PENDUGAAN LAPISAN RESERVOIR PANAS BUMI DI KAWASAN GUNUNGAPI SLAMET DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA SATELIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDUGAAN LAPISAN RESERVOIR PANAS BUMI DI KAWASAN GUNUNGAPI SLAMET DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA SATELIT"

Transkripsi

1 Bekala Fisika ISSN : Vol. 17, No. 2, Apil 2014, hal PENDUGAAN LAPISAN RESERVOIR PANAS BUMI DI KAWASAN GUNUNGAPI SLAMET DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA SATELIT Adhana Reswaa P.A. dan Sehah * Pogam Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknik, Univesitas Jendeal Soediman Jl. d. Supano No. 61, Kaangwangkal, Puwoketo * Koespondensi Penulis, sehahallasimy@yahoo.com Abstact Estimation of the subsuface geological stuctues of Slamet Volcano aea, Cental Java, has been done by utilizing gavity field anomaly data of image of Geodetic Satellite (Geosat ) and Euopean Remote Sensing-1 (ERS-1) satellite which has been coected up to fee ai coection. This eseach aims to model the 2D pofile of the subsuface geological stuctue which includes some layes of bedocks, geothemal esevoi, magma chambe, and othe geological stuctues. The pocedue of data pocessing begins with bougeu and topogaphic coections. The data obtained, then tansfomed to hoizontal suface, filteed fom the local anomalies effects, and coected fom the egional anomaly effect. The esults obtained ae in the fom of esidual gavity anomaly data. Modeling is done on the esidual gavity anomaly data using 2 ½-D Talwani method packaged in Gav2DC fo Window softwae. The modeling esults show the subsuface geological stuctue of Slamet Volcano egion consists of andesite magma with density value of 2.45 gam/cm 3, old lava ock with density value of 2.9 gam/cm 3, andesite ock with density of 2.54 gam/cm 3, and andesitic basaltic ock with density of 2.67 gam/cm 3. Based on the eseach aea geological infomation, stongly estimated that the geothemal esevois layes ae in the andesite ock by filling in it poes o it fissues in the ock. Keywods: gavity field anomaly, modeling, geothemal esevois, Slamet Volcano. Abstak Pendugaan stuktu geologi bawah pemukaan daeah Gunungapi Slamet Jawa Tengah telah dilakukan dengan memanfaatkan data anomali medan gavitasi cita Geodetic Satellite (GeoSat) dan Euopean Remote Sensing-1 (ERS-1) Satellite yang telah tekoeksi hingga koeksi udaa bebas. Penelitian ini betujuan untuk memodelkan pofil 2D stuktu geologi bawah pemukaan yang meliputi lapisan batuan dasa, esevoi panas bumi, kantong magma, dan stuktu geologi lainnya. Posedu pengolahan data dimulai dengan koeksi bougeu dan koeksi topogafi. Data yang dipeoleh, selanjutnya ditansfomasi ke bidang data, difilte dai efek anomali lokal, dan dikoeksi dai efek anomali egional. Hasil yang dipeoleh beupa data anomali gavitasi esidual. Pemodelan dilakukan tehadap data anomali gavitasi esidual menggunakan metode Talwani 2½-D yang dikemas dalam peangkat lunak Gav2DC fo Window. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa stuktu geologi bawah pemukaan kawasan Gunungapi Slamet tedii atas magma andesit dengan densitas 2,45 gam/cm 3, batuan lava tua dengan densitas 2,9 gam/cm 3, batuan andesit dengan densitas 2,54 gam/cm 3, seta batuan andesitbasaltik dengan densitas 2,67 gam/cm 3. Bedasakan infomasi geologi daeah penelitian dipekiakan kuat bahwa lapisan esevoi panas bumi teletak pada batuan andesit dengan caa mengisi poi-poi atau celah pada batuan tesebut. Kata kunci: Anomali medan gavitasi, pemodelan, esevoi panas bumi, Gunungapi Slamet. 45

2 Adhana Reswaa P.A. dan Sehah Pendugaan Lapisan Resevoi Pendahuluan Suvei Gavitasi (Gavity Suvey) adalah salah satu metode suvei Geofisika yang didasakan tehadap pengukuan vaiasi medan gavitasi di pemukaan bumi. Dalam eksploasi sumbedaya alam, metode gavitasi umumnya digunakan untuk eksploasi awal yang betujuan untuk menggambakan pofil dua dimensi (2D) stuktu geologi bawah pemukaan. Bedasakan pofil 2D ini, dapat diintepetasi jenis lapisan batuan bawah pemukaan yang menjadi taget penelitian [1], temasuk lapisan esevoi panas bumi. Secaa umum vaiasi medan gavitasi di pemukaan bumi dapat tejadi akibat pebedaan massa jenis batuan bawah pemukaan. Meski vaiasi medan gavitasi di pemukaan bumi sangat kecil, namun dengan pealatan yang baik dan memiliki ketelitian tinggi, nilai medan gavitasi tesebut dapat diuku dai satu titik ke titik yang lain di pemukaan bumi, sehingga bisa dipetakan menjadi peta kontu [2]. Saat ini telah dikembangkan pengukuan data medan gavitasi dai satelit, misalnya Geodetic Satellite (GeoSat) dan Euopean Remote Sensing-1 (ERS-1) Satellite. Data yang dipeoleh dapat digunakan untuk memetakan anomali medan gavitasi global di pemukaan bumi, misalnya di atas pemukaan laut [3]. Bebagai sumbedaya alam bawah pemukaan sepeti batubaa, bauksit, zinc, dan bebeapa mineal logam lain yang sulit dideteksi menggunakan suvei di pemukaan bumi, dapat dengan mudah dideteksi menggunakan metode gavitasi cita satelit. Hal lain yang menjadi petimbangan adalah biayanya lebih muah daipada pengukuan langsung di lapangan. Selain itu hasil pengukuan data anomali medan gavitasi cita satelit elatif cukup akuat digunakan untuk menduga stuktu geologi dan lapisan batuan bawah pemukaan. Gunungapi Slamet (3.432 mete) meupakan gunungapi yang tedapat di Jawa Tengah. Gunungapi ini beada di pebatasan empat wilayah Kabupaten, yaitu Pubalingga, Banyumas, Tegal, dan Pemalang. Gunungapi Slamet meupakan gunungapi tetinggi di Jawa Tengah dan kedua tetinggi di Jawa, yang memiliki empat buah kawah di puncaknya dan seluuhnya aktif. Di daeah Gunungapi Slamet tedapat stuktu sesa (fault) dan kaldea (caldea) sebagai akibat letusan gunungapi maupun aktifitas tektonik [4]. Kebeadaan stuktu geologi ini tidak hanya membuka ongga anta butian batuan, tetapi juga membuka zona ekahan (factue zone) yang cukup leba dan panjang hingga hampi vetikal. Pada zona ini, ai tanah leluasa meneobos tuun ke lapisan batuan yang lebih dalam hingga bejumpa dengan batuan panas (hot ock) di sekita kantong magma. Ai tesebut tidak tuun lagi ke bawah, tetapi mencai jalan ke aah hoizontal menuju celah dan poipoi pada lapisan batuan yang masih dapat diisi ai [5]. Seiing dengan waktu, ai tanah tesebut teus teakumulasi dan tepanaskan di sekita batuan panas tesebut hingga membentuk esevoi panas bumi. Pebedaan densitas lapisan batuan bawah pemukaan dan aktivitas fluida panas di dalam esevoi geotemal yang beakibat tejadinya pebedaan densitas batuan di sekitanya, mengakibatkan vaiasi nilai medan gavitasi yang teuku di pemukaan bumi. Pebedaan medan gavitasi di antaa satu titik tehadap titik lainnya di pemukaan bumi disebut sebagai anomali medan gavitasi. Oleh kaena itu pendugaan tehadap stuktu geologi bawah pemukaan di kawasan Gunungapi Slamet dapat dilakukan dengan memanfaatkan data anomali medan gavitasi [6]. Data anomali medan gavitasi diposes melalui bebeapa tahapan sesuai posedu baku pengolahan data dalam suvei gavitasi. Data hasil pengolahan ini, selanjutnya dimodelkan menggunakan peangkat lunak Gav2DC fo Window hingga dipeoleh pofil 2D lapisan batuan bawah pemukaan daeah penelitian. Hasil intepetasi tesebut membeikan 46

3 Bekala Fisika ISSN : Vol. 17, No. 2, Apil 2014, hal suatu gambaan kondisi stuktu geologi bawah pemukaan yang dapat digunakan untuk menafsikan posisi lapisan esevoi panas bumi dan stuktu geologi lainnya yang bekembang di kawasan Gunungapi Slamet. Teoi yang mendasai suvei gavitasi adalah hukum Newton tentang gaya taik-menaik antaa dua buah titik massa, dimana besanya gaya antaa dua titik massa m 1 dan m 2 yang tepisah dengan jaak adalah [7]: mm 1 2 ) F ( ) = G (1) 2 dengan F adalah gaya (Newton), adalah jaak antaa dua massa benda (mete), m 1 dan m 2 adalah massa masing-masing benda (kg), dan G adalah konstanta gavitasi univesal (6,67 x Nm 2 /kg 2 ). Selanjutnya gaya pe satuan massa dai patikel m 1 yang mempunyai jaak dai m 2 disebut sebagai medan gavitasi dai patikel m 1, yang dapat dinyatakan sebagai [7]: F( ) m1 ) E( ) = = G (2) 2 m2 Kaena medan gavitasi besifat konsevatif, maka medan gavitasi dapat ditulis dalam bentuk gadien suatu fungsi potensial skala U( ), sehingga pesamaan (2) dapat dituliskan menjadi: E ( ) = U ( ) (3) m1 dengan U ( ) = G adalah potensial gavitasi dai massa m 1. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu Maet Juni Data anomali medan gavitasi cita satelit seta data posisi geogafis masing-masing titik diakses langsung dai yang disediakan oleh The Scipps Institution of Oceanogaphy Univesity of Califonia San Diego USA. Data anomali gavitasi dan data posisi geogafis yang dipeoleh telah tegid secaa teatu dalam fomat ASCII XYZ. Resolusi spasial posisi lintang dan buju sebesa 1 menit/gid, ketelitian data anomali medan gavitasi sebesa 0,1 mgal dan ketelitian data ketinggian sebesa 1 m [3,8]. Data anomali medan gavitasi lengkap dengan data posisi geogafis yang telah dipeoleh selanjutnya diolah secaa numeik. Pengolahan data dimulai dengan koeksi-koeksi yang meliputi koeksi topogafi dan koeksi bougeu. Koeksi topogafi ini dilakukan menggunakan peangkat lunak Gavity 900 yang betujuan untuk meeduksi efek massa topogafi di atas pemukaan bumi yang elatif kasa dengan pebedaan elevasi yang besa sepeti bukit dan lembah di sekita titik-titik pengukuan. Sedangkan koeksi Bougeu dilakukan dengan tujuan untuk meeduksi efek bongkahan massa batuan pada keak bumi yang beada di antaa bidang sfeoida dan titik pengukuan. Pengolahan data beikutnya adalah eduksi data anomali medan gavitasi ke bidang data (eduction to hoizontal suface) yang betujuan untuk mentansfomasikan data anomali dai pemukaan topogafi ke bidang data. Selanjutnya dilakukan pengangkatan ke atas (upwad continuation) yang betujuan untuk mengangkat data anomali dai suatu level ketinggian ke level di atasnya. Kegunaannya adalah sebagai filte tapis endah yaitu untuk meeduksi efek anomali lokal (noise) di atas topogafi [7,9]. Meskipun data anomali gavitasi telah dikoeksi dan dieduksi sebagaimana tahap pengolahan di atas, tetapi data tesebut masih besupeposisi dengan anomali egional. Oleh kaena itu efek anomali egional haus dibesihkan, kaena taget anomali yang ingin diintepetasi elatif besifat lokal dan tidak telalu dalam. Data anomali medan gavitasi egional dipeoleh melalui pengangkatan ke atas hingga ketinggian yang cukup besa. Batasan penentuan data anomali egional adalah jika pola kontu anomali hasil 47

4 Adhana Reswaa P.A. dan Sehah Pendugaan Lapisan Resevoi pengangkatan telah menunjukkan pola yang sangat halus dengan inteval anomali yang sangat kecil. Data anomali egional yang dipeoleh, selanjutnya dikoeksikan tehadap data anomali medan gavitasi sehingga dipeoleh data anomali medan gavitasi esidual [10]. Tahap akhi pengolahan data adalah pemodelan dan intepetasi. Pemodelan dilakukan dengan menyusun model stuktu geologi atau benda anomali bawah pemukaan dengan paamete tetentu yang bisa dianggap sebagai sumbe anomali medan gavitasi di pemukaan bumi. Hasil pemodelan yang dipeoleh bebentuk pofile 2D stuktu geologi atau benda anomali bawah pemukaan. Selanjutnya model anomali tesebut diintepetasi dengan mempetimbangkan data-data geologi daeah setempat. Dengan demikian apabila taget intepetasi adalah lapisan esevoi panas bumi dan stuktu geologi bawah pemukaan lainnya di kawasan Gunungapi Slamet, maka paamete-paamete model benda anomali disesuaikan dengan kondisi umum geologi yang bekembang di daeah penelitian tesebut [11]. Hasil dan Pembahasan Dai hasil pengaksesan data dipeoleh 361 buah data yang tedistibusi pada posisi 109,058 o 109,358 o BT dan 7,107 o 7,404 o LS. Tinggi ata-ata topogafi adalah 766,41 mete di atas pemukaan laut (dpl) dengan inteval mete dpl. Hasil pemetaan kontu topogafi daeah penelitian bisa dilihat pada Gamba 1. Nilai anomali medan gavitasi ata-ata daeah penelitian adalah 139,51 mgal, dengan inteval 53,5 303,2 mgal. Data-data tesebut meupakan nilai anomali medan gavitasi yang belum tekoeksi efek topogafi dan efek bougeu. Setelah dilakukan pengolahan data secaa lengkap, maka dipeoleh data anomali medan gavitasi esidual. Pemodelan numeik dilakukan di atas sayatan yang dibuat pada peta kontu anomali gavitasi esidual. Sayatan pemodelan dibuat melalui pusat anomali Lintang (mete UTM) yang dipekiakan sebagai kantong magma Gunungapi Slamet. Hal ini sesuai infomasi geologi bahwa letak esevoi panas bumi kawasan Gunungapi Slamet dipekiakan beada di sekita tubuh magma (batholite dan stock) yang bedimensi besa di bawah kawah utama [12]. Kedudukan sayatan pemodelan pada peta kontu anomali medan gavitasi esidual ditunjukkan pada Gamba Buju (mete UTM) Gamba 1. Kontu 2D topogafi daeah penelitian; kawasan Gunungapi Slamet. E 40 D A Buju (mete UTM) Gamba 2. Peta kontu anomali medan gavitasi esidual cita satelit daeah penelitian lengkap dengan posisi sayatan pemodelan. Pemodelan anomali medan gavitasi esidual dilakukan tehadap data-data anomali pada sayatan AB, CD, dan EF yang dipekiakan memotong zona kantong magma Gunungapi Slamet. Pemodelan ini betujuan untuk B C 500 F mete mgal

5 Bekala Fisika ISSN : Vol. 17, No. 2, Apil 2014, hal membeikan gambaan stuktu geologi bawah pemukaan, khususnya esevoi panas bumi di kawasan Gunungapi Slamet, Jawa Tengah. Pemodelan menggunakan metode Talwani 2½D yang dikemas dalam peangkat lunak Gav2DC fo Window [13]. Hasil pemodelan pada setiap sayatan adalah sebagai beikut : A. Sayatan AB Sayatan AB dengan densitas ata-ata keak bumi 2,67 g/cm 3 beaah dai U10 B ke S10 T dengan panjang sayatan ,3 mete. Pada sayatan AB telihat bahwa stuktu batuan bawah pemukaan mempunyai kontas densitas (apat massa) yang bevaiasi yaitu 0,00 g/cm 3, -0,13 g/cm 3, -0,22 g/cm 3, dan 0,23 g/cm 3, sepeti ditunjukkan pada Gamba 3. Hasil pemodelan memiliki kedalaman 0 16 km dai bidang data. Bidang data tesebut meupakan gais luus hoizontal yang beada di atas benda anomali, yang teletak 1,5 kilomete di bawah puncak Gunungapi Slamet. Nilai eo meupakan pebedaan antaa nilai anomali hasil pemodelan dengan nilai anomali obsevasi (anomali esidual). Eo pemodelan pada sayatan AB sebesa 4,68%. Adapun hasil intepetasi tehadap hasil-hasil pemodelan pada sayatan AB dapat dilihat pada Tabel 2. Gamba 3. Hasil pemodelan stuktu geologi dan benda anomali bawah pemukaan pada sayatan AB menggunakan peangkat lunak Gav2DC fo Window. Tabel 2. Hasil intepetasi pada sayatan AB No. Blok Kedalaman (km) Kontas Densitas Densitas Intepetasi (g/cm 3 ) (g/cm 3 ) Litologi 1 & 2 0 5,6-0,13 2,54 Batuan Andesit 3 & 4 1,7 6,7 0,23 2,90 Lava Tua 5 & ,67 Andesit Basaltik 7 3,5 16-0,22 2,45 Magma Andesit 49

6 Adhana Reswaa P.A. dan Sehah Pendugaan Lapisan Resevoi B. Sayatan CD Secaa umum hasil pemodelan data pada sayatan CD hampi sama dengan sayatan AB. Kesamaan sayatan AB dan CD adalah densitas batuan lingkungan dan vaiasi kontas densitas batuan bawah pemukaan. Sayatan CD beaah dai U25 T ke S25 B, memiliki panjang sayatan ,7 mete. Model stuktu geologi dan benda anomali bawah pemukaan pada sayatan CD ditunjukkan pada Gamba 4, dengan kedalaman 0 16 kilomete di bawah bidang data. Hasil pemodelan pada sayatan CD memiliki nilai eo 4,77% dengan hasil intepetasi tehadap hasilhasil pemodelannya dapat dilihat pada Tabel 3. Gamba 4. Hasil pemodelan stuktu geologi dan benda anomali bawah pemukaan pada sayatan CD menggunakan peangkat lunak Gav2DC fo Window. Tabel 3. Hasil intepetasi pada sayatan CD No. Blok Kedalaman (km) Kontas Densitas Densitas Intepetasi (g/cm 3 ) (g/cm 3 ) Litologi 1 & 2 0 6,8-0,13 2,54 Batuan Andesit 3 & 4 2,2 7,6 0,23 2,90 Lava Tua 5 & 6 3, ,67 Andesit-Basaltik 7 3,5 16-0,22 2,45 Magma Andesit C. Sayatan EF Secaa umum hasil pemodelan pada sayatan EF juga hampi sama dengan dua sayatan sebelumnya. Sayatan EF beaah dai B20 S ke T20 U dan memiliki panjang sayatan mete. Model stuktu geologi dan benda anomali bawah pemukaan hasil pemodelan pada sayatan EF ditunjukkan pada Gamba 5 dengan nilai kedalaman 0 12 kilomete dai bidang data. Nilai eo hasil pemodelan adalah 3,59%. Adapun hasil intepetasi tehadap hasil pemodelannya dapat dilihat pada Tabel 4. 50

7 Bekala Fisika ISSN : Vol. 17, No. 2, Apil 2014, hal Gamba 5. Hasil pemodelan stuktu geologi dan benda anomali bawah pemukaan pada sayatan EF menggunakan peangkat lunak Gav2DC fo Window. Tabel 4. Hasil intepetasi pada sayatan EF No. Blok Kedalaman (km) Kontas Densitas Densitas Intepetasi (g/cm 3 ) (g/cm 3 ) Litologi 1 & 2 0 6,9-0,13 2,54 Batuan Andesit 3 & 4 2,2 7,4 0,23 2,90 Lava Tua 5 & 6 3, ,67 Andesit-Basaltik 7 3,5 12-0,22 2,45 Magma Andesit Bedasakan Tabel 2 hingga Tabel 4, tedapat keseupaan hasil pemodelan stuktu geologi atau benda anomali bawah pemukaan pada sayatan AB, CD, dan EF. Masing-masing sayatan pemodelan tedapat 7 lapisan batuan penyusun yang bebeda. Lapisan 1 dan 2 dapat diintepetasi sebagai lapisan batuan Andesit yang bepean sebagai lapisan esevoi panas bumi. Lapisan batuan 1 pada sayatan AB tedapat patahan yang memungkinkan tejadinya manifestasi panas bumi ke pemukaan bagian utaa Gunungapi Slamet, yaitu di kawasan Guci Kabupaten Tegal. Sedangkan lapisan 2 juga tedapat patahan untuk memungkinkan tejadinya manifestasi panas bumi di bagian selatan, yaitu di kawasan Batuaden Kabupaten Banyumas. Hal ini sesuai dengan Peta Geologi Lemba Puwoketo-Tegal [14]. Selanjutnya lapisan 3 dan 4 diintepetasi sebagai lapisan batuan Lava Tua yang memiliki sifat impemeable atau tidak dapat ditembus oleh ai. Lapisan 5 dan 6 diintepetasi sebagai batuan Andesit-Basaltik. Sedangkan lapisan 7 diintepetasi sebagai kantong magma andesit yang menjadi sumbe panas. Blok batuan bewana putih meupakan batuan lingkungan yang dominan di kawasan Gunungapi Slamet yaitu Andesit- Basaltik dengan nilai densitas 2,67 g/cm 3. Kesimpulan Bedasakan hasil penelitian diketahui bahwa stuktu geologi batuan bawah pemukaan di kawasan Gunungapi Slamet Jawa Tengah tedii atas batuan Andesit dengan densitas 2,54 g/cm 3, batuan Andesit-Basaltik 51

8 Adhana Reswaa P.A. dan Sehah Pendugaan Lapisan Resevoi dengan densitas 2,67 g/cm 3, batuan Lava Tua dengan densitas 2,90 g/cm 3, dan kantong magma Andesit dengan densitas 2,45 g/cm 3. Selain itu diketahui bahwa batuan bawah pemukaan daeah penelitian yang paling dominan (batuan lingkungan) diintepetasi sebagai batuan Andesit-Basaltik, yang juga bepean sebagai batuan dasa (basement). Dai hasil intepetasi di seluuh sayatan pemodelan, lapisan esevoi panas bumi diduga tedapat di dalam batuan andesit yang memiliki ketebalan 4,5 km, dengan caa mengisi poi-poi dan celah batuan tesebut. Pada sayatan AB tedapat bebeapa patahan (fault) yang dipekiakan mengakibatkan kemunculan manifestasi panas bumi dalam bentuk sumbe ai panas di kawasan Guci Kabupaten Tegal dan di kawasan Batuaden Kabupaten Banyumas. Ucapan Teima Kasih Teima kepada Rekto Univesitas Jendeal Soediman dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyaakat (LPPM) UNSOED atas dana penelitian yang disediakan. Teima kasih juga disampaikan kepada kepala dan teknisi Laboatoium Fisika Ekspeimen UNSOED atas pealatan yang disediakan, seta kepada dosen Teknik Geologi UNSOED yang telah membeikan saan dan masukan tentang intepetasi jenis batuan. Dafta Pustaka [1] Panjaitan S Aplikasi Metode Gaya Beat untuk Identifikasi Potensi Hidokabon dalam Cekungan Jakata dan Sekitanya. Pusat Suvei Geologi (PSG). Badan Geologi. Kementeian ESDM. Bandung. [2] Handayani L., Gaol K.L., Wadana D.D., Sudajat Y., Rahayu D., Kamtono, Studi Geologi Bawah Pemukaan dengan Pendekatan Metode Gayabeat dan AMT dalam Kaitannya dengan Eksploasi Sumbedaya Geologi: Wilayah Studi Cekungan Jawa Baat Utaa Bagian Selatan Cekungan Bogo dan Bandung Cekungan Gaut. Pusat Penelitian Geoteknologi. Posiding Pemapaan Hasil Penelitian. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jakata. [3] Sandwell, D. T., and Smith W. H. F., Global Maine Gavity Fom Retacked Geosat And ERS-1 Altimety: Ridge Segmentation Vesus Speading Rate. Jounal of Geophysic. Res. 114 B [4] Pusat Penelitian Biologi LIPI bekejasama dengan Univesitas Jendeal Soediman, Ekologi Gunung Slamet; Geologi, Klimatologi, Biodivesitas, dan Dinamika Sosial. LIPI Pess. Jakata. [5] Saptadji. N.M., Kaakteisasi Resevoi Panas Bumi. Makalah Taining Advanced Geothemal Resevoi Engineeing 6 17 Juli Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung. [6] Djudjun A Penyelidikan Gaya Beat Daeah Panas Bumi Sipoholon-Tautung Kabupaten Tapanuli Utaa Popinsi Sumatea Utaa. Diektoat Inventaisasi Sumbe Daya Mineal. Kementeian ESDM. Jakata. [7] Telfod, W.M., Gedaat, L.P., Sheiff, R.E Applied Geophysics. Cambidge. New Yok. [8] Smith W. H. F., and Sandwell, D. T., Global Seafloo Topogaphy fom Satellite Altimety And Ship Depth Soundings. Science. Volume: 277, page: Septembe [9] Blakely R.J Potential Theoy in Gavity and Magnetic Applications. Cambidge Univesity Pess. USA. [10] Hatono, Sehah, dan Sugito Intepetasi Bentuk Kantong Magma Gunungapi Slamet Jawa Tengah Bedasakan Data Anomali Bougeu. Lapoan Penelitian. 52

9 Bekala Fisika ISSN : Vol. 17, No. 2, Apil 2014, hal Pogam Sajana MIPA. UNSOED. Puwoketo. [11] Andeasen G.E., Gantz A., Zietz I., and Banes D.F., Geologic Intepetation of Magnetic and Gavity Data in The Coppe Rive Basin, Alaska. Geophysical Field Investigations. Geological Suvey Poffesional Pape 316-H. US Govenment Pinting Office. Washington. [12] Wata Daeah Cental Java, Potensi Sumbe Panas Bumi Kabupaten Bebes. DINHUBKOMINFO. Pemeintah Povinsi Jawa Tengah. Diakses pada bulan Januai Sumbe: [13] Talwani M., Wozel J.L, Landisman M., Rapid gavity computations fo two-dimensional bodies with application to the Mendocino submaine factue zone. Jounal of Geophysics Reseach. 64: [14] Djui M, Samoda H., Amin T.C., dan Gafoe S., Peta Geologi Lemba Puwoketo dan Tegal, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Bandung. 53

10 Adhana Reswaa P.A. dan Sehah Pendugaan Lapisan Resevoi 54

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI Youngste Physics Jounal ISSN : 202-771 Vol., No. 2, Apil 2014, Hal 165-170 INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI Syamsul Ilmi (1), Udi Hamoko (1) dan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

PEMODELAN ZONA SESAR OPAK DI DAERAH PLERET BANTUL YOGYAKARTA DENGAN METODE GRAVITASI

PEMODELAN ZONA SESAR OPAK DI DAERAH PLERET BANTUL YOGYAKARTA DENGAN METODE GRAVITASI Bekala Fisika ISSN : 141-966 Vol 1., No.1, Apil 7, hal 65-7 EMODELAN ZONA SESAR OAK DI DAERAH LERET BANTL YOGYAKARTA DENGAN METODE GRAVITASI M Iham Nuwidyanto, Rina Dwi Indiana, Zukhufuddin Thaha Dawis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan, Agustus 04 Ditebitkan oleh: Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Pattimua SBN: 978-60-9755-- Deskipsi halaman sampul : Gamba yang ada pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso APLKAS GEOLSTRK RESSTVTAS UNTUK MELHAT STRUKTUR PERLAPSAN BATUAN DAERAH LONGSOR Abdul Wahid* Abstact Has

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan ISBN : 978-602-72658-1-3 Studi Sebaan Potensi Ai Tanah Di Keluahan Tanah Meah Kecamatan Samainda Utaa Bedasakan Resistivitas Batuan Debby Khaiunnisa Suyo 1, Supiyanto 2, dan Djayus 3 1 Laboatoium Geofisika,

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Pemanfaatan Data Anomali Gravitasi Citra GEOSAT dan ERS-1 Satellite untuk Memodelkan Struktur Geologi Cekungan Bentarsari Brebes

Pemanfaatan Data Anomali Gravitasi Citra GEOSAT dan ERS-1 Satellite untuk Memodelkan Struktur Geologi Cekungan Bentarsari Brebes ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics Vol.2 No.2 halaman 184 Oktober 2012 Pemanfaatan Data Anomali Gravitasi Citra GEOSAT dan ERS-1 Satellite untuk Memodelkan Struktur Geologi Cekungan Bentarsari

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

BAB II METODA GEOLISTRIK

BAB II METODA GEOLISTRIK BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru Pendugaan Lapisan dengan Metode Geolistik Konfiguasi Schlumbege di Rampa Manunggul, Kotabau Si Cahyo Wahyono Abstak: Telah dilakukan pengukuan lapisan akuife di Rampa Manunggul, Kabupaten Kotabau bedasakan

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Vetikal Dain Laju konsolidasi yang endah pada lempung jenuh dengan pemeabilitas endah dapat dinaikkan dengan menggunakan dainase vetikal (vetical dain) yang mempependek lintasan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta Dian Novita Sari, M.Sc Abstrak Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode gravity di daerah Dlingo, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

Unnes Physics Journal

Unnes Physics Journal UPJ 5 (2) (2016) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Kota Semarang Berdasarkan Data Anomali Gravitasi Citra Satelit Purwaditya Nugraha,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

Desain Revetment LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 8

Desain Revetment LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 8 LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-0Z0) Peancangan Demaga dan Testle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Gaongkong, Popinsi Sulawesi Selatan Bab 8 Desain Revetment Bab 8 Desain Revetment Lapoan Tugas Akhi (KL-0Z0) Peancangan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN HUTAN KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN KAJIAN SPATIO-TEMPORAL

ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN HUTAN KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN KAJIAN SPATIO-TEMPORAL ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN HUTAN KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN KAJIAN SPATIO-TEMPORAL (Analysis of Bloa Regency s Foest Aea Change Using Spatio-Tempoal Assessment Appoach) Oleh/by : Doddy M. Yuwono

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,

Lebih terperinci

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan Pendugaan Lapisan Akuife Bedasakan Kaakteistik Kelistikan Bumi di Kabupaten Kotabau Kalimantan Selatan Si Cahyo Wahyono Abstak: Telah dilakukan penelitian tentang pendugaan lapisan akuife di Kabupaten

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci