LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI KLASIFIKASI BENDA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 SIMO TIM PENGUSUL: Drs. Bambang Dalyono, M. Pd (bambangd@ut.ac.d) Dra. Dw Ampun Agustna, M.Pd. Wawan Dw Cahyono, M. Pd. UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2014

2

3

4 LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Peneltan Dosen Pemula yang penelt susun seluruhnya merupakan hasl karya penelt sendr. Adapun bagan-bagan tertentu dalam peneltan Laporan Peneltan Dosen Pemula yang penelt kutp dar hasl karya orang lan telah dtulskan dalam sumbernya secara jelas sesua dengan norma, kadah, dan etka peneltan karya lmah. Apabla dkemudan har dtemukan seluruh atau sebagan Laporan Peneltan Dosen Pemula n bukan hasl karya penelt sendr atau adanya plagas dalam bagan-bagan tertentu, penelt berseda menerma sanks sesua dengan ketentuan yang berlaku. Semarang, 28 Nopember 2014 Ketua Penelt, Drs.Bambang Dalyono,M.Pd. NIP

5 KATA PENGANTAR Puj syukur hanya kepada Allah SWT penguasa langt dan bum beserta snya, Kepada-Nya segala lmu pengetahuan bersumber dan atas kehendak-nya pula hasl Laporan Peneltan Dosen Pemula dapat dselesakan dengan bak dan lancar sesua dengan jadwal yang telah dtentukan. Penelt sudah berusaha semaksmal mungkn untuk membuat peneltan n dengan bak, akan tetap karena keterbatasan dspln lmu yang dmlk kesalahan dan kekurangan tdak bsa dhndar Oleh karena tu saran dan krtk yang bersfat membangun dar pembaca yang budman sangat dharapkan dem sempurnanya hasl peneltan n. Hasl peneltan n senantasa mendapat bantuan dan petunjuk dar berbaga phak. Oleh karena tu penelt mengucapkan terma kash dan penghargaan yang setngg-tnggnya kepada berbaga phak yang telah banyak membantu bak dukungan yang berwujud morl maupun materl, khususnya yang terhormat : 1. Kepala UPBJJ UT Semarang yang telah member kesempatan untuk melaksanakan peneltan n. 2. Ibu Kepala SMP Neger 3 Smo, Boyolal yang telah memberkan jn sekalgus memberkan data yang dbutuhkan penelt, sehngga dalam mengumpulkan data d lapangan berjalan dengan bak sesua dengan tujuan yang dharapkan. 3. Berbaga phak bak secara langsung maupun tdak langsung yang telah memberkan masukan-masukan kepada penelt, sehngga karya tuls lmah n dapat dselesakan. Akhrnya hanya Allah yang dapat membalas bud bak dar semua phak yang telah membantu penelt dalam penyusunan laporan hasl peneltan n, semoga amal kebakannya mendapatkan mbalan pahala yang berlpat ganda dar Allah SWT. Amn. Semarang, 28 Nopember 2014 Penelt

6 DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR v DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Peneltan D. Manfaat Peneltan BAB II KAJIAN PUSTAKA... 4 A. Keaktfan Belajar IPA Hakkat IPA Hakkat Belajar Keaktfan Belajar... 5 B. Hasl Belajar IPA... 9 C. Problem Based Learnng... 9 D. Kerangka Berpkr BAB III PELAKSAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 14 A.Subjek, Tempat, dan Waktu Peneltan, Phak yang Membantu Subjek Peneltan Tempat peneltan Waktu Peneltan Phak Yang Membantu Peneltan... 14

7 B. Desan prosedur Perbakan pembelajaran C.Teknk Analss Data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Deskrps Hasl peneltan Perbakan pembelajaran Deskrps Konds Awal Deskrps Hasl Sklus I Deskrps Hasl Sklus II B.Pembahasan Hasl Peneltan Perbakan Pembelajaran Aktftas Belajar IPA Hasl Belajar IPA Hasl Tndakan BAB V SIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT A.Smpulan B.Saran Tndak lanjut DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 48

8 DAFTAR TABEL halaman 1. Tabel 2.1. Tahapan / sntaks model pembelajaran berbass masalah Tabel 3.1. jadwal pelaksanaan Peneltan Tndakan Kelas Tabel 4.1. Aktftas belajar pada konds awal Tabel 4.2. Hasl belajar konds awal Tabel 4.3. Aktftas belajar pada sklus I Tabel 4.4. Ketuntasan belajar sswa pada sklus I Tabel 4.5. Aktftas belajar pada sklus II Tabel 4.6. Ketuntasan belajar sswa pada sklus II Tabel 4.7. Perbandngan hasl belajar sswa... 40

9 DAFTAR GAMBAR halaman 1. Gambar 2.1. Gambar Skema kerangka berpkr Gambar 3.1. Gambar Bagan adaptas model spral dar Kemms dan Taggart Gambar 4.1. Grafk hasl belajar konds awal Gambar 4.2. Grafk hasl belajar sklus Gambar 4.3. Grafk hasl belajar sklus 1I Gambar 4.4. Rerata aktftas belajar IPA Gambar 4.5. Persentase sswa dengan aktftas belajar Gambar 4.6. Perbandngan hasl belajar IPA Gambar 4.7. Persentase ketuntasan belajar... 41

10 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lampran 1. Surat Ijn Peneltan Lampran 2. Skor Hasl Pengamatan Aktvtas Belajar IPA Konds Awal Lampran 3. Daftar Nla Prestas Belajar Mater Pengukuran (Kemampuan Awal) Lampran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Sklus I Lampran 5. Soal Tes Tertuls (Sklus 1) Lampran 6. Kunc jawaban tes sklus Lampran 7. Skor Hasl Pengamatan Aktvtas Belajar Sklus I Lampran 8. Daftar Nla Prestas Belajar Sklus Lampran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sklus II Lampran 10. Tes Tertuls (Sklus II) Lampran 11. Kunc jawaban (Tes Sklus II) Lampran 12. Hasl Pengamatan Aktvtas Belajar Sswa Sklus II Lampran 15. Daftar Nla Prestas Belajar Sswa Sklus II... 77

11 ABSTRAK Bambang Dalyono, Wawan Dw Cahyono, Dw Ampun Agustna. Upaya Menngkatkan Keaktfan dan Hasl Belajar IPA Pada Mater Klasfkas Benda Melalu Model Problem Based Learnng Bag Sswa Kelas VIIA SMP Neger 3 Smo. Tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu penngkatan aktftas dan hasl belajar IPA mater klasfkas benda bag sswa kelas VII A SMP Neger 3 Smo Tahun Pelajaran 2014/2015 melalu penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learnng. Peneltan n dlaksanakan SMP Neger 3 Smo pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan subyek peneltan adalah sswa kelas VII A yang terdr dar 18 sswa lak-lak dan 10 sswa perempuan. Metode yang dgunakan adalah metode peneltan tndakan kelas yang terdr dar dua sklus. Pada sklus I pembelajaran dlakukan dengan penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learnng dengan kelompok besar yang beranggotan 7 orang, sedangkan pada sklus II penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learnng dengan kelompok kecl yang masng-masng kelompok. Pada masngmasng sklus terdr dar empat tahapan peneltan yatu perencanaan, pelaksanaan tndakan, pengamatan, dan refleks. Data hasl peneltan danalss menggunakan deskrptf komparatf yang dlanjutkan refleks. Deskrptf komparatf dlakukan dengan membandngkan data konds awal, sklus 1 dan sklus 2, bak untuk aktftas belajar dan hasl belajar. Hasl peneltan n menunjukan bahwa: Pertama, penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learnng dapat menngkatkan aktftas belajar IPA mater klasfkas benda bag sswa kelas VII A SMP Neger 3 Smo pada semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Terbukt persentase jumlah sswa dalam kategor aktftas belajar bak menngkat dar konds awal 17,86% menjad 64,29% pada sklus I dan menjad 92,86% pada sklus II atau pada konds akhr mengalam penngkatan sebesar 75% dar konds awal. Kedua, penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learnng dapat menngkatkan hasl belajar IPA mater klasfkas benda bag sswa kelas VII A SMP Neger 3 Smo pada semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Terbukt persentase ketuntasan belajar sswa menngkat dar konds awal 17,86% menjad 60,71% pada sklus I dan menjad 85,71% pada sklus II atau pada konds akhr mengalam penngkatan sebesar 67,86% dar konds awal. Kata kunc : Model Pembelajaran Problem Based Learnng, hasl belajar IPA, aktftas belajar

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu su pentng dalam duna penddkan pada dekade terakhr n adalah mash rendahnya mutu penddkan yang dhaslkan. Banyak para pakar dan pemerhat penddkan yang memanfaatkan para lulusan suatu lembaga penddkan, mengeluhkan dan prhatn akan hal n. Salah satu ndkator yang dapat djadkan alasan untuk mendukung pernyataan tersebut adalah mash rendahnya nla ulangan haran yang mash belum sesua dengan yang dharapkan. Data dar SMP Neger 3 Smo d kelas VIIA menunjukkan bahwa nla rata-rata ulangan haran untuk mata pelajaran IPA mater pengukuran yang dcapa sswa adalah 55, atau mash jauh d bawah standar ketuntasan belajar mengajar yang dtetapkan MGMP sekolah yatu 76. D sampng tu nla tertngg dalam ulangan haran tersebut belum maksmal yatu 90, dan nla terendahnya 25. Berdasarkan hasl penelt observas, kecenderungan para guru d SMP Neger 3 Smo untuk menggunakan model mengajar kovensonal berupa ceramah mash sangat tngg, meskpun beberapa metode ataupun pendekatan novatf sepert model Problem Based Learnng (pembelajaran berbass masalah), dscovery (penemuan), nkur, dskus, ekspermen, pengajaran otentk, demonstras, observas, pengajaran berbass kerja, dan mash banyak metode novatf lannya yang sudah dtawarkan. Domnas penggunaan metode pembelajaran konvensonal berupa ceramah yang terus menerus dalam setap pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA akan berdampak kebosanan bag sswa terhadap pelajaran IPA yang seharusnya pelajaran IPA adalah pelajaran yang menyenangkan. Keengganan guru menggunakan metode pembelajaran yang novatf dan varatf akan menmbulkan dampak salah satunya adalah kurangnya nteraks langsung dar sswa terhadap guru yang menyebabkan sswa kurang beran dalam mengemukakan pendapat, karena sswa kurang dber kesempatan berdskus ataupun mengeluarkan

13 pendapatnya. Hal n juga akan berdampak kepada keaktfan sswa dalam pembelajaran yang kurang berkembang, karena sswa kurang dber soal-soal yang menantang sswa untuk mencptakan de-de baru yang dapat menngkatkan kreatvtas sswa. Harapan yang selalu dngnkan oleh semua phak hasl dar proses pembelajaran adalah menngkatnya keaktfan dan hasl belajar sswa yang salah satu ndkatornya adalah dapat terlampaunya KKM yang dtetapkan. Hal n akan lebh mudah dcapa apabla pada setap pembelajaran selalu terjad nteraks tmbal balk yang aktf d antara sswa dengan sswa, dan sswa dengan guru sehngga tdak ada rasa ketakutan, malu atau rendah dr, kemalasan, ataupun ketdaksapan dar setap peserta ddk. Dharapkan juga dalam pembelajaran berkelompok, masng-masng anggota atau peserta ddk dapat salng bekerja sama dalam setap pemecahan masalah bak d depan kelas ataupun d dalam kelompoknya. Hal n memungknkan terjadnya dskus yang hdup dalam suatu pengungkapan masalah pembelajaran bak d kelas atau kelompok sehngga dharapkan keaktfan sswa juga menngkat. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang varatf dan novatf juga akan menyebabkan dampak kebosanan bag sswa pada suatu kegatan pembelajaran. Keengganan guru menggunakan metode pembelajaran yang novatf dan varatf juga akan menmbulkan dampak kurangnya nteraks langsung dar sswa terhadap guru yang menyebabkan sswa kurang beran dalam mengemukakan pendapat, sehngga keaktfan sswa dalam pembelajaran juga tdak berkembang. Berdasarkan kenyataan tersebut, guru d rasa sangat perlu menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat menngkatkan keaktfan dan hasl belajar sswa khususnya mata pelajaran IPA. Salah satu cara untuk mengatas permasalahan d atas, penelt mengadakan peneltan tndakan kelas dengan menerapkan model problem based learnng untuk menngkatkan keaktfan dan hasl belajar IPA pada mater klasfkas benda d kelas VIIA SMP Neger 3 Smo Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.

14 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dentfkas dan pembatasan tersebut d atas, dajukan rumusan masalah sebaga berkut: 1. Apakah melalu model problem based learnng dapat menngkatkan keaktfan bag sswa kelas VIIA SMP Neger 3 Smo? 2. Apakah melalu model problem based learnng dapat menngkatkan hasl belajar bag sswa kelas VIIA SMP Neger 3 Smo? 3. Apakah melalu model problem based learnng dapat menngkatkan keaktfan dan hasl belajar bag sswa kelas VIIA SMP Neger 3 Smo? C. Tujuan Peneltan Sesua dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah yang telah dkemukakan, maka tujuan yang ngn dcapa dalam peneltan n adalah untuk menngkatkan: 1. Keaktfan sswa kelas VIIA SMP Neger 3 Smo. 2. Hasl belajar bag sswa kelas VIIA SMP Neger 3 Smo. 3. Keaktfan dan hasl belajar sswa kelas VIIA SMP Neger 3 Smo. D. Manfaat Peneltan Hasl akhr dar peneltan n dharapkan dapat bermanfaat bag: 1. Sswa, yatu menngkatnya keaktfan dan hasl belajar sswa. 2. Guru, yatu menngkatnya keaktfan dan hasl belajar melalu model problem based learnng (PBL) bag sswa kelas VIIA. 3. Kepala sekolah, yatu memberkan art pentng supervs pelaksanaan pembelajaran sehngga kualtas KBM dapat dtngkatkan. 4. Perpustakaan sekolah, yatu menambah nventars perpustakaan sebaga referens bag teman-teman sejawat untuk peneltan berkutnya.

15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keaktfan Belajar IPA 1. Hakkat IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan lmah, yatu pengetahuan yang telah mengalam uj kebenaran melalu metode lmah, dengan cr: objektf, metodk, sstmats, unversal, dan tentatf. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan lmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala snya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkatan dengan cara mencar tahu tentang alam secara sstemats, sehngga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prnsp-prnsp saja tetap juga merupakan suatu proses penemuan. Penddkan IPA d sekolah dharapkan dapat menjad wahana bag peserta ddk untuk mempelajar dr sendr dan alam sektarnya, serta prospek pengembangan lebh lanjut dalam menerapkannya dalam kehdupan sehar-har, yang ddasarkan pada metode lmah. Skap lmah yang dkembangkan melput rasa ngn tahu, jujur, sabar, terbuka, tdak percaya tahyul, krts, tekun, ulet, cermat, dspln, pedul terhadap lngkungan, memperhatkan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lan. (Depdknas, 2006). Bahan kajan IPA untuk SMP/MTs melput aspek-aspek: makhluk hdup dan proses kehdupan, mater dan sfatnya, energ dan perubahannya, serta bum dan alam semesta. 2. Hakkat Belajar Belajar pada hakkatnya adalah sesuatu yang terjad dalam benak seseorang. Belajar merupakan proses psks manusa yang sangat rumt dan kompleks, sehngga banyak ahl yang berusaha untuk mengungkapkannya, namun demkan kegatan jwa yang dnamakan belajar belum dapat dketahu sepenuhnya secara kongkrt. Uzer Usman (1991: 2) mengatakan bahwa: Belajar dartkan sebaga perubahan

16 tngkah laku pada dr ndvdu berkat adanya nteraks antara ndvdu dengan ndvdu, dan ndvdu dengan lngkungannya. Cronbach dalam Sardman (2005: 2), mengemukakan learnng s shown by change n behavor as a result of experence, yang artnya belajar dtunjukkan dengan adanya perubahan dalam tngkah laku sebaga hasl dar pengalaman. Berdasarkan uraan d atas, dapat dsmpulkan bahwa belajar adalah perubahan tngkah laku sebaga hasl pengalamannya sendr dalam nteraks dengan lngkungannya. Seseorang dkatakan telah belajar apabla telah mengalam perubahan tngkah laku. Perubahan tngkah laku tersebut melput perubahan pengetahuan atau pemahaman (kogntf), skap atau nla (afektf), dan ketramplan (pskomotor). 3. Keaktfan Belajar 1). Alasan Pentngnya Keaktfan Sswa dalam Pembelajaran Menurut E. Mulyasa (2002:32), pembelajaran dkatakan berhasl dan berkualtas apabla seluruhnya atau setdak-tdaknya sebagan besar peserta ddk terlbat secara aktf, bak fsk, mental maupun sosal dalam proses pembelajaran. Oemar Hamalk (2002:27), menyatakan bahwa dalam proses penddkan d sekolah, tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setap sswa adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegatan, dan bukan suatu hasl atau tujuan. Menurut Sardman A.M (2005:47), belajar mengacu pada kegatan sswa dan mengajar mengacu pada kegatan guru. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk mencptakan konds atau sstem lngkungan yang mendukung dan memungknkan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Wna Sanjaya (2005:87), menyampakan bahwa keterkatan antara belajar dan mengajar tulah yang dsebut dengan pembelajaran.

17 Aktftas dalam suatu pembelajaran bukan hanya sswa yang aktf belajar tetap d lan phak, guru juga harus mengorgansas suatu konds yang dapat mengaktfkan sswa dalam belajar. Guru sebaga fasltator dan pembmbng harus memlk sepuluh keteramplan khusus yang harus dmlk oleh seorang guru, yatu: 1) Keteramplan membuka pelajaran, 2) Ketramplan member motvas, 3) Keteramplan bertanya, 4) Keteramplan menerangkan, 5) Keteramplan mendayagunakan meda, 6) Keteramplan menggunakan metode yang tepat, 7) Keteramplan mengadakannteraks, 8) Keteramplan penamplan verbal dan non verbal, 9) Keteramplan penjajagan/assesment, dan 10) Keteramplan menutup pelajaran. ( dakses tanggal 09/01/2014). Dar uraan tersebut d atas dapat dsmpulkan bahwa keaktfan sswa dalam pembelajaran sangat pentng. Belajar d kelas tdak hanya sekedar mendengarkan dan menerma mater dar guru, namun sswa harus aktf dan guru dapat mengaktfkan. Tugas guru sebaga fasltator dan pembmbng adalah memberkanbantuan dan arahan berdasarkan sepuluh keteramplan seorang guru d atas. Aktftas terbak oleh sswa alah ketka sswa dapat membaca, mendengar, melhat, mengucap dan melakukan tentang mater yang sedang dpelajarnya. Sehngga sswa benar-benar dapat mengngat mater yang dtermanya. 2). Pengertan Keaktfan Belajar Menurut kamus besar Bahasa Indonesa (2001: 24-25), aktf adalah gat (bekerja, berusaha), sedangkan keaktfan adalah suatu keadaan atau hal d mana sswa dapat aktf. Pada peneltan n keaktfan yang dmaksud adalah keaktfan belajar sswa. Belajar adalah proses perubahan tngkah laku ke arah yang lebh bak dan relatf tetap, serta dtunjukkan dalam berbaga bentuk sepert berubahnya pengetahuan, pemahaman, skap dan tngkah laku, keteramplan, kecakapan,

18 kebasaan, serta perubahan aspek-aspek lan yang ada pada ndvdu yang belajar. Jad keaktfan belajar sswa adalah suatu keadaan d mana sswa aktf dalam belajar. Menurut Sagala (2006: ), keaktfan jasman maupun rohan tu melput antara lan: a) Keaktfan ndera: pendengaran, penglhatan, peraba dan lan-lan. b) Keaktfan akal: akal anak-anak harus aktf atau daktfkan dalam memecahkan masalah, menmbang-nmbang, menyusun pendapat dan mengambl keputusan. c) Keaktfan ngatan: pada waktu mengajar, anak harus aktf menerma bahan pengajaran yang dsampakan guru dan menympannya dalam otak, kemudan pada suatu saat a sap mengutarakan kembal. d) Keaktfan emos: dalam hal n murd hendaklah senantasa mencnta pelajarannya. Keaktfan belajar sswa dapat kta lhat dar keterlbatan sswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam sepert pada saat sswa mendengarkan ceramah, mendskuskan, membuat suatu alat, membuat laporan pelaksanaan tugas dan sebaganya. Dar berbaga pengertan tersebut d atas, dapat dsmpulkan bahwa keaktfan belajar adalah keadaan d mana sswa dapat aktf dalam belajar, yatu aktf secara jasman maupun rohan yang melput delapan kegatan belajar sepert d atas. 3). Cr-cr Sswa yang Aktf dalam Pembelajaran Sswa dkatakan aktf dalam pembelajaran bla terdapat cr-cr sebaga berkut (Suryosubroto, 2002: 71): a) Sswa berbuat sesuatu untuk memaham mater pelajaran b) Pengetahuan dpelajar, dalam dan dtemukan oleh sswa c) Mencobakan sendr konsep-konsep d) Sswa mengkomunkaskan hasl pkrannya Sswa dkatakan aktf jka sswa melakukan sesuatu sepert menuls, membaca buku paket ataupun lteratur lan, sswa beran bertanya mengena mater yang belum dpaham, mengungkapkan pendapat, dan sebaganya. Sswa mempelajar lmu pengetahuan, mengalamnya (mengamat, mengobservas, mempraktekkan, dan

19 menganalss). Menemukan pengetahuan maksudnya selama proses pembelajaran sswa past menemukan permasalahan berupa mater yang belum dpaham. Rasa ngn tahu yang tngg akan membangktkan sswa untuk aktf bertanya kepada guru ataupun teman yang lebh mengetahunya. Sswa yang aktf akan mengemukakan hasl pemkran dan pendapatkan mengena nformas tertentu. Jad dapat dsmpulkan bahwa keaktfan sswa dalam pembelajaran tergolong rendah jka sswa tdak banyak bertanya, aktftas sswa terbatas pada mendengarkan dan mencatat, sswa hadr d kelas dengan persapan belajar yang tdak memadah, rebut jka dber lathan, dan sswa hanya dam ketka dtanya sudah mengert atau belum. 4). Indkator Keaktfan Belajar Sswa Indkator Keaktfan Sswa yang dapat djadkan penlaan dalam PTK dapat dlhat dar: a. Perhatan sswa terhadap penjelasan guru b. Kerjasamanya dalam kelompok c. Kemampuan sswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahl d. Mendengarkan dengan bak ketka teman berpendapat e. Member gagasan yang cemerlang f. Membuat perencanaan dan pembagan kerja yang matang g. Keputusan berdasarkan pertmbangan anggota yang lan h. Memanfaatkan potens anggota kelompok. Salng membantu dan menyelesakan masalah ( dakses tanggal 12/01/2014). Berdasarkan uraan ndkator keaktfan belajar d atas serta teor-teor mengena pembelajaran aktf, maka ndkator dalam keaktfan belajar dalam peneltan n adalah adanya aktftas sswa selama pembelajaran melput lma hal, yatu perhatan, kerjasama, mengemukakan pendapat, pemecahan masalah, dan dspln. Kelma ndkator n penelt djadkan ndkator keaktfan belajar sswa lembar observas.

20 B. Hasl Belajar IPA Belajar sesungguhnya adalah cr khas manusa yang merupakan bagan dar hdupnya, berlangsung seumur hdup, kapan saja dan dmana saja, dalam waktu yang tdak dapat dtentukan sebelumnya. Menurut Arsyad (2000: 1) Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjad pada dr setap orang sepanjang hdupnya. Proses belajar tu terjad karena adanya nteraks antara seseorang dengan lngkungannya. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dnyatakan berhasl apabla ndkator pencapaan dalam pembelajaran dapat tercapa. Untuk mengetahu tercapa tdaknya ndcator pencapaan hasl belajar guru perlu mengadakan tes formatf setap selesa menyajkan suatu bahasan kepada sswa. Penlaan formatf n untuk mengetahu sejauh mana sswa telah menguasa ndkator pencapaan hasl belajar yang ngn dcapa. Menurut Nawaw (1998:20) hasl belajar merupakan tngkat keberhaslan seseorang dalam mencapa mata pelajaran d sekolah yang dnyatakan dalam bentuk skor yang dperoleh dar hasl tes mengena sejumlah mata pelajaran. Menurut Slameto (1992 : 22) dkatakan bahwa Hasl belajar adalah suatu proses usaha yang dlakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tngkah laku yang baru secara keseluruhan sebaga hasl pengalamannya sendr dalam nteraks dengan lngkungannya. Dalam peneltan n hasl belajar ddefnskan sebaga suatu keberhaslan dan kompetens yang dperjuangkan dan atau dmlk oleh sswa melalu suatu proses ketramplan, ketekunan, pengerahan segala sesuatu yang ada pada dr sswa tersebut. C. Problem Based Learnng Menurut Nurhad (2004:109) pembelajaran berbass masalah (Problem Based Learnng) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah duna nyata sebaga suatu konteks bag sswa untuk belajar tentang cara berpkr krts dan ketramplan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensal dar mater

21 pelajaran Pembelajaran berbass masalah dgunakan untuk merangsang berpkr tngkat tngg dalam stuas berorentas masalah, termasuk belajar bagamana belajar. Menurut Dewwey (dalam Sudjana 2001:19 ) pembelajaran berbass masalah (Problem Based Learnng) adalah nteraks antara stmulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lngkungan. Lngkungan member masukan kepada sswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sstem saraf otak berfungs menafsrkan bantuan tu secara efektf sehngga yang dhadap dapat dseldk, dnla, danalss, serta dcar pemecahannya dengan bak. Jad secara umum dapat dsmpulkan pengertan secara umum pembelajaran berbass masalah (Problem Based Learnng) adalah proses kegatan pembelajaran dengan cara menggunakan atau memunculkan masalah duna nyata sebaga bahan pemkran bag sswa dalam memecahkan masalah untuk memperoleh pengetahuan dar suatu mater pelajaran. Adapun cr-cr utama pembelajaran berbass masalah melput suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, suatu pemusatan dengan dspln lmu lan, penyeldkan otentk atau nyata, serta menghaslkan karya dan peragaan. Pembelajaran berbass masalah dkenal dengan nama lan sepert pembelajaran proyek (Project-based teachng), Pembelajaran berdasarkan pengalaman (Experence-based educaton), Pembelajaran otentk (Authentc learnng), dan pembelajaran berakar pada kehdupan nyata (Anchored nstructon). Peran guru dalam Pembelajaran berbass masalah, adalah menyajkan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasltas penyeldkan dan dalog. Pembelajaran berbass masalah tdak dapat dlaksanakan jka guru tdak mengembangkan lngkungan kelas yang memungknkan terjadnya pertukaran de secara terbuka. Intnya, sswa dhadapkan stuas masalah yang otentk dan bermakna yang dapat menantang sswa untuk memecahkannya.

22 Pembelajaran berbass masalah tdak drancang untuk membantu guru memberkan nformas sebanyak-banyaknya kepada sswa. Akan tetap pembelajaran berbass masalah utamanya untuk membantu sswa mengembangkan kemampuan berfkr, pemecahan masalah, dan keteramplan ntelektual, belajar berbaga peran orang dewasa melalu pelbatan mereka dalam pengalaman nyata atau smulas dan menjad pembelajar yang mandr. Pembelajaran berbass masalah basanya terdr dar lma tahapan utama yang dmula dengan guru memperkenalkan sswa dengan suatu stuas masalah dan dengan dakhr dan dengan penyajan dan analss hasl kerja sswa sepert tabel 2.1. Tabel 2.1. Tahapan / sntaks model pembelajaran berbass masalah. Tahapan Tahap 1 Mengorentas sswa pada masalah Tahap 2 Mengatur sswa untuk belajar Tahap 3 Membmbng penyeldkan ndvdual maupun kelompok Tahap 4 Mengembangkan dan menyajkan haslkarya Kegatan Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan apa-apa yang perlu dpersapkan, memotvas sswa agar terlbat pada aktftas pemecahan masalah. Guru membantu sswa menentukan dan mengorgansaskan tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong sswa untuk mengumpulkan nformas yang sesua, melaksanakan ekspermen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya. Guru membmbng sswa dalam merencanakan dan menyapkan karya yang layak sesua sepert laporan serta membantu mereka bekerjasama dengan teman lan.

23 Tahap 5 Menganalsa dan mengevaluas proses pemecahan masalah Guru membantu sswa melakukan refleks atau evaluas terhadap penyeldkan dan proses-proses yang mereka gunakan. D. Kerangka Berpkr Guru dalam keseharannya mempunya tugas utama yatu mengajar. Mengajar bukanlah tugas yang rngan bag seorang guru dalam menghadap sekelompok sswa. Kemajuan pengetahuan yang kompleks sekarang n menuntut guru untuk menngkatkan keberhaslan proses belajar mengajar dengan segala permasalahannya. Guru harus dapat memlh model pembelajaran yang tepat untuk menyampakan mater pelajaran kepada sswanya. Karena model pembelajaran merupakan jalan yang akan dtempuh oleh guru dan peserta ddk dalam mencapa tujuan nstruksonal yang ngn dcapa dalam suatu kegatan pembelajaran. Model Problem Based Learnng merupakan salah satu alternatf yang bsa djadkan plhan bag guru untuk mencapa tujuan nstruksonal yang ngn dcapa dalam suatu kegatan pembelajaran. Problem Based Learnng adalah kegatan pembelajaran yang pada proses pembelajarannya menggunakan atau memunculkan masalah duna nyata sebaga bahan pemkran bag sswa dalam memecahkan masalah untuk memperoleh pengetahuan dar suatu mater pelajaran. Mater pokok Klasfkas Benda merupakan salah satu mater pokok dalam pelajaran Sans IPA d SMP kelas VII yang tepat apabla dlaksanakan menggunakan model pembelajaran berbass masalah. Sesua dengan karakter model pembelajaran berbass masalah (Problem Based Learnng), bahwa mater pokok Klasfkas Benda juga menggunakan masalah duna nyata sebaga konteks untuk belajar. Berdasar kajan teor dan kerangka berpkr d atas, maka dapat dgambarkan dengan skema kerangka berpkr sebaga berkut :

24 Konds Awal Tndaka n Guru belum menerapkan model Problem Based Learnng Guru sudah menerapkan model Problem Based Learnng Kreatvtas dan hasl belajar IPA rendah Sklus I 1. Kelas dbentuk menjad 4 kelompok (tap terdr 6 7 sswa). 2. Setap kelompok menemukan masalah yang berkatan dengan Klasfkas Benda serta cara pemecahannya. 3. Masng masng kelompok mempresentaskan hasl dskus/ percobaan. Konds Akhr Dduga melalu model Problem Based Learnng dapat menngkatkan kreatvtas dan hasl belajar sswa Sklus II 1. Kelas dbentuk menjad 6 kelompok (tap terdr 4 5 sswa). 2. Setap kelompok menemukan masalah yang berkatan dengan Klasfkas Benda serta cara pemecahannya. 3. Masng masng kelompok mempresentaskan hasl dskus/ percobaan. Gambar 2.1. Gambar Skema kerangka berpkr

25 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat, dan Waktu Peneltan serta Phak Yang Membantu 1. Subjek Peneltan Subjek peneltan n adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas VII padatopk mater Klasfkas Benda dengan sub topk membedakan makhluk hdup dan tak hdup. 2. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d kelas VIIA SMP Neger 3 Smo Kabupaten Boyolal. SMP Neger 3 Smo terletak d wlayah bagan utara Kabupaten Boyolal tepatnya d jalan Sngoprono Utara No. 221 Desa Walen Kecamatan Smo Kabupaten Boyolal. Letaknya kurang strategs karena berada d ujung barat kecamatan Smo dan berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Sswanya sebagan besar berasal dar wlayah bagan barat kecamatan Smo dan sebagan dar kabupaten Semarang dengan latar belakang keluarga termasuk ekonom menengah ke bawah. 3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan mula bulan Agustus sampa September Dmula dar persapan penyusunan proposal, penyusunan nstrumen, pengumpulan data, analss data, pembahasan dan penyusunan laporan hasl peneltan. Peneltan n dlaksanakan pada waktu tersebut karena berdasar hasl ulangan haran pada mater menyelesakan masalah yang berkatan dengan pengukuran rendah sehngga perlu segera dambl tndakan nyata untuk memperbaknya. 4. Phak Yang Membantu Peneltan Adapun phak-phak yang membantu peneltan n adalah kepala SMP Neger 3 Smo, yang telah member kesempatan untuk melakukan

26 peneltan n, Unverstas Terbuka yang telah membaya peneltan, serta guru sejawat yang telah memberkan masukan dem kebakan peneltan n. B. Desan Prosedur Perbakan Pembelajaran Agar peneltan n dapat berjalan dengan lancar, maka perlu dadakan perencanaan dan langkah-langkah dengan cermat. Prosedur peneltan tndakan kelas n menggunakan 4 tahap, yakn perencanaan, melakukan tndakan, observas dan evaluas. Refleks pada sklus akan berulang kembal pada sklus-sklus berkutnya. Rangkaan dar langkah-langkah dar masngmasng sklus dapat dlhat pada bagan berkut n : Perencanaan Refleks Sklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleks Sklus II Pelaksanaan Pengamatan Gambar 3.1. Gambar Bagan adaptas model spral dar Kemms dan Taggart (Arkunto, 2006 : 93)

27 Keterangan : 1. Sklus I a. Perencanaan 1) Menetapkan Kompetens Int dan Kompetens Dasar. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dterapkan dalam proses belajar mengajar. 3) Mempersapkan sumber, bahan, dan alat yang dbutuhkan. 4) Menyusun lembar kerja sswa (LKS). 5) Membuat lembar pengamatan uj knerja aktftas. 6) Menyusun penlaan hasl lembar kerja sswa (LKS). 7) Menyusun tes. b. Pelaksanaan Dalam kegatan pelaksanaan pembelajaran n dlaksanakan sesua dengan skenaro pembelajaran problem based learnng yang telah drencanakan. Dalam pelaksaan n yang menjad guru adalah penelt dan yang melakukan observas adalah anggota penelt yang lan. Dan pelaksanaannya dlakukan pada waktu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mater Klasfkas Benda. Adapun urutan langkah pembelajaran n adalah sebag berkut: 1) Menerapkan tndakan yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada sklus I. 2) Guru membag kelas menjad 4 kelompok masng-masng kelompok beranggotakan 7 sswa (heterogen). 3) Guru memberkan permasalahan yang harus dpecahkan masngmasng-masng kelompok. 4) Untuk memecahkan masalah tersebut, secara berkelompok sswa mencar nformas dar berbaga sumber agar dapat menyelesakan masalah sesua dengan lembar kerja sswa (LKS).

28 5) Guru memfasltas dan membmbng kelompok belajar dan berdskus serta memberkan nla skap tentang aktftas masngmasng sswa. 6) Masng-masng kelompok mempresentaskan penyelesaan masalah yang dtuangkan dalam LKS. 7) Guru mengevaluas lembar kerja sswa (LKS). 8) Guru memberkan kesmpulan hasl pembelajaran. 9) Evaluas berupa tes tuls hasl belajar. c. Pengamatan 1) Melakukan observas dengan lembar pengamatan skap tentang keaktfan sswa yang sudah dsapkan untuk mengumpulkan data dengan dbantu oleh anggota penelt. 2) Menla hasl tndakan dengan menggunakan format lembar kerja sswa. d. Refleks 1) Melakukan evaluas pelaksanaan yang telah dlakukan, melput evaluas keaktfan sswa dalam pengamatan, merumuskan hpotess, mengnterprestaskan data dan mengevaluas hasl lembar kerja sswa. 2) Memperbak pelaksanaan tndakan sesua dengan hasl evaluas, untuk dgunakan pada sklus berkutnya. 2. Sklus II a. Perencanaan 1) Menetapkan Kompetens Int dan Kompetens Dasar. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dterapkan dalam proses belajar mengajar. 3) Mempersapkan sumber, bahan, dan alat yang dbutuhkan. 4) Menyusun lembar kerja sswa (LKS). 5) Membuat lembar pengamatan uj knerja aktftas.

29 6) Menyusun penlaan hasl lembar kerja sswa (LKS). 7) Menyusun tes. b. Pelaksanaan Dalam kegatan pelaksanaan pembelajaran n dlaksanakan sesua dengan skenaro pembelajaran problem based learnng yang telah drencanakan. Dalam pelaksaan n yang menjad guru adalah penelt dan yang melakukan observas adalah anggota penelt yang lan. Dan pelaksanaannya dlakukan pada waktu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mater Klasfkas Benda. Adapun urutan langkah pembelajaran n adalah sebag berkut: 1) Menerapkan tndakan yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada sklus II. 2) Guru membag kelas menjad 7 kelompok masng-masng kelompok beranggotakan 4 sswa (heterogen). 3) Guru memberkan permasalahan yang harus dpecahkan masngmasng-masng kelompok. 4) Untuk memecahkan masalah tersebut, secara berkelompok sswa mencar nformas dar berbaga sumber agar dapat menyelesakan masalah sesua dengan lembar kerja sswa (LKS). 5) Guru memfasltas dan membmbng kelompok belajar dan berdskus serta memberkan nla skap tentang aktftas masngmasng sswa. 6) Masng-masng kelompok mempresentaskan penyelesaan masalah yang dtuangkan dalam LKS. 7) Guru mengevaluas lembar kerja sswa (LKS). 8) Guru memberkan kesmpulan hasl pembelajaran. 9) Evaluas berupa tes tuls hasl belajar

30 c. Pengamatan 1) Melakukan observas dengan lembar pengamatan skap tentang keaktfan sswa yang sudah dsapkan untuk mengumpulkan data dengan dbantu oleh anggota penelt. 2) Menla hasl tndakan dengan menggunakan format lembar kerja sswa. d. Refleks 1) Melakukan evaluas pelaksanaan yang telah dlakukan, melput evaluas keaktfan sswa dalam pengamatan, merumuskan hpotess, mengnterprestaskan data dan mengevaluas hasl lembar kerja sswa. 2) Memperbak pelaksanaan tndakan sesua dengan hasl evaluas, jka hasl belum sesua yang dharapkan untuk dgunakan pada sklus berkutnya. Berkut n adalah jadwal pelaksanaan Peneltan Tndakan Kelas secara keseluruhan :

31 Tabel 3.1. Jadwal pelaksanaan Peneltan Tndakan Kelas BULAN NO KEGIATAN Feb Agustus September Oktober Persapan a. Prasklus x 1. b. Dskus dengan pengamat x x c. Penyusunan Proposal x x Sklus I 2. a. Perencanaan dan perznan x x b. Pelaksanaan x c. Pengamatan x d. Refleks I x Sklus II a. Perencanaan x x 3. b. Pelaksanaan x c. Pengamatan x d. Refleks II x

32 NO KEGIATAN BULAN Feb Agustus September Oktober Penyusunan Laporan Peneltan dan Pengesahan 4. a. Menyusun laporan x x x x b. Pengesahan laporan oleh x Kepala sekolah C. Teknk Anals Data 1. Analss Data Peneltan n menggunakan teknk pengumpulan data berbentuk tes maupun non tes. Untuk tes menggunakan tes tertuls sedangkan non tes menggunakan pengamatan. Alat pengumpulan data dalam peneltan n menggunakan butr soal tes tertuls untuk teknk tes, sedangkan untuk teknk non tes menggunakan lembar pengamatan. Analss data kuanttatf yang berupa nla tes dlakukan dengan menggunakan analss deskrptf komparatf yatu membandngkan nla tes konds awal atau prasklus, nla tes sklus I, dan nla tes sklus II. Sedangkan data kualtatf hasl pengamatan menggunakan analss

33 deskrps kualtatf berdasarkan hasl observas dan refleks dar tap-tap sklus. 2. Indkator Knerja Indkator knerja dalam peneltan n dlhat dar penngkatan aktftas dan hasl belajar IPA melalu pembelajaran dengan model problem based learnng. Indkator keberhaslan dreflekskan dengan: a. 60% sswa mencapa rerata skor aktftas belajar lebh besar dar 3,00 (kualfkas bak) pada sklus I dan 70% sswa mencapa rerata skor aktftas belajar lebh besar dar 3,00 (kualfkas bak) pada sklus II. Skor 3,00 (kualfkas bak) merupakan skor aktftas belajar dalam skala maksmum 4. b. 60% sswa memperoleh nla hasl belajar 75 pada sklus I dan 70% sswa memperoleh nla hasl belajar 75 pada sklus II. Nla 75 merupakan nla ketuntasan mnmal (KKM) mata pelajaran IPA kelas VIIA SMP Neger 3 Smo pada tahun pelajaran 2014/2015, atau sama dengan 3,00 untuk rentang nla 0 4 (d kurkulum 2013). Sedangkan 60% ketercapaan pada sklus I dan 70% pada sklus II adalah ketercapaan deal yang dharapkan dalam peneltan n.

34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Hasl Peneltan Perbakan Pembelajaran 1. Deskrps Konds Awal a. Aktftas Belajar IPA Dalam kegatan belajar mengajar maupun dalam penugasan sswa cenderung pasf dan menunggu temannya untuk mengerjakan tugas. Beberapa sswa bahkan sama sekal tdak mengerjakan tugas dengan alasan tdak bsa atau tdak membawa buku dan lebh memlh bercakap-cakap atau berman-man dengan teman darpada mengerjakan tugas. Dalam dskus kelompok sswa cenderung dam, tdak aktf dan ndvduals. Aktftas pada konds awal damat pada pembelajaran sebelum dlaksanakan tndakan. Pengamatan dlakukan pada aspek perhatan, kerja sama, punya pendapat, pemecahan masalah, dan dspln dalam pembelajaran sebelumnya yatu pada mater pengukuran. Pengamatan aktftas belajar sswa dlakukan dengan menggunakan lembar observas dengan skor 1 sampa 4. Skor 4 = sangat bak, skor 3 = cukup bak, skor 2 = kurang, skor 1 = sangat kurang. Hasl pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata aktftas sswa adalah berada pada skor 2,45 atau pada kualfkas cukup. Hasl pengamatan aktftas belajar IPA tampak pada tabel berkut. 23

35 Tabel 4.1. Aktftas belajar pada konds awal No. Kualfkas Jumlah Sswa 1. Kurang 6 2. Cukup Bak 5 4. Sangat Bak 0 Hasl pengamatan menunjukkan hanya terdapat 5 sswa (17,86%) mencapa rerata skor lebh besar dar 3,00 (kualfkas bak). Hal n menunjukkan aktftas belajar IPA mash rendah. b. Hasl Belajar IPA Hasl belajar pada konds awal dperoleh dar hasl ulangan haran pada mater pokok pengukuran (Objek IPA dan Pengamatannya). Sswa dmnta mengerjakan soal tes tertuls berbentuk plhan ganda untuk mengetahu pemahaman konsep awal sswa. Ulangan haran terdr dar 40 soal plhan ganda. Nla ulangan haran pada mater pokok pengukuran tersebut danalss untuk untuk mengetahu hasl belajar d konds awal sebelum tndakan dlakukan. Hasl ulangan haran mater Lstrk Dnams kelas VII A menunjukkan rata-rata nla 50,86 dengan 5 sswa (17,86%) yang tuntas dan 23 sswa (82,14%) tdak tuntas. Hal n menunjukkan bahwa hasl belajar IPA mash rendah. Mash rendahnya kemampuan sswa dapat dlhat pada tabel 4.2.

36 Tabel 4.2. Hasl belajar konds awal No. Aspek Nla 1. Nla terendah Nla tertngg Rerata nla 50,70 4. KKM 75 Data tersebut dapat dvsualsaskan dengan dagram berkut: Gambar 4.1. Grafk hasl belajar konds awal Ketuntasan hasl belajar berdasarkan hasl tes konds awal adalah sebesar 17,86 %, terdapat 23 sswa dar 28 sswa yang belum tuntas belajar. Pada konds awal n belum dgunakan model pembelajaran Problem Based Learnng sehngga aktftas belajar dan hasl belajar IPA kurang maksmal. Data selengkapnya dapat dlhat pada lampran.

37 2. Deskrps Hasl Sklus I a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan tndakan yang dlakukan pada sklus I melput penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dlengkap dengan nstrumen penlaan, meda pembelajaran, dan lembar observas. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dlakukan dengan cara memperbak dengan menyesuakan program pembelajaran yang telah dbuat d awal semester. RPP dsusun sesua dengan model RPP yang mengunakan model pembelajaran Problem Based Learnng. Selan tu guru atau penelt juga mempersapkan pengamat untuk mengamat segala proses pembelajaran yang dlakukan oleh guru maupun sswa dengan menggunakan lembar observas yang telah dpersapkan.lembar observas aktftas sswa drancang untuk melakukan pengamatan dan penlaan pada aspek perhatan, kerja sama, mempunya pendapat, pemecahan masalah, dan dspln. b. Pelaksanaan Tndakan Pada pelaksanaan perbakan sklus pertama yang dlaksanakan har sabtu tanggal 6 September 2014 d Ruang Laboratorum IPA dengan sswa kelas VII A yang berjumlah 28 sswa terdr dar 18 sswa lak-lak dan 10 sswa perempuan. Pada saat pelaksanaan pembelajaran penelt damat oleh pengamat, dalam hal n yang bertndak sebaga pengamat adalah ketua penelt. Pembelajaran pada Sklus I n mengunakan pendekatan scntfc, dengan model pembelajaran dengan Problem Based Learnng. Adapun urutan langkah-langkah pembelajaran adalah sebaga berkut: 1) Fase 1 : Orentas peserta ddk pada masalah. - Guru menyampakan tujuan pembelajaran.

38 - Guru memperlhatkan tayangan vdeo tentang aktftas makhluk hdup (bergerak, makan, dll). Guru menanyakan cr hdup apa yang dmlk makhluk hdup tersebut? - Guru memperlhatkan mobl manan yang memaka batera untuk energ gerak, guru menanyakan apakah mobl tersebut juga bergerak, juga menggunakan batera sebaga sumber energ, apakah juga mempunya cr hdup sepert makhluk hdup pada vdeo tersebut? - Peserta ddk dharapkan member tanggapan atau pendapat terhadap masalah tersebut. 2) Fase 2 : Mengorgansas peserta ddk dalam belajar - Untuk menjawab permasalahan tersebut, peserta ddk dbentuk menjad 4 kelompok yang masng-masng beranggotakan 7 sswa (heterogen) yang tugasnya mengdentfkas cr-cr makhluk hdup. - Membagkan lembar kerja sswa yang berskan tabel pengamatan. 3) Fase 3 : Membmbng penyeldkan peserta ddk secara mandr maupun kelompok - Guru membmbng peserta ddk dalam memecahkan masalah. - Peserta ddk melakukan penyeldkan sesua LKS dan berdskus dalam kelompok mencar solus terkat masalah yang ddentfkas. - Guru memfasltas dan membmbng kelompok belajar, berdskus untuk menjawab permasalahan (cr-cr makhluk hdup). 4) Fase 4 : Mengembangkan dan menyajkan hasl karya - Peserta ddk menjawab pertanyaan pada LKS dan menyajkan dalam laporan tertuls.

39 - Peserta ddk menyajkan laporan pembahasan hasl temuan, penarkan kesmpulan d depan kelas (dskus kelas). 5) Fase 5: Menganalss dan mengevaluas proses pemecahan masalah - Peserta ddk dbmbng guru melakukan analss terhadap pemecahan-pemecahan masalah yang telah dtemukan peserta ddk. - Guru memberkan penghargaan (msalnya pujan atau bentuk penghargaan lan yang relevan) kepada kelompok yang berknerja bak. - Guru melakukan evaluas hasl belajar mengena mater yang telah dpelajar peserta ddk dengan mengunakan tes tertuls dengan soal evaluas yang telah dsedakan. - Guru memberkan PR sebaga tndak lanjut. c. Hasl Pengamatan 1) Hasl Pengamatan Aktftas Belajar IPA Pada sklus I pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learnng. Pada tahap n observer mengamat pelaksanaan tndakan yang dlakukan dalam kegatan belajar mengajar sesua skenaro pembelajaran yang telah dsusun. Observer mencatat kemunculan tap aspek yang damat dalam kegatan belajar mengajar pada lembar observas. Pengamatan n dlakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Proses kegatan pembelajaran sudah berjalan sesua dengan rencana. Sswa dkelompokkan menjad 4 kelompok, masngmasng kelompok terdr dar 7 sswa. Dskus sudah dtunjukkan oleh masng-masng kelompok. Kerjasama yang bak dalam kelompok terlhat d kelompok 2, sswa dalam kelompok tersebut terlhat cukup antusas mengkut dskus. Kelompok 1

40 ddomnas oleh 2 orang anggotanya, sementara anggota yang lan kurang aktf. Begtu pula untuk kelompok 4 hanya ddomnas oleh 3 orang, sementara anggota yang lan kurang aktf. Kelompok terbak pada sklus I adalah kelompok 2, dsusul kelompok 3. Aktftas belajar IPA pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learnng dengan menggunakan lembar observas sswa. Ada lma aspek yang damat, yatu perhatan, kerja sama, mempunya pendapat (gagasan), pemecahan masalah, dan dspln dalam kegatan pembelajaran. Hasl pengamatan aktftas belajar nampak pada tabel berkut. Tabel 4.3. Aktftas belajar pada sklus I No. Kualfkas Jumlah Sswa 1. Kurang 0 2. Cukup Bak Sangat Bak 3 Terdapat 18 sswa (64,29%) mencapa rerata skor aktftas belajar lebh besar dar 3,00 (kualfkas bak) pada sklus I. Rerata skor aktftas adalah 3,13. 2) Hasl Pengamatan Hasl Belajar IPA Pada saat akhr proses pembelajaran untuk mengetahu sejauh mana tngkat keberhaslan dalam pembelajaran yang telah dlakukan sswa dberkan tes formatf dalam bentuk tes tertuls. Dar hasl tes tertuls sklus I dperoleh nla terendah 50, nla

41 tertngg 95 dan rerata nla 72,86. Hasl belajar IPA pada sklus I dapat dvsualsas dengan grafk berkut. Gambar 4.2. Grafk hasl belajar sklus 1 Dar hasl tes tertuls sklus I n juga dperoleh 17 sswa (60,71%) memperoleh nla hasl belajar IPA 75 atau tuntas KKM. Data selengkapnya dapat dlhat pada lampran. d. Refleks 1) Refleks Aktftas Belajar IPA Pada sklus I telah dlaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learnng. Aktftas belajar IPA mengalam penngkatan dbandngkan dengan konds awal. Jka dbandngkan dengan konds awal rerata skor aktftas menngkat dar 2,40 menjad 3,14. Pada sklus I n, jumlah sswa yang memlk rerata skor lebh besar dar 3,00 ada 18 sswa (64,24%). Aktftas belajar sebesar 64,29% telah memenuh ndkator knerja peneltan yatu 60% sswa mencapa skor lebh besar dar 3,00 (kualfkas bak) pada sklus I.

42 2) Refleks Hasl Belajar IPA Pada sklus I telah dlaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learnng pada topk klasfkas benda. Hasl belajar sswa mengalam penngkatan dbandngkan dengan konds awal. Jka dbandngkan dengan konds awal, nla terendah nak 100% dar 25 menjad 50. Nla tertngg nak 5,5 % dar 90 menjad 95. Rata-rata nla nak 43,7% dar 50,70 menjad 72,86. Persentase jumlah sswa yang telah tuntas belajar juga mengalam penngkatan. Ketuntasan belajar sswa pada sklus I adalah: Tabel 4.4. Ketuntasan belajar sswa pada sklus I Jumlah Belum tuntas Tuntas Persentase ketuntasan sswa ,71% Ketuntasan belajar pada sklus I telah mencapa 60,71%, berart telah memenuh ndkator knerja peneltan yatu 60 % sswa memperoleh nla hasl belajar 75 pada sklus I. 3) Refleks Tndakan Sklus I Dalam pelaksanaan tndakan yang sebagan drangkum dalam lembar observas ada beberapa hal yang menjad catatan, yatu: - Jumlah anggota kelompok yang cukup banyak yatu 7 orang tap kelompok, menyebabkan kurang efektf dalam kegatan dskus kelompok, hal tu dtunjukkan dengan domnas beberapa orang saja dalam tap kelompok sehngga banyak anggota kelompok yang mash pasf. - Jumlah kelompok dalam kelas tersebut djadkan 7 kelompok yang masng-masng anggota kelompok terdr dar 4 sswa.

43 - Guru perlu memberkan perhatan lebh kepada anggota kelompok yang cenderung ndvdual, sehngga tdak terjad domnas 1 atau 2 sswa. - Guru perlu lebh tegas menegur sswa yang cenderung pasf atau tdak serus, bercakap-cakap dan bahkan berman-man dengan teman. - Guru perlu mempelajar dan mendalam tentang 8 ketramplan bertanya, agar suasana kelas lebh hdup. - Guru perlu memberkan penguatan yang bervaras dalam memberkan respon sswa yang postf dan member tndak lanjut atas respon sswa yang negatf. 3. Deskrps Hasl Sklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap n membuat Rencana Perbakan Pembelajaran II pada topk klasfkas zat, guru menyapkan perangkat pembelajaran serta meda yang dgunakan, data terlampr. b. Pelaksanaan Tndakan Tndakan yang dlakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan tndakan yang telah dbuat. Mater ajar yang dsajkan pada sklus II mash sama dengan sklus I yatu topk klasfkas benda, dengan sub topk membedakan makhluk hdup dan tak hdup. Sklus II dlaksanakan har sabtu tanggal 13 September 2014 d Ruang Laboratorum IPA dengan sswa kelas VII A yang berjumlah 28 sswa terdr dar 18 sswa lak-lak dan 10 sswa perempuan. Pada saat pelaksanaan pembelajaran penelt damat oleh pengamat, dalam hal n yang bertndak sebaga pengamat adalah ketua penelt. Pembelajaran pada Sklus II n mengunakan pendekatan scntfc, dengan model pembelajaran dengan problem based learnng. Adapun urutan langkah-langkah pembelajaran adalah sebaga berkut:

44 1) Fase 1 : Orentas peserta ddk pada masalah. - Guru menyampakan tujuan pembelajaran. - Guru memperlhatkan tayangan vdeo tentang aktftas makhluk hdup (bergerak, makan, dll). Guru menanyakan cr hdup apa yang dmlk makhluk hdup tersebut? - Guru memberkan contoh benda yang dapat bergerak, guru menanyakan apakah, apakah benda tersebut juga mempunya cr hdup sepert makhluk hdup pada vdeo tersebut? - Peserta ddk dharapkan member tanggapan atau pendapat terhadap masalah tersebut. 2) Fase 2 : Mengorgansas peserta ddk dalam belajar - Untuk menjawab permasalahan tersebut, peserta ddk dbentuk menjad 7 kelompok yang masng-masng beranggotakan 4 sswa (heterogen) yang tugasnya mengdentfkas cr-cr makhluk hdup. - Membagkan lembar kerja sswa yang berskan tabel pengamatan. 3) Fase 3 : Membmbng penyeldkan peserta ddk secara mandr maupun kelompok - Guru membmbng peserta ddk dalam memecahkan masalah. - Peserta ddk melakukan penyeldkan sesua LKS dan berdskus dalam kelompok mencar solus terkat masalah yang ddentfkas. - Guru memfasltas dan membmbng kelompok belajar, berdskus untuk menjawab permasalahan (cr-cr makhluk hdup). 4) Fase 4 : Mengembangkan dan menyajkan hasl karya - Dengan dskus peserta ddk menjawab pertanyaan pada LKS dan menyajkan dalam laporan tertuls.

45 - Peserta ddk menyajkan laporan pembahasan hasl temuan, penarkan kesmpulan d depan kelas. 5) Fase 5: Menganalss dan mengevaluas proses pemecahan masalah - Peserta ddk dbmbng guru melakukan analss terhadap pemecahan-pemecahan masalah yang telah dtemukan peserta ddk. - Guru memberkan penghargaan (msalnya pujan atau bentuk penghargaan lan yang relevan) kepada kelompok yang berknerja bak. - Guru melakukan evaluas hasl belajar mengena mater yang telah dpelajar peserta ddk (dapat menggunakan paper and pencl test atau authentc assessment). c. Hasl Pengamatan 1) Hasl Pengamatan Aktftas Belajar IPA Pada sklus II pembelajaran menggunakan model problem based learnng berjalan lancar. Masng-masng kelompok terlhat sangat antusas mengkut pembelajaran. Hasl pengamatan menunjukkan mash ada 2 sswa anggota kelompok 7 yang kurang aktf, lebh banyak pasf, cenderung dam dan kurang bekerja sama. Presentas maupun hasl LKS terbak pada sklus II adalah kelompok 3. Aktftas belajar IPA pada pembelajaran menggunakan model problem based learnng dengan kelompok kecl yang anggotanya masng-masng 4 sswa damat dengan menggunakan lembar observas sswa. Ada lma aspek yang damat, yatu perhatan, kerja sama, mempunya pendapat (gagasan), pemecahan masalah, dan dspln dalam kegatan pembelajaran. Hasl pengamatan aktftas belajar nampak pada tabel berkut :

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT KELAS I SDN JAMBEAN 03 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuh sebagan persyaratan Guna mencapa derajat Sarjana S-1 PGSD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) BERBASIS METODE RESITASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 SMPN 1 PRAYA BARAT PADA MATERI POKOK KUBUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CAHAYA DI KELASVIII SMP NEGERI 1 PANTAI CERMIN T.P. 2013/2014 Ar Semayang dan Rahmatsyah

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Putu Suarnt Novantar Program Stud Penddkan Matematka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM Aula Rahmatka Dew, Wdjanto, Dw Haryoto Unverstas Neger Malang e-mal:

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRSUNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SUB POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM KELAS VII A SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE INQUIRI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE INQUIRI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE INQUIRI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VIII B SMPN 2 SATU ATAP JAMBON KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Dajukan Untuk Memenuh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran)

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran) Buku Pedoman Akademk (Standar Kompetens Lulusan & Standar Is Pembelajaran) dsampakan Tatk Suryan tatk@perbanas.ac.d Catatan: Sebagan sldes dambl dar sldes yang dproduks oleh Tm Belmawa Dkt Buku Pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci