SPATIAL URBAN DESIGN PADA AREA SEMPADAN SUNGAI (PENERAPAN GIS DALAM URBAN DESIGN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SPATIAL URBAN DESIGN PADA AREA SEMPADAN SUNGAI (PENERAPAN GIS DALAM URBAN DESIGN)"

Transkripsi

1 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), SPATIAL URBAN DESIGN PADA AREA SEMPADAN SUNGAI (PENERAPAN GIS DALAM URBAN DESIGN) Dian Kusuma Wadhani 1), 2), 3) 1) Juusan Peencanaan Wilayah & Kota UniBaw, dkwadhani@yahoo.com 2) Juusan Peencanaan Wilayah & Kota UniBaw, adipandang@yahoo.com 3) Juusan Peencanaan Wilayah & Kota UniBaw, ck_piambada@yahoo.com Abstak Penelitian ini beupaya mempekenalkan konsep Spatial Uban Design, sebuah konsep yang menuut peneliti meupakan hal bau dalam anah peancangan kota. Konsep tesebut meupakan penggabungan antaa analisis spasial menggunakan metode Geogaphical Infomation System (GIS) dengan peancangan tapak (site planning). Subyek penelitian ini adalah Ruang Tebuka Hijau (RTH) sempadan sungai pada skala kota. Saat ini peubahan penggunaan lahan pekotaan yang ada mengalami degadasi kualitas hidup, pembangunan fisik yang menutupi hampi seluuh pemukaan tanah dimana dampak yang tejadi memengauhi kondisi sosial pekotaan, khususnya pada aea sempadan sungai. Sempadan sungai meupakan aea yang sangat entan tehadap aktivitas manusia, bekenaan dengan pemanfataan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung dan peuntukannya. Sebagai upaya pengamanan dan pelindungan tehadap keusakan yang disebabkan oleh aktivitas masyaakat, maka sungai dan kawasan tepiannya ditetapkan menjadi kawasan lindung dan konsevasi oleh pemeintah Kota Malang. Untuk itulah keaifan lokal sangat penting dalam suatu peencanaan dan peancangan tapak, aga uang yang tecipta dapat meningkatkan kualitas lingkungan pekotaan dan mengangkat cita kawasan. Pembahasan secaa umum penelitian ini mencakup analisis spasial RTH pada tepian sungai Bantas di Kota Malang dengan GIS yang dilanjutkan dengan analisis tapak seta penggunaan media 3D modelling pada Peancangan Tapak. Kata Kunci Spatial Uban Design, GIS, Peancangan Site, Keaifan lokal I. PENDAHULUAN Pesatnya pekembangan pembangunan kota Malang ditambah dengan kondisi tebatasnya pasaana dan saana yang ada semakin membeikan dampak yang cukup menyesakkan bagi masyaakat didalamnya seta lingkungan sekitanya. Telebih lagi dengan adanya aus deas migasi penduduk dai pedesaan ke pekotaan menyebabkan pembangunan kawasan pemukiman untuk tempat tinggal teus bekembang. Hal ini jika tidak dilakukan penataan suatu kawasan yang baik dapat beakibat penyalahgunaan peuntukan lahan yang mengakibatkan tepuuknya kualitas hidup kota Malang. Salah satu aea yang tidak banyak mendapat pehatian adalah aea sempadan sungai. Sempadan sungai meupakan aea yang sangat entan tehadap aktivitas manusia, bekenaan dengan pemanfataan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung dan peuntukannya. Pembangunan infastuktu di aea sempadan sungai Bantas yang jelas nyata meupakan kawasan lindung dan esevasi di dalam kota Malang menjadi pemicu bencana banji dan longso pada aea tesebut. Fenomena diatas bukan hanya tejadi di Malang, namun meupakan kondisi nyata gambaan pemasalahan pekotaan yang dilalui sungai di Indonesia secaa umum. Untuk itu, pelu adanya penanganan yang bijak dalam menanggapinya sehingga dapat menyelesaikan pemasalahan kota atau setidaknya adalah meminimalisi pemasalahan kota yang kompleks, dimana salah satu ekomendasi yang disaankan oleh paa Uban Planne dan Uban Designe adalah dengan caa meningkatkan asa sense of belonging tehadap kawasan huniannya sehingga dapat menanamkan asa tanggung jawab mulai lingkup tekecil yakni dii sendii hingga ke tataan masyaakat. Keaifan lokal suatu kawasan/aea -dalam makalah ini beupa aea sempadan sungai- secaa umum dapat digambakan sebagai pean seta sosial masyaakatnya dalam usaha meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang ada dimana kondisi ini meupakan gambaan nyata pelaksanaan tendsette peencanaan kota secaa global saat ini yaitu suatu konsep Sustainability. Keaifan lokal juga diwujudkan dalam pengatuan dan peencanaan yang menghomati tapak atau site kawasan tesebut sehingga tewujud kawasan yang livable, nyaman dan memiliki sense of place. 36

2 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), Dalam mendukung penataan uang secaa teknis, maka dipandang pelu bagi Uban Planne dan Uban Designe untuk mewujudkannya dalam suatu sistem mulai dai pembangunan database suatu wilayah hingga simulasi analisis keuangan dalam suatu wilayah yang teintegasi secaa univesal dan dapat digunakan oleh semua kalangan, mulai dai masyaakat, peencana hingga pengambil keputusan. Sehingga, nyata bahwa nilai spasial memiliki peanan utama dalam menyusun sistem ini. Selama ini tidak dapat dipungkii, walaupun Uban Planne dan Uban Designe bekeja pada satu tim untuk suatu pekejaan, caa bekeja meeka masih dilakukan tepisah. Nyata telihat jika poduk Uban Planning digabungkan dengan poduk Uban Design maka hasilnya tidak akan teintegasi. Secaa umum, hal ini dapat tejadi dikaenakan caa keja kedua pofesi ini bebeda. Seoang Uban Planne menyelesaikan suatu kasus dengan melihat dai Spatial Pespective dengan pinsip Location.. Location.. Location.. seta menjawab pemasalahan What, Why, When dan How sedangkan seoang Uban Designe menghasilkan suatu kaya dengan fokus pada bentukan fisik kawasan yang menitikbeatkan pada kualitas lingkungan alam dan binaan yang besifat fungsional dan estetis seta cendeung besifat A-Spatial. Untuk menjembatani pemasalahan ini, maka dalam makalah ini, penulis mencoba mempekenalkan suatu konsep bau dengan menggabungkan caa keja Spatial Analysis dan Uban Design dalam suatu konsep dengan nama Spatial Uban Design Spatial Analysis Lingkup pemahaman konsep Spatial Analysis pada intinya adalah Keuangan di muka bumi. Sebagai pebandingan, De Mes (1997) mengemukakan Analisis spasial mengaah pada banyaknya macam opeasi dan konsep temasuk pehitungan sedehana, klasifikasi, penataan, Ovelay Geometis dan pemodelan katogafis. Sedangkan Fotheingham (1994) mengkategoikan spasial analisis dalam dua bentuk, yaitu analisis spasial bebasis GIS sedehana (Simple GIS-based Spatial Analysis) dan analisis spasial bebasis GIS lanjutan (Advanced GIS-Based Spatial Analysis). Pebandingan kedua paka diatas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa Spatial Analysis meupakan infomasi keuangan dimana membei penafsian data yang dituangkan dalam bentuk simbol sebagai gambaan dai keadaan sebenanya di lapangan. Infomasi keuangan ini dapat disampaikan dalam integasi bentuk tabel maupun peta. Selanjutnya, dengan agam opeasi dan pemodelan keuangan menghasilkan suatu delineasi wilayah kajian guna peuntukan studi tetentu Uban Design Peancangan kota memiliki bebagai makna. Namun, tedapat makna khusus dalam konteks peencanaan kota yang kompehensif yang dapat membedakannya dai bebagai aspek poses peencanaan kota. Makna tesebut menjelaskan bahwa peancangan kota bekaitan dengan tanggapan panca indea manusia tehadap lingkungan fisik kota, sepeti penampilan visual, kualitas estetika, dan kaakte spasialnya. Peancangan kota adalah suatu fenomena yang behubungan eat dengan asitektu dan peencanaan. Peancangan kota dapat mewujudkan diinya dalam bentuk tampak depan bangunan, desain sebuah jalan, atau sebuah encana untuk seluuh kota atau wilayah. Pendeknya, peancangan kota bekenaan dengan bentuk daipada wilayah pekotaan Dewasa ini teminologi uban design banyak dikaitkan dengan isu-isu lingkungan dan kebelanjutan. Geen Issues dalam konteks uban design bukan hanya membuat uang tebuka hijau sebanyak mungkin atau menanam bebagai macam vegetasi untuk mempetahankan keagaman hayati namun meupakan kajian mendalam mengenai isu ekologi dan sustainability pada lingkungan alamiah dan seta binaan. Peancangan Kawasan yang ideal sehausnya tidak hanya besentuhan dengan penataan uang, pemanfaatan ai, udaa dan pelindungan tata hijau namun juga melindungi dan mengangkat makna seta nilai-nilai signifikan yang ada pada kawasan. Keaifan lokal juga diwujudkan dalam meumuskan konsep dan gagasan pemanfaatan uang-uang tidak temanfaatkan di pekotaan untuk menghasilkan peancangan kawasan yang adaptif dan tanggap tehadap bebagai aktivitas, fungsi dan pengguna, sehingga dapat mencapai pemanfaatan uang secaa optimal dan bedaya guna bagi masyaakat kota secaa keseluuhan Spatial Uban Design Spatial Uban Design meupakan suatu konsep yang dipekenalkan penulis mengenai gabungan konsep penataan uang dengan Pemeability, Vaiety, Aesthetics, Visual, Richness, Appopiatness, Pesonalisation dalam suatu teknis aplikasi Sistem Infomasi bebasis Geogafis dengan menyajikan integasi tabel dan data spasial baik beupa penampakan 2D maupun 3D disetai dengan skala dan letak koodinat geogafis yang ada. Dalam aplikasi teknisnya, konsep ini memadukan aplikasi softwae GIS yang bebasis spasial dengan softwae Engineeing, Compute-Aided Design (CAD) yang memiliki kedetailan pengukuan 37

3 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), suatu obyek sehingga menghasilkan poweful softwae system untuk kegiatan peencanaan wilayah dan kota. Pada makalah ini, penggunaan konsep Spatial Uban Design menekankan secaa umum visualisasi suatu kawasan/aea dalam wujud 3D Pismatik blok obyek bangunan seta infastuktu dilengkapi database pe-objeknya secaa beskala dan bebasis spasial. II. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam peneapan aplikasi Spatial Uban Design ini beupa: a. Pesiapan, yang meliputi penyusunan keangka piki, pengumpulan peta dasa, mobilisasi tenaga, studi kepustakaan dan data sekunde. b. Suvey dan pengumpulan data yang meliputi pengumpulan data sekunde, pengambilan data visual, selanjutnya dilakukan eview hasil dan pemasukan data. c. Pengolahan dan Pemogaman kompute, dimana tahapan ini mencakup dua kegiatan yang besamaan beupa kegiatan Spatial Analysis di GIS dan melakukan ancangan kawasan di Softwae Engineeing beupa CAD. d. Finalisasi kegiatan adalah melakukan gabungan kedua hasil pengolahana data dengan menggunakan plugin pada GIS dengan penampilan akhi beupa visualisasi ancangan kawasan dalam bentuk 3D yang telah besifat spasial dan beskala Tahap Pesiapan Tahapan ini mencakup penyusunan keangka piki yang didasakan pada maksud dan tujuan penyusunan aplikasi besifat Spasial dan A-Spasial beupa peancangan kawasan/aea yang teintegasi dengan spasial yang mengacu pada fakto teknis beupa daya dukung softwae dan bentuk akhi aplikasi. Pengumpulan peta dasa beupa peta topogafi, peta existing jaingan jalan dan sungai, peta pesil tanah seta cita satelit Ikonos Kota Malang yang memiliki esolusi hingga 1 mete. Penggunaan cita satelit Ikonos dan peta pesil tanah dimaksudkan aga polygon bangunan sebagai dasa pembuatan obyek 3D dapat teintegasi secaa spasial dengan sistem geogafis yang tekoodinat. Selanjutnya studi kepustakaan baik itu beupa studi mengenai konsep yang akan tebangun nantinya maupun studi tentang data sekunde untuk menentukan jenis data yang temuat dalam aplikasi GIS. Gamba 1. Skema Pesiapan Data Spasial di GIS Sumbe: Yudono (2009) 2.2. Tahap Suvey Pengumpulan data pime dilakukan melalui suvey kondisi eksisting dan lingkungan binaan pada kawasan peancangan. Pengumpulan data sekunde dilakukan melalui studi liteatu, encana tata uang kota, Masteplan Ruang Tebuka Hijau dan peatuan/ kebijakan. Selain dai instansi tekait, data sekunde juga dipeoleh dai media intenet. Tahap ini dilakukan dengan langkah mengkaji landasan teoitik peencanaan dan peancangan yang akan dijadikan pendekatan dalam penataan

4 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), uang-uang tak temanfaatkan (undeused space) di pekotaan, seta mengkaji peancangan tata uang kawasan sempadan sungai di wilayah studi. Data Vekto Data Raste Studi Kepustakaan Teintegasi dalam GIS Gamba 2. Skema Pengolahan dan Pemogaman Data Spasial di GIS Sumbe: Yudono (2009) 2.3. Tahap Pengolahan dan Pemogaman Kompute Tahapan ini meliputi dua kegiatan yang besamaan. Petama beupa kegiatan Spatial Analysis di GIS yang mencakup enty existing data teknis dan existing database obyek, pemosesan data cita satelit IKONOS Kota Malang pada GIS, pembangunan Data Teain Model (DTM) untuk membeikan bentukan bentang alam dai data kontu yang ada. Kedua, melakukan ancangan kawasan di Softwae Engineeing beupa CAD yang dibangun diatas peta dasa yang telah memiliki koodinat geogafis yang bena dan beskala dimana selanjutnya dilakukan pembangunan 3D data untuk pembangunan kawasan/aea. 1.Pesiapan data dasa penyusunan ancangan aea 2. Peancangan aea wilayah studi 4.Peancangan Aea dengan visualisasi 3D 3.Migasi Data 2D ke 3D Gamba 3. Skema Pengolahan dan Pemogaman Data A-Spasial di CAD Sumbe: Yudono (2009)

5 2.4. Tahap Finalisasi Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), Tahapan akhi kegiatan meliputi penggabungan hasil analisis di GIS dengan 3D CAD. Untuk menciptakan ancangan aea yang besifat spasial, maka kegiatan yang dilakukan adalah melakukan migasi data 3D CAD ke GIS dalam bentuk suatu database dimana selanjutnya adalah enty data teknis dan database obyek dalam tabel. Data yang masuk sebagai data atibut obyek meupakan data-data numeik beupa dimensi dai bagian-bagian obyek bangunan. Poses ini nantinya akan menentukan elevasi model obyek atau bangunan yang Nampak dalam visualisasi. Poses endeing (penggambaan ulang) bangunan dilakukan dengan menggunakan analisis 3D di GIS. Obyek-obyek tepilih yang tecakup dalam peta dasa akan diende sesuai dengan database yang dimilikinya. Database tesebut kemudian membentuk blok 3D. Gamba 4. Hasil Akhi dai teknis pelaksanaan konsep Spatial Uban Design di GIS Sumbe: Yudono (2009) III. PEMBAHASAN DAN HASIL 3.1. Ketekaitan Kondisi RTH dengan Rencana Spasial Wilayah Studi Salah satu cii khas penataan uang kota malang adalah kebeadaan uang tebuka/ taman kota, dimulai dai peencanaan Thomas Kasten (1933); tata taman/ uang tebuka yang epesentatif di: jln. Tunojoyo; Ketanegaa; Tugu; Gajahmada, Mebabu, Ijen, dan jl. Suopati. Selain sebagai uang tebuka untuk mendukung kebeadaan bangunan pemeintahan, taman-taman tesebut dipeuntukkan bagi kepentingan oang-oang Belanda yang tinggal di daeah peumahan elit Jalan Ijen dan sekitanya.studi ini meneuskan konsep peencanaan tedahulu dai Kasten sebagai paamete keaifan lokal. Pemanfaatan lahan tak tepakai di kawasan Splendid, Kota Malang diaahkan sebagai uang publik yang didalamnya tedapat kebun kota sebagai RTH yang besifat pasif dan pusat kegiatan kesenian (amphitheate) sebagai RTH yang besifat aktif. Kondisi RTH di Kota Malang memiliki luas m 2, meupakan 1 % dai luas wilayah kota (Masteplan RTH Kota Malang). Kecamatan Klojen yang meupakan kecamatan wilayah studi memiliki luasan RTH sebesa m 2. Dai luasan tesebut tipikal RTH yang memiliki luasan tebesa adalah Taman Kota dengan poposi 259 m 2, 60% dai keseluuhan RTH yang dimiliki Kecamatan Klojen. Masteplan RTH Kota Malang menyebutkan Dengan ketebatasan lahan yang masih kosong, di Kecamatan ini (Klojen-pen) tidak dialokasikan hutan kota/taman kota bau, tetapi memanfaatkan yang sudah ada, peneduh jalan, disaankan masyaakat wilayah Klojen memiliki kesadaan untuk 40

6 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), melakukan penghijauan dihalaman umah, kebun dengan vegetasi bekayu sebagai altenatif hutan kota. Dalam hal ini studi peancangan spasial sempadan ini betujuan untuk me-evitalisasi kawasan tak tepakai di wilayah studi. Kawasan tak tepakai yang beada di daeah sempadan sungai Bantas tesebut diancang untuk menjadi uang publik yang dapat dimanfaatkan sebagai media petunjukan. Dilihat dai sisi peencanaan spasialnya, pada wilayah studi tedapat bebeapa penyimpangan yang tejadi. Penyimpangan tesebut dapat diidentifikasi setelah dilakukan salah satu poses spatial analysis yaitu buffeing dengan jaak 15 mete dai badan sungai ke kanan dan kiinya menuut atuan dai Pemeintah Kota Malang sepanjang sempadan sungai di wilayah studi. Adapun jenis pemanfaatan lahan yang menyalahi atuan tesebut antaa lain pendidikan dan peumahan. Gamba 5. Hasil Spatial Analysis beupa poses Buffeing mengidentifikasikan bebeapa pesil bangunan bedii pada sempadan sungai 15 mete ke kanan dan kii dai badan sungai Sumbe: Yudono (2009) 3.2. Skenaio pengembangan kawasan Skenaio pengembangan kawasan peencanaan adalah salah satu pilihan pengambilan keputusan tanggapan tehadap pemasalahan, mengakomodasi semua potensi yang ada seta mengembangkan pospek kawasan tesebut dan tetap bepijak pada keaifan lokal. Bedasakan pemasalahan dan potensi yang ada seta batasan dan peluang yang ada, maka kawasan Splendid dikembangkan menjadi kawasan fungsi campuan dengan penggunaan lahan dominan sebagai uang tebuka hijau yang tetap mempetahankan fungsi-fungsi pedagangan, kultual dan hunian. Untuk mencapai hal tesebut maka ditetapkan tujuan dan sasaan peancangan kawasan beupa: 1. Mempebaiki cita dan mempekuat identitas kawasan. a. Peningkatkan kualitas spasial maupun visual melalui pebaikan lingkungan fisik meliputi pebaikan infastuktu, masa bangunan dan aksesiblitas b. Menguangi peilaku anti sosial (kiminalitas, pemanisme, tindakan asusila dan lain-lain) c. Menyediakan lingkungan yang kondusif bagi bisnis, paiwisata dan industi. 2. Menghidupkan kawasan Splendid dan sekitanya melalui intevensi fisik dan non fisik. a. Menempatkan geneato ekonomi dan magnet pegeakan pada titik-titik stategis. b. Pengatuan waktu dan pogam aktivitas kawasan. c. Pengelolaan kawasan Splendid secaa pofesional. 3. Membei pelindungan tehadap Sungai Bantas seta lingkungan sekitanya a. Mengoptimalkan penggunan tepian Sungai Bantas sebagai uang publik yang ekeatif. b. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup temasuk fungsi dan kelestaian Sungai Bantas. c. Aea Sempadan sungai dimanfaatkan menjadi sabuk hijau yang multifungsi. d. Penetapan atuan yang lebih detail tehadap pemanfaatan aea bantaan sungai. 41

7 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), Pewujudan keaifan lokal pada desain Kawasan Splendid telihat dai pemanfaatan leeng cuam sepanjang sempadan Sungai Bantas. Pelu ditekankan bahwa pemanfaatan uang-uang tebengkalai pada tepi Sungai Bantas tidak hanya untuk kepetingan ekonomi dan sosial saja namun juga betujuan untuk pelindungan tehadap lingkungan. Hal utama yang haus dilakukan adalah mengoptimalkan penggunan tepian Sungai Bantas sebagai uang publik, yang ditempuh dengan caa menjadikan Sungai Bantas sebagai Blue Spine kawasan, mengubah oientasi bangunan menghadap ke sungai seta membuka akses ke aah Sungai Bantas. Aea sempadan sebaiknya digunakan sebagai sabuk hijau yang ditanami pohon pelindung yang mempunyai fungsi ekologi, fisik sekaligus estetis. Pemilihan tanaman dan penempatan pepohonan disesuaikan dengan fungsi ekologisnya sebagai pelindungan vegetatif, mempengauhi iklim miko, pengendali tata ai, pencegah eosi, sebagai pau-pau lingkungan; fungsi fisiknya sebagai peneduh untuk menciptakan kesejukan lingkungan, pembatas pandangan, pembentuk uang, pengontol angin; seta fungsi estetisnya untuk aksentuasi, membentuk kaakte tempat seta menciptakan keindahan dan keasian lingkungan. Sabuk hijau selain befungsi ekologis dapat juga ekonomis kaena dapat dimanfaatkan sebagai kebun pembibitan sekaligus tempat penyimpanan bebagai tanaman yang dipedagangkan juga befungsi sosial kaena dapat dimanfaatkan sebagai aea ekeasi dan piknik bagi masyaakat. Gamba 5. Konsep Keaifan lokal dalam penataan massa bangunan Sumbe: Wadhani (2007) 42

8 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), Gamba 6. Skenaio Pengembangan Kawasan Sumbe: Wadhani (2007) PASAR BUNGA HUNIAN TAMAN PUBLIK PASAR BURUNG ART CENTER MUSEUM & GALERI Gamba 6. Pengembangan Kawasan Aea Sempadan Sungai Bantas Sumbe: Wadhani (2007) 3.3. Poses Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai Kajian análisis spasial tehadap penyalahgunaan pesil bangunan yang bedii pada sempadan sungai Bantas pada wilayah studi selanjutnya dilakukan suatu penataan yang bijak dalam anah peancangan aea yang mengacu pada keaifan lokal setempat. Langkah disini adalah menejemahkan konsep Spasial dan Peancancangan dalam suatu aplikasi kompute yang menghasilkan suatu metode bau benama Spatial Uban Design. Tahapan sistematis pembangunan sistem Spatial Uban Design disini akan dijelaskan secaa uut dengan pembagian tahapan kejanya meliputiu tiga bagian, yaitu: 1. Tahapan Spatial Analysis di GIS a. Melakukan Geoefeenced cita Ikonos Malang yang disesuaikan dengan koodinat geogafis menggunakan Poyeksi koodinat UTM 49S. b. Melakukan kajian analisis spasial pehitungan luasan RTH di Kota Malang c. Pembangunan database pesil bangunan yang ada disetai dengan keteangan ketinggian. d. Poses Buffeing sepanjang Sungai Bantas untuk mengidentifikasikan pesil bangunan yang melangga didiikan pada aea lindung dan konsevasi. e. Pembangunan Data DTM beupa Tiangulated Iegula Netwoks (TIN) dai kontu pada wilayah studi f. Cita Ikonos yang telah be-geoeffeenced selanjutnya di migasikan pada softwae CAD 2. Tahapan Uban Design pada Softwae CAD a. Menyiapkan peta tata guna lahan yang dilengkapi pesil yang ada sebagai acuan peancangan aea dalam 2D. b. Pemilahan laye-laye yang digunakan untuk peancangan dalam 2D.

9 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), c. Migasi laye tepilih pada 2D ke dalam 3D d. Poses peancangan 3D e. Hasil peancangan kawasan aea sempadan sungai dalam 3D selanjutnya dilakukan migasi ke GIS dengan menggabungkan seta mencocokkan pada data cita ikonos yang telah dimigasikan pada GIS ke CAD. 3. Tahapan pembangunan Spatial Uban Design a. Setelah ancangan aea telah teintegasi dengan baik pada cita ikonos sebagai acuan spasialnya di CAD, selanjutnya dilakukan migasi ke dalam GIS b. Migasi ancangan aea yang tebangun di CAD ke GIS akan membentuk suatu database spasial. c. Hasil migasi ancangan aea di GIS, selanjutnya dilakukan pemilahan laye pe obyek untuk selanjutnya dibeikan infomasi keuangan pada data atibut. d. Hasil akhi dai tahapan Spatial Uban Design dapat divisualisasikan dengan menggunakan analisis 3D di GIS, dimana didalamnya telah tekandung infomasi keuangan bumi, dimana salah satunya beupa infomasi koodinat geogafis obyek 3D ancangan aea tesebut. Hasil Pengolahan Analisis Spasial di GIS Hasil Pengolahan Rancang kawasan besifat A-Spasial di CAD Spatial Uban Design Gamba 7.

10 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), Skema Spatial Uban Design Sumbe: Yudono (2009) 3.4. Hasil akhi Poduk Spatial Uban Design Poduk dai Spatial Uban Design pada makalah ini menyajikan tebangunnya visualisasi 3D ancangan aea penataan aea sempadan sungai Bantas seputa Splendid, Malang yang bebasis keaifan lokal dan melibatkan unsu penting dalam peencanaan wilayah dan kota, yaitu spasial seta teintegasi dengan database obyek visual. Tampilan data ini beupa laye-laye data yang dapat ditampilkan secaa besamaan dalam satu penampilan monito. Konsep Spatial Uban Design ini menyuguhkan analisis dalam anah peencanaan wilayah dan kota pada suatu kawasan/aea beupa: 1. Analisis kelayakan tata bangunan dengan simulasi obyek bangunan yang akan didiikan bedasakan maste plan bangunan. 2. Analisis tata guna lahan kawasan/aea 3. Analisis pesil bangunan yang melangga peatuan peuntukan penggunaan lahan bedasakan Rencana Tata Ruang tingkat Kota sepeti Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. 4. Analisis ketinggian bangunan yang diizinkan untuk pendiian. 5. Analisis pesil bangunan yang temasuk dalam potensi genangan IV. KESIMPULAN Konsep Spatial Uban Design yang dipekenalkan penulis pada kesempatan ini secaa gais besa adalah memadukan ilmu spatial analysis dengan Uban Design dalam satu kesatuan sistem kompute dengan beasaskan keaifan lokal suatu kawasan/aea untuk menjembatani kineja Uban Planne dan Uban Designe sehingga menciptakan integasi dan sinegisitas penyelesaian suatu kasus dalam anah peencanaan dan peancangan wilayah dan kota. Penelitian ini meupakan salah satu upaya untuk meumuskan konsep dan gagasan pemanfaatan aea sempadan sungai di pekotaan untuk menghasilkan peancangan kawasan yang adaptif dan tanggap tehadap bebagai aktivitas, fungsi dan pengguna, sehingga dapat mencapai pemanfaatan uang secaa optimal dan bedaya guna bagi masyaakat kota secaa keseluuhan. Penelitian ini juga beusaha membeikan solusi untuk lahan tak tepakai yang ada di Kota Malang khususnya aea sempadan sungai, aga dapat temanfaatkan menjadi uang publik baik yang besifat pasif maupun aktif. Sisi keaifan lokal yang dijadikan paamete dalam desain kawasan tesebut diambil dai konsep kota taman yang telah lekat sebagai pencitaan Kota Malang. Bebagai bentuk keaifan lokal yang beaka di masyaakat adalah potensi yang pelu dilestaikan dan diteapkan dalam paktek pengelolaan aea sempadan sungai dan peancangan tapak yang hamonis dan selaas alam. Bentang alam Kota Malang dengan sabuk hijau (geenbelt) yang membingkai hoizon kota dengan Sungai Bantas yang membelah kota meupakan wujud hamonis hubungan mutual konstuktif manusia dan lingkungannya Sebagai konsep awal menuju penciptaan suatu teoi atau ilmu bau tidak dapat dipungkii adanya bebeapa kekuangan kajian, sepeti pada penelitian ini adalah masih belum tepat sinegisitas hasil desain di CAD pada GIS, khususnya menyangkut elevasi atau sumbu Z data. Selanjutnya adalah besanya memoi data yang digunakan menyebabkan kineja sistem kompute menjadi lambat. Untuk itu, kedepannya, penulis mengkaji lebih detail dalam menyelesaikan masalah yang ada. REFERENSI [1] Bappeko Malang, Masteplan Ruang Tebuka Hijau Kota Malang, 2006 [2] Bentley, Alcock, Muain, McGlynn and Smith, Responsive Envionments- a manual book fo Designes, Buttewoth-Achitectue, Oxfod, 1987 [3] Camona, M., Heath, T., Tiesdell, S., dan Oc, T. Public Places Uban Spaces. London: Achitectual Pess, 2003 [4] Catanese, Anthony J., James C. Snyde. Penganta Peencanaan Kota. Jakata: Elangga [5] De Mes, Fundamentals of Geogaphical Infomation System, John Wiley & Sons, Canada,

11 Volume: ii, Nomo: 4 Halaman: 36-46, Desembe 2010 Spatial Uban Design pada Aea Sempadan Sungai (Peneapan GIS dalam Uban Design), [6] Fotheningam, A S. & Rogeson, P.A. Spatial Analysis and GIS, Taylo and Fancis, London, 1994 [7] Nobet-Schulz, Cistian. Genius Loci. Rizolli Intenational Publication, New Yok.1979 [8] Zahnd, Makus. Peancangan Kota Secaa Tepadu, Teoi peancangan kota dan peneapannya, Yogjakata: Penebit Kanisius

THIS PAPER PREPARED FOR LOCAL WISDOM ARCHITECTURE NATIONAL CONFERENCE IN MERDEKA UNIVERSITY, MALANG, INDONESIA IN 7 AUGUST 2009

THIS PAPER PREPARED FOR LOCAL WISDOM ARCHITECTURE NATIONAL CONFERENCE IN MERDEKA UNIVERSITY, MALANG, INDONESIA IN 7 AUGUST 2009 THIS PAPER PREPARED FOR LOCAL WISDOM ARCHITECTURE NATIONAL CONFERENCE IN MERDEKA UNIVERSITY, MALANG, INDONESIA IN 7 AUGUST 2009 1 SPATIAL URBAN DESIGN PADA AREA SEMPADAN SUNGAI (PENERAPAN GIS DALAM URBAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG .,, ' [ SALINAN I fff~~~!jf~~..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN HUTAN KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN KAJIAN SPATIO-TEMPORAL

ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN HUTAN KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN KAJIAN SPATIO-TEMPORAL ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN HUTAN KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN KAJIAN SPATIO-TEMPORAL (Analysis of Bloa Regency s Foest Aea Change Using Spatio-Tempoal Assessment Appoach) Oleh/by : Doddy M. Yuwono

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal berbasis Kepakaran

Perancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal berbasis Kepakaran JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Peancangan Sistem Kendali Lintasan Kapal pada Alu Pelayaan Sempit dan Dangkal bebasis Kepakaan Agni Rohmana Anggaini (4206 100 054) Dosen Pembimbing D.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan, Agustus 04 Ditebitkan oleh: Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Pattimua SBN: 978-60-9755-- Deskipsi halaman sampul : Gamba yang ada pada

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK

EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK EVALUASI STUDI TARIKAN PERGERAKAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DAN PENATAAN AREA PARKIR DI KAWASAN PASAR FLAMBOYAN KOTA PONTIANAK Achmad Faisal 1), Akhmadali 2), Said 2) Faisal_jangga@yahoo.com Abstak Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS PENERAPAN METODE BASIS DAN SHIFT-SHARE DALAM MENGATASI TINGKAT DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Uma Chadhiq, Ismiyatun dan Nanang Yusoni Univesitas Wahid Hasyim Semaang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

BAB 7 Difraksi dan Hamburan BAB 7 Difaksi dan Hambuan Bedasakan bab sebelumnya yang menjelaskan tentang sebuah gelombang yang datang di pantulkan oleh suatu bidang pembatas meupakan gelombang data dan tidak behingga. Jika sebuah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci