ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGEMBANGAN JENIS DIPTEROKARPA DENGAN SISTEM TEBANG PILIH TANAM INDONESIA & S.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGEMBANGAN JENIS DIPTEROKARPA DENGAN SISTEM TEBANG PILIH TANAM INDONESIA & S."

Transkripsi

1 ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGEMBANGAN JENIS DIPTEROKARPA DENGAN SISTEM TEBANG PILIH TANAM INDONESIA Financial Analysis of Diperocarp Species Developmen Effor Wih Indonesian Selecive Cuing and Planing Sysem Tien Wahyuni & S. Yuni Indriyani Balai Besar Peneliian Diperokarpa Jl. AW. Syahranie No.68, Sempaja, Samarinda, Kalimanan Timur, Indonesia ; Dierima , direvisi , diseujui ABSTRAK Unuk mendukung upaya penanaman jenis Diperokarpa, diperlukan peneliian enang analisis kelayakan finansial pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa. Peneliian ini dilaksanakan pada dua perusahaan yaiu PT. Suka Jaya Makmur dan PT. Adimira Lesari dengan mengeahui komponen-komponen kegiaan yang melipui kegiaan pengadaan bibi, penyiapan lahan, penanaman, ahapan pemeliharaan dan pemanenan. Hasil analisis finansial di kedua perusahaan ersebu menunjukkan bahwa pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa memberikan harapan keunungan aau layak diusahakan pada ingka suku bunga riil 6,78% dengan hasil NPV 0, BCR 1 dan IRR suku bunga yang digunakan, eapi idak layak unuk kenaikan suku bunga 14%. Analisa sensiivias yang dilakukan menunjukkan bahwa hanya PT. Adimira Lesari yang cukup kua menghadapi perubahan dalam hal kenaikan suku bunga modera 8%, eapi nilai BCR-nya hanya sediki di aas sau yang berari sanga renan dan beresiko erhadap kerugian. Semenara menghadapi perubahan dalam hal penurunan hasil pendapaan sebesar 30% kedua perusahaan idak cukup kua karena idak memenuhi keiga krieria yang dipakai. Kaa kunci: Analisa finansial, Diperokarpa, Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) ABSTRACT For supporing diperocarp rees developmen wih Indonesian Selecive Cuing and Planing sysem (TPTI), an analysis of financial is required. This sudy was conduced on PT. Suka Jaya Makmur and PT. Adimira Lesari and also o idenify aciviies componen respecively. Financial analysis shows ha his effor can give profi expecaion or feasible a riil ineres rae of 6.78% wih he resuls NPV 0, BCR 1 and IRR greaer han he discoun rae, bu no feasible for ineres rae o 14%. Sensiiviy analysis shows ha only PT. Adimira Lesari which has srong enough o face changing in modera ineres rae of 8%, bu he value of BCR indicaes he change in decreasing o 8 % is very sensiive and oo risk of lose. While facing he change in yield decresing of 30%, boh companies can no reach hose he decision crierion. Keywords: Financial analysis, diperocarp, Indonesian Selecive Cuing and Planing (TPTI) I. PENDAHULUAN Jenis kayu komersil dari keluarga Diperokarpa merupakan kelompok jenis pohon penghasil kayu yang elah menjadi komodii pening dan primadona hasil huan. Eksploiasi erhadap jenis-jenis ini dimasa ekspor kayu bula maupun dimasa kini begiu besar sejalan dengan kebuuhan kayu konsruksi dan perukangan yang meningka. Hingga kini sumber kayu komersil Diperokarpa masih mengandalkan dari huan alam, yang saa ini erus mengalami peningkaan inensias kerusakan. Beberapa jenis dari kelompok Diperokarpa ini bahkan mengalami penurunan populasi yang disebabkan penebangan. Keberadaan merani di alam sudah dalam ahap kriis, sehingga diperlukan langkahlangkah konkri, baik dalam hal konservasi maupun pengembangannya. Kejayaan merani di masa lalu selayaknya dijadikan dasar pijakan unuk membuanya berjaya kembali di masa mendaang. Di samping nilai komersialnya yang inggi, jenis kayu Diperokarpa banyak diminai indusri karena kecenderungan homogeniasnya dan jenis yang 41

2 JURNAL Peneliian Diperokarpa Vol. 9 No. 1, Juni 2015 : dominan memudahkan operasi penebangan dan pengangkuan, sera produksi per hekarnya yang inggi (Kariana, 2008). Beberapa keerbaasan dan hambaan dalam pengembangannya secara umum elah berhasil dianisipasi, mulai dari permasalahan penyediaan dan perbanyakan bibi secara masal, eknik penanaman dan pemeliharaan sampai dengan pengauran daur panen yang opimal. Pada skala Inernasional, pengembangan jenis-jenis kayu andalan seempa mendapa dukungan dari hasil workshop 10 negara anggoa ITTO (Inernaional Tropical Timber Organizaion) di Korea Selaan pada bulan Juli 2002 yang menyarankan agar negara-negara di wilayah Asia Pasifik mengembangkan jenis-jenis kayu perukangan andalan seempa, maka jenisjenis pohon dari keluarga Diperokarpa sanga sesuai sebagai jenis yang harus dikembangkan karena selain sebagai jenis kayu perukangan andalan seempa, juga mempunyai nilai ekonomi dan komersial yang inggi (Effendi & Kosasih 2008). Pengelolaan dan pemanfaaan sumber daya huan eruama kayu dari keluarga Diperokarpa dilakukan baik oleh perusahaan BUMN maupun BUMS dalam benuk perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaaan Hasil Huan Kayu (IUPHHK, dulu bernama Hak Pengusahaan Huan aau HPH). Saa ini kegiaan pembangunan dan pengembangan usaha jenis Diperokarpa sedang dilakukan oleh sejumlah perusahaan IUPHHK, khususnya di Kalimanan. Akualisasi pengelolaan huan berbasis IUPHHK selama lebih dari iga dekade menggunakan sisem unggal dan seragam, yakni sisem silvikulur TPTI. Meskipun penerapan mulisisem silvikulur saa ini menjadi perhaian masyaraka pelaku bisnis kehuanan, umumnya kebanyakan perusahaan masih menerapkan sisem silvikulur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Sisem silvikulur TPTI sesuai Perauran Dirjen Bina Produksi Kehuanan No. P. 11/VI-BPHA/2009 anggal 21 Agusus 2009 mengalami penyederhanaan dalam ahapan-ahapan kegiaannya. Hal ini enu akan berpengaruh erhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pelaku bisnis kehuanan. Pengembangan jenis Diperokarpa mengunungkan diinjau dari segi ekonomis, dan jika diinjau dari segi ekologi idaklah berlebihan jika jenis ini dikaakan lebih ramah lingkungan. Prospek pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa merupakan salah sau peluang usaha yang baik dan merupakan benuk invesasi aas sumberdaya yang memiliki jangka waku pengusahaan yang panjang dengan resiko kegagalan yang akan dihadapi juga cukup inggi sehingga perlu dilakukan penilaian dari segi finansial. Invesasi dengan membudidayakan anaman huan ermasuk kaegori high risk high reurn. Arinya, invesasi di sekor ini dapa menghasilkan keunungan yang sanga besar jika dilakukan dengan baik. Oleh karena iu unuk mendukung upaya ersebu, diperlukan informasi enang analisis kelayakan finansial pengembangan usaha anaman jenis-jenis pohon dari keluarga Diperokarpa pada pengelolaan huan alam yang menerapkan sisem silvikulur TPTI di Kalimanan. Unuk mengeahui apakah pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa ini layak aau idak, enu diperlukan analisa lebih jauh enang ingka keunungan/kerugian dan kelayakan usahanya. Penilaian kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa di huan alam dilakukan melalui pendekaan nilai finansial (nilai priva) berupa analisa kelayakan finansial dengan menggunakan sauan maa uang (rupiah) dengan luasan erenu (Rp/uni aau Rp/ha). Tujuan peneliian ini adalah (1) unuk mengkaji dan mengeahui kelayakan finansial, (2) mengidenifikasi dan menilai asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam analisis finansial yang dilakukan, (3) mengevaluasi proses dan dasar pengambilan kepuusan invesor swasa dalam melakukan invesasi dan (4) memperhiungkan semua biaya yang erkai dalam invesasi pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa pada pengelolaan huan alam yang menerapkan sisem silvikulur TPTI di Kalimanan. 42

3 Analisis Finansial Usaha Pengembangan Jenis Diperokarpa... (Tien Wahyuni & S. Yuni Indriyani) II. METODOLOGI PENELITIAN A. Kondisi Umum Lokasi Peneliian Peneliian dilaksanakan selama 8 bulan dari April sampai dengan Nopember 2013 pada areal huan alam produksi di PT. Suka Jaya Makmur di Kabupaen Keapang, propinsi Kalimanan Bara dan PT. Adimira Lesari di Kabupaen Nunukan, propinsi Kalimanan Uara. Kedua perusahaan IUPHHK ersebu melakukan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa dengan menerapkan sisem silvikulur TPTI dan dianggap mampu menyediakan daa dan informasi enang biaya dan komponen kegiaankegiaan unuk mengkaji dan menilai kelayakan finansial. Kondisi umum lokasi peneliian adalah sebagai beriku: 1. PT. Suka Jaya Makmur PT. Suka Jaya Makmur merupakan Uni Manajemen yang mendapakan Izin Usaha Pemanfaaan Hasil Huan Kayu Pada Huan Alam (IUPHHK-HA) berdasarkan Kepuusan Meneri Kehuanan No. 106/Kps-II/2000 anggal 29 Desember 2000, pada huan alam aas areal huan produksi seluas ha yang erleak di Kab. Keapang dan Kab. Melawi, prop. Kalimanan Bara. Secara geografis, areal IUPHHK PT. SJM erleak di anara 110º20 sampai 111º20 Bujur Timur (BT) dan 01º20 LS - 01º55 Linang Selaan (LS). Selain baas geografis, erdapa juga baas-baas persekuuan seperi yang elah dipeakan sebagai beriku: Sebelah uara dengan HPH. PT. Wanasokan Hasilindo. Sebelah imur dengan Huan Lindung dan Huan Negara. Sebelah selaan dengan HPH PT. Wanakayu Baupuih. Sebelah bara dengan HPH PT. Tri Eka Sari dan PT. Kawedar Muki. 2. PT. Adimira Lesari PT. Adimira Lesari merupakan Uni Manajemen yang Izin Usaha Pemanfaaan Hasil Huan Kayu Dalam Huan Alam (IUPHHK-HA) pada huan Produksi berdasarkan Kepuusan Meneri Kehuanan No. 202/Menhu-II/2008, dengan luas areal ± ha dengan ea luas ha/ahun dan ea volume m3/ ahun, unuk jangka waku 45 ahun dari ahun 2008 s.d 2053 dan erleak di kelompok Huan S. Agisan S. Tempilah S. Wasan, Kec. Nunukan dan Sebuku, Kab. Nunukan, propinsi Kalimanan Uara. Secara geografis, areal IUPHHK PT. AL erleak di anara 116º44 13 sampai 117º17 15 Bujur Timur (BT) dan 04º15 27 sampai 04º22 01 Linang Uara (LU). Selain baas geografis, erdapa juga baas-baas areal seperi yang elah dipeakan sebagai beriku: Sebelah uara dengan Negara Malaysia. Sebelah imur dengan Perkebunan PT. Bhumi Simanggaris Indah. Sebelah selaan dengan Kawasan HPT, HP dan APL. Sebelah bara dengan HL Gn. Bujukbah dan kawasan HPT. B. Prosedur Peneliian 1. Meode Pengumpulan Daa Pengumpulan daa primer diperoleh melalui meode pengumpulan daa, yaiu: (a) observasi (pengamaan) pada objek yang dielii pada lokasi peneliian dan (b) wawancara erpadu dan pengisian kuisioner kepada para nara sumber aau responden aau focus group discussion dari para pihak erkai kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa. Daa primer diperoleh dari aspek-aspek aau komponen kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa yang melipui kegiaan pembibian, penanaman, dan pemeliharaan. Kemudian seiap kegiaan ini memiliki ahapahap kegiaan yang akan dirinci dalam kuisioner unuk memperoleh daa finansial. Tahapan dalam pengumpulan daa primer erkai biaya dilakukan melalui beberapa ahapan pendekaan sebagai beriku: a. Mengidenifikasi dan mengumpulkan daadaa inpu aau oupu berbagai fakor dan 43

4 JURNAL Peneliian Diperokarpa Vol. 9 No. 1, Juni 2015 : peubah (variables) uama penyusun biaya yang berpengaruh erhadap invesasi pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa dalam sauan fisiknya. Berdasarkan pada daa yang elah dikumpulkan dan perkembangan pergerakan (rend) nilai suau peubah dilakukan pemeriksaan erhadap nilai-nilai sera kisaran nilai yang dapa dierima. b. Melakukan survey harga pasar unuk masingmasing variabel. Misalnya, berbagai harga masukan yang harus dibayar unuk invesasi anaman, pemeliharaan anaman, pemanenan, harga hasil produksi kayu. Nilai finansial yang diperoleh dari hasil perkalian anara sauan inpu/oupu fisik dengan harga pasar yang sauannya Rp/ha. c. Menaksir biaya pengusahaan huan dan pendapaannya secara khusus dari penanaman jenis Diperokarpa dengan menerapkan sisem silvikulur TPTI. Biaya-biaya ersebu adalah biaya oal kegiaan mulai dari kegiaan perencanaan sampai dengan anaman mencapai umur panen. d. Menghubungkan anara biaya dengan pendapaan unuk mengeahui aksiran profiabiliasnya. Agar dapa dihubungkan maka seluruh biaya dan pendapaan dinilai pada empa dan waku yang sama. Pada peneliian ini semua biaya dan pendapaan dinilai pada ahun 2012 sehingga biaya dan pendapaan yang erjadi sampai akhir daur didiskon ke ahun 0 (2012). e. Kegiaan pengembangan usaha anaman jenis merani di huan alam merupakan kegiaan invesasi yang berjangka panjang, sehingga diasumsikan kenaikan harga dari inpu dan oupu pada bobo yang sama. Unuk iu analisis dilakukan pada harga konsan ahun erenu saja (misalnya ahun 2012). f. Mengidenifikasi pilihan-pilihan logis usaha dengan menyusun asumsi-asumsi logik. Misalnya asumsi yang digunakan adalah sebagai beriku: 1) Berapa upah per HOK? (disesuaikan UMR dari masing-masing propinsi). 2) Menenukan suku bunga yang dipakai unuk menenukan nilai kini dari biaya dan manfaa. Tingka suku bunga yang digunakan dalam peneliian ini didasarkan pada (1) suku bunga riil selisih anara suku bunga nominal dengan laju inflasi yaiu 6.78% dan (2) pada ingka suku bunga 14% yang merupakan ingka biaya invesasi jangka panjang yang diberikan oleh bank. 3) Daur normal yang digunakan adalah 30 ahun. 4) Poensi akhir daur per ha merani. 5) Pendapaan diperoleh dengan mengalikan aksiran oupu fisik dengan harga per m3 kayu merani dalam keadaan berdiri (sumpage value). g. Mengembangkan perhiungan dalam suau lembaran kerja (spreadshee dengan menggunakan Excel) sehingga memungkinkan unuk melakukan penyesuaian peubahpeubah secara fleksibel. Semua perhiungan nilai peubah biaya dan manfaa proyek dilakukan dalam sauan per uni (per hekar). Hal ini dimaksudkan unuk dapa melakukan perbandingan anara kaegori biaya dan manfaa. h. Melakukan perhiungan NPV, BCR dan IRR. Selanjunya dilakukan perhiungan nilai peubah indikaor pembanding, misalnya Ne Presen Value (NPV). Menganalisa hasil aksiran profiabilias finansial dilanjukan dengan analisis sensiifias / kepekaan unuk menguji kekuaan kegiaan erhadap perubahan yang diperkirakan erjadi. Dari hasil analisis perhiungan ersebu kemudian dapa merumuskan rekomendasi usaha. 2. Meode Analisa Daa Meode analisis daa dilakukan dengan meode pendekaan kuaniaif dan kualiaif yang diuangkan dalam analisa kelayakan finansial (biaya). Analisa kelayakan finansial dan kelayakan ekonomi pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa adalah esimasi pendapaan dan biaya dengan menggunakan 44

5 Analisis Finansial Usaha Pengembangan Jenis Diperokarpa... (Tien Wahyuni & S. Yuni Indriyani) pendekaan parameer analisis biaya dan eksernalias yang diperlukan unuk menjamin erlaksananya pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa pada pengelolaan huan alam dalam jangka panjang pada lokasi yang bersangkuan. Peneliian analisis kelayakan finansial pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa dilaksanakan dengan meode analisis sebagai beriku: a. Analisis Daa Primer Daa primer adalah daa empiris yang diperoleh langsung dari sumber daa, jadi bukan hasil olahan orang lain (Abdul Kadir Muhammad; 2004; 170). Parameer analisis primer erkai biaya didekai dengan formula kelayakan finansial sebagai beriku: 1) Ne Presen Worh (NPW) aau Ne Presen Value (NPV) Hal ini merupakan selisih anara Presen Value Benefi dengan Ne Presen Value dari Cos. Dengan demikian NPV = P.V Benefi P.V Cos aau [NPV = B - C], dimana: B = benefi yang sudah di-presen value-kan C = cos yang sudah di-presen value-kan, aau: Dalam analisis NPV dapa diformulasikan secara maemais sebagai beriku: n n n B C NPV = = Dimana : = 1 ( 1+ i) = 1 (1 + i) = 1 (1 + B C i) B = Manfaa (Benefi) C = Biaya (Cos) i = Tingka suku bunga diskono (Discoun rae) = Waku (Time) n = Umur ekonomis waku pengusahaan (Roasi) 2) Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) Ne B/C adalah perbandingan anara Presen Value dari Ne Benefi yang posiif (+) dengan Presen Value dari Ne Benefi yang negaif. Ne B/C = PV.. NeBenefi( + ) PV.. NeBenefi( ) Formula secara maemais Ne B/C dapa diuliskan sebagai beriku : Ne B/C Dimana: B = benefi bersih pada waku pengusahaan ahun C = cos bersih dalam pengusahaan ahun K = invesasi pada awal ahun ke-0 n = Umur ekonomis waku pengusahaan (roasi) i = Suku bunga (nilai discoun rae) 3) Inernal Rae of Reurn (IRR) Adalah discoun rae yang dapa membua besarnya Ne Presen Value proyek sama dengan nol (NPV = 0), aau dapa membua Benefi Cos Raio sama dengan sau (B/C= 1). Formula di dalam analisis proyek, IRR dapa diuliskan sebagai beriku: IRR = K B1 C + (1 + i) 1 B2 C + (1 + i) 1 B1 C (1 + i) Unuk mencari besar IRR yang epa dapa digunakan rumus inerpolasi sebagai beriku: Dimana: NPV1 IRR = i' + ( i" i') NPV ' NPV" i = discoun rae fakor erendah i = discoun rae fakor yang lebih inggi NPV = Ne Presen Value posiif (+) NPV = Ne Presen Value negaif (-) b. Analisis Dokumen n = 1 = n = 1 B C K (1 + i) B C K (1 + i) Desk sudy dengan mereview daa-daa saisik dari laporan dan dokumen perusahaan aau pelaku pengembangan usaha anaman jenis 1 n 45

6 JURNAL Peneliian Diperokarpa Vol. 9 No. 1, Juni 2015 : Diperokarpa. Daa finansial juga dapa diperoleh dari mereview laporan dan dokumen ersebu. c. Analisis Sensiifias Unuk menghindari keidakpasian perkembangan ekonomi di masa yang akan daang dan seringkali analisis finansial didasarkan pada proyeksi-proyeksi sehingga keidakpasian yang akan erjadi di masa yang akan daang, seperi: 1. Terjadinya kenaikan biaya (biaya operasional). 2. Terjadinya penurunan harga sehingga akan menurunkan keunungan. 3. Kemungkinan karena pengaruh fakor alam seperi kemarau panjang, kebakaran, yang dapa menurunkan produksi sehingga keunungan dapa urun. 4. Kemungkinan kesalahan dalam ransaksi hasil (yield) per hekar yang akan dilakukan analisis adalah jika erjadi perubahan kenaikan biaya dan aau penurunan pendapaan. 5. Dilakukan analisis sensiivias apabila produksi kayu akhir daur 30% lebih rendah dari aksiran volume sebelumnya. Analisis sensiivias dilakukan juga jika suku bunga (r) pada skenario modera (8%). VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Biaya Pengembangan Usaha Tanaman Jenis Diperokarpa Biaya pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa dengan menerapkan sisem silvikulur TPTI dihiung berdasarkan perimbangan daur ekonomis jenis merani selama 30 ahun. Pengelompokkan biaya dalam rangka kegiaan ersebu erdiri dari biaya operasional dan biaya invesasi. Biaya operasional yaiu biaya yang dikeluarkan secara ruin aau periodik dalam kegiaan operasi sehari-hari yang manfaanya kurang dari sau ahun. Biaya operasional melipui biaya operasional langsung dan biaya operasional perencanaan dan pemanenan. Biaya operasional langsung dikelompokkan berdasarkan keerkaian kegiaannya yaiu melipui biaya langsung yang berhubungan dengan kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa yaiu pengadaan bibi, penyiapan lahan dan penanaman, pemeliharaan ahun berjalan, pemeliharaan I dan II. Biaya operasional perencanaan dan pemanenan dianggap dikeluarkan secara periodik selama masa pengusahaan seperi biaya RKT (Rencana Kerja Tahunan), biaya umum, adminisrasi dan personalia, Binsos dan PMDH, pendidikan dan pelaihan, PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), pengelolaan dan pemanauan lingkungan, perlindungan dan pengamanan huan dan biaya pemanenan. Biaya invesasi erdiri dari biaya invesasi perencanaan dan biaya invesasi ala dan bangunan. Biaya invesasi perencanaan melipui biaya penyusunan RKL (Rencana Karya Lima Tahunan)/ RPL (Rencana Pemanauan Lingkungan), biaya penyusunan Rencana Kerja UPHHK (Usaha Pemanfaaan Hasil Huan Kayu), biaya pembuaan SEL (Sudi Evaluasi Lingkungan), sudi diagnosik, PAK (Penaaan Areal Kerja), biaya foo udara/cira landsa, iuran HPH/IUPHHK (Usaha Pemanfaaan Hasil Huan Kayu). Besar biaya pada masing-masing komponen kegiaan berdasarkan perbandingan dengan daa sandard biaya pembangunan Huan Tanaman Indusri (HTI) berdasarkan Perauran Meneri Kehuanan Nomor: P.26/Menhu-II/2009 seperi pada lampiran adalah sebagai beriku: 1. Biaya Pengadaan Bibi Biaya pengadaan bibi jenis anaman Diperokarpa per hekar yang dikeluarkan oleh PT. Suka Jaya Makmur dan PT. Adimira Lesari beruru-uru adalah Rp ,- dan Rp ,-. Berdasarkan sandard biaya pembangunan HTI per hekar pada Permenhu Nomor: P.26/Menhu-II/2009, biaya pengadaan bibi ersebu masih di bawah sandard erendah yaiu sebesar Rp ,-. Rendahnya biaya pengadaan bibi ersebu karena kedua perusahaan melakukan pengadaan bibi di persemaian sendiri dan jarak yang deka dengan sumber anakan semai (biji, cabuan dan sek) dalam areal kerja perusahaan mampu menekan biaya produksi bibi. Selain iu biaya pengadaan bibi per hekar juga dipengaruhi oleh jarak anam yang dilakukan, arinya semakin deka jarak anam, 46

7 Analisis Finansial Usaha Pengembangan Jenis Diperokarpa... (Tien Wahyuni & S. Yuni Indriyani) semakin banyak jumlah bibi yang diperlukan dalam sau hekarnya. 2. Biaya Penyiapan Lahan dan Penanaman Biaya penyiapan lahan dan penanaman jenis anaman Diperokarpa per hekar yang dikeluarkan oleh PT. Suka Jaya Makmur dan PT. Adimira Lesari beruru-uru adalah Rp ,- dan Rp ,-. Berdasarkan sandard biaya pembangunan HTI per hekar pada Permenhu Nomor: P.26/Menhu-II/2009, biaya penyiapan lahan dan penanaman ersebu masih di bawah sandard erendah yaiu sebesar Rp ,-. Rendahnya biaya penyiapan lahan dan penanaman ersebu karena penyiapan lahan dan penanaman hanya dilakukan pada daerah bekas jalan sarad dan areal erbuka, berbeda dengan penyiapan lahan dan penanaman di HTI yang dilakukan 100% pada seluruh arealnya. 3. Biaya Pemeliharaan Tahun Berjalan, Pemeliharaan Tahap I dan Tahap II Biaya pemeliharaan ahun berjalan, pemeliharaan ahap I dan ahap II erhadap jenis anaman Diperokarpa per hekar yang dikeluarkan oleh PT. Suka Jaya Makmur (Rp ,-; Rp ,- dan Rp ,25,) dan PT. Adimira Lesari (Rp ,50,-; Rp ,50,- dan Rp ,50,-). Berdasarkan sandard biaya pembangunan HTI per hekar pada Permenhu Nomor: P.26/Menhu-II/2009, biaya penyiapan lahan dan penanaman ersebu masih di bawah sandard erendah yaiu masing-masing ahap pemeliharaan sebesar (Rp ,-; Rp ,- dan Rp ,-). Rendahnya biaya pemeliharaan ahun berjalan, pemeliharaan ahap I dan ahap II jika dibandingkan dengan sandard biaya pada kegiaan pemeliharaan HTI karena hanya dilakukan pada anaman hasil penanaman pengayaan saja pada bekas jalan sarad di areal bekas peak ebangan. Dari informasi di aas erliha bahwa biaya pada masing-masing komponen kegiaan di PT. Suka Jaya Makmur selalu lebih rendah daripada di PT. Adimira Lesari. Hal ini dikarenakan UMP di wilayah Kalimanan Bara lebih rendah daripada di Kalimanan Timur. Semenara sandard biaya pembangunan Huan Tanaman Indusri (HTI) berdasarkan Perauran Meneri Kehuanan Nomor P.26/Menhu-II/2009 memperlihakan biaya yang lebih inggi karena hal ini dapa dipahami bahwa semua komponen kegiaan mulai dari pengadaan bibi, penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan ahun berjalan dilakukan secara inensif dan dalam skala hampir 100%. B. Analisa Penghasilan Pengembangan Usaha Tanaman Jenis Diperokarpa 1. Proyeksi Produksi Pengembangan Usaha Tanaman Jenis Diperokarpa Perkiraan penghasilan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa ini didasarkan pada harapan hasil kayu berupa (1) proyeksi produksi dari poensi egakan inggal dan (2) proyeksi produksi hasil anaman dari jenis-jenis Diperokarpa. Proyeksi produksi kegiaan ini didasarkan aas ujuan perunukan jenis adalah menghasilkan kayu perukangan. Selain iu perkiraan penghasilan juga mengikui kondisi dan kelas diameer yang diharapkan dari egakan inggal yang akan dipanen pada roasi ebang berikunya, karena erkai dengan penerapan sisem silvikulur TPTI yang digunakan pada lokasi dimana jenis merani dianam pada areal-areal erbuka dalam blok ebangan. Unuk memperkirakan penghasilan dari jenis-jenis Diperokarpa ersebu dipengaruhi oleh banyah fakor, namun informasi uama yang diperlukan adalah informasi harga kayu yang enu saja berbeda pada masing-masing lokasi peneliian. Fakor-fakor lain yang uru berpengaruh adalah poensi egakan inggal, presasi kerja ala, jarak angku/sarad dan fakor-fakor opografi areal. Unuk informasi harga kayu, secara umum, idak ada pembedaan harga kayu dari kedua jenis ersebu yang dalam penyebuannya digolongkan dalam kelompok harga kayu merani. Komponen - komponen biaya pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa pada dua perusahaan disajikan pada Tabel 1 dan 2 beriku. 47

8 JURNAL Peneliian Diperokarpa Vol. 9 No. 1, Juni 2015 : a. PT. Suka Jaya Makmur Tabel 1. Proyeksi Arus Kas PT. Suka Jaya Makmur unuk Pengembangan Jenis Diperokarpa Dengan Sisem Silvikulur TPTI Tahun 2012 Table 1. Cash Flow Projecion of PT. Suka Jaa Makmur for Diperocarp Trees Developmen Wih TPTI in 2012 Nomor (Number) A Pengeluaran (Belanja) (Expense) Biaya operasional Sauan (Uni) Biaya (Rp/ha) (Cos) I Biaya operasional langsung 1 Pengadaan Bibi (persemaian) ha 653, Penyiapan lahan dan penanaman pengayaan ha 251,893 3 Pemeliharaan ahun berjalan ha 232,888 4 Pemeliharaan ahun I ha 175,228 5 Pemeliharaan ahun II ha 119, Jumlah biaya operasional langsung ha 1,432, II Biaya operasional perencanaan dan pemanenan 1 RKT ha 4, Biaya Umum, adminisrasi, personalia ha 52,500 3 Binsos dan PMDH ha 8, Peneliian dan pengembangan ha 2, PBB ha 6, Biaya pengelolaan dan pemanauan lingkungan ha 2, Perlindungan dan pengamanan huan ha 1, Pemanenan ha 177, Jumlah biaya operasional perencanaan dan pemanenan ha 255, Jumlah biaya operasional ha 1,687, B Biaya Invesasi I Biaya invesasi perencanaan 1 Penyusunan RKL/RPL ha 1,500 2 Penyusunan RKUPHHK ha 2,800 3 IHPH/IUPHHK ha 50,000 4 Foo udara/cira landsa ha Penaaan Areal Kerja (PAK) ha 56, Pembuaan SEL ha 1,500 7 Sudi diagnosik ha 1,300 II Biaya invesasi ala dan bangunan 1 Invesasi bangunan (seiap 25 ahun) ha 17,699 2 Invesasi peralaan (seiap 10 ahun) ha 153,204 B Pendapaan Sumber: diolah dari daa primer Jumlah biaya invesasi ha 114, Jumlah biaya seluruhnya ha 1,802, Kayu bula merani ha 41,904,000 48

9 Analisis Finansial Usaha Pengembangan Jenis Diperokarpa... (Tien Wahyuni & S. Yuni Indriyani) b. PT. Adimira Lesari Tabel 2. Proyeksi Arus Kas PT. Adimira Lesari Unuk Penanaman Jenis Diperokarpa Dengan Sisem Silvikulur TPTI Tahun 2012 Table 2. Cash Flow Projecion of PT. Adimira Lesari for Diperocarp Trees Planing Wih TPTI in 2012 Nomor (Number) A Pengeluaran (Belanja) (Expense) Biaya operasional Sauan (Uni) Biaya (Rp/ha) (Cos) I Biaya Langsung 1 Pengadaan Bibi (persemaian) ha 1,235,192 2 Penyiapan lahan dan penanaman pengayaan ha 306,685 3 Pemeliharaan ahun berjalan ha 288, Pemeliharaan ahun I ha 217, Pemeliharaan ahun II ha 147, Jumlah biaya langsung ha 2,195, II Biaya Tidak Langsung 1 RKT ha 3.895,39 2 Umum, adminisrasi, personalia ha 76, Binsos dan PMDH ha 71, Peneliian dan pengembangan ha 4, PBB ha 10,000 6 Biaya pengelolaan dan pemanauan lingkungan ha 28, Perlindungan dan Pengamanan huan ha 7, Pemanenan ha Jumlah biaya idak langsung ha 201, Jumlah biaya operasional ha 2,399, B Biaya Invesasi I Biaya invesasi perencanaan 1 Penyusunan RKUPHHK ha 5,000 2 Penyusunan IHMB ha 2,000 3 IHPH/IUPHHK ha 50,000 4 Foo udara/cira landsa ha 1,000 5 Penaaan Areal Kerja (PAK) ha 58,088 6 Penyusunan AMDAL ha 5,000 7 Biaya serifikasi PHAPL ha 30,000 II Biaya invesasi ala dan bangunan 1 Invesasi bangunan (seiap 25 ahun) ha 17,808 2 Invesasi peralaan (seiap 10 ahun) ha 645,597 B Pendapaan Sumber: diolah dari daa primer Jumlah belanja operasional ha 859, Jumlah biaya seluruhnya ha 3,261, Kayu bula merani ha 64,538,

10 JURNAL Peneliian Diperokarpa Vol. 9 No. 1, Juni 2015 : C. Analisa Finansial Pengembangan Usaha Tanaman Jenis Diperokarpa 1. PT. Suka Jaya Makmur Analisis finansial merupakan analisis dipandang dari sudu pengusaha dalam hal ini pemilik IUPHHK unuk melakukan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa. Dalam melakukan analisis finansial ersebu diperoleh daa komponenkomponen kegiaan yang berhubungan langsung dengan usaha pengembangan jenis Diperokarpa. Jenis-jenis Diperokarpa yang dikembangkan dan dibudidayakan di persemaian PT. SJM adalah eruama jenis S. leprosula, S. parvifolia dan S. johorensis. Asumsi yang digunakan unuk melakukan analisis finansial di PT. Suka Jaya Makmur adalah: 1. Perhiungan biaya dilakukan unuk skala 1 hekar 2. Besar upah per HOK Rp ,- (sesuai UMP Kalbar). 3. Panjang daur pengusahaan 30 ahun. 4. Harga kayu bula merani per m 3 dalam kondisi berdiri (sumpage value) Rp ,- 5. Menghiung pendapaan: luas areal efekif unuk kegiaan produksi dengan menggunakan silvikulur TPTI sebesar ,63 ha, diperoleh oal volume diameer 50 cm up sebesar ,63 m3 sehingga raa-raa per hekarnya sebesar 46,56 m 3. Semenara persenase produksi kayu merani sebesar 90% sehingga oal aksiran produksi khusus merani yaiu 41,904 m 3 /ha. Pendapaan dihiung dari oal aksiran produksi dikali dengan harga kayu bula merani yaiu Rp ,-/m 3 sehingga pendapaan/ha adalah Rp ,-. 6. Unuk pembiayaan yang dilakukan dalam sauan kubik (m 3 ) dikalikan dengan persenase oal produksi kayu merani. 7. Unuk biaya per ha seiap biaya komponen kegiaan/h dibagi dengan luas areal efekif TPTI/ahun. 2. PT. Adimira Lesari Jenis anakan dari keluarga Diperokarpa yang dikembangkan di persemaian PT. Adimira Lesari : 1). Shorea leprosula, 2). S. sipufolia, 3). S. laevis, 4). S. parvifolia, 5). S. seminis, 6). S.pinanga, 7). S. smihiana, 8). S.pinanga dan 9). S.ovalis. Asumsi yang digunakan unuk melakukan analisis finansial di PT. Adimira Lesari adalah: 1. Perhiungan biaya dilakukan unuk skala 1 hekar 2. Besar upah per HOK Rp ,-,- (sesuai UMP Kalim) 3. Panjang daur pengusahaan 30 ahun 4. Harga kayu bula merani per m 3 dalam kondisi berdiri (sumpage value) Rp ,-. 5. Proyeksi pendapaan: Proyeksi volume ebangan dari kayu merani per hekar ahun 2012 sebesar m 3 dari luas ebang ha. Pendapaan kayu merani dikali harga kayu bula yaiu Rp ,- sehingga pendapaan Rp ,38,-. Analisa finansial digunakan unuk mengeahui ingka kelayakan dari kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa dan dipengaruhi oleh suku bunga riil selisih anara suku bunga nominal dengan laju inflasi yaiu 6.78% dan suku bunga yang berlaku, yaiu 14%. Berdasarkan hasil perhiungan yang erdapa pada arus pengeluaran dan penerimaan pada Tabel 1 dan Tabel 2 (unuk masing-masing perusahaan) dan perhiungan analisa finansial pada Lampiran didapa hasil analisa finansial yang ercanum pada Tabel 3. Berdasarkan nilai-nilai NPV, BCR dan IRR seperi pada abel 3 bahwa pada ingka suku bunga riil 6,78% kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa pada PT. Suka Jaya Makmur dan PT. Adimira Lesari layak diusahakan (dapa memberikan harapan keunungan) sebab memenuhi keiga krieria yang dipakai, yaiu NPV 0, BCR 1 dan IRR suku bunga bank yang digunakan. Pada ingka suku bunga riil 6,78% menunjukkan BCR PT. Suka Jaya Makmur sebesar 1,14% dan 50

11 Analisis Finansial Usaha Pengembangan Jenis Diperokarpa... (Tien Wahyuni & S. Yuni Indriyani) BCR PT. Adimira Lesari sebesar 1,39 % yang berari oal pendapaan yang akan dierima akan surplus sebesar 11,4% dan 13,9 % dari oal biaya/pengeluaran yang dibelanjakan. Nilai IRR pada ingka suku bunga riil 6,78% menunjukkan selisih ipis di aas suku bunga yang digunakan hal ini menggambarkan bahwa usaha pengembangan jenis-jenis Diperokarpa di huan alam dengan sisem TPTI idak cukup aau kurang menarik bagi pengusaha. Tabel 3. Hasil Analisa Finansial Penananaman Jenis Diperokarpa pada PT. Suka Jaya Makmur dan PT. Adimira Lesari Table 3. Financial analysis resul of Diperocarp Tress Planing a PT. Suka Jaya Makmur dan PT. Adimira Lesari Suku Bunga (Ineres Rae) Kepekaan (Sensiiviy) Nomor (Number) Komponen (Componen) Suku Bunga Riil (Real Ineres Rae) 6,78% Suku Bunga Berlaku (Curren Ineres Rae) 14% Pendapaan Turun (Income Decrease) 30% Suku Bunga Modera (Modera Ineres Rae) 8% PT. Suka Jaya Makmur 1 NPV (Rp) , , , ,94 2 BCR 1,14 0,22 0,91 0,96 3 IRR (%) 7,21 14,04 6,84 8,04 PT. Adimira Lesari 1 NPV (Rp) , , , ,37 2 BCR 1,39 0,25 0,97 1,05 3 IRR (%) 6,88 14,10 6,83 8,10 Sumber: diolah dari daa primer (B2PD, 2012) Sedangkan pada ingka suku bunga yang berlaku yaiu 14%, kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa idak layak diusahakan (idak dapa memberikan keunungan) sebab idak memenuhi keiga krieria yang dipakai, yaiu NPV 0, BCR 1 meskipun IRR dengan suku bunga bank yang berlaku. D. Analisa Kepekaan Pengembangan Usaha Tanaman Jenis Diperokarpa Menuru Nugroho (2005) analisa kepekaan (sensiiviy analysis) adalah suau eknik unuk menguji sejauh mana hasil analisis yang elah dilakukan peka erhadap perubahan fakorfakor yang berpengaruh. Perubahan harga kayu bula merani dan perubahan kenaikan suku bunga bank yang berlaku akan berpengaruh erhadap pendapaan dan ingka keunungan. Analisa kepekaan dilakukan erhadap perubahan ersebu berdasarkan analisa finansial sebelumnya. Berdasarkan nilai-nilai yang ercanum pada abel 3 dikeahui bahwa analisa sensiivias yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa hanya PT. Adimira Lesari cukup kua menghadapi perubahan yang erjadi dalam hal kenaikan suku bunga sampai 8%. Sedangkan menghadapi perubahan dalam hal penurunan hasil pendapaan sebesar 30% kedua perusahaan ersebu idak cukup kua karena idak memenuhi keiga krieria yang dipakai, yaiu NPV 0, BCR 1 meskipun nilai IRR selisih ipis di aas suku bunga bank yang berlaku. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil analisis finansial di kedua perusahaan ersebu menunjukkan bahwa pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa memberikan harapan keunungan aau layak diusahakan pada ingka suku bunga riil 6,78%. Hal ini diunjukkan dengan hasil NPV 0, BCR 1 dan IRR suku bunga bank yang digunakan. 51

12 JURNAL Peneliian Diperokarpa Vol. 9 No. 1, Juni 2015 : Analisa sensiivias yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiaan pengembangan usaha anaman jenis Diperokarpa hanya PT. Adimira Lesari cukup kua menghadapi perubahan yang erjadi dalam hal kenaikan suku bunga sampai 8%. Sedangkan menghadapi perubahan dalam hal penurunan hasil pendapaan sebesar 30% kedua perusahaan ersebu idak cukup kua karena idak memenuhi keiga krieria yang dipakai, yaiu NPV 0, BCR 1 meskipun nilai IRR selisih ipis di aas suku bunga bank yang berlaku. 3. Asumsi-asumsi yang digunakan unuk mendukung perhiungan biaya kegiaan pengembangan jenis Diperokarpa merupakan hal yang pening dan asumsi-asumsi iu diharapkan mendekai nilai sesungguhnya dari sebuah nilai yang diharapkan. Hal ini unuk membanu meminimalisasi resiko aas perubahan ekonomi seperi inflasi, perubahan nilai ukar maa uang, perubahan nilai ingka suku bunga, penurunan produksi dan sebagainya. B. Saran 1. Pengembangan usaha jenis anaman Diperokarpa pada pengelolaan huan berbasis IUPHHK dengan menerapkan sisem silvikulur TPTI, dari aspek finansial masih memberikan harapan keunungan jika dikelola dengan benar. Namun nilai IRR yang nilainya sediki di aas suku bunga yang digunakan dan nilai BCR yang sediki di aas sau dianggap renan dan beresiko erhadap kerugian dan dianggap kurang menarik bagi pengusaha. Sehingga diperlukan upayaupaya unuk meningkakan daya arik invesor dengan memberikan insenif biaya, deregulasi kebijakan dalam hal rasionalisasi punguan, kebebasan memilih jenis dan daur sera jaminan usaha dalam benuk kepasian hukum dan keamanan kawasan berusaha. 2. Diperlukan kajian-kajian peneliian lain mengenai nilai-nilai konservasi diinjau dari sudu pandang ekonomi, misalnya pendugaan kandungan nilai dan roso karbon, nilai ekonomi air, jasa huan dan sebagainya dari kegiaan pembangunan dan pengembangan usaha anaman jenis merani/diperokarpa. DAFTAR PUSTAKA AL (PT Adimira Lesari). (2010). Revisi Rencana Kerja Usaha Pemanfaaan Hasil Huan Kayu (RKUPHHK) Dalam Huan Alam Pada Huan Produksi Berbasis Invenarisasi Huan Menyeluruh Berkala (IHMB) Periode Tahun Aas Nama PT Adimira Lesari. Deparemen Kehuanan. Jakara Balai Besar Peneliian Diperokarpa. (2012). Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Tanaman Jenis Diperokarpa (Huan Alam dengan Sisem TPTI). Laporan Hasil Peneliian Balai Besar Peneliian Diperokarpa Badan Peneliian dan Pengembangan Kehuanan - Kemenerian Kehuanan. Samarinda. Balibanghu (Badan Peneliian dan Pengembangan Kehuanan). (2009). ROADMAP Peneliian dan Pengembangan Kehuanan Deparemen Kehuanan. Direkora Perbenihan Tanaman Huan. (2002). Informasi Singka Benih Shorea leprosula Miq., (28), Desember Direkora Perbenihan Tanaman Huan. Effendi, R & Kosasih S. (2008). Silvikulur Huan Tanaman Penghasil Kayu Perukangan. Prosiding Workshop Sinesa Hasil Peneliian Huan Tanaman. Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia III (Terjemahan). Badan Peneliian dan Pengembangan Kehuanan, Deparemen Kehuanan. Jakara. Kariana, O. (2008). Analisis Finansial Dalam Rangka Penerapan Mulisisem Silvikulur Pada Areal Huan Produksi di Indonesia. Prosiding Lokakarya Penerapan Mulisisem Silvikulur Pada Pengusahaan Huan Produksi. Keßler, P.J.A. & Sidiyasa, K. (1994). Trees of he Balikpapan-Samarinda area, Eas Kalimanan, Indonesia: a manual o 280 seleced species. Tropenbos, (7). The Tropenbos Foundaion, Wageningen. The Neherlands. Kemenerian Kehuanan. (2009). Lampiran I Perauran Meneri Kehuanan No. P.26/ Menhu-II/2009 anggal 14 April Sandard Biaya Pembangunan Huan Tanaman Indusri. Kemenerian Kehuanan

13 Analisis Finansial Usaha Pengembangan Jenis Diperokarpa... (Tien Wahyuni & S. Yuni Indriyani) Lahjie A.M. (2001). Analisis Ekonomi Proyek Pengusahaan Huan. Fakulas Kehuanan Universias Mulawarman. Samarinda. Marawijaya, A,. I. Karasujana, K. Kadir dan S.A. Prawira. (2005). Alas Kayu Indonesia. Jilid I. Badan Peneliian dan Pengembangan Kehuanan, Deparemen Kehuanan. Bogor. Muhammad, A. K. (2004). Hukum dan Peneliian Hukum. PT. Cira Adiya Baki, Bandung. Nugroho, B. (2005). Ekonomi Keeknikan (Engineering Economic): Analisis Finansial Invesasi Kehuanan & Peranian. Fakulas Kehuanan IPB. Bogor. Sakai, C & Subiako A. (2007). Pedoman Pembuaan Sek Jenis-Jenis Diperokarpa dengan KOFFCO Sysem. Kerjasama anara Badan Libang Kehuanan JICA dan Komasu, Ld. Bogor. SJM (PT Suka Jaya Makmur). (2011). Rencana Kerja Usaha Pemanfaaan Hasil Huan Kayu (RKUPHHK) Dalam Huan Alam Pada Huan Produksi Berbasis Invenarisasi Huan Menyeluruh Berkala (IHMB) Periode Tahun PT Suka Jaya Makmur. Deparemen Kehuanan. Jakara. Soerianegara, I., & Lemmens R.H.M.J. (eds.). (1993). Plan Resources of Souh-Eas Asia. Timber rees: Major commercial imbers. PROSEA, 5 (1), Pudoc Scienific Publishers, Wageningen. 53

14 JURNAL Peneliian Diperokarpa Vol. 9 No. 1, Juni 2015 :

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK 372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Economic Rent Analysis of Timber Estate Log Production in Indonesia

Economic Rent Analysis of Timber Estate Log Production in Indonesia ANALISIS PUNGUTAN RENTE EKONOMI KAYU BULAT HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI INDONESIA Economic Ren Analysis of Timber Esae Log Producion in Indonesia Oleh/By: Transoo Handadhari, Achmad Sumiro, Sofyan P. Warsio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGUSAHAAN MINYAK KAYU PUTIH TRADISIONAL DI TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA

ANALISIS FINANSIAL PENGUSAHAAN MINYAK KAYU PUTIH TRADISIONAL DI TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA ANALISIS FINANSIAL PENGUSAHAAN MINYAK KAYU PUTIH TRADISIONAL DI TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA (Financial Analysis of Tradiional Cajupu Oil Refinery in Wasur Naional Park, Papua ) Oleh/By: Yonky Indrajaya,

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK 18.000 DWT Sukano Jamiko, Imam Pujo M Program Sudi S1 Teknik Perkapalan Fakulas Teknik Universias Diponegoro

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT Bedy Sudjarmoko Balai Peneliian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indusri Indonesian Spice and Indusrial Crop Research Insiue ABSTRAK Jawa Bara merupakan salah sau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci