MODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET)
|
|
- Djaja Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Junal Ilu Mateatika dan Teapan Desebe 2016 Volue 10 Noo 1 Hal MODEL REGULASI PADA PROSES BIODEGRADASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) Taufan Talib Poga Studi Mateatika, Univesitas Halahea Jl. Wai Raya, Tobelo, Indonesia e-ail:taufan.talib@gail.co Abstak Ti Intenational Genetically Engineeed Machine (IGEM) Indonesia eancang sebuah siste biodegadasi libah Polyethylene Teephthalate (PET) enggunakan LC-Cutinase yang dipoduksi oleh baktei Eschechia Coli (E-Coli) dala siste whole cell biocatalys. Pape ini enghasilkan odel ateatika kontinu enggunakan Pesaaan Difeensial Biasa (PDB) dan Fungsi Hill dai odul egulasi. Keudian odel tesebut diuji dengan elakukan analisis titik tetap dan nilai eigen. Hasil enunjukan odel sudah dapat eepesentasikan fenoena biologi yang tejadi pada odul egulasi. Kata Kunci: Biodegadasi, odul egulasi, PET. REGULATION MODEL ON BIODEGRAGATION PROCESS OF POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) Abstact Intenational Genetically Engineeed Machine (IGEM) Tea Indonesia designed a biodegadation syste of Polyethylene Teephthalate (PET) esidue using LC-Cutinase which wee poduced by Eschechia Coli (E-Coli) inwhole cell biocatalyst syste. The esult pesented in this pape is a continue atheatical odel using Odinay Diffeential Equation and Hill function fo egulation odel. The odel then tested using fixed point analysis and eigen value. The esult shows that odel is able to epesent biological phenoen which happened on egulation odel. Keywods: Biodegadation, PET, egulation odul. 1. Pendahuluan Selaa lebih dai 50 tahun poduksi dan konsusi plastik di dunia teus eningkat,sehingga engakibatkan penceaan lingkungan juga ikut eningkat, seta enciptakan isiko seius bagi ala dan anusia. Pada tahun 2013, 290 juta ton plastik dipoduksi di dunia dan digunakan sebagai wadah atau keasan dala kehidupan sehai-hai.sifatnya yang ingan dan awet enjadi bahan sebaguna yang dipakai untuk ebuat bebagai pealatan dala kehidupan kita.naun deikian, plastik adalah salah satu bahan yang tidak aah lingkungan kaena ebutuhkan waktu yang sangat laa untuk teuai [1]. Jenis plastik yang dipakai sebagai bahan baku botol plastik adalah jenis Polyethylene Teephthalate (PET). Meskipun tingkat dau ulang PET telah eningkat dai 7% enjadi 30% dala bebeapa tahun teakhi, naun sebagian besa botol plastik asih dibuang di tepat pebuangan sapah dan teus enceai lingkungan [2]. Ti IGEM ITB 2014 eancang sebuah siste degadasi libah PET enggunakan baktei Eschechia Coli (E-Coli). Baktei akan enghasilkan enzi LC-Cutinase pada odul egulasi. Model ateatika yang dibangun dapat eepesentasikan poses egulasi, sehingga dinaika yang tejadi udah dipahai untuk endesain siste yang lebih efektif dan efisien. 107
2 108 Talib Model Regulasi Pada Poses Biodegadasi Polyethylene Teephthalate (PET) 2. Modul Regulasi pada Siste Biodegadasi PET Pada odul egulasi, LC-Cutinase dipoduksi teus eneus hingga baktei engalai stes. Saat kondisi stes, akan tejadi salah pelipatan potein sehingga enghasilkan Inclusion Body. Inclusion Body tidak dapat endegadasi PET dan akan enupuk di dala sel, sehingga odul egulasi diancang untuk epebaiki atau eulihkan inefisiensi siste biodegadasi. Ketika Inclusion Body uncul, pooto inducibledai Inclusion body (PibpAB) akan engaktivasi poduksi RNA TetR dan enghasilkan TetR. Keudian TetR akan enghentikan ekspesi LC-Cutinase dengan caa enekan poduksi RNA. Poduksi RNA yang ditekan akan bekuang, sehingga engakibatkan banyaknya konsentasi RNA yang ditanskipsi ikut bekuang. Hal ini beujung pada poduksi LC-Cutinase dan penupukan Inclusion Body tuut bekuang. Poses ini akan teus belangsung selaa baktei asih dala kondisi stes. Setelah pulih, baktei dapat kebali epoduksi LC-Cutinase [3]. 3. Modul Regulasi 3.1. Asusi Asusi yang digunakan dala odel egulasi, yaitu: i. Pengaatan untuk satu unit sel ii. Tidak ada peubahan suhu, ph, dan tekanan selaa poses belangsung iii. Tidak elibatkan fakto pebelahan sel iv. Baktei sudah ulai engekspesikan LC-Cutinase dan Inclusion Body (dala julah yang sangat kecil) sebelu dieaksikan dengan PET 3.2. Model Mateatika Beikut inteaksi anta koponen biokiia dala endesain baktei tesebut pada odel egulasi Gaba 1. Poses Modul Regulasi Gaba 1 enjelaskan bahwa RNA dihasilkan dai poses tanskipsi DNA, setelah ditanslasikan enjadi enzi LC-Cutinase atau Inclusion Body. Misalkan sebanyak Cutinase, sedangkan sisanya (1 x ) RNA ditanslasi enjadi Inclusion Body, dengan 0 x 1. Model ateatika untuk laju konsentasi LC-Cutinase dan Inclusion Body sebagai beikut. x RNA ditanslasi enjadi LC- dc cxm cc (1) dt di i(1 x) M ii (2) dt Dala hal ini, seakin banyak Inclusion Bodyakan enyebabkan seakin sedikit LC-Cutinase. Dengan deikian dipilih 1 x 1 I
3 Talib Model Regulasi Pada Poses Biodegadasi Polyethylene Teephthalate (PET) 109 Substitusikan Body. x ke pesaaan (1)-(2), sehingga dipeoleh odel laju konsentasi LC-Cutinase dan Inclusion dc cm cc dt 1 I di imi ii dt 1 I Beikutnya poduksi RNA TetR diaktivasi oleh Inclusion Body yang selanjutnya ditanslasikan enjadi TetR. Enzi TetR ini akan enekan atau enghentikan poses tanskipsi DNA. Sel akan behenti epoduksi enzi LC-Cutinase aupun Inclusion Body, sehingga konsentasi Inclusion Body akan bekuang deikian pula dengan konsentasi RNA TetR dan TetR. Akibatnya poses tanskipsi MRNA yang enghasilkan LC-Cutinase akan eningkat hingga pada suatu waktu tetentu ulai uncul Inclusion Body dan siklus diatas beulang kebali. Model ateatika untuk laju konsentasi RNA dan RNA TetR engikuti pesaaan Hill.Seentaa itu konsentasi TetR engikuti odel penabahan (poduksi) dan penguangan (degadasi), sehingga dapat dibuat odel ateatika untuk laju konsentasi RNA, RNA TetR, dan TetR. dm n M dt R 1 K dm I n M dt K I dr dt n (3) (4) (5) (6) M R (7) Selanjutnya vaiabel dan paaete yang digunakan dala pesaaan diatas, dengan nilai paaete yang dipilih untuk epeoleh hasil siulasi yang beosilasi. Tabel 1. Vaiabel Model Regulasi Vaiabel Deskipsi Satuan Konsentasi RNA M C I M R Konsentasi LC-Cutinase Konsentasi Inclusion Body Konsentasi RNA TetR Konsentasi RNA TetR M M M M M
4 110 Talib Model Regulasi Pada Poses Biodegadasi Polyethylene Teephthalate (PET) Tabel 2. Paaete Model Regulasi Paaete Deskipsi Nilai Koefisien aktifasi untuk RNA 1 Koefisien aktifasi untuk RNA TetR 0.7 K K n Koefisien nilai Hill 3 Laju poduksi RNA 0.08 c i c i Laju poduksi LC-Cutinase Laju poduksi Inclusion Body Laju poduksi RNA TetR Laju poduksi TetR 0.1 Laju degadasi RNA Laju degadadsi LC-Cutinase 0.5 Laju degadasi Inclusion Body Laju degadasi RNA TetR 0.03 Laju degadasi RNA TetR Analisis dan Siulasi Model 4.1. Analisis Analisis kestabilan odel egulasi dilakukan untuk RNA, Inclusion Body, RNA TetR dan TetR.Sedangkan LC-Cutinase tidak dilibatkan dala analisis ini, dikaenakan tidak epengauhi hasil analisis tesebut. Beikutnya aga siste biodegadasi yang dibangun lebih efisien dala encegah unculnya Inclusion Body, aka siste tesebut haus epelihatkan peilaku osilasi. Oleh kaena itu dengan peodelan ingin elihat, apakah peilaku tesebut dapat uncul atau tidak? i. Titik Tetap Dai odel ateatika yang telah dibentuk pada di pesaaan (4)-(7) didapat dua buah titik tetap beikut. I 0, M, M 0, R 0 im i,, I, M I M M R n n n i R K I 1 K Analisis titik tetap petaa (8) udah dilakukan, tetapi tidak deikian dengan titik tetap yang kedua (9).Oleh kaena itu aga lebih udah enganalisis peilaku titik tetap yang kedua, nilai paaete pada Tabel 2 disubstitusikan pada odel.selanjutnya titik tetap yang dianalisis lebih lanjut adalah titik tetap yang eksis, yaitu beupa bilangan eal dan non-negatif.titik tetap yang dipeoleh sebagai beikut. (a) { I 0, M 16, M 0, R 0} (b) { I , M , M , R } (c) { I , M , M , R } (d) { I , M , M , R } (8) (9)
5 Talib Model Regulasi Pada Poses Biodegadasi Polyethylene Teephthalate (PET) 111 ii. Analsisi Kestabilan Uji kestabilan dai titik tetap yang eksis, dilakukan dengan enggunakan atiks Jacobian beikut R n K 0 0 n 2 R 1 R K J ii im iim i 1 I 1 I (1 I) Untuk endapatkan nilai eigen pada titik tetap petaa (8), substitusikan titik tetap petaa (8) ke atiks J (10), sehingga dipeoleh:,,, i i Nilai eigen petaa, ketiga dan keepat sudah benilai negatif, sedangkan untuk nilai eigen kedua belu diketahui. Akibatnya didapat syaat pada titik tetap petaa ini, yaitu a) i i b) i i, engakibatkan odel stabil, engakibatkan odel tidak stabil Untuk titik tetap yang benilai eal dan eksis diatas, dipeoleh nilai eigen sepeti pada Tabel 3 : n (10) Tabel 3. Kestabilan Titik Tetap No Titik Tetap Nilai Eigen Kestabilan 1 I 0, M 16 M 0, R 0 2 { I , M , M , R } 3 { I , M , M , R } 4 { I , M , M , R } 0.005, , , , , Tidak stabil Tidak stabil Tidak stabil Stabil
6 112 Talib Model Regulasi Pada Poses Biodegadasi Polyethylene Teephthalate (PET) iii. Peilaku Dinaik Peilaku dinaik dai odel egulasi dengan nilai awal disekita titik tetapnya. (a) (b) (c) Gaba 2. Peilaku dinaik nilai awal (a) disekita titik tetap 1, (b) disekita titik tetap 2, (c) di sekita titik tetap 3, (d) di sekita titik tetap 4 Pada Gaba 2(a), nilai awal yang diabil adalah disekita titik tetap 1. Dai Gaba tesebut telihat bahwa siste egulasi enuju titik tetap 4.Sedangkan pada Gaba 2(b), nilai awal yang diabil adalah disekita titik tetap 2. Dai gaba tesebut telihat bahwa siste egulasi enghasilkan peilaku osilasi dengan aplitudo dan peiode tetap. Pada Gaba 2(c), nilai awal yang diabil adalah disekita titik tetap 3. Dai gaba tesebut telihat bahwa siste egulasi enghasilkan peilaku osilasi dengan aplitudo dan peiode tetap. Pada Gaba 2(d), nilai awal yang diabil adalah disekita titik tetap 4. Dai Gaba tesebut telihat bahwa siste egulasi stabil. Beikut dipelihatkan tajektoi pada bidang fasa untuk nilai awal di sekita titik tetap 2. (d)
7 Talib Model Regulasi Pada Poses Biodegadasi Polyethylene Teephthalate (PET) 113 (a) Gaba 3. Bidang Fasa (a) antaa Inclusion Body dengan RNA, (b) antaa RNA TetR dengan TetR Gaba 3(a) epelihatkan peilaku antaa Inclusion Body dengan RNA, diana siulasi dengan nilai awal disekita titik tetap 3 enghasilkan solusi peiodic bebentuk spial yang begeak ke dala.akan tetapi jika nilai awal yang dipakai adalah disekita titik tetap 2, dipeoleh tajektoi yang beosilasi dengan bentuk spial yang begeak kelua, tetapi tidak penah elewati daeah tajektoi biu. Deikian juga gaba 3(b) untuk peilaku antaa RNA TetR dan TetR epelihatkan keadaan yang saa. Hal ini enunjukan peilaku dinaik siste beosilasi dengan aplitudo dan peiode yang enuju nilai yang saa. Ini enunjukan eksistensi dai liit cycle. iv. Analisis Paaete dan Peilaku Nilai Awal Analisis paaate dilakukan untuk elihat sebeapa jauh paaete dapat divaiasikan sehingga odel asih beosilasi. Analisis paaete dilakukan dengan caa enentukan kapan siste engalai bifukasi hopf, dengan elihat peilaku nilai eigen dai atiks Jacobian untuk tiap titik tetap yang ada pada Tabel 3. Analisis dilakukan dengan evaiasikan satu paaete, tetapi enjaga paaete lainnya tetap saa sepeti di Tabel 2. Selanjutnya dilihat sebeapa jauh paaete dapat divaiasikan. Untuk analisis paaete yang dilakukan pada titik tetap petaa tidak epengauhi nilai paaete yang ada. Hal ini disebabkan oleh syaat i i engakibatkan siste enjadi stabil.sedangkan apabila dipakai syaat i i siste enjadi tidak stabil. Selanjutnya analisis paaete yang dilakukan pada titik tetap kedua, dipeoleh pada tabel dibawah ini. (b) Tabel 4. Selang paaete untuk titik tetap 2 yang asih beosilasi Paaete Nilai Paaete Nilai [0.04, 0.56] [0.0025, ] i [0.0025, 0.035] [0.05, ] [0.05, ] i [0.0079, 0.067] [0.001, 0.035] [0.001, 0.035] Tabel 4 epelihatkan siste asih beosilasi pada selang tiap paaete. Apabila digunakan nilai paaete dilua dai selang tesebut, aka odel akan enjadi stabil dengan enghasilkan nilai eigen negatif. Selanjutnya selang nilai paaate pada titik tetap 2 dan 3, tapi odel asih dapat beosilasi. Tabel 5. Selang paaete untuk titik tetap 3 dan 4 yang asih beosilasi Paaete Nilai Paaete Nilai [0.046, 4] [0.0008, ] [0.0029, 0.25] i [0.019, 0.28 ] [0.02, ] [0.0016, 0.015] i [0.008, 0.11] [0.008, 0.11]
8 114 Talib Model Regulasi Pada Poses Biodegadasi Polyethylene Teephthalate (PET) Tabel 5 enjelaskan tentang nilai paaete pada selang diatas asih enghasilkan nilai titik tetap yang eal, sedangkan dilua dai selang tesebut nilai titik tetap enjadi kopleks.jadi nilai paaete yang dapat dipakai beada pada Tabel 4-5, sehingga epeoleh hasil siulasi yang beosilasi untuk odel egulasi. Selanjutnya peilaku nilai awal yang dapat eepesentasikan fenoena biologi pada odel egulasi. Untuk elihat peilaku tesebut, beikan nilai awal di salah satu vaiabel dengan nilai awal vaiabel lainnya saa dengan nol (kecuali Inclusion Body dala julah yang sangat sedikit). beikut nilai awal yang dapat dibeikan: Tabel 6. Nilai Awal yang Dapat Dibeikan RNA Inclusion Body RNA TetR TetR Nilai awal 1 [0, 7.3] Nilai awal 2 0 [ , 3.158] 0 0 Nilai awal [0, 13.4] 0 Nilai awal [0, 119,76] Peilaku nilai awal pada Tabel 6, enunjukan bahwa odel egulasi asih dapat beosilasi, apabila dibeikan nilai awal yang bebeda dai tabel diatas aka odel akan stabil Siulasi Model Hasil siulasi nueik pada odel egulasi dengan nilai paaete pada Tabel 2 dan nilai awal yang dibeikan sesuai keadaan biologi diana konsentasi awal dai odel egulasi benilai nol (kecuali Inclusion Body dala julah yang sedikit), dikaenakan DNA belu entanskipsi RNA. Hasil siulasi dipeoleh dengan nilai awal ( = , C = 0, M = 0, M = 0, R = 0) ditunjukan dai gaba beikut. I Telihat dai Gaba 3, odel egulasi, ketika konsentasi LC-Cutinase eningkat aka ulai uncul Inclusion Body.Ketika konsentasi Inclusion Body ulai engalai peningkatan, aka uncul RNA TetR yang diikuti pula oleh TetR. Saat TetR ulai uncul, RNA engalai penuunan dikaenakan TetR enghentikan poses tanskipsi dai DNA enjadi RNA. Jika RNA tuun, aka hal seupa tejadi pada LC-Cutinase. Saat RNA tehenti aka Inclusion Bodyakan ikut bekuang dan begitupun dengan RNA TetR. Penuunan TetR akan engakibatkan RNA kebali naik, dan keadaan ini beulang seteusnya. Hal ini sudah dapat eepesentasikan fenoena biologi diana enghasilkan siulasi yang beosilasi. Gaba 4. Hasil siulasi odel egulasi 5. Kesipulan Model egulasi pada siste biodegadasi PET, seta analisis dan siulasi odelnya telah dijelaskan.dapat disipulkan bahwa fenoena pada odul egulasi sudah dapat eepesentasikan hasil ekspeien, Hal ini telihat dai odel egulasi enghasilkan siulasi yang beosilasi.
9 Talib Model Regulasi Pada Poses Biodegadasi Polyethylene Teephthalate (PET) 115 Dafta Pustaka 1. IGEM, ITB ige.og. [Online] Gouelon, Gaelle. [Online] IGEM, UC Davis, ige.og. [Online] Anton, H. dan Roes, C. Eleentay Linea Algeba. 10th. s.l. : Wiley, Baue, Fed dan Castillo-Chaves, Calos. Matheatical Model in Population Biology and Epideiology. 2nd. s.l. : Spinge, 2010.
MODEL PERTUMBUHAN POPULASI SATU SPESIES DENGAN TUNDAAN WAKTU DISKRIT
Ono Rohaeni Model Petubuhan Populasi Satu Spesies MODEL PERTUMBUHA POPULASI SATU SPESIES DEGA TUDAA WAKTU DISKRIT Ono Rohaeni Staf Pengaja Poga Studi Mateatika FMIPA Univesitas Isla Bandung e-ail: onoohaeni@gail.co
Lebih terperinciBahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS
Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 03
Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciMENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS. Nani Anugrah Putri S 1, Sri Gemawati 2 ABSTRACT
MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS Nani Anugah Puti S Si Geawati 2 2 Poga Studi S Mateatia Juusan Mateatia Faultas Mateatia dan Ilu Pengetahuan Ala Univesitas Riau Kapus Bina Widya Peanbau
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY
BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciMODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI
MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah
Lebih terperinciPerancangan Poros Transmisi
Peancangan Poos Tansisi 1. ebuah oos tansisi beuta 6 dan dituu oleh bantalan seeti telihat ada gaba. Daya sebesa h ditansisikan ke oos elalui ulley bediaete 18 yang eiliki beat lb dengan asio tegangan
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan
Lebih terperinciKajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis
p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciKAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA
Lebih terperinciKajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis
p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU
Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) Yogyakarta, 20 Juni 2009
PENGEMBANGAN METODA SELF TUNING PARAMETER PID CONTROLLER DENGAN MENGGUNAKAN GENETIC ALGORITHM PADA PENGATURAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK MOBIL LISTRIK Ea Puwanto, Ananto Mukti Wibowo, Soebagio, Mauidhi
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciPERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES
PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU
PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciAnalisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK
Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id
Lebih terperinci= (3) (1) Dalam metode ½ interval: (2) Gambar 1 Metode interpolasi linier Dr.Eng. Agus S. Muntohar Department of Civil Engineering
Analisa Teapan: Metode Nueik Peteuan ke-4: 7 Septebe 01 Pesaaan Non-inie: Metode Intepolasi inie (False-Position Method Depatent o Civil Engineeing 1 1 Penganta ( ( 0 ( Dala etode ½ inteval: ( * ( < 0
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperinciThe Production Process and Cost (I)
The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)
RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C
pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN KABEL LISTRIK DI BAWAH TANAH
Peodelan Siste Rada untuk Mendeteksi....Ai D, dkk PEMODELAN SISTEM RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN KABEL LISTRIK DI BAWAH TANAH Ai D 1, Indawati 2, Akhya 3 1,3 Dosen Juusan Teknik Elekto Politeknik Negei
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT
ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT OLEH : Budi Setiawan 106 100 034 Dosen Pebibing : Dra. Laksi Prita W, M.Si. Drs. Sulistiyo, MT. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciPENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT
PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA TEORETIK
BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu
6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK
ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co
Lebih terperinciPENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI
Lebih terperinciSistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant
Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah
Lebih terperinciTERMODINAMIKA TEKNIK II
DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciSekolah Olimpiade Fisika
SOLUSI SOAL SIMULASI OLIMPIADE FISIKA SMA Juli 06 TINGKAT KABUPATEN/KOTA Waktu : 3 ja Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co davitipayung@gail.co. Sebuah balok (aa
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinciKonstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciGETARAN PEGAS SERI-PARALEL
1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi
Lebih terperinciKONKURENSI TITIK GERGONNE. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia.
KONKURENSI TITIK GERGONNE Tisna Desi *, M. Nasi, Hasiai Mahasiswa Poga S Maeaika Dosen Juusan Maeaika Fakulas Maeaika dan Ilu Pengeahuan la Unieias Riau Kapus Bina Widya 89 Indonesia *desiisnanubi@yahoo.co
Lebih terperinciBAB II PENYEARAH DAYA
BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM
25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358
Lebih terperinciREVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA
REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR
MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat
Lebih terperinciPenggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus
Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas
Lebih terperinciKERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI
POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan
Lebih terperinciSOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI
SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciModel Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap
Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciKompetensi Dasar. Uraian Materi Pokok
Kopetensi Dasa Menevaluasi peikian diinya tehadap keteatuan eak planet dala tatasuya bedasakan huku-huku Newton Uaian Matei Pokok Huku Gavitasi Newton A. HUKUM GAVIASI UMUM NEWON 1. Gaya Gavitasi Gaya
Lebih terperinciMOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton
Lebih terperinciSTUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING
Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS
SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciBAB 4 KAJI PARAMETRIK
Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinciPerancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,
Lebih terperinciBAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI
BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen
Lebih terperinciBAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis
13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap
Lebih terperinciPengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole
Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut
Lebih terperinciKEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI
KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA
Lebih terperinciModel Produksi dan Distribusi Energi
Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui
Lebih terperinciImplementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian
Lebih terperinciMATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan
Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste
Lebih terperinciVolume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015
Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana
Lebih terperinciAPLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST
APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber
Lebih terperinciMAKALAH SISTEM BASIS DATA
MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA
Lebih terperinciHukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)
Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil
Lebih terperinciKONTROL GETARAN GAGAL AMAN MENGGUNAKAN PEMBANGKIT GAYA AKTIP Djoeli Satrijo
KONROL GEARAN GAGAL AMAN MENGGUNAKAN PEMBANGKI GAYA AKIP Djoeli Satijo Abstact Using the concept of foce geneatos, vaious active vibation configuations have been axained fo thei pefoance potential. It
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom
PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelaai aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom dan fisika molekul yang mencakup: Fisika atom dan Fisika Molekul. Oleh kaena itu, sebelum mempelaai modul ini
Lebih terperinciPERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM
E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA
Lebih terperinciBAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )
BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciKAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC
KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciBab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup
GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL EKOEPIDEMIOLOGI DENGAN PEMANENAN SEBAGAI KONTROL PENYEBARAN PENYAKIT
ANAL ETABLAN MODEL EOEPDEMOLOG DENGAN PEMANENAN EBAGA ONTROL PENYEBARAN PENYAT Choiotul Ummah, Abadi Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Negei uabaya, 6 Email: choiotul9@yahoo.co.id,
Lebih terperinciDampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya
Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciAPLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)
APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan
Lebih terperinciSTRATEGI PERBAIKAN - PENGGANTIAN BERDASARKAN UMUR PRODUK UNTUK GARANSI SATU DIMENSI. Dyah Ika Rinawati *)
STRATEGI PERBAIKAN - PENGGANTIAN BERDASARKAN UMUR PRODUK UNTUK GARANSI SATU DIMENSI Dyah Ika Rinawati ) Abstact When the anufactue selling poducts with waanties, it causes additional costs (called waanty
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA
ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinci