INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI"

Transkripsi

1 Youngste Physics Jounal ISSN : Vol., No. 2, Apil 2014, Hal INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI DIWAK DAN DEREKAN BERDASARKAN DATA GRAVITASI Syamsul Ilmi (1), Udi Hamoko (1) dan Sugeng Widada (2) (1) Juusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Univesitas Diponegoo, Semaang (2) Juusan Oseanogafi, Fakultas Peikanan dan Ilmu Kelautan, Univesitas Diponegoo, Semaang syamsulilmi87@gmail.com ABSTRACT Reseach has been caied out using a gavity method that aims to intepet the subsuface stuctue of the Diwak - Deekan hot spings aea based on the Bougue anomaly data. It also aims to investigate the geothemal system in the aea. The data aquisition was taken using gavitymete Lacoste & Rombeg. Data pocessing had been done with high coection tool, tidal coection, dift coection, gavity absolute coection, gavity theoetical coection, fee ai coection, Bougue coection, teain coection to get the complete Bougue anomaly. Bougue anomolay is pojected to flat plane and upwad continuation is used to sepaate the egional and esidual anomaly. Fo 2D modelling intepetation by Gav2DC softwae. The esults of study showed the complete Bougue anomaly contou pai of positive and negative contou indicate a fault zone below the suface. Intepetation is stengthened by the esults of the modeling showed a fault of Diwak - Deekan aeas tending southwest- notheast. This fault zone is used as a media outlet fluid to the suface of geothemal systems. Keywods: Gavity Method, 2D modelling, Diwak, Deekan ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode gavitasi yang betujuan untuk mengintepetasikan stuktu bawah pemukaan daeah sumbe ai panas Diwak-Deekan bedasakan data anomali Bougue. Selain itu juga betujuan untuk menyelidiki sistem panasbumi di daeah tesebut. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan gavitimete LaCoste & Rombeg. Pengolahan data dilakukan dengan koeksi tinggi alat, koeksi pasangsuut, koeksi apungan, koeksi gavitasi mutlak, koeksi gavitasi teoitis, koeksi udaa bebas, koeksi Bougue dan koeksi medan untuk mendapatkan anomali Bougue lengkap. Data anomali Bougue dai hasil koeksi-koeksi metode gavitasi kemudian dibawah kebidang data selanjutnya dilakukan pemisahan anomali egional dan anomali lokal dilakukan dengan metode kontinuasi keatas. Intepetasi pemodelan 2D menggunakan peangkat lunak Gav2dc. Hasil penelitian beupa anomali Bougue lengkap menunjukkan pasangan kontu positif dan kontu negatif yang mengindikasikan adanya zona sesa dibawah pemukaan. Penafsian tesebut dipekuat dengan hasil pemodelan yang menunjukkan adanya sesa di wilayah Diwak-Deekan yang beaah baatdaya-timulaut. Zona sesa ini meupakan media jalan kelua fluida ke pemukaan pada sistem geotemal daeah tesebut. Kata kunci : Metode Gavitasi, Pemodelan 2D, Diwak, Deekan PENDAHULUAN Peningkatan kebutuhan enegi di dunia akan minyak dan gas bumi sebagai sumbe enegi yang utama teus meningkat seiing petambahan waktu. Seiing peningkatan kebutuhan enegi dan tebatasnya jumlah poduksi minyak dan gas bumi menjadi masalah yang haus dicai solusinya. salah satu caa untuk menyelesaikan pemasalahan ini adalah dengan memanfaatkan enegi panas bumi sebagai enegi altenatif pengganti [1]. Enegi panas bumi sendii meupakan enegi panas yang tebentuk di bawah pemukaan bumi secaa alami, dimana enegi panas alami yang beasal dai bumi tejebak cukup dekat dengan pemukaan dan dapat 1

2 Syamsul Ilmi, dkk. Intepetasi Bawah Pemukaan... dengan mudah untuk dimanfaatkan secaa ekonomis [2]. Penelitian mengenai studi geofisika tepadu di leeng selatan gunung ungaan juga menyatakan Diwak meupakan salah satu lapangan panas bumi []. Tedapatnya manifestasi ai panas di desa Diwak dan desa deekan memicu untuk dilakukan penelitian tentang intepetasi bawah pemukaan menggunakan metode geofisika. DASAR TEORI Sistem Panas Bumi Fluida panas bumi yang tekandung dalam esevoi hidotemal beasal dai ai pemukaan, antaa lain ai hujan (ai meteoik) yang meesap masuk ke bawah pemukaan dan tepanaskan oleh suatu sumbe panas (Gamba 1). Ai tesebut akan masuk melalui ekahan-ekahan kedalam batuan pemeabel. Apabila disekita batuan tesebut tedapat sumbe panas, maka panas akan diambatkan melalui batuan (secaa konduksi) dan melalui fluida (secaa konveksi). Pepindahan panas secaa konveksi pada dasanya tejadi kaena gaya apung (bouyancy) [4]. Gamba 1. Model Sistem Geotemal [4] Ai kaena gaya gavitasi selalu mempunyai kecendeungan untuk begeak kebawah, akan tetapi apabila ai tesebut kontak dengan suatu sumbe panas maka akan tejadi pepindahan panas sehingga tempeatu ai menjadi lebih tinggi dan ai menjadi lebih ingan. Keadaan ini menyebabkan ai yang lebih panas begeak ke atas dan ai yang lebih dingin begeak tuun ke bawah, sehingga tejadi sikulasi ai atau aus konveksi[5]. Sistim geotemal mempunyai empat komponen utama, yaitu: (1) Sumbe panas (Heat Souce), (2) fluida, () esevoa panas bumi dan (4) batuan penutup (Cap Rock) [4]. Pinsip Gavitasi Teoi Gavitasi didasakan oleh hukum Newton tentang gavitasi. Hukum gavitasi Newton yang menyatakan bahwa gaya taik menaik antaa dua buah benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tesebut dan bebanding tebalik dengan jaak antaa pusat massa kedua benda tesebut [6]. m1m2 F 12 G (1) dengan F12 adalah gaya yang dialami oleh benda m1,dan G adalah tetapan medan gavitasi. Gamba 2 Gaya Taik Menaik antaa m 1 dan m 2 pada Jaak. Gaya pesatuan muatan pada sembaang titik bejaak dai m1 didefinisikan sebagai kuat medan gavitasi m1. Bila m1 adalah massa bumi, maka kuat medan gavitasi bumi seing disebut dengan pecepatan medan gavitasi bumi, yang dapat diumuskan sebagai: M g G (2) dengan M adalah massa bumi. Medan gavitasi meupakan medan konsevatif, yang meupakan gadien dai suatu fungsi potensial skala U ( ), sebagaimana beikut: F( ) U ( ) () di mana U ( ) GM / adalah potensial medan gavitasi bumi. Potensial medan gavitasi yang disebabkan oleh distibusi massa kontinu (bukan meupakan titik massa) dapat dihitung dengan pengintegalan. Jika massa 2

3 Youngste Physics Jounal ISSN : Vol., No. 2, Apil 2014, Hal tedistibusi secaa kontinu dengan densitas ( 0 ) di dalam volume V, potensial medan gavitasi pada sembaang titik P di lua benda adalah: ( 0 ) d 0 U P ( ) G (4) 0 V Hubungan antaa besa pecepatan medan gavitasi dan potensial medan gavitasi adalah g U P. Pecepatan medan gavitasi bumi bevaiasi di pemukaan bumi, dan haganya begantung pada (a) distibusi massa di bawah pemukaan, sebagaimana ditunjukkan oleh fungsi densitas ( 0 ) dan (b) bentuk bumi yang sebenanya, sebagaimana ditunjukkan oleh batas integal. Gamba Potensial Massa Tiga Dimensi [7] Reduksi Data Gavitasi Penelaahan tentang konsep eduksi data gavitasi lebih mudah dipahami dengan caa menelaah telebih dahulu ati anomali medan gavitasi. Anomali medan gavitasi didefenisikan sebagai selisih nilai medan gavitasi yang teuku di topogafi atau posisis (x,y,z) dengan medan gavitasi teoitits di topogafi untuk lokasi yang sama. Anomali medan gavitasi ini ditimbulkan oleh adanya kotas densitas dibawah pemukaan bumi. Medan gavitasi teoitis yaitu medan yang diakibatkan oleh fakto-fakto non-geologi dan haganya dihitung bedasakan umusan-umusan yang dijabakan secaa teoitis. Nilai Medan ini dipengauhi oleh letak lintang, ketinggian, dan massa topogafi di sekita titik tesebut. [8]. g(x,y,z) = gobs (x,y,z) gteoitis (x,y,z) (5) dengan g (x,y,z) meupakan anomali medan gavitasi di topogafi, dan gobs(x,y,z) adalah medan gavitasi obsevasi di topogafi yang sudah dikoeksikan tehadap koeksi pasang-suut, koeksi tinggi alat dan koeksi dift. Sedangkan g Teoitis ( x, y, z) meupakan medan gavitasi teoitis di topogafi. METODE PENELITIAN Metode gavitasi digunakan untuk mengetahui vaiasi pecepatan gavitasi di daeah penelitian. Vaiasi pecepatan gavitasi disebabkan oleh vaiasi densitas bawah pemukaan bumi Metode gavitasi ini digunakan pada studi geothemal kaena dapat menjelaskan stuktu bawah pemukaan dan zona keluanya fluida panas bumi ke pemukaan. Secaa lebih inci digunakan untuk mendeteksi stuktu bawah pemukaan sebagai pembentuk sistem panasbumi dan melokalisi daeah anomali endah yang diduga bekaitan dengan manifestasi panasbumi. Penelitian dimulai dengan membuat desain suvei dengan mengacu infomasi geologi daeah penelitian. Setelah membuat desain suvei dilanjutkan dengan akusisi data di lapangan. Pada penelitian ini sejumlah 6 titik diuku dengan menggunakan Lacoste & Rombeg G-1118 untuk mendapatkan nilai gavitasi dan GPS Temble Navigation 4600LS untuk mendapatan data posisi koodinat dan elevasi. Data yang dipeoleh dai lapangan tesebut kemudian dikoeksi tehadap tinggi alat, pasang suut, ditf, lintang, udaa bebas, Bougue, dan teain, untuk mendapatkan anomali Bougue lengkap (abl). Nilai dai abl kemudian dimodelkan. Pemodelan yang dibuat haus mempehatikan segi infomasi geologi daeah penelitian. Pemodelan tesebut akan menghasilkan stuktu bawah pemukaan dai data anomali yang kemudian dilakukan intepetasi. Intepetasi secaa kualitatif dilakukan dengan menganalisis kontu peta kontinuasi ke atas. Intepetasi kuantitatif dilakukan dengan

4 Syamsul Ilmi, dkk. Intepetasi Bawah Pemukaan... pemodelan yang di cocokkan dengan infomasi geologinya. HASIL DAN PEMBAHASAN Secaa umum, intepetasi kualitatif tehadap anomali Bougue (Gamba 4) membeikan hasil bahwa nilai anomali pada daeah penelitian bekisa antaa 20 mgal 26,5 mgal. Pada line 1 di titik pengukuan GA08 - GA10 menunjukkan nilai anomali yang tinggi bekisa 25,5 mgal 26,5 mgal nilai anomali tesebut dipekiakan pada daeah tesebut memiliki densitas batuan yang tinggi. Sementaa nilai anomali endah ditunjukkan pada aea sekita manifestasi panas bumi beupa ai panas baik pada Deekan dan Diwak bekisa antaa 21-21,5mGal. Bedasakan gamba 5 peta anomali Bougue yang diovelay dengan geologi daeah penelitian menunjukkan bahwa pada daeah penelitian menunjukkan adanya sesa yang beaah baatdaya timulaut. Hal ini dipekuat dengan pebedaan nilai anomali Bougue endah disisi utaa dan tinggi disisi selatan. Kondisi ini memungkinkan adanya sesa tuun disisi utaa dan sesa naik disisi selatan. Apabila ditinjau dai pola kontu anomali Bougue (Gamba 5) tedapat pola kontu (positif dan negatif) yang lebih apat disisi baat yang mengindikasikan adanya sesa dai aah baatlaut tenggaa. Selain itu, juga telihat pola kontu (positif dan negatif) disisi timu yang tidak begitu tajam. Hal tesebut mengindikasikan adanya sesa yang beaah sesuai dengan peta geologi. Melihat dua kondisi kemungkinan adanya sesa pada kontu anomali Bougue ditambah dengan infomasi geologi dapat diaik sebuah pendugaan bahwa aah sesa beaah baatdayatimulaut. Intepetasi kuantitatif dilalukan dengan membuat pemodelan menggunakan softwae Gav2dc, dengan masukan beupa posisi dan pofil nilai anomali gavitasi poses pemodelan stuktu bawah pemukaan cukup sulit dilakukan. Pemodelan dilalukan membuat pofil model pengamatan yang sesuai pofil model yang sebenanya. Pemodelan dapat dikatakan bena atau sesuai jika model pofil pengamatan sama dengan model pofil yang sebenanya yang dintadai dengan besanya nilai eo. Nilai eo yang semakin kecil menandakan model yang telah dibuat semakin akuat. Gamba 4 Kontu Anomali Bougue Lengkap Pemodelan digunakan untuk menggambakan stuktu bawah pemukaan dai pofil anomali gavitasi yang dihasilkan, sehingga dapat dilakukan intepetasi kuantitatif. Pada penelitian ini dibuat 2 sayatan. Dalam melakukan sayatan pelu dipehatikan bahwa sayatan melalui nilai positif dan negatif. Sayatan A yang dibuat dai aah baat laut keaah selatan (gamba 5) dai titik GA0 menuju GA010. Sedangkan sayatan B disayat melalui daeah manisfestasi ai panas Diwak menuju ketitik GA09. Gamba 5 Kontu Anomali Bougue Lengkap di Topogafi Daeah Penelitian 4

5 Youngste Physics Jounal ISSN : Vol., No. 2, Apil 2014, Hal Gamba 6 menunjukkan ada 4 lapisan batuan yang memiliki nilai densitas yang bebedabeda dan dai gamba tesebut dapat telihat adanya sesa. Pada lapisan petama dan kedua memiliki densitas yang hampi sama sehingga dianggap meupakan memiliki jenis batuan yang sama, dengan mengacu pada geologi daeah penelitian densitasnya 2,409-2,41 g/cm yang meupakan batuan sedimen yang beasal dai batuan gajahmungku yang memiliki ketebalan lapisan 1,7 km. Lapisan dengan densitas 2,409 g/cm ketebalan lapisannya sekita 1 km sedangkan lapisan dengan densitas 2,41 g/cm memiliki ketebalan sekita 0,7 km. Pada lapisan ketiga dengan densitas 2,7 g/cm masih beasal dai batuan gajahmungku dengan jenis batuan andesit. Ketebalan lapisan ketiga sekita 0,84 km. Pada lapisan keempat memiliki nilai densitas batuan 2,99 g/cm dengan ketebalan sekita 0,7 km. Lapisan keempat tesebut diduga beasal dai fomasi batuan kaligetas yang beupa batuaan beksi vulkanik. Gamba 6 Pemodelan 2D Data Gavitasi pada Sayatan A Pada pemodelan sayatan A telihat adanya sesa hal ini dipekuat adanya kenampakan di daeah penelitian beupa sungai (Kali Jumbleng). Pemodelan sayatan B pada gamba 7 menunjukkan ada lapisan batuan yang memiliki nilai densitas yang bebeda-beda dan dai gamba tesebut dapat telihat adanya sesa yang pada kenapakan di pemukaan meupkan Sungai Jumbleng. Pemodelan sayatan B seupa dengan pemodelan pada sayatan A. Dimana, pada lapisan petama dan kedua memiliki densitas yang hampi sama sehingga dianggap meupakan memiliki jenis batuan yang sama, dengan mengacu pada geologi daeah penelitian densitasnya 2,409-2,41 g/cm yang meupakan batuan sedimen yang beasal dai batuan gajahmungku. Pada lapisan ketiga dengan densitas 2,7 g/cm masih beasal dai batuan gajahmungku dengan jenis batuan andesit. Pada pemodelan telihat adanya sesa hal ini dipekuat adanya kenampakan di daeah penelitian beupa sungai (Kali Jumbleng) yang beada di aea ai panas Diwak. Gamba 7 Pemodelan 2D Data Gavitasi pada Sayatan B Bedasakan pemodelan kedua sayatan A dan B menunjukkan adanya sesa di wilayah Diwak dan Deekan dimana sesa tesebut meupakan sesa tuun, dengan bagian tuun di sebelah utaa dan bagian naik di sebelah selatan. Dengan kenampakan sungai yang beada di daeah penelitian yang membentang dai baat daya menuju timu laut, sehingga diduga sesa mengaah baat daya ke timu laut hasil. Stuktu geologi bawah pemukaan pada daeah panas bumi sangat dipengauhi oleh fakto pengontol keluanya fluida panas bumi. Asosiasi zona etakan dengan sesa yang akan menyalukan fluida panas bumi ke pemukaan meupakan fakto penting dalam sistem panasbumi. Zona sesa yang beada di daeah Diwak dan Deekan meupakan media jalan kelua fluida panas bumi ke pemukaan. Bedasakan gamba 5 dan gamba pemodelan sayatan A (gamba 6) dan pemodelan sayatan B (gamba 7) dapat disimpulkan bahwa letak heat souce beada di daeah selatan daeah penelitian. 5

6 Syamsul Ilmi, dkk. Intepetasi Bawah Pemukaan... Fluida panas bumi yang muncul di pemukaan becampu dengan ai sungai, kaena di atas zona sesa tedapat sungai dengan jumlah ai yang belimpah. Hal ini menyebabkan kada fluida panasbumi menjadi sama dengan ai pemukaan, sehingga seing ditafsikan bahwa fluida panas bumi tesebut meupakan alian samping (out flow) dai sistem gunungapi di dekat daeah penelitian. Pendugaan ini tentu pelu dijelaskan lebih lanjut, sehingga didapatkan model geofisika yang dapat menggambakan sistem panas bumi Diwak-Deekan dengan tepat. KESIMPULAN Bedasakan hasil pengolahan data hingga pemodelan dapat dipeoleh kesimpulan: 1) Stuktu geologi bawah pemukaan daeah penelitian tesusun oleh 2 fomasi batuan yaitu fomasi batuan gajahmungku dan fomasi batuan kaligetas. Adanya bidang sesa yaitu sesa tuun beada di sebelah utaa yang meupakan di wilayah Diwak- Deekan yang beaah baatdaya-timulaut. 2) Stuktu bawah pemukaan di wilayah Diwak-Deekan beada pada zona sesa, yang meupakan media jalan kelua fluida ke pemukaan pada sistem panas bumi daeah tesebut dan letak heat souce diintepetasikan di bagian selatan daeah penelitian. Pat I, Geothemal Science and Technology, 2 (1), [] Gaffa, E.Z., Dadan, D.W. dan Djedi, S.W., 2007, Studi Geofisika Tepadu di Leeng Selatan G. Ungaan Jawa Tengah, dan Implikasinya Tehadap Stuktu Panasbumi, Junal Meteoologi Dan Geofisika, Vol. 8, No.2, [4] White, D.E., 1967, Some Pinciples of Geyse Activity, Mainly fom Steamboat Spings. Nevada [5] Hochstein, M.P. (1990), Classification and Assessment of Geothemal Resouces. In: Dickson MH and Fanelli M (eds) Small geothemal esouces, NITAEWNDP Cente fo Small Enegy Resouces, Rome, Italy, [6] Jacobs,J.A, Russel,R.D, Wilson,J.T., Physics and Geology. New Yok: Mc Gaw-Hill Book Company [7] Telfod, W.M., Geldat, L.P., Sheiff, R.E., and Keys, D.A., 1976, Applied Geophysics, Cambidge: Cambidge Univesity pess. [8] LaFeh, T.R, 1980, Novembe, Gavity Method: Geophysics, Vol. 45, No. 11, UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan teimakasih kepada D. Eng. Udi Hamoko, M.Si seta I. Sugeng Widada yang telah membei aahan dan bantuan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Susanti, Nova, 2011, Pemodelan Sistem Panas Bumi Pincaa Kabupaten Luwu Utaa Sulawesi Selatan Bedasakan Data Geofisika, Tesis, Jakata: Univesitas Indonesia. [2] Bodvasson, G.S. and Withespoon, P.A., 1989, "Geothemal esevoi engineeing - 6

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

PEMODELAN ZONA SESAR OPAK DI DAERAH PLERET BANTUL YOGYAKARTA DENGAN METODE GRAVITASI

PEMODELAN ZONA SESAR OPAK DI DAERAH PLERET BANTUL YOGYAKARTA DENGAN METODE GRAVITASI Bekala Fisika ISSN : 141-966 Vol 1., No.1, Apil 7, hal 65-7 EMODELAN ZONA SESAR OAK DI DAERAH LERET BANTL YOGYAKARTA DENGAN METODE GRAVITASI M Iham Nuwidyanto, Rina Dwi Indiana, Zukhufuddin Thaha Dawis

Lebih terperinci

PENDUGAAN LAPISAN RESERVOIR PANAS BUMI DI KAWASAN GUNUNGAPI SLAMET DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA SATELIT

PENDUGAAN LAPISAN RESERVOIR PANAS BUMI DI KAWASAN GUNUNGAPI SLAMET DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA SATELIT Bekala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 17, No. 2, Apil 2014, hal 45-54 PENDUGAAN LAPISAN RESERVOIR PANAS BUMI DI KAWASAN GUNUNGAPI SLAMET DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA SATELIT Adhana

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan, Agustus 04 Ditebitkan oleh: Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Pattimua SBN: 978-60-9755-- Deskipsi halaman sampul : Gamba yang ada pada

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

BAB II METODA GEOLISTRIK

BAB II METODA GEOLISTRIK BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru

Pendugaan Lapisan Akuifer dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Rampa Manunggul, Kotabaru Pendugaan Lapisan dengan Metode Geolistik Konfiguasi Schlumbege di Rampa Manunggul, Kotabau Si Cahyo Wahyono Abstak: Telah dilakukan pengukuan lapisan akuife di Rampa Manunggul, Kabupaten Kotabau bedasakan

Lebih terperinci

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan ISBN : 978-602-72658-1-3 Studi Sebaan Potensi Ai Tanah Di Keluahan Tanah Meah Kecamatan Samainda Utaa Bedasakan Resistivitas Batuan Debby Khaiunnisa Suyo 1, Supiyanto 2, dan Djayus 3 1 Laboatoium Geofisika,

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan

Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan Pendugaan Lapisan Akuife Bedasakan Kaakteistik Kelistikan Bumi di Kabupaten Kotabau Kalimantan Selatan Si Cahyo Wahyono Abstak: Telah dilakukan penelitian tentang pendugaan lapisan akuife di Kabupaten

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MELIHAT STRUKTUR PERLAPISAN BATUAN DAERAH LONGSOR. Abdul Wahid* Abstract Abdul Wahid, Aplikasi Geolistik Resistivitas untuk melihat stuktu pelapisan batuan daeah longso APLKAS GEOLSTRK RESSTVTAS UNTUK MELHAT STRUKTUR PERLAPSAN BATUAN DAERAH LONGSOR Abdul Wahid* Abstact Has

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

Mekanika Fluida 1. (Courtesy of Dr. Yogi Wibisono)

Mekanika Fluida 1. (Courtesy of Dr. Yogi Wibisono) Mekanika Fluida (Coutesy of D. Yogi Wibisono) Manomete U: Dasa teoi a dan b daat sebagai tekanan fluida, atau a daat sebagai tekanan fluid dan b tekanan atmosfe Caian A dan B tak becamu a Z R b 5 4 3

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulfah dan Mustaqim ABSTRAK

PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulfah dan Mustaqim ABSTRAK PASANG SURUT AIR LAUT DI PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto, Hj. Zulah dan Mustaqim ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala alam atau enomena alam yaitu

Lebih terperinci

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta Dian Novita Sari, M.Sc Abstrak Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode gravity di daerah Dlingo, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran) 9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 2, April 2014, Hal 129-134 INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK Muhammad Ulin Nuha ABA, Tony

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BENDUNGAN SUTAMI DAN SEKITARNYA BERDASARKAN ANOMALI GAYABERAT Elwin Purwanto 1), Sunaryo 1), Wasis 1) 1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG Youngster Physics Journal ISSN : 2302-2302 Vol. 4, No. 4, Oktober 2015, Hal 285-290 INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI SEBAGAI ADSORBEN SENYAWA AROMATIK

PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI SEBAGAI ADSORBEN SENYAWA AROMATIK Siatun dkk: Penggunaan Zeolit Alam Tedealuminasi Sebagai Adsoben Senyawa Aomatik PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI SEBAGAI ADSORBEN SENYAWA AROMATIK Siatun, Adi Damawan Laboatoium Kimia Anoganik Juusan

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci