PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Data ordnal basanya dgunakan ada eneltan sosal. Salah satu enggunaan data ordnal adalah ketka enelt ngn menla ska, erses, atau reaks seseorang terhada sebuah ernyataan yang daukan. Data ordnal daat danalss secara sederhana dengan menggunakan analss statstka deskrtf, seert dtamlkan dalam bentuk tabel frekuens, grafk, tabulas slang, atau metode rataan. Thurstone memerkenalkan metode untuk mengolah data ordnal, khususnya mengena enlaan ska, erses, atau reaks seseorang terhada sebuah ernyataan atau atrbut. Metode tersebut dantaranya metode Thurstone (the law of comaratve udgement), metode equal aearng ntervals, dan metode successve ntervals. Ketga metode n dlh karena rns dasar metode tersebut adalah mentransformas data dar skala ordnal menad data berskala nterval. Transformas n entng karena dalam enggunaan data ordnal resonden mengalam keterbatasan untuk melakukan enlaan yang sesungguhnya. Beberaa resonden yang memberkan enlaan yang sama terhada suatu atrbut dalam bentuk skala ordnal belum tentu memlk enlaan yang sama ula ketka menla suatu atrbut dalam skala nterval. Selan tu, metode tersebut daat menla erngkat suatu atrbut dan mengukur seberaa besar erbedaan keentngan suatu atrbut terhada atrbut lannya. Semakn serngnya data berskala ordnal n dgunakan dalam berbaga eneltan, maka kaan mengena teknk analss untuk mengolah data ordnal menad salah satu hal yang menark dan entng untuk dlakukan. Tulsan n membahas metode yang dkembangkan oleh Thurstone serta alkasnya dalam duna erbankan, khususnya ada transaks non tuna. Tuuan Tuuan dar eneltan n adalah :. Membandngkan metode yang dkembangkan oleh Thurstone, yatu metode Thurstone (the law of comaratve udgement), metode equal aearng ntervals, dan metode successve ntervals.. Mengalkaskan ketga metode Thurstonan dalam menla asek-asek yang dangga entng ketka melakukan transaks non tuna. TINJAUAN PUSTAKA Penskalaan Menurut Steven (959), enskalaan adalah suatu teknk bagamana mendaatkan angka yang memberkan art untuk menla suatu atrbut berdasarkan aturan tertentu. Alasan utama dlakukan enskalaan adalah mendaatkan suatu nla yang daat mereresentaskan ska seseorang terhada atrbut yang dberkan oleh enelt. Skala Pengukuran Berdasarkan tngkatannya, skala engukuran daat dbedakan menad skala nomnal, ordnal, nterval, dan raso. Ilustras mengena skala engukuran daat dlhat ada Gambar. Gambar Skala Pengukuran Skala nomnal memlk makna embedaan. Artnya, skala n hanya mamu membedakan antar obek yang bernla sama. Contoh data berskala nomnal adalah ketka membedakan ens kelamn, ens ekeraan, suku, agama, dan sebaganya. Skala ordnal memunya satu tngkatan lebh tngg dbandngkan skala nomnal. Selan daat membedakan suatu obek, skala n un mamu menggolongkannnya dalam suatu urutan lebh tngg atau lebh rendah. Kelemahan skala ordnal adalah tdak mamu mengukur erbedaan arak antara dua obek. Contoh data berskala ordnal adalah ketka mengukur tngkat keuasan terhada suatu obek yang dnla dengan skala tertentu, msalkan dengan skala -5 dengan asums semakn tngg nla skala, maka semakn tngg ula tngkat keuasan resonden, atau sebalknya.

2 Skala nterval daat membedakan, mengurutkan, sekalgus daat mengukur arak antara dua obek. Skala nterval tdak daat dbandngkan secara raso karena tdak memlk nla nol yang bersfat mutlak. Contoh data berskala nterval adalah ketka mengukur suhu dan nla IQ. Skala raso adalah skala yang mamu membedakan, mengurutkan, membedakan arak antara obek, dan mengukur secara raso erbedaan obek tersebut karena memlk nla nol yang bersfat mutlak. Contoh data berskala raso adalah ketka mengukur tngg dan berat badan. Metode Thurstonan Lous L. Thurstone mengembangkan metode yang dgunakan untuk data hasl enskalaan. Beberaa metode tersebut adalah metode Thurstone (the law of comaratve udgement), metode equal aearng ntervals, dan metode successve ntervals. A. Metode Thurstone (The law of comaratve udgement) The law of comaratve udgement meruakan salah satu hukum skofsk yang ertama kal dkembangkan oleh Lous L. Thurstone ada tahun 97. Pskofsk adalah lmu yang memelaar hubungan kuanttatf antara benda-benda atau keadan fsk dengan reson dar engamat. Benda-benda atau keadan fsk dsebut sebaga stmul atau atrbut yang berfungs sebaga erangsang reson dar engamat. Prns dasar metode Thurstone (the law of comaratve udgement) n adalah metode erbandngan berasangan (ar comarsons) ada seluruh kemungknan asangan atrbut. Seorang engamat daat memberkan enlaan terhada seluruh asangan atrbut secara berulang-ulang ada kesematan yang berbeda atau beberaa engamat yang hanya sekal memberkan enlaan terhada seluruh asangan atrbut. Penlaan tersebut akan dletakkan ada gars skala yang memuat semua nla engukuran. Gars skala n dsebut rangkaan skolog (sychologcal contnuum). Ketka engamat melakukan enlaan, secara skologs terdaat roses dalam dr engamat untuk memberkan reaks terhada sebuah atrbut. Proses n dsebut sebaga roses dskrmnal. Thurstone menyatakan roses dskrmnal adalah suatu roses dentfkas, encran, atau reaks seseorang terhada atrbut. Seta roses dskrmnal memlk satu nla rangkaan skolog. Pada kenyataannya, engamat serngkal memberkan enlaan embandngan yang berbeda terhada asangan atrbut yang sama ada kesematan yang berbeda. Dengan kata lan, seorang engamat memlk roses dskrmnal yang berbeda ada enlaan sebuah atrbut dan akan membentuk sebaran frekuens ada rangkaan skolog roses dskrmnalnya. Sebaran frekuens roses dskrmnal ada suatu atrbut membentuk sebuah sebaran normal dengan nla tengah sama dengan nla modus dar atrbut tersebut. Interretas nla modus dar sebuah atrbut adalah sebaga roses dskrmnal yang alng serng berasosas dengan atrbut tersebut atau serng dsebut modal roses dskrmnal. Smangan dskrmnal (dscrmnal devaton) adalah selsh roses dskrmnal untuk suatu atrbut ada suatu kesematan dengan roses modus untuk atrbut tersebut. Smangan baku dar sebaran roses dskrmnal dsebut dsers dskrmnal (dscrmnal dserson). Selsh enlaan dua stmulus ada suatu kesematan enlaan dsebut beda dskrmnal atau dscrmnal dfference. The law of comaratve udgement meruakan sebuah ersamaan yang menghubungkan roors dar frekuens atrbut lebh tngg darada atrbut sesua dengan kategor yang dberkan. Persamaan the law of comaratve udgement daat ddefnskan sebaga berkut : S S σ + σ rσ σ S, S = Nla skala dar atrbut dan Z = Nla dar tabel normal baku yang berhubungan dengan roors enlaan >. Bla > lebh dar 0.5, maka Z bernla ostf. Sedangkan Bla > kurang dar 0.5, maka Z bernla negatf σ = Dsers dskrmnal dar atrbut σ = Dsers dskrmnal dar atrbut r = Korelas antara smangan dskrmnal dar atrbut dan Asums-asums yang mendasar ersamaan d atas yatu :. Seta ersamaan dalam deret atrbut berasosas dengan suatu roses modus yang dgunakan engamat untuk mengdentfkas atrbut.

3 3. Proses modus untuk semua atrbut setdaknya memertahankan beberaa denttas walauun atrbut tersebut dkombnaskan dengan atrbut lan dan menad suatu enlaan tunggal. 3. Proses modus daat dsusun dalam suatu skala lnear dengan erngkat yang sama terhada atrbut yang bersangkutan. 4. Sebaga tambahan untuk menyusun roses dskrmnal dalam erngkat, arak emsah lnear d antara roses tersebut ddasar asums bahwa sebaran dsers dskrmnal untuk sembarang atrbut menyebar normal. 5. Smangan-smangan dskrmnal untuk atrbut yang berbeda dasumskan berkorelas. Bla tdak berkorelas, maka ersamaannya menad : S S σ + σ 6. Semua selsh (S -S ) bernla ostf karena enlaan yang dberkan > dan sebalknya Berdasarkan erbedaan asums, endekatan enlaan oleh engamat dan erbedaan deraat enyederhanaan, maka alkas Thurstone n durakan dalam lma kasus yang berbeda, yatu :. Kasus I Dalam kasus n, the law of comaratve udgement dterakan dalam bentuk lengka dengan asums ta-ta atrbut salng berkorelas. Persamaan yang dgunakan yatu : S S σ + σ r σ σ Kasus n daat dalkaskan ada engukuran kualtatf dan kuanttatf. Pengamatan dlakukan oleh engamat tunggal dengan enlaan berulang ada seluruh asangan atrbut.. Kasus II Pengamatan dlakukan oleh sekelomok engamat, masng-masng memberkan satu enlaan untuk ta asang atrbut sebaga enggant engamatan berulang yang dlakukan oleh seorang engamat. Persamaan yang dgunakan sama dengan ersamaan ada kasus I. 3. Kasus III Asums yang dgunakan yatu asums ada kasus I dan kasus II dtambah dengan asums tdak ada korelas antar smangan dskrmnal (r=0), sehngga ersamaannya menad : S S σ + σ 4. Kasus IV Asums tambahan yang dgunakan adalah dsers dskrmnal antar atrbut tdak auh berbeda, sehngga σ = σ + d. Dengan mensubsttuskan ersamaan tersebut dengan ersamaan ada kasus III dan dasumskan nla d sangat kecl sehngga daat dabakan, maka ersamaan yang dgunakan menad : Z S S = ( σ + σ ) = Z ( σ + σ ) 5. Kasus V Kasus n adalah kasus alng sederhana yatu mengasumskan bahwa dsers dskrmnal antar atrbut adalah homogen, sehngga ersamaan yang dgunakan adalah : S S σ σ Dengan asums semua dsers dskrmnal bernla sama dengan satu, maka ersamaan yang dgunakan menad: S S Konstanta daat dhlangkan karena yang ngn dcar adalah arak skala relatf antar atrbut. Persamaan akhr yang dgunakan untuk kasus V adalah : S S Mosteller (95) dalam Green (954a) memberkan u ch square untuk melhat kesesuaan model dar hasl yang deroleh. Nla Z haraan dan Z amatan dkonverskan menad roors haraan (P ) dan roors amatan (P ) menggunakan transformas normal baku. Proors n kembal dtransformas dengan transformas arcsn, yatu : θ '= arcsn ' Nla Ch-Square dhtung dengan formula : ( θ θ ' ) < χ = 8/ N N adalah banyaknya enlaan yang dberkan untuk seta asangan atrbut. Deraat bebas dar nla ch square n adalah

4 4 (k-)(k-)/, dengan k adalah banyaknya atrbut. Bla χ htung kurang dar χ (α; db=(k-)(k-)/), berart nla amatan tdak berbeda nyata dengan nla haraan, sehngga daat dnyatakan bahwa model telah cuku bak menggambarkan konds data sebenarnya. Metode Thurstone memlk kelebhan dbandngkan metode lannya, yatu mamu menghtung tngkat keakuratan dengan menggunakan nla average dscreancy (AD). Semakn kecl nla AD, maka semakn teat erngkat yang deroleh. Formula untuk menghtung nla AD adalah : P' P { AD = k( k ) / Prosedur enlaan dengan metode the law of comaratve udgement n adalah :. Melakukan erbandngan berganda ada seluruh asangan atrbut dan seluruh engamatan. Aturannya adalah :, bla atrbut > atrbut F = 0, bla atrbut < atrbut 0.5, bla atrbut = atrbut. Menumlahkan skor seluruh engamatan dan menematkan skor tersebut ada kolom dan bars yang mewakl ta atrbut. Taha n menghaslkan matrks frekuens (F ). 3. Menghtung matrks roors (P ) dengan cara mambag unsur-unsur ada matrks frekuens dengan umlah resonden. 4. Mentransformaskan unsur-unsur dalam matrks roors menad nla kurva normal baku (Z ). Menurut Green (954), nla Z yang lebh dar +.00 atau kurang dar -.00 harus dtolak karena hal n mencermnkan eluang keunggulan yang hamr semurna (lebh dar 0.975) dan dangga tdak mungkn terad. 5. Menghtung rataan ta kolom tana menyertakan unsur dar dagonal matrks, kemudan kolom durutkan mula dar kolom dengan rataan terkecl hngga terbesar. 6. Menghtung selsh antar kolom terdekat. Atrbut dengan rataan tertngg dkurang dengan atrbut dengan rataan yang lebh rendah. Haslnya meruakan arak antara dua atrbut yang salng berdekatan. 7. Menghtung nla skala ta atrbut dengan menetakan nla skala ertama bernla nol. Nla skala selanutnya dhtung dengan mencar nla kumulatf dar nla skala sebelumnya. B. Metode Equal Aearng Intervals Metode yang dkembangkan oleh Thurstone dan Chave (99) n memlk rns dasar yatu mencar medan bag seluruh atrbut. Metode n mash bak dgunakan, walauun sebaran datanya tdak smetrk. Prosedur enlaan dengan metode equal aearng ntervals adalah sebaga berkut :. Menghtung frekuens awaban ada atrbut ke- dan kategor ke- (F ), roors (P ), dan roors kumulatf (C ).. Menghtung nla medan seta atrbut (M ) dengan formula : 0.5 C( ) M a b = + M = Medan atau nla skala atrbut ke- a = Batas bawah dar kategor temat medan berada C (-) = Proors kumulatf dar kategor d bawah kategor medan berada = Proors dar kategor dmana medan berada b = Lebar kategor dasumskan sama dengan Thurstone dan Chave (99) dalam Edwards (957) menggunakan arak antar kuartl (JAK) untuk melhat keragaman enlaan ada sebuah atrbut. Nla JAK ddaat dengan menghtung selsh antara nla kuartl ketga (Q 3 ) dan nla kuartl ertama (Q ) : JAK = Q 3 Q, Nla Q dan Q 3 daat dhtung dengan rumus: 0.5 C( ) Q a = + b Q = Nla kuartl ertama a = Batas bawah dar kategor temat kuartl ertama berada C (-) = Proors kumulatf dar kategor d bawah kategor kuartl ertama berada = Proors dar kategor dmana kuartl ertama berada b = Lebar kategor dasumskan sama dengan

5 C( ) Q a 3 = + b Q = Nla kuartl ketga a = Batas bawah dar kategor temat kuartl ketga berada C (-) = Proors kumulatf dar kategor d bawah kategor kuartl ketga berada = Proors dar kategor dmana kuartl ketga berada b = Lebar kategor dasumskan sama dengan Nla arak antar kuartl yang besar meruakan ndkas utama bag ertanyaan yang bersfat ambgu. Dengan kata lan, ernyataan-ernyataan yang daukan oleh enelt dnterretaskan dengan cara yang berbeda-beda ada seta resonden. C. Metode Successve Intervals Metode successve ntervals ertama kal dkemukakan oleh Saffr (937). Metode n drekomendaskan ketka terlalu banyak atrbut yang dbandngkan bla menggunakan metode ar comarson. Thurstone menyarankan agar atrbut yang dgunakan memlk keragaman yang relatf kecl. Keragaman atrbut yang besar mengndkaskan adanya ambgutas ada atrbut tersebut. Teknk engolahan data ada metode n dbag menad dua kasus, yatu untuk kasus sel data lengka dan sel data tdak lengka. Kasus sel data lengka yatu bla seluruh sel data dalam tabulas slang antara atrbut dan kategor ters seluruhnya. Prosedur enlaan dengan metode successve ntervals untuk kasus matrks sel data lengka adalah sebaga berkut :. Menghtung frekuens awaban ada atrbut ke- dan kategor ke- (F ), roors ( ), dan roors kumulatf (P ).. Melakukan transformas data dar roors kumulatf (P ) menad nla sebaran normal baku (Z ). 3. Menghtung rataan seta atrbut ke- dan kategor ke-. c S = Z dan K = Z c = = Keterangan : S = Rataan atrbut ke- (=,, c) K = Rataan kategor ke- (=,, ) Nla rataan kategor uga berfungs sebaga batas kategor. 4. Menghtung rataan dar seluruh rataan atrbut (G) dengan rumus : G = S = 5. Menghtung nla skala (SV ) dengan formula : SV = G S 6. Letakkan atrbut ada kategor yang teat berdasarkan nla skala (SV ) dan batas kategor (K ). Prosedur enlaan dengan metode successve ntervals untuk kasus matrks sel data tdak lengka adalah sebaga berkut :. Menghtung frekuens awaban ada atrbut ke- dan kategor ke- (F ), roors ( ), dan roors kumulatf (P ).. Melakukan transformas data dar roors kumulatf (P ) menad nla sebaran normal baku (Z ). Nla Z yang lebh dar +.00 atau kurang dar -.00 harus dtolak karena hal n mencermnkan eluang keunggulan yang hamr semurna (lebh dar 0.975) dan dangga tdak mungkn terad. 3. Menghtung selsh normal baku dar kategor ke- (D )dengan rumus : D ( + ) Z 4. Menghtung rataan dar D, yatu M. Nla M tdak ada karena tdak ada kategor sebelumnya. M = D = 5. Menghtung nla batas atas seta kategor (t ). Nla t sama dengan nol. t = t + M 6. Menghtung selsh batas atas kategor dengan nla normal bakunya (B ). B = t Z 7. Menghtung nla skala seta atrbut (SV ) dengan merata-ratakan B. SV = B = 8. Letakkan atrbut ada kategor yang teat berdasarkan nla skala (SV ) dan batas kategor (t ). Mosteller (95) dalam Green (954b) memberkan u ch square untuk melhat kesesuaan model dar hasl yang deroleh. U n serua dengan u yang dgunakan ada metode Thurstone. Prns enghtungan nla

6 6 AD un sama seert metode Thurstone yatu menghtung rata-rata erbedaan antara roors amatan dan roors haraannya. BAHAN DAN METODE Bahan Data yang dgunakan dalam eneltan n adalah rawdata hasl survey yang dlakukan atas kerasama antara Drektorat Akuntng & Sstem embayaran Bank Indonesa dan FEM- IPB ada bulan Agustus 006. Tuuan survey n adalah menelt erses, referens, dan erlaku masyarakat terhada enggunaan embayaran/transaks non tuna. Transaks non tuna dalam eneltan n ddefnskan sebaga cara embayaran yang dlakukan oleh nasabah tana menggunakan uang tuna sebaga alat embayaran, namun menggunakan cek, kartu kredt atau kartu debet, dan lan sebaganya. Kuesoner dsebarkan keada 57 resonden d Kamar dan Samarnda dengan metode urosve samlng. Resonden yang berhak mengkut survey n adalah orangorang yang berumur 8-65 tahun dan engeluaran er bulannya datas R Dalam kuesoner n resonden dmnta untuk memberkan enlaan tentang asekasek yang mendorong resonden untuk melakukan transaks non tuna dalam skala : = Sangat Pentng (SP) = Pentng (P) 3 = Basa (B) 4 = Tdak Pentng (TP) 5 = Sangat Tdak Pentng (STP) Asek yang dnla (atrbut) adalah:. Tngkat keamanan (V). Akuras transaks (V) 3. Keceatan transaks (V3) 4. Kemudahan / Aksesbltas (V4) 5. Baya transaks (V5) 6. Kenyamanan (V6) 7. Efsens (V7) 8. Layanan Khusus (V8) Metode Tahaan yang dlakukan dalam eneltan n adalah :. Melakukan eksloras data untuk seta atrbut.. Menganalss data dengan menggunakan metode statstka deskrtf, yatu metode rataan. 3. Menganalss data dengan menggunakan metode Thurstone (the law of comaratve udgement). 4. Menganalss data dengan menggunakan metode equal aearng ntervals. 5. Menganalss data dengan menggunakan metode successve ntervals. 6. Mengevaluas hasl yang deroleh dar metode analss yang dgunakan. 7. Menymukan asek-asek yang dangga entng oleh resonden dalam melakukan transaks non tuna. HASIL DAN PEMBAHASAN Eksloras Data Sebaran data dar kedelaan asek yang dnla tngkat keentngannya daat dlhat ada Gambar. Skala v v Gambar Sebaran Data Atrbut v3 Dar boxlot tersebut terlhat bahwa sebaran data untuk hamr seluruh atrbut tdak smetrk. Hanya atrbut V7 yang terlhat semetrk. Atrbut V-V5 memlk sebaran data yang menulur ke kanan. Hal yang sebalknya terad ada atrbut V6 dan V8. Terdaat ula data enclan/outler ada emat atrbut ertama. Atrbut V8 memlk arak antar kuartl terbesar. Secara deskrtf, hal n menunukkan bahwa atrbut n memlk keragaman terbesar dbandngkan atrbut lannya. v4 v5 Metode Rataan Hasl dar metode rataan daat dlhat ada Tabel. Karena skala ordnal yang dgunakan bersfat menurun, maka nla rataan yang semakn kecl mengndkaskan tngkat keentngan yang semakn menngkat. Berdasarkan Tabel, asek yang dnla alng entng oleh resonden dalam melakukan transaks non tuna adalah tngkat keamanan, kemudan dkut oleh asek v6 v7 v8

KAJIAN METODE THURSTONIAN DALAM MENGANALISIS DATA ORDINAL

KAJIAN METODE THURSTONIAN DALAM MENGANALISIS DATA ORDINAL KAJIAN METODE THURSTONIAN DALAM MENGANALISIS DATA ORDINAL (Stud Kasus : Penlaan Tngkat Kepentngan Terhadap Berbaga Aspek dalam Menggunakan Transaks Non Tuna) INA WIDAYANTY DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Validitas Metode Penggabungan Respon (Indeks Penampilan Tanaman, IPT)

Evaluasi Tingkat Validitas Metode Penggabungan Respon (Indeks Penampilan Tanaman, IPT) Evaluas Tngkat Valdtas Metode Penggabungan Reson (Indeks Penamlan Tanaman, IPT) 1 Gust N Adh Wbawa I Made Sumertajaya 3 Ahmad Ansor Mattjk 1 Mahasswa S3 Pascasarjana Statstka IPB,3 Staf Pengajar Deartemen

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil Vol. 11, No. 1, 77-83, Jul 2014 Taksran Kurva Regres Slne ada Data Longtudnal dengan Kuadrat Terkecl * Abstrak Makalah n mengka tentang estmas regres slne khususnya enggunaan ada data longtudnal. Data

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Keberhasilan Mahasiswa Regresi Logistik

TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Keberhasilan Mahasiswa Regresi Logistik 5 TINJAUAN PUSTAKA Tngkat Keberhaslan Mahasswa Secara gars besar, faktor-faktor yang memengaruh keberhaslan mahasswa dalam enddkan (Munthe 983, dacu dalam Halm 29 adalah:. Faktor ntelektual seert masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Oleh : Harifa Hanan Yoga Aji Nugraha Gempur Safar Rika Saputri Arya Andika Dumanauw

Oleh : Harifa Hanan Yoga Aji Nugraha Gempur Safar Rika Saputri Arya Andika Dumanauw Oleh : Harfa Hanan Yoga A Nugraha Gemur Safar ka Sautr Arya Andka Dumanau Dosen : Dr.rer.nat. Ded osad, S.S., M.Sc. Program Stud Statstka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Gadah Mada

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH GANDA (MULTIVARIATE ANALYSIS

ANALISIS PEUBAH GANDA (MULTIVARIATE ANALYSIS ANALISIS PEUBAH GANDA (MULTIVARIATE ANALYSIS Pengantar Analss Peubah Ganda Dr.Ir. I Made Sumertajaya, MS Deartemen Statstka-FMIPA IPB Emal : kulah_ag@yahoo.com Password: akmade Mater APG No I II III IV

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN Tujuan Instruksonal Umum :. Mahasswa mampu memaham apa yang dmaksud dengan ukuran penyebaran. Mahasswa mampu memaham berbaga pengukuran untuk mencar nla ukuran penyebaran

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS KOMPONEN UTAMA

ABSTRAK ANALISIS KOMPONEN UTAMA JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 03 VOLUME, NO.. ISSN 303-099 ABSTRAK ANALISIS KOMPONEN UTAMA Marana, Dosen Penddkan Matematka Fakultas Tarbyah dan Keguruan, IAIN Ambon 0854435773, E-mal: anastt_0@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

DISTRIBUSI FREKUENSI

DISTRIBUSI FREKUENSI BAB DISTRIBUSI FREKUENSI Kompetens Mampu membuat penyajan data dalam dstrbus frekuens Indkator 1. Menjelaskan dstrbus frekuens. Membuat dstrbus frekuens 3. Menjelaskan macam-macam dstrbus frekuens 4. Membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

Seemingly Unrelated Regression (SUR) Penderita Penyakit DBD RS. Wahidin Sudirohusodo Dan RS. Stella Maris Makassar

Seemingly Unrelated Regression (SUR) Penderita Penyakit DBD RS. Wahidin Sudirohusodo Dan RS. Stella Maris Makassar Vol. 3, o., -5, Jul 6 Seemngl Unrelated Regresson Penderta Penakt DBD RS. Wahdn Sudrohusodo Dan RS. Stella ars akassar A n s a Abstrak Hubungan antar varabel adalah salah satu hal ang selalu menark dalam

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Temat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d kebun ercobaan Fakultas Pertanan dan Laboratorum Benh dan Pemulaan Tanaman Fakultas Pertanan Unverstas Lamung ada bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA

UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA UKURAN-UKURAN DESKRIPTIF DATA Hazmra Yozza Izzat Rahm HG Jurusan Matenatka FMIPA Unand LOGO Kompetens Khusus Menghtung ukuran pemusatan data Menghtung ukuran keragaman data 3 4 Menghtung ukuran poss data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

UKURAN GEJALA PUSAT &

UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN LETAK UKURAN GEJALA PUSAT & LETAK Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengena suatu populas atau sampel Ukuran yang merupakan wakl kumpulan data mengena populas atau sampel

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya Pengukuran Besaran strk (TC08) Pertemuan 4 PENGUKUN DY Pengukuran Daya dalam angkaan DC Daya lstrk P yg ddsaskan d beban jka dcatu daya DC sebesar E adl hasl erkalan antara tegangan d beban dan arus yg

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci