PENGARUH SUDUT ANTAR PLANET ( θ 12 ) TERHADAP BENTUK LINTASAN SISTEM DUA PLANET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SUDUT ANTAR PLANET ( θ 12 ) TERHADAP BENTUK LINTASAN SISTEM DUA PLANET"

Transkripsi

1 PENGARUH SUDUT ANTAR PLANET ( TERHADAP BENTUK LINTASAN SISTEM DUA PLANET Skipsi Diaukan Untuk Meenui Saa Satu Syaat Mepeoe Gea Saana Sains Poga Studi Fisika Oe: THOMAS JOKO KRISMANTO NIM: 346 PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 8 i

2 INTER PLANET ANGLE ( EFFECT ON THE TRAJECTORY FORM OF TWO PLANETS SYSTEM Sciption Pesented as Patia Fufient of te equieents to obtain te Saana Sains Degee In Pysics By: THOMAS JOKO KRISMANTO NIM: 346 PHYSICS STUDY PROGRAM PHYSICS DEPARTEMENT FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 8 ii

3

4

5 Keidupan ini adaa beaa dai waktu ke waktu sapai kita tak dapat easakan panas dinginnya dunia. Seua begitu uda bagi keauan dan tekat yang kuat. Ku pesebakan skipsi ini buat bapak dan ibu dan ketiga kakakku Isbandini,Heiyanto dan Si Astuti v

6

7 PENGARUH SUDUT ANTAR PLANET ( TERHADAP BENTUK LINTASAN SISTEM DUA PLANET ABSTRAK Tea diakukan studi teadap pengau sudut ( untuk siste dua panet yang engobit pusat yang saa secaa nueik engunakan paket poga Mape. Hasi yang dipeoe enunukkan bawa besa sudut anta panet ( enentukan bentuk intasan panet. vii

8 INTER PLANET ANGLE ( EFFECT TO THE TRAJECTORY FORM OF TWO PLANETS SYSTEM ABSTRACT Inte panet ange ( effect to te taectoy fo of two panets syste wic obiting te sae cente ave been pefoed nueicay using Mape poga packet. Te obtained esuts sow tat te inte panet ange ( vaue deteine te panet taectoy fo. viii

9 KATA PENGANTAR Syuku kepada Tuan Yesus yang seau ebibing penuis daa setiap detik keidupan penuis seaa penuisan skipsi ini. Suatu keoatan yang besa bagi saya dapat epeoe kesepatan eaai agungnya aa seesta kaya tangan Tuan yang sepuna seaa epeaai iu fisika. Banyak piak yang tea ebantu saya daa enyeesaikan kaya iia ini yang ebuat saya seau bedii dan au teus. Oe kaena itu dengan enda ati saya engucapkan banyak teiakasi kepada:. Bapak Ds. Ds. Vet Asan Daanik, M.Si sebagai dosen pebibing yang dengan sangat saba dan sepenu ati seta euangkan waktu di saat ibu untuk ebibing saya daa enyeesaikan skipsi ini. Saya tekesan dengan awaban uda setiap saya enanyakan asi pekeaan saya dan suatu a yang tidak saya paai, itu ebuat tak ada yang suit bagi saya yang ada anyaa au dan au teus.. Bapak, Ibu, Kakak dan seuu keuaga besa yang tea ebei dukungan dan seangat penu, dukungan keuaga tak teniai bagi saya. 3. Dekan Fakutas Sains dan Teknoogi I.G.Heiako,S.J S.S.,BST.,M.Sc.,M.A. beseta staf. 4. Dosen poga studi fisika Ibu I. Si Agustini Suandai, M.Si, Bapak ix

10 D. Ign Edi Santoso, M,Si, Bapak Pof. Liek Wiado, Bapak Ds.BA. Tipto Suitno, M.T, APU, Bapak Ds. Abetus Setyoko, M.Si (aau, Bapak Pasetyadi, S.Si, dan Ibu Dwi Nugaeni Rositawati, S.Si. 5. Laboan poga studi fisika Bapak Sugito, Mas Agus, Mas Sis yang banyak ebantu saya daa penggunaan aboatoiu seaa studi. 6. Pegawai Seketaiat Fakutas Sains dan Teknoogi. 7. Pegawai Pepustakaan unit kapus III Paingan. 8. Seua tean di Poga Studi Fisika angkatan yang saa-saa beuang seta tean beda angkatan yang saa-saa beuang daa enyeesaikan skipsi yang tidak bisa saya sebutkan satu pesatu. Teiakasi atas segaa dukungan dan sangatnya. 9. Tean-tean MUDIKA yang seau ebei seangat dan engibu.. Kepada vitus copusoft yang tea einai saya satu unit kopute dan p seaa penuisan skipsi seta ebei dukungan baik atei aupun sangat yang tak pena pada. MAJU dan SUKSES untuk vitus copusoft dan enadi besa untuk enoong sesaa..teia kasi kepada keuaga bapak ibu Wayudi yang tak enti-enti enanyakan skipsi seaa satu taun ini, itu sangat ebei dukungan dan seangat bagi saya.. Buat teen-teen yang ada disekeiingku yang tak bisa saya sebutkan satu pesatu, teiakasi atas doa dan dukungannya.god Bess. x

11 Saya enyadai bawa skipsi ini asi au dai sepuna, oe kaena itu kitik dan saan yang ebangun diteia dengan senang ati. Yoyakata, Januai 8 Penuis T. Joko Kisanto xi

12 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya enyatakan sesunggunya bawa skipsi yang tea saya tuis ini tidak euat kaya oang ain kecuai yang tea disebutkan daa Dafta Pustaka, sebagaiana ayaknya kaya iia. Yogyakata, Januai 8 Penuis T. Joko Kisanto xii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.... iii HALAMAN PENGESAHAN.... iv HALAMAN MOTTO PERSEMBAHAN... v HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi ABSTRAK.. vii ABSTRACT viii KATA PENGANTAR... ix HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... xii DAFTAR ISI... xiii DAFTAR GAMBAR... xv BAB I. PENDAHULUAN... Lata Beakang Peuusan Masaa...3. Batasan Masaa Tuuan Peneitian Manfaat Peneitian Sisteatika Penuisan Lapoan Peneitian BAB II. DASAR TEORI Huku Kepe Geak Benda dengan Gaya Senta Huku Kekekaan Enegi dan Pesaaan Geak Panet Siste Geak Dua Panet Poinoia Legende. BAB III. METODE PENELITIAN xiii

14 3.. Jenis Peneitian Saana Peneitian Langka-Langka Peneitian.. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Siste Dua Panet Bentuk Lintasan Panet Pebaasan.. 4 BAB V. PENUTUP Kesipuan Saan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lapian A. 46 Lapian B Lapian C. 56 xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gaba. Bentuk intasan (obit panet 5 Gaba. Luas yang disapu panet daa waktu t 6 Gaba.3 Inteaksi siste dua panet 9 Gaba 4. Dua panet beinteaksi 3 Gaba 4. Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 35 Gaba 4.3 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 35 3 Gaba 4.4 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 36 6 Gaba 4.5 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 36 9 Gaba 4.6 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 37 Gaba 4.7 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 5 37 Gaba 4.8 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 8 38 Gaba 4.9 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 38 xv

16 Gaba 4. Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 39 4 Gaba 4. Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 39 7 Gaba 4. Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 4 3 Gaba 4.3 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 4 33 Gaba 4.4 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 4 36 xvi

17 BAB I PENDAHULUAN.. Lata Beakang Daa pebaasan tentang astonoi kususnya uku geak panet sangat aang ebaas pengau inteaksi anta panet teadap bentuk intasan panet yang beinteaksi. Pebaasan engenai geak panet anya tebatas pada uku Kepe dan uku Newton secaa uu, yaitu bawa pegeakan panet yang satu sangat bepengau teadap panet yang ain dan bentuk intasannya adaa bebentuk eips (Seas dkk, 987. Huku-uku yang dapat eneaskan posisi dan obit panet diuuskan antaa taun 6 dan 69 oe astono dan ai ateatika Jean Joanes Kepe( Kepe sebagai asisten Tyco Bae (546-6 eanfaatkan data pengaatan yang dikupukan oe Tyco Bae dan engoanya secaa ateatis seingga engasikan peuusan ateatis geak panet. Huku Kepe enyatakan bawa seua panet engobit ataai dan geak seu panet yang teiat dai bui dapat digunakan untuk enentukan secaa tepat posisi dai panet. Huku Kepe enyatakan bawa kedudukan panet teadap ataai seau beuba secaa peiodik dengan bentuk intasan eips (Suwita,. Peubaan kedudukan (posisi panet teadap ataai enunukkan bawa teadi inteaksi anta panet seingga setiap panet epunyai posisi teau dan tedekat dai ataai. Posisi teau dai ataai disebut apeiu, sedangkan posisi tedekat panet dai ataai disebut peieiu.

18 Kaena aasan itua penuis tetaik untuk engkai ebi au tentang inteaksi dua panet teadap geak panet kususnya pengau bentuk intasan panet eatif teadap ataai sebagai fungsi sudut anta panet. Dengan enggunakan pesaaan enegi dan sudut yang tebentuk antaa dua panet yang engobit ataai akan ditentukan bentuk intasan siste dua panet... Peuusan Masaa Bedasakan ata beakang tesebut bawa pengau inteaksi anta panet yang engobit ataai aang dibaas kususnya tekait dengan pengau sudut anta panet teadap bentuk intasan panet, aka yang enadi peasaaan daa peneitian ini adaa bagaiana pengau sudut anta panet teadap bentuk intasan (obit siste dua panet yang engobit titik pusat (ataai..3. Batasan Masaa Masaa yang diteiti dibatasi pada. Inteaksi dua panet yang begeak engobit suatu titik pusat yang saa.. Enegi tota siste dua panet anya epeitungkan enegi kinetik dan enegi potensia gavitasi. 3. Siste dua panet yang beinteaksi. 4. Bentuk intasan geak panet sebagai fungsi sudut anta panet.

19 3.4. Tuuan Peneitian Tuuan peneitian ini adaa untuk. Meuuskan pesaaan geak siste dua panet yang engobit titik pusat assa yang saa.. Menyeesaikan pesaaan geak siste dua panet seingga dipeoe bentuk intasan panet sebagai fungsi sudut yang dibentuk dua panet dengan enggunakan paket poga Mape..5. Manfaat Peneitian Peneitian ini beanfaat untuk: Pengebangan iu pengetauan kususnya pengetauan tentang geak dua panet yang engobit titik pusat yang saa..6. Sisteatika Penuisan Lapoan Peneitian Sisteatika apoan peneitian ini adaa sebagai beikut: BAB I. PENDAHULUAN Daa Bab ini dieaskan uaian engenai ata beakang asaa, batasan asaa, tuuan peneitian, anfaat peneitian, sisteatika penuisan apoan peneitian. BAB II. DASAR TEORI Daa Bab II diabakan dasa teoi yang tekait dengan uku geak panet, yaitu uku Kepe, uku Newton, geak benda dengan gaya senta,

20 4 uku kekekaan enegi dan pesaaan geak panet, siste dua panet dan poinoia Legende. BAB III. METODE PENELITIAN Pada Bab III eneaskan tentang etode peneitian yang ditepu daa peneitian ini. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Daa Bab IV dibaas tentang siste dua panet yang beinteaksi, bentuk intasan panet dan pebaasan. BAB V. PENUTUP Bab V enyaikan kesipuan dan saan.

21 BAB II DASAR TEORI.. HUKUM KEPLER Keteatuan geak panet dapat dieaskan oe ekanika benda angit yang keudian dikebangkan untuk eneaskan geak dan intasan panet seingga dapat diketaui bentuk obit panet. Kepe ebandingkan data yang dikupukan Tyco Bae (546-6 dengan asi pengaatannya dan keudian engoanya secaa ateatis seingga engasikan tiga bua uku geak panet yang keudian dikena sebagai uku Kepe (Seas dkk, 987. Huku Kepe tesebut adaa:. Panet begeak daa bidang data dengan obitnya bebentuk eips dan ataai sebagai saa satu titik fokusnya (Gaba.. Ini beati kedudukan panet teadap ataai seau beuba. Titik teau dai ataai disebut apeiu dan titik tedekat dai ataai disebut peieiu. D b B C a M A E Gaba. Bentuk intasan (obit panet 5

22 6. Vekto yang engubungkan ataai dengan panet enyapu uas yang saa untuk waktu yang saa (Gaba.. Dai Gaba., ika intasan AB ditepu dengan waktu yang saa dengan intasan CD, aka uas A M B saa dengan C M D. t t A A M v Gaba. Luas yang disapu panet daa waktu t. Jika ai-ai intasan panet adaa dan sudut yang dibentuk seaa waktu t adaa, aka A s. (. Jika t, aka, seingga pesaaan (. dapat dituis enadi A i, atau da d. (.

23 7 3. Rasio kuadat peiode evousi panet (T teadap kubik dai subu eips ( adaa saa untuk seuu panet : T C. (.3 3 Niai tetapan C dapat diabakan dai uku II Newton kususnya tentang geak eingka atau suatu benda begeak daa edan atau gaya senta. Jika suatu benda beassa peiode (T adaa begeak eingka dengan ai-ai, aka T π, (.4 v dengan v adaa kecepatan, dan gaya sentipeta yang bekea saa dengan gaya sentifuga F v. (.5 M Jika F G diasukkan ke pesaaan (.5, aka dipeoe GM, (.6 v dengan G adaa tetapan gaya gavitasi univesa. Dai pesaaan (.4 dan (.6 akinya dipeoe T 3 4π, (.7 GM N dengan G 6,673.. kg Jadi niai konstanta (tetapan C pada pesaaan (.3 adaa

24 8.. Geak Benda dengan Gaya Senta 4π C. (.8 GM Penggunaan uku III Newton bebunyi (Godstein, 95: untuk siste aksi akan seau ada eaksi yang eawan yang besanya saa dengan aksi. Jua uku III Newton diteapkan daa edan gaya senta antaa dua bua benda dan, aka aksi yang diakukan benda petaa teadap benda kedua enibukan eaksi pada benda kedua ( F aa dengan ( F. Jadi dapat dituiskan F aksi F eaksi. ( F akan yang besanya saa dan beawanan Jika aksi tesebut beupa gaya, aka eaksi uga bebentuk gaya. Gaya taik enaik anta dua bua benda beassa dan bebanding uus dengan assa dan seta bebanding tebaik dengan kuadat aak ( anta dan. Jika benda beassa engaai gaya yang aanya seau ke suatu titik yang tetap, aka benda tesebut angaai gaya senta. Gaya yang aanya seau enunu suatu titik yang tetap disebut gaya senta. Conto gaya senta adaa gaya yang diaai oe suatu benda yang engobit benda ain sepeti panet yang engobit ataai sebagai pusat obit panet. Sesuai dengan uku II Newton, gaya F yang diaai suatu benda beassa dengan pecepatan a adaa Vekto posisi dan vekto sudut panet dituis F a (.9 ˆ, (.

25 9 ˆ. (. Peubaan ˆ dan ˆ teadap waktu di tuis sebagai beikut dˆ d ˆ, dt dt (. d ˆ d ˆ, dt dt (.3 Kecepatan adia panet v d dt d dˆ ˆ. (.4 dt dt Dai pesaaan (. dan (.4 dipeoe d dt d d ˆ ˆ. (.5 dt dt Jika pesaaan (.5 dituunkan teadap waktu (t, aka dipeoe pecepatan panet a d dt d dt d dt d d d d d ˆ ˆ. (.6 dt dt dt dt dt Pesaaan geak panet untuk beuba daa gaya senta dapat dituis sebagai f ( ˆ a. (.7 Jika pesaaan (.6 diasukkan ke daa pesaaan (.7, aka dipeoe d d d d d d d f ( ˆ ˆ ˆ. (.8 dt dt dt dt dt dt dt Dai pesaaan (.8 teikat bawa d d f (. dt dt, (.9

26 dan d d d d d. (. dt dt dt dt dt Jadi kaau sebua benda begeak daa edan gaya senta, sesuai dengan uku II Newton, benda tesebut anya epunyai pecepatan adia ( a sedangkan pecepatan sudut ( a saa dengan no. Benda yang begeak eingka epunyai oentu sudut ( yang dibeikan oe p, (. dengan p v adaa oentu inie. Jika pesaaan (.4 diasukkan ke pesaaan (., aka dipeoe d d. ˆ ˆ dt dt d d ˆ ˆ ˆ ˆ dt dt d kˆ, (. dt sebab ˆ ˆ dan ˆ ˆ kˆ. Jika niai utak pada pesaaan (. diasukkan ke daa pesaaan (.9, aka dipeoe d f (. 3. (.3 dt Kecepatan panet sebagai fungsi dai kecepatan sudut dibeikan oe

27 d dt d d, (.4 d dt easukkan pesaaan (. ke pesaaan (.4 engasikan Dengan eisakan aka seingga d dt d dt d. (.5 d u, (.6.a d du, (.6.b u du u u d du. (.7 d Jika pesaaan (.7 dituunkan teadap waktu ( t, aka dipeoe d dt d dt d dt d dt du d d d d d d dt du d d u. (.8 d Jika pesaaan (.8 diasukkan ke pesaaan (.3, aka dipeoe

28 f ( d u d 3. (.9 Dengan engganti, aka dipeoe bentuk pesaaan difeensia ode dua u pada pesaaan (.9 enadi d u d u u f ( u. (.3 Sebua benda beassa enegi potensia yang beada daa edan gavitasi epunyai V k, (.3 dengan k GM. Tuunan enegi potensia teadap posisi engasikan gaya atau secaa ateatis atau f ( f dv d k, (.3 ( ku u, (.33 easukkan pesaaan (.33 ke pesaaan (.3 engasikan d u d u k. (.34 Pesaaan difeensia ode dua pada pesaaan (.34 epunyai penyeesaian bebentuk

29 3 k u Acos(, (.35 dengan A tetapan. Kaena u dan, aka pesaaan (.35 dapat dituis enadi k. (.36 A.cos k Jika didefinisikan eksentisitas A e, (.37 k dan, (.38 k aka. (.39 e cos.3. Huku Kekekaan Enegi dan Pesaaan Geak Panet Pesaaan geak dan intasan (obit panet dapat diabakan dai uku kekekaan enegi untuk edan (gaya senta enyatakan bawa ua enegi kinetik (T dan enegi potensia (V adaa konstan, secaa ateatis dituiskan E T V. (.4 Enegi kinetik (T suatu benda (panet beassa ( yang engobit benda ain seau sesuai dengan pesaaan (.5 adaa

30 4 &, (.4 T dengan adaa oentu sudut. Measukkan pesaaan (.4 ke pesaaan (.4 engasikan Jadi kecepatan panet ke aa adaa E & V. (.4 & E V. (.43 Dai kecepatan dipeoe waktu (t tepu panet sebagai fungsi dai posisi ( dt d (.44.a E GM dt d (.44.b E GM t ak in E. d GM. (.44.c Dengan enggunakan pesaaan Lapian B (B. dan (B. penyeesaian untuk pesaaan (.44.c dengan eisakan E a, b GM, dan c. Hasi intega pesaaan (.44.c adaa

31 5 E t GM E E GM 3 4E og GM 4E EGM E 4 3. (.45 ak in Peubaan sudut geak panet sebagai fungsi oentu sudut dapat dipeoe dai pesaaan (., yaitu dt d. (.46 Dengan engganti d dt, pesaaan (.46 enadi & d d. (.47 & Jika pesaaan (.43 diasukkan ke pesaaan (.47 keudian di integakan aka dipeoe d. (.48 E V Dengan easukkan pesaaan (.3, (.6.a dan (.6.b ke pesaaan (.48, enadi du. (.49 E ku u k E Dengan eisakan y, f, g, dan k GM, seta enggunakan Lapian B (B.3, bentuk penyeesaian pesaaan (.49 adaa

32 6 u sin( γ k, (.5 E k dengan γ adaa tetapan intega (konstanta. Jika digunakan uus pada Lapian B (B.4, aka pesaaan (.5 enadi u cos k. (.5 E k Dengan engganti kebai u, pesaaan (.5 enadi k E.cos k, (.5 atau. k. (.53 E.cos k Mengingat pesaaan (.39, eksentisitas untuk pesaaan (.53 adaa E e. (.54 k Jika intasan (obit panet bebentuk ingkaan, aka e, seingga E k, (.55 atau

33 7 k E. (.56 Dengan easukkan pesaaan (.3 ke pesaaan (.56 dipeoe E V. (.57 Jadi enegi tota ( E setenga dai niai enegi potensia (V untuk panet yang engobit dengan intasan bebentuk ingkaan. Dai niai eksentisitas pesaaan (.37 dan (.54 dipeoe k E A, (.58 4 seingga niai eksentisitas sepeti pada pesaaan (.54 E e. k Untuk intasan yang bebentuk eips niai eksentisitas adaa < e < (Godstein, 95. Sebagai conto ditinau intasan patike beassa yang begeak eingka daa edan senta dengan gaya sentipeta saa dengan gaya gavitasi (Aonso, 994. Enegi kinetik patike tesebut adaa v T. (.59 Dengan easukkan pesaaan (.6 ke pesaaan (.59 dipeoe T GM. (.6 Jika pesaaan (.3 dan pesaaan (.6 diasukkan kedaa pesaaan (.4, aka enegi tota ( E siste intasan panet

34 8 GM E. (.6 Jika enegi tota beaga negatif pada pesaaan (.6 enyatakan siste daa intasan tetutup, atinya panet dengan pusat siste teikat satu saa ain (Seno dan Siono, 7, aka pesaaan (.54 enadi E e. (.6 k.4 Siste Geak Dua Panet Dua panet akan saing epengaui. Panet yang satu epengaui panet yang ain atau sebaiknya. Sesuai dengan uku III Newton keadaan gaya itu adaa saa besa dan beawanan aa. Untuk siste dua panet dengan assa dan yang asing-asing panet teetak di dan, dengan ataai sebagai pusat dengan assa M. Gaya dai asing-asing assa teadap pusat yaitu assa dan teadap ataai dengan assa M dituis Untuk gaya inteaksi F d F dt d F dt, (.63, (.64 yang eenui uku gavitasi Newton yaitu bebanding uus dengan assa panet dan bebanding tebaik dengan kuadat aaknya, untuk asing-asing panet yang beinteaksi dengan pusat assa M epunyai gaya sebagai beikut: G M F ˆ, (.65

35 9 G M F ˆ, (.66 Jadi oentu sudut geak eatif assa tetap (besa dan aanya (Zaaa, 997. engeiingi M (pusat gaya beniai Jika daa suatu siste tedapat dua panet aka diantaa kedua panet itu tibu keadaan saing epengaui. Pengau epengaui ini uga begantung pada aak asing-asing panet daa siste itu. Pengau ini bebentuk gaya yaitu gaya intena untuk ebedakan gaya dai ua. Ditinau dua panet dan yang engeiingi pusat assa M yang saa, kedudukan asing-asing adaa dan, kedudukan eatif teadap adaa, aka kita dapatkan bentuk koodinat gaba sebagai beikut: Gaba.3 Inteaksi siste dua panet dengan,, dan, (.67. cos

36 dai gaba..3 dengan uku II Newton dipeoe d F F dt d, (.68 F F dt, (.69 dengan F dan F adaa gaya ektena siste, tanda negatif eupakan aa antaa F dengan beawanan aa aka F F, (Haiday dan Resnick, Poinoia Legende Poinoia Legende didefinisikan sebagai P ( x ( ( 3 x! ( x ( ( ( ( 3 x 4( ( 3 4. (.7 Poinoia Legende sebagai fungsi geneato didefinisikan sebagai: x P ( x, <. (.7 Fungsi diatas disebut fungsi geneato untuk poinoia Legende dan beguna untuk endapatkan sifat-sifat dai poinoia Legende. Peatikan bawa P (x adaa poinoia dengan deaat (Boas, 966. Bebeapa poinoia Legende petaa dituis sebagai beikut: 3 P ( x, P3 ( x (5x 3x, 4 P ( x x, P 4 ( x (35x 3x 3, 8

37 5 3 P ( x (3x, P 5 ( x (63x 7x 5x. 8 (.7 Untuk kasus diatas P (, ( (. P

38 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Peneitian Peneitaan yang diakukan daa penuisan sekipsi ini adaa peneitian studi pustaka dan peitungan secaa nueik dengan paket poga Mape. 3. Saana Peneitian Saana peneitian ini diabi dai buku yang ada di UPT Sanata Daa dan intenet yang beubungan dengan uku-uku geak panet didasai pada uku Kepe, uku Newton dan paket poga Mape. 3.3 Langka-Langka Peneitian Langka-angka yang ditepu daa peneitian ini adaa sebagai beikut:. Mengeaboasi uku Kepe dan uku Newton yang tekait dengan geak panet.. Meuuskan bentuk intasan siste dua panet sebagai fungsi sudut anta panet. 3. Menggunakan paket poga Mape untuk engitung (aak panet ke M. 4. Hasi yang dipeoe ditapikan daa betuk Tabe dan Gafik. 5. Menaik kesipuan.

39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Siste Dua Panet Pesaaan enegi dua assa panet dan beinteaksi: Gaba 4. Dua panet beinteaksi Dengan enegi kinetik dan enegi potensia asing-asing panet dituis T &, (4. V k, (4. T &, (4.3 V k, (4.4 V k. (4.5 Enegi tota siste dua panet beinteaksi dituis E T. (4.6 V T V V 3

40 4 Dengan easukkan pesaaan (4.,(4.,(4.3,(4.4 dan (4.5 ke pesaaan (4.6, aka pesaaan enegi tota siste dua panet beinteaksi enadi G M G G M E & &. (4.7 Jika aak eatif antaa dengan dai pesaaan (.67 diasukkan ke pesaaan (4.7, aka dipeoe M G G M E & &.cos G. (4.8 Dengan engeuakan pada enegi potensia eatif antaa dengan aka dipeoe M G G M E & &.cos G. (4.9 Jika diisakan, aka pesaaan (4.9 enadi M G G M E & & [ ].cos G. (4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41 5 Dipeoe enegi potensia eatif dai inteaksi assa dan daa bentuk poinoia Legende E & & GM GM G n P ( cos. (4. Dai eisakan asio aak antaa assa dan teadap pusat assa M dipeoe, (4. seingga & &, (4.3 Jika pesaaan (4. dan pesaaan (4.3 diasukkan ke pesaaan (4., aka dipeoe bentuk kekekaan enegi E & & GM GM G n P ( cos. (4.4 Dai pesaaan (4.4 dipeoe pesaaan enegi untuk assa dan kita dapat encai kecepatan dai panet untuk assa

42 6 GM GM E & (cos P G n. (4.5 Dipeoe kecepatan panet dengan assa dai pesaaan enegi yaitu inteaksi antaa dua panet dengan pesaaan sebagai beikut: GM GM E & (cos P G n. (4.6 Dengan eisakan, E p (cos n P G GM GM q, s, dan z, aka bentuk sedeana pesaaan (4.6 enadi s q p z dt d. (4.7 Dai pesaaan (4.7 bentuk intega dai waktu enadi t( ak s q p d z t in.. (4.8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43 7 Dengan enggunakan Lapian B (B. dan (B., bentuk penyeesaian pesaaan (4.8 adaa [ ] ak s q p p q p p p q p s q p z t in. og..(4.9 Pesaaan kecepatan sudut dai oentu untuk panet dengan assa dituis dt d. (4. Dengan engganti d dt &, pesaaan (4. enadi d d &. (4. Pesaaan (4.6 diasukkan ke pesaaan (4. dipeoe. GM GM E d d (cos P G n. (4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44 8 Dengan eisakan u, (4.3.a aka d du, (4.3.b. (4.3.c du d Jika pesaaan (4.3.c diasukkan ke pesaaan (4., aka dipeoe. GM GM E du d (cos P G n. (4.4 Jika pesaaan (4.3.a diasukkan ke daa pesaaan (4.4 keudian di- integakan, aka dipeoe PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45 9. M M G u E du (cos u P n. (4.5 Dengan eisakan A, n P M M G B (cos, dan E C. Maka bentuk sedeana pesaaan (4.5 enadi C Bu Au du. (4.6 Jika digunakan Lapian B (B.3, aka penyeesaian untuk pesaaan (4.6 adaa γ AC B B Ax A 4 sin, (4.7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46 sin M M G u γ 4. (cos (cos E P P M M G n n, ( sin M M G u γ. (cos (cos E P P M M G n n, ( (cos...sin n P M M G M M G u γ. (cos E P n, (4.3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47 sin M M G M M G u γ. (cos (cos E P P n n, ( sin M M G M G u γ. (cos (cos E P P M n n. (4.3 dengan γ adaa tetapan intega (konstanta. Dengan eisakan α, (4.33 β, (4.34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48 3 aka pesaaan (4.3 enadi (cos. 4. (cos. sin( n n P M M G E u P M M G β β β α γ. (4.35 Jika digunakan uus pada Lapian B (B.4, aka pesaaan (4.35 enadi (cos 4 (cos. cos n n P M M G E u P M M G β β β α. (4.36 Jika u, aka pesaaan (4.36 enadi cos (cos 4 (cos β α β α β β n n P M M G E P M M G. (4.37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49 33 Dengan eisakan α β N,. G K β, 4 G E L β α β, M M W, dan, dipeoe X cos (cos (cos n n P X W L N P X W K, (4.38 cos (cos (cos n n P W X W L N P W X W K. (4.39 Dengan eisakan W K R, W L Y, dan W X H seingga cos (cos (cos n n P H Y N P H R, (4.4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50 34 dengan eksentisitas e Y [ H [ P (cos N n ]]. (4.4 Mengacu pada pesaaan (.6 untuk bentuk intasan panet bebentuk eips pada obit tetutup diana enegi tota siste ( E <. Maka eksentisitas dipeoe e Y [ H [ P (cos N n ]]. (4.4 Jadi dengan engganti niai eksentisitas sesuai dengan pesaaan (4.4, aka pesaaan (4.4 enadi R n H P (cos. (4.43 Y N cos n H P (cos 4. Bentuk Lintasan Panet Dai pesaaan (4.43 dan asio aak engacu pada pesaaan (4., aka ika diitung dan dengan ebei niai pada konstanta untuk bebagai sudut dipeoe asi pada Lapian A (Tabe A. Jika Tabe A digaba gafiknya aka dipeoe asi:

51 35 Gaba 4. Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut Gaba 4.3 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 3

52 36 Gaba 4.4 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 6 Gaba 4.5 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 9

53 37 Gaba 4.6 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut Gaba 4.7 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 5

54 38 Gaba 4.8 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 8 Gaba 4.9 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut

55 39 Gaba 4. Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 4 Gaba 4. Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 7

56 4 Gaba 4. Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 3 Gaba 4.3 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut 33

57 4 Gaba 4.4 Bentuk intasan siste dua panet yang engobit pusat assa M secaa kuaitatif untuk sudut Pebaasan Bedasakan uus (4.43 dan (4. dengan engitung secaa nueik eakai paket poga Mape sesuai dengan sintaks poga pada Lapian C dipeoe niai pada Lapian A ( Tabe A dan Gafik pada gaba 4. sapai gaba 4.4 yang enunukkan peubaan bentuk intasan untuk dua panet yang beinteaksi untuk bebagai sudut dengan inteva 3. Pada gaba 4. dan gaba 4.4 sesuai Tabe A epunyai bentuk gafik intasan panet yang saa dengan niai sudut dan sudut 36, niai aak kedua panet yaitu dan engaai kenaikan untuk sudut dai sapai 8 dan engaai penuunan untuk sudut dai 8 sapai 36.

58 4 Pada gaba 4.3 dan gaba 4.3 sesuai Tabe A epunyai bentuk gafik intasan panet yang saa dengan niai sudut 3 dan sudut 33, niai aak kedua panet yaitu dan engaai kenaikan untuk sudut dai sapai 8 dan engaai penuunan untuk sudut dai 8 sapai 36. Pada gaba 4.4 dan gaba 4. sesuai Tabe A epunyai bentuk gafik intasan panet yang saa dengan niai sudut 6 dan 3, niai aak kedua panet yaitu dan engaai kenaikan untuk sudut dai 8 dan engaai penuunan untuk sudut dai 8 sapai 36. sapai Pada gaba 4.5 dan gaba 4. sesuai Tabe A epunyai bentuk gafik intasan panet yang saa dengan niai sudut 9 dan sudut 7, niai aak kedua panet yaitu dan engaai kenaikan untuk sudut dai sapai 8 dan engaai penuunan untuk sudut dai 8 sapai 36. Pada gaba 4.6 dan gaba 4. sesuai Tabe A epunyai bentuk gafik intasan panet yang saa dengan niai sudut dan sudut 4, niai aak kedua panet yaitu dan engaai kenaikan untuk sudut dai sapai 8 dan engaai penuunan untuk sudut dai 8 sapai 36. Pada gaba 4.7 dan gaba 4.9 sesuai Tabe A epunyai bentuk gafik intasan panet yang saa dengan niai sudut 5 dan sudut, niai aak kedua panet yaitu dan engaai kenaikan untuk sudut dai sapai 8 dan engaai penuunan untuk sudut dai 8 sapai 36.

59 43 Pada gaba 4.8 sesuai Tabe A dengan niai sudut 8, niai aak kedua panet yaitu dan engaai kenaikan untuk sudut dai 8 dan engaai penuunan untuk sudut dai 8 sapai 36. sapai Pada gaba 4., gaba 4.3, gaba 4.4, gaba 4.5, gaba 4.6, gaba 4.7 dan gaba 4.8, sesuai Tabe A, dengan niai sudut,3,6,9,,5, 8. Niai aak kedua panet yaitu dan engaai kenaikan untuk sudut dai sapai 3 dan engaai penuunan untuk sudut dai 35 sapai 5 seta engaai kenaikan kebai untuk sudut dai 3 sapai 36. Pada gaba 4.9, gaba 4., gaba 4., gaba 4., gaba 4.3 dan gaba 4.4, sesuai Tabe A, dengan niai sudut 36. Niai aak kedua panet yaitu dan,4,7,3,33, engaai penuunan untuk sudut dai sapai 3 dan engaai penuunan untuk sudut dai 35 sapai 3 seta engaai kenaikan kebai untuk sudut dai 35 sapai 36. Pada Lapian A (Tabe B dipeoe eksentisitas dengan intasan tetutup. Peubaan sudut ( epengaui niai eksentisitas yang akan enyebabkan peubaan pada niai aak panet dan dengan pusat assa M.

60 BAB V PENUTUP 5. Kesipuan Kesipuan yang didapat dai asi dan pebaasan pada peneitian adaa sebagai beikut:. Sudut ( yang tebentuk anta dua panet dan enyebabkan niai eksentisitas intasan panet beuba yaitu aksiu saat sudut ( dan sudut ( 36 dan iniu saat sudut ( 8.. Jaak panet dengan pusat assa M teau pada sudut ( saat sudut ( Inteaksi anta panet epengaui bentuk intasan panet. 5. Saan Saan yang dapat dibeikan untuk enyepunakan dan engebangkan tuisan ini adaa peu diakukan peneitian ebi anut bagiana pengau sudut teadap aak panet ( dengan pusat assa ( M tekait dengan peubaan sudut (. 44

61 DAFTAR PUSTAKA Aonso, M. & Finn, E.J., 994, Dasa-Dasa Fisika Univesitas, Jiid, Edisi, Jakata: Eangga. Buington, R.S., 948, Handbook of Mateatica Tabe and Foua, New Yok: McGaw-Hi Book Copany. Godstein, H.,95, Cassica Mecanics, New Yok: Addison-Wesey Pubising Copany. Haiday, D., & Resnick, R., 984, Fisika, Jiid, Edisi 3, Jakata: Eangga. Seas, W.F., Zeansky, M.W., & Young, H.D., 987, Fisika Univesitas, Jiid, Edisi 6, Jakata: Eangga. Seno, D.K., & Siono, M.Si., 7, Gavitasi, (Onine, (ttp://dwiseno.fisika.ui.edu /kuia/gavitasi.ppt, diakses 3 Novebe 7. Suwita, N.,, Astonoi Dasa, Juusan Fisika Institut Keguuan dan Iu Pendidikan Negei Singaaa. Zaaa, M., 997, Dinaika Siste Zaa Dan Benda Tega, Yogyakata: Lab Fisika Ato dan Inti Fakutas MIPA UGM. 45

62 No. LAMPIRAN A TABEL A ( ( (3 (

63 47 ( No. ( (3 (

64 48 No. ( (9 ( (

65 49 ( No. (9 ( (

66 5 ( No. (8 ( (

67 5 No. ( (8 ( (

68 5 ( No. (7 (3 (33 (

69 53 ( No. (7 (3 (33 (

70 4 Tabe B No. e

71 Lapian B Bebeapa bentuk intega yang digunakan daa peitungan untuk skipsi ini (Buington, 948. Lapian B. x. dx ax bx c b dx ax bx c a a ax bx c. dx ax bx c a Lapian B. og( ax b a. ax bx c untuk a >., Lapian B.3 δ dx µ x η sin δ δx µ γ, untuk δ <, µ 4δη dengan γ adaa tetapan intega (konstanta. Lapian B.4 Ruus Tigonoeti sin( 9 cos, sin( 9 cos. 55

72 LAMPIRAN C Sintaks siste dua Panet Beinteaksi > > G :. : M : 5 : : : : 4 : :. : :.7 : :.5 : E :.8 : pint evaf b.5 $ $ $ $ C ; pint(evaf( a.5 $ ($ C ; pint(evaf( X $ ; pint evaf W M $ C M $ ; b : : a :.5 : X : 8 : W :. : pint evaf N b a; pint evaf K $ b $ G $ ; pint evaf H X W ; > N : : K :.5 5 : H : : pint evaf R K W; pint evaf L sqt(n $ 4 $ $ E $ b G $ ; 56

73 57 > L : : pint evaf Y L W ; fo i fo by 5 to 36 do pint evaf Q(i >.5 $ LegendeP (, evaf(cos(convet(i, units, degees, adians end do; > N : : H : : R : : Y : : Q (...Q (36 : fo i fo by 3 to 36 do fo fo by 5 to 36 do pint evaf [i, ] sqt sqt(n K R (C H$ Q(i C Y (C H$ Q(i $ evaf(cos(convet(, units, degees, adians end do; end do; ; ;

74 58 >,... 36, 36 : fo i fo by 3 to 36 do fo fo by 5 to 36 do pint(evaf(b(i, [[i, ]$ evaf(cos(convet(, units, degees, adians, [i, ]$ evaf(sin(convet(, units, degees, adians ] ; end do; end do; > B(,...B(36, 36 : :.5 : fo i fo by 3 to 36 do wit( pots : a : pot( { [$ seq(b(i,,..36, 5 ] }, stye ine, coo bue : b : pot( { [seq(b(i,,..36, 5 ] }, stye ine, coo ed : dispay( [a, b], view [K43..43, K ] ; end do; > N : : H : : R : : Y : : Q (...Q (36 fo i fo by 3 to 36 do R evaf e(i ; C H$ Q(i end do;

Fisika Dasar I (FI-321) Gravitasi

Fisika Dasar I (FI-321) Gravitasi Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini Gavitasi Inteaksi (Gaya) Fundaental di ala 1. Inteaksi Kuat. Inteaksi lektoagnetik 3. Inteaksi Leah 4. Inteaksi Gavitasi Meupakan inteaksi yang paling Leah Tidak Bepengauh/Diabaikan

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 03

Xpedia Fisika. Mekanika 03 Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.

Lebih terperinci

REFLEKSI. Fisika SMA / MA Kelas XI

REFLEKSI. Fisika SMA / MA Kelas XI REFLEKSI Setelah Anda epelajai keseluuhan atei pada bab ini, buatlah sebuah peta konsep vesi Anda. Anda bebas ebuat odel, bentuk, dan isinya. Bandingkan peta konsep Anda dengan tean sekelas. Diskusikan

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. Uraian Materi Pokok

Kompetensi Dasar. Uraian Materi Pokok Kopetensi Dasa Menevaluasi peikian diinya tehadap keteatuan eak planet dala tatasuya bedasakan huku-huku Newton Uaian Matei Pokok Huku Gavitasi Newton A. HUKUM GAVIASI UMUM NEWON 1. Gaya Gavitasi Gaya

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Genap TA 2011/2012 FMIPA UGM

Ujian Akhir Semester Genap TA 2011/2012 FMIPA UGM Ujian Akhi eeste Genap TA / FMIPA UGM Mata Kuliah : Mekanika (MFF ) K : sks Hai/tanal Ujian : enin, Apil uan : U. Waktu Ujian : 7. 9. (esi ) Untuk: Fisika - A ifat Ujian : Buku Teuka Dosen Penapu : D.

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..

Lebih terperinci

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB

ELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

BAB III. HUKUM GRAVITASI NEWTON F 21

BAB III. HUKUM GRAVITASI NEWTON F 21 A III. HUKU GAVITASI EWTO Gavitasi meupakan gaya inteaksi fundamental yang ada di alam. ewton menemukan ahwa inteaksi yang tejadi pada uah apel yang jatuh dai pohonnya mempunyai sifat-sifat yang sama dengan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. 4-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudayatno Sudiam ing Utai Mengenal Sifat-Sifat Mateial () 4- Sudayatno S & Ning Utai, Mengenal Sifat-Sifat Mateial () BAB 4 Aplikasi Pesamaan Scödinge Pada Atom Dengan Satu Elekton Dalam bab ini kita akan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN EMN GI INGGUNG EKUTU DU LINGKN Oleh: nang Wibowo,.d M Negei onoogo Mei EMN GI INGGUNG EKUTU DU LINGKN Eail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.co.cc www.atikzone.wodpess.co H : 8 8 8 8 (M onl) Hak Cipta

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

Bidang Fisika yg mempelajari tentang gerak tanpa mengindahkan penyebab munculnya gerak dinamakan Kinematika.

Bidang Fisika yg mempelajari tentang gerak tanpa mengindahkan penyebab munculnya gerak dinamakan Kinematika. idan isika y epelajari tentan erak tanpa enindahkan penyebab unculnya erak dinaakan Kineatika. idan isika y epelajari tentan erak beserta penyebab unculnya erak dinaakan Dinaika. Huku Newton tentan Gerak

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater Junal Ilmia Teknik Mesin Vol. 4 No.. Apil 00 (57-6) Analisis Pefomansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Wate Heate I Gusti Agung Pamaakayuda a), Ida Bagus Adinugaa b) Henda Wijaksana b),

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN MN GI INGGUNG KUTU DU LINGKN Oleh: nang Wibowo.d WWW.MTIKZON.WOD.COM pil www.atikzone.wodpess.co atikzone@gail.co MN GI INGGUNG KUTU DU LINGKN ail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co www.etung.wodpess.co

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

Momentum sudut didefiniskan sebagai: dt dt. Momen gaya:

Momentum sudut didefiniskan sebagai: dt dt. Momen gaya: Benda Tega Moentu sudut ddefnskan sebaga: xp d F dp x dp xf d d xp d dp vxp x 0 Moen gaya: xf xp x x d dp dp Moen gaya: xf d Moen gaya : + belawanan aah jau ja - Jka seaah jau ja. d Jka F=0, tdak ada gaya

Lebih terperinci

MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL. (Teori Geosentris dan Heliosentris, Hukum Kepler, Hukum Gravitasi Newton dan Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler)

MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL. (Teori Geosentris dan Heliosentris, Hukum Kepler, Hukum Gravitasi Newton dan Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler) MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL (Teoi Geosentis dan Heliosentis, Hukum Keple, Hukum Gavitasi Newton dan Tafsian Newton Tehadap Hukum Keple) Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus Fisika-TEP FTP UB /6/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik pusat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik pusat assa benda koposit.

Lebih terperinci

.(2.1) F = gaya gravitasi ( N) m 1, m 2 = massa masing-masing benda ( kg) r = jarak antara kedua benda (m) G = konstanta gravitasi umum

.(2.1) F = gaya gravitasi ( N) m 1, m 2 = massa masing-masing benda ( kg) r = jarak antara kedua benda (m) G = konstanta gravitasi umum GRAVITASI I. Tujuan Peelajaan Setelah peelajaan waga elaja dapat : 1. enganalisa huungan antaa assa dan ak pada gaya gavitasi. enghitung esa gaya gavitasi anta dua uah enda 3. enjelaskan konsep pecepatan

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb: Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BB IV HSIL DN PEMBHSN.. Hasi Pengabian Data Data asi peneitian sing pup skaa aboratoriu dengan anifod segaris disajikan seperti pada Tabe. berikut. Tabe. Data asi pengujian sing pup dengan anifod segaris

Lebih terperinci

= mv Momentum akhir setelah tumbukan pertama:

= mv Momentum akhir setelah tumbukan pertama: 1.79. Sebuah bola baja berassa = 50 g jatuh dari ketinggian h = 1,0 pada perukaan horisontal sebuah papan tebal. Tentukan oentu total yang diberikan bola pada papan setelah terpental beberapa kali, bila

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpuan 7.1.1. Kondisi Pabik Daam Aspek K3 Saat Ini Aspek K3 di pabik saat ini masih banyak yang peu dibenahi. Kaena kondisi pabik saat ini banyak ha yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON KSP & K- FIsika K e l a s XI HUKUM NEWON ENANG GAVIASI ujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan mampu: menjelaskan hukum avitasi Newton; memahami konsep aya avitasi dan medan avitasi;

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Persamaan Garis Singgung Sekutu 2 Buah Lingkaran

Persamaan Garis Singgung Sekutu 2 Buah Lingkaran Matei esaaan Gais inggung ekutu Buah Lingkaan Oleh: nang Wibowo.d pil MatikZone s eies Eail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co H : 8 897 897 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilaang engkutip

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas 11 Mendeskipsikan gejala alam dan keteatuannya dalam cakupan mekanika benda titik. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tat susya bedasakan hukum Newton. Gesekan

Lebih terperinci

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFUSI ANISOTROPIK

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFUSI ANISOTROPIK SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFUSI ANISOTROPIK VERA NURMA YUNITA PROGRAM STUDI MATEMATIKA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tebalang Searang verre_can@yaoo.co ABSTRAK. Persaaan difusi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani)

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani) LAMPIRAN A (Bebeapa Besaan Fisika, Fakto konvesi dan Alfabet Yunani) Bebeapa Tetapan dan Besaan Fisika Massa matahai Jai-jai matahai Massa bumi Kecepatan cahaya Konstanta gavitasi = 1,99 10 30 kg = 6,9599

Lebih terperinci

CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG

CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG Getaran, geobang dan Optia CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG. Tes ITB 976 Daa percobaan interferensi dua ceah (percobaan Young) dipaai sinar uning onoroatis, aa pada ayar terihat A. garis uning dan geap berseang-seing

Lebih terperinci

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

Variasi Kuat Medan Gravitasi

Variasi Kuat Medan Gravitasi Vaiasi Kuat edan avitasi By Anawa Kuat medan avitasi bumi sanat dipenaui ole bebeapa al, antaa lain:. KETINIAN Vaiasi kuat medan avitasi akibat penau ketinian maksudnya, bawa besanya aya yan dialami ole

Lebih terperinci

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011 tosi-ipb.blogspot.co ekanika I BAHAN KUIS PRA-UTS EKANIKA, 3-4 Oktober 0 Untuk kalangan sendiri Tidak diperjualbelikan Silakan kerjakan soal-soal berikut, pahai dengan baik. Soal Kuis akan diabil dari

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

Perancangan Poros Transmisi

Perancangan Poros Transmisi Peancangan Poos Tansisi 1. ebuah oos tansisi beuta 6 dan dituu oleh bantalan seeti telihat ada gaba. Daya sebesa h ditansisikan ke oos elalui ulley bediaete 18 yang eiliki beat lb dengan asio tegangan

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

Sekolah Olimpiade Fisika

Sekolah Olimpiade Fisika SOLUSI SOAL SIMULASI OLIMPIADE FISIKA SMA Juli 06 TINGKAT KABUPATEN/KOTA Waktu : 3 ja Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co davitipayung@gail.co. Sebuah balok (aa

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIREED KELAS 11 FISIKA UTS Fisika Latihan Doc. Nae: AR11FIS01UTS Version : 014-10 halaan 1 01. erak sebuah benda eiliki persaaan posisi r = (-6-3t)i + (8 + 4t) Seua besaran enggunakan satuan dasar SI.

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

Bab I Masalah Dua Benda

Bab I Masalah Dua Benda Bab I Masalah Dua Benda Geak planet mengitai Matahai. Satelit yang mengelilingi Bumi dan bintang-bintang yang mengitai pusat Galaksi, diatu oleh gaya sental yang bekeja sepanjang gais luus yang menghubungkan

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

= (3) (1) Dalam metode ½ interval: (2) Gambar 1 Metode interpolasi linier Dr.Eng. Agus S. Muntohar Department of Civil Engineering

= (3) (1) Dalam metode ½ interval: (2) Gambar 1 Metode interpolasi linier Dr.Eng. Agus S. Muntohar Department of Civil Engineering Analisa Teapan: Metode Nueik Peteuan ke-4: 7 Septebe 01 Pesaaan Non-inie: Metode Intepolasi inie (False-Position Method Depatent o Civil Engineeing 1 1 Penganta ( ( 0 ( Dala etode ½ inteval: ( * ( < 0

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Studi Inteaksi Dua (Bima Anang Dwijaya)247 STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Oleh : Bima

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012 Posiding Semina Nasional Kimia Unesa 0 ISBN : 978-979-08-550-7 Suabaya, 5 Pebuai 0 DISTORSI FUNGSI DISTRIBUSI MAXWELL AKIBAT REAKSI KIMIA PADA SISTEM GAS RAPAT I Gusti Made Sanjaya Juusan Kimia, FMIPA,Univesitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup dan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Birespon

Pemodelan Angka Harapan Hidup dan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Birespon Peodean Angka Haraan Hidu dan Angka Keatian Bayi di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonaraetrik Sine Bireson Ni Nyoan Trisna Juiandari dan I Nyoan Budiantara Jurusan Statistika, Fakutas Mateatika dan

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

46. UMPTN 1994 Rayon A kode 22 Pada rangkaian listrik di bawah ini, hambatan luar R variable. Daya listrik pada hambatan luar R akan maksimum jika :

46. UMPTN 1994 Rayon A kode 22 Pada rangkaian listrik di bawah ini, hambatan luar R variable. Daya listrik pada hambatan luar R akan maksimum jika : istik dan agnet 45. UMTN 99 ayon Suatu aat eanas istik yang habatannya 4 oh khusus diakai untuk beda otensia vot. ia aat tesebut digunakan untuk eanaskan kg ai sehingga teeatue naik dai 5 enjadi 45, waktu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FISIKA LISTRIK. Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng.

FISIKA LISTRIK. Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng. FISIKA LISTRIK Esti Puspitaningum, S.T., M.Eng. A 1 MUATAN LISTRIK & HUKUM OULOM A 1 MUATAN LISTRIK & HUKUM OULOM MUATAN LISTRIK Matei yg kelebihan elekton akan bemuatan negatif Matei yang kekuangan/kehilangan

Lebih terperinci

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC 1. Gerak benda di antara tubukan erupakan erak parabola. Sebut posisi ula-ula benda adalah titik A, posisi terjadinya tubukan pertaa kali adalah titik B, posisi terjadi tubukan kedua kalinya adalah titik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Momentum Sudut (Bagian 2)

Momentum Sudut (Bagian 2) Momentum Suut Bagian Pengenaan Konsep otasi aam Mekanika Kuantum:. Sistem Kooinat Boa. Hamonia Sfeis Spheica Hamonics 3. Momentum Suut Obita 4. Momentum Suut Intinsik Spin Pesamaan Schöinge aam tiga -

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif?

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Fiskal vs Monete Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Oleh : Pemeintah bau saja mengumumkan encana peubahan defisit PN 2009 dai 1,0% tehadap PD menjadi 2,5% tehadap PD. Pada kesempatan yang sama Pemeintah

Lebih terperinci

MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS. Nani Anugrah Putri S 1, Sri Gemawati 2 ABSTRACT

MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS. Nani Anugrah Putri S 1, Sri Gemawati 2 ABSTRACT MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS Nani Anugah Puti S Si Geawati 2 2 Poga Studi S Mateatia Juusan Mateatia Faultas Mateatia dan Ilu Pengetahuan Ala Univesitas Riau Kapus Bina Widya Peanbau

Lebih terperinci