ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK
|
|
- Bambang Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura ABSTRAK PT. Tripandu Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa mariim, uamanya survey, perawaan, perbaikan dan modifikasi konainer, sera pengadaan spare-par konainer dan kapal. Perusahaan ini membuuhkan konribusi eknologi cukup inensif yang diperlukan unuk meningkakan kinerja perusahaan. Dengan demikian, keerlibaan dan konribusi eknologi harus diperhiungkan secara spesifik pada penilaian kinerja yang dilakukan perusahaan. Di sisi lain, penilaian kinerja yang selama ini dilakukan perusahaan hanya melalui pendekaan analisis finansial, yang idak dapa menunjukkan secara eksplisi konribusi eknologi dalam perusahaan. Dengan model eknomerik dapa diukur konribusi iap komponen eknologi yang berguna sebagai langkah unuk mengaasi kelemahan penilaian kinerja saa ini. Berdasarkan peneliian, ingka inensias konribusi eknologi PT. Tripandu Jayadari nilai eringgi adalah echnoware, humanware, infoware, dan orgaware. Keempa komponen eknologi memberikan konribusi yang idak seimbang karena gap (selisih) anar konribusi komponennya erlalu jauh. Nilai Technology Conribuion Coefficien (TCC) masuk dalam skala anara buruk hingga sedang. Unuk meningkakan nilai TCC, upaya perbaikan dimulai dari komponen dengan inensias eringgi, sehingga komponen echnoware perlu mendapa priorias unuk segera diingkakan karena dengan nilai bea paling inggi akan memberikan konribusi erhadap nilai TCC yang inggi. Kaa kunci: Manajemen Teknologi, Model Teknomerik, Technology Conribuion Coefficien (TCC). PENDAHULUAN PT. Tripandu Jaya adalah perusahaan swasa yang bergerak di bidang jasa mariim, uamanya jasa survey, perawaan, perbaikan dan modifikasi konainer, sera pengadaan spare-par konainer dan kapal. Perusahaan ini didirikan pada perengahan ahun 2004 oleh para pendirinya yaiu para professional yang elah berpengalaman dalam dunia conainer and marine engineering pada khususnya dan dalam bisnis ransporasi lau secara umum. Dianaranya bahkan elah memiliki serifika dari IICL (Insiue of Inernaional Conainer Lessors) sejak ahun 1994 dan elah diserifikasi ulang pada ahun 1999 dan ahun Perusahaan ini juga mempunyai pengalaman yang cukup panjang dalam aplikasi berbagai sandar cargoworhy pelayaran maupun sandar IICL, unuk pekerjaan on hire, off hire maupun in service dalam survey dan perbaikan konainer, sera berbagai pekerjaan suplai kebuuhan dunia perkapalan pada umumnya (PT.Tripandu Jaya, 2005 : 1). Mengarah pada laar belakang peneliian, selama ini PT.Tripandu Jaya belum pernah mengukur kinerja eknologi dari perusahaannya. Pada umumnya, perusahaanperusahaan dalam mengukur kinerja hanya meliha dari sisi finansial saja. Padahal
2 dalam analisa finansial idak mampu menunjukkan konribusi eknologi pada proses ransformasi baik secara eksplisi dan spesifik (idak menunjukkan penilaian pada proses namun hanya berupa oupu laba). Pengukuran eknologi diperlukan agar perusahaan dapa mengeahui kekuaan dan kelemahan eknologi yang ada pada perusahaannya. Misalnya saja, unuk melayani jasa survey dan perbaikan, PT.Tripandu Jaya (selaku vendor dari depo MTCON) membuuhkan pem anfaaan eknologi dengan inensias relaive inggi pada proses ransformasi yang erjadi. Oleh karena iu, perusahaan harus memperimbangkan peranan eknologi pada penilaian kinerja akivias ransformasi demi ercapainya ujuan perusahaan sera mengidenifikasi kekuaan dan kelemahan perusahaan. Pengidenifikasian ini sanga diperlukan karena persaingan dalam indusri depo sangalah kompeen. Timbulnya persaingan dapa muncul dari dalam indusri depo iu sendiri (depo -depo yang sudah ada) sebagaimana abel 1 dan ancaman dari pendaang baru (vendor baru dan depo baru). TEORI MODEL TEKNOMETRIK Tabel 1 Dafar Depo di Surabaya Dafar Depo di Surabaya (sebagian) 1. MTCON 6. ALKEN 2. MERATUS 7. WIRATAMA 3. SPILL 8. TONGHYA 4. TANTO 9. DKM 5. IJS 10. GNS Berdasarkan hasil peneliian yang dilakukan UNESCAP ( Unied Naion Economic and Social Commission for Asia and The Pacific) melalui proyek pemeaan eknologi ahap perama disimpulkan bahwa pola dan karakerisik ekonomi dari ransformasi sumber daya dapa digunakan unuk meliha eknologi sebagai kombinasi dari perangka fisik dan pengeahuan yang dibuuhkan unuk menggunakan perangka fisik ersebu. Berdasarkan sudu pandang ini, maka eknologi dapa dibagi menjadi empa komponen dasar, yaiu (Aga Amiseno, 2006 : 13) : a) Teknologi yang meleka pada obyek ( objec-embodied Technology), disebu juga dengan fasilias fisik. (Technoware) b) Teknologi yang meleka pada manusia ( Person-Embodied Technology), disebu juga dengan kemampuan manusia (Humanware) c) Teknologi yang meleka pada dokumen (Documen-Embodied Technology), disebu juga dengan faka-faka yang didokumenasikan (Infoware) d) Teknologi yang meleka pada kelembagaan ( Insiuion-Embodied Technology), disebu juga dengan kerangka kerja organisasi (Orgaware) Prosedur dan meodologi model eknomerik Isilah eknomerik elah digunakan oleh sejumlah analis dalam kurun waku erakhir merujuk pada aspek-aspek erenu dari pengukuran eknologi dianaranya oleh Grupp dan Hohmeyer (1986) dan Sahal (1985). Dalam ko neks yang sama, UNESCAP (1989) menggunakan erminologi ini unuk menekankan perhaian/kerangka kerja pada pengukuran eknologi secara eksplisi melalui keempa komponennya seperi yang elah dijelaskan pada bagian erdahulu. (Aga Amiseno, 2006 : 16) Model eknomerik mengukur konribusi gabungan dari masing-masing komponen eknologi menuju pada sofisikasi eknologi yang dioperasikan pada fasilias ransformasi. Konribusi gabungan ini selanjunya disebu konribusi eknologi yang A-25-2
3 dibenuk oleh keempa komponen eknologi pada fasilias ransformasi. (Aga Amiseno, 2006 : 16) Koefisien konribusi eknologi ( Technology Conribuion Coefficien, selanjunya disingka TCC) pada sebuah fasilias ransformasi yang didefinisikan oleh UNESCAP mengikui persamaan beriku (Aga Amiseno, 2006 : 16): TCC T xh h xi i xo o...(1) T, H, I dan O merupakan konribusi dari masing-masing komponen eknologi. Sedangkan fakor menunjukkan inensias konribusi dari masing-masing komponen eknologi erhadap koefisien konribusi eknologi (TCC). Fungsi perkalian unuk TCC mempunyai sejumlah pembaas yang diperlukan unuk menjelaskan siuasi prakis, yaiu (Aga Amiseno, 2006 : 16): a) Fungsi TCC menunjukkan bahwa T,H,I dan O adalah harga yang idak nol jika diinginkan TCC idak nol. Ini sesuai dengan posula bahwa idak ada akivias ransformasi yang dapa dilakukan anpa kehadiran seluruh komponen eknologi ersebu. b) Hukum hasil lebih yang semakin berkurang ( law of diminishing reurn) akan berlaku jika usaha unuk menaikkan ingka eknologi dilakukan dengan meningkakan deraja sofisikasi dari sau komponen dengan menjaga komponen lain konsan. Turunan parsial dari TCC (persamaan 1) erhadap T akan menghasilkan : TCC T TCC...(2) T Persamaan diaas akan memberikan hasil memuaskan jika : 0<<1 (3) Kesimpulan yang sama juga diperoleh dengan melakukan urunan parsial erhadap H, I, dan O. Dengan demikian : TCC TCC dt T dh H di do...(4) I O Ini menunjukkan proporsi peningkaan TCC akan sebanding dengan jumlah peningkaan proporsi bobo seiap komponennya. Jika seluruh komponen mengalami peningkaan dengan proporsi yang sama dengan menyederhanakan persamaan (4) menjadi : TCC P o...(5) TCC h i Kemudian jika : o aau aau 1...(6) h i Maka fungsi TCC akan memenuhi kondisi kenaikan, eap aau penurunan pendapaan berkala. Operasionalisasi dari fungsi TCC memerlukan esimasi erhadap harga T, H, I, O,, h, i, o. Prosedur esimasi ersebu harus memiliki kemampuan unuk menggolongkan fasilias ransformasi sejenis berdasarkan deraja sofisikasinya. Salah sau prosedur yang mungkin unuk mengevaluasi harga TCC pada ingka perusahaan adalah prosedur yang dikembangkan oleh UNESCAP, yaiu : A-25-3
4 1. Tahap 1 Esimasi Deraja Sofisikasi 2. Tahap 2 Penilaian Sae of The Ar 3. Tahap 3 Penenuan konribusi masing-masing komponen 4. Tahap 4 penenuan inensias konribusi masing-masing komponen METODOLOGI PENELITIAN Meode peneliian menggambarkan rancangan peneliian yang melipui prosedur aau langkah-langkah yang harus diempuh, waku peneliian, sumber daa, sera dengan cara apa daa ersebu diperoleh dan diolah aau dianalisis. Berdasarkan jenis daanya peneliian ini merupakan peneliian kualiaif. Menuru Deparemen Pendidikan Nasional, 2008 : 22, peneliian kualiaif adalah peneliian yang digunakan unuk menelii pada kondisi objek alamiah dimana penelii merupakan insrumen kunci (Sugiyono, 2005). Jika dilliha dari jenis meode peneliian maka peneliian ini merupakan peneliian deskripif. Menuru nazir, 2005 : 54, meode deskripif yaiu suau meode dalam menelii saus sekelompok manusia, suau objek, suau se kondisi, suau sisem pemikiran, aaupun suau kelas perisiwa pada masa sekarang. Menuru Deparemen Pendidikan Nasional, 2008 : 40, peneliian deskripif memusakan perhaian kepada masalah-masalah akual sebagaimana adanya pada saa peneliian berlangsung. Sedangkan pada peneliian deskripif sendiri memiliki beberapa jenis meode peneliian eapi pada peneliian ini yang akan dipilih adalah meode peneliian sudi kasus. Menuru Nazir, 2005 : 57, Peneliian sudi kasus adalah peneliian enang saus subjek peneliian yang berkenaan dengan suau fase spesifik aau khas dari keseluruhan personalias (Maxfield, 1930). PENGUMPULAN DATA Daa yang dikumpulkan dalam peneliian ini adalah sebagai beriku : 1. Daa kuesioner penenuan deraja sofisikasi komponen eknologi 2. Daa kuesioner penenuan krieria penilaian kinerja komponen eknologi 3. Daa kuesioner penilaian perbandingan berpasangan komponen eknologi 4. Daa kuesioner evaluasi krieria komponen eknologi HASIL ANALISIS Pemboboan Komponen Teknologi Gambar 1. Grafik Pemboboan Anar Komponen Teknologi Dengan meliha oupu grafik dari sofware exper choice diaas maka dapa disimpulkan bahwa pemboboan komponen eknologi eringgi adalah komponen A-25-4
5 echnoware dengan nilai bobo sebesar Penilaian ini dari sudu pandang AHP adalah konsisen dengan nilai CR sebesar 0.0 (<0.1). Analisis SOA Technoware Tabel 2. Krieria Kriis Komponen Technoware Fasilias Krieria Nilai Kompleksias operasi Kepresisian Repairing Penanganan bahan Pengendalian proses Kapasias Penanganan bahan Cleaning Pengendalian proses Kapasias Berdasarkan Tabel 2 dapa disimpulkan bahwa : krieria pengendalian proses (7,5 < 7,7) dan kapasias (7 < 7,7) pada fasilias repairing merupakan krieria kriis arinya kedua krieria ini diprioriaskan unuk segera diperbaiki. krieria pengendalian proses (7 < 7,3) dan kapasias (7 < 7,3) pada fasilias cleaning merupakan krieria kriis arinya kedua krieria ini diprioriaskan unuk segera diperbaiki. Analisis Konribusi Komponen Teknologi Dari hasil perhiungan yang dilakukan bagian sebelumnya maka konribusi komponen eknologi dapa diliha pada Tabel 3. Tabel 3. Konribusi Komponen Teknologi No Komponen Teknologi Konribusi komponen 1 Technoware Humanware Infoware Orgaware Konribusi komponen eknologi diaas selanjunya diampilkan secara visual dalam benuk diagram THIO seperi erliha pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram THIO Deparemen Workshop PT.TRIPANDU JAYA Pada komponen echnoware, konribusi yang relaive rendah disebabkan karena 4 dari 8 krieria (50%) merupakan krieria kriis dimana krieria kriis disumbangkan oleh fasilias repairing (sebanyak 2 krieria kriis) dan fasilias cleaning (sebanyak 2 A-25-5
6 krieria kriis). Pada komponen infoware, 2 dari 5 krieria (40%) merupakan krieria kriis. Pada komponen echnoware dan infoware, nilai konribusi yang relaive rendah dibandingkan dengan konribusi komponen humanware dan orgaware juga dipengaruhi oleh rendahnya raing Sae Of The Ar (SOA) dan besarnya gap yang erjadi anara baas aas dan baas bawah deraja sofisikasi kedua komponen eknologi ersebu. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Model eknomerik yang dikembangkan oleh UNESCAP unuk mengevaluasi pada fasilias-fasilias yang ada di deparemen workshop dapa dirangkum sebagai beriku: a. Komponen echnoware erdiri dari 2 fasilias yang membenuk infrasrukur deparemen workshop yaiu fasilias repairing dengan baas bawah 1 dan baas aas 4 sera dinilai dengan 5 krieria penilaian; fasilias cleaning dengan bawah 1 dan baas aas 5 sera dinilai dengan 3 krieria penilaian. b. Komponen humanware erdiri dari 3 kaegori yang disesuaikan dengan jabaan srukural yang dierapkan pada PT. Tripandu Jaya yaiu kaegori manajer dengan baas bawah 6 dan baas aas 7 sera dinilai dengan 7 krieria penilaian; kaegori supervisor dengan bawah 4 dan baas aas 7 sera dinilai dengan 7 krieria penilaian; kaegori pekerja dengan bawah 2 dan baas aas 4 sera dinilai dengan 7 krieria penilaian c. Komponen infoware memiliki baas bawah 2 dan baas aas 3 sera dinilai dengan 4 krieria penilaian sedangkan komponen orgaware memiliki baas bawah 3 dan baas aas 5 sera dinilai dengan 6 krieria penilaian 2. Dalam peneliian ini juga dienukan erminologi kriis. Krieria kriis yaiu krieria penilaian yang nilainya dibawah raing SOA. Krieria kriis ini merupakan krieria yang diprioriaskan unuk segera mendapakan perbaikan/diperbaharui/diperimbangkan kembali. Krieria kriis pada seiap komponen eknologi yang dielii dapa diliha pada abel dibawah ini : KOMPONEN TEKNOLOGI Technoware Humanware Tabel 4. Krieria kriis komponen eknologi SUB KOMPONEN Repairing Cleaning Manajer SPV Pekerja Infoware - Orgaware - KRITERIA KRITIS NILAI Pengendalian proses 7.5 kapasias 7 Pengendalian proses 7 kapasias 7 Kreaivias 7 Orienasi presasi 7 Kemampuan menghadapi resiko 6.5 Kreaivias 7 Orienasi presasi 7 Kemampuan menghadapi resiko 7 Orienasi pemanfaaan waku 7 Kreaivias 5.3 Kemampuan menghadapi resiko 5 Orienasi pemanfaaan waku 6 Kemudahan pengulangan informasi 6 Pembaharuan informasi 6 Keerlibaan karyawan 4.5 Inegrias operasi 6.5 A-25-6
7 3. Implemenasi model eknomerik pada PT.TRIPANDU JAYA secara keseluruhan seperi pada Table 5 dibawah ini : Tabel 5. Perhiungan TCC Komponen eknologi Konribusi komponen Inensias konribusi TCC Technoware Humanware Infoware Orgaware Ukuran-ukuran ersebu menunjukkan keidakseimbangan konribusi dari masingmasing komponen eknologi. Unuk menaikkan harga TCC upaya perbaikan sebaiknya dimulai dari komponen dengan inensias eringgi karena komponen ersebu paling poensial berkonribusi dalam meningkakan harga TCC, maka melalui peneliian ini diusulkan agar komponen echnoware dan humanware mendapakan priorias unuk segera diperbaiki eruama pada komponen kriisnya. Disusul kemudian oleh komponen infoware dan yang erakhir komponen orgaware. DAFTAR PUSTAKA Amiseno, Aga, Penenuan Tingka Konribusi Komponen Teknologi Pada Fasilias Transformasi Garuda Frequen Flyer, Bandung. Deparemen Pendidikan Nasional, Pendekaan, Jenis dan Meode Peneliian Pendidikan, hp://lpmpjogja.diknas.go.id/maeri/fsp/2009-pembekalan- Pengawas/25%20--%20KODE%20--%2005%20%20B1%20 Pendekaan,%20Jenis,%20Meode%20Peneliian%20Pendidikan.pdf Nazaruddin, 2008.Manajemen Teknologi, Graha ilmu : Yogyakara. Nazir, Moh, Meode Peneliian, Ghalia Indonesia : ceakan ke-6. PT.Tripandu Jaya, 2005.Profil Perusahaan PT.Tripandu Jaya: Surabaya. Umah dan Wiramadja, Penenuan Sraegi Peningkaan Nilai Tambah Berdasarkan Penilaian Kandungan Teknologi Pada Produk IKM Mebel di Propinsi DI, hp://lib.bsn.go.id/index.php?/mjlh_arikel/majalah/unduh/55 A-25-7
BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciGambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang
METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN
PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciPENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN
M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN Agustus, September 2014 dan dilanjutkan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilakukan lebih kurang 1 bulan di lapangan yaiu anggal 01 15 Agusus, 01 15 Sepember 2014 dan dilanjukan di Laboraorium Pembangunan Ekonomi Perikanan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)
hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:
Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciKadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***
PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciPEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN
Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime
Lebih terperinci