PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRSUNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SUB POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM KELAS VII A SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Mega Nrmalasar M.S. 39, Susanto 40, Nurcholf D.S.L 41 Abstract.Cooperatve learnng by usng change of pars technque s a learnng model whch gves chancefor thestudentstoask andstrengthenther answerfor the exercses.ths research mplementscooperatve learnng by usng change of pars technque to reduce student s errorn solvng problems of area of trapezod. The subject of the research s grade VII A students of SMP Neger 7 Jember. The type of ths research s a Classroom Acton Research (CAR). The data collecton methods used n ths research are observaton, documentaton, ntervew, and test. The result shows that the errors are decreasng; msused data decrease from 50% to 0%; dstorted theorem or defnton decrease from 59,38% to 12,5%; techncal errors decrease from 61,25% to 9,34%; and other error decrease from 27,5% to 1,25%. The result also shows that the actvty of the students and the teacher n teachng and learnng process are ncreasng. KeyWords:changeofpars technque, student's error, area of trapezod PENDAHULUAN Penddkan adalah salah satu hal pokok dalam kehdupan saat n dan utamanya untuk masa yang akan datang. Penddkan yang dperoleh setap orang nantnya akan menjad salah satu modal keberhaslan d masa yang akan datang.d dalam duna penddkan saat n, sangat dtuntut keaktfan sswa dalam proses pembelajaran. Hal n dmaksudkan agar pembelajaran yang dlakukan menjad bermakna oleh setap sswa, sehngga sswa dapat merasakan hasl, fungs, dan tujuan mereka belajar. Dalam hal n guru dharapkan hanya menjad fasltator dan motvator d dalam kelas untuk membmbng sswa mengkonstruks pemahaman suatu mater yang sedang dbahas. Berdasarkan wawancara pra peneltan dengan guru bdang stud matematka kelas VII A d SMP Neger 7 Jember, terdapat dua permasalahan pentng yang sedang dhadap oleh guru dalam pembelajaran matematka d kelas dan mash belum 39 Mahasswa Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Jember 40 Dosen Program Stud Penddkan Matematka-FKIP Unverstas Jember 41 Dosen Program Stud Penddkan Matematka-FKIP Unverstas Jember

2 160 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal , Agustus 2013 menemukan solus untuk mengatas atau menghndar permasalahan tersebut muncul kembal. Dua permasalahan n adalah guru mengalam kesultan untuk mengajak sswa agar turut aktf dalam proses pembelajaran dan serngnya sswa melakukan kesalahankesalahan dalam menyelesakan soal-soal yang dberkan oleh guru.hal n sangat drasakan oleh guru pada saat memberkan mater mengena sub pokok bahasanluas trapesum. Menurut wawancara pra peneltan dengan guru bdang stud matematka, kesalahan yang serng terjad pada sub pokok bahasan luas trapesum adalah kesalahan penggunaan data, kesalahan penggunaan teorema atau defns, kesalahan tekns, dan kesalahan lan-lan yang dsebabkan oleh sswa belum selesa atau tdak mengerjakan soal yang dberkan. Oleh karena tu, dperlukan perbakan pembelajaran yang dapat mengatas kesalahan-kesalahan sswa dalam menyelesakan soal pada sub pokok bahasan luas trapesum. Salah satu strateg yang dapat menngkatkan aktvtas sswa dalam proses pembelajaran d kelas adalah model pembelajaran kooperatf.menurut Arends (dalam Amr dan Ahmad, 2010:92) pembelajaran n melput 6 fase, yatu: (1) fase 1, menyampakan tujuan dan memotvas sswa; (2) fase 2, menyajkan nformas; (3) fase 3, mengorgansaskan sswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; (4)fase 4, membmbng kelompok bekerja dan belajar; (5) fase 5, evaluas; (6) fase 6, memberkan penghargaan. Menurut Le (2004:55-73), pembelajaran kooperatf memlk banyak teknk, antara lan mencar pasangan (make a match), bertukar pasangan (change of pars), berpkr berpasangan (thnk-par-share), kepala bernomor (numbered head), dan dua tnggal dua tamu (two stay two stray). Salah satu teknk dar model pembelajaran kooperatf yang dgunakan dalam peneltan n adalah bertukar pasangan (change of pars). Teknk change of pars n member kesempatan kepada sswa untuk berpkr berpasangan dalam menyelesakan suatu masalah yang dberkan oleh guru berkatan dengan mater pembelajaran. Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatf teknk change of pars (bertukar pasangan) menurut Le (2004:56) adalah sebaga berkut: (1) setap sswa mendapatkan satu pasangan (guru bsa menunjuk pasangannya atau sswa melakukan prosedur teknk mencar pasangan); (2) guru

3 Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 161 memberkan tugas dan sswa mengerjakan tugas dengan pasangannya; (3) setelah selesa, setap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lan; (4) kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masng-masng pasangan yang baru n kemudan salng menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka; (5) temuan baru yang ddapat dar pertukaran pasangan kemudan dbagkan kepada pasangan semula. Model pembelajarankooperatf teknk change of pars tersebut memungknkan setap sswa akan lebh aktf dalam pembelajaran dan menguasa permasalahan yang dberkan. Sswa akan berperan aktf dalam bekerja kelompok karena d dalam kelompok hanya terdr atas dua orang dan setap sswa dtuntut menguasa permasalahan yang dberkan sebaga bekal pada saat melakukan aktvtas d kelompok baru.model pembelajaran n memungknkan sswa dan teman sekelompoknya, bak d kelompok awal, maupun d kelompok baru, dapat salng berbag pemahaman dalam menyelesakan soal-soal yang dberkan oleh guru. D sampng tu, sswa akan berlath untuk memerksa kembal dan memperbak hasl pekerjaan apabla terdapat kesalahan dalam penyelesaannya. Sehngga, dharapkan guru dapat mengatas kesalahankesalahan sswa yang serng terjad dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan tersebut. METODE PENELITIAN Daerah dan waktu peneltan dtetapkan d SMP Neger 7 Jember pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Dalam peneltan n dplh kelas VII A sebaga subjek peneltan. Sswa kelas VII A berjumlah 40 sswa, yang terdr atas20 sswa lak-lak dan 20 sswa perempuan.pendekatan yang dgunakan dalam peneltan n adalah pendekatan kualtatf.jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan tndakan kelas (PTK).Peneltan n dlaksanakan dalam dua sklus, yatu sklus I dan sklus II. Skema peneltan yang akan dgunakan adalah skema model Kemms dan Mc Taggart. Kemms dan Mc Taggart (dalam Sunard, 2010:13) menyatakan bahwa model PTK berbentuk spral dengan masng-masng sklus terdr atas empat tahap, yatu perencanaan, tndakan, observas, dan refleks. Metode yang dgunakan untuk mengumpulkan data dalam peneltan n adalah observas, dokumentas, tes, dan wawancara.pada peneltan n menggunakan analsa

4 162 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal , Agustus 2013 data deskrptf kualtatf dan kuanttatf.untuk memperoleh persentase tap jens kesalahan yang dlakukan oleh sswa dgunakan rumus berkut. n P 100% ; = 1, 2, 3, 4 N S Keterangan: P = persentase jens kesalahan n = jumlah kesalahan yang dlakukan sswa untuk tap jens kesalahan 1 = penggunaan data 2 = penggunaan teorema atau defns 3 = tekns 4 = lan-lan N = jumlah seluruh sswa yang mengkut tes S = jumlah soal tes Untuk mentukan efektvtas pembelajaran dgunakan rumus sebaga berkut: N 1 N N % Keterangan: = efektvtas pembelajaran kooperatf change of parsuntuk mengatas kesalahansswa menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum N 1 = jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan sswa pada tessebelumnya N 2 = jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan sswa pada tes akhr sklus (Depdknas dalam Anggaran, 2011:33) Krtera pengelompokan efektvtas pembelajaran sepert Tabel 1 berkut : Tabel 1. Klasfkas Efektvtas Pembelajaran Persentase Kategor 75% 100% Sangat efektf 50% < 75% Efektf 25% < 50% Cukup efektf < 25% Tdak efektf Sumber: (Arkunto, 1988:128) Untuk memperoleh persentase aktvtas sswa dan guru dgunakan rumus: Q a 100% ; = 1, 2 R Keterangan: a = persentase aktvtas 1 = guru 2 = sswa Q = jumlah skor yang dcapa

5 Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 163 R = jumlah skor maksmal Krtera pengelompokan persentase aktvtas sepert Tabel 2 berkut : Tabel 2. Klasfkas aktvtas Persentase Kategor 75% a 100% Sangat aktf 50% a <75% Aktf 25% a <50% Cukup aktf a <25% Tdak aktf Sumber: (Sutejo, 2001:31) HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars pada sub pokok bahasan luas trapesum d kelas VII A SMP Neger 7 Jember telah berjalan dengan lancar. Peneltan n merupakan peneltan tndakan kelas yang bertujuan untuk mendeskrpskan penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars pada sub pokok bahasan luas trapesum dan mendeskrpskan aktvtas sswaselama penerapan model pembelajaran tersebut. D sampng tu, untuk mengetahu efektvtas penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of parsuntuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. Peneltan n dawal dengan pemberan tes pendahuluan mengena mater luas trapesum kepada seluruh sswa kelas VII A. Pada hasl tes tersebut dperoleh persentase kesalahan, yatu kesalahan pengunaan data 50%, kesalahan penggunaan teorema atau defns 59,83%, kesalahan tekns 61,25%, dan kesalahan lan-lan 27,5%. Persentase n menunjukkan bahwa sswa mash kurang menguasa mater dan kurang memaham langkah-langkah penyelesaan dar soal yang dberkan. Selanjutnya, dlaksanakan pembelajaran sklus I yang terdr atas dua pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatf teknkchange of parsuntuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. Pada setap pertemuan dlaksanakan fase-fase yang merupakan langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatf teknk change of pars. Fase-fase tersebut terdr atas fase 1 sampa dengan fase 6. Pada fase 1, guru menyampakan tujuan pembelajaran dan memotvas sswa untuk belajar. Kemudan dlanjutkan ke fase 2, yatu guru membmbng sswa untuk

6 164 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal , Agustus 2013 mengngat kembal tentang mater-mater yang sesua dengan mater yang akan dbahas. Selanjutnya aktvtas pada fase 3 dan fase 4, melput menentukan kelompok belajar, memberkan kesempatan dan membmbng sswa untuk bekerja secara berkelompok dalam memecahkan permasalahan pada LKS, membmbng sswa bertukar pasangan untuk salng mengkoreks hasl pekerjaan dar kelompok awal, serta menyampakan temuan baru yang dperoleh ke pasangan semula. Pada kegatan n sswa dlath untuk memaham dan menggunakan suatu rumus, serta langkah-langkah dalam menyelesakan soal. Sswa juga dbasakan untuk mengurang kesalahan yang mungkn terjad dengan memerksa kembal hasl pekerjaan dan memperbak penyelesaan yang belum tepat. Kemudan untuk fase 5, guru memberkan kesempatan kepada beberapa kelompok untuk mempresentaskan hasl pekerjaan mereka d depan kelas dan memberkan kesempatan kepada sswa lan untuk menyampakan pendapat atau bertanya apabla terdapat penyelesaan yang tdak sesua atau belum dpaham. Kegatan n dber penguatan dengan memberkan penekanan pada pon-pon pentng dar mater yang telah dpelajar. Setap pertemuan dakhr dengan kegatan pada fase 6, yatu memberkan penghargaan kepada sswa sebaga bentuk nyata dar motvas guru agar sswa tetap aktf dalam mengkut pembelajaran dengan rasa kompettf yang postf. Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars, sswa tampak aktf dalam mengkut pembelajaran. Setap aktvtas sswa d dalam kelas damat oleh empat observer, yang masng-masng mengamat 5 kelompok. Berdasarkan pengamatan yang dlakukan, dperoleh persentase seluruh aktvtas sswa untuk pertemuan I sebesar 67,83% yang termasuk dalam kategor aktf. Pada pertemuan II persentase aktvtas sswa mengalam penngkatan hngga mencapa 78,28% yang termasuk dalam kategor sangat aktf. Selan aktvtas sswa, pengamatan dan penlaan juga dlakukan pada aktvtas guru selama penerapan model pembelajaran yang dgunakan. Aktvtas guru n damat oleh guru bdang stud matematka kelas VII A SMP Neger 7 Jember. Berdasarkan observas yang dlakukan, aktvtas guru selama proses pembelajaran sklus I tergolong sangat aktf. Pada pertemuan I, persentase aktvtas guru mencapa 86,11%. Kemudan pada pertemuan II, persentase tersebut mengalam penngkatan hngga mencapa 94,44%.

7 Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 165 Setelah dlaksanakan pembelajaran sklus I, guru melanjutkan dengan memberkan tes akhr sklus I. Berdasarkan analss hasl tes akhr sklus I, dperoleh persentase dar masng-masng jens kesalahan, yatu kesalahan penggunaan data 5%, kesalahan pengunaan teorema atau defns 27,5%, kesalahan tekns 28,75%, dan kesalahan lan-lan 10,63%. Dar jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan oleh sswa dalam menyelesakan tes pendahuluan dan tes akhr sklus I, dapat dsmpulkan bahwa pembelajaran sklus I efektf dalam mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. Namun mash dperlukan perbakan dalam pembelajaran karena terdapat dua persentase jens kesalahan yang lebh dar 25%. Oleh karena tu, dlakukan beberapa perbakan pada pertemuan selanjutnya dalam pembelajaran sklus II. Pembelajaran sklus II n hanya dlakukan satu pertemuan, karena guru hanya ngn melakukan penekanan pada ndkator menyelesakan masalah yang berkatan dengan menghtung luas trapesum. Pembelajaran pada sklus II, guru juga menerapkan model pembelajaran yang sama dengan sklus sebelumnya, yatu melalu kegatan-kegatan dar fase 1 sampa dengan fase 6. D mana pada sklus II n dlakukan perbakan dalam proses pembelajaran dan sumber belajar berupa LKS. Selama proses pembelajaran sklus II yatu pada pertemuan III, seluruh aktvtas sswa dan guru juga damat oleh observer yang sama dengan dua pertemuan pada sklus I. Berdasarkan pengamatan yang dlakukan terhadap aktvtas sswa selama pembelajaran dperoleh persentase aktvtas sswa untuk pertemuan III sebesar 82,19% yang termasuk dalam katergor sangat aktf. Persentase n jelas mengalam penngkatan dbandngkan dengan pertemuan I dan pertemuan II. Hal n berart sswa sudah lebh serus dan bersungguh-sungguh dalam memperhatkan penjelasan guru, bekerja kelompok, serta memanfaatkan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat atau bertanya yang dberkan oleh guru dengan sebak-baknya. Hal n tdak lepas dar peranan guru d kelas yang selalu memberkan motvas dan bmbngan selama proses pembelajaran. Aktvtas guru pada pertemuan n mencapa persentase sebesar 100% yang termasuk dalam kategor sangat aktf. Persentase n juga menunjukkan bahwa semua aktvtas guru yang damat dan dnla dalam penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars sudah dlakukan dengan sangat bak.

8 166 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal , Agustus 2013 Setelah dlaksanakan pembelajaran sklus II, guru melanjutkan dengan memberkan tes akhr sklus II. Berdasarkan analss hasl tes akhr sklus II, dperoleh persentase dar masng-masng jens kesalahan, yatu kesalahan penggunaan data 0%, kesalahan pengunaan teorema atau defns 12,5%, kesalahan tekns 9,34%, dan kesalahan lan-lan 1,25%. Dar seluruh persentase jens kesalahan yang dlakukan oleh sswa dalam menyelesakan tes akhr sklus I dan tes akhr sklus II, dapat dsmpulkan bahwa pembelajaran sklus II efektf untuk mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. D sampng tu, setap jens kesalahan yang dlakukan oleh sswa kurang dar 25%. Berdasarkan hasl analss jens kesalahan pada setap tes dapat dsmpulkan bahwa semua jens kesalahan yang dlakukan oleh sswa mengalam penurunan dar tes pendahuluan hngga tes akhr sklus II. Penurunan persentase jens kesalahan tersebut dapat dlhat pada dagram berkut n. Persentase (%) A B C D Jens Kesalahan Tes Pendahuluan Tes Akhr Sklus I Tes Akhr Sklus II Gambar 1. Dagram persentase jens kesalahan sswa dar dar tes pendahuluan hngga tes akhr sklus II Keterangan: A = Kesalahan penggunaan data B = Kesalahan penggunaan teorema atau defns C = Kesalahan tekns D = Kesalahan lan-lan Berdasarkan hasl wawancara kepada sswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesakan soal-soal pada tes akhr sklus I dan tes akhr sklus II, secara keseluruhan sswa sangat antusas dan tertark terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars. Hal n dkarenakan sswa lebh senang belajar dengan teman darpada hanya mendengarkan penjelasan guru. Selan tu, dar wawancara yang dlakukan juga dperoleh bahwa sswa serng melakukan kesalahan dalam menyelesakan soal luas trapesum karena sswa

9 Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 167 kurang telt dan terkadang terburu-buru dalam menyelesakan soal yang dberkan, serta sswa serng tdak memerksa kembal hasl pekerjaannya. Berdasarkan pembahasan yang telah durakan d atas, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars dapat mengatas kesalahan sswa kelas VII A SMP Neger 7 Jember tahun ajaran 2012/2013, dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. D sampng tu, dapat menngkatkan aktvtas sswa kelas VII A selama proses pembelajaran berlangsung. KESIMPULAN DAN SARAN Berkut n kesmpulan yang dperoleh berdasarkan hasl dan pembahasan pada bab sebelumnya. Penerapan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars pada sub pokok bahasan luas trapesum d kelas VII A SMP Neger 7 Jember berjalan dengan lancar.berdasarkan observas aktvtas guru yang dlakukan, dperoleh persentase aktvtas guru yang semakn menngkat. Persentase aktvtas guru pada pertemuan I mencapa 86,11%, pada pertemuan II94,44%, dan pada pertemuan III100%. Persentase aktvtas guru tersebut termasuk dalam kategor sangat aktf. Aktvtas sswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf teknk change of pars tampak terus mengalam penngkatan dalam setap pertemuan. Pada pertemuan I persentase aktvtas sswa secara keseluruhan mencapa 67,83%, kemudan menngkat pada pertemuan II hngga mencapa 78,28%. Selanjutnya, penngkatan persentase tersebut juga terjad dalam proses pembelajaran pada pertemuan III yatu mencapa 82,19% yang termasuk kategor sangat aktf. Pembelajaran model kooperatf teknk change of pars efektf dapat mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum. Hal n dtunjukkan oleh persentase seluruh jens kesalahan pada tap tes. Pada tes pendahuluan dperoleh persentase kesalahan penggunaan data 50%, kesalahan penggunaan teorema atau defns 59,38%, kesalahan tekns 61,25%, dan kesalahan lanlan 27,5%. Setelah dlakukan pembelajaran sklus I, pada tes akhr sklus I dperoleh persentase kesalahan penggunaan data 5%, kesalahan penggunaan teorema atau defns 27,5%, kesalahan tekns 28,75%, dan kesalahan lan-lan 10,63%.

10 168 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal , Agustus 2013 Dar persentase kesalahan pada tes pendahuluan dan tes akhr sklus I dperoleh efektvtas pembelajaran sebesar 63,72% yang termasuk dalam kategor efektf. Namun, karena mash terdapat kesalahan yang lebh besar dar 25%, maka dperlukan sklus perbakan penerapan pembelajaran tersebut, yatu sklus II. Pada tes akhr sklus IIdperoleh persentase kesalahan penggunaan data 0%, kesalahan penggunaan teorema atau defns 12,5%, kesalahan tekns 9,34%, dan kesalahan lan-lan 1,25%. Dar persentase kesalahan pada tes akhr sklus I dan tes akhr sklus II dperoleh efektvtas pembelajaran sklus II sebesar 67,88% yang termasuk dalam kategor efektf dengan persentase setap jens kesalahan kurang dar 25%. Berdasarkan pembahasan dan kesmpulan, maka dapat dtemukan beberapa hal yang perlu dsarankan berkatan dengan penerapan model pembelajaran teknk change of parsuntuk mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal sub pokok bahasan luas trapesum, yatu model pembelajaran kooperatf teknk change of pars dapat dterapkan sebaga alternatf dalam mengajar matematka yang dapat mengajak sswa lebh aktf d kelas, karena sswa lebh senang belajar dengan teman darpada hanya mendengarkan penjelasan guru. Guru juga perlu memberkan bmbngan agar sswa lebh telt dalam menyelesakan soal dan membasakan dr untuk memerksa kembal hasl pekerjaannya. D sampng tu, hendaknya guru selalu memberkan bmbngan dan motvas yang berkesnambungan dalam proses pembelajaran d kelas, agar sswa tetap bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. DAFTAR PUSTAKA Le, Anta Cooperatve Learnng Mempraktkkan Cooperatve Learnng d Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasndo. Sunard Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Jember: Unverstas Jember. Sutejo Pembelajaran Remedal untuk Mengatas Kesalahan dalam Menyelesakan Soal Volum dan Luas Ss Bangun Ruang Kelas III PL 1 Cawu 1 d SLTP Neger 3 Balung Jember Tahun Pelajaran 2000/2001. Jember: Unverstas Jember. Amr, S. dan Ahmad, I. K Konstruks Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: PT Prestas Pustakaraya.

11 Mega dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Teknk 169 Anggaran, D. W., Penerapan Model Pembelajaran Problem Posng untuk Mengurang Kesalahan Sswa dalam Menyelesakan Soal Matematka Pokok Bahasan Sstem Persamaan Lnear Kelas X-2 SMA Neger Grujugan Semester Ganjl Tahun Ajaran 2010/2011. Jember: Unverstas Jember. Arkunto Penlaan Program Penddkan. Jakarta: PT Bna Aksara.

12 170 Kadkma, Vol. 4, No. 2, hal , Agustus 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) BERBASIS METODE RESITASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 SMPN 1 PRAYA BARAT PADA MATERI POKOK KUBUS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT KELAS I SDN JAMBEAN 03 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN Putr Dana Amrta, M. Arfuddn Jamal, Msbah Program Stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Putu Suarnt Novantar Program Stud Penddkan Matematka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI KLASIFIKASI BENDA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 SIMO TIM PENGUSUL:

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Penerapan Model Cooperatve Learnng tpe Tme Token dan TPS (Thnk Par and Share) terhadap Hasl Belajar Sswa pada Mata Pelajaran Teknolog Informas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CAHAYA DI KELASVIII SMP NEGERI 1 PANTAI CERMIN T.P. 2013/2014 Ar Semayang dan Rahmatsyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD Pengembangan Perangkat Pembelajaran... (Prawda Estnngtyas) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ERLY HERLIANA F37008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuh sebagan persyaratan Guna mencapa derajat Sarjana S-1 PGSD

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SMP PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SMP PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SMP PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Yelleson Syuryad 1 1 SMP Neger 1 Rambah Kabupaten Rokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA ARTIKEL PENELITIAN Oleh SULINDA NIM. F37008001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV

KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV KOMPARASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS IV Azura, Budman Tampubolon, Suryan Program Stud Penddkan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN emal: azura_pgsd@yahoo.com

Lebih terperinci

UNIMED ISBN:

UNIMED ISBN: UNIMED EMNATIKA PERBEDAAN HAIL BELAJAR IWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR HARE (TP) DAN TIPE TUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVIION (TAD) PADA MATERI RELAI DAN FUNGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) PENYALURAN ENERGI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) PENYALURAN ENERGI PRPSAL TERAPI AKTIVITAS KELMPK ( TAK ) PENYALURAN ENERGI A. LATAR BELAKANG Klen yang drawat d rumah sakt jwa atau ruang jwa umumnya dengan keluhan tdak dapat datur drumah, msalnya amuk, dam saja, tdak

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALA (PBL) TERADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 14/15 Ftra Yand 1), Nurrahmawat ) dan era Deswta 3) 1) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Penddkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatve Integrated Readng and Composton (CIRC)Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMP Neger 4 Sngaraja)

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci