI KLASIFIKASI BENDA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 SIMO TIM PENGUSUL:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD Pengembangan Perangkat Pembelajaran... (Prawda Estnngtyas) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatve Integrated Readng and Composton (CIRC)Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMP Neger 4 Sngaraja)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT KELAS I SDN JAMBEAN 03 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM Aula Rahmatka Dew, Wdjanto, Dw Haryoto Unverstas Neger Malang e-mal:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nngrum Penddkan Ekonom FKIP Unverstas

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ERLY HERLIANA F37008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 9 BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 9 BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS AKADEMIKA: VOLUME 13. No.2 Desember 2017 171 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 9 BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS SITI KHOTIMAH, S.Pd. SD SD

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SMP PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SMP PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SMP PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Yelleson Syuryad 1 1 SMP Neger 1 Rambah Kabupaten Rokan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE

KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE Kemampuan Guru Mengmplementaskan KTSP... Ferdnandus Etuasus Dole, Udk Bud Wbowo 147 KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE TEACHERS ABILITY TO IMPLEMENT THE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATF Oleh: Dra. Dew Murn, M.S Dsampakan pada Semnar Nasonal " Semnar Nasonal Bdang MPA dan Temu Alumn FMPA UNP" tanggal 11 dan 12 Februar 2005 UNVERSTAS NEGER PADANG Februar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Matematika untuk Siswa SMP Berdasarkan Teori Belajar Ausubel

Pengembangan Bahan Ajar Matematika untuk Siswa SMP Berdasarkan Teori Belajar Ausubel PYTHAGORAS: Jurnal Penddkan Matematka Volume 11 Nomor 2, Desember 2016, (182-192) Avalable onlne at: http://journal.uny.ac.d/ndex.php/pythagoras Pengembangan Bahan Ajar Matematka untuk Sswa SMP Berdasarkan

Lebih terperinci

ISSN Oleh : I Made Suarsana Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA - Undiksha ABSTRAK

ISSN Oleh : I Made Suarsana Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA - Undiksha ABSTRAK ISSN 1829-5282 151 EMANFAATAN ROGRAM ALIKASI MALE SEBAGAI UAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN RESTASI BELAJAR MAHASISWA ADA ERKULIAHAN ALJABAR LINEAR I Oleh : I Made Suarsana Staf engajar pada Jurusan enddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Oleh : WIWIN HENDRIYANI NIM

Oleh : WIWIN HENDRIYANI NIM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT POSITIF DAN NEGATIF MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN MATEMATIKA KELAS IV SDN TANJUNG II PEGANTENAN KAB.PAMEKASAN Oleh : WIWIN

Lebih terperinci

E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK INFERENSIAL

E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK INFERENSIAL 529 E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK INFERENSIAL I Wayan Wdana Jurusan Penddkan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Penddkan Unverstas Penddkan Ganesha emal: wayan_wdana@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Peneltan n adalah peneltan pengembangan yang berorentas pada pembuatan meda dan pengembangan meda pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana. Meda Ajar

Lebih terperinci

---- ~,~ _~-

---- ~,~ _~- ---- ~,~-----..---..._~- BABV SMPULAN, MPLKAS DAN SARAN A. Smpulan ~... f. Smpulan-smpulan yang dapat dtark dar kajan peneltan adalah sebaga berkut: v. (:.Q / Pertama, kegatan pembelajaran yang dlaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci