Bab 2 STUDI LITERATUR. 2.1 Model Uji Fisik Prinsip Pemodelan Fisik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 STUDI LITERATUR. 2.1 Model Uji Fisik Prinsip Pemodelan Fisik"

Transkripsi

1 Bab SUDI IERAUR Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai.1 Model Uji isik Untuk daat eecahkan easalahan teknik aa insinyu teknik begantung ada tiga teknik yang bebeda naun saling tekait satu dengan yang lainnya, teknik-teknik ini adalah: Obseasi dan engukuan laangan, Obseasi dan engujian laboatoiu Kalkulasi ateatis..1.1 Pinsi Peodelan isik Studi laboatoiu ada uunya dinaakan odel fisik kaena enggunakan eoduksi iniatu dai sebuah siste fisik. Peodelan isik tidak dielukan selaa eodelan nueik daat enggabakan fenoena fisik yang sebenanya. Belu seua fenoena fisik daat di-ateatika-kan saai saat ini Jadi Peodelan isik daat dilakukan aabila: 1. enoena yang akan dilihat adalah fenoena kestabilan dai bangunan antai.. Data kalibasi laangan untuk eodelan ateatika tidak tesedia.. Aea yang diodelkan tidak telalu luas diana aksiu skala eodelan adalah aksiu 1:4. Aabila eodelan dengan skala lebih kecil dai 1:4 seisal 1:5, aka tedaat kondisi diana efek tegangan eukaan ai daat beakibat besa tehada oses eodelan di laboatoiu. Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai

2 4. idak ada odel ateatika untuk eodelkan suatu easalahan. Selanjutnya aabila tejustifikasi bahwa uji fisik haus dilaksanakan, aka haus ditentukan wahana uji fisik ana yang cocok untuk suatu kasus. Wahana yang ada adalah: 1. Pada saluan gelobang -D. Pada kola gelobang -D Uji isik dilakukan ada saluan gelobang -D bila didaatkan: 1. Peodelan dilakukan untuk engaati kestabilan suatu bangunan antai.. Peodelan dilakukan untuk engaatan detail dengan skala besa yakni lebih besa dai 1:1, sehingga efek skala bisa diinialisi. Pinsi Peodelan isik adalah : 1. Menentukan aiabel yang beengauh dala suatu fenoena di laangan seeti tinggi gelobang, keiingan stuktu dll.. Melakukan enyedehanaan aiabel ada oint (1) di atas untuk eudahkan identifikasi eodelan yang dielukan. Poses enyedehanaan aiabel adalah dengan caa analisa diensi.. Setelah analisa diensi dilakukan aka diidentifikasikan aiabel aa saja yang akan digunakan dan diubah-ubah nilainya, hal ini juga engingat ketebatasan biaya dan keauan laboatoiu. 4. Melakukan en-skala-an dai ototie enjadi odel yakni einiatukan ototie enjadi lebih kecil untuk diletakkan di laboatoiu, untuk itu digunakan insi bahwa aaete bilangan oude antaa ototie dan odel haus saa..1. ujuan Peodelan isik Sendsen (1985) ebuat tiga tujuan yang daat dikeja enggunakan odel fisik (atau ekseien laboatoiu): 1. Mencai endekatan kualitatif ke dala fenoena yang belu tedefinisikan atau diahai (seeti foasi tubulensi ketika gelobang ecah, foasi dai lubang scou/geusan ada stuktu antai).. Mendaatkan engukuan untuk eeifikasi sebuah hasil teoitis (seeti gelobang nonlinea ada aus seaah atau gelobang nonlinea yang saling beinteaksi). Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai -

3 . Mendaatkan engukuan untuk fenoena yang begitu uitnya hingga tidak daat didekati secaa teoitis (seeti stabilitas beakwate ubble-ound atau susensi sedien ada dasa laut ile (ile bed))..1. Keuntungan dai Model isik Model-odel fisik dibangun dan dioeasikan dengan skala yang dikuangi, enawakan sebuah ilihan dala hal eeiksa fenoena antai yang beada jauh di lua keauan analisa kita. Dalyle (1985) enyatakan dua keuntungan yang daat dieoleh dengan enggunakan odel fisik untuk eelikasi oses antai (neashoe): 1. Ukuan odel yang kecil engijinkan enguulan data yang lebih udah seanjang eatuan ada biaya yang dikuangi, diana enguulan data laangan lebih ahal dan sulit, dan siulasi engukuan laangan sangat sulit dicaai.. Ekseien daat kita kendalikan sesuai keauan laboatoiu.. Daat elihat uan balik secaa langsung..1.4 Keugian dai Model isik Meskiun tedaat bebeaa keuntungan yang telihat jelas dala ekseien dan eodelan fisik, odel fisik hidaulik eiliki bebeaa efek seius, teutaa: 1. Efek skala Efek skala yang uu tejadi ada odel antai adalah gaya iskos/kekentalan yang elatif lebih besa ada odel beskala dibandingkan ada kondisi ototienya. Seakin kecil skala (di atas 1:4) aka efek iskositas, atauun efek tegangan eukaan ai akan enjadi besa tehada keseluuhan ekseien.. Efek laboatoiu Efek laboatoiu daat eengauhi oses yang disiulasikan ada tingkatan diana endekatan yang layak dai ototie tidak daat dienuhi. Efek laboatoiu seeti ini uncul dai ketidakauan untuk encitakan kondisi gaya yang ealistis dan engauh batasan odel ketika disiulasikan. Sebuah efek laboatoiu yang uu uncul ketika gelobang acak dibangkitkan di dala odel untuk eekiakan aah gelobang yang tejadi ada kondisi yang sebenanya di ala. ekadang seua fungsi gaya dan kondisi batas yang belaku di ala, tidak dilibatkan di dala odel fisik, dan fungsi seta kondisi yang hilang ini haus dibuat enilaian dan diehitungkan dala Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai -

4 ealuasi dai hasil odel. Sebagai contoh, tegangan gese angin yang bekeja ada eukaan bebas daat ebangkitkan sikulasi aus dekat antai yang signifikan di ala, yang tentunya tidak diteukan ada odel, yang hanya elibatkan ebangkitan gelobang ekanik.. Analisa Diensi Analisa diensi adalah alat konsetual yang seing diteakan dala ilu teknik untuk eahai keadaan fisik yang elibatkan besaan fisik yang bebeda-beda untuk eeiksa keteatan enuunan esaaan, Jadi, Konse dasa analisa diensi adalah enyedehanakan julah aiabel teisah yang tecaku dala suatu siste fisik tetentu enjadi gu aiabel tak bediensi dengan julah yang lebih kecil. Susunan gu aiabel diilih sedeikian ua sehingga asing-asing gu enggabakan kaakteistik fisik yang signifikan. Dala Siste Intenasional, seua aaete fisik dala teknik kelautan daat dinyatakan dala tiga diensi dasa yakni assa (M), anjang (), waktu (). Vaiabel daat dibedakan bedasakan diensinya enjadi Geoetis dengan diensi Kineatis dengan diensi, Dinais dengan diensi M,, Vaiabel ak Bediensi Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai -4

5 abel. 1 Contoh Vaiabel (Douglas et al.,1986; Julien,1995). Vaiabel Sibol Diensi Satuan SI Geoetis () Panjang, x, y uas A Volue V Kineatis (,) Keceatan,u / /detik Peceatan a / /detik Debit satuan q atau Q / /detik Debit Q atau / A / /detik Kekentalan Kineatis ν atau µ / /detik Dinais (M,,) Massa atau /a M Kg Gaya = a atau g M/ kg /detik ekanan P = A M/( ) N/ Keaatan assa ρ M/ kg/ ak Bediensi Keiingan (sloe) S Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai -5

6 Vaiabel Sibol Diensi Satuan SI Secific Gaity G = γ s γ ai Bilangan Reynolds R e = uh ν Bilangan oude = ν gy eoi analisa diensi adalah uni ateatika diensi dan kuantitas, yang tedii dai etoda ebentukan aiabel-aiabel yang signifikan ke dala gu yang tak bediensi. Satu langkah etaa dala analisa diensi dala satu fenoena fisik adalah eutuskan aiabel fisik aa saja yang beengauh dala fenoena fisik yang ditinjau. Setelah aiabel fisik ini ditentukan aka daat dilakukan ekseien di laboatoiu untuk enentukan hubungan antaa aiabel ini. ehada aiabel ini dilakukan analisa diensi untuk dieoleh aiabel tak bediensi yang euakan kobinasi antaa aiabel-aiabel fisik ini. Sehingga julah aiabel yang ditinjau dala satu ekseien enjadi bekuang. Alasan engaa analisa diensional digunakan adalah: 1. Hasil odel fisik besifat uu, daat belaku di laangan, dan tidak tegantung ada siste unit satuan tetentu (SI, Aeican Units, dll).. ebih sedikit aiabel yang dikejakan. Konse dasa analisa diensi adalah enyedehanakan julah aiabel teisah yang tecaku dala suatu siste fisik tetentu enjadi gu aiabel tak bediensi dengan julah yang lebih kecil. Susunan gu aiabel diilih sedeikian ua sehingga asing-asing gu enggabakan kaakteistik fisik yang signifikan. eoi analisa diensi adalah uni ateatik dan kuantitas, yang tedii dai etoda ebentukan aiabel-aiabel yang signifikan ke dala gu yang tidak bediensi. Salah satu teoi analisa diensi yang akan dibicaakan dala hal ini adalah Metoda Buckingha-π. Analisis diensi eliuti langkahlangkah: 1. Identifikasi aiabel indeenden yang enting yang eengauhi oses.. Pilih aiabel ana yang akan enjadi aiabel deenden.. entukan beaa banyak oduk aiabel tak bediensi yang dieoleh dengan analisa diensi. 4. Reduksi aiabel siste enjadi bebeaa aiabel tak bediensi indeenden. Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai -6

7 Aabila kita lihat langkah 4. di atas, kita daat engetahui bahwa ihak eneliti akan lebih udah eng-analisa suatu kejadian dengan hanya tegantung ada aiabel yang lebih sedikit. Hal lain yang beguna aabila kita bekeja dengan aiabel tak bediensi adalah genealisasi dai enggunaan hasil dai enelitian untuk diteakan di laangan, diana ada hasil yang diesentasikan dala bentuk aiabel tak bediensi belaku tana elu eehatikan siste satuan atau lokasi seeti lot di bawah ini. Gaba. 1 Vaiabel tak bediensi A dan B dai hasil ekseien, dan gafik ini belaku untuk seluuh siste satuan. Satu fenoena yang bentuk esaaannya tak tegantung dai unit engukuan, esaaan tesebut daat dieduksi enjadi oduk aiabel tak bediensi yang asingasing aiabel tak bediensi tesebut tebentuk dai aiabel-aiabel bediensi. Metode Buckingha Phi (π) Metoda Buckingha-π enyatakan bahwa kuantitas fisik sejulah n dengan diensi dasa secaa uu daat disusun enjadi hanya (n-) gu diensi indeendent yang dikenal dengan nisbah (atio) π. Jika julah aiabel ditulis dengan n, dan diensi dasa ditulis dengan, aka julah aiabel non-diensional (δ ) yang dihasilkan dai analisa diensional adalah, δ = n...(.1) Secaa uu, atuan eakaian etoda ini adalah: 1. Vaiabel yang teilih haus aiabel fisik yang teenting. Vaiabel yang teilih haus eliuti seua diensi. Vaiabel indeenden yang tidak beulang sedaat ungkin haus diasukkan 4. Vaiabel alian dasa yang elean haus diasukkan, yaitu: Vaiabel geoetis () Vaiabel kineatis (,) Vaiabel dinais (,,M) Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai -7

8 angkah-langkah eakaian adalah: 1. Meeduksi data Buat dafta seua aiabel fisik yang tekait dala suatu siste bedasakan tienya: aiabel geoetis, kineatis, dan dinais.. Matik diensi satuan Buat atik diensi satuan dai aiabel fisik ada oint (1).. entukan Julah oduk non-diensional Menggunakan esaaan (.1) 4. uunkan nisbah (atio) π k1 k k [ ] [ ] [ ] [ ] kn π = V V V... V...(.) δ 1 n Selesaikan esaaan (.) Didasakan endaatkan aiabel indeenden dan deenden yang diinginkan.. Penskalaan..1 Skala Model Skala odel daat dibedakan bedasakan, 1. Kaakteistiknya i. odel fisik a. odel hidolis odel b. odel non-hidolis ii. odel nueik. Gaya yang doinan i. odel Reynolds ii. odel oude iii. odel Newton i. odel Eule. odel Webbe Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai -8

9 . Jenis dasa odel i. odel dasa teta (fixed bed odel) ii. odel odel dasa beubah (oeble bed odel) 4. Jenis alian, dan koessibilitas fluida... Menentukan Skala Model Skala dasa untuk sebaang odel hidolis adalah skala geoetis, yaitu nisbah antaa diensi anjang dala odel dan diensi anjang dala ototie. Peilihan skala geoetis yang cocok tegantung ada tie siste fluida yang akan distudi, dan begantung ada uang yang tesedia untuk ebuat odel. Naun deikian esyaatan kesetaaan dinais daat diakai juga untuk enentukan skala odel yang lain. Hal ini dielukan untuk endaatkan odel yang eenuhi kesetaaan dinais sehingga engukuan yang dilakukan ada odel daat digunakan untuk enentukan haga-haga dala ototie. Walauun kiteia skala begantung ada huku odel khusus yang haus diikuti, osedu yang diakai untuk enentukan skala tidak beubah. Oleh kaena itu disini hanya akan dibahas dua aca huku yang aling banyak diakai dala odel hidolika, yaitu huku odel untuk gaya gaitasi dan gaya iskositas. Sedangkan skala odel bedasakan gaya-gaya yang lain akan dibeikan esuenya dala tabel. Kiteia oude Jika gaya gaitasi doinan dala suatu siste, aka skala odel yang diakai bedasakan Bilangan oude. Bilangan oude haus saa antaa odel dan ototie. ( ) ( ) =... (.) g = g... (.4) diana subski dan enunjukkan odel dan ototie. Dengan engangga bahwa eceatan gaitasi adalah konstan diseluuh uka bui, aka Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai -9

10 = 1... (.5) Dala hal ini / dinaakan skala geoeti. Dala ebahasan disini skala geoetis selalu dibeikan dala bentuk /, dan nisbah dinyatakan dengan satuan enyebutnya. Pesaaan (.5), dan skala-skala lain yang akan diuaikan, daat dinyatakan dala (dua) caa. Petaa diakai untuk enentukan keceatan diana odel haus dioeasikan untuk enjain bahwa odel akan ensiulasi keceatan ototi secaa akuat. = 1....(.6) Kedua, kobinasi yang lebih uu, yaitu diakai untuk eediksi keceatan ototi bedasakan keceatan yang diuku dai odel. = 1... (.7) Skala lain daat dituunkan dengan enstansfoasikan esyaatan oude kedala bentuk yang lain. ansfoasi untuk enentukan koonen skala waktu dilakukan dengan caa: sehingga...(.8) = 1 1 atau =...(.9) Skala gaya ditentukan dengan caa yang sedikit bebeda. Kaena gaya inesia selalu diehitungkan ada seua siste fluida, aka ada uunya skala gaya didasakan ada nisbah antaa gaya teuku dan gaya inesia, atau Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai

11 Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai 1 = ρ ρ....(.1) sehingga, = ρ ρ... (.11) Jika odel dan ototi enggunakan edia fluida yang saa, nisbah aat assa saa dengan unity, sehingga esaaan (.11) enjadi = atau =....(.1) Skala Reynolds Skala untuk odel yang elibatkan gaya iskositas dikebangkan dengan caa esis diatas, hanya disini digunakan gaya iskositas: =... (.1) atau =....(.14) Selanjutnya, waktu dan gaya daat dituunkan sebagai beikut: = atau =... (.15) dan = ρ ρ... (.16)

12 Jika ada odel diakai fluida yang saa, dan dioeasikan ada kondisi yang saa, aka aat assa dan iskositas antaa odel dan ototi adalah saa, sehingga esaaan-esaaan (.15) dan (.16) betuut-tuut enjadi, = = 1 atau atau =...(.17) o =...(.18) Besaan-besaan yang lain daat dituunkan dengan caa yang saa. abel. eelihatkan skala odel untuk aaete geoetis, kineatis, dan dinais bedasakan huku oude, Reynolds, Webe, dan Cauchy. abel. Skala odel bedasa kiteia yang diakai. Kaakteistik Sibol Diensi Skala odel dai huku yang diakai oude Reynolds Webe Coucy Geoetis Panjang, leba, B M inggi, kedalaan H, d M uas A Volue, isi V Kineatis Waktu S ekuensi s -.5 Keceatan V /s Peceatan A /s - - Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai

13 Kaakteistik Sibol Diensi Skala odel dai huku yang diakai oude Reynolds Webe Coucy Gaitasi G /s - - Debit Q /s Debit/satuan leba Q 1.5 /s..5 Dinais Massa kg Iulse i kg./s.5.5 Viskositas dinais μ kg./ Raat assa Ρ kg/ Gaya (Beat) N Keja W N 4 Moen M N 4 Enegi E N 4 egangan eukaan Σ N/ 1 ekanan P N/ - Beat sesifik γ N/ - - enaga P N/ja.5.5 Keteangan : = / Sube: Robet J Kodoatie,. Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai

14 Dala eodelan fisik bangunan engaan antai, yang digunakan adalah skala dengan kiteia oude... Model edistosi Dala bebeaa kasus, dielukan ebuatan odel yang tidak setaa bena dengan ototinya. Khususnya untuk odel-odel yang sangat luas, isalnya sungai, estuai, elabuhan, oses antai, dan lain-lain, odel tidak daat dibuat sebesa yang sehausnya. Dai segi biaya dan uang, lebih diinginkan ebuatan odel yang lebih kecil. Naun hal ini enyebabkan kedalaan akan enjadi hanya bebeaa illiete, deikian juga kekasaan eukaan, sehingga kondisi tubulen tidak daat tecaai. Oleh kaena itu dielukan jalan kelua untuk eenuhi kedua esyaatan tesebut dan sekaligus etibangan biaya dan uang. Jalan kelua yang daat diteuh adalah ebuatan odel tedistosi, yaitu suatu odel diana skala diensi etikal tidak saa dengan skala diensi hoizontal. Ada bebeaa alasan yang daat dikeukakan, engaa kita elu eakai odel tedistosi, yaitu: Menguangi biaya Meekecil uang Meeceat keceatan alian Meeendek waktu engetesan odel Meningkatkan Bilangan Reynolds dala odel Meebaiki secaa elatif tingkat akuasi engukuan Menguangi kehilangan ai dala odel Model tedistosi etikal adalah alat untuk encaai sedekat ungkin kesetaaan tehada oses alaiah dengan eehatikan aaete kaakteistik tetentu yang doinan. Model ini selalu diakai ketika kesetaaan geoeti odel tidak tedistosi secaa teknis tidak daat dibuat. Disaing alasan eilihan odel tedistosi tesebut diatas, ada bebeaa ketebatasan dala ebuat odel tedistosi, yaitu: Ketesediaan uang dala laboatoiu ebatasi ukuan aksiu odel yang akan dibuat (scale-liit sace). Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai 4

15 oleansi aksiu yang diekenankan dala ebuat odel juga ebatasi batas aksiu skala odel yang ungkin dibuat. K Untuk enghindai kekasaan odel yang belebihan, kekasaan odel lebih dai seuluh kali dai kekasaan ototie tidak boleh K. Ketentuan ini juga beean ikut K K = K s enentukan skala odel.. Jika ateial ganula tidak kohesif (non-cohesie) diakai untuk odel dasa tidak teta (oeble bed), ukuan atikel haus cuku besa untuk encegah tejadinya tansotasi atikel tesebut oleh alian (soothness liit). Kaasitas debit aksiu ada laboatoiu juga ungkin enjadi enentu skala odel yang dibuat (dischage liit). Dala odel tedistosi dikenal aa yang disebut fakto distosi atau laju distosi n yang enyatakan hubungan antaa skala hoizontal tehada skala etikal, n = H V = = 1 untuk odel tedistosi etikal, dan n H V untuk odel tidak tedistosi. Pebandingan kuantitas fisik untuk odel tedistosi dan tidak tedistosi bedasakan huku odel oude disajikan dala abel. beikut, abel. Pebandingan Skala Model Antaa Model edistosi dan ak edistosi. > 1 Quantitas fisik Satuan ak edistosi edistosi Panjang M H eba inggi, kedalaan M M H uas H. V atau H Volue H. Waktu Dt 1/ ( H.n).5 = ( H / ).5 ekuensi 1/dt / ( H.n) -.5 = ( H / ) -.5 Keceatan /dt 1/ ( H /n) = Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai 5

16 Peceatan /dt 1/n = / H Debit.5 /dt ( H.5 /n 1.5 ) = H / 1.5 Gaya N - ekanan N/ H/n = Beat sesifik N/ 1/n = /H Bilangan Reynolds (H/n)1.5 = 1.5 Sube: Robet J Kodoatie,. Di dala ebahasan selanjutnya ebandingan antaa skala odel:skala ototie untuk suatu kuantitas tetentu dilabangkan dengan N, = = N V V = N V Diana dsb N adalah ebandingan antaa skala anjang odel dan ototie. ebandingan antaa skala keceatan odel dan ototie. N V adalah Uji Model isik Peecah Gelobang ie iang Pancang Betiai 6

Bab III. Dasar Teori

Bab III. Dasar Teori Bab III Dasar Teori Pada dasarnya, engujian yang dilakukan untuk engetahui koefisien refleksi dan transisi odel eecah gelobang struktur akresi ineral, adalah suatu uaya untuk ereroduksi suatu keadaan laangan

Lebih terperinci

Perancangan Poros Transmisi

Perancangan Poros Transmisi Peancangan Poos Tansisi 1. ebuah oos tansisi beuta 6 dan dituu oleh bantalan seeti telihat ada gaba. Daya sebesa h ditansisikan ke oos elalui ulley bediaete 18 yang eiliki beat lb dengan asio tegangan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Mekanika Fluida 1. (Courtesy of Dr. Yogi Wibisono)

Mekanika Fluida 1. (Courtesy of Dr. Yogi Wibisono) Mekanika Fluida (Coutesy of D. Yogi Wibisono) Manomete U: Dasa teoi a dan b daat sebagai tekanan fluida, atau a daat sebagai tekanan fluid dan b tekanan atmosfe Caian A dan B tak becamu a Z R b 5 4 3

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk

BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN 4. Waktu Temuh Gelombang Ultasonik Tansit time ultasoni flowmete memanfaatkan adanya ebedaan waktu temuh gelombang ultasonik antaa waktu usteam dan downsteam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 03

Xpedia Fisika. Mekanika 03 Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

46. UMPTN 1994 Rayon A kode 22 Pada rangkaian listrik di bawah ini, hambatan luar R variable. Daya listrik pada hambatan luar R akan maksimum jika :

46. UMPTN 1994 Rayon A kode 22 Pada rangkaian listrik di bawah ini, hambatan luar R variable. Daya listrik pada hambatan luar R akan maksimum jika : istik dan agnet 45. UMTN 99 ayon Suatu aat eanas istik yang habatannya 4 oh khusus diakai untuk beda otensia vot. ia aat tesebut digunakan untuk eanaskan kg ai sehingga teeatue naik dai 5 enjadi 45, waktu

Lebih terperinci

4. Metode Mekanika Statistik

4. Metode Mekanika Statistik 4. Metode Mekanika Statistik Reesentatif ensemble ada bebeaa sistem Distibusi Kanonik Fungsi Patisi dan ntoi Sistem Kanonik Besa 4.1. Reesentatif nsemble ada Bebeaa Sistem Sistem teisolasi: Ada atikel

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN POPULASI SATU SPESIES DENGAN TUNDAAN WAKTU DISKRIT

MODEL PERTUMBUHAN POPULASI SATU SPESIES DENGAN TUNDAAN WAKTU DISKRIT Ono Rohaeni Model Petubuhan Populasi Satu Spesies MODEL PERTUMBUHA POPULASI SATU SPESIES DEGA TUDAA WAKTU DISKRIT Ono Rohaeni Staf Pengaja Poga Studi Mateatika FMIPA Univesitas Isla Bandung e-ail: onoohaeni@gail.co

Lebih terperinci

Ade Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI

Ade Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Teaannya (Bimaste) Volume 06, No. 3(2017), hal 177 182. PERBANDINGAN METODE BENEFIT PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR DAN TIPE CONSTANT PERCENT PADA PENDANAAN PENSIUN MANFAAT

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Research Consortium OPPINET, Institut Teknologi Bandung

Research Consortium OPPINET, Institut Teknologi Bandung IATMI 006-TS-9 PROSIDING, Siosiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 006 APLIKASI NILAI EFISIENSI ALIRAN DAN METODE SEQUENTIAL

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo Kecepatan ato gas dengan distribusi Mawell-Boltzann () Oleh: Purwadi Raharjo Dala proses odifikasi perukaan bahan, kita ungkin sering endengar teknologi pelapisan tipis (thin fil). Selain pelapisan tipis,

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN EMN GI INGGUNG EKUTU DU LINGKN Oleh: nang Wibowo,.d M Negei onoogo Mei EMN GI INGGUNG EKUTU DU LINGKN Eail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.co.cc www.atikzone.wodpess.co H : 8 8 8 8 (M onl) Hak Cipta

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG SEKUTU DUA LINGKARAN MN GI INGGUNG KUTU DU LINGKN Oleh: nang Wibowo.d WWW.MTIKZON.WOD.COM pil www.atikzone.wodpess.co atikzone@gail.co MN GI INGGUNG KUTU DU LINGKN ail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co www.etung.wodpess.co

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

MODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET)

MODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) Junal Ilu Mateatika dan Teapan Desebe 2016 Volue 10 Noo 1 Hal. 107 115 MODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) Taufan Talib Poga Studi Mateatika, Univesitas Halahea Jl.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

REFLEKSI. Fisika SMA / MA Kelas XI

REFLEKSI. Fisika SMA / MA Kelas XI REFLEKSI Setelah Anda epelajai keseluuhan atei pada bab ini, buatlah sebuah peta konsep vesi Anda. Anda bebas ebuat odel, bentuk, dan isinya. Bandingkan peta konsep Anda dengan tean sekelas. Diskusikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/23/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/23/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus Fisika-TEP FTP UB /3/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik usat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik usat assa benda koosit.

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Impuls dan Momentum By. Aan S. Arcadie

Impuls dan Momentum By. Aan S. Arcadie Iuls dan Moentu y. Aan S. Arcadie A. Iuls (I ---- Ns) ada saat Anda enendang bola, gaya yang diberikan kaki aada bola teradi dala waktu yang sangat singkat. Gaya seerti ini disebut sebagai gaya iulsif.

Lebih terperinci

log log. log q 1 log. log15

log log. log q 1 log. log15 . Bentuk sedehana dai ( + ( 0 adalah. a. b. + c. 8 d. 8 + e. 8 + Soal Ujian Nasional Tahun 007 ( + ( 0 = ( + (. = ( + ( = + + = + 8. Jika log = a dan log = b, maka log 0 =. a. b. c. d. e. a ab a( b a b

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor IV. STABILITAS LERENG I. Umum Leeng alam Bukit Galian Basement Leeng buatan Timbunan tanggul jalan bendung Gaya-gaya d o o n g Doong membuat tanah longso Lawan kuat gese tanah - Beat sendii tanah (γ b,

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gravitasi

Fisika Dasar I (FI-321) Gravitasi Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini Gavitasi Inteaksi (Gaya) Fundaental di ala 1. Inteaksi Kuat. Inteaksi lektoagnetik 3. Inteaksi Leah 4. Inteaksi Gavitasi Meupakan inteaksi yang paling Leah Tidak Bepengauh/Diabaikan

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

Penaksiran Parameter dari Variansi Vektor pada Pengujian Hipotesis Kesamaan Matriks Kovariansi

Penaksiran Parameter dari Variansi Vektor pada Pengujian Hipotesis Kesamaan Matriks Kovariansi Vol. 3 No. 7-77 Jul 06 Penasan Paaete da Vaans Veto ada Pengujan Hotess Kesaaan Mats Kovaans Nasah Sajang Absta Vaans veto euaan salah satu uuan dses data yang ddefnsan sebaga julah da seua eleen dagonal

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

Persamaan Garis Singgung Sekutu 2 Buah Lingkaran

Persamaan Garis Singgung Sekutu 2 Buah Lingkaran Matei esaaan Gais inggung ekutu Buah Lingkaan Oleh: nang Wibowo.d pil MatikZone s eies Eail : atikzone@gail.co Blog : www.atikzone.wodpess.co H : 8 897 897 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilaang engkutip

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

Contoh 1. = 3, 75 cm 3 Ditanya : m Jawab : m = ρv = 19,3 x 3,75 = 27,375 gra m

Contoh 1. = 3, 75 cm 3 Ditanya : m Jawab : m = ρv = 19,3 x 3,75 = 27,375 gra m Contoh. Seotong eas yang bentuknya seerti seeda akan di tentukan assanya. Eas di asukkan dala gelas ukur yang sebelunya telah berisi air, seerti gabar. Ternyata, skala yang ditunjukan oleh eukaan air dala

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

Sekolah Olimpiade Fisika

Sekolah Olimpiade Fisika SOLUSI SOAL SIMULASI OLIMPIADE FISIKA SMA Juli 06 TINGKAT KABUPATEN/KOTA Waktu : 3 ja Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co davitipayung@gail.co. Sebuah balok (aa

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODA PELETAKAN AKAR ADAPTIF LANGSUNG PADA TANGKI REAKTOR. Iskandar Aziz Dosen PNS dpk pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Almuslim ABSTRAK

METODA PELETAKAN AKAR ADAPTIF LANGSUNG PADA TANGKI REAKTOR. Iskandar Aziz Dosen PNS dpk pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Almuslim ABSTRAK METODA PELETAKAN AKAR ADAPTIF LANSUN PADA TANKI REAKTOR Iskandar Aziz Dosen PNS dk ada Progra Studi Teknik Siil Universitas Alusli ABSTRAK Tulisan ini eresentasikan etoda eletakan akar adatif langsung

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

ANALISIS DATA GEOFISIKA MONITORING GUNUNGAPI BERDASAR PENGEMBANGAN PEMODELAN ANALITIK DAN DISKRIT

ANALISIS DATA GEOFISIKA MONITORING GUNUNGAPI BERDASAR PENGEMBANGAN PEMODELAN ANALITIK DAN DISKRIT ANALISIS DATA GEOFISIKA MONITORING GUNUNGAPI BERDASAR PENGEMBANGAN PEMODELAN ANALITIK DAN DISKRIT HENDRA GUNAWAN Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sai Seiing dengan eneaan metoda engukuan

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

= (3) (1) Dalam metode ½ interval: (2) Gambar 1 Metode interpolasi linier Dr.Eng. Agus S. Muntohar Department of Civil Engineering

= (3) (1) Dalam metode ½ interval: (2) Gambar 1 Metode interpolasi linier Dr.Eng. Agus S. Muntohar Department of Civil Engineering Analisa Teapan: Metode Nueik Peteuan ke-4: 7 Septebe 01 Pesaaan Non-inie: Metode Intepolasi inie (False-Position Method Depatent o Civil Engineeing 1 1 Penganta ( ( 0 ( Dala etode ½ inteval: ( * ( < 0

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN KABEL LISTRIK DI BAWAH TANAH

PEMODELAN SISTEM RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN KABEL LISTRIK DI BAWAH TANAH Peodelan Siste Rada untuk Mendeteksi....Ai D, dkk PEMODELAN SISTEM RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN KABEL LISTRIK DI BAWAH TANAH Ai D 1, Indawati 2, Akhya 3 1,3 Dosen Juusan Teknik Elekto Politeknik Negei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

Gambar 5. Siklus Stirling. Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi

Gambar 5. Siklus Stirling. Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi Siklus Stiling Silus ini ditemukan oleh Stiling, dimana tedii dai dua oses isotemal dan dua oses olume konstan Dua oses teakhi tejadi dengan bantuan sebuah egeneato untuk membuat siklus ini eesibel Diagam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

DINAMIKA LINEAR Teori Singkat Hukum-hukum Newton tentang Gerak Gaya-gaya yang sering dijumpai dalam persoalan mekanika: maksimum

DINAMIKA LINEAR Teori Singkat Hukum-hukum Newton tentang Gerak Gaya-gaya yang sering dijumpai dalam persoalan mekanika: maksimum DINAIKA LINEAR Teori Singkat Huku-huku Newton tentang Gerak. Huku Newton Benda yang dia atau berada dala gerak dengan keceatan konstan akan terus berada dala keadaan geraknya kecuali ada gaya yang bekerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS JALUR

BAB III ANALISIS JALUR BAB III ANALISIS JALUR. Pendahuluan Analisis Jalu adalah suatu eluasan dai model egesi yang digunaan untu menguji ecocoan dai matis oelasi tehada dua atau lebih model ausal yang sedang dibandingan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PONDASI MESIN. Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang

BAB IV ANALISA PONDASI MESIN. Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4.1 Data Peencanaan Peencanaan pondasi mesin yang baik memelukan data-data penunjang yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat pembebanan pada pondasi mesin. Datadata penunjang

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Genap TA 2011/2012 FMIPA UGM

Ujian Akhir Semester Genap TA 2011/2012 FMIPA UGM Ujian Akhi eeste Genap TA / FMIPA UGM Mata Kuliah : Mekanika (MFF ) K : sks Hai/tanal Ujian : enin, Apil uan : U. Waktu Ujian : 7. 9. (esi ) Untuk: Fisika - A ifat Ujian : Buku Teuka Dosen Penapu : D.

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Vetikal Dain Laju konsolidasi yang endah pada lempung jenuh dengan pemeabilitas endah dapat dinaikkan dengan menggunakan dainase vetikal (vetical dain) yang mempependek lintasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UM UNDIP 2009 MATA PELAJARAN FISIKA KODE SOAL 191 Oleh : Fredi Yuas

PEMBAHASAN UM UNDIP 2009 MATA PELAJARAN FISIKA KODE SOAL 191 Oleh : Fredi Yuas PEMBAHASAN UM UNDIP 9 MATA PEAJARAN FISIKA KODE SOA 9 Ole : Fedi Yua 4. Jawaban : diediain A, B, C, D & E, ili endii ana yang a, kalo ga ada ya bati ga ada iliane I F.t F.t Begeak belawanan, aka 8 k. -

Lebih terperinci