ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN HUTAN KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN KAJIAN SPATIO-TEMPORAL
|
|
- Susanti Tanudjaja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN HUTAN KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN KAJIAN SPATIO-TEMPORAL (Analysis of Bloa Regency s Foest Aea Change Using Spatio-Tempoal Assessment Appoach) Oleh/by : Doddy M. Yuwono 1 dan Supajaka 2 2 Staf Pusat Suvei Sumbedaya Alam Laut, 2 Peneliti Madya Bidang Geogafi Teapan, BAKOSURTANAL ABSTRAK Hutan Kabupaten Bloa meupakan salah satu kawasan hutan di Pulau Jawa yang mengalami degadasi fungsi hutan, hal ini telihat adanya alih fungsi dai hutan ke non hutan sebesa 4,49 % pe tahun. Secaa umum, bedasakan analisis Sistem Infomasi Geogafis (SIG) dipeoleh infomasi peubahan hutan tebesa tejadi di Kecamatan Randublatung, dimana total aea hutan yang beubah menjadi tegalan adalah ,95 ha. Kondisi ini apabila teus belangsung akan mempepaah fungsi hutan di Kabupaten Bloa. Pengelolaan hutan yang meliputi peencanaan dan pengawasan hutan di Kabupaten Bloa menjadi sangat penting untuk dilakukan guna mencegah tejadinya degadasi fungsi hutan yang lebih paah. Analisis cita satelit dan penggunaan Sistem Infomasi Geogafi dihaapkan dapat membantu dalam poses pengelolaan fungsi kawasan hutan di Kabupaten Bloa. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pola peubahan lahan di kawasan hutan dalam kuun waktu selama 3 tahun ( ). Untuk mencapai tujuan tesebut dilakukan analisis spatio tempoal data Landsat ETM7 2001, 2002 dan Selain itu dengan model analisis GIS dihaapkan dapat membeikan evaluasi dalam pengelolaan kawasan hutan di Kabupaten Bloa. Hasil analisis spatio-tempoal dipeoleh adanya pola peubahan lahan yang semakin luas jika lokasinya semakin dekat dengan kenampakan budaya beupa jalan dan pemukiman dalam enclave. ABSTRACT Bloa Regency s foest aea is one of many foest aeas in Java Island which has sevee foest degadation. Estimation of the foest degadation is 4.49 % pe yea. Based on Geogaphic Infomation System analysis, the most foest change happened in Randublatung Sub distict, which ,95 ha foest changed into open field cops (tegalan). Implementing on management planning is impotant to avoid foest degadation. Satellite imagey and Geogaphic Infomation System analysis used to help the foest management pocess in Bloa Regency. The aim of this eseach was to know the foest change in Bloa Regency fo 3 yeas. The method in this eseach is Landsat ETM+ multitempoal (yea ) intepetation, and spatial-tempoal analysis in Geogaphic Infomation System (GIS) to analysis foest change detection using ovelay and buffeing. The esult of spatio-tempoal analysis showed that moe significant landuse change patten exist nea cultual featues than it located fa fom the cultual featues. Kata Kunci: Intepetasi Cita Multitempoal, Analisis Spatio-Tempoal, dan SIG. Keywods: Multitempoal Image Intepetation, Spatio-Tempoal Analysis, and GIS
2 I. PENDAHULUAN Pengetian hutan menuut UU RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem beupa hampaan lahan beisi sumbedaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam pesekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan meupakan sumbedaya alam utama sebagai salah satu penentu sistem penyangga kehidupan dan sumbe kemakmuan akyat Lata Belakang Bebicaa mengenai potensi hutan, Kabupaten Bloa sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi hutan yang cukup besa, entan tehadap penebangan kayu ilegal. Di Kabupaten Bloa sendii pada kuun waktu 1997 hingga 2001 keugian yang dialami pihak Pehutani semakin meningkat seiing meningkatnya pencuian kayu (illegal logging). Akibat maaknya penjaahan hutan jati, keugian ketiga KPH di Bloa peiode meningkat, dimana pada Tahun 2001, keugian batang pohon senilai Rp 165,9 milya. Selain itu, lahan kosong akibat penjaahan yang bepotensi sebagai lahan kitis sampai Febuai 2002 dipekiakan hekta (Kompas, 07 Febuai 2003). Kegiatan inventaisasi hutan meupakan suatu kegiatan penaksian sumbedaya hutan, temasuk pembuatan peta digital dan basisdata yang mendeskipsikan lokasi seta paamete alami tutupan hutan, temasuk ukuan pohon, umu, volume dan komposisi spesies ( Pemetaan hutan menggunakan teknologi indeaja multitempoal mampu membeikan data mengenai luasan hutan, keapatan hutan, dan peubahannya. Sedangkan Sistem Infomasi Geogafis dapat menganalisis secaa keuangan aspek-aspek yang bepengauh tehadap dinamika peubahan hutan diasosiasikan dengan bebeapa featue atau kenampakan lain di pemukaan bumi. Maaknya illegal logging di Kabupaten Bloa dapat dikaitkan dengan bebeapa featue atau kenampakan budaya di pemukaan bumi, sepeti: jalan dan pemukiman dalam enclave. Kedua kenampakan ini eat kaitannya dengan aktifitas manusia, yang keap dituding sebagai penyebab utama menyusutnya luasan hutan di bebagai daeah. Menggunakan pendekatan (analisis) spatio-tempoal, dapat diketahui sebeapa besa peubahan hutan dalam kuun waktu di Kabupaten Bloa dalam kaitannya dengan tiga kenampakan tesebut di atas. Analisis spatio-tempoal meupakan metode analisis gabungan antaa analisis keuangan dan multiwaktu Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan peubahan hutan dalam kawasan hutan Kabupaten Bloa tehadap kenampakan budaya sepeti jalan dan pemukiman menggunakan analisis spatio-tempoal Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Bloa yang memiliki bebeapa Kawasan Pemangkuan Hutan (KPK) dengan jenis hutan homogen dominan jati (Tectona gandis). Kawasan hutan yang masuk wilayah administatif Kabupaten Bloa dibagi menjadi hutan poduksi tetap, hutan poduksi tebatas, dan caga alam. II. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis cita satelit Landsat ETM+ multiwaktu, analisis Sistem Infomasi Geogafis (SIG), seta suvei lapangan. Dimana secaa keseluuhan, metode penelitian ini ditekankan menggunakan metode analisis spatiotempoal Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3 Laut Jawa DKI JAKARTA BANTEN Lokasi Penelitian JAWA BARAT JAWA TENGAH KAB. BLORA JAWA TIMUR N SAMUDRA INDONESIA Gamba 1. Lokasi Penelitian Kawasan Hutan Kabupaten Bloa. Sepeangkat kompute beseta peangkat lunak pengolahan cita (ER Mappe 5.5) dan Sistem Infomasi Geogafis (Ac View 3.3); Global Positioning System Receive dan kompas; Cita digital Landsat ETM+ peekaman Mei 2001 dan 2003, path/ow 119/65; Peta Rupabumi Indonesia (RBI) skala 1:25.000, Peta Kawasan Hutan skala 1: , dan Peta Administasi Kabupaten Bloa Intepetasi Cita Satelit 1. Pa-pengolahan cita Sebelum mengintepetasi cita, koeksi tehadap kesalahan adiometik dan geometik cita pelu dilakukan. Peta dasa yang digunakan untuk koeksi geometik adalah peta RBI. Setelah cita tekoeksi, kemudian dilakukan penajam-an untuk mempemudah intepetasi secaa visual. 2. Intepetasi cita Untuk mengetahui liputan hutan dilakukan intepetasi cita secaa visual pada lokasi penelitian. Kelas penggunaan lahan yang digunakan bedasakan Malingeau (1982). Intepetasi cita tahun 2001 dan 2003 menghasilkan data sepeti tesaji pada Tabel Suvei Lapangan Suvei lapangan betujuan untuk veifikasi hasil intepetasi penggunaan lahan, suvei dilakukan pada Tahun Pengumpulan data tahun 2001 melalui bebagai sumbe dan wawancaa. Dai hasil suvei lapangan, dapat diuji ketelitian intepetasi cita. Untuk ketelitian intepetasi cita Tahun 2001 adalah sebesa 77,8%, sedangkan Tahun 2003 sebesa 82,2%. Penghitungan uji ketelitian menggunakan metode matik kovaian (Shot, 1982 dalam Sutanto, 1987). Tabel 1. Kelas dan Luas Penggunaan Lahan Hasil Intepetasi Cita (ha). No. Kelas Penggunaan Lahan Luas Tahun 2003 Luas Tahun Hutan Jati (Tectona gandis) , , Tumpangsai 1.428, , Tegalan , , Sawah Tadah Hujan 812, , Semak 277,901 82, Lahan Kitis 759, ,454 Luasan Total , ,200
4 Tabel 2. Uji Ketelitian Hasil Intepetasi untuk Penggunaan Lahan Tahun Data Lapangan (pixel) Data Komisi Total Teklasifikasi Ht TS T STH S LK (%) Hutan Jati (Ht) Tumpangaai (TS) , ,40 Tegalan (T) ,24 Sawah Tadah Hujan (STH) ,52 Semak (S) ,62 Lahan Kitis (LK) ,09 Total Omisi (%) 11,11 20,65 23,42 16,22 22,60 15,22 Contoh Pehitungan : Omisi Penggunaan Lahan Hutan : (98 / 882) 11,11 % Komisi Penggunaan Lahan Hutan : (24 / 808) 2,97 % Ketelitian Keseluuhan Intepetasi : (( ) / 3248) 82,2 % Ketelitian Individu (%) (784/808) 88,89 % (492/786) 79,35 % (484/592) 76,58 % (124/158) 83,78 % (346/420) 77,40 % (440/484) 84,78 % 82,2 % 2.3. Analisis Sistem Infomasi Geogafis (SIG) Menggunakan fasilitas ovelay untuk mengetahui peubahan lahan yang tejadi di dalam kawasan hutan Kabupaten Bloa. Hasil ovelay tesebut menghasilkan peta peubahan lahan kawasan hutan. Selanjutnya peta peubahan lahan tesebut kembali di-ovelay dengan buffe dai jalan dan dai pemukiman dalam enclave. Jaak buffe itu sendii bevaiasi, yakni mete dan mete. Fasilitas menu Quey membantu pelacakan dalam basisdata atibut hasil ovelay untuk mengetahui luasan atau lokasi peubahan hutan bedasakan kenampakan budaya dan ange buffe-nya. III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bedasakan peta peubahan lahan kawasan hutan dai hasil ovelay peta penggunaan lahan kawasan hutan dapat dipeoleh kelas-kelas penggunaan lahan yang beubah fungsi. Dai Tabel 2 dapat diamati kelas dan luas penggunaan lahan yang mengalami peubahan. Analisis tempoal peubahan lahan kawasan hutan menghasilkan data peubahan lahan kawasan hutan yang tejadi di wilayah administatif desa atau keluahan. Dai Tabel 2, peubahan lahan hutan yang menjadi lahan penggunaan lain tebesa adalah menjadi tegalan, dengan luasan total ,950 ha. Memanfaatkan quey
5 data, maka bebeapa desa yang memiliki luasan peubahan hutan menjadi tegalan tebesa adalah Desa Tlogotuwung 177,596 ha, dan Gempol 170,237 ha. Lebih mendalam menggunakan analisis spasial, yaitu ovelay antaa peta peubahan lahan dengan peta buffe jalan dan pemukiman seta peta administatif. Featue jalan yang di-buffe adalah semua kelas jalan dengan ange 500 m, dan m. Bedasakan hasil pehitungan, dapat ditaik kesimpulan sementaa bahwa peubahan hutan menjadi penggunaan lahan yang lain mayoitas tejadi pada buffe 500 hingga mete, kecuali pada penggunaan lahan tumpangsai. Nampaknya banyak penggunaan lahan tumpangsai yang tedapat dekat dengan jalan, namun peubahan hutan tebesa adalah peubahan menjadi penggunaan lahan tegalan. Hasil pehitungan peubahan hutan keseluuhan kawasan hutan adalah ,816 ha. Bila dibandingkan dengan peubahan hutan yang tejadi dalam seluuh kawasan hutan tesebut, maka peubahan hutan pada buffe jalan m adalah sebesa 28,85%. Sedangkan peubahan yang tejadi pada buffe jalan m adalah sebesa 27,32%. Semakin menjauhi jalan, maka luasan peubahan hutannya semakin menuun. Akan tetapi jumlah luasan keseluuhan peubahan hutan yang tejadi dalam aea buffe jalan mencapai angka cukup tinggi hingga 50% lebih dai jumlah total peubahan hutan. Hal ini mengindikasikan kaitan yang cukup signifikan antaa kenampakan budaya beupa jalan dengan bekuangnya atau beubahnya lahan hutan. Di Desa Getas, Kecamatan Kadenan, luas hutan yang beubah menjadi tegalan di desa tesebut seluas 102,262 ha atau 0,77% dai seluuh peubahan hutan, ini adalah yang teluas dalam analisis. Analisis spasial yang selanjutnya ialah dengan meng-ovelay peta peubahan lahan dengan peta buffe enclave yang banyak tedapat pemukiman. Dai hasil buffe enclave dalam kawasan hutan Kabupaten Bloa, dipeoleh data yang menunjukkan pola peubahan hutan yang semakin besa bila lokasinya semakin dekat dengan enclave, khususnya untuk penggunaan lahan tegalan, dan total penggunaan lahan pada umumnya. Tabel 4, mempelihatkan bahwa penggunaan lahan hutan yang beubah menjadi tegalan betuut-tuut dai buffe m, m, dan m mempunyai luasan yang semakin menuun, yaitu: 1.851,076 ha (13,88%), 1.293,475 ha (9,70%), dan 1.183,118 ha (8,87%). Sebaliknya, penggunaan lahan hutan yang beubah fungsi menjadi lahan tumpangsai, semakin menjauhi enclave luasannya justu semakin besa. Tabel 3. Tipe dan Luasan Peubahan Lahan No. Peubahan Jenis Penggunaan Lahan Luasan (ha) 1. Hutan Hutan , Hutan - Lahan Kitis 449, Hutan - Sawah Tadah Hujan 380, Hutan Semak 141, Hutan Tegalan , Hutan - Tumpangsai 825, Lahan Kitis - Lahan Kitis 111, Lahan Kitis Tegalan 95, Sawah Tadah Hujan - Tegalan 778, Sawah Tadah Hujan Lahan Kitis 0, Sawah Tadah Hujan Sawah Tadah Hujan 84,176
6 12. Sawah Tadah Hujan - Tumpangsai 10, Semak Semak 32, Semak Tegalan 41, Semak - Tumpangsai 1, Tegalan - Lahan Kitis 168, Tegalan - Sawah Tadah Hujan 345, Tegalan Semak 94, Tegalan Tegalan 6.464, Tegalan - Tumpangsai 218, Tumpangsai Hutan 931, Tumpangsai - Lahan Kitis 28, Tumpangsai - Sawah Tadah Hujan 1, Tumpangsai Semak 8, Tumpangsai Tegalan 182, Tumpangsai - Tumpangsai 371,711 Jumlah ,2 Tabel 4. Tipe Peubahan Hutan dan Luasan dalam Aea Buffe Jalan. Peubahan Lahan Luasan pd Buffe Luasan pd Buffe Luasan pd Buffe m m m ha % ha % ha % Hutan - Lahan Kitis 99,547 0,75 178,074 1,33 277,621 2,08 Hutan - Sawah Tdh Hujan 105,163 0,79 181,710 1,36 286,873 2,15 Hutan Semak 32,960 0,25 21,059 0,16 54,019 0,40 Hutan Tegalan 2.978,541 22, ,411 20, ,952 43,28 Hutan Tumpangsai 340,212 2,55 154,622 1,16 494,834 3,71 Tumpangsai Hutan 292,041 2,19 313,710 2,35 605,751 4,54 Jumlah 3.848,464 28, ,586 27, ,050 56,17 Tabel 5. Tipe peubahan dan luasan dalam aea buffe enclave. Luasan pd Luasan pd Buffe Luasan pd Buffe Peubahan Buffe Lahan 0 50 Luasan pd Buffe ha % ha % ha % ha % Hutan - Lahan Kitis 110,505 0,83 98,246 0,74 116,921 0,88 325,672 2,44 Hutan - Sawah Tadah Hujan 18,574 0,14 4,154 0,03 31,637 0,24 54,365 0,41 Hutan Semak 12,397 0,09 35,984 0,27 30,680 0,23 79,061 0,59 Hutan Tegalan 1.851,076 13, ,475 9, ,118 8, ,669 32,44 Hutan - Tumpangsai 83,636 0,63 101,145 0,76 169,954 1,27 354,735 2,66 Tumpangsai Hutan 210,523 1,58 209,189 1,57 160,367 1,20 580,079 4,35 Jumlah 2.286,711 17, ,193 13, ,677 12, ,581 42,89
7 IV. KESIMPULAN 1. Peubahan hutan yang tejadi dalam kawasan hutan Kabupaten Bloa cukup signifikan. Peubahan tebesa tejadi pada lahan hutan yang beubah menjadi lahan tegalan, yakni sebesa hekta atau 11,5% dai total luasan kawasan hutan. Sedangkan peubahan tekecil tejadi pada peubahan hutan menjadi lahan semak, yaitu 141,696 hekta atau 0,16%. Desa dengan luasan peubahan hutan tebesa tedapat di Desa Tlogotuwung Kecamatan Randublatung, dimana tejadi peubahan hutan menjadi lahan tegalan seluas 177,596 hekta. Sedangkan desa dengan peubahan hutan tekecil tedapat di Desa Buloh Kecamatan Kunduan, dengan jenis peubahan hutan yang sama. 2. Analisis peubahan hutan lebih lanjut adalah yang tejadi di dalam aea buffe jalan, dimana memiliki luasan sebesa 7.493,050 hekta atau 56,17% dai total peubahan hutan keseluuhan. Jenis peubahan hutan tebesa adalah dai lahan hutan menjadi tegalan, tedapat di Desa Getas Kecamatan Kadenan dengan luas 102,262 hekta. Fenomena penting yang pelu dijelaskan adalah adanya pola peubahan hutan yang semakin besa jika lokasinya semakin dekat dengan jalan. Hal ini nampak pada adanya peningkatan luasan dalam aea buffe mete dibanding aea buffe mete. 3. Sedangkan pada aea buffe enclave peubahan hutan sebesa 5.721,581 hekta atau 42,89%, lebih kecil bila dibandingkan dengan aea dalam buffe jalan. Dengan mayoitas peubahan menjadi penggunaan lahan tegalan, dimana luasan tebesa tedapat di Desa Tlogotuwung Kecamatan Randublatung seluas 110,441 hekta. Fenomena yang sama dengan buffe jalan tejadi juga dalam buffe enclave, yakni adanya peningkatan luas peubahan hutan secaa umum seiing dengan semakin dekat jaak lokasi peubahan hutan tehadap enclave. DAFTAR PUSTAKA Buough, Pete A Pinciple of Geogaphical Infomation System fo Land Resouces Assessment. Claendon Pess. Oxfod. Danoedoo, Pojo Pengolahan Cita Digital : Teoi dan Aplikasinya dalam Bidang Pengindeaan Jauh. Diktat Kuliah. Fakultas Geogafi UGM. Yogyakata. DeMes, Michael N Fundamental of Gepgaphic Infomation Systems. New Yok. John Wiley and Sons, Inc. Howad, John A Pengindeaan Jauh untuk Sumbedaya Hutan : Teoi dan Aplikasi. Edito: Sutanto. Gadjah Mada Univesity Pess. Yogyakata. Jensen, John R Intoductoy Digital Image Pocessing a Remote Sensing Pespective. Pentice Hall. London. Malingeau, Jean-Paul dan Rosalia, Chistiani A Land Cove/Land Use Classification fo Indonesia. Lapoan Penelitian. Fakultas Geogafi UGM. Yogyakata. McCloy, Keith R Resouce Management Infomation System : Pocess and Pactice. Taylo & Fancis. London. Sutanto Pengindeaan Jauh Dasa Jilid I. Gadjah Mada Univesity Pess. Yogyakata.
TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinci*) Diterima : 12 Maret 2006; Disetujui : 21 Mei 2007 ABSTRACT
Dinamika Peubahan Penutupan Vegetasi dan...(rinaldi I. dan Djoko W.) DINAMIKA PERUBAHAN PENUTUPAN VEGETASI DAN POTENSI HUTAN BERDASARKAN CITRA LANDSAT DI KALIMANTAN SELATAN*) (Dynamics of Vegetation Cove
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN
ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI Oleh : PUTRI SINAMBELA 071201035/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciWatermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra
Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation
Lebih terperinciPengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA
Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam
Lebih terperinciTeori Dasar Medan Gravitasi
Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciAPLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)
APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciPenerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama
ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti
JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciEVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING
EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode
Lebih terperinciANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C
pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)
ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk
Lebih terperinciPERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI
Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor
34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciAnalisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK
Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id
Lebih terperinciModel Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap
Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperincilangsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK
PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG
Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA
PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa
Lebih terperinciPERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM
E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA
Lebih terperinciBAB II METODA GEOLISTRIK
BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik
Lebih terperinci4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN
4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4.1. Latar Belakang Sebagaimana diuraikan terdahulu (Bab 1), DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan dan perkebunan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA
Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciIrlyna, et al., Perhitungan Persediaan Obat dengan Metode Economic Order..
Pehitungan Pesediaan Obat dengan Metode Economic Ode Quantity dan Reode Point di Instalasi Famasi Rumah Sakit Pau Jembe (Calculation of Dug Inventoy Based on the Economic Ode Quantity and Reode Point at
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Uma Chadhiq, Ismiyatun dan Nanang Yusoni Univesitas Wahid Hasyim Semaang
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA
ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com
Lebih terperinciI Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak
Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH
Lebih terperinciENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H
ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperinciContoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com
BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.
Lebih terperinciSTUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA
Studi Inteaksi Dua (Bima Anang Dwijaya)247 STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Oleh : Bima
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai
Lebih terperinciEVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak
EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.
Lebih terperinciSPATIAL URBAN DESIGN PADA AREA SEMPADAN SUNGAI (PENERAPAN GIS DALAM URBAN DESIGN)
Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), SPATIAL URBAN DESIGN PADA AREA SEMPADAN SUNGAI (PENERAPAN GIS DALAM URBAN
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal
ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal Oleh : Fidiyawati 3507 100 046 Pembimbing : 1. M. Nur Cahyadi, ST, MSc 2. Danang Surya Chandra,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciEFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)
EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR
PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciPerubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan
77 M. Indica et al. / Maspari Journal 02 (2011) 77-82 Maspari Journal 02 (2011) 77-81 http://masparijournal.blogspot.com Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional
Lebih terperinciCetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura
Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan, Agustus 04 Ditebitkan oleh: Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Pattimua SBN: 978-60-9755-- Deskipsi halaman sampul : Gamba yang ada pada
Lebih terperinciPENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN
PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,
Lebih terperinci~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN
I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan seluruh satuan lahan yang menunjang kelompok vegetasi yang didominasi oleh pohon segala ukuran, dieksploitasi maupun tidak, dapat menghasilkan kayu
Lebih terperinciJurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN : 1907-9931 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH PESISIR UNTUK PARIWISATA DENGAN MEMANFAATAN CITRA SATELIT DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SEBAGIAN BALI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang
Lebih terperinciHubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa
Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki
Lebih terperinciPENDUGAAN LAPISAN RESERVOIR PANAS BUMI DI KAWASAN GUNUNGAPI SLAMET DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA SATELIT
Bekala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 17, No. 2, Apil 2014, hal 45-54 PENDUGAAN LAPISAN RESERVOIR PANAS BUMI DI KAWASAN GUNUNGAPI SLAMET DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA SATELIT Adhana
Lebih terperinciBAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI
BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah
Lebih terperinciBAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia
BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN
ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013-2016 (Analysis Of Land Cover Changes At The Nature Tourism Park Of Sungai Liku In Sambas Regency
Lebih terperinciSIMULASI KINERJA REAKTOR PELAT SEJAJAR UNTUK PRODUKSI CARBON NANOTUBE SEBAGAI MATERIAL ADI MELALUI REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA
SIMULASI KINERJA REAKTOR PELAT SEJAJAR UNTUK PRODUKSI CARBON NANOTUBE SEBAGAI MATERIAL ADI MELALUI REAKSI DEKOMPOSISI KATALITIK METANA Iene Aiani 1, Yuswan Muhaam, Paswasti PDK Wulan 1 Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinciStudi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan
ISBN : 978-602-72658-1-3 Studi Sebaan Potensi Ai Tanah Di Keluahan Tanah Meah Kecamatan Samainda Utaa Bedasakan Resistivitas Batuan Debby Khaiunnisa Suyo 1, Supiyanto 2, dan Djayus 3 1 Laboatoium Geofisika,
Lebih terperinciINDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?
Lebih terperinci: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK
MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick
Lebih terperinci