ANALISIS DETERMINAN ENTREPRENEURIAL ORIENTATION PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Pada Pemilik UKM Di Kota Pasuruan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DETERMINAN ENTREPRENEURIAL ORIENTATION PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Pada Pemilik UKM Di Kota Pasuruan)"

Transkripsi

1 ANALISIS DETERMINAN ENTREPRENEURIAL ORIENTATION PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Pada Pemilik UKM Di Kota Pauruan) Bulky Muhammad Mahara Mohammad Iqbal Fakulta Ilmu Adminitrai Univerita Brawijaya Malang maharabulky@gmail.com ABSTRACT Entrepreneurial Orientation i part of the Enterprie. Thi i part of the entrepreneurial proce. Entrepreneurial Orientation undertand the phenomenon a one of the trength of the organization to improve the coure of the proce can foter entrepreneurhip and entrepreneurial behavior pattern are applied to maintain the buine. Furthermore, entrepreneurial orientation can explain the overall picture of entrepreneurial activity by providing knowledge about the variou dimenion of entrepreneurial orientation. There are five dimenion of entrepreneurial orientation i Inovativene, proactivene, rik taking (Miller, 183), Autonomy Orientation and Competitive aggreivene (Lumpkin & De, 16). Baed on extenive literature review and collection of empirical evidence, thi tudy examine the extent to which mall and medium enterprie (SME) in the city of Pauruan and apply the concept of entrepreneurial orientation. In addition, thi tudy explore the dominant factor in the entrepreneurial orientation that i applied to SME in Pauruan. and a reearch that i confirmatory factor analyi on the opinion of Lumpkin and De (16) which tate all the factor in the entrepreneurial orientation poibility i preent in a buine organization, but not all factor are ometime applied in buine organization, there are ome thing that are optimized to be a priority. Keyword: Entrepreneurial, Entrepreneurial Orientation, Small and Medium Enterprie ABSTRAK Entrepreneurial Orientation merupakan bagian dari Kewirauahaan. Tahap ini merupakan bagian dari proe kewirauahaan. Memahami fenomena Entrepreneurial Orientation ebagai alah atu kekuatan yang dimiliki organiai untuk meningkatkan jalannya proe kewirauahaan dan dapat menumbuhkan pola perilaku kewirauahaan yang diterapkan untuk mempertahankan uaha. Lebih lanjut, entrepreneurial orientation dapat menjelakan gambaran keeluruhan dari kegiatan kewirauahaan dengan memberikan pengetahuan tentang berbagai dimeni dari entrepreneurial orientation. Terdapat 5 Dimeni dari entrepreneurial orientation yaitu Inovativene, Proactivene, Rik taking (Miller, 183), Autonomy Orientation dan Competitive Aggreivene (Lumpkin & De, 16). Berdaarkan tinjauan literatur yang lua dan pengumpulan bukti empiri, tudi ini mengkaji ejauh mana uatu Uaha kecil dan menengah (UKM) yang ada di Kota Pauruan mengetahui dan menerapkan konep entrepreneurial orientation. Selain itu, penelitian ini mengekplorai faktor-faktor dominan dalam entrepreneurial orientation yang di terapkan pada UKM di Kota Pauruan. dan ebagai penelitian yang berifat confirmatory factor analyi terhadap pendapat Lumpkin dan De (16) yaitu menyatakan emua faktor-faktor dalam entrepreneurial orientation kemungkinan hadir dalam ebuah organiai bini, tetapi tidak emua faktor terkadang diterapkan dalam organiai bini, ada beberapa hal yang dioptimalkan untuk menjadi priorita. Kata Kunci: Entrepreneurial, Entrepreneurial Orientation, Uaha Kecil Menengah Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

2 PENDAHULUAN Menurut Mc Clelland dalam Mitchell (22) pengertian kewirauahaan ada empat yaitu yang pertama, orang yang telah menjadi wirauaha, ratarata mempunyai tingkat kebutuhan keberhailan yang lebih tinggi bila dibandingkan oleh orang lain pada umumnya, kedua, bahwa orang dengan kebutuhan yang tinggi akan keberhailan juga memiliki kecenderungan untuk mengambil riiko moderat. Ini berarti mereka memilih ituai riiko yang hailnya nanti dapat dikendalikan oleh mereka. Hal ini berlawanan dengan ituai pertaruhan yang hailnya hanya tergantung pada keempatan yang ada. Ketiga, penelitian menunjukkan bahwa banyak wirauaha yang uke adalah orang yang percaya diri endiri, yang mengakui adanya maalah di dalam peluncuran peruahaan baru, tetapi mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatai maalah terebut. Keempat, banyak wirauaha memperhatikan tingkat ingin tahu yang diebut ebagai keinginan kuat untuk berbini dengan tujuan apapun, menciptakan ketabahan, dan kemauan untuk bekerja kera. Dampak dari kegiatan kewirauahaan diraakan diemua ektor dan emua tingkat mayarakat, terutama karena berkaitan dengan inovai, daya aing, produktivita, kekayaan generai, penciptaan lapangan kerja dan pembentukan indutri baru (Kuratko 214). Hubungan dari kewirauahaan dan inovai dapat dilihat dari pendapat Drucker (214) yaitu inovai adalah fungi peifik kewirauahaan yang berarti adalah arana penguaha untuk menciptakan kekayaan baru menghailkan umber daya baru yang belum pernah ada dengan poteni untuk menciptakan kekayaan. Fenomena Entrepreneurial Orientation ebagai alah atu kekuatan yang dimiliki organiai untuk meningkatkan jalannya kewirauahaan dalam UKM dan dapat menumbuhkan pola perilaku kewirauahaan yang diterapkan untuk mempertahankan UKM. Selain itu dengan kewirauahaan kita memahami perilaku yang meliputi dimeni Inovativene, Proactivene dan Rik taking (Miller, 183) yang menjadi dimeni daar pembentuk Entrepreneurial Orientation. Selanjutnya Lumpkin dan De (16) mengembangkan karakteritik Entrepreneurial Orientation, dengan menambahkan 2 dimeni yaitu Autonomy dan Competitive Aggreivene. Lebih lanjut menurut Lumpkin dan De (16) Entrepreneurial Orientation ecara umum dipahami ebagai pengambilan keputuan dalam organiai dimana keputuan terebut dianggap terbaik untuk jalannya kegiatan berwirauaha. Dalam pengertian diata cukup jela adanya hubungan yang trategi antara Entrepreneurial Orientation dengan proe kewirauahaan A. KAJIAN PUSTAKA Entrepreneurial Orientation Strategic Management memberikan tiga landaan dimeni-dimeni dari kecenderungan organiaional untuk proe manajemen kewirauahaan, yakni Innovativene, Proactivene, dan Rik Taking (Weerawardeena, 23; Matuno, Mentzer dan Ozomer, 22). Ketiga dimeni ini dikembangkan oleh Miller (183) yang dijadikan uatu konep perkembangan dari Strategic Management dan teori Kewirauahaan (Entrepreneurhip) ehingga memunculkan uatu kajian daar kontruk tentang teori Entrepreneurial Orientation. Selanjutnya penemuan dari Miller diperbarui oleh temuan dari (Lumpkin & De, 16) mendefiniikan faktor Entrepreneurial Orientation elain tiga kontruk daar juga terdapat dua hal yang perlu ditambah dalam pembentuk Entrepreneurial Orientation yaitu faktor Autonomy dan Competitive Aggreivene. Hipotei H1 : Faktor-faktor Innovativene, Rik taking, Peronal Initiative / proactivene, Autonomy, Competitive Aggreivene membentuk Entrepreneurial Orientation ecara unidimenional. H2 : Tidak terdapat perbedaan karakteritik antara faktor-faktor Innovativene, Rik taking, Peronal Initiative / proactivene, Autonomy, Competitive Aggreivene urutan item-item antara kontek negara maju dengan negara berkembang. METODE PENELITIAN Penelitian ini dikategorikan ebagai penelitian ekplanai atau penjelaan (explanatory reearch) dengan pendekatan kuantitatif. Setelah dihitung menggunakan rumu Slovin, Jumlah ampel yang didapat dalam penelitian ini ebanyak UKM di Kota Pauruan dari total populai 641 UKM. Penetapan ampel nggunakan imple random ampling Metode analii data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

3 1. Analii Dekriptif Sekaran (26) menyatakan bahwa yang dimakud dengan analii tatitik dekriptif adalah tatitik dekriptif meliputi tranformai data mentah ke dalam bentuk yang akan memberi informai untuk menjelakan ekumpulan faktor dalam uatu ituai. Hal terebut dilakukan dengan cara mengurutkan dan memanipulai data mentah yang telah diperoleh. Statitik dekriptif ditunjukkan dengan yang pertama, frekueni yaitu mengacu pada berapa kali berbagai ubkategori dari uatu fenomena tertentu terjadi, dari mana perentae dan perentae kumulatif jumlah kejadiannya dapat dengan mudah dihitung. Yang kedua, ukuran tendeni entral, yaitu terdapat mean atau rerata hitung adalah ukuran tendeni entral yang memberikan gambaran umum mengenai data, median adalah nilai tengah dalam ekelompok obervai jika mereka diatur dalam urutan rendah-tinggi atau tinggi-rendah, modu atu ering diebut fenomena yang ering terjadi. Yang ketiga, diperi yang mengkhuukan untuk data nominal dan interval. 2. Analii Faktor Hair (21) menjelakan Analii faktor adalah analii yang menggunakan metode analii tatitic multivariate yang memiliki tujuan utama yaitu reduki data dan ummarization. Secara gari bear yaitu menganalii keterkaitan antara ejumlah variabel (eperti contoh : nilai te, item te, kueioner) dan kemudian menjelakan variabelvariabel ini dalam dimeni ecara umum yang mendaarinya. Analii faktor adalah teknik yang aling ketergantungan dimana emua variabel ecara beramaan diamati, dan menggunakan bantuan SPSS 16. dalam perhitungannya. Lebih lanjut hair (21) menjelakan tujuan umum dari analii faktor adalah untuk menemukan cara kondenai atau meringka informai yang terkandung dalam ejumlah variabel ali ke dalam atu et yang lebih kecil dari dimeni kompoit baru (faktor) hingga menemukan faktor yang menjadi faktor-faktor dominan dengan meminimaliir kealahan informai. Untuk mencari kontruk fundamental atau dimeni yang diaumikan mendaari variabel ali. Pada penelitian ini analii faktor digunakan untuk mengidentifikai faktor-faktor dari Entrepreneurial Orientation pada UKM di Kota Pauruan. Analii faktor diterapkan ebelum analii tatitik lainnya untuk mengektrak data dari total varian ali ke ejumlah fakttor yang lebih kecil, untuk di analii lebih lanjut dan untuk menguji hipotei, dengan menggunakan metode analii komponen utama (PCA) yang teredia di SPSS 16.. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analii Dekriptif Tabel 1: Jeni Indutri UKM di Kota Pauruan Indutri Frequency Valid Per cent Handicraft Logam Makanan & Minuman Sepatu Garmen Total 1. Sumber: penuli (216) Tabel 1 menunjukkan bahwa dari total reponden UKM di Kota Pauruan, terdapat 35 reponden dengan uaha jeni Handicraft yang didalamnya terdapat Art & Furniture, Setir Mobil, Meubel, 22 reponden dengan uaha jeni logam, 21 reponden dengan uaha jeni makanan dan minuman, 5 reponden dengan uaha jeni epatu, dan elainnya 7 reponden dengan uaha jeni garmen. Dari tabel dapat diketahui bahwa UKM di kota pauruan dalam penelitian ini dominan bergerak dalam indutri Handicraft dengan total ebanyak 35 jeni uaha dan memiliki 38. valid per cent. Tabel 2: Dekripi Jawaban Reponden untuk Entrepreneurial Orientation N o Item aat ini berkonentrai pada Inovai Produk daripada pemaaran produk Dalam Uaha aya elalu ada produk baru yang diperkenalkan dalam 5 tahun terakhir Di, merubah produk yang dijual merupakan hal yang mudah N t t 5 ct rr 1 7 c Mea n Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

4 Secara umum tertarik pada proyek-proyek bereiko tinggi Karena ifat dari lingkungan, mengekplorai peluang ecara cepat agreif untuk membuat keputuan dalam kondii ketidakpatian biaanya melakukan tindakan baru agar peaing merepon Dalam menghadapi peraingan, elalu menjadi yang pertama dalam memperkenalka n produk baru, layanan dan teknologi memiliki tingkat kompetii yang tinggi terhadap peaing Dalam menjalankan uaha aya menerapkan ide-ide dan vii aya endiri Dalam mengatur uaha aya tidak enang menerima perintah dari orang lain Saya dominan dalam menentukan langkah bagi Uaha angat kompetitif dalam beraing menghadapi peraingan daripada menghindar Sumber: penuli (216) Untuk item pertama mengukur tingkat innovative, Berdaarkan item yang telah diukur, reponden menunjukkan bahwa mereka relatif inovatif dalam hal inovai produk baru (μ = 2.7), produk yang baru diperkenalkan (μ = 2.84) dan mudah dalam merubah produk baru (μ = 2.7). Dengan demikian, reponden dalam penelitian ini menganggap diri mereka yang inovatif dalam hal menjaga inovai dan kebaruan produk mereka kepada pelanggan eperti yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata. Selain itu, tingkat rik taking pemilik UKM dapat diukur dalam dimeni kedua konep entrepreneurial orientation. Dari reponden, terdapat 3 reponden dengan jawaban uaha tertarik dengan proyek reiko rendah, 8 reponden dengan jawaban ragu-ragu, dan 7 reponden dengan jawaban uaha tertarik dengan proyek reiko tinggi, dengan rata-rata (μ = 2.84). Sehingga dapat diimpulkan bahwa pemilik UKM di Kota Pauruan memberikan kecenderungan reponden dengan jawaban uaha tertarik dengan proyek reiko tinggi. Ini bia menjadi indikai bahwa pemilik UKM elalu tertantang untuk menerima dan tertarik dalam proyek bereiko tinggi. Demikian pula, reponden menunjukkan repon poitif dalam pernyataan uaha aya mengekplorai peluang ecara bertahap daripada cepat. Dari reponden, terdapat 1 reponden dengan jawaban uaha mengekplorai peluang ecara bertahap, reponden dengan jawaban ragu-ragu, dan 8 reponden dengan jawaban yaitu uaha mengekplorai peluang ecara cepat, dengan ratarata (μ = 2.88). Sehingga dapat diimpulkan bahwa pemilik UKM di Kota Pauruan memberikan kecenderungan reponden dengan jawaban uaha aya mengekplorai peluang ecara cepat. Ini merupakan indikai bahwa mereka baik dalam mengambil reiko dan mengidentifikai. Selain itu, item ketiga dalam dimeni rik taking terdapat 5 reponden dengan jawaban uaha dengan hati-hati membuat keputuan dalam kondii ketidakpatian, 3 reponden dengan jawaban ragu-ragu, dan 82 reponden dengan jawaban uaha aya dengan agreif membuat keputuan dalam kondii ketidakpatian, dengan rata-rata (μ = 2.86). Sehingga dapat diimpulkan bahwa pemilik UKM di Kota Pauruan memberikan kecenderungan reponden dengan jawaban uaha aya dengan agreif membuat keputuan dalam kondii ketidakpatian. Ini merupakan indikai bahwa reponden yakin bagaimana bini mereka mengadopi jeni tindakan mengambil riiko; baik berhati-hati atau agreif. Oleh karena itu, dalam hal pengambilan riiko yang diraakan, pemilik UKM dalam penelitian ini tampaknya yakin mengerti Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

5 reiko yang mereka ambil terdapat peluang yang dapat menguntungkan untuk uaha mereka. Dimeni ketiga dalam konep entrepreneurial orientation adalah dimeni peronal initiative/proactivene dimana eorang pemilik UKM dilihat dalam tindakan iniiatif penguaha dalam beradaptai dengan lingkungan ekternal yang kompetitif. Berdaarkan ketiga item dari dimeni peronal initiative/proactivene, reponden menunjukkan bahwa mereka cukup proaktif dalam hal tindakan untuk memulai uatu tindakan (μ = 2.2) dan relatif percaya diri dalam memperkenalkan produk baru ebelum peaing (μ = 2.84). dan reponden cukup berani dalam berkompetii dengan peaing dengan rata-rata (μ = 2,86) Dimeni keempat dalam konep entrepreneurial orientation adalah dimeni autonomy dimana eorang pemilik UKM dilihat dalam tingkat independeni individu. Berdaarkan ketiga item penerapan dimeni autonomy, reponden yang dalam hal ini pemilik UKM, mereka menerapkan ide vii mereka endiri dengan rata-rata (μ = 2.8), mereka tidak enang apabila menerima perintah dari orang lain untuk mengatur uahanya dengan rata-rata (μ = 2.7). reponden juga dominan dalam menentukan langkah bagi uahanya dengan rata-rata (μ = 2.86). Dimeni kelima dalam konep entrepreneurial orientation adalah dimeni competitive aggreivene tingkat kemampuan uaha dalam beraing. Berdaarkan kedua item dari dimeni competitive aggreivene, reponden meraa bahwa uahanya cukup kompetitif dalam beraing dengan memiliki nilai rata-rata (μ = 2.82), dan reponden memilih menghadapi peraingan daripada menghindar dari peraingan dengan nilai rata-rata (μ = 2.81). Hail dari penelitian ini adalah unidimenional dengan tudi yang dilakukan ebelumnya oleh Lumpkin dan De (16) yang menemukan bahwa dimeni innovativene terbentuk dari item berfoku terhadap inovai produk daripada pemaaran produk/jaa, memiliki banyak produk yang di tawarkan kepada pembeli dalam kurun waktu lima tahun terakhir dan merubah produk/jaa yang akan dijual termauk hal yang mudah adalah dominan dalam pembentukan entrepreneurial orientation di negara maju Texa Amerika Serikat. Menurut Miller (183) Innovativene berkaitan dengan emangat dan dukungan menghailkan produk, layanan atau proe baru. Sejalan dengan Miller Innovativene merupakan iniiatif daar untuk meninggalkan teknologi atau praktik-praktik yang lama dan udah ada untuk mencari hal-hal baru untuk menuju kearah yang lebih baik. Dalam alaan terebut eorang pemilik uaha diharukan untuk membentuk pola pikir ide baru yang berfoku pada produk, layanan, adminitrai atau teknologi (Lumpkin & De, 16). Berdaarkan hail penelitian Free (22) menunjukkan kecenderungan organiai untuk berinovai ecara poitif berhubungan dengan uke organiai karena dengan ide baru, organiai dapat menangkap egmen penting dalam paar. Tingkat inovai yang tinggi akan meningkatkan kinerja organiai. Bukti empiri dari rendahnya tingkat innovativene dari pemilik UKM di Kota Pauruan angat terbata, diharapkan dengan penelitian ini dapat di jadikan penelitian awal untuk membenarkan tingkat innovativene pemilik UKM di Kota Pauruan ebagai bagian dari dimeni entrepreneurial orientation. 2. Analii Faktor a. Innovativene Secara keeluruhan dari dimeni entrepreneurial orientation yang ada, innovativene adalah dimeni yang tinggi di terapkan dalam UKM di Kota Pauruan, tetapi penerapannya belum makimal dan maih haru dikembangkan dengan bukti nilai mean dari hail analii dekriptif yang belum menjelakan peretujuan dari item-item yang diukur dalam innovativene. Dan adanya penarikan keimpulan mekipun dominan dimeni innovativene maih tergolong rendah diterapkan di UKM yang ada di Kota Pauruan. Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

6 Tabel 3: Hail Principal Component Analyi Component Extraction Method: Principal Component Analyi. Rotation Method: Varimax with Kaier Normalization. Sumber: Penuli (216) b. Rik Taking Dalam hal Rik taking, hail tudi ini multidimenional dengan penelitian yang dilakukan oleh Lumpkin dan De (16). Kontruk item kedua dari rik taking yaitu karena ifat dari lingkungan, peruahaan mengekplorai peluang ecara cepat bukan bertahap bukan termauk item pembentuk dimeni rik taking. Hal ini linier dengan pendapat Kreier (21) yang menjelakan bahwa Hal ini linier dengan pendapat Kreier (21) yang menyatakan bahwa organiai cenderung lebih nyaman berinteraki dengan lingkungan dengan menghadapi tantangan yang tetap, dan tidak berubah. Terjadinya kecemaan yang tinggi terhadap organiai yang menghadapi tantangan yang berubah. Seperti memperkenalkan produk dan layanan baru merupakan tantangan yang baru bagi organiai tanpa terdapat jaminan produk dan layanan baru terebut berhail dalam paar atau malah ditolak dalam paar. Lebih lanjut menurut Kreier (21) hal ini menyebabkan turbuleni dalam paar, ehingga menyebabkan organiai cenderung untuk menghindari ketidakpatian terebut, mengabaikan peluang baru, dan menginvetaikan umber daya yang edikit terhadap proyek-proyek yang bereiko. Selain itu tidak konitennya item pembentuk dimeni Rik Taking ada beberapa kemungkinan alaan untuk temuan ini. bahwa ada indikai pemilik UKM di Kota Pauruan lambat dalam mengekplorai peluang dan menghindari peluang baru (Kreier, 21). Selanjutnya Menurut Miller (183) Pemilik uaha yang baik dalam menjadi Rik Taker adalah berfoku kuat pada proyek atau langkah uaha baru yang memiliki reiko yang tinggi, elain itu pemilik uaha berpikir ecara lua yang ejalan dengan tujuan peruahaan dan ketika dihadapkan uatu kondii ketidakpatian pemilik akan tertantang untuk lebih agreif mencari tahu keempatan-keempatan potenial yang ada dalam kondii ketidakpatian terebut. Lumpkin dan de (16) mengaumikan hubungan Rik taking dengan keukean pemilik uaha dalam membangun unit bininya. Bukti empiri maih belum dilihat derajat konitennya untuk hubungan pemilik dengan Rik taking (Begley & Boyd, 187; Timmon, Smollen & Dingee, 185). c. Peronal Initiative/Proactivene Hail penelitian ini multidimenional dengan penelitian yang dilakukan oleh Lumpkin dan De (16) dikarenakan item dalam membangun dimeni peronal intiative/proactivene berbeda. Hal ini linier dengan pendapat dari Rauch (2), yang menjelakan bahwa pemilik uaha haru mempunyai iniiai untuk menghadapi hambatan dari lingkungan diluar, oleh karena itu diperlukan penerapkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran endiri untuk menjalankan uaha adalah tindakan peronal initiative/proactive ebagai upaya proe tanggung jawab yang dilakukan pemilik organiai. Selain itu tidak konitennya kontruk item dari dimeni peronal initiative/proactivene pada pemilik UKM di Kota Pauruan adalah trategi untuk meningkatkan penjualan dan menghadapi peraingan dengan kompetitor dalam indutri ejeni. Dalam Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

7 pengertiannya peronal initiative/proactivene merupakan arana beruruan dengan ketidakpatian dalam menjalankan uaha. Seperti yang dijelakan dalam penelitian ini, pemilik UKM di Kota Pauruan proaktif dalam mengelola uaha mereka. Hal ini ditunjukkan melalui perepi mereka dalam hal pernyataan tidak takut apabila melihat peaing yang banyak dan emakin tertantang untuk mengembangkan uaha yang dimiliki menjadi nilai dominan dibanding item kedua yaitu menerapkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran endiri untuk menjalankan uaha Tingkat peronal initiative/proactivene ebagai dimeni dari entrepreneurial orientation yang ada di Kota Pauruan belum makimal diterapkan dan maih menyimpulkan bahwa Pemilik UKM di Kota Pauruan maih rendah dalam tingkat peronal initiative/proactivene dalam menjalankan uahanya. d. Autonomy Dimeni keempat adalah dimeni autonomy dalam penelitian yang dilakukan oleh Lumpkin dan De (16) autonomy adalah dimeni pembentuk entrepreneurial orientation. Dengan item terdiri dari menerapkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran endiri untuk menjalankan uaha, tidak enang apabila mendapatkan maukan dari orang lain untuk menjalankan uaha dan yang terakhir memiliki kekuaaan penuh dalam menentukan langkah untuk menjalankan uaha. Tetapi dalam penelitian ini etelah melewati perhitungan tatitik. Penerapan autonomy dalam entrepreneurial orientation yang mengambil foku tudi pada pemilik UKM yang ada di Kota Pauruan menjelakan bahwa faktor autonomy bergabung dengan dimeni lain dari dimeni entrepreneurial orientation yaitu dimeni peronal initiative/proactivene dan competitive aggreivene. item autonomy pertama yaitu (item menerapkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran endiri untuk menjalankan uaha) telah bergabung ke dalam dimeni peronal initiative/proactivene eperti yang telah dijelakan. Sedangkan item kedua dari dimeni autonomy dan item ketiga dari dimeni autonomy yaitu (tidak enang apabila mendapatkan maukan dari orang lain untuk menjalankan uaha, memiliki kekuaaan penuh dalam menentukan langkah untuk menjalankan uaha) telah bergabung dalam dimeni competitive aggreivene, Maka penuli menyimpulkan untuk menggabungkan dimeni autonomy dalam penerapan entrepreneurial orientation. Menurut Lumpkin dan De (16) Autonomy adalah alah atu rangangan yang penting bagi penguaha dalam menjalankan uaha, autonomy digambarkan ebagai independeni individu atau tim untuk mengembangkan vii bini dan membawa peruahaan ke arah keberhailan. Autonomy akan menjadi kuat apabila didukung oleh peran budaya yang ada utuk membentuk peruahaan menjadi mandiri dan mencari peluang yang berhubungan kearah inovai, ide, kreativita, hal baru, kepemimpinan, ekperimen dan reearch and development. Akibat dari digabungkannya dimeni autonomy terdapat temuan dalam penelitian ini adalah adanya keterkaitan yang membentuk atu komponen yaitu dimeni rik taking dengan item yang menyatakan (karena ifat dari lingkungan, peruahaan mengekplorai peluang ecara cepat bukan bertahap) berkaitan dengan dimeni peronal initiative/proactivene dengan pernyataan yaitu (melakukan inovai dalam egala hal termauk produk/jaa dan pelayanan ehingga peaing dimiliki merepon hal terebut). Hal ini didukung oleh pendapat Kreier (21) melakukan tindakan untuk memanfaatkan peluang dalam bini, berinovai ecara teru meneru, akan meningkatkan perkembangan bini. Hilangnya faktor autonomy dalam penerapan entrepreneurial orientation tudi pada pemilik UKM di Kota Pauruan dan munculnya komponen terikat yang aling terkait antara rik taking dan peronal initiative/proactivene menolak hipotei pertama dalam penelitian ini yang telah tertuli dalam bab tinjauan putaka. Dalam hipotei pertama ditolak dengan dibuktikannya menggabungkan dimeni autonomy dalam penelitian yang berarti bahwa tidak unidimenional faktor-faktor Innovativene, Rik taking, Peronal Initiative / proactivene, Autonomy, Competitive Aggreivene dalam membentuk Entrepreneurial Orientation. Dikarenakan bergabungnya dimeni autonomy. dan dari penelitian entrepreneurial orientation yang berfoku pada pemilik UKM di Kota Pauruan menemukan aling keterikatan antara item dari dimeni rik taking dan dengan item dari dimeni peronal initiative/proactivene. Dengan kedua item terebut menjadi atu komponen dengan nilai pernyataan karena ifat dari lingkungan, peruahaan Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

8 mengekplorai peluang ecara cepat bukan bertahap mendominai dalam atu komponen terebut. Tetapi apabila dilihat dari analii dekriptif, komponen dengan item pernyataan karena ifat dari lingkungan, peruahaan mengekplorai peluang ecara cepat bukan bertahap, mendapatkan nilai mean yang rendah, dan diimpulkan bahwa pemilik UKM yang berada di Kota Pauruan maih berhatihati dalam mengekplorai peluang dan cenderung bertahap. Dan item pernyataan kedua yaitu melakukan inovai dalam egala hal termauk produk/jaa dan pelayanan ehingga peaing dimiliki merepon hal terebut memiliki nilai mean yang rendah, dapat diindikai bahwa pemilik UKM yang terdapat di Kota Pauruan kurang berinovai dan menjadi reaktif terhadap peaing. Apabila peaing melakukan ebuah tindakan. Selain itu bergabungnya dimeni autonomy dalam entrepreneurial orientation ekaligu menjawab tujuan peneliti untuk melakukan penelitian yaitu mengkonfirmai pendapat Lumpkin & De (16) tentang faktor-faktor penentu Entreprenurial Orientation yang belum tentu diterapkan keeluruhan dalam organiai bini eperti UKM, tetapi terdapat faktor-faktor yang dominan dalam penerapan Entrepreneurial Orientation. Dan terbukti bahwa pembentukan entrepreneurial orientation pada UKM di Kota Pauruan hanya menggunakan 4 dimeni yaitu dimeni innovative, rik taking, peronal initiative/proactivene dan competitive aggreivene. a. Competitive Aggreivene Setelah bergabungnya item dalam dimeni autonomy, terdapat dimeni etelah autonomy yaitu dimeni terakhir dari entrepreneurial orientation yang diterapkan di kota pauruan adalah dimeni Competitive Aggreivene. Menurut Lumpkin dan De (16) dimeni ini terdapat dua item yang membangunnya yaitu item pertama dengan pernyataan (kompetitif dalam beraing beruaha untuk meraih keunggulan uaha dan tidak takut menghadapi kompetitor uaha). Tetapi dalam penelitian ini heterogen dengan penelitian Lumpkin dan De dengan menjelakan bahwa item yang membangun competitive aggreivene tidak lagi hanya dua item tetapi ditambahkan item dari autonomy yang telah bergabung yaitu (tidak enang apabila mendapatkan maukan dari orang lain untuk menjalankan uaha dan memiliki kekuaaan penuh dalam menentukan langkah untuk menjalankan uaha). hal ini ejalan dengan pendapat Kreier (21) yang menyatakan, untuk mengidentifikai peluang dan memanfaatkan peluang dengan cepat diperlukan keputuan pribadi yang cepat pula dan edikit dalam mendengarkan maukan dari orang lain ebagai tindakan agreif terhadap peaing. Dimeni competitive aggreivene dibentuk oleh keempat item ini dan item dengan pernyataan memiliki kekuaaan penuh dalam menentukan langkah untuk menjalankan uaha mendapatkan tingkat dominan dalam tudi pada pemilik UKM di Kota Pauruan. Menurut Lumpkin dan De (16) Competitive Aggreivene adalah faktor penting dari entrepreneurial Orientation, karena tanpa faktor ini peruahaan tidak akan mampu bertahan menghadapi peaing yang ada dan tidak akan dapat menemukan peluang-peluang baru untuk menambah keuntungan. Tetapi apabila dilihat dalam hail analii dekriptif, item pernyataan competitive aggreivene yang pertama adalah kompetitif dalam beraing beruaha untuk meraih keunggulan uaha mempunyai nilai mean yang rendah hingga diimpulkan bahwa reponden menolak pernyataan terebut, yang berarti UKM yang ada di Kota Pauruan belum kompetitif dalam beraing untuk meraih keunggulan uaha. elanjutnya untuk item dengan pernyataan tidak takut menghadapi kompetitor uaha juga mendapatkan nilai mean yang rendah ehingga diimpulkan bahwa pemilik UKM di Kota Pauruan cenderung takut dalam menghadapi kompetitor uahanya. Untuk item pernyataan ketiga yaitu tidak enang apabila mendapatkan maukan dari orang lain untuk menjalankan uaha maih cenderung memiliki mean rendah. Yang berarti pemilik UKM di Kota Pauruan terlalu banyak mendengarkan maukan dari orang lain untuk menjalankan uaha. Selanjutnya pernyataan terakhir yaitu memiliki kekuaaan penuh dalam menentukan langkah untuk menjalankan uaha juga mendapatkan mean yang rendah adanya indikai bahwa pemilik UKM di Kota Pauruan dalam menjalankan uahanya cenderung memberikan keempatan bagi orang lain untuk menentukan langkah bagi uahanya. Tidak ada tingkat autonomy yang diterapkan. Dan dari kelima dimeni pembentuk Entrepreneurial Orientation rata-rata Kota Pauruan rendah dalam tingkat penerapan di etiap dimeni. Yang berarti rendahnya pengetahuan entrepreneurial dan trategic management. Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

9 Faktor-Faktor Dominan Entrepreneurial Orientation pada UKM di Kota Pauruan Tingkat dominan faktor faktor dalam pembentukan dimeni entrepreneurial orientation yang terdiri dari Innovativene, Rik Taking, Peronal Initiative/Proactivene dan Competitive Agrreivene. Dapat dilihat dari nilai percentage of variance dari maing-maing item di etiap dimeni. Faktor-faktor dominan entrepreneurial orientation pada UKM, tudi pada pemilik UKM di Kota Pauruan yang dominan adalah pada tingkat pertama dimeni innovativene memiliki 3 pernyataan dengan pernyataan yang tertinggi, elanjutnya pada tingkat kedua yaitu dimeni competitive aggreivene dengan 4 item pernyataan, pada tingkat ketiga terdapat dimeni peronal initiative/proactivene dengan 2 item pernyataan Dan pada tingkat terakhir yaitu dimeni rik taking dengan 3 item. Penjelaan ini ekaligu menolak hipotei kedua yang telah tertuli dalam bab tinjauan putaka yaitu Tidak terdapat perbedaan karakteritik antara faktorfaktor Innovativene, Rik taking, Peronal Initiative / proactivene, Autonomy, Competitive Aggreivene. Bukti ditolaknya hipotei kedua adalah urutan item-item antara kontek negara maju dengan negara berkembang. Dalam hal ini terdapat perbedaan uunan item dari dimeni-dimeni pembentukan entrepreneurial orientation di Kota Pauruan. dan bergabungnya dimeni autonomy kedalam peronal initiative/proactivene dan competitive aggreivene. Dan ditemukan kontruk item baru yang Saling berkaitan antara rik taking dan peronal initiative/proactivene. Menjadi bukti bahwa heterogen dan berbedanya karakteritik antara faktor-faktor entrepreneurial orientation yang diterapkan di negara maju dan karakteritik entrepreneurial orientation yang diterapkan dalam negara berkembang. Faktor yang dominan dalam entrepreneurial orientation pada UKM di Kota Pauruan adalah innovativene. Dimana pemilik UKM di Kota Pauruan menurut Miller (183) beriniiatif untuk meninggalkan teknologi atau praktik-praktik yang lama dan udah ada untuk mencari hal-hal baru untuk menuju ke arah yang lebih baik. Dan eorang pemilik uaha yang memiliki tingkat inovai tinggi di harukan untuk membentuk pola pikir ide baru yang berfoku pada produk, layanan, adminitrai atau teknologi (Lumpkin & De, 16). Sedangkan untuk faktor yang terendah yaitu Rik Taking. Dalam keeluruhan penerapan dimeni entrepreneurial orientation yang terdiri dari innovativene, competitive aggreivene, peronal initiative/proactivene dan rik taking. Yang diterapkan dalam UKM di Kota Pauruan meki empat dimeni ini dominan diterapkan tetapi kurang makimalnya penerapan terbukti dari tingkat nilai mean yang rendah dan juga rendahnya kemampuan pemilik UKM di Kota Pauruan untuk memahami pengertian kewirauahaan untuk menjalankan uaha menjadikan rendahnya penerapan dimeni entrepreneurial orientation dan melambatnya perkembangan UKM yang ada di Kota Pauruan hingga berakibat pada tingkat perekonomian kota pauruan yang menurun. Pemerintah Kota Pauruan haru melakukan tindakan agar tingkat keberanian pemilik UKM yang ada di Kota Pauruan berani untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berinovai, kompetitif dalam beraing, proaktif, dan berani mengambil reiko. Dengan memperhitungkan peluang ecara tepat. Dan melakukan pelatihan profeional atau informal agar kemapuan pemilik UKM untuk menerapkan dimeni-dimeni entrepreneurial orientation dapat meningkat dan paham akan uahanya. ehingga dalam jangka panjang memajukan perekonomian di Kota Pauruan. KESIMPULAN DAN SARAN Keimpulan 1. karakteritik pemilik UKM dalam penelitian ini angat mirip dengan tudi tentang kewirauahaan lainnya yaitu dalam demografi uia. Uia dominan pemilik UKM di Kota Pauruan dalam penelitian beruia antara 31 dan 4 tahun. Selanjutnya, penelitian ini menegakan bahwa, eperti di negara-negara lain ((Boma & Harding 27), pria mendominai kegiatan kewirauahaan di Kota Pauruan di buktikan dari total reponden penelitian lebih banyak pria. Dalam hal latar belakang pendidikan, banyak pemilik UKM di Kota Pauruan dalam penelitian ini berpendidikan ekolah menengah, hal ini yang dianggap perlu di tindak lanjuti oleh pemerintah untuk teru berkonentrai melakukan pelatihan formal atau profeional agar pemilik UKM memahami cara untuk dapat urvive dalam paar. Selanjutnya rata-rata, pemilik UKM Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

10 Indoneia telah beroperai bini mereka untuk antara 6 dan 15 tahun. 2. faktor-faktor yang menentukan Entrepreneurial Orientation pada UKM di Kota Pauruan. adalah Innovativene ebagai dimeni dominan, tingkat kedua terdapat competitive aggreivene, tingkat ketiga terdapat peronal initiative/proactivene, dan pada tingkat yang paling terakhir adalah rik taking. Keempat dimeni ini ecara berama-ama diterapkan dalam UKM di Kota Pauruan. 3. faktor yang dominan dalam Entrepreneurial Orientation pada UKM di Kota Pauruan adalah innovativene. Pemilik UKM di Kota Pauruan menurut Miller (183) beriniiatif untuk meninggalkan teknologi atau praktik-praktik yang lama dan udah ada untuk mencari hal-hal baru untuk menuju ke arah yang lebih baik. Dan eorang pemilik uaha yang memiliki tingkat inovai tinggi di harukan untuk membentuk pola pikir ide baru yang berfoku pada produk, layanan, adminitrai atau teknologi (Lumpkin & De, 16). 4. mengkonfirmai kontruk dimeni dan item yang membangun dimeni Entrepreneurial orientation yang diterapkan di Indoneia khuunya di Kota Pauruan yang merupakan negara berkembang yaitu heterogen dengan kontruk dimeni Entrepreneurial Orientation yang diterapkan di Texa, Amerika Serikat yang merupakan negara maju oleh peneliti Lumpkin & De (16). A. Keterbataan Studi Seperti penelitian lain, penelitian ini bukan tanpa keterbataan. Keterbataan yang terkait dengan penelitian ini adalah ebagai berikut: 1. Kemungkinan bear ada faktor-faktor lain yang belum ditemukan dalam penelitian ini untuk membentuk entrepreneurial orientation dan memperkaya diiplin ilmu kewirauahaan. 2. Kemungkinan ampel dalam penelitian ini kurang makimal agar mendapatkan hail yang benar-benar diharapkan dari total populai berjumlah 641 UKM yang ada di Kota Pauruan. 3. Penggunaan metode kuantitatif yang dianggap kurang menjawab permaalahan entrepreneurial orientation ecara mendalam terkait dengan variabel motivai dalam menjalankan uaha yang diindikai menjadi penentu entrepreneurial orientation dalam kontek negara berkembang eperti Indoneia. B. Saran untuk penelitian elanjutnya Penelitian ini memberikan keempatan bagi para peneliti yang ingin menggunakan konep yang ama adalah ebagai berikut : 1. Penggunan reponden yang makimal dari total populai agar dihailkan analii data yang diharapkan dan baik. 2. Tidak homogennya pembentuk dimeni entrepreneurial orientation pada peneliti ebelumnya dan penelitian ini menimbulkan celah yang baik untuk di teliti oleh peneliti maa yang akan datang ebagai upaya menyempurnakan konep entrepreneurial orientation. 3. Penelitian elanjutnya dapat menggunakan metode penelitian mix method yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif ehingga dapat menjawab permaalahan entrepreneurial orientation ecara menyeluruh. DAFTAR PUSTAKA Anik S Data Statitik BPS Kota Pauruan. Pemerintah Kota Pauruan Boma, N & Harding, R 27, Journal of Global Entrepreneurhip: GEM 26 Journal, Babon College and London Buine School DF Kuratko, Michael, Minet Undertanding the dynamic of Entrepreneurhip through framework approache journal Dillon WR Multivariate analyi method and Application. Canada. John Wiley & Son inc Dillman, DA 27, Mail and Internet Survey: The Tailored Deign Method, 2nd edn, Wiley & Son, Hoboken, NJ. Drucker, PF. 22. the dicipline of innovation. Harvard Buine review Journal Hair, Joeph F. Bill Black, Barry Babin, Rolph E. Anderon, and Ronald L Tatham. 21. Multivariate Data Analyi, New York. Upper Saddle River: Pearon Education Hair, Joeph F., Robert P.Buh, and david J. Ortinau. 26. Marketing reearch : wthin a changing Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

11 information environment. New York: MacGraw-Hill Indarti, N & Langenberg, M 216, 'Factor Affecting Buine Succe Among SME: Empirical Evidence From Indoneia', paper preented to The econd bi-annual European Summer Univerity 216, The Univerity of Twente, Enchede, The Netherland. Diake pada tanggal 23 November /paper/indartilangenberg.pdf>. Miller D, Frieen Innovation in Conervative and Entrepreneurial Firm: Two Model of Strategic Momentum. Strategic Management Journal. Vol 3, 1-25 Stefanie, Michael. 21. Entrepreneurial orientation: A pychological model of ucce among outhern African mall buine owner. Journal of Work and Organizational Pychology. Pychology Pre Sekaran, Uma. 26. Reeach method for buine. Jakarta. Salemba Empat Metodologi penelitian untuk bini. Jakarta : alemba empat. Thoma M, Robert S From Longevity of Firm to Trangenerational Entrepreneurhip of Familie : Introducing Family Entrepreneurial Orientation. Journal Family Buine Review XX(X) 1 2 Wiklund J. 27. Entrepreneurial Orientation, Rik Taking, and Performance in Family Firm. Jorunal Family Buine Review. Family Firm Intitute, Inc. Vol XX no 1 Zen, Muhammad. 2. UKM banyak kelemahan tapi tahan banting. Diake pada tanggal 15 Oktober 216 dari Zikmund, WG 23, Buine Reearch Method, 7th edn, Thomon/South Wetern, Cincinnati,OH Zimmerer, NM Scarborough, D Wilon. 25. Eential of entrepreneurhip and mall buine management. Journal of Management Jurnal Adminitrai Bini (JAB) Vol. 42 No.1 Januari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU Oleh : Dwi Litya Nurina 307030003 Doen Pembimbing Wibawati,S.Si,M,Si PT. Petrokimia Kayaku alah

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID Sani Cahyadi Firdau, R.Reza El Akbar, Huni Mubarok Teknik Informatika Univerita Siliwangi Taikmalaya Email : ani.cahyadi@tudent.unil.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP 1) Kadir 1), Wahyudin 2), Yaya S. Kuumah 2), dan Jarnawi A. Dahlan 2) Kampu

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripi Diajukan untuk Memenuhi Peryaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pikologi

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi (deddy_a@mail.ut.ac.id) Ifarudi (ifarudi@mail.ut.ac.id) Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PEAKIR RAIO DA PRODUK EKPOEIAL YAG EFIIE UTUK VARIAI POPULAI PADA AMPLIG ACAK EDERHAA Mega Elmaanti 1* Firdau Hapoan irait 1 Mahaiwa Program 1 Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi

Interpretasi Koefisien Korelasi Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefisien Reliabilitas Kr-20 dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Interpretai Koefiien Korelai Skor-Butir dengan Skor Total Uji Kebermaknaan Koefiien Reliabilita Kr-0 dalam Penelitian Pendidikan dan Pikologi Kumaidi Abtract: Thi article i intended a a umplement to Ketidaktepatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Penerapan Model Pembelajaran Dicovery Learning PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TAV PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOUND SYSTEM DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI 25 DAMAK ENGHAUSAN SUBSIDI BBM TERHADA SURLUS EKONOMI Oleh : M. Atri Yulidar Abba SE.,MM* Erni Setiawati SE Doen Fakulta Ekonomi Univerita Widya Gama Mahakam Samarinda Email : threejuli@gmail.com Abtract

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

MODEL EFEK JARINGAN SOSIAL PADA DESAIN PRODUK

MODEL EFEK JARINGAN SOSIAL PADA DESAIN PRODUK ZERO JURNAL MATEMATIKA DAN TERAPAN Volume 1 No. 1 2017 P-ISSN: 2580-569X E-ISSN : 2580-5754 MODEL EFEK JARINGAN SOSIAL PADA DESAIN PRODUK Madyunu Salayan, Dedy Juliandri Panjaitan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE Proiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informai Vol., No., Maret e-issn - dan p-issn -X SIMUASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MUTIPE CHANNE SINGE PHASE Jaka Dian Ramadhan *, Fahrul Agu, Indah Fitri

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 INDRALAYA Rukmini, Mutia Mawardah 2, Martinu 3 Doen Univerita Bina Darma 2, Mahaiwa Univerita

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI RT 04 RW 03 KELURAHAN ROWOSARI SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI RT 04 RW 03 KELURAHAN ROWOSARI SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI RT 04 RW 03 KELURAHAN ROWOSARI SEMARANG THE RELATED FACTORS TO LEUCORHEA OF FERTILE WOMEN IN NEIGHBORHOOD UNIT (RT) 04 COMMUNITY

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

Monthly Outlook

Monthly Outlook Monthly Outlook P T. T O P G R O W T H F U T U R E S S a h i d S u d i r m a n C e n t e r, l t 4 0 J l. J e n d. S u d i r m a n k a v. 8 6 J a k a r t a 1 0 2 2 0 021-2 7 8 8 9 3 9 3 Konten dalam Daily

Lebih terperinci

Monthly Outlook

Monthly Outlook Monthly Outlook P T. T O P G R O W T H F U T U R E S S a h i d S u d i r m a n C e n t e r, l t 4 0 J l. J e n d. S u d i r m a n k a v. 8 6 J a k a r t a 1 0 2 2 0 0 2 1-2 7 8 8 9 3 9 3 Konten dalam Daily

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA Anung Pramudhita Ari Pinarno, Febriliyan Samopa Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informai

Lebih terperinci