KETIDAKTEPATAN PADA PENGGUNAAN VALIDITAS BUTIR DAN KOEFISIEN RELIABILITAS DI DALAM PENELITIAN. Oleh Dali S. Naga

Transkripsi

1 KETIDKTEPTN PD PENGGUNN VLIDITS BUTIR DN KOEFISIEN RELIBILITS DI DLM PENELITIN Oleh Dali S. Naga btact. Item validity i applied in educational and pychological eeach though item analyi to enhance the eliability of epondent coe. Recently, thee ae a couple of inappopiatene in teating item validity which neithe enue the eliability no jutify the validity of the meauement. Simila cae happen alo in the application of eliability coefficient. Pendahuluan Validita buti digunakan pada analii buti dalam angka uji coba pengukuan untuk mempebaiki alat uku. Melalui validita buti, ada buti yang dapat dipetahankan di dalam alat uku eta ada buti yang pelu dibuang, dipebaiki, atau diganti. Dihaapkan melalui uji coba dan pebaikan yang beulang-ulang, kita akan mempeoleh alat uku yang baik dan dapat dipecaya. Dalam bentuk tatitika, validita buti dinyatakan dalam bentuk koefiien koelai di antaa eko-atuan buti ke-i dengan eko eponden (eko total). Kaena itu, koefiien koelai ini dikenal juga ebagai koefiien koelai buti-total,? i atau i, epeti tampak pada Gamba 1. Ketidaktepatan Di dalam penelitian pendidikan dan mungkin juga pikologi, belakangan ini, muncul dua ketidaktepatan tehadap penggunaan validita buti. Demikian pula telah muncul ketidaktepatan dalam penggunaan koefiien eliabilita. Ketidaktepatan itu adalah ebagai beikut. 1. Di dalam analii buti pada uji coba pengukuan, buti dipetahankan di dalam alat uku melalui penolakan hipotei H 0 untuk i pada taaf ignifikani a tetentu.. Validita buti digunakan untuk menentukan validita pengukuan ebagai pengganti validita ii, kiteia, atau kontuk. 3. Koefiien eliabilita dianggap memadai jika hipotei H 0 untuk koefiien eliabilita itu behail ditolak pada taaf ignifikani a tetentu.

2 Tulian ini betujuan untuk menjelakan mengapa tiga hal ini adalah ketidaktepatan ehingga meeka pelu dihindai di dalam penelitian pendidikan. Re- Buti pon- den 1 3 i j N 1 X X X X g X X h X X M X X? i atau i Gamba 1. Koefiien koelai buti-total untuk buti ke-i Peanan Validita Buti Melalui koefiien koelai buti-total,? i atau i pada Gamba 1, validita buti adalah koelai di antaa eko-atuan buti ke-i dengan eko eponden. pa atinya kalau nilai koefiien koelai buti-total adalah poitif tinggi? Seko eponden dapat kita uun dalam uutan peingkat (dai tinggi ke endah atau ebaliknya). Seko-atuan pada buti ke-i dapat juga kita uun dalam uutan peingkat. Koefiien koelai buti-total akan benilai pootif tinggi jika kedua peingkat itu miip atau cukup koniten. Dengan kata lain, jika koefiien koelai buti-total benilai tinggi, maka eko tinggi pada buti ke-i bepaangan dengan eko tinggi pada eponden (yakni banyak eponden yang menjawab betul). Demikian pula, eko endah pada buti ke-i bepaangan dengan eko endah pada eko eponden (yakni banyak eponden yang menjawab alah). Dengan demikian, buti itu memiliki daya untuk mengenal eko eponden tinggi (melalui banyak jawaban bena) dan eko eponden endah (melalui banyak jawaban alah). Itulah ebabnya, kioefiien koelai buti-total (? i atau i ) atau validita buti dikenal juga ebagai daya beda buti (validita buti daya beda buti koefiien

3 koelai buti-total). Untuk menghindai pencampuadukan itilah validita buti dengan itilah validita pengukuan, penuli lebih menyukai itilah daya beda buti daipada itilah validita buti. Selanjutnya, apa dampak atau peanan dai koefiien koelai buti-total di dalam penelitian? Kita mulai dengan memialkan bahwa emua buti di dalam alat uku memiliki validita buti poitif tinggi. Dalam hal ini, etiap eko-atuan buti, maingmaing, memiliki koefiien koelai yang poitif tinggi dengan eko eponden. Peingkat eko-atuan pada etiap buti koniten dengan peingkat eko eponden. kibatnya, peingkat eko-atuan di antaa eama buti juga aling koniten. Kaena itu, koefiien koelai di antaa buti atau intekoelai buti (di antaa buti ke-i dan ke-j) beupa? ij atau ij juga benilai poitif tinggi. pa dampak atau peanan intekoelai buti yang benilai poitif tinggi di dalam penelitian? Melalui hubungan tatitika σ ij? ij σ i σ j kita temukan bahwa intekoelai? ij yang benilai poitif tinggi menyebabkan kovaiani di antaa buti juga benilai poitif tinggi. Hal ini dapat kita kaitkan dengan koefiien eliabilita alpha Conbach? a dan koefiien eliabilta Kude-Richadon? KR-0. Rumu koefiien eliabilita ini dapat kita tuli ebagai beikut. a N N 1 KR 0 N N 1 i p q i i N i< j N 1 ij N i< j N 1 ij dengan N ebagai banyaknya buti dan σ ebagai vaiani pada eko eponden. Dai umu ini tampak bahwa intekoelai atau kovaiani buti σ ij yang tinggi menyebabkan koefiien eliabilta menjadi tinggi. Jadi, validita buti atau daya beda buti atau koefiien koelai buti-total yang poitif tinggi bedampak kepada atau bepean pada peningkatan koefiien eliabilita. Selain melalui validita buti, koefiien eliabilita dapat juga ditingkatkan melalui pepanjangan alat uku. Dengan mempepanjang dua pauhan etaa (dengan koefiien koelai pauh-pauh? pp ) pada alat uku menjadi L bagian etaa, maka melalui umu koefiien eliabilita Speaman-Bown ρ SB Lρ pp 1+ ( L 1) ρ pp koefiien eliabilita dapat ditingkatkan. Dengan demikian, koefiien eliabilita pengukuan dapat ditingkatkan melalui, petama, validita buti yang tinggi, eta kedua, pepanjangan alat uku. Jadi, pean dan

4 fungi validita buti atau daya beda buti atau koefiien koelai buti-total adalah untuk peningkatan eliabilita pengukuan. Penjelaan tentang Ketidaktepatan Petama Poedu uji hipotei tehadap koefiien koelai buti-total i menghailkan tatitik i n t 1 i dengan n ebagai banyaknya eponden dengan ukuan ebea 10 kali jumlah buti atau minimal ebea 5 kali jumlah buti di dalam alat uku (Nunnally, 1970, hlm 14-15). da juga pendapat bahwa untuk tabilita, ukuan eponden minimal 00 (Cocke and lgina, 1986, hlm 3). Kalau nilai t cukup bea (melebihi t tabel ) maka pada taaf ignifikani a tetentu, hipotei H 0 dapat ditolak. Memang bena bahwa nilai t dapat dipebea melalui i yang bea atau koefiien eliabilita yang tinggi. Kaena itu, penolakan H 0 menunjukkan bahwa buti itu layak dipetahankan di dalam alat uku. Sekalipun demikian, maih ada caa lain untuk mempebea nilai t. Dai umu tampak bahwa nilai t dapat juga dipebea melalui peningkatan n atau peningkatan banyaknya eponden. Sekalipun nilai i kecil, kalau n cukup bea maka nilai t menjadi cukup bea ehingga mampu menolak H 0. Vaiabel n yang bea dengan nilai i yang kecil yang mampu menolak hipotei H 0 menghailkan koefiien eliabilta yang endah. Di inilah teletak ketidaktepatannya. Penolakan hipotei H 0 belum dapat menjamin peningkatan koefiien eliabilita kaena n yang bea dengan i yang kecil juga mampu menolak hipotei H 0. Penolakan hipotei H 0 dengan n yang cukup bea tetapi dengan nilai i yang cukup kecil mampu mempetahankan buti yang tidak baik di dalam alat uku. Dengan kata lain, tidak jela bagi kita apakah tetolaknya hipotei H 0 itu kaena i yang tinggi ataukah kaena n yang bea. Sebenanya, kebeatan tehadap penampelan tehadap eponden epeti ini telah dikemukan oleh Nunnally (1970, hlm 15). Menuut Nunnally, pelaja pikologi eing tejebak melalui anggapan bahwa eliabilita uatu ujian meningkat dengan banyaknya oang yang digunakan di dalam tudi eliabilita. Selanjutnya Nunnally juga menyatakan bahwa pekiaan eliabilita yang dipeoleh pada uatu tudi adalah independen tehadap banyaknya oang di dalam tudi melainkan, di etiap tudi, eliabilita behubungan dengan banyaknya buti di dalam ujian, epeti tampak pada umu koefiien eliabilita Speaman-Bown teebut di ata. Hal ini telah kita lihat pada uaian di ata. Kaena itu, pada ejumlah bacaan, kiteia untuk mempetahankan buti di dalam alat uku ditentukan oleh nilai koefiien koelai buti-total. Kiteia empii mencakup nilai 0,0 (iken, 1997, hlm 65; Cocke and lgina, 1986, hlm 34; Nunnally, 1970, hlm 0; Mehen and Lehman, 1991, hlm. 167) atau nilai 0,5 (Henning, 1987, hlm 53). Sekali lagi, kiteia untuk mempetahankan buti di dalam alat uku bukan ditentukan melalui penolakan hipotei H 0.

5 Penjelaan tentang Ketidaktepatan Kedua Validita buti atau daya beda buti atau koefiien koelai buti-total hanya bebicaa tentang hubungan di antaa eko-atuan pada buti dengan eko eponden. papun yang diungkapkan oleh eko-atuan pada buti dan eko eponden tidak menjadi oal. Selama koelai di antaa meeka benilai poitif tinggi maka elama itu pula validita buti adalah tinggi. Dan validita buti akan tetap tinggi ekalipun eko eponden (dan eko-atuan pada buti) tidak menguku aaan yang hendak diuku. Di inilah letak ketidaktepatannya. Validita buti melalui koefiien koelai butitotal tidak mampu menjelakan apakah eko-atuan pada buti dan eko eponden telah menguku apa yang hendak diuku. Validita buti tidak dapat menjamin apakah pengukuan telah menguku apa yang ehaunya diuku. Validita pengukuan pelu dilakukan melalui validita yang telah kita kenal (validita ii, kiteia, kontuk) dengan poedu yang bekaitan dengan validita pengukuan. Meeka tidak dapat digantikan dengan validita buti. Penjelaan tentang Ketidaktepatan Ketiga Pada daanya, koefiien eliabilita adalah koefiien koelai tehadap pengukuan itu endii (Naga, 1997) baik pada buti yang ama maupun tehadap buti yang etaa. Di ini, koefiien eliabilita itu (uku-uku ulang, uku-uku etaa, Speaman-Bown, alpha Conbach, dan Kude-Richadon) kita nyatakan dengan? atau. Sepeti halnya pada ketidaktepaan petama, tatitik ini adalah t 1 n dengan n ebagai banyaknya eponden, beukuan ebea 5 ampai 10 kali jumlah buti di dalam uji coba pengukuan. Tampak dai tatitik itu, jika nilai t cukup bea ehingga melampaui t tabel, maka hipotei H 0 dapat ditolak. Memang bena bahwa nilai koefiien eliabilita yang tinggi dapat meningkatkan nilai t. Namun maih ada caa lain untuk meningkatkan nilai t. Sekalipun nilai kecil tetapi jika nilai n cukup bea, maka nilai t dapat juga ditingkatkan ehingga mampu menolak hipotei H 0. Di inilah letak ketidaktepatannya. Penolakan hipotei H 0 tidak elalu menjamin koefiien eliabilita yang tinggi. Dengan n yang cukup bea eta koefiien eliabilita yang endah pun, hipotei H 0 mampu ditolak. Pada hal, koefiien eliabilita yang endah tidak kita kehendaki di dalam penelitian. Dengan kata lain, tidak jela bagi kita apakah tetolaknya hipotei H 0 kaena yang tinggi ataukah kaena n yang bea. Seungguhnya, hal ini telah juga dikemukan oleh Nunnally (1970, hlm 15) bahwa "di dalam tudi tentang eliabilita dai uatu pengukuan bau, dipelukan penentuan beapa eliabilitanya; hanya penyataan bahwa koefiien eliabilita bebeda ecaa ignifikan tehadap nol adalah hampi tidak beguna."

6 Penutup Tulian ini menunjukkan dan menjelakan ketidaktepatan yang tejadi di ekita penggunaan validita buti dan koefiien eliabilita. Penelitian pendidikan dan pikologi beikut lapoan hail penelitian hendaknya menghindai ketidaktepatan ini. Pengujian hipotei untuk i pada taaf ignifikai tetentu tidak menjamin kelayakan eliabilita pada pengukuan. Validita buti tidak juga dapat menjamin validita pengukuan ehingga tidak dapat digunakan ebagai pengganti validita pengukuan (ii, citeia, atau kontuk). Demikian pula pengujian hipotei untuk pada taaf ignifikani tetentu tidak menjamin kelayakan eliabilita pada pengukuan di dalam penelitian. Dafta Putaka iken, Lewi R. (1997). Pychological Teting and ement. Boton: llyn and Bacon. Cocke, Linda and Jame lgina (1986). Intoduction to Claical and Moden Tet Theoy. New Yok: Holt, Rinehat and Winton. Henning, Gant (1987). Guide to Language Teting: Development, Evaluation, Reeach. Cambidge: Newbuy Houe Publihe. Mehen, William. and Ivin J. Lehman (1991). Meauement and Evaluation in Education and Pychology. Fot Woth: Hatcout Bace College Publihe. Naga, Dali S. (1997). "The Miue of Reliability Coefficient and Sampling Vaiance in Educational Reeach," The Jounal of Education (Decembe 1997), Volume 4, Special Edition. Nunnally, Jum C., J. (1970). Intoduction to Pychological Meauement. New Yok: McGaw-Hill Book Company.