BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI. Tnauan Pustaka.. Perencanaan dan Pengendalan Produks Dalam suatu organsas, engendalan roduks berguna untuk menngkatkan roduktvtas. Defns roduktvtas adalah raso nla barang dan asa yang dhaslkan dbag dengan nla sumber daya yang dgunakan dalam roduks. Peran engendalan roduks adalah memnmas emborosan dan mengkoordnaskan ketersedaan tenaga kera, eralatan dan bahan [, hml 409]. Perbakan roduktvtas daat dlakukan dengan menngkatkan rancangan dan tatacara kera roduks sehngga menad lebh efsen dan daat dtngkatkan dengan engendalan roduks yang lebh bak. ntuk menalankan sstem roduks yang efektf, suatu organsas harus daat membuat keutusan yang bak dalam skala waktu. Jka erencanaan roduks menekan baya dengan sstem baya yang rendah, maka daat dgunakan sstem enadwalan untuk mendukung sstem tersebut. Masalah yang muncul alah mengotmas enadwalan dar mesn yang berumlah banyak [, hlm 408]. Int dar enadwalan n adalah membantu managemen erusahaan dalam membuat keutusan untuk sstem roduks, mesn dan tenaga kera. Sstem tersebut harus

2 mudah dgunakan dan bersfat flexbel, dan bersfat obektf dusatkan keada erusahaan dan elanggan [I, hlm 409] Gambar. Gambar Sstmatka Sstem Penadwalan Dalam sstem Job order,masalah lan muncul. Dalam roses n tdak ada roses manufaktur yang drencanakan sebelumnya. Basanya derlukan roses berbeda untuk ta esanan. Berhentnya satu atau beberaa ttk dalam lntasan roduks tdak akan menghentkan keseluruhan lntasan. Karena ta roduk daat dbuat dengan roses sesfk. Dalam Job order, enyembang lntasan terletak ada PPC. Sedangkan dalam sstem manufaktur, tanggung awab terletak ada erancangan

3 roses manufaktur, sekal lntasan roduks dterakan maka sstem n akan teta beralan sama terad erubahan roduk atau mesn. Gambar. Gambar Sstem Oeras Pengendalan Produks ubungan engendalan roduks terhada keseluruhan organsas manufaktur yang terutama alah sebaga alat engendal alran nformas. Kegatan engendal roduks meruakan suatu sstem dan harus dlhat secara menyeluruh. Tndakan menekan waktu menggangur tenaga kera dan mesn, menekan ersedan, atau menekan keterlambatan engrman tdak selalu baksana. Tuuan engendalan roduks adalah tuuan keseluruhan organsas. Peramalan kebutuhan meruakan ttk awal kegatan engendalan roduks. Peramalan dlakukan dalam satu angka waktu erencanaan yang dsebut horzon

4 erencanaan. Pada erusahaan tertentu horzon erencanaan daat mencangku angka waktu antara satu sama dua tahun mendatang. Perencanaan kaastas meruakan langkah kedua dalam ranta engendalan roduks. Pada taha n drencanakan umlah tenaga kera yang akan drekrut, umlah am lembur yang dadwalkan dan umlah ersedaan sehngga ermntaan konsumen daat denuh secara efsen. Tana eramalan yang akurat maka tdak mungkn untuk dlakukan erencanaan kaastas dalam angka anang. Salah satu erhatan erencanaan kaastas adalah umlah ersedaan yang akan dertahankan. Aktvtas lan yang akan dengaruh oleh erencanaan kaastas adalah erencanaan kebutuhan angka endek. Kegatan n berengaruh terhada engendalan ersedaan. Keluaran dar taha n adalah rencana kebutuhan angka endek yang dsebut adwal nduk roduks. Jadwal nduk dbuat tana memertmbangkan stuas abrk. Jka tenaga kera absent atau mesn rusak maka adwal tersebut harus dubah. Jka bahan baku tdak memenuh ersyaratan atau eralatan tdak daat dgunakan maka adwal harus dsesuakan. Jadwal nduk roduks hanya mengatur sasaran roduks ta erode dan bukan menentukan cara untuk memenuh sasaran tersebut. Dengan demkan kegatan engendalan roduks meruakan ranta kegatan yang salng berkatan. Keutusan keutusan yang dbuat akan berbeda dar seg horzon waktu dan draat akuras. Walau demkan keutusan keutusan tersebut harus mengacu keada tuuan yamg akan dcaa, yatu menggunakan sumber daya yang

5 dmlk secara efektf dan efsen untuk memenuh ermntaan konsumen dan menctakan keuntungan bag erusahaan. Dagram. Dagram Proses Perencanaan dan Pengendalan Produks Proses erencanaan dan engendalan roduks meruakan bagan dar sstem erencanaan dan engendalan roduks atau dsebut PPC yang dmana sstem PPC adalah kegatan manufaktur yang dmula dar erencanaan roduks sama roduk ad. Dengan adanya erkembangan komuter maka sstem PPC dlaksanakan secara komutersas. Dengan adanya komuter PPC sstem daat derluas, dlaksanakannya MRP sstem dan MRP II. Bla dlhat dar keseluruhan roses

6 erencanaan dan engendalan roduks, akan daat dketahu letak / oss enadwalan dan model endukung keutusan (dalam hal n berua alternatf - alternatf keutusan enadwalan ulang dan keutusan lannya) dalam PPC secara keseluruhan... Pengertan Penadwalan Penadwalan adalah asek yang entng dalam engedalan oeras bak dalam ndustr manufaktur mauun asa. Dengan menngkatkan ttk berat keada asar dan volume roduks untuk menngkatkan keuasan konsumen. Dengan enadwalan yang efektf daat menngkatkan keuntungan dalam fungs oeras dwaktu yang akan datang. Penadwalan adalah suatu roses engamblan keutusan yang memankan eranan entng dalam kebanyakan bdang manufaktur dan elayanan ndustr. Penadwalan dgunakan dalam engadahan bahan dan roduks, dalam transortas dan dstrbus dan dalam roses nformas dan komunkas. Ada beberaa te berbeda dar masalah enadwalan yang dhada oleh erusahaan adalah sebaga berkut [, hlm 4] :. Job sho schedulng Job sho schedulng secara umum lebh dkenal sebaga sho Floor control, yang meruakan kegatan enyusunan nut (memasang yang derlukan) menad outut (roduk).

7 . Personnel Schedulng Personnel Schedulng adalah hal yang entng dalam ndustr manufaktur dan asa. Walauun enadwalan embagan waktu dalam lanta roduks lebh dutamakan dar engendalan dalam lanta roduks tu sendr, tenaga kera uga daat menad masalah yang besar. Sebaga contoh msalnya enadwalan tenaga meds dalam rumah sakt. Penentuan waktu seert am kera enuh, shft ag/malam dan sub kontrak menad masalah dalam enadwalan tenaga kera n.. Facltes Schedulng Penadwalan n menad sangat entng ketka fasltas menad hal yang utama. Sebaga contoh adalah enadwalan ruang oeras ada rumah sakt. ntuk menngkatkan elayannan kesehatan, beberaa rumah sakt menggunakan fasltas n. 4. Vehcle Schedulng Perusahaan manufaktur harus mengrm roduk mereka dengan baya dan waktu yang efsen. Contoh dar enadwalan n adalah enadwalan engrman eralatan, os dan engrman untuk elanggan dtemat yang berbeda. 5. Vendor Schedulng Perusahaan dengan sstem JIT (Just n tme), enadwalan engrman adalah hal yang entng. Bagan enualan harus mengkoordnaskan dengan sstem

8 dar umlah roduk yang akan dkrm untuk menamn bahwa JIT berfungs dengan efsen. 6. Proect Schedulng Rencana adalah enghubung dar tugas tugas. Walauun beberaa tugas daat dkerakan bersama sama, teta beberaa tugas tdak daat mula dkerakan hngga tugas yang sebelumnya selesa. Proect yang comlex mungkn melbatkan rbuan tenaga kera yang salng berkoordnas melengka rencana tersebut dengan waktu dan baya. Penadwalan n meruakan komonen yang entng dar fungs erencanaan. 7. Dnamc versus statc schedulng Bermacam macam esanan datang secara smultan untuk droses dsebuah mesn. Dalam kenyataannya masalah enadwalan yang ada bersfat dnamk dalam art ob akan datang berkelanutan seanang waktu Secara umum, enadwalan meruakan suatu roses dalam erencanaan dan engendalan roduks yang merencanakan roduks serta engalokasan sumber daya ada suatu waktu tertentu dengan memerhatkan kaastas sumber daya yang ada. Menurut Rcard W. Conway, enadwalan adalah suatu roses engurutan embuatan roduk secara menyeluruh ada beberaa mesn. Menurut Roger Schroeder, enadwalan adalah roses untuk menentukan :. Sequence, yang berart engurutan ekeraan yang akan dlakukan sebelumnya.. Tmng, yang berart menentukan saat mula dan saat akhr seta ekeraan.

9 Menurut Baker, enadwalan ddefnskan sebaga suatu roses engalokasan sumber daya / mesn mesn yang ada untuk melaksanakan tugas tugas yang ada dalam suatu waktu tertentu [, hlm ]. Defns n daat dabarkan menad dua art yatu :. Penadwalan sebaga fungs dar engamblan keutusan Penadwalan meruakan suatu roses untuk menentukan sebuah urutan.. Penadwalan meruakan suatu teor Penadwalan adalah kumulan dar rns rns, model, teknk dan kesmulan logs dalam engamblan keutusan enadwalan meruakan bagan dar sho floor control. Keutusan yang dbuat dalam enadwalan melut engurutan ekeraan (sequencng), waktu mula dan selesa ekeraan (tmng), urutan oeras untuk suatu ekeraan (routng). Masalah enadwalan selalu berkatan dengan engurutan roduks (sequencng) yang ddefnskan sebaga enentu urutan urutan kedatangan dar bermacam macam ekeraan yang harus dselesakan dalam angka waktu tertentu. Masalah enadwalan serngkal muncul ka terdaat sekumulan tugas secara bersamaan, sedangkan eralatan yang dmlk terbatas. Masukan dar suatu enadwalan mencangku ens dan banyaknya art yang akan doeraskan, urutan ketergantungan antar oeras, waktu roses untuk masng masng oeras, serta fasltas yang dbutuhkan oleh seta oeras. Keluaran enadwalan melut dsatch lst (daftar urutan urutan emrosesan art serta waktu mula dan selesa dar emrosesan art).

10 Dengan begtu, adalah sangat elas bag erusahaan akan entngnya enadwalan [0, hlm 466] :. Dengan Penadwalan secara efektf, erusahaan menggunakan asetnya dengan efektf dan menghaslkan kaastas uang yang dnvestaskan menad lebh besar, yang sebalknya akan mengurang baya.. Penadwalan menambah kaastas dan fleksbltas yang terkat memberkan waktu engrman yang lebh ceat dan dengan demkan elayanan keada elanggan menad lebh bak.. Keuntungan yang ketga dar bagusnya enadwalan adalah keunggulan komettf dengan engrman yang bsa dandalkan... Tuuan Penadwalan Kebanyakan tuuan dar enadwalan adalah memnmalkan total flow tme, total tardness, maxmum comleton tme, maxmum tardness, lateness atau umlah dar ekeraan yang teat waktu. Secara umum enadwalan memunya tuuan seert :. Efsens emakaan sumber daya dan mnmas makesan. Agar lebh resonsf terhada ermntaan. Mnmas rata rata flow tme atau rata rata waktu menunggu (tardness). Memenuh batas waktu (due date, tardness/lateness) Menurut Baker, enadwalan memlk beberaa tuuan yatu [, hlm 5] :. Menngkatkan roduktvtas mesn, yatu dengan mengurang waktu menganggur.

11 . Mengurang ersedaan barang setengah ad (work n rocess nventory) untuk mengurang baya enymanan dengan alan mengurang umlah rata rata ekeraan yang menunggu dalam antran suatu mesn karena mash terlalu sbuk.. Mengurang waktu keterlambatan karena batas waku (due date) telah dlamau dengan cara mengurang maksmum keterlambatan mauun dengan mengurang umlah ekeraan yang terlambat. 4. Memnmas ongkos roduks 5. Pemenuhan due date, karena dalam kenyataan aabla terad keterlambatan emenuhan due date yang telah dtetakan daat dkenakan suatu denda / enalty. Menurut Baker, ka makesan suatu enadwalan adalah konstan, maka urutan kera yang teat akan menurunkan flow tme dan rataan work n rocess...4 Fungs Penadwalan Fungs dar enadwalan berbeda beda, hal tersebut bergantung dar te oerasnya. Macam macam te oeras adalah sebaga berkut [4, hlm 45] :. In rocess Industres Seert d abrk abrk kma dan farmas, enadwalan bsa saa terdr dar encamuran bahan bahan, membershkan kotoran, dan mulanya memroduks roduk roduk lan. Program lner daat menentukan baya termurah dar camuran bahan bahan dan kuanttas emesanan ekonoms

12 dengan daat menentukan angka waktu otmum dar suatu roduks beralan.. ntuk roduks masal Penadwalan dar roduks akan sangat menentukan ketka alur eraktan telah dasang. Keutusan enadwalan dar har ke har terdr dar enentuan seberaa ceat waktu untuk menyelesakan satu tem dalam lne dan beberaa am yang dbutuhkan erhar untuk menyelesakan satu lne.. ntuk royek royek Keutusan enadwalan sangat banyak dan berhubungan dengan teknk enadwalan royek seert PERT dan CPM. 4. ntuk batch atau ob sho roducton Keutusan enadwalan bsa menad sangat comlex. Dalam katanya dengan enadwalan roduks, batch flow, ob sho dan cellular rocess telah banyak dtemu. Dalam ta kasus, ens roduk roduknya dbuat secara normal dan banyak dantaranya make to order. Waktu yang dbutuhkan untuk memroses masng masng ekeraan atau roduk, bervaras dar ekeraan satu ke ekeraan lan karena erbedaan dalam waktu set-u dan kebutuhan emrosesan yang lan serta uga erbedaan ukuran order elanggan. Lngkungan batch roducton meruakan lngkungan yang dnams karena order order dar elanggan datang secara berkesnambungan dan roduk roduk yang telah ad droses serta kemudan dantar ke elanggan seanang waktu.

13 ..5 Permasalahan dalam Penadwalan Produks Masalah enadwalan serngkal muncul ka terdaat sekumulan tugas yang harus dtetakan harus dkerakan terlebh dahulu, bagamana urutan kera dar tugas tugas berkutnya, serta engalokasan tugas ada mesn sehngga deroleh suatu roses yang teradwal. Pada umumnya ersoalan enadwalan n decahkan dengan sendrnya menurut kebasaan tana memberkan erhatan yang lebh besar sehngga emecahan ersoalan dengan suatu teknk baru akan lebh mudah dan lebh menguntungkan. Cara yang umum dlakukan adalah cara yang ddasarkan ada FCFS (frst come frst serve), sehngga tugas yang datang lebh dahulu akan dlayan lebh awal darada tugas yang datang kemudan. Secara umum, ersoalan enadwalan daat dnyatakan sebaga berkut :,. Msalkan α adalah resko yang dtanggung karena mengerakan tugas A lebh dahulu darada tugas B.. Msalkan β adalah resko yang dtanggubng karena mengerakan tugas B lebh dahulu dar tugas A.. Jka α lebh bak darada β, maka tugas B dkerakab lebh awal kemudan dkut tugas A Pemlhan α dan β n daat dkatan dengan emlhan krtera otmaltas yang dterakan oleh engambl keutusan.

14 ..6 Istlah stlah dalam Penadwalan Produks Dalam membahas masalah enadwalan basanya akan duma beberaa varabel dan stlah, dalam enulsan n dgunakan varable = ob dan = oeras. Defns dar stlah stlah yang serng dgunakan alah : a. Waktu roses (t ) Adalah waktu yang derlukan untuk menyelesakan suatu oeras dar suatu ob (termasuk waktu set u, enghentan mesn dan waktu emndahan bahan ke mesn) b. Makesan (M s ) [, hlm 49] Adalah angka waktu enyelesaan suatu enadwalan yang meruakan umlah seluruh waktu roses. c. Ready tme (R ) Ms = t Menyatakan ob oeras ke- sa untuk dadwalkan d. Watng Tme (W ) Adalah waktu tunggu seluruh oeras dar suatu ob W = W e. Flow Tme (F ) [, 49] Adalah waktu antara suatu saat dmana suatu ekeraan daat droses dengan suatu saat dmana ekeraan tersebut telah selesa dkerakan. F = t W

15 f. Comleton Tme (C ) Adalah angka waktu antara ermulaan bekera ada ekeraan ertama, dmana waktu tersebut dtunuk oleh t = 0 dan waktu ada saat ekeraan selesa. g. Rata rata flow tme [4, hlm 54] Fs = F n h. Due Date (d ) Adalah batas waktu akhr suatu ob harus dselesakan.. Lateness (L ) Adalah enymangan waktu enyelesaan suatu ob ke- hngga saat due date. L = C d L < 0, Jka enyelesaan memenuh batas akhr L > 0, Jka enyelesaan melewat batas akhr. Earlness (E ) Adalah saat enyelesaan terlalu awal yatu sebelum due date. Earlness uga dsebut sebaga lateness negatf. E = max {0.-L} k. Rata rata Lateness Ls = d n ( G )

16 l. Tardness (T ) Adalah keterlambatan enyelesaan suatu ekeraan hngga saat due date. T = max {0,L} m. Rata rata Tardness Ts = T n n. Number of Tardness T N δ = δ =, ka T > 0 δ = 0, ka T < 0 o. Slack tme (S ) Adalah waktu ssa yang terseda bag suatu ob S = d - t. tltas Mesn () Adalah raso dar seluruh roses yang dbebankan ada mesn dengan rentang waktu untuk menyelesakan seluruh tugas ada semua mesn. t = m F max dmana : m = mesn F max = Flowtme max q. Tmax or Lmax Tmax = max {0, Lmax}

17 Lmax = max {L } r. Crtcal rato a ( t) CR = P a ( t) = d t dmana : a (t) = Allowance d = Due date P = Waktu untuk menyelesakan oeras Sehngga : P = a ( t) S S = Slack tme..7 Kendala Kendala dalam Penadwalan Produks Dalam elaksanaanya, enadwalan roses roduks dtngkat sho floor akan mengalam gangguan atau hambatan yang daat terad antara lan : A. Mesn Rusak Pada saat mesn rusak, maka oeras oeras yang akan menggunakan mesn tersebut tdak daat dkerakan dan harus menunggu sama mesn selesa derbak. al n mengakbatkan terhentnya roses roduks dan enadwalan roduks semula menad tdak terenuh. Oleh karena tu, erlu dlakukan enyesuaan ada adwal semula sehngga deroleh kembal adwal roduks yang feasble. Penadwalan ulang n dkenal dengan stlah reschedulng.

18 Informas yang derlukan adealah ens dan nomor mesn yang rusak, waktu teradnya kerusakan, dan lamanya waktu erbakan mesn B. Penambahan esanan (order) baru Pada saat roduks sedang beralan, tdak tertutu kemungknan bahwa terad enambahan esanan baru. al n mengakbatkan elaksanaan enadwalan yang belum memerhtungkan esanan baru tersebut akan mengalam gangguan atau kekacauan. Oleh karena tu, derlukan enadwalan ulang dengan memertmbangkan esanan baru tersebut, sehngga roduks akan teta berada ada konds yang otmal serta sho floor daat segera menyesuakan dr dengan enadwalan yang baru tersebut. Informas yang derlukan dar adanya esanan baru tersebut adalah ens roduk yang desan, routng ekeraannya, umlah esanan dan due date yang dmnta konsumen. C. Perubahan rortas Penambahan rortas embuatan roduk akan memengaruh enadwalan yang telah dlakukan. D. Perubahan due date Produk yang mengalam erubahan due date akan menyebabkan erubahan ada adwal roduks semula. Perubahan due date ada dua macam yatu due date semakn mau dan due date semakn mundur. Penadwalan roduks yang semakn mundur tdak akan mengubahn enadwalan roduks dan tdak akan mengakbatkan erubahan ada erfomans enadwalan semula. Teta, erubahan due date yang semakn mau akan mengubah enadwalan roduks

19 awal agar krtera erfomans yang dlh daat teta dertahankan dengan adanya erubahan due date tersebut. Pada dasarnya seluruh gangguan dan hambatan dalam melaksanakan enadwalan roduks daat terad secara bersamaan mauun sendr sendr...8 Krtera Otmaltas Berdasarkan beberaa varabel yang telah delaskan, ara ahl memberkan berbaga krtera ukuran knera enadwalan sebaga berkut : Mnmas Makesan : C = max{ C } Mnmas Mean Flow tme : F F n max = Mnmas Mean Tardness : T T n = Mnmas Maksmum Flowtme : F = max( F ) Mnmas Mean Lateness : L L n = Mnmas Maksmum Tardness : T = max( T ) Beberaa krtera otmaltas dalam roses enadwalan adalah :. Berkatan dengan waktu Dalam katannya dengan waktu, beberaa krtera otmaltas yang daat dgunakan adalah : max

20 Mnmas mean flowtme, krtera n menunukan rata rata waktu yang dhabskan seta komonen d lanta abrk. Mnmas makesan, makesan adalah umlah waktu yang dbutuhkan untuk menyelesakan seluruh roses ada semua komonen yang dadwalkan mula dar saat emrosesan ertama sama komonen terakhr selesa droses. Pemenuhan due date, due date meruakan batas waktu yang dtetakan konsumen agar seluruh roduk yang desan sedah sa. Phak rodusen selalu berusaha untuk memenuh due date tersebut, terutama untuk roduk roduk yang krts, msalnya roduk yang akan droduks oleh erusahaan lan dan rodusen bertndak sebaga suler bag erusahaan lan. Dalam hal n, keterlambatan yang terad akan menyebabkan waktu menungu (dle) bag erusahaan lan dan akan berdamak negatf yatu hlangnya keercayaan erusahaan tersebut keada rodusen sebaga suler.. Berkatan dengan ongkos Krtera n lebh mengarah ke baya roduks seert nventory cost, enalty cost, dan lan sebaganya dan tdak memerhatkan krtera waktu yang ada sehngga dengan satu enadwalan roduks tertentu dharakan mendaat ongkos yang mnmal.

21 . Krtera gabungan Beberaa krtera otmaltas tersebut daat dgabungkan dan dkombnaskan sehngga menad beberaa krtera yang sesungguhnya (enadwalan yang mult krtera) 4. Krtera roses [0, hlm 467] Teknk enadwalan yang benar tergantung ada volume esanan, crr oeras dan keseluruhan komlekstas ekeraan, sekalgus entngnya temat ada masng masng dar 4 krtera. Emat crtera tersebut adalah :. Memnmalkan waktu enyelesaan. In dnla dengan menentukan rata rata waktu enyelesaan.. Memaksmalkan tlas. In dnla dengan menentukan ersentase waktu fasltas tu dgunakan.. Memnmalkan ersedaan barang dalam roses. In dnla dengan menentukan rata rata umlah ekeraan dalam sstem. ubungan antara umlah ekeraan dalam sstem dan ersedaan barang dalam roses adalah tngg. Dengan demkan semakn kecl umlah ekeraan yang ada dalam sstem, maka akan semakn kecl ersedaannya. 4. Memnmalkan waktu tunggu elanggan. In dnla dengan menentukan rata rata umlah keterlambatan.

22 ..9 Klasfkas Penadwalan Produks Penadwalan roduks daat berbeda beda dlhat dar konds yang mendasarnya. Beberaa model enadwalan yang serng terad ddalam roses roduks berdasarkan beberaa keadaan antara lan adalah :. Berdasarkan mesn yang dergunakan dalam roses : a. Penadwalan ada mesn tunggal (sngle machne sho) b. Penadwalan ada mesn amak (m machne). Berdasarkan ola alran roses : a. Penadwalan flow sho, rosess roduks dengan alran flow sho berart roses roduks dengan ola alran dentk dar satu mesn ke mesn lan. Walauun ada flow sho semua tugas akan mengarr ada alur roduks yang sama, yang sangat basa dkenal sebaga ure flow sho, teta daat ula berbeda dalam dua hal. Pertama, ka flow sho daat menangan tugas yang bervaras. Kedua, ka tugas yang datang kedalam flow sho tdak harus dkerakan ada semua ens mesn. Jens flow sho seert n dsebut general flow sho. Gambar. Gambar Lntasan Proses Flow Sho

23 b. Penadwalan ob sho, roses roduks dengan alran ob sho berart roses roduks dengan ola alran atau rute roses ada seta mesn yang sesfk untuk seta ekeraan, dan mungkn berbeda untuk ta ob. Akbat alran roses yang tdak searah n, maka seta ob yang akan droses ada satu mesn daat meruakan ob yang baru atau ob dalam roses, dan ob yang keluar dar satu mesn daat meruakan ob ad atau ob dalam roses. Gambar.4 Gambar Lntasan Proses Job Sho. Berdasarkan ola kedatangan ob : a. Penadwalan stats yatu ob yang datang bersamaan dan sa dkerakan ada mesn yang tdak bekera. b. Penadwalan dnams yatu kedatangan ob yang tdak menentu. 4. Berdasarkan sfat nformas yang dterma : a. Penadwalan determnstk yatu nformas yang deroleh ast, msalnya nformas tentang ekeraan dan mesn seert waktu kedatangan ekeraan dan waktu roses. b. Penadwalan stokastk yatu nformas yang deroleh tdak ast teta memlk kecenderungan yang elas atau menyangkut adanya dstrbus robabltas tertentu.

24 ..0 Teknk Penyusunan Penadwalan Penadwalan roduks harus dsusun dengan teat agar roses roduks beralan dengan bak. Penadwalan melbatkan embebanan tanggal atuh temo atas ekeraan ekeraan khusus, ta banyak ekeraan yang bersang secara smultan untuk sumber daya yang dama. ntuk membantu mengatas kesultan yang melekat ada enadwalan, kta bsa mengelomokan teknk enadwalan sebaga berkut [0, hlm 468]:. Penadwalan ke dean Penadwalan ke dean memula skedul/adwal segera setelah ersyaratan dketahu, enadwalan ke dean dgunakan d beragam organsas seert rumah sakt, klnk, restoran untuk makan malam, dan erusahaan alat alat emesnan. Skedul skedul tersebut dsusun berdasarkan tanggal ermulaan oeras yang dketahu dan kemudan bergerak ke muka dar oeras ertama sama oeras terakhr untuk menentukan tanggal enyelesaan. Atau roses enadwalan dmula dengan tanggal ermulaan order tertentu dan tanggal enyelesaan dwaktu yang akan datang dtentukan berdasarkan sklus emrosesan dan keterbatasan kaastas. Dalam fasltas n, ekeraan dlaksanakan atas esanan elanggan dan sesegera mungkn dlakukan engrman. Penadwalan ke dean basanya drancang untuk menghaslkan adwal yang bsa dselesakan meskun tdak berart memenuh tanggal atuh temonya. D dalam beberaa keadaan, enadwalan ke dean menyebabkan enumukan barang dalam roses. Pendekatan n banyak dgunakan dalam ndustr kmaw, emroses makanan dan

25 ndustr lanya dmana keluaranya sanagt dbatas dalam angka endek oleh kaastas kaastas yang terseda, karena untuk mengubahnya derlukan waktu yang lama.. Penadwalan ke belakang Penadwalan ke belakang dmula dengan tanggal atuh temo, menadwal oeras fnal dahulu. Taha taha dalam ekeraan kemudan dadwal, ada suatu waktu, dbalk. Dengan mengurang lead tme untuk masng masng tem, akan ddaatkan waktu awal. Namun demkan, sumber daya yang erlu untuk menyelesakan adwal bsa ad tdak ada. Penadwalan ke belakang dgunakan d lngkungan erusahaan manufaktur, sekalgus lngkungan erusahaan asa seert caterng atau enadwalan embedahan. Dalam raktk, serngkal dgunakan enadwalan ke dean dan ke belakang untuk mengetahu ttk temu yang beralasan antara aa yang bsa dcaa dengan tanggal atuh temo elanggan. Kerusakan mesn, ketdakhadran, masalah mutu, kekurangan dan faktor faktor lan membuat enadwalan menad semakn komleks. Konsekuensnya, tanggal enugasan tdak meyaknkan bahwa ekeraan akan dlakukan sesua dengan adwal. Banyak teknk khusus yang telah dbuat untuk membantu kta dalam memersakan adwal yang dhandalkan.

26 . Penadwalan Flow Sho Sstem enadwalan dalam flow sho adalah enadwalan dar seluruh ob dalam urutan roses yang sama dan masng masng ob menuu ke masng masng mesn dalam satu waktu tertentu [, hlm 47]. Sstem n daat dgambarkan seert urutan lnear ada mesn meshn seert ada ln eraktan. Seta ob droses sesua dengan urutan rosesnya dan dar satu mesn ke mesn lannya. Penadwalan yang memlk urutan yang sama atas enggunaan masng masng mesn dsebut dengan Permutaton Schedules. Dalam krtera engukuran derlukan enadwalan yang terus beralan tana adanya waktu menggangur. Perhtungan enadwalan harus dertmbangkan ketka ddaatkan solus yang otmal dengan menngkatkan umlah ob atau mesn. Pada umumnya, seta oeras berkunya brasal dar satu oeras yang mendahulunya dan oeras kedua dar terakhr memunya satu oeras yang mengkutnya. Oleh karena tu, seta ob memlk urutan oeras yang sesfk untuk menyelesakan ob tersebut. Te struktur n serng dsebut sebaga lnear redence structure. Gambar.5 Gambar Lnear Predence Structur Lanta roduks terdr dar m mesn berbeda, dan seta ob terdr dar m oeras yang memerlukan mesn yang berbeda. Karakterstk flow sho dnyatakan dengan alran ekeraan yang terarah. Pada ekeraan flow sho, enomoran mesn

27 dmungknkan sehngga ka oeras ke- dar suatu ob mendahulu oeras ke-k, maka mesn yang derlukan dar oeras ke- memunya nomor yang lebh kecl dbandngkan dengan mesn yang dbutuhkan oleh oeras ke-k. Mesn mesn dalam flow sho dber nomor,,,,m; dan oeras ob ke- dtanda dengan (,), (,),., (,m). Seta ob daat derlakukan seolah olah ob tersebut memlk m oeras yang teta. Alran ekeraan flow sho terbag menad dua, yatu ure flow sho dan general flow sho. Pada alran ekeraan ure flow sho, seta ob memlk satu oeras ada seta mesn. Sedangkan ada general flow sho, suatu ekeraan dmungknkan terdr kurang dar m oeras dengan oeras oeras ada mesn mesn yang tdak berdekatan (bersebelahan), dan oeras terakhr tdak selalu dmula ada mesn dan dakhr ada mesn m. Karakterstk dasar enadwalan flow sho adalah sebaga berkut : a. Terdaat n ob yang terseda dan sa droses ada waktu t = 0 b. Waktu set u ndeendent terhada urutan engeraan. c. Terdaat m mesn berbeda, yang terseda secara kontnu. D. Oeras oeras ndvdual tdak daat decah ecah. Teorema teorema yang daat dgunakan untuk enadwalan flow sho dengan m mesn adalah : a. Palmer eurstc (965) [, hlm 44] Palmer heurstc lebh dkenal dengan heurstk P. eurstk P adalah engurutan ob berdasarkan Sloe ndex. Sloe ndex untuk ob drumuskan sebaga berkut:

28 ( M ) t M ( M ) t ( M 4 ) ( M 5) t ( M )... ( M 5) t ( M ) t ( M ) t S = Dmana : S = Sloe Index M = Mesn t = Waktu roses = Job Metode n mengurutkan ob berdasarkan nla sloe ndex. Sloe ndex akan bernla ostf untuk waktu roses ada mesn selanutnya dan bernla negatf untuk mesn sebelumnya. Job durutkan berdasarkan nla sloe ndex terbesar hngga terkecl. b. Cambell, Dudek and Smth (CDS) algortma. Algortma CDS dkembangkan seak tahun 970. Algortma n menghaslkan urutan m dan lhan dengan makesan terkecl [, hlm 44]. Dalam rakteknya, masalah enadwalan serngkal melbatkan seumlah besar ob yang harus droses oleh banyak mesn. ntuk kasus seert n, aturan Johnson tdak daat dgunakan. Pengembangan dar aturan Johnson n dsebut algortma CDS. Algortma n mengkombnaskan mesn mesn atau stasun stasun kera menad dua mesn atau stasun kera dan selalu dterakan aturan Johnson. Langkah langkah enadwalan algortma CDS [4,hlm 559] :. Ambl stasun kera atau mesn ertama dan terakhr (stasun kera /mesn yang lan dangga tdak ada). Susun urutan enadwalan dengan menggunakan aturan Johnson.

29 . Ambl stasun kera/mesn, dan stasun kera/mesn M, M-, gabungkan waktu roses antara mesn, (t, ) dan uga waktu roses mesn M, M- (t, ) dengan menggunakan erhtungan sebaga berkut : t = t t,,, t, = t, m t, m Dmana t = waktu roses ada mesn M ( = hngga m mengacu ada stasun kera/mesn aktual, = mengacu ada kelomok stasun kera/mesn, = mengacu ada stasun kera/mesn ) Lalu susun urutan enadwalan dengan menggunakan aturan Johnson.. Ambl stasun kera/mesn,, dan stasun kera/mesn M, M-, M- gabungkan waktu roses antara mesn,, (t, ) dan uga waktu roses mesn M, M-, M- (t, ) dengan menggunakan erhtungan sebaga berkut : t, = = t, M t = t,, = M Lalu susun urutan enadwalan dengan menggunakan aturan Johnson. 4. Lakukan terus sama seta mesn teranalsa makesan, waktu tardness dan earlnessnya atau sama ada erhtungan dbawah n : t, = M t, =

30 M t = t, Gunakan dagram Gantt untuk lebh elas. 5. ntuk seta urutan enadwalan yang dhaslkan, htung total waktu enyelesaan. Plh urutan enadwalan dengan total waktu enyelesaan terkecl. =, Gambar.6 Gambar Alran Algortma CDS c. Nawaz, Enscore, dan am (NE) heurstk [, hlm 44] eurstk NE ertama kal dgunakan dalam waktu roses oeras untuk masng masng ob dan untuk mengurang waktu dar roduksnya. Langkah langkah dar heurstk NE adalah :. Lakukan engurutan ob berdasarkan aturan SPT (short rocessng tme). Kemudan memula dengan mencoba urutan ertama tersebut (, ) dan (,). tung makesan dar kedua urutan tersebut dan lh makesan terkecl (msalnya, )

31 . Perhtungan dlanutkan berdasarkan ob selanutnya, msalnya. htung makesan dar ketga urutan tersebut yatu (,, ), (,, ) dan (,, ) dan lh urutan makesan terkecl. 4. Lakukan terus erhtungan tersebut hngga ddaatkan urutan dengan makesan terkecl. d. Pendekatan Branch and Bound [7, hlm 4] ntuk mendaatkan makesan yang otmal untuk enadwalan dengan menggunakan mesn lebh dar adalah sangat sult. Metode branch and bound adalah algortma yang sangat mudah dgunakan dak berdasarkan mesn atau berdasarkan ob. ntuk masalah flow sho yang sanagt besar, endekatan dengan algortma branch and bound telah dgunakan untuk menentukan ermutas enadwalan yang otmal. Walauun enadwalan ermutas tdak dsedakan untuk masalah makesan dengan M 4, dmungknkan bahwa enadwalan ermutas terbak akan mendekat hasl yang otmum. ntuk mesn dalam flow sho : C * max max = n mn, n = =, n mn, n = ntuk mesn dalam flow sho : mn[ ] C * max C ( ) { } mn, mn * max max

32 ( ) ( ) C,, max max * mn mn ntuk 4 mesn dalam flow sho : [ ] 4 mn max * C ( ) { } 4 mn mn, max max * C ( ) ( ) ( ) 4 mn mn mn,, max max * C ( ) ( ) ( ) C 4 4,,, max * max mn mn mn Dmana : C*max = Comleton maxmal dar seta mesn. m = Waktu awal seta mesn = Waktu roses untuk ob ke- dan mesn ke- = umlah ob yang dadwalkan.

33 .. Penadwalan Job Sho Pada flow sho semua ob memlk urutan roses yang sama, teta tdak begtu dengan ob sho. Ada beberaa roduk yang mengunakan mesn yang sama, teta mungkn dalam order yang berbeda. Alran roses roduks berbeda untuk seta ob seert yang dgambarkan dbawah n [7, hlm 48] : Gambar.7 Gambar Te Alran Job Sho Masalah enadwalan ob sho dkenal dengan masalah otmas dan sangat sedkt otmalsas untuk masalah dengan lebh dar dua uluh ob dan seuluh mesn. Oleh karena tu hal n daat datas dengan endekatan heurstc dan branch and bound. Job sho berada ada lngkungan dnams sehngga mesn menad menunggu. Beberaa krtera entng dalam masalah enadwalan ob sho adalah [, hlm 46] :

34 . Kedatangan ob. Masalah ob yang ada selama n adalah masalah statk yang basa dsebut snashot dar sebuah sstem ada ttk dalam waktu dan droses untuk menyelesakan masalah berdasarkan nla yang berlaku. Walauun banyak solus algortma teta erlu dertmbangkan bahwa sebuah masalah daat menad statk, ada kenyataannya masalah tersebut menad dnamk dengan sendrnya.. Jumlah dan ens mesn yang ada. Job sho harus memlk tamlan yang unk dengan mlementaskan solus yang deroleh dar enadwalan dengan algortma. Sebaga contoh, asums umur dar mesn yang memberkan te yang dentk. al n tdak selalu menad masalah, mesn yang utama dlhat dar berbaga ens varas seert konds dar mesn atau kemamuan dar oerator.. Jumlah tenaga kera dlanta roduks. Jumlah tenaga kera dan ens mesn dar lanta roduks dtentukan dar kaastas yang terseda. Perencanaan kaastas adalah asek yang entng dar erencanaan roduks. 4. Alran utama roduks. Solus deroleh dar enadwalan algortma derlukan ob yang lengka ada umlah order yang teta. Bagamanaun engurutan ob berdasarkan hasl mesn dalam contoh alran materal dalam sstem. 5. Evaluas dar alternatf solus. Plhan yang obektf dtentukan dar kenyamanan dan keefektfan dar aturan engurutan. Secara umum lebh dar satu obek sangat entng, sehngga mungkn mustahl untuk menentukan aturan yang otmal.

35 . Kerangka Pemkran Dagram. Dagram Proses Penadwalan. Dar dagram. daat dlhat bahwa enadwalan dmula ketka adanya order dan bahan baku yang ada sudah terseda. Proses ada dagram datas adalah roses enadwalan. Setelah adanya Bll of materal lalu bahan baku yang sudah terseda melalu MRP, enadwalan mula dlakukan. Penadwalan menghaslkan urutan urutan roses yang akan dkerakan. Penadwalan sendr meruakan suatu roses dalam erencanaan dan engendalan roduks yang merencanakan roduks serta engalokasan sumber daya ada suatu waktu tertentu dengan memerhatkan kaastas sumber daya yang ada. Dalam hal n sumber daya yang dgunakan adalah mesn. Penadwalan mesn yang n sendr berdasarkan roses alran roduks yang sama yatu berdasarkan flow sho. ntuk urutan roses roduksnya sama untuk seta ob.

36 Masalah yang dhada adalah enggunaan m mesn. Sehngga metode yang dgunakan adalah sebaga berkut :. Palmer eurstk lebh dkenak dengan heurstc P. eurstk P adalah engurutan ob berdasarkan Sloe ndex. Sloe ndex untuk ob drumuskan sebaga berkut: ( M ) t M ( M ) t ( M 4 ) ( M 5) t ( M )... ( M 5) t ( M ) t ( M ) t S =. Cambell, Dudek and Smth (CDS) algortma. Algortma n mengkombnaskan mesn mesn atau stasun stasun kera menad dua mesn atau stasun kera dan selalu dterakan aturan Johnson.. Nawaz, Enscore, dan am (NE) heurstk eurstc NE ertama kal dgunakan dalam waktu roses oeras untuk masng masng ob dan untuk mengurang waktu dar roduksnya. Dalam hal n dmula dengan mencoba urutan ertama tersebut (, ) dan (,). tung makesan dar kedua urutan tersebut dan lh makesan terkecl (msalnya, ) Perhtungan dlanutkan berdasarkan ob selanutnya, msalnya. htung makesan dar ketga urutan tersebut yatu (,, ), (,, ) dan (,, ) dan lh urutan makesan terkecl. Lakukan terus erhtungan tersebut hngga ddaatkan urutan dengan makesan terkecl. 4. Pendekatan Branch and Bound ntuk mendaatkan makesan yang otmal untuk enadwalan dengan menggunakan mesn lebh dar adalah sangat sult. Metode branch and bound

37 adalah algortma yang sangat mudah dgunakan bak berdasarkan mesn atau berdasarkan ob. ntuk 4 mesn dalam flow sho : [ ] 4 mn max * C ( ) { } 4 mn mn, max max * C ( ) ( ) ( ) 4 mn mn mn,, max max * C ( ) ( ) ( ) C 4 4,,, max * max mn mn mn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 II TINJUN PUSTK 2.1 Manaemen Proyek 2.1.1 Pengertan Manaemen Proyek Sebelum mengemukakan apa art dar Manaemen Proyek, terlebh dahulu akan mengetahu art dar Manaemen dan Proyek tu. Menurut Hamng dan Nurnaamuddn

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penadwalan Penadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun asa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Oleh : Harifa Hanan Yoga Aji Nugraha Gempur Safar Rika Saputri Arya Andika Dumanauw

Oleh : Harifa Hanan Yoga Aji Nugraha Gempur Safar Rika Saputri Arya Andika Dumanauw Oleh : Harfa Hanan Yoga A Nugraha Gemur Safar ka Sautr Arya Andka Dumanau Dosen : Dr.rer.nat. Ded osad, S.S., M.Sc. Program Stud Statstka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Gadah Mada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil Vol. 11, No. 1, 77-83, Jul 2014 Taksran Kurva Regres Slne ada Data Longtudnal dengan Kuadrat Terkecl * Abstrak Makalah n mengka tentang estmas regres slne khususnya enggunaan ada data longtudnal. Data

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

VII AKSI DASAR PENGENDALIAN

VII AKSI DASAR PENGENDALIAN 110 VII ASI DASAR PENGENDALIAN Deskrs : Bab n memberkan gambaran tentang aks dasar engendalan dengan menggunakan engendal roorsonal, ntegral dan dervatf serta kombnasnya ada berbaga sstem kendal Objektf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Keberhasilan Mahasiswa Regresi Logistik

TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Keberhasilan Mahasiswa Regresi Logistik 5 TINJAUAN PUSTAKA Tngkat Keberhaslan Mahasswa Secara gars besar, faktor-faktor yang memengaruh keberhaslan mahasswa dalam enddkan (Munthe 983, dacu dalam Halm 29 adalah:. Faktor ntelektual seert masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Validitas Metode Penggabungan Respon (Indeks Penampilan Tanaman, IPT)

Evaluasi Tingkat Validitas Metode Penggabungan Respon (Indeks Penampilan Tanaman, IPT) Evaluas Tngkat Valdtas Metode Penggabungan Reson (Indeks Penamlan Tanaman, IPT) 1 Gust N Adh Wbawa I Made Sumertajaya 3 Ahmad Ansor Mattjk 1 Mahasswa S3 Pascasarjana Statstka IPB,3 Staf Pengajar Deartemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan PENGURUTAN DATA A. Tuuan Pembahasan dalam bab n adalah mengena pengurutan data pada sekumpulan data. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data yang secara detl akan dbahas ddalam bab n.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Revew Peneltan Sebelumnya 2.1. Pengembangan model matematk horson waktu dskret optmal untuk penjadwalan job banyak operas tunggal pada mesn alternatf [Sukendar, 2007] Notas a. Hmpunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Penjadwalan Penjadwalan menurut Baker (1993, p) adalah alat bantu yang pentng dalam proses produks d suatu ndustr bak tu berupa barang maupun jasa. Dmana penjadwalan memlk pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

1. Pendahuluan MENENTUKAN PROPORSI SAHAM PORTOFOLIO DENGAN METODE LAGRANGE

1. Pendahuluan MENENTUKAN PROPORSI SAHAM PORTOFOLIO DENGAN METODE LAGRANGE Prosdng SNaPP04 Sans, Teknolog, dan Kesehatan ISSN 089-358 EISSN 303-480 MENENTUKAN PROPORSI SAHAM PORTOFOLIO DENGAN METODE LAGRANGE Et Kurnat, Gan Gunaan, 3 Tegar Aj Sukma Bestar,,3 Prod Matematka FMIPA

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS ANANGAN ENAWAAN ISKON ENGAN BANYAK ELANGGAN AN TITIK IMAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjaml G05970 EATEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN ILMU ENGETAHUAN ALAM INSTITUT ETANIAN BOGO BOGO 005 ABSTAK

Lebih terperinci

PENGENALAN SISTEM PENGENDALIAN LANJUT

PENGENALAN SISTEM PENGENDALIAN LANJUT 06 06 PENENALAN SISTEM PENENDALIAN LANJUT Tujuan: Mhs mengenal dan mamu menjelaskan sstem engendalan uman-balk lanjut dan engendalan uman-maju secara umum. Mater: 1. Alkas Pengendalan Uman Balk ada Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Penjadwalan.1.1 Art Penjadwalan Penjadwalan (Schedulng) menurut Kenneth R. Baker (Baker. p) yatu proses pengalokasan sumber untuk memlh sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

I BBB TINJAUAN PUSTAKA

I BBB TINJAUAN PUSTAKA I BBB TINJAUAN PUTAKA. Pendahuluan Dalam enulsan mater okok dar skrs n derlukan beberaa teor-teor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n. Uraan dmula dengan membahas dstrbus varabel acak kontnu,

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stud Yang Terkat Peneltan n mengacu pada jurnal yang dtuls oleh Khang, dkk.(1995). Dalam peneltannya, Khang, dkk membandngkan arus lalu lntas yang datur menggunakan sstem stats dan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS KOMPONEN UTAMA

ABSTRAK ANALISIS KOMPONEN UTAMA JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 03 VOLUME, NO.. ISSN 303-099 ABSTRAK ANALISIS KOMPONEN UTAMA Marana, Dosen Penddkan Matematka Fakultas Tarbyah dan Keguruan, IAIN Ambon 0854435773, E-mal: anastt_0@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA FLEKSIBEL PADA SISTEM JOB SHOP MEMPERGUNAKAN TEKNIK SHOJINKA

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA FLEKSIBEL PADA SISTEM JOB SHOP MEMPERGUNAKAN TEKNIK SHOJINKA Magster eknk ndustr Program Pascasarana, Unverstas Katolk Parahyangan, Bandung PERECAAA KEBUUHA EAGA KERA FLEKSBEL PADA SSEM OB SHOP MEMPERGUAKA EKK SHOKA Arf Rahman Program Stud eknk ndustr Fakultas eknk

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN Latar Belakang Data ordnal basanya dgunakan ada eneltan sosal. Salah satu enggunaan data ordnal adalah ketka enelt ngn menla ska, erses, atau reaks seseorang terhada sebuah ernyataan yang daukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknik Shojinka di Sistem Make To Order Kendala Penyisipan Job dalam On-going Schedule

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknik Shojinka di Sistem Make To Order Kendala Penyisipan Job dalam On-going Schedule Prosdng Semnar asonal Teknon 01 ISB o. 978-979-96964-3-9 Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknk Shojnka d Sstem Make To Order Kendala Penyspan Job dalam On-gong Schedule Arf Rahman 1) Purnomo

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

untuk mencapai durasi 30 bulan banyak aktivitas yang harus dijalankan dengan

untuk mencapai durasi 30 bulan banyak aktivitas yang harus dijalankan dengan BAB V PEMBAHASAN Bab n bens mengena skema nsentf terhadap waktu, skema nsentf terhadap baya. dan akuras dstrbus-dstrbus vang dsmulas. 5.1 Skema Insentf Waktu Phak pemlk menghendak target waktu penyelesaan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci