Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nngrum Penddkan Ekonom FKIP Unverstas Muhammadyah Metro nngrum@yahoo.com Abstrak Berdasarkan hasl belajar sswa kelas X d SMK Kartkatama Metro yang mash relatf rendah yang dapat dlhat dar krtera ketuntasan mnmum (KKM) dmana berdasarkan hasl observas mash kurangnya pencapaan nla krtera ketuntasan mnmum (KKM) yang telah dtetapkan oleh sekolah. Hasl belajar yang mash rendah n juga dsebabkan oleh metode pembelajaran yang dterapkan mash mengguanakan metode ceramah (metode konvensonal). Metode -metode n membentuk sswa salah satunya adalah model Actve Learnng tpe Team Quz. Hasl belajar yang belum tuntas berjumlah 15 sswa dengan presentase 62,5%, dan yang mencapa ketuntasan belajar berjumlah 9 sswa dengan persentase 37,5% Sedangkan nla ketuntasan mnmum (KKM) Kelas X SMK Kartkatama Metro pada pelajaran kewrausahaan adalah 75. Alternatf untuk menngkatkan hasl belajar sswa dgunakan Model Actve Learnng Tpe Team Quz, sehubungan dengan masalah tersebut maka rumusan masalahnya adalah Apakah ada pengaruh Penerapan Model Actve Learnng Tpe Team Quz Terhadap Hasl Belajar Kewrausahaan pada Sswa Kelas X Semester genap SMK Kartkatama Metro tahun pelajran 2014/2015. Adapun tujuan dalam peneltan n adalah untuk mengetahu pengaruh penerapan Model Actve Learnng Tpe Team Quz terhadap hasl belajar Kewrausahaan pada Sswa Kelas X Semester genap SMK Kartkatama Metro tahun pelajran 2014/2015. Adapun kegunaannya adalah dengan mengetahu pengaruh penerapan Model Actve Learnng Tpe Team Quz Terhadap Hasl Belajar Kewrausahaan pada Sswa Kelas X Semester genap SMK Kartkatama Metro tahun pelajaran 2014/2015, maka dapat dgunakan sebaga acuan penelt. Dan sebaga bahan nformas dalam usaha menngkatkan hasl belajar kewrausahaan d SMK Kartkatama Metro khususnya dan untuk menambah wawasan dbdang penddkan bag pembaca umumnya. Hpotess dalam peneltan n adalah. ada pengaruh postf Penerapan Model Actve Learnng Tpe Team Quz, Terhadap Hasl Belajar kewrausahaan pada Sswa Kelas X Semester genap SMK Kartkatama Metro tahun pelajran 2014/2015. Setelah danalss data hasl peneltan dapat dsmpulkan bahwa dar analss perhtungan nla t htung dan t tabel, dketahu bahwa t htung > t tabel. dapat dlhat pada daftar G, pada daftar sgnfkan 5% yatu 9,10 > 1,72. Dan pada taraf sgnfkan 1% yatu 9,10 > 2,51. Dengan demkan hpotessnya berbuny bahwa : ada pengaruh yang postf Penggunaan Model Actve Learnng Tpe team Quz dapat menngkatkan hasl belajar kewrausahaan sswa kelas X.TKJ 1 semester genap SMK Kartkatama Metro pada pokok bahasan: mengeola konflk. Sswa yang dnyatakan tuntas dengan KKM (75) setelah treatment sebanyak 14 sswa atau sebesar 58,33% dan sswa yang dnyatakan belum tuntas sebanyak 10 sswa atau sebesar 41,67%. oleh karena tu untuk menngkatkan hasl belajar sswa, guru dapat menerapkan penggunaan model Actve Learnng Tpe Team Quz dalam pembelajaran yang dselenggarakan. Kata Kunc : Model Actve Learnng Tpe Team Quz, dan Hasl Belajar. JURNAL PROMOSI 93

2 PENDAHULUAN Penddkan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta ddk secara aktf mengembangkan potens drnya untuk memlk kekuatan sprtual, keagamaan, pengendalan dr, keprbadan, kecerdasan, akhlak mula, serta keteramplan yang dperlukan drnya, masyarakat, bangsa dan negara. Upaya menngkatkan sumber daya yang kompeten, maka mutu penddkan harus lebh d tngkatkan. Sejalan dengan tuntutan tersebut, tugas penddk tdak hanya sebatas pada lmu pengatahuan dan teknolog semata tetap bertugas pula menanamkan nla-nla baru yang dtuntut oleh perkembangan lmu pengetahuan dan teknolog pada dr anak ddk. Oleh karna tu, setap yang terlbat dalam proses penddkan harus mengert dan memaham hakekat dar penddkan yatu membentuk manusa Indonesa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memlk pengetahuan dan ketramplan, sehat jasman dan rohan, berkeprbadan mantap dan mandr serta memlk rasa tanggung jawab bag kemajuan bangsanya. Dapat dambl sebuah kesmpulan bahwa penddkan memegang peranan pentng dalam perkembangan bangsa dan negara. Penddkan yang mampu memfasltas perkembangan bangsa salah satu dantaranya adalah penddkan yang bermutu. Penddkan yang bermutu sendr sangat dtentukan oleh penyelenggaraan proses pembelajaran dan memberdayakan sswa serta berorentas pada sswa. Salah satu aspek terpentng dalam kegatan proses pembelajaran adalah guru. Sebaga tenaga penddk, guru juga dtuntut memlk kemampuan dan juga harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuadengan karakterstk sswanya. Proses pembelajaran adalah suatu kontak sosal antara seorang guru dengan sswa untuk mencapa tujuan pembelajaran. Dharapkan sswa dapat berperan aktf, novatf, kreatf, serta efektf dalam mengkut proses pembelajaran sehngga pembelajaran menjad menyenangkan (Team Quz). Sekolah kejuruan memlk mata dklat produktf yang memerlukan penerapan teor dan pengaplkasan keteramplan secara lebh ntensf. Aktvtas sswa d sekolah kejuruan drancang lebh beragam, tdak hanya sebatas mencatat mater dan mendengarkan penjelasan dar guru. Sswa darahkan untuk dapat memaham mater dan juga mahr dalam mengaplkaskan mater dengan keteramplan tertentu. Hal n sebaga bekal sswa, dmana d sekolah kejuruan terdapat progarm job tranng dan sswa dsapkan untuk langsung terjun d duna kerja ketka lulus. Guru dan sswa perlu menyamakan perseps akan tujuan 94 JURNAL PROMOSI

3 pembelajaran yang akan dcapa sehngga tdak hanya guru yang berupaya mendorong sswa untuk aktf namun sswa juga memlk nsatf untuk aktf. Apabla sswa telah menyadar manfaat dan tujuan dar aktvtas pembelajaran, maka sswa akan memlk nsatf dan mau terlbat dalam aktvtas pembelajaran yang lebh beragam sepert praktkum, dskus, pengamatan, memecahkan masalah dan sebaganya. Komunkas nteraktf yang lancar antara guru dan sswa akan membuat suasana kelas menjad kondusf sehngga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan hasl pembelajaran maksmal.berdasarkan observas penelt, Proses Pembelajaran yang berlangsung d sekolah SMK KartkatamaMetro dalam menngkatkan mutu penddkan telah melakukan berbaga upaya yang dlakukan antara lan dalam proses pembelajaran,peran guru dalam megkut pelathan-pelathan serta setap guru wajb membuat perangkat pembelajaran sepert progam tahunan, program semester, slabus, rencana pelaksanaan pembelajaran. Namun dengan demkan hasl belajar Kewrausahaan mash cenderung rendah dengan dtanda banyak nya sswa yang belum mencapa krtera ketuntasan mnmal (KKM), dmana KKM mata pelajaran Kewrausahaan adalah 75. Konds tersebut juga terjad pada Kelas X.TKJ 1 d SMK Kartkatama Metro pada pelajaran Kewrausahaan semua sswa mendapatkan beban mater yang sesua dengan tngkatan kelasnya. Namun ternyata, mash banyak sswa yang hasl belajarnya kurang memuaskan jka ddasarkan nla KKMnya 75. Berdasarkan keadaan datas, penuls mencoba menggunakan model Actve Learnng tpe Team Quz karena model n dpandang relevan dengan masalah datas dalam rangka memnmalsr permasalahan tersebut dan untuk menngkatkan hasl belajar sswa. Dmana aktvtas belajar juga dapat menunjukkan bagamana aktvtas seorang sswa, semakn tngg tngkat keatfan sswa maka sswa tersebut mempunya aktvtas belajar yang bak. Sebalknya, semakn rendah tngkat keaktfan sswa menunjukkan bakwa aktvtas belajarnya mash rendah. Data hasl prasurve yang telah dlakukan d SMK Kartkatama Metro kelas X TKJ.1 Semester Ganjl tahun pelajaran 2014/2015 dperoleh data hasl belajar Kewrausahaan sebaga berkut: JURNAL PROMOSI 95

4 Tabel 1. Data hasl md semester ganjl bdang stud Kewrausahaan sswa Semester ganjl kelas X.TKJ 1 SMK KartkatamaMetro Tahun Pelajaran 2014/2015 No Nla Keterangan Jumlah Persentase Tuntas 9 37,5% 2. <75 BelumTuntas 15 62,5% Jumlah % Sumber : Hasl Pra Surve Dambl dar daftar md semester ganjl bdang stud Kewrausahaan kelas X.TKJ 1 SMK Kartkatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015 Berdasarkan tabel d atas, dapat dlhat bahwa terdapat 9 sswa yang mendapat nla 75 dengan kategor tuntas pada mata pelajaran Kewrausahaan dengan presentase 37,5% dan 15 sswa yang mendapat nla <75 dengan kategor belum tuntas dengan presentase 62,5%. Dengan demkan, dar data d atas dapat dsmpulkan bahwa mash banyak hasl belajar Kewrausahaan yang belum tuntas pada sswa kelas X.TKJ 1semester ganjl SMK Kartkatama Metro. Permasalahan datas menunjukkan bahwa mash banyaknya sswa yang belum tuntas pada hasl belajar Kewrausahaan, maka perlu dkembangkan suatu model pembelajaran yang mampu melbatkan peran sswa secara menyeluruh sehngga kegatan belajar mengajar tdak hanya ddomnas oleh sswa-sswa tertentu saja, yatu dengan menggunakan model pembelajaran Actve Learnng tpe Team Quz dapat dgunakan untuk membantu swa memperoleh pengetahuan, keteramplan, dan skap secara aktf. Tpe Team Quz mengajak sswa melakukan dskus, bertanya, menjawab pertanyaan, member arahan, mengemukakan pendapat, dan menyampakan nformas dengan cara bekerjasama bersama tmnya. Dengan demkan sswa akan lebh terbuka dan percaya dr karena mendapat dukungan dar rekan tmnya. Berdasarkan tabel d atas, dapat dlhat bahwa terdapat 9 sswa yang mendapat nla 75 dengan kategor tuntas pada mata pelajaran Kewrausahaan dengan presentase 37,5% dan 15 sswa yang mendapat nla <75 dengan kategor belum tuntas dengan presentase 62,5%. Sedangkan krtera ketuntasan mnmal (KKM) pada mata pelajaran kewrausahaan adalah 75. Berdasarkan uraan d atas, dengan menerapkan Model Actve Learng tpe Team Quz dharapkan akan dapat dterapkan untuk membantu sswa lebh aktf dan kreatf dalam proses belajar sehngga akan tercapanya suatu hasl belajar yang maksmal. 96 JURNAL PROMOSI

5 Berdasarkan latar belakang keadaan tersebut datas dtemukan permasalahan: Bahwa hasl belajar mata pelajaran kewrausahaan kelas X TKJ.1 semester ganjl SMK Kartkatama Metro Tahun pelajaran 2014/2015 mash banyak yang belum tuntas Berdasarkan permasalahan tersebut maka penuls merumuskan masalah sebaga berkut: Apakah ada pengaruh penerapan model Actve Learnng tpe Quz Team terhadap hasl belajar sswa Kewrausahaan sswa kelas X semester genap SMK Kartkatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dalam peneltan n penuls mengangkat judul: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Berdasarkan rumusan masalah d atas yang menjad tujuan peneltan n adalah Untuk mengetahu pengaruh penggunaan model Actve Learnng tpe Team Quz terhadap hasl belajar sswa Kewrausahaan sswa kelas X semester Genap SMK KartkatamaMetro Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun kegunaan yang dharapkan dar hasl peneltan n adalah: 1. Dengan mengetahu pengaruh penerapan model Actve Learnng tpe Team Quz terhadap hasl belajar Kewrausahaan, maka dapat menambah pengetahuan dan wawasan bag penuls dalam melakukan peneltan. 2. Untuk memenuh salah satu syarat dalam penyusunan skrps dan penyelesaan stud d Unverstas Muhammadyah Metro. Defns stlah merupakan gambaran varabel untuk lebh jelas. Sedangkan defns operasonal varabel adalah rumusan yang lebh tegas dar varabel yang akan dtelt. Rumusan n ddasarkan atas konsep teor yang dsebut juga dengan landasan teor. Dalam peneltan n akan djelaskan kategor ndkator-ndkator operasonal yang akan dtelt sebaga pedoman dalam peneltan yang akan dlakukan. KAJIAN PUSTAKA 1. Model Actve Learnng tpe Team Quz Model Actve Learnng tpe Team Quz, dmana cara yang dgunakan guru dalam proses\pembelajaran dengan prosedur sswa dbentuk dalam kelompok dengan masngmasng anggota mempunya tanggung jawab yang sama atas keberhaslan kelompok nya memaham mater dan JURNAL PROMOSI 97

6 menjawab soal. Tpe Team Quz n dapat menngkatkan kemampuan peserta ddk terhadap apa yang mereka pelajar serta, menghdupkan suasana dan mengaktfkan sswa untuk bertanya ataupun menjawab melalu cara yang menyenangkan. Langkah- langkah Tpe Tean Quz n adalah: a) Pemlhan Topk b) Pembagan Tm c) Penyajan Mater d) Persapantm A menjawab, tm B dan C memerksacatatan e) Melemparkan pertanyaan ke Tm lannya. f) Mengarahkan pertanyaan dan memberkan jawaban g) Menunjuk pemandu kus untuk segmen tm berkutnya h) Melanjutkan segmen Berkutnya 2. Hasl Belajar Hasl Belajar adalah sesuatu yang dcapa atau dperoleh sswa bak perubahan tngkahlaku maupun skor atau prestas belajar yang tngg berkat adanya usaha dan fkran, yang manahal tersebut dnyatakan dalam bentuk penguasaan mater dan kecakapan dasar dalam proses pembelajaran. Kemudan dserta keteramplan untuk mampu mengaplkaskan hasl belajar sswa dengan KKM Kerangka Berpkr dan Paradgma a. Kerangka Berpkr 1) Kerangka Anggapan Dasar Kerangka anggapan dasar merupakan gambaran umum tentang varabel peneltan serta faktor-faktor yang mempengaruh dan terkat ddalamnya. 2) Kerangka Analtk Kerangka Analtk merupakan pola untuk mengetah ndkator-ndkator yang palng fundamental yang dapat mempengaruh hasl belajar. Menurut Sugyono (2008:35) kerangka analtk adalah pemkran untuk mengetah faktor-faktor yang palng domnan dan dapat mempengaruh hasl belajar. b. Paradgma Peneltan Paradgma adalah gambaran atau skema tentang gejala atau perstwa tentang pokok-pokok peneltan dan hubungan satu sama lan. Menurut Sugyono (2011:66) Paradgma dartkan sebaga pola pkr yang menunjukkan hubungan antara varabel yang akan dtelt dengan sekalgus mencermnkan jens dan jumlah rumusan masalah yang perlu djawab melalu 98 JURNAL PROMOSI

7 peneltan, teor yang dgunakan untuk merumuskan hpotess, dan teknk analss statstk yang akan dgunakan. Berdasarkan pengertan datas dapat dsmpulkan bahwa paradgma merupakan suatu pola pkr mengena hubungan antar varabel yang dtelt dan jawaban atas rumusan masalah serta menjelaskan teknk statstk yang akan dgunakan dalam peneltan. METODE PENELITIAN Peneltan n merupakan peneltan yang bersfat pengaruh atau ekspermen. Yang menjad pengaruh antara lan varabel bebas dan varabel terkat. Dalam peneltan n mencar bagamana pengaruh model Actve Learnng tpe Team Quz terhadap hasl belajar kewrausahaan dengan menggunakan metode ekspermen sebaga metode dalam pengumpulan data. Varabel dalam peneltan n dkelompokkan menjad dua, yatu: varabel bebas adalah varabel yang mempengaruh atau yang menjad sebab perubahannya atau tmbulnya varabel dependen (terkat). Varabel terkat (dependent varabel) merupakan varabel yang dpengaruh atau yang menjad akbat, karena adanyavarabel bebas. Dalam peneltan yang d pengaruh oleh varabel bebas yatu model Actve Learnng tpe Team Quz (X) Varabel terkat dalam peneltan n adalah Hasl belajar kewrausahaan (Y). Langkah langkah peneltan tahap persapan peneltan menerapkan sampel sebgaa kelompok yang akan dberkan (treatmen), menyapkan bahan atau alat yang dgunakan dalam melaksanakan perlakuan (treatment) model Actve Learnng tpe Team Quz. Menjelaskan konsep pembelajaran atau mater pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajran dengan menggunakan model Actve Learnng tpe Team Quz, sswa dbag menjad 3 tm A, B dan C. Kemudan penyajkan Mater, mater yang telah selsa dsampaakan merntahkan masng-masng tm untuk menyapkan pertanyaan dmula dar tm A, sementara tm B menyapkan jawaban, jka tm B tdak dapat menjawab melemparkan pertanyaan ke Tm C dan seterusnya tm mengarahkan pertanyaan dan memberkan jawaban. Jka tanya jawab selesa, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B untuk menjad kelompok penanya. Lakukan sepert proses untuk kelompok A. Setelah kelompok B selesa dengan pertanyaannya, lanjutkan penyampaan mater pelajaran ketga dan tunjuk kelompok C sebaga kelompok penanya. Akhr pelajaran dengan menympulkan tanya jawab dan jelaskan sekranya ada pemahaman sswa yang kelru. Melakukan pos-test untuk JURNAL PROMOSI 99

8 mengetahu sejauh mana mater yang sudah dserap oleh peserta ddk. 1. Populas dan sampel a. Populas Populas adalah sekumpulan orang yang akan djadkan objek pengamatan dalam peneltan. Menurut Arkunto (2006:130) populas adalah keseluruhan subjek peneltan. Dalam peneltan n yang menjad populas adalah seluruh kelas X d SMK Kartkatama Metro semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 138 sswa, terdr dar 5 kelas yatu Kelas X AK 1 berjumlah 30 sswa, Kelas X AK 2 berjumlah 30 sswa, Kelas X TKJ 1 berjumlah 24 sswa, Kelas X TKJ 2 berjumlah 21 sswa, Kelas X OTO berjumlah 33 sswa. b. Sampel Sampel adalah bagan dar keseluran populas yang dambl atau dplh untuk mewakl populas tersebut. Menurut Sugyono (2011:81) Sampel adalah bagan dar jumlah dan karakterstk yang dmlk oleh populas tersebut. Bla populas besar, dan penelt tdak mungkn mempelajar semua yang ada pada populas, msalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelt dapat menggunakan sampel yang dambl dar populas tu. Pengamblan sampel dsn menggunakan samplng purposve. Sampel dalam peneltan n adalah kelas TKJ.1 yang berjumlah 24 sswa sebaga kelas ekspermen. c. Teknk Pengumpulan Data Teknk pengumpulan data pada peneltan n melalu: a) Observas b) Wawancara c) Dokumentas d) Ekspermen e) Tes PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pengaruh penggunaan model actve learnng tpe Team Quz yang dlakukan selama peneltan untuk mendapatkan data tentang hasl belajar kewrausahaan pada sswa hasl uj pre test dan post test dtetapkan dengan data prmer yang dambl dar nla hasl uj pre test dan post test n selanjutnya danalss untuk memperoleh gambaran atau keadaan awal hasl belajar kewrausahaan sebelum dber perlakuan atau treatmen model actve learnng tpe Team Quz. Rekaptulas hasl pre test dengan kategor tuntas berjumlah 5 sswa dengan presentase 20,83% dan kategor belum tuntas berjumlah 19 sswa dengan presentase 79,17%. Dar data tersebut terlhat banyaknya datan (n) ada 24 sswa dengan nla terbesar adalah 85 dan nla terendah adalah 45 sehngga rentang (R) dar tabel tersebut adalah 40 banyak kelas nterval (K) Banyak Skor (n) = 24 Skor Terbesar : 85 dan skor terkecl : 45 Rentang 100 JURNAL PROMOSI

9 (R) = (85-45) = 40 Banyaknya kelas nterval (K) = 1 + 3,3 log 24 = 1+ 3,3 (1,380) = 5,554 (dbulatkan) = 6 Panjang kelas nterval = 7 setelah tu dbuat tabel f x dhtung nla f S 2 t n f 2 x f x n n 1 2 dan untuk hasl belajar kewrausahaan yang ddapatkan dar hasl rekaptulas hasl postestnya dengan kategor tuntas berjumlah 14 dengan presentase 58,33% dan hasl belajaryang belum tuntas berjumlah 10 dengan presentase 41,67% bahwa banyknya data (n) adalah 24 sswa dengan nla tes terbesar 90 dan nla terendah adalah 50 sehngga rentang (R) dar data tersebut adalah 40 banyak kelas nterval (K) dengan formula berkut: K = 1+ (3,3 log n) = 1 + (3,3 log 24) = 1+ (1,380) = 1+4,554 = 5,554 (dbulatkan) 6 Panjang kelas nterval (P) adalah: P = R K = 40 6 = 6,67 = 7 Dtentukan dengan membuat tabel dstrbus frekuens. Analss Data dan Pengujan Hpotess Untuk menganalss data sebaga objek dar peneltan adalah nla hasl pretest dan Postest Kewrausahaan dberkan pada sswa untuk mengetahu keadaan awal hasl belajar kewrausahaan sebelum dberkan perlakuan atau Treatment, pada pokok bahasan Mengelola Konflk. Sedangkan nla yang dgunakan dalam perhtungan untuk menguj hppotess adalah nla yang telah dperoleh hasl pengujan Uj Normaltas Rumus hpotess:h 0 = Sampel dambl dar populas yang berdstrbus normal. H 1 = Sampel yang dambl dar populas yang tdak berdstrbus normal Hasl Evaluas Pre-test Kewrausahaan sswa kelas X TKJ.1 SMK Kartkatama Metro. Berdasarkan pendskrpsan data hasl Pretest peneltan bahwasannya nla mean dar data adalah 63,75 dan smpangan bakunya 10,5758. Selanjutnya hadl uj coba postest bahwasannya nla mean dar data adalah 72,25 dan smpangan bakunya adalah 10,1650 setelah dketahu nla mean dar data dan smpangan bakunya dlanjutkan dengan menghtung frekuens yang dharapkan (E 1 ) dengan langkahlangkah sebag berkut: Menentukan kelas batas bawah kelas (x) yatu ujung kelas nterval dkurang 0,5 dan ujung kelas atas dtambah 0,5. Mennentukan Z untuk batas kelas dengan rumus : Z 1 = x x s untuk taptpa nla z jka nla postf maka F (z) = 0,5 + nla peluang jka nla Z negatf maka F(z)= 0,5 nla peluang dan untuk menentukan luas tap-tap kelas nterval (L 1 ), mencarnya Z atas dan Z bawah dlhat dar dftar F, menentukan frekuens yang dharapkan (E 1 ) yatu hasl kal luas tap nterval dengan banyak data atau rumus E 1 = L 1 x n Selanjutnya untuk menentukan ch JURNAL PROMOSI 101

10 kuadrat htung sebga berkut: Dengan krtera uj, tolak H o jka: x 2 ht 2 x( 1 )( k 3) dalam hal lan hpotess dterma. Berdasarkan tabel dapat dketahu banyaknya kelas nterval adalah 6, maka 2 x( 1 )( k 3) adalah 6-3=3. Dengan menggunakan taraf nyata (α) = 0,05 atau (α) = 0,01 harga tersebut dapat dlhat pada daftar H. Ternyata untuk taraf nyata 0, ataupun 0,01 ddapat bahwa X t < X daf untuk taraf nyata 0,05 adalah 2,58< 7,81 dan untuk taraf nyata 0,01 adalah 2,58< 11,3. Dar krtera d atas dapat dsmpulkan bahwa H o dterma. Hal n menunjukan bahwa dstrbus frekuens nla pre-test pada sswa kelompok ekspermen berdstrbus normal. Hal n menunjukkan bahwa dstrbus frekuens nla pst test pada sswa kelas ekspermen mengkut dstrbus normal. Dalam pengujan hpotess kerja untuk mengetahu pengaruh penggunaan model Actve Learnng tpe Team Quz terhadap hasl beljar kewrausahaan. Maka data danalss terlebh dahulu menggunakan rumus regres lner sederhana. Analss untuk mengetahu hubungan dua varabel, maka data yang telah dkumpulkan analss dengan menggunakan tabel s, dapat dketahu bahwa varabel X (Uj pretest) sswa yang tuntas hasl belajar kewrausahaan berjumlah 19 sswa dar 24 sswa dan pada varabel Y (uj post test) sswa yang tuntas berjumlah 14 sswa sedangkan yang belum tuntas berjumlah 10 dar 24 sswa. Berdasarkan nla-nla tersebut datas maka dhtung Regres Lner Sederhana menurut Sudjana (2005:312) dengan rumus Ŷ = a + bx Kemudan untuk menguj apakah ada pengaruh penerapan model Actve Learnng tpe Team Quz terhadap hasl belajar Kewrausahaan dbuktkan dengan menggunakan t htung dapat dhtung dengan cara sebaga berkut: t = b Sb Dalam peneltan n setelah sswa mendapatkan Treatment atau perlakuan model Actve Learnng tpe team Quz hasl belajar mengalam penngkatan dlhat dar perbandngan pada evaluas pre test dan post test, yatu sswa yang mencapa krtera ketuntasan mnmal pada evaluas pretest adalah 20,83 atau 5 sswa dar 24 sswa, sedangkan sswa yang mencapa krtera ketuntasan mnmal pada evaluas posttest adalah 58,33 atau 14 sswa, dar total keseluruhan sswa sebanyak 24 sswa. Secara keseluruhan bahwa setelah sswa mendaoatkan treatment perlakuan model Actve Learnng tpe Team Quz hasl belajar Kewrausahaan mengalam penngkatan. 102 JURNAL PROMOSI

11 KESIMPULAN Berdasarkan peneltan yang telah dlakukan oleh penuls, maka dapat dsmpulkan bahwa hasl pengumpulan data yang dkumpulkan dar 24 sswa yang dberkan perlakuan (treatment) dengan model Actve learnng tpe Team Quz, hasl belajar Kewrausahaan sswa yang masuk dalam kategor tuntas sebanyak 58,33 % yatu 14 sswa dan yang belum tuntas 41,67% yatu 10 sswa. Pada pengujan dengan menggunakan rumus Regres Lnear Sederhana dperoleh α = 22,8804, b = 0,7732 sehngga demkan Y= α + bx adalah Y = 22, ,7732 X kemudan dar hasl analss dperoleh bahwa ada pengaruh yang postf model Actve learnng tpe Team Quz terhadap hasl belajar Kewrausahaan sswa kelas X.TKJ 1 SMK Kartkatama Metro. Hal n dbuktkan dengan DAFTAR PUSTAKA Arkunto, Suharsm posedur peneltan suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rneka Cpta posedur peneltan suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rneka Cpta. Sudjana Metoda Statstka Eds Revs 6. Bandung: Tarsto. Sugyono Metode Peneltan Kuanttatf Kualtatf Dan R&B. Bandung: CV. ALFABET Metode Pendekatan Penddkan Pendekatan Kualtatf Kuanttatf dan R&D.Bandung: Alfabeta. perhtungan analss bahwa t tung >t tab dan terlhat pada taraf sgnfkan 5% adalah 9,10 > 1,72 dan pada taraf sgnfkan 1% yatu 9,10 > 2,51 yang dapat dlhat pada daftar G statstk, dengan demkan maka hpotess dterma. Jad ada pengaruh yang postf penggunaan model Actve Learnng tpe Team Quz terhadap hasl belajar Kewrausahaan sswa kelas X.TKJ1 semester genap SMK Kartkatama Metro tahun pelajaran 2014/2015. JURNAL PROMOSI 103

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci