BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan dmula dar tanggal 18 Aprl sampa dengan 6 Me 009. Kelas yang dgunakan untuk peneltan yatu sebanyak kelas yang terdr dar kelas 1.TP A dengan jumlah peserta dklat 36 sebaga kelas kontrol dan kelas 1.TP B dengan jumlah peserta dklat 38 sebaga kelas ekspermen pada mata dklat Dasar Teknk Mesn. Setelah mendapatkan zn dar sekolah yang bersangkutan, lalu penuls melakukan peneltan pada tanggal 1 dan 8 Aprl 009, sebelumnya penuls telah melakukan uj coba soal nstrumen dahulu untuk mendapatkan soal nstrumen peneltan. Pelaksanaan peneltan dlakukan dengan langkah-langkah sebaga berkut: 1. Langkah Pertama, pemberan tes awal (Pre test) pada har pertama dengan soal yang telah duj cobakan dengan jumlah 3 soal kepada kelompok ekspermen dan kelompok kontrol, untuk mengetahu prestas belajar peserta dklat sebelum pembelajaran kompetens dasar mengenal mengenal dasar-dasar pengelasan oks-asetln.. Langkah Kedua, setelah melakukan pre test dan pembagan kelompok pada kelas ekspermen, kemudan pemberan perlakuan dengan pembelajaran kooperatf tpe Teams Games Turnament dalam pembelajaran kompetens 47

2 48 mengenal dasar-dasar pengelasan oks-asetln dengan alokas waktu kal x 45 ment dlakukan, untuk kelompok ekspermen, sedangkan untuk kelompok kontrol dgunakan pembelajaran konvensonal dengan alokas waktu yang sama. Penerapan model tpe TGT pada kelas ekspermen dberkan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatf tpe TGT, sedangkan kelas kontrol dberkan pembelajaran umum. Sepert yang telah dsampakan pada bab II, untuk penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TGT n sswa dbentuk dalam beberapa kelompok sesua dengan kemampuan akademknya. Kelompok belajar yang telah dbentuk adalah sebanyak 8 kelompok. Setelah kelompok dbentuk langkah selanjutnya adalah menyapkan peserta untuk turnamen pertama dsesuakan dengan perngkat sswa yang telah dbuat. Pada har pertama pelaksanaan pembelajaran TGT n dapat dkatakan kurang mulus, hal n dkarenakan sswa belum terbasa dengan suasana baru, namun demkan setelah pembelajaran berjalan suasana semakn membak. Ada beberapa catatan penelt yang perlu dsampakan untuk membahas hasl peneltan n yatu: 1. Pada awalnya sswa belum terbasa dengan pembelajaran TGT, karena penyampaan mater dberkan hanya secara gars besar saja, dmana selanjutnya sswa dapat mempelajar sendr melalu bahan ajar bersama kelompoknya, mengajar adalah mencptakan stuas yang mampu merangasang sswa untuk belajar, hal n dapat berupa proses transformas lmu dar sswa kepada sswa. Meskpun demkan suasana semakn berubah

3 49 menjad lebh bak, terbukt dar hasl pengamatan kegatan sswa dalam belajar kelompok. Dengan demkan penerapan pembelajaran TGT n jka dbandngkan dengan model pembelajaran basa ternyata lebh dapat mengaktkan nteraks antar teman dalam kelompoknya. Hal n sejalan dengan pendapat Damon dan Murray (Slavn, 008:36) yang menyatakan bahwa nteraks antar teman sebaya memegang peranan pentng dalam menngkatkan cara pemahaman konsep. Akan tetap dalam penerapan model pembelajaran kooperatf n sswa mash memerlukan waktu yang cukup untuk menyesuakan dr dengan konds pembelajaran baru tersebut.. Pada saat turnamen akademk har pertama dlaksanakan, suasana kelas agak rbut karena sswa keluar dar kelompoknya dan salng berebut untuk mencar meja turnamen yang sesua dengan penempatan mereka. Turnamen dalam pembelajaran n dlakukan sebanyak dua kal, turnamen dselenggarakan setelah sswa selesa belajar bersama kelompoknya. Pada akhr turnamen dlakukan perhtungan perolehan kartu setap sswa peserta turnamen untuk menentukan skor yang dperoleh sswa pada turnamen yang dselenggarakan pada har tu. Perolehan skor n dgunakan untuk menentukan bumpng yatu pergeseran kedudukan sswa pada meja turnamen yang akan dgunakan dalam pelaksanaan turnamen berkutnya, bumpng dlakukan sesua dengan hasl skor yang mereka peroleh, sswa yang menang akan nak pada meja turnamen yang lebh tngg, sedangkan sswa yang kalah akan dturunkan pada meja yang lebh rendah tngatannya. Skor turnamen dperlukan untuk menentukan sumbangan skor sswa bag kelompoknya, yang pada akhrnya untuk

4 50 menentukan kelompok mana yang mendapat predkat Good Team, Great Team atau Super Team, penghargaan n dmaksudkan agar sswa menjad lebh gat dalam belajar. 3. Pada saat turnamen, sswa belum memaham tentang peraturan turnamen, sehngga dperlukan beberapa kal penjelasan mengena peraturan turnamen. Pada saat penjelasan mengena peraturan permanan, dbertahukan tujuan dar model pemebelajaran kooperatf tpe TGT, karena dengan tujuan yang jelas dan dsadar akan mempengaruh kebutuhan dan n akan mendorong tmbulnya motvas (Hamalk, Oemar, 004:160), dengan adanya motvas tu menmbulkan suatu perbuatan sepert belajar, mengarahkan perbuatan kepencapaan tujuan yang dngnkan, menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Hamalk, Oemar, 004:161), sehngga dengan adanya motvas tersebut sswa menjad bersemangat untuk belajar dan mengkut turnamen. B. Deskrps Hasl Uj Coba Instrumen Uj coba nstrumen dlakukan untuk mengetahu kualtas nstrumen peneltan sebelum dputuskan untuk djadkan sebaga alat pengumpul data peneltan. Dar hasl uj coba tes nstrumen, dlakukan pengolahan data yang melput: uj valdtas, uj relabltas, uj tngkat kesukaran dan uj daya pembeda. Hasl pengolahan data untuk uj coba nstrumen tes dsajkan pada lampran 1 hal 71. a. Uj Valdtas Instrumen dnyatakan vald apabla t htung > t tabel dengan tngkat sgnfkas 0,05. Dar hasl pengolahan data dapat dsmpulkan bahwa ada 3 butr soal yang

5 51 dnyatakan vald dan butr soal dnyatakan tdak vald. Maka untuk langkah peneltan selanjutnya hanya dgunakan 3 soal. Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 1.3 halaman 76. b. Uj Relabltas Relabltas tes adalah tngkat keajegan atau ketetapan (konsstens) suatu tes, yakn sejauh mana suatu tes dapat dpercaya untuk menghaslkan skor yang ajeg/konsstens (tdak berubah-ubah). Uj relabltas n dambl dar data yang vald yatu sebanyak 3 soal. Hasl analss uj relabltas ddapatkan nla koefsen relabltas sebesar 0,91 yang tergolong krtera sangat tngg. Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 1.6 halaman 84. c. Uj Tngkat Kesukaran Analss ndeks kesukaran untuk masng-masng tem soal dperoleh, kemudan dkategorkan berdasarkan krtera ndeks kesukaran butr soal sebaga berkut: Krtera Jumlah Soal Tabel 4.1 Rekaptulas Krtera Kesukaran No. Soal Prosentase (%) Sangat sukar Sukar,14 8% Sedang 0 3,5,6,7,8,9,10,11,1,13,15, 16,17,18,19,0,1,,4,5 80% Mudah 3 1,4,3 1% Sangat mudah Uj tngkat kesukaran dapat memperlhatkan krtera tngkat kesukaran setap butr soal. Dar tabel tersebut dapat dsmpulkan ada butr soal (sukar), 0

6 5 butr soal (sedang), dan 3 butr soal (mudah). Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 1.4 halaman 79 d. Uj Daya Pembeda Dar perolehan uj coba tes pemahaman konsep yang berhasl dambl dar peserta dklat kelas X TSM 1 SMKN 1 Cmah, kemudan dhtung daya pembeda untuk mengetahu kemampuan tap butr soal untuk membedakan antara peserta dklat berkemampuan tngg dengan peserta dklat berkemampuan rendah. Hasl perhtungan daya pembeda tes, dapat dlhat pada Tabel 4.3 berkut : Krtera Tabel 4. Rekaptulas Daya Pembeda Jumlah Soal No. Soal Prosentase (%) Sangat jelek jelek 15, 8% Cukup 13,3 8% Bak 13 1,3,4,7,1,14,16,17, 19,0,1,4,5 5% Sangat bak 8,5,6,8,9,10,11,18 3% Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 1.5 halaman 81. C. Deskrps Data Hasl Peneltan Pengumpulan data hasl peneltan dlakukan dengan menggunakan nstrumen berupa tes obyektf. Data hasl belajar sebaga parameter peneltan dambl dar (dua) kelompok sampel, yatu kelompok ekspermen dan kelompok kontrol. Data-data yang dperoleh dar peneltan n berupa data hasl pre test, data hasl post test dan data penngkatan prestas (Gan).

7 53 1. Data Skor Pre Test Data skor pre-test peserta dklat bak pada kelompok ekpermen maupun kelompok kontrol dperoleh dar hasl test peserta dklat sebelum dberkan perlakuan/pembelajaran. Data skor pre-test dapat dlhat pada lampran.6 halaman 108, sedangkan hasl perhtungan statstk dlhat pada tabel 4.3 berkut: Interval Tabel 4.3. Dstrbus Frekuens Skor Pre Test Ekspermen f x f. x ( x x) f ( x x) ,5 16,5 1,81 65, ,5 30 7,13 8, ,5 15 0,45 7, ,5 69 1,77 10, ,5 67,5 11,09 55, ,5 31 8,41 56,8 Σ , Frekuens Nla Tengah Interval Pre Test Gambar 4.1. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Skor Pre Test Ekspermen

8 54 Interval Tabel 4.4. Dstrbus Frekuens Skor Pre Test Kontrol f x f. x ( x x) f ( x x) ,5 39 9,30 55, , ,10 15, ,5 136,5 0,90 11, ,5 37,5 8,70 6, ,5 14,5 4,50 4, ,5 16,5 48,30 48,30 Σ , Frekuens Nla Tengah Interval Pre Test Gambar 4.. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Skor Pre Test Kontrol Tabel 4.5. Hasl Statstk Skor Pre Test Banyak Skor Skor Ratarata Devas Standar Kelompok Data tertngg Terendah Ekspermen ,17,530 Kontrol ,55,17 Sumber lampran.6 hal 108. Data Skor Post Test Data skor post-test peserta dklat bak pada kelompok ekpermen maupun kelompok kontrol dperoleh dar hasl test sswa setelah pemberan perlakuan/pembelajaran. Data skor post-test dapat dlhat pada lampran, sedangkan hasl perhtungan statstk dlhat pada tabel 4.6 berkut:

9 55 Interval Tabel 4.6. Dstrbus Frekuens Skor Post Test Ekspermen f x f. x ( x x) f ( x x) ,5 3,15 3, ,47 6, ,5,79 30, ,5 0,11 1, ,43 3, ,5 18,75 56,5 Σ , Frekuens Nla Tengah Interval Post Test Gambar 4.3. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Skor Post Test Ekspermen Interval Tabel 4.7. Dstrbus Frekuens Skor PostTest Kontrol f x f. x ( x x) f ( x x) ,5 8,5 37,33 37, ,5 1 16,89 33, ,5 75 4,45 6, ,5 46,5 0,01 0, ,5 148,5 3,57 3, ,5 55,5 15,13 45,40 Σ ,58

10 Frekuens , Nla Tengah Interval Post Test Gambar 4.4. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Skor Post Test Kontrol Tabel 4.8. Hasl Statstk Skor Post Test Skor Skor Ratarata Kelompok Banyak Data Standar Devas tertngg terendah Ekspermen ,17,68 Kontrol ,61, Data Skor Penngkatan Hasl Belajar Sswa (Gan) Data skor Gan bak pada kelompok ekspermen maupun kelompok kontrol dperoleh dar perbedaan skor pre-test dan post-test kedua kelompok tersebut. Data skor hasl perhtungan statstk skor gan dapat dlhat pada tabel 4.9. Interval Tabel 4.9. Dstrbus Frekuens Gan Kelas Ekspermen f x f. x ( x x) f ( x x) 1 1,5 3,85 45, ,5 10,5 7,73 3, ,5 8,5 0,61 9, ,5 90 1,49 17, ,5 8,5 10,37 31, ,5 11,5 7,5 7,5 Σ ,8

11 Frekuens , Nla Tengah Interval Skor Gan Gambar 4.5. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Gan Kelas Ekspermen Interval Tabel Dstrbus Frekuens Skor Gan Kelas Kontrol f x f. x ( x x) f ( x x) ,54 7, ,8 33, ,5 0,10 1, ,5 5,38 6, ,5 18,66 18, ,5 39,94 39,94 Σ , Frekuens , Nla Tengah Interval Skor Gan Gambar 4.6. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Gan Kelas Kontrol

12 58 Kelompok Banyak Data Tabel Hasl Statstk Gan Skor tertngg Skor terendah Ratarata Ekspermen ,8 Kontrol ,18 Standar Devas,100,001 Sumber lampran 3.4 halaman 131 Gambaran yang jelas dar perbandngan antara rata-rata pre test, pos test dan Gan kelompok ekspermen dan kontrol dperlhatkan pada gambar berkut: Kelas Ekspermen Kelas Kontrol Pre Test Post Test Gan Gambar 4.7. Penngkatan Prestas Belajar Sswa Pada Gambar 4.7 dapat dlhat bahwa kelompok ekspermen yatu kelompok yang meggunakan model kooperatf tpe TGT mengalam penngkatan prestas belajar lebh tngg, dmana besarnya rata-rata gan 6,8 pada skala -11. Sedangkan prestas belajar sswa kelompok kontrol yatu yang menggunakan

13 59 model konvensonal, dmana besarnya rata-rata gan 5,18 lebh kecl dar pada kelas ekspermen. 4. Indeks Prestas Kelompok Indeks Prestas Kelompok (IPK) danalss dengan menggunakan data skor post-test. Menurut Luhut P. Panggabean (1989:8) Prestas belajar peserta dklat dapat dlhat dengan penafsran tentang prestas kelompok, maksudnya untuk mengetahu kemampuan pemahaman konsep peserta dklat terhadap mater yang dteskan alah dengan mencar Indeks Prestas Kelompok (IPK). berkut: Berdasarkan analss terhadap skor post-test, dperoleh IPK sebaga Tabel 4.1. Indeks Prestas Kelompok Kelompok IPK Kategor Ekspermen 70,30 Sedang Kontrol 63,7 Sedang Pada tabel 4.1 dapat dlhat bahwa kelompok ekspermen yatu kelompok yang meggunakan model pembelajaran kontekstual berbass praktkum mempunya prestas belajar lebh tngg meskpun keduanya sama dalam kategor sedang, dmana besarnya IPK adalah 70,30. Sedangkan prestas belajar peserta dklat kelompok kontrol, yatu yang menggunakan model konvensonal berkategor sedang dengan IPK 63,7 lebh kecl dar pada kelas ekspermen. Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 3. hal 116.

14 60 D. Analss Data 1. Analss Data Skor Data peneltan dperoleh dar tes tertuls berupa tes objektf pada kompetens dasar mengenal dasar-dasar pengelasan oks-asetln. Soal yang dgunakan berjumlah 3 butr soal yang telah dnyatakan vald. Semua soal tersebut dgunakan pada saat pre test dan post test pada dua kelas yang berbeda yatu kelas kontrol dan kelas ekspermen. Hasl analss uj statstk terhadap pre test dan post test dar kelas ekspermen dan kontrol adalah sebaga berkut: a. Uj Normaltas Uj normaltas dgunakan untuk mengetahua apakah data yang dperoleh berdstrbus normal atau tdak berdstrbus normal. Hasl uj normaltas akan berpengaruh tehadap uj hpotess yang dgunakan, statstk parametrk atau non parametrk. Data yang dgunakan dalam uj normaltas yatu hasl post test kedua kelompok sampel. Dengan analss data sebaga berkut: Tabel Hasl Uj Normaltas Ukuran Statstk Kelompok Ekspermen Kelompok Kontrol Rata-rata 16,17 14,61 Std Devas,68,178 Varans 5,114 4,745 χ htung 1,481 3,130 χ tabel 7,81 7,81 p-v 0,69 0,391 α 0,05 0,05 Keterangan Normal Normal

15 61 Berdasarkan data dar Tabel 4.13, uj normaltas dengan uj ch-kuadrat (χ ), dengan menggunakan ketentuan bahwa data berdstrbus normal bla memenuh krtera χ htung < χ tabel (0,95) (3) dan dukur pada taraf sgnfkas α =0,05 dan tngkat kepercayaan 0,95 atau 95%, serta penentuan harga p-v dengan krtera p-v > 0,05 Ho berdstrbus normal, selanjutnya kta dapat menentukan uj statstk mana yang harus dgunakan untuk analss data. Tabel d atas dapat dlhat bahwa hasl skor post test dar kelompok ekspermen dan kelompok kontrol adalah berdstrbus normal. Perhtungan selengkapnya mengena uj normaltas dapat dlhat pada lampran 3.4 hal 14. b. Uj Homogentas Pengujan homogentas varans dmaksudkan untuk mengetahu homogen tdaknya varans sampel-sampel yang dambl. Adapun krtera atau sampel dkatakan homogen adalah bla memenuh ketentuan F htung < F tabel. Hasl uj homogentas sampel untuk masng-masng tes awal, tes akhr dan gan adalah sebaga berkut: Tabel Hasl Uj Homogentas Statstk Pre Test Post Test Eks. Kontrol Eks. Kontrol S,530 1,96,68,17 S 6,401 3,83 5,144 4,916 F htung 1,30 1,08 F tabel 1,79 1,79 Keterangan Homogen Homogen

16 6 Tabel d atas dapat dlhat bahwa skor pretest dan skor pos test varansnya homogen. Perhtungan selengkapnya mengena uj homogentas Varans dapat dlhat pada lampran 3.3 hal 118. c. Hasl Analss Data Gan Normalsas (N-Gan) Data rata-rata penngkatan gan normalsas dperoleh dar hasl penngkatan pre test hngga ke post test. Hasl rata-rata gan normalsas dapat dlhat pada tabel berkut: Tabel Hasl Analss N-Gan Kelompok Rata-rata N-Gan Kategor Kelulusan Ekspermen 0,47 sedang Kontrol 0,38 sedang Rata-rata gan normalsas kelas ekspermen mencapa 0,47. nla tersebut termasuk kedalam krtera sedang dan rata-rata gan normalsas pada kelompok kontrol 0,38 termasuk kedalam krtera sedang. Meskpun keduanya mempunya kategor yang sama rata-rata gan normalsas untuk kelompok ekspermen mempunya nla lebh tngg d atas kelas kontrol. Perhtungan secara lengkap dapat dlhat pada lampran 3.5 hal 139. d. Uj Hpotess Uj hpotess dlakukan untuk melhat perbedaan hasl belajar antara model pembelajaran kooperatf tpe TGT dengan model pembelajaran konvensonal. Karena asums-asums statstk yang terdr dar uj homogentas dan normaltas

17 63 gan terpenuh maka pengujan hpotess menggunakan staststk Uj-t. Hasl pengujan hpotess untuk penngkatan prestas belajar (gan) ddapat nla t htung =,31 dan t tabel = 1,669 ( t htung > t tabel ), maka H o dtolak sehngga mengambl H A, artnya Terdapat pengaruh hasl belajar peserta dklat yang sgnfkan antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TGT dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensonal. Hasl perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 3.6 hal 14. E. Pembahasan Hasl Peneltan Sebelum dlakukan peneltan n, Penuls mengamat proses belajar mengajar peserta dklat pada mata dklat Dasar Teknk Mesn d SMK Neger 1 Cmah, yatu dengan menggunakan model pembelajaran yang basa dgunakan atau model pembelajaran konvensonal. Dar hasl pengamatan yang penuls lakukan terlhat adanya peserta dklat yang kurang begtu antusas dalam belajar, karena proses pembelajaran dengan model tersebut, pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centre), sedangkan proses belajar mengajar yang dlaksanakan bukan terpusat pada guru (teacher centered) tetap berpusat pada sswa (student centered). Hal n sesua dengan prnsp-prnsp pembelajaran berbasskan kompetens yang menyatakan bahwa pembelajaran yang dlakukan berfokus pada sswa (Buku 1 Kurkulum SMK Eds 004). Hal tersebut, membuat peserta dklat kurang dalam kekreatfan dan keaktfan dar sswa pun tdak terjad. Padahal pada proses belajar mengajar keaktfan seseorang yang ngn tahu sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya (Suparno, 1997:9). Suparno (1997:49) mengenukakan prnsp pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktvsme

18 64 yatu: Pengetahuan tdak dapat dpndahkan ke sswa, kecual dengan keaktfan sswa. Namun, dengan dgunakannya model pembelajaran kooperatf tpe TGT kepada peserta dklat dapat memberkan pengalaman yang berbeda bag peserta dklat, guna menngkatkan keaktfan dan kekreatfan dar peserta dklat. Model pembelajaran n, pada dasarnya mengkondskan sswa untuk bekerja sama dalam satu kelompok kecl dalam memecahkan atau menyelesakan suatu persoalan. Sunal dan Hans dalam Sugand (00: 13) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatf adalah suatu cara pendekatan atau serangkaan strateg yang khusus drancang untuk mendorong sswa agar bekerja sama selama berlangsungnya kegatan pembelajaran. Lebh lanjut Scot dalam Andrana (006: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatf merupakan proses pencptaan lngkungan pembelajaran kelas yang memungknkan sswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecl dalam mengerjakan tugas. Pada model pembelajaran TGT, peserta dklat mendapatkan kesempatan aktf berperan serta dalam mengemukakan pendapat pada saat kegatan pembelajaran dlaksanakan. Model pembelajaran kooperatf tpe TGT pada mata dklat PBR pada sub kompetens mengenal dasar-dasar pengelasan oks-asetln secara berjenjang mula dar tngkat kogntf pengetahuan, kogntf pemahaman, dan kogntf aplkas yang dsesuakan dengan ndkator pencapaan kompetens peserta dklat. Dalam peneltan n dlakukan beberapa tahapan yatu pre test, proses belajar, dan post test.

19 65 Hasl analss untuk data penngkatan prestas belajar sswa dperoleh nla rata-rata gan kelompok ekspermen 6,8 sedangkan nla rata-rata gan kelas kontrol sebesar 5,18. Perolehan nla rata-rata gan ddasarkan pada penngkatan pemahaman konsep peserta dklat setelah menerma pembelajaran bak dkelas ekspermen maupun kelas kontrol, dar rata-rata nla gan kelompok kontrol menunjukan penngkatan pemahaman konsep pada kelompok tersebut mash rendah dbandng rata-rata gan kelompok ekspermen. Menykap konds bahwa sswa yang memlk gan sama belum tentu memlk gan hasl belajar yang sama, Hake (00:4) mengembangkan sebuah alternatf untuk menjelaskan penngkatan hasl belajar yang dsebut gan ternormalsas (N-Gan). Sedangkan hasl analss penngkatan prestas belajar sswa berdasarkan perhtungan rata-rata gan normalsas (N-Gan) kelas ekspermen memlk rata-rata nla yatu sebesar 0,47 Sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 0,38. Meskpun kedua kelompok sampel dkategorkan sedang, namun demkan rata-rata gan normalsas untuk kelompok ekspermen mempunya nla lebh tngg d atas kelas kontrol. Hal n menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatf tpe TGT dlaksanakan dalam proses belajar mengajar dapat berpengaruh postf terhadap penngkatan prestas belajar peserta dklat yang lebh bak.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan suatu peneltan basanya dgunakan lebh dar satu metode atau nstrumen, dengan maksud agar kelemahan yang satu dapat dtutup dengan kebakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Peneltan Penuls dalam peneltan n mengambl lokas d salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Neger d Kabupaten Canjur tepatnya d SMK Neger 1 Tanggeung Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Penerapan Model Cooperatve Learnng tpe Tme Token dan TPS (Thnk Par and Share) terhadap Hasl Belajar Sswa pada Mata Pelajaran Teknolog Informas

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014. 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat, Waktu, dan Sasaran Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d SMKN 3 Kunngan yang berlokas d d jalan Gunung Kelng,Crendang-Kunngan 4551, tepatnya d Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci