Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
|
|
- Farida Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro Kampus ITS Suolilo, Surabaya 60, Indonesia. ndaroe@ymail.com Abstra Dalam sistem transmisi radio dalam ruang, eberadaan benda-benda dalam ruang sangat mempengaruhi ecepatan transmisi sinyal radio antara pemancar dan penerima. Semain banya benda dalam ruangan, maa delay transmisi dan efe lintasan jama (multipath) juga aan bertambah. Fenomena multipath pada omuniasi radio dalam ruang menyebaban sinyal informasi yang diirim dari transmitter (Tx) e receiver (Rx) aan diterima secara berurutan dengan level daya yang berbeda, serta memilii delay watu yang berbeda pula. Dengan mengetahui respon impuls dari setiap sinyal yang datang secara aca pada receiver, maa respon impuls dapat diolah untu menentuan arateristi anal radio dalam ruang tersebut. Pada tugas ahir ini dilauan penguuran untu mendapatan parameter respon anal H(ƒ) dalam domain freuensi menggunaan etwor Analyzer pada freuensi tengah,6 GHz. Respon anal H(ƒ) dalam domain freuensi aan diubah menjadi domain watu h(τ) menggunaan metode IFFT (Inverse Fast Fourier Transform). Dalam domain watu, aan dilauan beberapa proses filtering sinyal untu menentuan respon impuls yang aan diolah. Statisti delay aan ditentuan dengan pengolahan PDP (Power Delay Profile) pada ondisi ruang LOS(Line of Sight) dan -LOS(on-Line of Sight). Melalui data Power Delay Profile, maa dapat ditentuan parameter delay didalam ruang yaitu maximum excess delay, mean excess delay dan rmas delay spread. Menggunaan data statisti delay tersebut dapat dietahui arateristi anal dan pengaruhnya terhadapi efe multipath. Kata Kunci : Multipath, LOS, -LOS, etwor Analyzer, IFFT, PDP. Pendahuluan Karateristi anal radio dalam ruang sangat diperluan untu mendesain sistem transmisi yang bai. Pada ondisi LOS dan -LOS, eduanya mempunyai arateristi anal yang berbeda. Oleh arena perbedaan tersebut, perlu dibuat suatu pemodelan anal radio dalam ruang. Pemodelan anal radio didapatan dari data statisti delay antara pemancar dan penerima. Kualitas transmisi yang bagus mempunyai delay transmisi yang ecil dan efe lintasan jama yang sediit []. Pada tugas ahir ini pengambilan data dilauan menggunaan networ analyzer dengan dua buah antena sebagai Tx dan Rx. Antena yang digunaan adalah antena biconical dengan freuensi penguuran sebesar,6 GHz. Teori Penunjang Untu menyelesaian permasalahan yang diangat pada tugas ahir ini, dibutuhan teori penunjang antara lain tanggapan impuls, power delay profile (PDP), parameter statisti delay, dan fungsi orelasi... Tanggapan Impuls Dalam suatu penguuran biasanya didapat suatu persamaan hasil yang dinamaan dengan fungsi transfer anal dalam domain freuensi H(f), yang emudian diolah dengan IFFT (inverse fast fourier transform) untu mendapatan respon impulse yang merupaan fungsi transfer anal dalam domain watu h(τ). Pada umumnya penguuran dilauan pada sistem tetap (fixed), maa respon impulse dimodelan sebagai Response Impulse Time Invariant. Jadi observasi hanya dilauan terhadap delay (τ) saja []. j h( ) a e ( ).. Power Delay Profile (PDP) () Fator utama yang dapat digunaan untu menentuan statisti delay adalah power delay profile dari tanggapan impuls sinyal hasil pengolahan data penguuran. PDP (Power Delay Profile) adalah daya terima per satuan watu dengan excess delay rata-rata dari tanggapan impuls sejumlah sample spatial. Dari persamaan () dapat digunaan untu mencari nilai power delay profile yang secara matematis dapat ditulis : PDP = h( ) () Dengan, ss = jumlah sampel spatial ss.3. Parameter Statisti Dari power delay profile di atas, bisa didapatan beberapa parameter delay statisti yang berupa Proceeding Seminar Tugas Ahir Jurusan Teni Eletro FTI - ITS
2 maximum excess delay, mean excess delay dan root mean square (RMS) delay spread.3.. Maximum excess delay Maximum excess delay adalah rentang watu antara munculnya impuls pertama sampai impuls terahir pada power delay profile. Secara rumus matematis dapat ditulisan sebagai beriut : maximum excess delay= τ (max) τ () (3).3.. Mean excess delay Mean excess delay (τ) adalah momen pertama dari PDP yang dinormalisasi dengan daya sinyal ratarata[3], secara matematis diberian rumus seperti di bawah ini : mean excess delay = = P( ) P( ) (4) dengan τ delay watu relatif (dalam s) terhadap τ=0 (watu pertama munculnya PDP), P adalah level daya absolut dan adalah jumlah titi pengamatan PDP Root Mean Square (RMS) delay spread Momen edua dari mean excess delay disebut sebagai Root Mean Square delay spread (στ) dan dapat dihitung berdasaran persamaan di bawah ini [3] R x (τ) = h ( ) h( t ) d (7) 3. Proses Penguuran Pada tugas ahir ini dilauan penguuran menggunaan etwor Analyzer untu mendapatan data berupa magnitudo dan fasa. Penguuran dilauan pada dua ondisi transmisi yaitu LOS dan -LOS 3.. Loasi Penguuran Pada tugas ahir ini dilauan penguuran respon anal radio didalam ruang (indoor). Loasi penguuran dilauan di laboratorium Antena dan Propagasi B.306 dan B.305 jurusan Teni Eletro Institut Tenologi Sepuluh opember. Penjelasan tentang ondisi ruang dapat dilihat pada tabel dan gambar. ama Ruang Tabel. Pembagian Loasi Penguuran Kode Dimensi Kondisi Transmisi Tx-Rx B.306 A 0,5m 5,8m LOS dan LOS Pengajar B 8m 3,6m LOS S C 4,8m 3m LOS B.305 D 7,5m 4,8m LOS = Dengan, (5) = P( ) P( ).4. Fungsi Korelasi (6) Data hasil penguuran merupaan variabel aca yang sifatnya aca (random) arena pengaruh lintasan jama. Oleh arena itu, untu menentuan orelasinya, diperluan suatu proses aca. Jia respon impuls hasil satu penguuran diasumsian mempunyai fungsi matematis seperti persamaan (), maa orelasi sinyal antar elemen yang berbeda pada path yang sama dapat dinyataan sebagai fungsi otoorelasinya dan dapat ditulisan dengan persamaan beriut : Gambar. Denah loasi penguuran Pada penelitian ini menggunaan 3 posisi antena pemancar (Tx) dan 4 posisi antena penerima (Rx). 3.. Set-up Penguuran Pada tugas ahir ini penguuran dilauan menggunaan networ analyzer pada freuensi tengah,6 GHz dan bandwith penguuran sebesar 00 MHz. Jumlah titi yang digunaan sebanya Proceeding Seminar Tugas Ahir Jurusan Teni Eletro FTI - ITS
3 0 titi. Set-up penguuran ditunjuan pada gambar. Gambar. Set-up penguuran Proses penguuran ditunjuan pada diagram alir dibawah ini Gambar 4. Diagram alir analisa data 4.. Tanggapan Impuls Dari data hasil penguuran berupa magnitudo dan fasa, maa aan didapatan transfer function domain freuensi H(f) seperti ditunjuan pada gambar 6. Gambar 3. Diagram alir proses penguuran 3.3. Data Penguuran Data yang diperoleh dari hasil penguuran adalah fungsi transfer anal pada domain freuensi H(f). Data berupa besaran vector dan dapat ditulis seperti persamaan (8) H ch ( f ) = H( f ). e jθ (8) dengan, H( f ) adalah magnitudo (db) dan θ adalah fasa (derajat). 4. Analisa dan Pengolahan Data Penguuran Pada tugas ahir ini analisa pengolahan data penguuran mengiuti diagram alur dibawah ini Gambar 6. H(f) Proceeding Seminar Tugas Ahir Jurusan Teni Eletro FTI - ITS 3
4 Sebelum tanggapan impuls domain freuensi diubah edalam domain watu menggunaan proses IFFT (Inverse Fast Fourier Transform), maa H(f) harus dialian dahulu dengan window menurut persamaan (9). H estimasi (f) = H ch ( ). W(f) (9) Window yang digunaan pada analisa adalah window Blacmnn Harris. Hasil peralian dengan window ditunjuan pada gambar Proses IFFT Setelah peralian fungsi transfer H(f) dengan window, maa proses selanjutnya adalah mengubah domain freuensi menjadi domain watu menggunaan metode IFFT (Inverse Fast Fourier Transform). Hasil proses IFFT untu salah satu sampel penguuran ondisi LOS ditunjuan pada gambar 8. diterima oleh receiver arena ondisi transmisinya LOS (Line of Sight) 4.3. Proses filter sinyal pada ondisi LOS dan -LOS Proses filter merupaan salah satu metode yang digunaan untu mendapatan Power Delay Profile (PDP) dari hasil IFFT. Proses filter memilii dua tahapan yaitu filter onsistensi dan filter sinyal tetangga [4]. Filter onsistensi sinyal adalah menghilangan sinyal yang tida onsisten muncul dalam satu sampel (0 data penguuran). Satu periode sinyal dibandingan dengan satu periode sinyal lainnya. Filter sinyal tetangga adalah menghilangan impuls sinyal yang tida memilii tetangga di sebelah anan dan sebalah iri sinyal. Sebagai contoh apabila sebuah impuls sinyal berada diantara dua sinyal bernilai nol maa aan dihilangan Filter Kondisi LOS Contoh transmisi yang digunaan adalah transmisi LOS antara antena pemancar (Tx) dan antena penerima (Rx). Sebelum proses pergeseran, hasil proses IFFT diubah dalam sala logaritma. Setelah diubah dalam sala logaritma (db), sinyal di threshold sebesar -30 db. Batas penentuan threshold adalah lebih besar dari pada level lobe utama window. Proses beriutnya adalah pergeseran amplitudo tertinggi e posisi t=0. Setelah melauan proses threshold dan menggeser sinyal pada t=0, proses beriutnya adalah filter onsistensi sinyal untu ondisi transmisi LOS. Hasil filter onsistensi sinyal ditunjuan dalam sala linier pada gambar 9. Gambar 7. Hasil peralian H(f) dengan window Filter Kondisi -LOS Filter onsistensi pada transmisi LOS menggunaan contoh data penguuran antara Tx3 dengan Rx9. Pada penguuran ini, transmisi terhalang oleh dinding tembo. Proses menentuan filter onsistensi sinyal pada transmisi -LOS, tida dilauan proses pergeseran amplitudo tertinggi e t =0, arena tida ada sinyal yang langsung diterima oleh receiver. Hasil threshold - 30 db dan filter onsistensi sinyal ondisi -LOS ditunjuan pada gambar 0. Gambar 8. Hasil IFFT Pada gambar 8 menunjuan bahwa sinyal dengan amplitudo tertinggi adalah sinyal yang pertama ali Proceeding Seminar Tugas Ahir Jurusan Teni Eletro FTI - ITS 4
5 Gambar 9. Hasil filter onsistensi sinyal linier (LOS) Gambar. Hasil filter sinyal tetangga (- LOS) 4.4. Bandwidth dari Korelasi sinyal Tujuan dari proses orelasi sinyal dalam satu sampel adalah mendapatan bandwidth yang terbesar dimana sinyal lintasan jama sudah tida berorelasi. Gambar 0. Hasil filter onsistensi sinyal linier (-LOS) Proses beriutnya, hasil dari filter onsistensi sinyal aan diolah dengan filter tetangga. Hasil filter tetangga ini adalah tanggapan impuls domain watu yang aan diolah untu mendapatan power delay profile (PDP). Hasil filter tetangga untu ondisi LOS dan -LOS ditunjuan pada gambar dan gambar. Gambar 3. Hasil Korelasi sinyal 4.5. Rata-rata Kuadrat Sinyal dan Power Delay Profile (PDP) Rata-rata uadrat sinyal merupaan proses terahir dalam menentuan power delay profile (PDP). Prosesnya adalah 0 data yang telah difilter diuadratan masing-masing emudian diambil rata-rata dari semuanya sesuai dengan persamaan (). Gambar hasil power delay profile (PDP) ditunjuan pada gambar 4. Gambar. Hasil filter sinyal tetangga (LOS) Proceeding Seminar Tugas Ahir Jurusan Teni Eletro FTI - ITS 5
6 multipath yang terjadi. Selain itu, besarnya redaman obstacle pada transmisi LOS juga mempengaruhi banyanya multipath. Benda atau obstacle yang memilii redaman tinggi aan mempunyai oefisien pantul yang tinggi sehingga jumlah multipath aan bertambah. 6. Daftar Pustaa Gambar 4. Power Delay Profile 4.6. Statisti Parameter Delay Untu mendapatan desain dan mengembangan anal lintasan jama, maa harus mengetahui parameter-parameter yang mempengaruhinya. Parameter-parameter tersebut antara lain maximum excess delay, mean excess delay, dan RMS delay spread [5]. Data statisti parameter delay pada salah satu ruang yang diteliti ditunjuan pada tabel dibawah ini. Tabel. Parameter delay di Ruang A menggunaan pemancar (Tx) Rx max Lin Ke- (ns) (ns) (ns) 47,5 40,4 8,57 -LOS ,8 94,8 -LOS 3 53,5 78,4 00,7 -LOS , -LOS ,5 -LOS 6 497, LOS 7 497,5 77 3,5 LOS ,9 30, LOS 9 497,5 55,5 3,5 LOS 0 66,5 06, 37,7 LOS Data hasil pada tabel menunjuan nilai maximum excess delay yang tinggi. ilai tinggi ini diperoleh dari rentang watu sinyal terahir yang diterima di penerima diurangi watu sinyal awal. Besarnya maximum excess delay sebanding dengan jara dari multipath yang terjadi pada transmisi antara pemancar dan penerima [5]. 5. Kesimpulan Ruang yang memilii dimensi besar aan mempunyai nilai maximum excess delay yang besar pula. Hal ini terjadi arena semain besar ruangan maa jara omponen lintasan jama juga semain panjang, sehingga delay watu transmisi antara antena pemancar dan penerima juga semain tinggi. Jumlah multipath tergantung dari ondisi ruangan. Ruangan yang memilii banya benda didalamnya seperti meja,almari, dan peralatan lainnya aan menyebaban semain banyanya [] H. Gamantyo, Model Statisti Vetor Kanal Radio Untu Propagasi Lintasan Jama Dalam Ruang, IES Politeni Eletronia egeri Surabaya, 003. [] H. Hashemi, Impulse Respon Modeling of Indoor Radio Propagation Channels, IEEE Journal on Selected Areas in Communication, September 993. [3] H. Hashemi and David Tholl, Statistical Modeling and Simulation of the RMS Delay Spread of Indoor Radio Propagation Channels, IEEE Transactions on Vehicular Technology, vol. 43, no., Feb. 994 [4] E. Sousa, Delay Spread Meassurements for the Digital Cellular Channel in Toronto, IEEE Transaction on Vehicular Technology, ovember 994 [5] Siswandari ur Adi, Analisa Korelasi Spatial Propagasi Kanal Radio,7 GHz Dalam Ruang Menggunaan Antena Array Planar Sintetis, IES 003,EEPIS-ITS Surabaya, April Biodata Penulis multimedia. ndaroe@ymail.com Christophorus Triaji Irwandaru dilahiran di Malang, Jawa Timur pada tanggal 8 Mei 986. Setelah lulus dari pendidian diploma, penulis melanjutan pendidian sarjana di Jurusan Teni Eletro ITS dengan bidang studi teleomuniasi Proceeding Seminar Tugas Ahir Jurusan Teni Eletro FTI - ITS 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memberikan kemudahan dan kemajuan dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang telekomunikasi. Ini dapat dibuktikan dengan
Lebih terperinciBAB III MODEL KANAL WIRELESS
BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem
Lebih terperinciKarakterisasi Kanal Radio Sistem Komunikasi High Frequency (HF) pada Lintasan Surabaya - Merauke
JURNL TEKNIK POMITS Vol., No., (4-6 Karaterisasi Kanal Radio Sistem Komuniasi High Frequency (HF pada Lintasan Surabaya - Meraue Nisa waliyah, Prasetiyono Hari Muti, dan Gamantyo Hendrantoro Jurusan Teni
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna aktif Detection
Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna atif Detection CDMA dengan Modulasi Quadrature Phase Shift Keying Berbasis Perangat Luna Saretta Nathaniatasha
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciPenempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming
JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul
Lebih terperinciModul 4 Small Scale Fading : Doppler Effect
Wireless Communication System Modul 4 Small Scale Fading : Doppler Effect Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015 1 Modul 4 Small Scale Fading : Doppler Effect 2 Subject a. Doppler Effect Small
Lebih terperinciPENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT
Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium
Lebih terperinciPropagasi Sinyal Pada Kanal Fading Komunikasi Bergerak
5. Propagasi Sinyal Pada Kanal Fading Revisi Juli 003 Modul 5 EE 471 Sistem Komuniasi Bergera Propagasi Sinyal Pada Kanal Fading Komuniasi Bergera Oleh : Nachwan Mufti A, ST 5. Propagasi Sinyal Pada Kanal
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MATRIKS KORELASI KANAL MIMO PITALEBAR DALAM RUANGAN PADA FREKUENSI 2,17-2,5 GHZ
KARAKTERISTIK MATRIKS KORELASI KANAL MIMO PITALEBAR DALAM RUANGAN PADA FREKUENSI 2,17-2,5 GHZ A. Muh. Saad 1), Gamantyo Hendrantoro 2) dan Puji Handayani 3) 1) Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB II POWER CONTROL PADA SISTEM SELULER CDMA DAN DIVERSITAS ANTENA
BAB II POWER CONTROL PADA SISTEM SELULER CDMA DAN DIVERSITAS ANTENA. Karateristi Kanal Wireless Pada sistem omuniasi mobile, sinyal yang ditransmisian melalui anal wireless aan mengalami proses propagasi
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,
Lebih terperinciPendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713
IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: aryobaskoro@mail.unnes.ac.id Abstrak. Karakteristik kanal wireless ditentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciPROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING
Konferensi asional Sistem dan Informatia 28; Bali, ovember 15, 28 KS&I8-44 PROGRAM SIMULASI UTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS IFIITE IMPULSE RESPOSE UTUK MEDIA PEMBELAJARA DIGITAL SIGAL PROCESSIG Damar Widjaja
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii
Lebih terperinciBAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)
BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) 7.1 Pendahuluan. Rele jara merespon terhadap banya inputsebagai fungsi dari rangaian listri yang panjang (jauh) antara loasi rele dengan titi gangguan. Karena impedansi
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciEstimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan hasil simulasi pengaruh K - factor pada kondisi kanal yang terpengaruh Delay spread maupun kondisi kanal yang dipengaruhi oleh frekuensi
Lebih terperinciESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR)
SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA SAL ESIMASI RAJECORY MOBILE ROBO MENGGUNAKAN MEODE ENSEMBLE KALMAN FILER SQUARE ROO (ENKF-SR) eguh Herlambang Zainatul Mufarrioh Firman Yudianto Program Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciPENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION
PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Wahyudi, Sorihi, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang e-mail : wahyuditinom@yahoo.com.
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI TEKNIK ALOKASI KANAL DDCA/PC DALAM MENEKAN PROBABILITAS KEGAGALAN PANGGILAN DAN MENINGKATKAN KAPASITAS SISTEM PADA CDMA
1 ANALISIS KONTRIBUSI TEKNIK ALOKASI KANAL DDCA/PC DALAM MENEKAN PROBABILITAS KEGAGALAN PANGGILAN DAN MENINGKATKAN KAPASITAS SISTEM PADA CDMA Yuni Mariana, L2F099654 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni,
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinciPEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN. B.T. Atmaja, A.S. Aisyah, dan D.
PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN (ICA) UNUK DEEKSI KERUSAKAN B.. Atmaja, A.S. Aisyah, dan D. Arifianto Jurusan eni Fisia,Faultas enologi Industri, Institut enologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutahir Penelitian dalam Sripsi ini merupaan pengembangan dari beberapa penelitian yang telah dilauan sebelumnya, yaitu mengenai inerja ombinasi
Lebih terperinciTanggapan Waktu Alih Orde Tinggi
Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel
BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3.1 Pengertian Analisis Disriminan Analisis disriminan merupaan sala satu metode yang digunaan dalam analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana ubungan antar variabel
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciDESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL
DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu, Tempat dan Tahapan Penelitian
36 BAHAN DAN METODE Watu, Tempat dan Tahapan Penelitian Penelitian dilasanaan seitar awal bulan Januari 2004 hingga bulan Maret 2005, dengan loasi utama di Laboratorium Karet Balai Penelitian Tenologi
Lebih terperinciPENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )
PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT
Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication
Lebih terperinciDesain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO
Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO Nurista Wahyu Kirana 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciDETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY
DETEKSI MULTI-KERUSAKAN PADA POMPA MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ARRAY 1 Anisatul auziyah 1, dan Dr. Dhany Arifianto, ST., M.Eng Jurusan Teni isia, aultas Tenologi Industri, Institut Tenologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni
Lebih terperinciDesain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO
Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Siherly Ardianta 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciDETEKSI ARAH KEDATANGAN SINYAL PADA ANTENA ARRAY KUBUS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC
ETEKSI ARA KEATANGAN SINYAL PAA ANTENA ARRAY KUUS ENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC Muhammad Syahroni Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln..Aceh Medan Km.280 uketrata 24301 INONESIA
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar
3 Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Eletrotenia Dasar Jamhir slami Pranata Laboratorium Pendidian (PLP) Ahli Muda Laboratorium Eletrotenia Dasar Faaultas
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FPGA UNTUK SISTEM SPREAD-SPECTRUM DAN ANALISA SIMULASI KANAL MULTIPATH MENGGUNAKAN CODE PN GOLD
58, Inovte, Volume 4, omor, April 4, hlm. 58-66 IMPLEMETASI FPGA UTUK SISTEM SPREAD-SPECTRUM DA AALISA SIMULASI KAAL MULTIPATH MEGGUAKA CODE P GOLD Anang Budiarso, Arifin Jurusan Teni Teleomuniasi Politeni
Lebih terperinciANALISA ALIRAN DAYA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV
ANALISA ALIRAN DAA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 0 K IBG Manuaba 1, Kade Amerta asa 1 Staff pengajar Teni Eletro Faultas Teni Universitas Udayana Kampus Buit Jimbaran, Bali, 80361 Staff
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciPencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan
Abstra Pencitraan omografi Eletri dengan Eletroda Planar di Permuaan D. Kurniadi, D.A Zein & A. Samsi KK Instrumentasi & Kontrol, Institut enologi Bandung Jl. Ganesa no. 10 Bandung Received date : 22 November2010
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana
K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas
Lebih terperinciSIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE
SIMULASI FILR KALMAN UNUK SIMASI SUDU DNGAN MNGGUNAKAN SNSOR GYROSCOP Wahyudi *), Adhi Susanto **), Sasongo Pramono **), Wahyu Widada ***) Abstact he Kalman filter is a recursive solution to the process
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau
Lebih terperinciVariasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D
Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciPEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA
PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan
I. PENDAHULUAN. Latar Belaang Teori graf merupaan salah satu bagian ilmu dari matematia dan merupaan poo bahasan yang relatif muda jia dibandingan dengan cabang ilmu matematia yang lain seperti aljabar
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye
Lebih terperinciKONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION
Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 29; Bali, November 14, 29 KONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION Sofyan Tan, Lie Hian Universitas Pelita Harapan,
Lebih terperinciPerancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak
Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak Akhmad Zainul Khasin, Yoedy Moegiharto, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi Laboratorium
Lebih terperinciTUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I
TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN Nama : Dwi Shinta Marselina A. Pengertian Desain Esperimen BAB I Desain Esperimen Merupaan langah-langah lengap yang perlu di ambil jauh sebelum esperimen dilauan supaya data
Lebih terperinci( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciPERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME MENGGUNAKAN PERSAMAAN SIMULTAN BERBASIS TRAJEKTORI KRITIS TANPA KONTROL YANG TERHUBUNG DENGAN INFINITE BUS
PROCEEDIG SEMIAR TUGAS AKHIR ELEKTRO ITS, (4) -6 PERHITUGA CRITICAL CLEARIG TIME MEGGUAKA PERSAMAA SIMULTA BERBASIS TRAJEKTORI KRITIS TAPA KOTROL YAG TERHUBUG DEGA IIITE BUS M. Abdul Aziz Al Haqim, Prof.
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS
BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS.1 Karakteristik Kanal Nirkabel Perambatan sinyal pada kanal yang dipakai dalam komunikasi terjadi di atmosfer dan dekat dengan permukaan tanah, sehingga model perambatan
Lebih terperinciPerancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak
Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Winda Aulia Dewi 1, Yoedy moegiharto 2, 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Telekomunikasi, 2 Dosen Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik
Lebih terperinciBAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR
BAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR 3. Dimensi Partisi Graf Kipas (F n ) Berdasaran Proposisi dan Proposisi, semua graf G selain graf P n dan K n memilii 3 pd(g) n -. Lebih husus, graf Kipas
Lebih terperinciTransformasi Wavelet Diskret Untuk Data Time Series
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 Transformasi Wavelet Disret Untu Data Time Series S - 11 11 Vemmie Nastiti Lestari, Subanar Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA
94 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENCARIAN RUTE TERPENDEK DI KOTA SURABAYA Yudhi Purwananto 1, Diana Purwitasari 2, Agung Wahyu Wibowo Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciPENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR
PENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR Andi Rusdin* * Series data of sea surface elevation is required to determine the parameters of tidal and wave parameters. The
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Keranga Pemiiran Pemerintah ahir-ahir ini sering dihadapan pada masalah persediaan pupu bersubsidi yang daya serapnya rendah dan asus elangaan di berbagai loasi di Indonesia.
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciEstimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,
Lebih terperinciKENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi
KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA Thiang, Resmana, Wahyudi Jurusan Teni Eletro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalanerto 121-131 Surabaya Email : thiang@petra.ac.id,
Lebih terperinciModel Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009
Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan
Lebih terperinciNeural Network menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu:
2.4 Artificial Neural Networ 2.4.1 Konsep dasar Neural Networ Neural Networ (Jaringan Saraf Tiruan) merupaan prosesor yang sangat besar dan memilii ecenderungan untu menyimpan pengetahuan yang bersifat
Lebih terperinciPENERAPAN AKAR KUADRAT PADA ENSEMBLE KALMAN FILTER (EnKF) ABSTRAK
PENERAPAN AKAR KUADRA PADA ENSEMBLE KALMAN FILER (EnKF) Jasmir 1, Erna Apriliani 2, Didi Khusnul Arif 3 Email: ijas_1745@yahoo.co.id ABSRAK Ensemble Kalman Filter (EnKF) merupaan salah satu metode untu
Lebih terperinciModifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa
187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this
Lebih terperinciPengaruh Masuknya Penambahan Pembangkit Baru kedalam Jaringan 150 kv pada Kapasitas Circuit Breaker
Pengaruh Masunya Penambahan Pembangit Baru edalam Jaringan 150 V pada Kapasitas Circuit Breaer Emelia, Dian Yayan Suma Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang
Lebih terperinciEstimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM
Estimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM Nama : Mulyono NRP : 2210203007 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, Ph.D 2. Ir. Titiek Suryani,
Lebih terperinciMETODE WATERMARKING UNTUK PENYISIPAN INDEKS DATA PADA IMAGE MENGGUNAKAN HAAR TRANSFORMASI WAVELET
METODE WATERMARKING UNTUK PENYISIPAN INDEKS DATA PADA IMAGE MENGGUNAKAN HAAR TRANSFORMASI WAVELET Maryanti 1, Nana Juhana, ST. 1, Manahan P.Siallagan S.Si, MT. 1 1) Jurusan Teni Informatia, FT, UNIKOM
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
e SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN BALOK KAYU EBONI DENGAN METODE UNGSI TRANSER Naharuddin * Abstract The aim of the earch is to establish the characteristic of ebony beam
Lebih terperinci