SNI 7971:2013. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SNI 7971:2013. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan"

Transkripsi

1 SNI 797:03 Sandar Nasional Indonesia Srukurr aja anai dingin ICS Badan Sandardisasi Nasional

2 BSN 03 Hak ipa dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperanak seagian aau seluruh isi dokumen ini dengan ara dan dalam enuk apapun sera dilarang mendisriusikan dokumen ini aik seara elekronik maupun ereak anpa izin erulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanaaki Blok IV, L. 3,4,7,0. Telp Fax Dierikan di Jakara

3 SNI 797:03 BSN 03 i Daar Isi Daar Isi... xxiii Prakaa... iii Ba Ruang Lingkup dan Umum.... Ruang lingkup.... Auan normai....3 Deinisi....4 Noasi Maerial Persaraan desain... 8 Ba Elemen Properi penampang Lear eeki unuk elemen dengan pengaku Lear eeki dari elemen anpa pengaku Lear eeki elemen ang mengalami ekan meraa dengan pengaku epi Lear eeki elemen dengan pengaku ang mengalami ekan meraa dengan sau pengaku anara Lear eeki elemen dengan pengaku ang mengalami ekan meraa dengan pengaku anara majemuk Lear eeki elemen dengan pengaku epi ang mengalami ekan meraa dengan pengaku anara Elemen usur ekan Ba 3 Komponen Srukur Umum Komponen srukur ang menerima aksial arik Komponen srukur ang menerima lenur Komponen srukur ekan pemeanan konsenris Kominasi aksial ekan aau arik dan lenur Komponen srukur erenuk aung silinder Ba 4 Srukur Rakian Penampang ersusun Sisem ampuran Pengekang laeral Sud dinding dan rakian sud dinding Ba 5 Samungan Umum Samungan las Samungan au Samungan Sekrup Samungan paku keling Runuh Samungan lain ang menggunakan eragai ipe pengenang Ba 6 Faik Umum Perhiungan egangan maksimum dan renang egangan Kaegori deail unuk deail erklasiikasi Perkiraan aik... 6 Ba 7 Meode Kekuaan Langsung Umum Komponen srukur... 8

4 SNI 797:03 Ba 8 Pengujian Pengujian unuk menenukan properi maerial Pengujian unuk perkiraan aau veriikasi... 4 Lampiran A... 6 Auan normai... 6 Lampiran B... 8 Komponen srukur lenur ang mengalami lenur posii dan negai... 8 Lampiran C... 9 Perlindungan... 9 Lampiran D... 3 Tegangan ekuk disorsi penampang kanal, kanal lip dan penampang-z ang mengalami ekan dan lenur... 3 Lampiran E Properi penampang Lampiran F Pengujian sandar unuk samungan dengan sau pengenang Lampiran G Biliograi Lampiran H Daar deinisi Lampiran I Daar padanan perauran Tael I. Daar Padanan Perauran Tael I. Daar Padanan Perauran (lanjuan) Tael I. Daar padanan perauran (lanjuan)... 5 Tael I. Daar padanan perauran (lanjuan)... 5 Lampiran J Daar penimpangan dan penjelasanna BSN 03 ii

5 BSN 03 iii Prakaa SNI 797:03 Sandar ini mengaur persaraan minimum unuk mendesain komponen srukur ang dienuk seara anai dingin (old orm) dari ahan aja karon aau lo-allo erenuk lemaran, serip, pela, aaupun aangan dengan keealan idak leih dari 5 mm, sera digunakan unuk memikul ean pada angunan gedung. Komponen srukur ang diaur dalam sandar ini ermasuk dianarana gording kanal C, dan proil-proil lain ang anak dipakai pada konsruksi aap aja ringan. Sandar ini juga dapa digunakan unuk srukursrukur selain angunan gedung asalkan dilakukan penesuaian-penesuaian erhadap eek-eek dinamis. Sandar ini idak erlaku unuk desain srukur erhadap keakaran dan rakur geas. Sandar ini merupakan adopsi modiikasi dari AS/NZS 4600:005, Cold-ormed seel sruures, dan mengikui aa ara penulisan ang ada pada Pedoman Sandarisasi Nasional (PSN) 03.:007, Adopsi Sandar Inernasional dan Pulikasi Inernasional lainna, Bagian : Adopsi Sandar Inernasional menjadi SNI. AS/NZS 4600:005 dipilih seagai auan dengan perimangan maorias pelaku indusri aja anai dingin menggunakan sandar ini. Penelaahan sandar ini dengan sandar serupa di Amerika (AISI S00-07) menunjukkan idak ada peredaan konsep ang signiikan, sehingga dapa digunakan selaras dengan SNI lain ang mengau pada sandar Amerika. Beerapa modiikasi dilakukan pada SNI ini agar sesuai dengan kondisi di Indonesia, ermasuk dianarana mengenai pemeanan, gempa, dan lain-lain. Modiikasi selengkapna dapa diliha pada Lampiran J. Sandar ini dapa digunakan seagai pedoman perenanaan dan pelaksanaan srukur aja anai dingin di Indonesia. Keeradaan sandar ini diharapkan dapa meningkakan kualias konsruksi aja anai dingin, sehingga ermanaa agi pelaku indusri pada khususna dan masaraka Indonesia pada umumna. Sandar ini disusun oleh Su Paniia Teknis (SPT) Bahan, Sains, Srukur dan Konsruksi Bangunan pada Paniia Teknis (PT) Bahan Konsruksi Bangunan dan Rekaasa Sipil. Sandar ini elah diahas dan diseujui oleh anggoa SPT pada rapa konsensus anggal 30 April 0 di Bandung.

6 SNI 797:03 Ruang Lingkup. Ruang lingkup Srukur aja anai dingin Sandar ini mengaur persaraan minimum unuk mendesain komponen srukur ang dienuk seara anai dingin dari ahan aja karon aau lo-allo erenuk lemaran, serip, pela, aaupun aangan dengan keealan idak leih dari 5 mm, sera digunakan unuk memikul ean pada angunan gedung. Sandar ini juga dapa digunakan unuk srukur-srukur selain angunan gedung asalkan dilakukan penesuaian-penesuaian erhadap eek-eek dinamis. Sandar ini idak erlaku unuk desain srukur erhadap keakaran dan rakur geas.. Auan normai Dokumen-dokumen ang diau oleh Sandar ini dapa diliha dalam Lampiran A ang merupakan agian ak erpisahkan dari dokumen ini..3 Deinisi Sandar ini menggunakan deinisi-deinisi ang dianumkan eriku ini. Deinisi ang erlaku seara khusus unuk Pasal aau Ba erenu juga dierikan di Pasal aau Ba erseu..3. Aksi (Aion) Sekumpulan gaa erpusa aau erdisriusi ang ekerja pada seuah srukur (aksi langsung), aau deormasi dan onsrain ang dierikan oleh srukur (aksi ak langsung)..3. Gaa dalam - eek inernal dari aksi, eek ean (Aion ee) Gaa-gaa dalam ang erjadi karena aksi (resulan egangan)..3.3 Elemen ekan lengkung (Arhed ompression elemen) Seuah elemen ekan ang melengkung memenuk lingkaran aau paraola ang memiliki rasio radius dalam erhadap keealan leih esar dari 8, diperkaku pada kedua ujungna oleh -pengaku epi. (Liha Gamar.3(d)).3.4 Rakian elemen (Assemlage o elemens) Seuah sisem ang erenuk dari elemen-elemen aja anai dingin ang saling erkoneksi, ang ekerja ersama-sama unuk menahan ean gempa sedemikian rupa sehingga kapasias kekuaan dan deormasi sisem idak dipengaruhi oleh ekuk aau lipa dari salah sau elemen dari rakian erseu..3.5 Bengkokan (Bend) Bagian lengkung ang erdampingan dengan elemen raa ang memiliki rasio radius dalam erhadap keealan ( r i / ) maksimum, seesar 8. (Liha Gamar.) BSN 03 dari 53

7 .3.6 Komponen srukur erreising (Braed memer) BSN 03 dari 53 SNI 797:03 Komponen srukur ang perpindahan ransversal dari salah sau ujungna erganung ujung ang lain..3.7 Dapa (Can) Berari kemampuan aau kemungkinan dan merujuk kepada kemampuan dari pengguna Sandar, aau seuah kemungkinan ang ada, aau mungkin erjadi..3.8 Prinsip-prinsip desain kapasias (Capai design priniples) Sandar desain maerial dan auran pendeailan ang memungkinkan unuk mengideniikasi daerah dimana respons pasa-elasis dapa dierima dan dilakukan pendeailan ang diperlukan agar daerah-daerah ini mampu unuk menerima keuuhan inelasik ang disarakan. CATATAN Daerah ang lain juga harus didesain agar idak mengalami respons inelasis ang idak dikehendaki dan dideail agar dapa menahan deormasi horizonal pada kondisi aas ulimi anpa ada pengurangan kapasias erhadap ean ulimi (misalna leih esar dari 0%) seelah erjadi empa siklus penuh pemeanan erulang..3.9 Fakor reduksi kapasias (Capai reduion aor) Seuah akor ang harus dikalikan dengan kapasias nominal unuk mendapakan kapasias desain..3.0 Clinhing Samungan srukural dari dua elemen raa aau leih melalui emos iik unggal aau menemus (piering) anpa menggunakan maerial amahan..3. Komponen srukur aja anai dingin (Cold-ormed seel sruural memers) Benuk-enuk ang diua dengan pons ang dipoong dari lemaran, gulungan aau pela, aau dengan pemenukan gulungan dan lemaran gilas dingin dan panas; kedua proses pemenukan di aas dilakukan pada suhu ruangan, anpa adana pemanasan seperi ang dilakukan pada proses pemenukan dalam anai panas..3. Meode kekuaan langsung (Dire design mehod) Seuah meode desain alernai ang memerikan prediksi keahanan komponen srukur anpa menggunakan lear eeki..3.3 Eek aksi desain (Design aion ee) Eek aksi ang dihiung dari nilai desain dari aksi-aksi aau ean-ean desain..3.4 Kapasias desain (Design apai) Hasil perkalian anara akor reduksi kapasias dengan kapasias nominal.

8 SNI 797: Tekuk disorsi (Disorional ukling) Seuah ragam ekuk ang meliakan peruahan enuk penampang, idak ermasuk ekuk lokal..3.6 Penampang simeris ganda (Doul-smmeri seion) Seuah penampang ang simeris erhadap dua sumu egak lurus melalui iik erana. (Liha Gamar.5(a).).3.7 Lear desain eeki (Eeive design idh) Lear eeki aau lear desain eeki adalah lear raa dari suau elemen ang elah dikurangi unuk kepeningan desain..3.8 Elemen (Elemens) Benuk-enuk sederhana ang memenuk aang srukural anai dingin dan dapa erupa enuk-enuk eriku ini: (a) Elemen raa : Pada penampang persegi. (Liha Gamar.) () Bengkokan : Merupakan agian penampang ang memiliki rasio radius dalam erhadap keealan kurang dari aau sama dengan delapan ( r i / 8). (Liha Gamar.) () Elemen lengkung : Merupakan agian penampang ang memiliki rasio radius dalam erhadap keealan leih dari delapan ( r i / 8). (Liha Gamar.).3.9 Lear Pasokan ( ) (Feed idh) Lear aja raa aau gulungan ang digunakan dalam proses produksi aja anai dingin..3.0 Tekuk lenur-orsi (Flexural-orsional ukling) Ragam ekuk dimana komponen srukur ekan dapa melenur dan memunir anpa adana peruahan enuk penampang..3. Panjang - dari seuah komponen srukur ekan (Lengh o a ompression memer) Panjang akual (l ) dari seuah komponen srukur ekan ang menerima ean aksial, diamil seagai jarak anarumpuan, aau panjang kanilever dalam kasus komponen srukur ang erumpu eas..3. Kondisi aas (Limi saes) Kondisi dimana seelah kondisi erseu srukur sudah idak lagi memenuhi krieria desain. CATATAN Kondisi aas memisahkan anara kondisi ang diinginkan (memenuhi krieria) dengan kondisi ang idak diinginkan (idak memenuhi krieria). BSN 03 3 dari 53

9 .3.3 Kondisi aas laan (Limi saes, servieaili) Kondisi dimana srukur aau elemen srukur sudah idak memenuhi krieria laan..3.4 Kondisi aas sailias (Limi saes, saili) Kondisi dimana srukur idak memiliki keseimangan sais seagai enda kaku..3.5 Kondisi aas ulimi (Limi saes, ulimae) Kondisi dimana srukur mengalami kegagalan, aau enuk kegagalan lainna. BSN 03 4 dari 53 SNI 797:03 CATATAN Kondisi ini iasana erhuungan dengan keahanan maksimum seuah srukur aau elemen srukur dalam menerima ean, eapi dalam eerapa kasus erhuungan dengan regangan aau deormasi maksimum ang dapa erjadi..3.6 Bean (Load) Gaa ang menimulkan aksi..3.7 Tekuk lokal (Loal ukling) Ragam ekuk ang meliakan lenur pela seempa anpa deormasi ransversal dari garis aau garis-garis perpoongan pela-pela ang erhuungan..3.8 Boleh (Ma) Menunjukkan adana seuah pilihan..3.9 Elemen dengan pengaku majemuk (Muliple-siened elemen) Seuah elemen dengan pengaku pada pela adanna menggunakan pengaku anara ang searah dengan arah egangan. (liha Gamar.3()).3.30 Gaa dalam nominal aau ean nominal (Nominal aion ee or nominal load) Seuah gaa dalam ak erakor aau ean ang dienukan sesuai dengan Sandar pemeanan ang erlaku..3.3 Kapasias nominal (Nominal apai) Kapasias komponen srukur aau samungan, ang dihiung menggunakan parameerparameer ang dienukan dalam Sandar ini..3.3 Dimensi nominal (Nominal dimension) Dimensi ang sesuai dengan spesiikasi manuakur Penampang simeris iik (Poin-smmeri seion) Penampang ang simeris erhadap seuah iik (iik era) seperi penampang Z ang memiliki pela-pela saap ang sama. (Liha Gamar.5())

10 SNI 797: Srukur primer (Primar sruure) Sisem srukur ang erungsi memikul ean-ean gempa ang erjadi Uji pemukian (Proo esing) Pengujian ean pada seuah srukur, susrukur, komponen srukur aau samungan, khusus unuk mengeahui karakerisik srukur dari ojek ang diuji erseu erhadap ean ang diujikan Uji prooipe (Proope esing) Pengujian ean pada sau aau leih srukur, susrukur, komponen srukur aau samungan, unuk memasikan karakerisik srukur dari kelas/kelompok srukur, susrukur, aang aau samungan ang seara nominal idenik dengan uni-uni ang diuji Soek (Pull-over/pull-hrough) Kegagalan pada sau iik samungan dimana lemaran aja erarik keluar meleai kepala ala penamung aau kepala ala penamung erarik menemus lemaran aja Cau (Pull-ou) Kegagalan pada sau iik samungan dimana agian ala penamung ang erenam dalam lemaran aja, erau keluar dari komponen srukur Segmen - pada komponen srukur ang menerima lenur (Segmen in a memer sujeed o ending) Panjang anara penampang-penampang ang erseelahan, ang dikekang seara penuh aau seagian, aau panjang anara sau ujung ang idak dikekang dengan penampang di seelahna ang dikekang seara penuh aau seagian Harus (Shall) Menunjukkan aha pernaaan erseu merupakan keharusan..3.4 Seharusna (Should) Menunjukkan suau rekomendasi (ukan keharusan)..3.4 Ala pengenang sau iik (Single-poin asener) Samungan mekanis pada suau iik seperi au aau paku keling Penampang simeris unggal (Singl-smmeri seion) Penampang simeris hana pada sau sumu ang melalui iik erana (Liha Gamar.5()) BSN 03 5 dari 53

11 .3.44 Sudi khusus (Speial sud) BSN 03 6 dari 53 SNI 797:03 Suau prosedur analisis aau desain srukur, aau keduana, ang diseujui oleh pihak ang erenang dan perenana srukur unuk mengonrol desain dan pelaksanaan srukur Elemen ekan dengan pengaku aau diperkaku seagian (Siened or pariall siened ompression elemen) Seuah elemen ekan raa (saap ekan dari komponen srukur lenur aau pela adan/ saap dari komponen srukur ekan) dimana kedua epi sejajar ang searah egangan diperkaku oleh suau pela adan, saap, pengaku epi, pengaku anara, aau semaamna. (Liha Gamar.3(a)).3.46 Pengaku (Sieners) Pengaku epi (Edge siener) Elemen enukan pada agian epi dari elemen ekan raa. (Liha Gamar.4(a)) Pengaku anara (Inermediae sieners) Elemen enukan, dierikan pada segmen-segmen dengan pengaku majemuk, dan erleak di anara epi-epi elemen-elemen ang diperkaku. (Liha Gamar.4()).3.47 Fakor dakilias srukur (Sruural duili aor) Fakor ang menunjukkan ingka kemampuan srukur dalam menahan perpindahan siklik inelasis Fakor kinerja srukur (Sruural perormane aor) Fakor ang menunjukkan ingka kemampuan srukur dalam menahan perpindahan siklik Fakor respons srukur (Sruural rensponse aor) Tingka reduksi gaa ang ada pada seuah sisem diandingkan dengan sisem srukur elasis Suelemen (Su-elemen) Bagian di anara pengaku-pengaku ang erseelahan, aau di anara pela adan dan pengaku anara, aau di anara epi dan pengaku..3.5 Kekuaan arik (Tensile srengh) Kekuaan arik ulimi minimum ang disarakan unuk muu aja sesuai dengan sandar ang erlaku..3.5 Keealan (Thikness) Keealan ahan aja dasar ( ), idak ermasuk ahan pelapis.

12 SNI 797: Baja ang elum dienuk ( Unormed seel) Produk aja ang dierima dari produsen aau gudang penimpanan seelum dikerjakan seara anai dingin seagai agian dari proses arikasi Properi aja ang elum dienuk (Unormed seel properies) Properi mekanis dari aja elum dienuk, seperi egangan leleh, kekuaan arik dan dakilias Elemen ekan anpa pengaku (Unsiened ompression elemen) Elemen ekan raa ang diperkaku egangan. (Liha Gamar.3()).3.56 Tegangan leleh (Yield sress) CATATAN Komponen srukur di aas erdiri dari semilan elemen eriku ini: a. Elemen, 3, 7, 9 adalah elemen-elemen elemen engkokan ( r i raa.. Elemen, 4, 6, 8 adalah / 8).. Elemen 5 adalah elemen lengkung ( / 8). BSN 03 hana pada sau sisi ang sejajar erhadap arah Tegangan arik leleh minimum ang disarakan unuk muu aja sesuai dengan sandar ang erlaku. Gamar. - Bengkokan r i Gamar. - Elemen-elemen 7 dari 53 r i 8

13 SNI 797: :03 ( a) Elemen ekan dengann pengaku () Elemen ekan anpa pengaku Sau aau leih pengaku anara ( ) Elemen dengan anak pengaku (d) Elemen ekan lengkung Gamar.3 - Benuk-enuk pengaku (a) Pengaku epi () Pengaku anara Gamar.4 Pengaku (a) Penampang simeris ganda () Penampang simeris iik () Penampang simeriss unggal (d) Penampang nonsimeris (monosimeris) (asimeris) Gamar.5 - Conoh-onoh simeri penampang BSN 03 8 dari 53

14 SNI 797:03.4 Noasi Simol-simol ang digunakan dalam Sandar ini dapa diliha pada Tael.4. Rasio-rasio ang idak erdimensi, aik pemilang maupun peneu dinaakan dalam sauan ang sama. Dimensi sauan panjang dan egangan unuk semua rumus aau persamaan dinaakan dalam milimeer (mm) dan megapaskal (MPa), keuali dinaakan lain. Noasi aseris ang dileakkan seelah simol menaakan eek aksi desain akia ean desain dalam kondisi aas ulimi. Tael.4 Noasi Simol Deskripsi Auan pasal A Luas diameer minor sau au A e A g Luas eeki pengaku umpu ang menerima egangan , 3.4., ekan meraa; aau Luas eeki saa egangan leleh ( ) unuk menghiung N s ; aau luas eeki saa egangan kriis ( menghiung N BSN 03 9 dari 53 n ) unuk Luas ruo elemen ermasuk pengaku-pengaku; aau luas koor penampang.6., 3.. A g Luas ruo akia arik pada kerunuhan geser lok A Luas ruo akia geser pada kerunuhan geser lok gv A n Luas neo penampang aau Luas neo agian ersamung 3.., 5.3.3, 5.4.., A n Luas neo akia arik pada kerunuhan geser lok A nv Luas neo akia geser pada kerunuhan geser lok A Luas ereduksi akia ekuk lokal; aau 3.6.3, o Luas penampang au anpa ulir A s Luas ereduksi pengaku; aau Luas ruo pengaku; aau Luas penampang pengaku ransversal; aau Luas egangan arik sau au.5.,.6.., , A se Luas eeki pengaku.4.,.5. A s Luas ruo pengaku geser A s, A Luas komponen srukur dalam ekan, erdiri dari s pengaku ransversal dan seagian pela adan A n Luas neo pela adan 5.6. a Inerval reising; aau , , Panjang panel geser unuk elemen-elemen pela adan , anpa pengaku; aau Jarak anara pengaku-pengaku ransversal unuk elemen-elemen pela adan dengan pengaku; aau Jarak anara garis engah reising-reising

15 BSN 03 0 dari 53 SNI 797:03 B Konsana.5.. Lear raa elemen idak ermasuk lengkungan; aau...,..4.,.5., panjang luang pela adan; aau 3.3.5, 4.. lear raa elemen idak ermasuk pojokna aau engkokan; aau seengah dari panjang elemen ekan lengkung e ed Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal e, e Lear eeki elemen ang menerima ean ekan...,...,..3., meraa, aik dengan maupun anpa pengaku, unuk.3..,.3..3,.3.., menenukan kapasias.3..3,.4.,.4.3,.5.3,.6.,.6..,.7 Lear eeki elemen ang menerima ean ekan...3,...3 meraa, aik dengan maupun anpa pengaku, unuk menenukan deleksi Lear eeki elemen dengan pengaku dengan egangan..3.,..3.3 idak meraa Lear saap dari penampang kanal aau Z 3.4.7, B Lear raa oal dari elemen dengan pengaku.6.,.6.. o B Lear raa eresar dari suelemen.6.3. p Lear saap diukur dari pela adan unuk alok I dan..3.,..3.3,.3.. penampang ang sejenis; aau seengah jarak anara pela adan unuk penampang oks aau U; aau jumlah dari lear saap diukur dari pela adan dan inggi lip unuk alok I dan penampang ang sejenis; aau lear elemen dengan pengaku C C Lear elemen anpa pengaku; aau.3..,.5.,.7 lear raa elemen dengan pengaku anara idak ermasuk lengkungan; aau lear raa oal dari elemen dengan pengaku epi Unuk komponen srukur ekan, rasio luas penampang.5.., , , engkokan oal dan luas penampang oal; dan unuk komponen srukur lenur, rasio luas penampang engkokan oal dari saap ang menenukan dan luas penampang oal dari saap ang menenukan; aau koeisien; aau akor umpu Koeisien ang erganung pada disriusi momen pada segmen ang idak direising laeral

16 SNI 797:03 C i Jarak horizonal dari epi elemen ke garis engah pengaku BSN 03 dari C TF Koeisien unuk momen ujung ang idak sama , 3.5. C l Koeisien panjang umpu C ms Koeisien ang digunakan unuk menenukan N i unuk sisem enang majemuk dengan pengekang di engah enang C mx, C Koeisien unuk momen ujung ang idak sama 3.5. m C Koeisien radius dalam dari suau engkokan r C s Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal C h C r Koeisien unuk momen ang menimulkan ekan aau arik pada sisi pusa geser dari iik era Koeisien unuk menenukan N i unuk sisem enang majemuk dengan pengekang di seperiga enang Koeisien unuk menenukan N i unuk sisem enang majemuk dengan pengekang di umpuan C Koeisien kelangsingan pela adan C Fakor regangan ekan Besar keriingan (urling)..3. d Tinggi penampang; aau dimensi pengaku akual..3., Gamar.4.(a), , d a d e Diameer raa-raa dari las usur spo pada keealan engah ;aau lear raa-raa las usur seam Diameer eeki dari daerah usi dari las usur spo; aau lear eeki las usur seam pada permukaan usi 5..4., , 5..4., d Diameer nominal au, sekrup, paku keling Tael 5.3., 5.3., , 5.4., 5.4.., 5.4.., , 5.5., 5.5.., 5.5.., d Diameer luang..., Tael 5.3., h 5.3., 5.6. d Dimensi pengaku akual; aau inggi oal lip Gamar.4.(a) l d Diameer luar komponen srukur erenuk aung 3.6., 3.6. o d Lear eeki ereduksi dari pengaku; aau Gamar.4.() s Dimensi pengaku eeki d se Lear eeki pengaku; aau Dimensi pengaku eeki Gamar.4.() d Diameer nominal agian au ak erulir Gamar F, Lampiran F sh

17 d BSN 03 dari 53 SNI 797:03 Tinggi agian pela adan ang mengalami ekan; aau , 5..4., 5..5., Diameer ang erliha dari permukaan luar las usur spo; aau lear las usur seam; aau kepala sekrup aau diameer ring d Tinggi pela adan anpa lengkungan 5.6. d Tinggi luang pela adan..4., d h Tinggi agian raa pela adan diukur sepanjang idang..3.4,..4.,.6., pela adan; aau lear elemen-elemen di seelah , , elemen dengan pengaku E Modulus elasisias Young (00 x 0 3 MPa)..., , Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal e Jarak epi diukur pada garis gaa dari garis engah las , , 5.3., ar spo, las ar seam aau dari pusa luang au, ke , epi erdeka las aau luang au di seelahna aau ke ujung agian ersamung; aau jarak ang diukur pada garis gaa dari pusa luang sandar ke ujung erdeka dari agian ersamung e Regangan leleh F p Bean desain verikal ang diahan oleh semua arisan gording ang dikekang Tegangan ean laan pada pela penuup aau 4.., 6..3 lemaran; aau kekuaan aik erkoreksi unuk keealan ahan r Tegangan ekuk elasis pela..., 3.4. Kekuaan aik ak erkoreksi 6..3 n Tegangan kriis , 3.4., o Tegangan ekuk lenur, orsi, dan lenur-orsi elasis 3.4., 3.4., 3.4.3, Tegangan ekuk disorsi elasis dari penampang , Paragra D, od Tegangan ekuk elasis pada komponen srukur ekan ox ang dieani seara aksial unuk ekuk lenur erhadap sumu x Tegangan ekuk elasis pada komponen srukur ekan o ang dieani seara aksial unuk ekuk lenur erhadap sumu Tegangan ekuk elasis pada komponen srukur ekan oz ang dieani seara aksial unuk ekuk orsi rn D, D3, Lampiran D Kekuaan aik auan kaegori deail unuk egangan 6..3 normal n r Kekuaan aik auan kaegori deail erkoreksi unuk 6..3 rn egangan normal Kekuaan aik auan kaegori deail unuk egangan 6..3 rs geser n r , 3.4.3

18 SNI 797:03 Kekuaan aik auan kaegori deail erkoreksi unuk 6..3 rs egangan geser Kekuaan arik ang digunakan dalam desain; aau.5..,.5..4,.5..6, u Kekuaan arik lemaran.5., 3.., Kekuaan arik minimum sau au u Kekuaan arik unuk aja elum dienuk.5.. uv Kekuaan arik nominal unuk logam las 5..., u u Kekuaan arik ang digunakan unuk desain pela ang , , ersamung dengan keealan ; aau Kekuaan arik lemaran ang konak dengan kepala sekrup aau dengan kepala paku keling Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal Kekuaan arik ang digunakan unuk desain pela ang , , u ersamung dengan keealan ; aau Kekuaan arik lemaran ang idak konak dengan kepala sekrup aau dengan kepala paku keling Tegangan leleh ang digunakan dalam desain; aau.5..,.5..4,.5..6, Tegangan leleh dari pela adan aja; aau.5., 3.., , Tegangan leleh dari pengaku; aau , 5..., 6..3, Tegangan leleh ang digunakan unuk medesain aja 8..3 dasar ang muuna rendah; aau Tegangan leleh arik aau ekan Tegangan leleh erendah dari pela adan alok ( ) aau dari penampang pengaku ( s ) Tegangan leleh desain raa-raa unuk penampang uuh.5.. a Tegangan leleh arik dari engkokan.5.. Tegangan leleh unuk agian-agian raa; aau.5.., Tegangan leleh unuk aja elum dienuk jika idak dilakukan pengujian; aau Tegangan leleh dari kupon raa dari komponenkomponen srukur ang erenuk s Tegangan leleh dari aja pengaku v Tegangan leleh arik dari aja elum dienuk.5.. Kekuaan aik auan kaegori deail unuk aas aik ampliudo konsan (5 x 0 6 siklus) Kekuaan aik auan kaegori deail erkoreksi unuk aas aik ampiudo konsan Kekuaan aik kaegori deail unuk aas pemoongan (0 8 siklus) Kekuaan aik kaegori deail erkoreksi aas pemoongan (0 8 siklus) BSN 03 3 dari 53

19 Tegangan desain pada elemen ekan ang dihiung erdasarkan lear desain eeki; aau Renang egangan desain Tegangan desain raa-raa pada lear saap uuh,..3. av anpa reduksi d d BSN 03 4 dari 53 SNI 797:03...,.4., 6..3 Tegangan ekan desain pada elemen ang diinjau,...3,...3,.6.., erdasarkan penampang eeki pada saa.6.3. pemeanan unuk menghiung deleksi Tegangan erhiung..3.3 d Tegangan erhiung..3.3 Renang egangan desain unuk pemeanan i 6..3 i Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal, Tegangan pada pela adan ang dihiung erdasarkan..3.,.3.. penampang eeki sesuai dengan Pasal..3. aau penampang uuh sesuai dengan Lampiran F G Modulus elasisias geser (80 x 0 3 MPa) I a I Momen inersia pengaku ang ukup, sehingga seiap.4.,.5. elemen komponen srukur erperilaku seagai elemen dengan pengaku Momen inersia dari penampang uuh, ak ereduksi 3.5. erhadap sumu lenur I e Momen inersia eeki unuk deleksi 7..4 I Momen inersia ruo 7..4 g I Momen inersia minimum.8 min. I Momen inersia dari pengaku uuh erhadap sumu iik.4.,.5. s erana ang sejajar dengan elemen ang akan diperkaku I Momen inersia dari pengaku erhadap garis engah.6.. sp agian raa elemen I Konsana pilin unuk penampang , Paragra E, Lampiran E I x, I Momen inersia penampang erhadap sumu uama x dan I Momen inersia penampang erhadap sumu iik x' erana, egak lurus erhadap pela adan I Produk inersia sumu uama maor dan minor, sejajar x'' dan egak lurus erhadap pela adan ,

20 SNI 797:03 I Momen inersia agian ekan dari seuah penampang erhadap sumu iik era dari penampang uuhna, sejajar erhadap pela adan, menggunakan penampang uuh anpa reduksi i Indeks unuk pengaku ' i '.6.3. J Konsana orsi unuk penampang , Paragra E, Lampiran E k Koeisien ekuk pela; aau egangan leleh ak...,.3.., Tael erdimensi.4.,.5.,.6. k d Koeisien ekuk pela unuk ekuk disorsi.6. k Variasi populasi oal akia arikasi 8.. k Koeisien ekuk pela unuk ekuk suelemen lokal.6. o k Variasi oal populasi karena ahan 8.. m k Koeisien pengaku geser s k Koeisien ipe pengaku s Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal k Fakor koreksi unuk disriusi gaa; aau akor unuk 3.., Tael 3. dan merepresenasikan variasi uni-uni srukur 8..3 k Koeisien ekuk geser , v k ' Koeisien unuk menenukan N i dimana idak ada saap ang dihuungkan ke lemaran dengan aau anpa ala pengenang ang ersemuni l Panjang akual komponen srukur ekan; aau.3.,..3.3, Panjang enang penuh alok erumpuan sederhana; , , aau 4.., , 6..3 Jarak anara iik alik momen pada alok menerus; aau Dua kali panjang alok kanilever; aau Panjang komponen srukur ang idak direising; aau Panjang komponen srukur ang idak direising seara laeral; aau panjang komponen srukur l Panjang leaan Gamar F, Lampiran F a l Panjang umpu akual , , l r Panjang reising ang idak dikekang aau pengekang lain ang menahan elemen dari ekuk disorsi BSN 03 5 dari l Panjang ak erjepi dari spesimen Gamar F, Lampiran F l Panjang eeki komponen srukur 3.4. e l ex, l e, l ez Tekuk eeki unuk lenur erhadap sumu x dan, sera orsi l Panjang eeki pada idang lenur 3.5. e

21 BSN 03 6 dari 53 SNI 797:03 l Panjang gauge unuk mengukur perpindahan join Gamar F, Lampiran F g l s Panjang pengaku ransversal l s Panjang pengaku umpu l Baas panjang anpa reising dimana ekuk orsi laeral u idak diperhiungkan l Panjang penuh las; aau panjang las sudu 5..., , ,5..5. l, l Panjang kaki-kaki las sudu M Momen akia ean nominal pada komponen srukur 7..4 M Kapasias momen komponen srukur nominal..., 3.3., , , , , , 3.3.5, 3.6., 7... M x, M Kapasias momen komponen srukur nominal erhadap 3.5., 3.5. sumu x dan M Momen kriis ,

22 SNI 797:03 Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal M Kapasias komponen srukur nominal unuk ekuk d disorsi M e BSN 03 7 dari , Kapasias komponen srukur nominal unuk ekuk orsi 7..., 7... laeral M Kapasias komponen srukur nominal unuk ekuk lokal 7..., l M Nilai mulak dari momen maksimum pada segmen ang max idak direising M Kapasias lenur nominal 7..4 n M Momen ekuk elasis; aau momen ekuk orsi laeral , 7... o elasis M od Momen ekuk elasis pada ragam disorsi , M ol Momen ekuk lokal elasis M Kapasias momen penampang nominal..., 3.3., 3.3.., s 3.3.., , , M sx, M Kapasias momen leleh penampang nominal dari s penampang uuh erhadap sumu x dan 3.3.5, M Momen ang meneakan leleh perama pada sera..., , ekan erluar dari penampang uuh M Nilai lenur ang leih keil dari momen lenur pada ujung dari seuah panjang ang idak direising M Nilai lenur ang leih esar dari momen lenur pada ujung dari seuah panjang ang idak direising M Nilai mulak momen pada seperempa enang dari segmen ang idak direising M Nilai mulak momen pada seengah enang dari segmen ang idak direising M Nilai mulak momen pada iga per empa enang dari segmen ang idak direising M Momen lenur desain 3.3., 3.3.5, 3.3.7, 3.6., Paragra B, Lampiran B M x, m N M Momen lenur desain erhadap sumu x dan 3.5., 3.5. Konsana; aau.5.., 4.., , Keealan ak erdimensi; aau Paragraph E, Jarak dari pusa geser seuah kanal ke idang engah Lampiran E pela adanna; aau Jarak dari ean erpusa ke reising Kapasias komponen srukur nominal dari komponen srukur dalam ekan...3, , 3.4., 3.4.7, 3.5., 7... N Kapasias komponen srukur nominal unuk ekuk 7..., d disorsi N e Kapasias komponen srukur nominal unuk lenur, ekuk orsi aau ekuk lenur-orsi 7..., 7...

23 Tael.4 Noasi (lanjuan) BSN 03 8 dari 53 SNI 797:03 Simol Deskripsi Auan pasal N Kapasias komponen srukur nominal unuk ekuk lokal 7..., l N Bean ekuk elasis 3.5. e N Kapasias arik nominal penampang dari agian ang disamung N Kapasias arik nominal au N Nilai erkeil dari ean ekuk kolom elasis dalam 7... o ekuk lenur, ekuk orsi, dan ekuk lenur-orsi N od Bean ekuk disorsi elasis komponen srukur ekan N o Bean ekuk lokal elasis N ou Kapasias au nominal sekrup N ov Kapasias soek nominal sekrup N Kapasias penampang nominal dari komponen srukur..., , 3.4., s ekan 3.5. N sl Kapasias aksial nominal unuk ekuk lokal 7... N Kapasias penampang nominal dari komponen srukur 3.., 3.5., 5.4.., dalam arik; aau kapasias nominal samungan dalam , arik; aau kapasias penampang neo dari agian ersamung Kapasias arik aau ekan nominal dari las umpul aau las usur spo N Kapasias leleh nominal dari komponen srukur ekan 7... N N N Gaa aksial desain, arik aau ekan; aau Bean erpusa desain aau reaksi Gaa arik desain pada penampang neo dari agian ersamung 5..., , 3.., , 3.4., 3.5., 3.5., 3.6.3, N Gaa arik desain pada au , N i Gaa desain ang diahan oleh reising engah alok , N N Gaa arik desain pada penampang neo dari agian ang disamung menggunakan sekrup aau paku keling Gaa arik aau ekan desain, normal erhadap luasan las umpul aau las usur spo n Eksponen , , , n Jumlah pengaku saap ekan Tael 7.. n Jumlah luang pada idang kriis 5.6. h n Jumlah siklus pemeanan nominal i, ang 6..3 i menghasilkan i n Jumlah idang geser dengan ulir pada idang geser n n Jumlah arisan gording ang sejajar p n Auan jumlah siklus egangan ( x 0 6 puaran) 6..3 r

24 SNI 797:03 Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal n s Jumlah siklus egangan 6..3 n Jumlah pengaku saap arik Tael 7.. n Jumlah pengaku pela adan/lipaan Tael 7.. n Jumlah idang geser pada agian anpa ulir pada x idang geser q Inensias ean desain pada alok 4.. R Fakor modiikasi unuk koeisien ekuk pela disorsi;.6., , , aau akor reduksi; aau radius luar permukaan 3.6.3, lengkung R Kapasias nominal unuk ean aau reaksi erpusa , , unuk seuah pela adan solid ang menghuungkan saap aas dan aah R Kapasias desain.6.3, 8..3 d R Fakor respons srukur.6.4. R Nilai minimum hasil pengujian 8..3 min R Kapasias nominal kerunuhan geser lok dari ujung n alok aau samungan komponen srukur arik R Kapasias nominal.5..4,.6.3 u R Kapasias lipa (rippling) pela adan unuk komponen srukur lenur dengan penampang kanal R Bean aau reaksi erpusa desain ang erjadi ila ada , momen lenur R Bean aau reaksi erpusa desain 4.. r r r Radius girasi dari penampang uuh, anpa reduksi; aau Radius garis engah BSN 03 9 dari , Tael 7.. Radius girasi seuah kanal erhadap sumu iik 4.. erana ang sejajar pela adan Rasio gaa ang dieruskan oleh au aau sekrup, aau 5.4.., paku keling pada penampang ang diinjau erhadap gaa arik komponen srukur pada penampang erseu r i Radius dalam engkokan.5.., r Radius girasi polar penampang erhadap pusa geser , oi r x, r Radius girasi penampang erhadap sumu x dan r Radius girasi penampang i erhadap sumu ang egak 4.. lurus erhadap arah ekuk unuk kondisi perleakan ujung dan reising anara

25 Tael.4 Noasi (lanjuan) BSN 03 0 dari 53 SNI 797:03 Simol Deskripsi Auan pasal S Fakor kelangsingan; aau.4.,.5.,.7, 3.4.7, Jarak ala pengenang dari garis engah pela adan 4.. diagi dengan lear saap unuk penampang z; aau Lear saap dikurangi jarak ala pengenang dari garis engah pela adan diagi dengan lear saap unuk penampang kanal; aau Jarak pada garis egangan las, au, paku keling ang menghuungkan pela penuup, lemaran aau pengaku idak erinegrasi dalam ekan erhadap elemen lain S e Modulus penampang elasis penampang eeki ang dihiung saa sera ekan aau arik erluar mengalami egangan seesar S p Fakor kinerja srukur S Gaa dalam desain [aksi desain] s Jarak pengenang dari garis engah pela adan diagi 3.4.7, 4.. dengan lear saap unuk penampang Z s Jarak au, sekrup aau paku keling egak lurus garis 5.3.3, 5.4.., gaa; aau lear lemaran, pada kasus au, sekrup, aau paku keling unggal s Jarak verikal anara dua aris samungan erdeka ke 4.., 5.3. g saap aas dan aah; aau gauge, jarak diukur dengan sudu ang epa ke arah aksi desain pada komponen srukur, dari pusa-ke-pusa luang-luang ang eraris lurus s Jarak longiudinal maksimum las aau ala penamung 4.. max lain ang menghuungkan dua kanal unuk memenuk seuah penampang i s Jarak proeksi luang selang-seling dalam arah gaa. 5.3., Gamar 5.3.(A) p s Jarak las 4.. Teal aja dasar nominal dari elemen aau penampang idak ermasuk ahan pelapis; aau Teal elemen dengan pengaku ang menerima ekan meraa;aau Teal dasar pela adan alok; aau Teal penampang kanal aau z; aau Teal pela penuup aau lemaran; aau Teal eripis dari agian ersamung; aau Teal elemen; aau Teal lemaran erluar ang eripis; aau Teal agian ersamung; aau Teal ahan ang diluangi; aau Teal logam dasar; aau Teal agian ang jarak ujungna diukur; aau Teal pela adan anpa lengkungan.3.5,..3.,...,.6., , 3.4.7, 4.., , , 5..5., 5..7, 5.3., 5.3., , ,5.5..4, 5.6.

26 SNI 797:03 Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal Teal oal aja dasar kominasi (idak ermasuk ahan pelapis) dari lemaran-lemaran ang mengalami ranser geser Teal saap..3. Teal pela 6..3 s Teal pengaku Teal desain dari las umpul 5..., , Teal pela adan..3.4, , , Teal pela penamung dengan kekuaan arik u ; , , aau eal lemaran ang konak dengan kepala sekrup aau kepala paku keling Teal pela penamung dengan kekuaan arik u ; aau Teal lemaran ang idak konak dengan kepala sekrup aau kepala paku keling BSN 03 dari , , V Kapasias umpu nominal dari agian ersamung , , , V Kapasias geser nominal dari agian ersamung sepanjang dua garis sejajar pada arah gaa ang ekerja 5.3. V Kapasias geser nominal au aau sekrup , 5.4.., v V Kapasias geser nominal las ar seam aau samungan 5..5., 5.6. n ujung alok V s Koeisien variasi karakerisik srukural 8.., Tael 8..3 V v Kapasias geser nominal pela adan , , V Kapasias geser nominal las umpul, las sudu, las 5..., 5..3., 5..4., usur spo, las pijar aau las resisane; aau , 5..6., 5..7 Gaa geser nominal ang dieruskan oleh las V Gaa geser desain , , V Gaa umpu desain pada seuah sekrup aau paku keling; aau gaa umpu desain pada agian V Gaa geser desain agian ersamung , V Gaa geser desain pada au, sekrup, aau paku keling , , v V n V Gaa geser desain pada las ar seam aau samungan 5..5., 5.6. ujung alok Gaa geser desain unuk las umpul, las sudu, las ar 5..., 5..3., 5..4., spo, las pijar aau las resisane , 5..6., 5..7 Lear spesimen Gamar F, Lampiran F Lear pasokan unuk lemaran gulungan aau raa.3.9, Caaan - Gamar E, Lampiran E

27 Tael.4 Noasi (lanjuan) BSN 03 dari 53 SNI 797:03 Simol Deskripsi Auan pasal x, Sumu uama penampang , x o, Koordina pusa geser penampang o Z Modulus penampang eeki ang dihiung pada egangan pada sera ekan erluar Z Modulus penampang eeki ang dihiung pada sera 3.3.., e ekan aau arik erluar pada egangan Z Z Modulus penampang uuh anpa reduksi pada sera , ekan erluar Modulus penampang uuh anpa reduksi pada sera 3.5. arik erluar erhadap sumu ang sesuai Koeisien; aau , Fakor modiikasi unuk ipe samungan umpu nx, Fakor ampliikasi momen 3.5. n s Invers kemiringan kurva S - N 6..3 Koeisien.6.. x, Konsana penampang simeris unggal erhadap , Paragra E, sumu x dan Lampiran E Fakor koreksi keealan 6..3 Fakor kepeningan.6.. Koeisien.6.. Sudu anara idang pela adan dan idang , permukaan umpu; aau Sudu anara idang verikal dan idang pela adan penampang z,, Rasio kelangsingan..., , Kelangsingan nondimensi unuk menenukan komponen srukur ang menerima ekuk laeral Kelangsingan nondimensi unuk menenukan n ; aau Kelangsingan nondimensi unuk menenukan Kelangsingan nondimensi unuk menenukan d Kelangsingan nondimensi unuk menenukan M unuk N e ; aau M komponen srukur ang menerima ekuk disorsi; aau Kelangsingan nondimensi unuk menenukan N dan M d l kelangsingan nondimensi unuk menenukan, N l aau kelangsingan nondimensi unuk menenukan M d 3.4., 3.6.3, 7... M unuk , 7...4, l d 7...3, Fakor dakilias srukur Nisah Poisson...

28 SNI 797:03 Tael.4 Noasi (lanjuan) Simol Deskripsi Auan pasal Fakor reduksi kapasias.5..4, 5..., 5..., 5..3., 5..4., , 5..5., 5..6., 5..7, 5.3., 5.3.3, , , 5.4.., , 5.5.., , , 5.6., 5.6.3, 6..3 Fakor reduksi kapasias unuk lenur 3.3., 3.5. Fakor reduksi kapasias unuk ekan , 3.4., 3.5. Fakor reduksi kapasias unuk arik 3.. v Fakor reduksi kapasias unuk geser Fakor reduksi kapasias unuk umpu , Kuanias kapasias ean; aau akor lear eeki.5..,...,.3..,.6. Koeisien.6.3. i Rasio egangan..3.,.3.., Maerial.5. Baja srukur.5.. Baja ang dapa digunakan Komponen srukur aau aja ang digunakan unuk manuakur harus memenuhi (a) AS 63, AS 397 (idak ermasuk muu G550 dengan keealan kurang dari 0,9 mm), AS/NZS 594, AS/NZS 595 dan AS/NZS 3678, erganung ang sesuai; dan () Baja-aja lain, ang properi-properina sesuai dengan Pasal Tegangan leleh ) dan egangan arik ( ) ang digunakan dalam desain harus dienukan sesuai ( dengan Ba 8 dan AS 39. BSN 03 3 dari 53 u.5.. Peningkaan kekuaan ang dihasilkan dari proses anai dingin Peningkaan kekuaan ang dihasilkan dari proses anai dingin dapa diperhiungkan dengan menggani nilai dengan egangan leleh desain raa-raa ( a ) dari luas penampang uuh. Peningkaan erseu harus diaasi sesuai dengan Pasal 3.3 (idak ermasuk Pasal ), 3.4, 3.5, 3.6 dan 4.4. Persaraan dan meode unuk menenukan a dijaarkan seagai eriku: (a) Unuk komponen srukur ekan ang menerima ean aksial dan komponen srukur lenur dengan nilai ( ) unuk kapasias ean seesar sau, seagaimana dienukan menuru Pasal. unuk seiap elemen komponen srukur dari penampang ang ersangkuan, egangan leleh desain raa-raa ( a ) dienukan erdasarkan salah sau dari:

29 BSN 03 4 dari 53 SNI 797:03 (i) Uji arik penampang uuh (Liha Ba 8). (ii) Uji kolom pendek (Liha Ba 8). (iii) Persamaan eriku: C ( C) (.5..()) a uv adalah egangan leleh desain raa-raa aja, pada penampang uuh unuk komponen () a srukur ekan aau luas penampang saap uuh unuk komponen srukur lenur; C adalah unuk komponen srukur ekan, rasio luas oal penampang engkokan erhadap luas oal penampang uuh; dan unuk komponen srukur lenur, rasio luas oal penampang engkokan saap ang menenukan erhadap luas oal penampang saap ang menenukan adalah egangan arik leleh dari engkokan = (.5..()) leih esar aau sama dengan,, r i Persamaan.5..() hana erlaku jika uv v kurang aau sama dengan 7 dan sudu dalam minimum adalah kurang aau sama dengan 0. B = adalah konsana uv uv v v v ri m adalah egangan arik leleh dari aja ang elum dienuk adalah radius engkokan dalam adalah konsana uv = 0,9 0,068 v (.5..(4)) uv adalah kekuaan arik dari aja ang elum dienuk (.5..(3)) adalah egangan leleh dari agian raa (liha Pasal 8..4); aau egangan leleh aja ang elum dienuk jika idak dilakukan pengujian Unuk komponen srukur arik ang dieani aksial, a harus dienukan erdasarkan poin (a)(i) aau (a)(iii) Eek pengelasan Eek seiap pengelasan erhadap properi mekanis suau komponen srukur harus dienukan erdasarkan uji spesimen dari penampang uuh dengan las di sepanjang gauge. Seiap eek pengelasan ang erari harus diperhiungkan dalam penggunaan komponen srukur. Desain samungan las unuk semua muu ang sesuai dengan AS 63 dan AS 397 muu G50, G300, G350 dan G450, erdasarkan Pasal 5..3 unuk las sudu dan Pasal 5..6 unuk las pijar idak perlu uji leih lanju Dakilias B i v m ( r / ) Baja-aja ang idak diseukan dalam Pasal.5.. dan digunakan unuk komponen srukural dan samungan harus memenuhi persaraan-persaraan eriku ini:

30 SNI 797:03 (a) Rasio kekuaan arik erhadap egangan leleh idak oleh kurang dari,08. Perpanjangan oal idak oleh kurang dari 0% unuk panjang gauge 50 mm aau 7% unuk panjang gauge 00 mm pada spesimen sandar ang diuji sesuai dengan AS 39. Jika persaraan ini idak dapa dipenuhi, maka krieria-krieria eriku ini harus dipenuhi: (i) Perpanjangan lokal pada panjang gauge 3 mm ang melalui idang rakur idak oleh kurang dari 0%. (ii) Perpanjangan meraa di luar rakur idak oleh kurang dari 3%. Jika dakilias maerial dienukan erdasarkan krieria perpanjangan lokal dan meraa, penggunaan maerial erseu harus diaasi unuk desain gording dan girs sesuai dengan Pasal 3.3.., , dan Unuk gording dan girs ang menerima ean kominasi aksial dan momen lenur (liha Pasal 3.5), N R idak oleh meleihi 0,5 () u N adalah gaa aksial desain adalah akor reduksi kapasias R u adalah kapasias nominal Baja-aja ang sesuai dengan AS 397, muu G550, dengan eal kurang dari 0,9 mm, ang idak memenuhi poin (a) dapa digunakan dengan keenuan: (i) egangan leleh ( ) ang digunakan dalam desain pada Ba, 3, dan 4, dan BSN 03 5 dari 53 kekuaan arik ( u ) ang digunakan unuk desain pada Ba 5 diamil seesar 90% dari nilai-nilai ang erera aau 495 MPa, diamil ang leih keil, dan unuk aja dengan keealan kurang dari 0,6 mm, egangan leleh ( ) ang digunakan unuk desain pada Ba, 3, dan 4, dan kekuaan arik ( ) ang digunakan unuk desain pada Ba 5 diamil seesar 75% dari nilai ang erera aau 40 MPa, diamil ang leih keil; aau (ii) adana kesesuaian dari maerial aja erseu ang diukikan dengan uji pemeanan sesuai dengan Ba Sara penerimaan aja Laporan uji parik ang disahkan, aau seriika es ang dikeluarkan oleh parik, harus menaakan uki ang ukup akan erpenuhina sandar ang diau dalam Sandar ini. Keealan aja minimum anpa ahan pelapis pada semua lokasi dari produk anai dingin, saa dikirim ke lokasi pekerjaan, idak oleh kurang dari 95% dari nilai-nilai ang digunakan dalam desainna. Akan eapi karena eek proses anai dingin, agian engkokan oleh memiliki keealan ang kurang dari keenuan ang disarakan Baja ang idak erideniikasi Jika digunakan aja ang ak erideniikasi, maka aja erseu harus eas dari aa permukaan dan harus digunakan hana ila properi isik dan kemampuanna unuk dilas idak mempengaruhi kapasias desain dan daa laan srukur. Keuali dilakukan pengujian lengkap sesuai dengan AS 39, egangan leleh aja ang digunakan dalam desain ( ) harus seesar 70 MPa aau kurang, dan kekuaan arik ang digunakan unuk desain ( harus seesar 300 MPa aau kurang. u u )

31 .5. Tegangan desain Tegangan leleh minimum ( BSN 03 6 dari 53 SNI 797:03 u ) ang digunakan dalam desain idak ) dan kekuaan arik ( oleh meleihi nilai-nilai ang dierikan dalam Tael.5 unuk muu aja ang sesuai. CATATAN Tanpa memperhiungan huungan anara egangan leleh dan kekuaan arik ang deka, muu-muu aja ang dierikan dalam Tael.5 sudah sesuai dengan proses anai dingin asalkan digunakan radius dalam engkokan ( r i ) ang epa. Sandar ang Digunakan AS 63 AS 397 AS/NZS 594 AS/NZS 595 AS/NZS 3678 Tael.5 - Kekuaan minimum aja ang sesuai dengan AS 63, AS 397, AS/NZS 594, AS/NZS 595 dan AS/NZS 3678 Muu C50 dan C50L0 C350 dan C350L0 C450 dan C450L0 G50 G300 G350 G450 G500 G550 HA HA3 HA4N HA00 HA50, HU50 HA50/ HA300, HU300 HA300/, HU300/ HW350 HW350 HA400 XF300 XF400 XF500 CA0 CA60 CW300 CA350 CA ( 8 mm) 00 (8mm< mm) 50, 50L5 ( 8 mm) 50, 50L5 (8mm< mm) 50, 50L5 (mm< 0 mm) Tegangan Leleh ( ) MPa (liha Caaan) Kekuaan arik ( u ) MPa (liha Caaan)

32 SNI 797:03 Sandar ang Digunakan AS/NZS 3678 Tael.5 - Kekuaan minimum aja (lanjuan) Muu 300, 300L5 ( 8 mm) 300, 300L5 (8mm< mm) 300, 300L5 (mm< 0 mm) 300, 300L5 (0mm< 5 mm) 350, 350L5 ( 8 mm) 350, 350L5 (8mm< mm) 350, 350L5 (mm< 0 mm) 350, 350L5 (0mm< 5 mm) 400, 400L5 ( 8 mm) 400, 400L5 (8mm< mm) 400, 400L5 (mm< 0 mm) 400, 400L5 (0mm< 5 mm) 450, 450L5 ( 8 mm) 450, 450L5 (8mm< mm) 450, 450L5 (mm< 0 mm) 450, 450L5 (0mm< 5 mm) WR350, WR350/L0 ( 8 mm) WR350, WR350/L0 (8mm< mm) WR350, WR350/L0 (mm< 0 mm) WR350, WR350/L0 (0mm< 5 mm) BSN 03 7 dari 53 Tegangan leleh( ) MPa Kekuaan arik ( u ) MPa Berlaku unuk maerial gilas keras dengan keealan leih esar aau sama dengan,5 mm Berlaku unuk maerial gilas keras dengan keealan leih esar,0 mm eapi kurang dari,5 mm Berlaku unuk maerial gilas keras dengan keealan leih keil aau sama dengan,0 mm CATATAN Unuk ujuan desain, kekuaan leleh dan arik mendekai nilai-nilai unuk Muu HA00. Inormasi leih spesiik dapa diperoleh dari disriuor..5.3 Ala pengenang dan elekrode.5.3. Bau aja, mur dan ring Bau aja, mur dan ring harus memenuhi AS 0., AS., AS., AS., AS.3, AS.4, AS/NZS 5, AS/NZS 559 dan AS 49. (ISO 898-), mana ang sesuai. Penggunaan ala pengenang kekuaan-inggi, selain ang memenuhi AS/NZS 5, diperkenankan asalkan ada uki kesearaan dengan au-au kekuaan-inggi ang memenuhi AS/NZS Bahan pengelasan Semua ahan unuk pengelasan harus memenuhi AS/NZS 554., AS/NZS dan ANSI/AWS D.3, mana ang sesuai

33 Sekrup Sekrup sel-drilling harus memenuhi AS dan AS Blind rives Paku keling harus memenuhi dokumen F4 dari Indusrial Fasener Insiue..6 Persaraan desain.6. Aksi dan kominasi aksi BSN 03 8 dari 53 SNI 797:03 Srukur esera komponen-komponen srukurna harus didesain erhadap aksi dan kominasi aksi sesuai dengan SNI Analisis srukur dan desain Analisis srukur dan desain harus sesuai dengan SNI 77. CATATAN Pedoman analisis srukur elasis unuk alok menerus dan sisem rangka dierikan pada Lampiran B..6.3 Kapasias desain Kapasias desain ( R ) harus dienukan erdasarkan salah sau dari: d (a) Kapasias nominal ( R ) sesuai dengan Ba hingga 5 dan akor reduksi kapasias ( ) u ang sesuai seperi eranum pada Tael.6, misalna Rd R u. () Pengujian sesuai dengan Pasal () Apaila komposisi aau konigurasi dari komponen-komponen srukur idak dapa memenuhi poin (a) aau (), maka kinerja srukur harus diperoleh dari kapasias desain aau kekakuan menuru analisis ang rasional erdasarkan eori ang sesuai, daa hasil pengujian (jika ersedia) dan perimangan eknis (engineering judgemen). Seara spesiik, kapasias desain harus dienukan dari kapasias nominal dengan menggunakan akor-akor reduksi kapasias eriku ini: (i) Unuk komponen srukur = 0,80. (ii) Unuk samungan = 0, Desain gempa.6.4. Tidak relevan (liha ael deviasi).6.4. Unuk Indonesia (liha ael deviasi) Umum Semua srukur harus di desain erhadap aksi sesuai dengan SNI 76 dan kominasi aksi sesuai dengan perauran pemeanan SNI 77.

34 SNI 797: Tidak relevan (liha ael deviasi) Tidak relevan (liha ael deviasi) Tidak relevan (liha ael deviasi).6.5 Durailias.6.5. Umum Srukur harus didesain agar mampu menjalankan ungsina selama usia angunan ang diharapkan. Apaila pekerjaan aja srukural erada pada lingkungan ang korosi, maka pekerjaan harus dieri perlindungan erhadap korosi. Tingka perlindungan harus dienukan erdasarkan perimangan penggunaan srukur, peraaan, iklim aaupun kondisi lokal lainna Perlindungan korosi CATATAN Perlindungan korosi harus sesuai dengan AS/NZS 3 dan AS/NZS 3, mana ang leih sesuai. Unuk inormasi leih lanju, liha Lampiran C. Tael.6 - Fakor reduksi kapasias Kapasias desain Auan pasal Fakor reduksi kapasias ( ) (a) Pengaku Pengaku ransversal ( ) ,85 Pengaku umpu ( ) ,90 Pengaku geser ( v ) ,90 () Komponen srukur ang menerima ean aksial arik ( ) 3.. 0,90 () Komponen srukur ang menerima lenur: 3.3 Kapasias momen penampang 3.3. unuk penampang dengan saap ekan erpengaku uuh ,95 aau seagian ( ) unuk penampang dengan saap ekan anpa pengaku ( ) ,90 Kapasias momen komponen srukur komponen srukur menerima ekuk laeral ( ) ,90 komponen srukur menerima ekuk disorsi ( ) ,90 alok ang salah sau saapna dikenangkan hingga ,90 menemus lemaran (kanal aau penampang Z) ( ) Desain pela adan geser ( v ) ,90 Tumpu ( ) unuk penampang ersusun Tael (A) 0,75 0,90 unuk kanal dengan sau pela adan dan penampangpenampang kanal 0,75 0,90 Tael (B) unuk penampang Z dengan sau pela adan Tael (C) 0,75 0,90 BSN 03 9 dari 53

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa Luas Penampang a. Bidang erenuk ak erauran Luas penampang didefinisikan seagai inegral dari luas elemen diferensial dengan A : Luas penampang secara

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa B Momen Sais a Penampang Bidang Berenuk Tak Berauran Momen sais dari suau luasan eradap sumu dan didefinisikan seagai inegral dari asil kali luas

Lebih terperinci

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 6 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 6 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution STRUKTUR BAJA MODUL 4 S e s i 6 Baang Tekan (Compression Memer) Maeri Pemelajaran : 0. Sailias Baang Tekan Berdasarkan PPBBI 984.. Ukuran Minimum Profil.. Prarencana Ukuran Penampang Profil Tunggal Dan

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal ahan jar Saika ulai, ST, T Peremuan IX, X Srukur Poral 1 Pendahuluan Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. PENDAHULUAN Cold formed seel aau yang lebih akrab disebu baja ringan adalah baja yang dibenuk sedemikian rupa dari sebuah pla dalam keadaan dingin (dalam emperaur amosfir ) menjadi

Lebih terperinci

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara

Lebih terperinci

Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)

Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum 2.1.1. Beon Praegang Beon praegang pada dasarnya adalah eon dimana egangan egangan inernal (gaya ekan dengan esar sera disriusi yang sesuai dierikan sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM Analisa perancangan erdasarkan hasil simulasi dan pengukuran rangkaian, dimaksudkan unuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mengumpulkan Daa (Selec Proses pengumpulan daa merupakan ahap perama dari ahap-ahap peningkaan proses erkesinamungan (Coninuous Process Improvemen / CPI dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERGESERAN KELAS-PANJANG DAN LENGTH-WEIGHT

PERGESERAN KELAS-PANJANG DAN LENGTH-WEIGHT PERGESERAN KELAS-PANJANG DAN LENGTH-WEIGHT I. Pergeseran Kelas-Panjang Model perumuhan panjang (formula vbgf) isa diduga jika kia mempunyai panjang ikan, L, pada eragai umur,, yang ereda. Pendugaan umur

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa MOMEN NERSA BDANG () r r a r a a Maka momen inersia erhadap sumbu : a a. r. r a. r a. r Jika luas bidang ang diarsir: a = a = a = Jarak erhadap sumbu

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Dalam menganalisa aau mendesain srukur perlu dieapkan krieria ang dapa digunakan sebagai ukuran apakah suau srukur dapa dierima unuk penggunaan ang diinginkan aau

Lebih terperinci

PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI

PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI Renha L. Daalok (1, Ir. Syahrawardi ( Konsenrasi Teknik Energi Lisrik, Deparemen Teknik Elekro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik Transpor Poluan Persamaan Konveksi Difusi Penelesaian Analiik Referensi Graf and Alinakar, 1998, Fluvial Hdraulis: Chaper 8, pp. 517-609, J. Wile and Sons, Ld., Susse, England. Teknik Sungai Transpor Poluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika

Lebih terperinci

ANALISA TORSI PADA BALOK DENGAN LUBANG PADA BADANNYA. Disusun oleh

ANALISA TORSI PADA BALOK DENGAN LUBANG PADA BADANNYA. Disusun oleh ANALISA TORSI PADA BALOK DENGAN LUBANG PADA BADANNYA TUGAS AKHIR Diajukan unuk Melengkapi ugas-ugas dan Memenuhi Syara unuk Menempuh Ujian Sidang Sarjana Teknik Sipil Disusun oleh HIMSAR M GULTOM 03 0404

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II Teori Dasar lasisias Teori lasisias merupakan cabang ang sanga pening dari fisis maemais, ang mengkaji hubungan anara gaa, perpindahan, egangan dan regangan dalam sebuah benda

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING

PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING BIASaisics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 1-7 PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING Yeny Krisa Frany 1, Budhi Handoko 2 1,2 Deparemen Saisika FMIPA Universias Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Gambar 4.1. Layout Jembatan. Tabel 4.1. Data Jembatan. Uraian Notasi Dimensi (m)

BAB IV ANALISA DATA. Gambar 4.1. Layout Jembatan. Tabel 4.1. Data Jembatan. Uraian Notasi Dimensi (m) BB IV NLIS DT 4.1. Daa Perancangan Srukur Gamar 4.1. Layou Jemaan a. Daa Jemaan Tael 4.1. Daa Jemaan Uraian Noasi Dimensi (m) Panjang alok praegang L 40 Jarak anara alok praegang S 1,8 Teal pla lanai jemaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PELAT

BAB II TEORI DASAR PELAT II Teori Dasar lasisias Linier BAB II TORI DASAR PLAT Teori elasisias merupakan cabang ang sanga pening dari fisika sais, ang mengkaji hubungan anara gaa, perpindahan, egangan dan regangan dalam benda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Samungan Baut Pertemuan - 13 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur aja eserta alat samungnya TIK : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL

BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL BATAG GADA DEGA PLAT KOPEL. Baasan-baasan Pela kopel digunakan jika jarak kosong a sebagai beriku : b a 6b Pla kopel dipasang pada jarak yang sau sama lain sebesar L. Pemasangannya harus seangkup (simeris)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Pertemuan IX,X,XI VI. Tegangan Pada Balok

Pertemuan IX,X,XI VI. Tegangan Pada Balok Baan Aja ekanika Baan ulai, ST, T Peemuan X,X,X Tegangan Pada Balok Lenuan Pada Balok Pemeanan ang ekeja pada alok meneakan alok melenu, seingga sumuna edefomasi memenuk lengkungan ang diseu kuva defleksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL BAB III ERSAMAAN ARS DAN METODE TABEL 3. ersamaan Ars Meoda decline curve analysis (analisis enurunan kurva) meruakan suau meode yang sering digunakan unuk mengesimasi erhiungan cadangan yang daa diamil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

XII. BALOK ELASTIS KHUSUS

XII. BALOK ELASTIS KHUSUS [Balok Elasis Khss] X. BALOK ELASTS KHUSUS.. Balok Berpenampang Simeris Jika beban ransversal ang menghasilkan lengkngan (bending) dikenakan pada balok ang penampangna simeris maka idak menghasilkan orsi

Lebih terperinci

BAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA

BAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA Dika Kuliah EL Maemaika Teknik I BAB FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA Fungsi Berpeubah Banak Banak ungsi ang berganung pada peubah lebih dari sau Sebuah bidang ang panjangna dan lebarna memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu suatu keuntungan yang tidak kalah penting, dari segi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu suatu keuntungan yang tidak kalah penting, dari segi BAB I PENAHUUAN. AAR BEAKANG Penggunaan aang rismais aa geagar aja eah sering ijumai aa konsruksi-konwsruksi yang menggunakan aja seagai komonen srukurnya, eai sekarang ini aa konisi-konisi erenu aang

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T. TUGAS AKHIR PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 Disusun oleh: IMMANIAR F. SINAGA 11 0404 079 Dosen Pembimbing: Ir. Sanci Barus, M.T. 19520901 198112 1 001 BIDANG STUDI STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

PENGUJIAN SAMBUNGAN FINGER JOINT UNTUK MENGKAJI KUAT LENTUR PADA BALOK KAYU

PENGUJIAN SAMBUNGAN FINGER JOINT UNTUK MENGKAJI KUAT LENTUR PADA BALOK KAYU Media Teknik Sipil, Volume X, Juli 010 ISSN 141-0976 PENGUJIAN SAMBUNGAN FINGER JOINT UNTUK MENGKAJI KUAT LENTUR PADA BALOK KAYU Endah Safiri 1), Purnawan Gunawan ) 1), ) Jurusan Teknik Sipil, Fakulas

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN EKSPOR TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN EKSPOR TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN EKSPOR TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) INDONESIA TAHUN 990007 Skripsi Diajukan unuk Melengkapi Tugasugas dan Memenuhi Persyaraan Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak kayu putih

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak kayu putih Sandar Nasional Indonesia Minyak kayu puih ICS 71.100.60 Badan Sandardisasi Nasional Dafar isi Dafar isi...i Prakaa...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Isilah dan definisi... 1 3 Syara muu... 1 4 Pengambilan

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Bangun Datar. A. Segitiga Definisi Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sudut dan tiga sisi.

Bangun Datar. A. Segitiga Definisi Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sudut dan tiga sisi. angun aar. Segiiga efinisi Segiiga adalah bangun daar yang mempunyai iga sudu dan iga sisi. 1) erdasarkan Sudunya a) Segiiga Lancip Segiiga lancip adalah segiiga yang besar keiga sudunya < 90 0. b) Segiiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

CARA PENENTUAN KELAS KUAT ACUAN BAMBU PETUNG

CARA PENENTUAN KELAS KUAT ACUAN BAMBU PETUNG CARA PENENTUAN KELAS KUAT ACUAN BAMBU PETUN usi Made Oka * * Asrac Wood use in civil uildings has shon increasing demand heher for srucural or non srucural means. The demand iself can no e fulfilled ecause

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci