PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Mer Ism Susant 22, Hobr 23, Toto Bara Setawan 24 Abstrack: Ths research type of ths research s Classroom Actons Research whch consst of two cycles, there are two class n each cycles. The data collecton methods are ntervew, documentaton, observaton, and test. The purpose of ths research s to reduce students mstake durng solvng problem n the trangle and quadrlateral topc. We wll use Mssour Mathematcs Project (MMP) learnng model n each meetngs. The subject of research s students of VII D class SMPN 7 Jember n academc year 2012/2013. The data we analys are teacher s and students learnng actvtes, the percentage of student s mstake, and the effectvty of MMP. The result of research ndcate that the result of learnng actvty ncrease of student s actvty of cycle I reach 82,4% and cycle II reach 92,0%. Whle the student s mstakes of fnal test at cycle I reach 50,5% and cycle II 28,6%. So, the mode of teachng can ncrease student s actvty and decrease the student s mstakes. Key Words: Mssour Mathematcs Project, trangle and quadrlateral topc, students actvtes, percentage of student s mstake PENDAHULUAN Penddkan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta ddk secara aktf mengembangkan potens dalam drnya sehngga mampu menghadap setap perubahan yang terjad akbat adanya kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog. Menurut Djamarah dan Zan (2006: 44) kegatan belajar mengajar adalah nt kegatan dalam penddkan. Segala sesuatu yang telah dprogramkan akan dlaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegatan belajar mengajar akan melbatkan semua komponen pengajaran, kegatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah dtetapkan dapat dcapa. Hasl dar sebuah pembelajaran d kelas dtunjukkan dengan prestas belajar yang dcapa sswa. Dalam kegatan belajar mengajar d sekolah serng djumpa beberapa masalah. Banyak djumpa sswa mempunya nla rendah dalam sejumlah 22 Mahasswa Prod Penddkan Matematka FKIP Unverstas Jember 23 Dosen Prod Penddkan Matematka FKIP Unverstas Jember 24 Dosen Prod Penddkan Matematka FKIP Unverstas Jember

2 64 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014 mata pelajaran, khususnya pembelajaran matematka. Banyak faktor yang menyebabkan sswa memperoleh nla d bawah standar yang dtetapkan, salah satunya karena kesalahan sswa dalam mengerjakan soal. Kesalahan yang basa dlakukan oleh sswa dalam menyelesakan soal matematka antara lan kesalahan konsep teorema, kesalahan penggunaan data, kesalahan tekns, kesalahan dan kesalahan acaknya. Berdasarkan hasl wawancara dengan guru bdang stud matematka d SMP Neger 7 Jember, kesalahan yang palng banyak dtemukan pada sswa kelas VII D adalah kesalahan karena sswa tdak menyelesakan soal atau hanya menuls kembal soal d lembar jawaban pada mater yang berkatan dengan geometr. Kesalahan tersebut terjad karena kurangnya pemahaman konsep pada sswa. Selan tu, kesalahan yang dlakukan sswa juga dapat terjad karena kurangnya keteltan sswa dalam mengerjakan soal serta kurangnya lathan yang dberkan kepada sswa. Oleh karena tu, penelt tertark untuk melakukan peneltan yang bertujuan mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal pada mater segtga dan segempat Proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran matematka akan lebh efektf dan bermakna apabla sswa berpartspas aktf. Salah satu cr keefektfan dalam proses belajar mengajar adalah adanya keterlbatan atau partspas sswa dalam proses belajar mengajar. Banyak model pembelajaran yang merangsang sswa untuk belajar mandr, kreatf, dan lebh aktf dalam mengkut kegatan pembelajaran. Dantara model pembelajaran yang bsa dgunakan dalam pembelajaran matematka yang member kesempatan kepada sswa untuk belajar mandr, kreatf, dan lebh aktf adalah dengan model Mssour Mathematcs Project (MMP). Convey (dalam Krsmanto, 2003: 11) menyebutkan tahap-tahap dar model pembelajaran MMP adalah adalah revew, pengembangan, lathan terkontrol (belajar kooperatf), kerja mandr dan penugasan/pr. Tahapan-tahapan pada model pembelajaran MMP n dharapkan dapat mengurang kesalahan sswa dalam menyelesakan soal. Tahap lathan terkontrol dharapkan mengurang kesalahan teorema dan kesalahan penggunaan data yang basa dlakukan sswa karena pada tahap n sswa mengerjakan LKS untuk menemukan kembal rumus yang telah dketahu dan dalam LKS yang dberkan juga terdapat contoh soal dserta langkah penyelesaannya. Tahap

3 Mer dkk : Penerapan Model Pembelajaran Mssour Mathematcs 65 kerja mandr dharapkan dapat mengurang kesalahan teknk dan kesalahan penggunaan data karena pada tahap n sswa banyak berlath mengerjakan soal. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu peneltan yang dplh adalah SMP Neger 7 Jember pada saat semester genap tahun ajaran 2012/2013. Dengan subjek peneltannya adalah sswa kelas VII D semester genap SMP Neger 7 Jember yang berjumlah 42 sswa. Pendekatan yang dgunakan dalam peneltan n adalah pendekatan kualtatf. Jens peneltan n adalah peneltan tndakan kelas (PTK) yatu peneltan yang bersfat kolaboratf atau kooperatf, artnya dalam pelaksanaannya selalu terjad kerja sama antara penelt (guru) dan phak lan dem tercapanya tujuan peneltan. Dalam PTK, guru berperan sebaga penelt sekalgus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu dubah. Kemms & McTaggart (dalam Sunard, 2010: 13) menyatakan bahwa peneltan tndakan kelas berbentuk spral dengan masng-masng sklus terdr dar empat tahap, yatu perencanaan, tndakan, observas, dan refleks. Peneltan n drancang menggunakan dua sklus, Teknk pengumpulan data adalah cara-cara yang dgunakan untuk mengumpulkan data. Data peneltan dperoleh dengan menggunakan teknk wawancara, dokumentas, observas dan tes. Dalam peneltan n, data yang danalss adalah aktvtas guru dan aktvtas sswa selama penerapan model pembelajaran MMP, persentase tap jens kesalahan sswa, dan efektvtas model pembelajaran MMP untuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal segtga dan segempat. 1. Rumus persentase aktvtas guru dan sswa dapat: Q a 100%, = 1, 2 R Keterangan: a = Persentase keaktfan 1 = Guru 2 = Sswa Q = Jumlah skor tap ndkator yang dperoleh N = Jumlah skor maksmum tap ndkator Kategor aktvtas sswa dan guru pada Tabel 1. Tabel 1 : Kategor Aktvtas Sswa dan Guru Persentase Krtera 82 % 100 % Sangat aktf

4 66 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus % < 82 % Aktf 44 % < 63 % Cukup Aktf 25 % < 44 % Tdak aktf 2. Persentase tap jens kesalahan sswa dapat dcar dengan rumus: n P 100% N s Keterangan: P = presentase kesalahan sswa ; = 1, 2, 3, 4 (jens jens kesalahan) n = jumlah kesalahan yang dlakukan sswa untuk tap jens kesalahan N = jumlah seluruh sswa yang mengut tes s = jumlah soal tes Dengan kategor persentase jens kesalahan sepert pada Tabel 2 berkut : Tabel 2 Klasfkas persentase jens kesalahan Kategor Nla Sangat Tngg P 55% Tngg 40% P < 55% Cukup Tngg 25% P < 40% Rendah 10% P < 25% Sangat Rendah P < 10% Sutejo (dalam Fathurros, 2012) 3. Efektvtas model pembelajaran MMP untuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal kubus dan balok dapat dcar menggunakan rumus: N1 N 2 100% N1 Keterangan: = persentase efektftas pembelajaran N 1 = jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan sswa pada tes pertama N = jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan sswa pada tes kedua 2 Krtera efektvtas model pembelajaran MMP adalah sebaga berkut: Tabel 3. Klasfkas Efektvtas Pembelajaran Presentase Kategor 75% 100% Sangat efektf 50% 75% Efektf 25% 50% Cukup efektf 25% Tdak efektf Depdkbud (dalam Nngtyas, 2012)

5 Mer dkk : Penerapan Model Pembelajaran Mssour Mathematcs 67 HASIL DAN PEMBAHASAN Peneltan n merupakan peneltan tndakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk mendeskrpskan penerapan dan temuan-temuan yang dperoleh dar penerapan model pembelajaran MMP pembelajaran sub pokok bahasan segtga dan segempat, kecenderungan kesalahan yang dlakukan sswa dalam menyelesakan soal sub pokok bahasan segtga dan segempat, dan efektvtas model pembelajaran MMP untuk segtga dan segempat. Model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) merupakan suatu model pembelajaran yang terstruktur sepert halnya Struktur Pengajaran Matematka (SPM). Ada lma langkah dalam model pembelajaran MMP n, yatu revew, pengembangan, lathan terkontrol, kerja mandr dan proyek/ pekerjaan rumah. Pada tahap revew, guru mengngatkan sswa tentang mater sebelumnya atau mater yang berkatan dengan yang akan dbahas. Selan tu, jka ada pekerjaan rumah (PR), pada tahap revew juga dlakukan pembahasan mengena PR yang danggap sult. Pada tahap pengembangan, guru menyampakan tujuan pembelajaran, menyampakan mater baru dengan berdskus nteraktf dengan sswa. Dengan adanya dskus nteraktf antara guru dan sswa, aktvtas sswa dan guru mengalam penngkatan. Pada tahap lathan terkontrol, guru mengorgansaskan sswa menjad beberapa kelompok belajar yang terdr dar 4 5 sswa dan membagkan LKS untuk dkerjakan secara berkelompok. Pada tahap n, guru juga membmbng sswa yang mengalam kesultan dalam mengerjakan soal-soal matematka, sehngga dharapkan dapat mengurang kesalahan-kesalahan yang dlakukan sswa dalam mengerjakan soal-soal matematka. Dengan mengerjakan LKS, sswa dapat benar-benar memaham konsep mengena mater yang telah dajarkan karena sswa belajar untuk menemukan kembal rumus yang telah dketahu sehngga dapat mengurang kesalahan teorema yang dlakukan sswa saat mengerjakan soal. Dalam LKS juga dberkan contoh soal dserta langkah-langkah penyelesaan yang bertujuan untuk mengontrol sswa dalam menyelesakan soal. Langkah-langkah penyelesaan yang dberkan bertujuan untuk mengurang kesalahan penggunaan data yang basa dlakukan sswa. Kegatan n dapat menngkatkan keteltan sswa.

6 68 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014 Pada tahap kerja mandr guru memberkan lathan soal kepada sswa untuk dkerjakan secara mandr. Kegatan n dlakukan untuk mendorong sswa agar semakn terlath dan telt dalam mengerjakan soal. Semakn banyak sswa berlath mengerjakan soal, sswa akan semakn telt dan kesalahan tekns yang dlakukan sswa dapat berkurang. Selan tu pemberan lathan juga dapat membuat sswa terbasa mengerjakan soal, sehngga kesalahan karena sswa tdak mengerjakan soal atau tdak menyelesakan soal dapat berkurang. Peneltan n dmula dengan memberkan tes awal sklus I kepada seluruh sswa kelas VII D. pemberan tes n bertujuan untuk mengetahu tngkat pemahaman sswa dalam menyesakan soal-soal sub pokok bahasan kellng dan luas perseg panjang dan jajar genjang, sehngga dperoleh kesalahan yang dlakukan sswa sebelum penerapan model pembelajaran MMP. Setelah tes awal sklus I, pembelajaran sklus I dlaksanakan. Pada pertemuan I, persentase aktvtas guru mencapa 80,0% yang termasuk sangat aktf dan menngkat pada pertemuan II menjad 84,8% yang termasuk kategor sangat aktf. Persentase ratarata aktvtas guru pada sklus I adalah 82,4% yang termasuk kategor sangat aktf. Pada pertemuan III, persentase aktvtas guru mencapa 90,1% yang termasuk kategor sangat aktf dan menngkat pada pembelajaran 4 menjad 93,9% yang tetap termasuk kategor sangat aktf. Persentase rata-rata aktvtas guru pada sklus II adalah 92,0% yang termasuk kategor sangat aktf. Jad secara keseluruhan, rata-rata persentase aktvtas guru dar sklus I ke sklus II mengalam penngkatan. Pada pertemuan I, rata-rata aktvtas sswa selama pembelajaran sebesar 74,0% dan tergolong kategor aktf. Pada pertemuan II, rata-rata aktvtas sswa menngkat menjad 78,7% dan mash tergolong kategor aktf. Jad, persentase keaktfan sswa yang mengalam penngkatan dar pertemuan I ke pertemuan II. Hasl tersebut menunjukkan bahwa persentase aktvtas sswa selama sklus I mengalam penngkatan. Pelaksanaan pembelajaran sklus II dsesuakan dengan hasl refleks pada sklus I. Ada beberapa hal yang mash belum tercapa pada pembelajaran sklus I dan dperbak d sklus II. Pada pertemuan III, rata-rata aktvtas sswa sebesar 83,6% dan tergolong kategor sangat aktf meskpun mash ada sebagan kecl sswa yang tdak memperhatkan dan tdak mendengarkan penjelasan guru serta rama dalam berdskus. Pada pertemuan IV, rata-rata aktvtas sswa sebesar 87,9% dan tetap tergolong sangat

7 Mer dkk : Penerapan Model Pembelajaran Mssour Mathematcs 69 aktf sepert pada pertemuan III. Jad, persentase keaktfan sswa mengalam penngkatan dar pertemuan III ke pertemuan IV. Hasl tersebut menunjukkan bahwa persentase aktvtas sswa selama sklus II mengalam penngkatan. Pada sklus I, persentase rata-rata aktvtas sswa mencapa 76,4% yang termasuk kategor aktf dan menngkat pada sklus II menjad 85,8% yang termasuk kategor sangat aktf. Jad secara keseluruhan, rata-rata aktvtas sswa dar sklus I ke sklus II mengalam penngkatan. Selan dapat menngkatkan aktvtas guru dan aktvtas sswa, pembelajaran n juga dapat menngkatkan kemampuan sswa dalam menyelesakan soal pada sub pokok bahasan segtga dan segempat. Hal n terlhat dengan berdtunjukkan dengan berkurangnya kurangnya persentase kesalahan yang dlakukan sswa dalam menyelesakan soal pada sub pokok bahasan segtga dan segempat. Berdasarkan hasl tes awal sklus I mengena mater kellng dan luas perseg panjang dan jajar genjang, dapat dperoleh kesalahan penggunaan data sebesar 15,5%, kesalahan teorema sebesar 17,8%, kesalahan teknk sebesar 16,1%, dan kesalahan acak sebesar 39,9%. Pada tes akhr sklus I mengena mater kellng dan luas perseg panjang dan jajar genjang, dapat dketahu kesalahan penggunaan data sebesar 8,3%, kesalahan teorema sebesar 7,7%, kesalahan teknk sebesar 7,7%, dan kesalahan acak sebesar 26,8%. Data tersebut menunjukkan bahwa persentase kesalahan pada tes awal sklus I mengalam penurunan pada tes akhr sklus I. Berdasarkan hasl tes awal sklus II mengena mater kellng dan luas segtga, dperoleh kesalahan penggunaan data sebesar 12,5%, kesalahan teorema sebesar 13,7%, kesalahan teknk sebesar 11,3%, dan kesalahan acak sebesar 34,5%. Pada tes akhr sklus II mengena mater kellng dan luas segtga, dperoleh kesalahan penggunaan data sebesar 5,4%, kesalahan teorema sebesar 7,1%, kesalahan teknk sebesar 4,2%, dan kesalahan acak sebesar 11,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa persentase kesalahan pada tes awal sklus II mengalam penurunan pada tes akhr sklus II. Berkurangnya persentase tap jens kesalahan sswa berdasarkan data hasl analss tes tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kogntf sswa menngkat setelah penerapan model pembelajaran MMP. Selan pemberan tes, wawancara juga dlakukan kepada sswa yang melakukan kesalahan terbanyak untuk tap jens kesalahan. Dar hasl wawancara, sswa mengaku mengaku senang dan tertark dengan penerapan model

8 70 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014 pembelajaran MMP d kelasnya karena dengan penerapan model pembelajaran MMP, sswa mendapat lebh banyak soal lathan sehngga sswa semakn serng berlath menyelesakan soal-soal. Selan tu, dar hasl wawancara, dapat dketahu alasan sswa melakukan kesalahan yatu karena beberapa faktor berkut: tdak belajar sebelum pelaksanaan tes sehngga mengerjakan asal-asalan, kurang telt dalam menghtung, terburu-buru karena waktu mengerjakan tes akhr akan berakhr. Berdasarkan uraan d atas, dapat dsmpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) dalam pembelajaran efektf untuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal pada sub pokok bahasan segtga dan segempat karena aktvtas sswa menngkat dar pertemuan I sampa pertemuan IV dan semua persentase setap jens kesalahan sswa dalam menyelesakan soal tes akhr kurang dar 25% serta persentase efektvtas pembelajaran telah melebh 50%. Hasl peneltan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) dapat dgunakan sebaga salah satu alternatf metode pembelajaran yang dapat dterapkan d kelas.. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasl peneltan dan pembahasan yang telah durakan pada bab sebelumnya, dperoleh beberapa kesmpulan sebaga berkut. a. Penerapan model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) pada sub pokok bahasan segtga dan segempat d kelas VII D SMP Neger 7 Jember dapat mengatas kesalahan sswa mengerjakan soal sub pokok bahasan segtgan dan segempat. b. Berdasarkan hasl analss data mengena persentase kesalahan yang dlakukan sswa dalam menyelesakan soal pada sub pokok bahasan segtga dan segempat, jumlah kesalahan yang dlakukan sswa pada tes awal sklus I sebanyak 150 atau 89,3% dan menurun pada tes akhr sklus I menjad 85 atau 50,5%. Jumlah kesalahan yang dlakukan sswa d sklus II pada tes awal sklus II sebanyak 121 atau 72,0% dan menurun pada tes akhr sklus II menjad 48 atau 28,6%. c. Efektvtas model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) untuk mengatas sswa menyelesakan soal pada subpokok bahasan segtga dan segempat kelas VII DSMP Neger 7 Jember semester genap tahun ajaran

9 Mer dkk : Penerapan Model Pembelajaran Mssour Mathematcs /2013 pada sklus I sebesar 43,3% yang termasuk kategor cukup efektf, sedangkan pada sklus II mencapa 57,0% yang termasuk kategor efektf. Berdasarkan pembahasan dan kesmpulan dar peneltan n, dapat dtemukan beberapa hal yang perlu dsarankan berkatan dengan penerapan model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP), yatu: a. pembelajaran matematka dengan menerapkan model pembelajaran MMP dapat djadkan sebaga alternatf metode pembelajaran d kelas agar sswa bsa semakn banyak mengerjakan lathan soal. b. agar kesalahan yang dlakukan oleh sswa dalam menyelesakan soal dapat dmnmalsr, guru perlu memberkan bmbngan agar sswa lebh telt dalam menyelesakan soal dan membasakan dr untuk memerksa kembal hasl pekerjaannya; serta c. hendaknya guru selalu memberkan bmbngan dan motvas yang berkesnambungan dalam proses pembelajaran d kelas, agar sswa tetap bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaful Bahr dan Zan, Aswan Strateg Belajar Mengajar (Eds Revs). Jakarta: PT. Rneka Cpta. Fathurros Penerapan teor Gal pern untuk Menurunkan Tngkat Kesalahan Sswa dalam Menyelesakan Soal Subpokok bahasan sudut pada Sswa Kelas VIIA Semester Genap SMP Neger 3 Bangsalsar Jember tahun Ajaran 2011/2012. Tdak Dpublkaskan. Skrps. Jember: Unverstas Jember. Krsmanto Beberapa teknk, Model, dan Strateg dalam Pembelajaran Matematka. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematka. Nngtyas, Dev Yunart Penerapan Model CORE (Connectng, Organzng, Reflectng, and Extendng) dalam Mengatas kesalahan Sswa menyelesakan Soal Matematka Komposs Invers Fungs Kelas XI d SMA Neger 3 Jember Tahun Ajaran 2011/2012. Tdak Dpublkaskan. Skrps. Jember: Unverstas Jember. Sunard Peneltan Tndakan Kelas. Jember: Unverstas Jember.

10 72 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRSUNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SUB POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM KELAS VII A SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) BERBASIS METODE RESITASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 SMPN 1 PRAYA BARAT PADA MATERI POKOK KUBUS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN Putr Dana Amrta, M. Arfuddn Jamal, Msbah Program Stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuh sebagan persyaratan Guna mencapa derajat Sarjana S-1 PGSD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT KELAS I SDN JAMBEAN 03 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Putu Suarnt Novantar Program Stud Penddkan Matematka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALA (PBL) TERADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 14/15 Ftra Yand 1), Nurrahmawat ) dan era Deswta 3) 1) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Penddkan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ERLY HERLIANA F37008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nngrum Penddkan Ekonom FKIP Unverstas

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci

PENERAPAN INQUIRY MINDS WHAT TO KNOW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATERI PECAHAN DI MTsN LANGSA SKRIPSI MUKHLIS SYAHPUTRA

PENERAPAN INQUIRY MINDS WHAT TO KNOW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATERI PECAHAN DI MTsN LANGSA SKRIPSI MUKHLIS SYAHPUTRA PENERAPAN INQUIRY MINDS WHAT TO KNOW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATERI PECAHAN DI MTsN LANGSA SKRIPSI Dajukan Oleh : MUKHLIS SYAHPUTRA Mahasswa Sekolah Tngg Agama Islam Neger

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

---- ~,~ _~-

---- ~,~ _~- ---- ~,~-----..---..._~- BABV SMPULAN, MPLKAS DAN SARAN A. Smpulan ~... f. Smpulan-smpulan yang dapat dtark dar kajan peneltan adalah sebaga berkut: v. (:.Q / Pertama, kegatan pembelajaran yang dlaksanakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM Aula Rahmatka Dew, Wdjanto, Dw Haryoto Unverstas Neger Malang e-mal:

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI KLASIFIKASI BENDA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 SIMO TIM PENGUSUL:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD Pengembangan Perangkat Pembelajaran... (Prawda Estnngtyas) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DEVELOPMENT

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN DI PAPAN TULIS DIIRINGI LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP N 3 PARIAMAN Elsa Ftra

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT FLUIDA STATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SUB MATERI FLUIDA STATIS DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MOJOSARI, MOJOKERTO

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT FLUIDA STATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SUB MATERI FLUIDA STATIS DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MOJOSARI, MOJOKERTO Jurnal Inovas Penddkan Fska Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 70 74 PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT FLUIDA STATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SUB MATERI FLUIDA STATIS DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MOJOSARI, MOJOKERTO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Penerapan Model Cooperatve Learnng tpe Tme Token dan TPS (Thnk Par and Share) terhadap Hasl Belajar Sswa pada Mata Pelajaran Teknolog Informas

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatve Integrated Readng and Composton (CIRC)Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMP Neger 4 Sngaraja)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

Oleh : WIWIN HENDRIYANI NIM

Oleh : WIWIN HENDRIYANI NIM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT POSITIF DAN NEGATIF MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN MATEMATIKA KELAS IV SDN TANJUNG II PEGANTENAN KAB.PAMEKASAN Oleh : WIWIN

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci