BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi Menuru Teguh Baroo (2002, p13), produksi adalah suau proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan sisem produksi adalah sekumpulan akivias unuk pembuaan suau produk, dimana didalam pembuaan ini melibakan enaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal, dan indakan manajemen. Sisem produksi berujuan unuk merencanakan dan mengendalikan produksi agar lebih efekif, produkif, dan opimal. Berdasarkan pembuaan aau masa pengerjaan, produksi dapa diklasifikasikan menjadi ipe-ipe beriku : 1. Engineering o order dimana penyiapan fasilias sampai pembuaan dalam memenuhi pesanan dilakukan oleh perusahaan. Produk yang dipesan biasanya sediki dan memiliki spesifikasi berbeda - beda. 2. Made o order dimana pesanan yang dierima disesuaikan dengan fasilias produksi yang dimiliki perusahaan. 3. Assembly o order dimana unuk memenuhi perminaan, perakian dilakukan dengan fasilias yang dimiliki perusahaan. 4. Made o sock dimana perusahaan memproduksi dengan cara mensok hasil produksinya unuk memenuhi perminaan, dan idak melayani pesanan.

2 Pea Proses Operasi Pea Proses Operasi merupakan suau diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai uru-uruan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi uuh maupun sebagai komponen, dan juga memua informasi-informasi yang diperlukan unuk analisis lebih lanju, seperi, waku yang dihabiskan, maerial yang digunakan, dan empa aau ala mesin yang dipakai. Jadi dalam suau Pea Proses Operasi, dicaa kegiaan-kegiaan operasi dan pemeriksaan, kadang-kadang pada akhir proses dicaa enang penyimpanan (Sualaksana, 1979, p21). Unuk bisa menggambarkan Pea Proses Operasi dengan baik, ada beberapa prinsip yang perlu diikui, sebagai beriku : 1. Pada baris paling aas dinyaakan kepalanya Pea Proses Operasi yang diikui oleh idenifikasi lain seperi nama objek, nama pembua pea, anggal dipeakan cara lama aau cara sekarang, nomor pea dan nomor gambar. 2. Maerial yang akan diproses dileakkan di aas garis horisonal, yang menunjukkan bahwa maerial ersebu masuk ke dalam proses. 3. Lambang-lambang diempakan dalam arah verikal, yang menunjukkan erjadinya perubahan proses. 4. Penomoran erhadap suau kegiaan operasi diberikan secara beruruan sesuai dengan uruan operasi yang dibuuhkan unuk pembuaan produk ersebu aau sesuai dengan proses yang erjadi. 5. Penomoran erhadap suau kegiaan pemeriksaan diberikan secara ersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran unuk kegiaan operasi.

3 Pengukuran Waku Menuru Sualaksana (1979, p131), pengukuran waku adalah pekerjaan mengamai dan mencaa waku kerja baik seiap elemen aaupun siklus dengan menggunakan ala-ala yang elah disiapkan. Pengukuran waku diujukan unuk mendapakan waku baku penyelesaian pekerjaan yaiu waku yang dibuuhkan secara wajar oleh seorang pekerja yang normal unuk menyelesaikan suau pekerjaan yang dijalankan dalam sisem kerja erbaik. Teknik pengukuran waku dibagi ke dalam dua bagian, yaiu secara langsung dan idak langsung. Secara langsung berari pengukuran dilaksanakan secara langsung yaiu di empa di mana pekerjaan yang bersangkuan dijalankan. Sedangkan cara idak langsung melakukan perhiungan waku anpa harus berada diempa pekerjaan yaiu dengan membaca abel-abel yang ersedia asalkan mengeahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan aau gerakan. 2.4 Peramalan Definisi Peramalan Menuru Makridakis e al. (1999, p14), peramalan (forecasing) merupakan prediksi nilai nilai sebuah variabel berdasarkan kepada nilai yang dikeahui dari variabel ersebu aau variabel yang berhubungan. Peramalan dapa memperkirakan apa yang erjadi pada masa yang akan daang. Keepaan secara mulak dalam memprediksi perisiwa dan ingka kegiaan yang akan daang adalah idak mungkin dicapai, oleh karena iu keika perusahaan idak dapa meliha kejadian yang akan daang secara pasi, diperlukan waku dan enaga yang besar agar mereka dapa memiliki kekuaan erhadap kejadian yang akan daang.

4 20 Menuru Render e al. (2001, p50), delapan ahap yang umumnya diikui dalam melakukan peramalan, adalah sebagai beriku : 1) Menenukan penggunaan peramalan iu apakah ujuan yang akan dicapai? 2) Memilih hal hal yang akan diramalkan. 3) Menenukan horison wakunya jangka pendek, menegah, aau panjang? 4) Memilih model peramalannya. 5) Mengumpulkan daa yang dibuuhkan unuk membua ramalan. 6) Menenukan model peramalan yang epa. 7) Membua peramalan. 8) Menerapkan hasilnya Tujuan Peramalan Menuru Makridakis e al. (1999, p17), beberapa ujuan dan peranan peramalan dalam organisasi adalah : a) Penjadwalan sumber daya yang ersedia. Inpu yang pening unuk penjadwalan ini adalah ramalan ingka perminaan unuk produk, bahan, enaga kerja, finansial, aau jasa pelayanann. b) Penyediaan sumber daya ambahan. Peramalan diperlukan unuk menenukan kebuuhan sumber daya di masa mendaang. c) Penenuan sumber daya yang diinginkan. Seiap organisasi harus menenukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka panjang. Semua penenuan ini memerlukan ramalan yang baik dan manajer yang dapa menafsirkan pendugaan sera membua kepuusan yang epa.

5 Jenis-jenis Pola Daa Menuru Makridakis (1999, p21), ada beberapa pola daa dere waku yang umum erjadi yaiu : 1. Pola Horizonal ( H ) Terjadi bila nilai daa berflukuasi di sekiar nilai raa raa yang konsan. Suau produk yang penjualannya idak meningka aau menurun selama waku erenu ermasuk jenis ini. Pola horizonal akan diunjukkan pada Gambar 2.1 dibawah ini. Waku Gambar 2.1 Pola Daa Horisonal (H) 2. Pola Musiman / Seasonal (S) Terjadi bila suau dere dipengaruhi oleh fakor musiman (misalnya kuaral ahun erenu, bulanan, aau pada minggu erenu). Penjualan produk seperi es krim, dan bahan bakar pemanas ruang, semuanya menunjukkan jenis pola ini. Pola musiman akan diunjukkan pada Gambar 2.2 dibawah ini. Waku Gambar 2.2 Pola Daa Musiman / Seasonal (S)

6 22 3. Pola Siklis / Cyclical (C) Terjadi bila daa dipengaruhi oleh flukuasi ekonomi jangka panjang seperi yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperi mobil, baja, dan peralaan uama lainnya menunjukkan jenis pola ini. Pola siklis akan diunjukkan pada Gambar 2.3 dibawah ini. Waku Gambar 2.3 Pola Daa Siklis / Cyclical (C) 4. Pola Trend (T) Terjadi bila erdapa kenaikan aau penurunan sekuler jangka panjang dalam daa. Penjualan banyak perusahaan, produk bruo nasional (GNP) dan berbagai indikaor bisnis aau ekonomi lainnya mengikui suau pola rend selama perubahannya sepanjang waku. Pola rend akan diunjukkan pada Gambar 2.4 dibawah ini. Gambar 2.4 Pola Daa Trend (T) Waku

7 Meode-meode Peramalan Menuru Render dan Heizer (2001, p48), erdapa dua pendekaan umum yang digunakan dalam peramalan yaiu : 1. Meode Kualiaif Meode ini biasanya digunakan unuk meramalkan lingkungan dan eknologi. Teknik kualiaif adalah subjekif aau berdasarkan pada esimasi dan pendapa. Berbagai eknik peramalan kualiaif yang digunakan, anara lain : a. Meode Delphi Meode ini mempergunakan suau prosedur yang sisemaik unuk mendapakan suau konsensus pendapa-pendapa dari suau kelompok ahli. b. Rise pasar Meode ini digunakan bila ada kekurangan daa hisorik aau daa idak reliable. Teknik ini secara khusus digunakan unuk meramal perminaan jangka panjang dan penjualan produk baru. c. Analogi hisorik Peramalan dilakukan dengan menggunakan pengalaman-pengalaman hisorik dari suau produk yang sejenis. Peramalan produk baru dapa dikaikan dengan ahap-ahap dalam siklus kehidupan produk yang sejenis. d. Konsensus panel Gagasan yang didiskusikan oleh kelompok akan menghasilkan ramalan-ramalan yang lebih baik daripada dilakukan oleh seseorang. Diskusi dilakukan dalam peremuan perukaran gagasan secara erbuka.

8 24 2. Meode Kuaniaif Meode kuaniaif hanya dapa dierapkan jika ersedia informasi mengenai daa masa lalu, informasi dapa diwujudkan dalam benuk angka, dan asumsi beberapa aspek pola masa lalu akan berlanju. Jenis peramalan kuaniaif dibagi dua, yaiu: a. Time Series Jenis peramalan ini merupakan esimasi masa depan yang dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suau variabel dan / aau kesalahan masa lalu. b. Meode Causal Peramalan ini memberikan suau asumsi bahwa fakor yang diramalkan mewujudkan suau hubungan sebab akiba dengan sau aau lebih independen variabel. Tujuannya adalah unuk menemukan benuk hubungan ersebu dan menggunakannya unuk meramalkan nilai mendaang dari dependen variable Peramalan Time Series dengan CB Predicor Menuru Siswano (2007, p314), CB Predicor merupakan salah sau sofware yang dapa mendukung perhiungan peramalan dengan mudah dan cepa. CB Predicor adalah sebuah program yang ada di dalam Crysal Ball. Ada empa meode peramalan yang sering digunakan dalam program ini, yaiu : Single Moving Average meode peramalan yang digunakan unuk daa sasioner. Secara aljabar, Single Moving Average dapa diuliskan sebagai beriku : F X + X + Λ 1 2 T T + 1 = = T + X 1 T T i 1 X i

9 25 Double Moving Average meode peramalan yang digunakan unuk daa yang mengandung unsur rend. Rumus unuk menghiung peramalan dengan double moving average dapa diuliskan sebagai beriku : m b a Y M M k b M M M M M a p p = = = + = ^ ' ' ' ) ( ) ( Single Exponenial Smoohing meode peramalan yang digunakan unuk daa sasioner. Rumus unuk menghiung peramalan dengan Single Exponenial Smoohing dapa diuliskan sebagai beriku : ( ) F X F F + = + α 1 Double Exponenial Smoohing meode peramalan yang digunakan unuk daa yang mengandung unsur rend. Rumus unuk menghiung peramalan dengan Double Exponenial Smoohing dapa diuliskan sebagai beriku : m b S F b S S b b S X S m + = + = + + = ) (1 ) ( ) )( (1 γ γ α α Pemilihan meode peramalan yang erbaik dapa dilakukan dengan meliha Mehod of Error yang erkecil, dimana RMSE (Roo Mean Square Error), MAD (Mean Absolue Deviaion), MAPE (Mean Absolue Percen Error) digunakan sebagai olak ukur penyimpangan inpu daa dengan model. Siswano (2007, p316) menguraikan langkah langkah unuk melakukan peramalan dengan menggunakan program CB Predicor adalah sebagai beriku :

10 26 1) Sebelum memulai peramalan, daa erlebih dahulu dimasukkan dalam kolom Excel. lalu klik CBTools dalam Toolbar, maka akan keluar menu pull down, dan klik CB Predicor. Tampilan pull down menu dapa diliha pada gambar 2.5 dibawah ini. Gambar 2.5 Pull Down Menu CBTools, Sub Menu CB Predicor 2) Selanjunya akan muncul koak dialog yang memina kia unuk mendefinisikan inpu daa yang akan dijadikan daa masa lalu. Klik ikon selec kemudian drag daa hisoris yang akan dijadikan inpu daa. Tampilan koak dialog unuk inpu daa dapa diliha pada gambar 2.6 dibawah ini. Gambar 2.6 Koak Dialog Unuk Inpu Daa

11 27 3) Selanjunya, klik nex dan masukkan jenis daa (daa mingguan, aau bulanan, aau ahunan). Kemudian masukkan seasonaliy yang diinginkan. Apabila pola daa hisoris mengandung unsur musiman, maka seasonaliy dapa dimasukkan dengan angka probabilias musimannya. Bila pola daa hisoris idak mengandung unsur musiman, maka klik radio buon unuk no seasonaliy. Tampilan koak dialog unuk daa aribues dapa diliha pada gambar 2.7 dibawah ini. Gambar 2.7 Koak Dialog Unuk Daa Aribues 4) Selanjunya klik ikon nex unuk ahap selanjunya, yaiu menenukan model peramalan yang diinginkan. Bila ikon Advanced diklik, maka akan muncul koak dialog dimana kia dapa menenukan Mehod of Error yang diinginkan. Beri anda pada radio buon sesuai dengan meode yang diinginkan, apakah iu RMSE, MAD, aau MAPE. Tanda iulah yang akan menjadi acuan CB Predicor unuk menenukan model peramalan yang erbaik. Tampilan koak dialog unuk Mehod Gallery dapa diliha pada gambar 2.8 dibawah ini.

12 28 Gambar 2.8 Koak Dialog Unuk Mehod Gallery 5) Seelah iu klik ikon nex unuk memasukkan jumlah periode ramalan yang diinginkan. Pilih selang kepercayaan yang diinginkan, defaul unuk analisa saisik adalah 95% (α = 5%). Kemudian enukan hasil repor yang akan dilampirkan berupa apa saja (grafik, abel, meode peramalan, aau semuanya). Tampilan koak dialog unuk memilih Resul dapa diliha pada gambar 2.9 dibawah ini. Gambar 2.9 Koak Dialog Unuk Memilih Resul

13 29 Seelah selesai mendefinisikan jenis laporan yang diinginkan, maka kia dapa meng-klik ikon Preview unuk meliha grafik besera meode peramalan yang erbaik. Seelah iu, klik ikon Run unuk menghasilkan laporan (repor) dari hasil peramalan yang erbaik yang kia pilih sebelumnya. pada peneliian ini, ingka pengukuran kesalahan unuk mendapakan meode peramalan erbaik dari seiap produk akan menggunakan perbandingan nilai RMSE (Roo Mean Square Error), MAD (Mean Absolue Deviaion), dan MAPE (Mean Absolue Percen Error). 2.5 Linear Programming Menuru Hamdy A. Taha (2003, p11), linear programming digunakan unuk mengopimalisasi model dimana objek dan fungsi pembaasnya adalah linear. Teknik ini digunakan secara luas pada berbagai aplikasi, seperi peranian, indusri, ransporasi, ekonomi, dan milier. Dalam Maemaika, linear programming adalah suau eknik unuk melakukan opimalisasi pada sebuah fungsi ujuan linear yang dibaasi suau persamaan linear. Dapa dikaakan bahwa linear programming memberikan cara unuk medapakan hasil erbaik seperi keunungan maksimum aau biaya minimum dengan berdasarkan pada suau model maemaika dan suau dafar kebuuhan sebagai baasan linear. Linear programming dapa dierapkan pada berbagai bidang pembelajaran, khususnya dibidang bisnis dan berbagai permasalahan dalam indusri. Beberapa indusri yang menggunakan model linear programming erbuki sukses dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

14 30 Linear Programming juga dapa menyelesaikan persoalan pengalokasian sumbersumber yang erbaas dianara beberapa akivias yang bersaing, dengan cara yang erbaik yang mungkin dilakukan. Persoalan pengalokasian ini akan muncul manakala seseorang harus memilih ingka akivias-akivias erenu yang bersaing dalam hal penggunaan sumber daya langka yang dibuuhkan unuk melaksanakan akiviasakivias ersebu. Dengan demikian programa linier adalah perencanaan akiviasakivias unuk memperoleh suau hasil yang opimum, yaiu suau hasil yang mencapai ujuan erbaik dianara seluruh alernaif yang fisibel. Dalam memecahkan permasalan linear programming, maka kia perlu membangun model dari formulasi persoalan yang dihadapi dengan menggunakan karakerisikkarakerisik yang biasa digunakan dalam persoalan programa linier, yaiu : a. Variabel kepuusan Variabel kepuusan adalah variabel yang menguraikan secara lengkap kepuusankepuusan yang akan dibua. b. Fungsi ujuan Fungsi ujuan merupakan fungsi dari variabel kepuusan yang akan dimaksimumkan aau diminimumkan, misalnya memaksimalkan keunungan yang diperoleh aau meminumkan biaya yang dikeluarkan. c. Pembaas Pembaas merupakan kendala yang dihadapi sehingga kia idak bisa menenukan harga-harga variabel kepuusan secara sembarang. Koefisien dari variabel kepuusan pada pembaas disebu koefisien eknologis, sedangkan bilangan yang ada di sisi kanan seiap pembaas disebu ruas kanan pembaas. Pembaas sanga menenukan hasil opimalisasi yang akan dicapai.

15 31 d. Pembaas anda Pembaas anda adalah pembaas yang menjelaskan apakah variabel kepuusannya diasumsikan hanya berharga nonnegaif aau variabel kepuusan ersebu boleh berharga posiif, boleh juga negaif (idak erbaas dalam anda). (hp://en.wikipedia.org/wiki/linear_programming) Formulasi Linear Programming Dalam model Linear Programming ada dua jenis fungsi, yaiu : fungsi ujuan dan fungsi baasan. Fungsi ujuan menggambarkan ujuan yang berkaian dengan pengauran secara opimal sumber daya unuk memperoleh keunungan maksimal aau biaya minimal. Sedangkan fungsi baasan merupakan benuk penyajian secara maemais baasan kapasias yang ersedia yang akan dialokasikan secara opmal ke berbagai kegiaan. Seelah masalah diidenifikasikan, ujuan dieapkan, langkah selanjunya adalah formulasi model maemaik yang melipui iga ahap, sebagai beriku : Tenukan variabel yang ak dikeahui (variabel kepuusan) dan nyaakan dalam simbol maemaik. Membenuk fungsi ujuan yang diunjukkan sebagai suau hubungan linier(bukan perkalian) dari variabel kepuusan. Menenukan semua kendala masalah ersebu dan mengekspresikan dalam persamaan aau peridaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari variabel kepuusan yang mencerminkan keerbaasan sumber daya masalah iu. Agar dapa memudahkan pembahasan model LP ini, digunakan simbol-simbol sebagai beriku :

16 32 m n = macam baasan-baasan sumber aau fasilias yang ersedia. = macam kegiaan-kegiaan yang menggunakan sumber aau fasilias ersebu. i = nomor unuk sumber aau fasilias yang ersedia (i = 1, 2,, m) j = nomor unuk akivias (sebuah variabel kepuusan) (j = 1, 2,, m) cij = koefisien keunungan per uni x j a ij = ingka akivias j (sebuah variabel kepuusan ) unuk j = 1,2,...,n = banyaknya sumber i yang digunakan/dikonsumsi oleh masing-masing uni akivias j ( unuk i = 1,2,...,m dan j = 1,2,...,n ). b i = banyaknya sumber i yang ersedia unuk pengalokasian ( i= 1,2,...,m ). Z = ukuran keefekifan yang erpilih Benuk baku model Linear Programming : Fungsi ujuan : Maksimumkan aau minimumkan Z = C 1 X 1 +C 2 X 2 + C 3 X C n X n Fungsi Pembaas : a 11 X 1 + a 12 X 2 +a 13 X a 1n X n b 1 (Subagyo, 1988, pp9-12) a 21 X 1 + a 22 X 2 +a 23 X a 2n X n b 2... a m1 X 1 + a m2 X 2 +a m3 X a mn X n b m dan X 1 0, X 2 0,, X n 0

17 33 Disamping cara manual, persoalan linear programming juga dapa diselesaikan dengan pake sofware LINDO edisi pelajar yang mampu menghiung hingga 200 variabel dan 100 pembaas. LINDO (Linear Ineracive and Discree Opimizer) adalah pake sofware kompuer yang digunakan unuk menyelesaikan persoalan linear, ineger, dan kuadraik programming. LINDO juga membanu dalam analisis sensiivias dan analisis kelebihan kapasias. (Gamal e al, 2003, p117) Asumsi Linear Programming Menuru Mulyono (1999, pp22-23), Asumsi asumsi model Linear Programming adalah sebagai beriku : 1. Linieriy dan Addiiviy Syara uama dari linear programming adalah bahwa fungsi ujuan dan semua kendala harus linier. Kaa linier secara idak langsung mengaakan bahwa hubungannya proporsional, yang berari bahwa ingka perubahan aau kemiringan fungsional iu adalah konsan dan karena iu perubahan nilai variabel akan mengakibakan perubahan relaif nilai fungsi dalam jumlah yang sama. Linear programming juga mensyarakan bahwa jumlah variabel krieria dan jumlah penggunaan sumber daya harus bersifa adiif. Adiif dapa diarikan idak adanya penyesuaian pada perhiungan variabel krieria karena erjadinya ineraksi. 2. Divisibiliy Asumsi ini berari bahwa nilai solusi yang diperoleh X j, idak harus berupa bilangan bula. Akibanya jika nilai nilai bula diperlukan, suau nilai Linear Programming alernaif, yaiu Ineger Programming harus digunakan.

18 34 3. Deerminisic Dalam Linear Programming, semua parameer model (C j, a ij, dan b i ) diasumsikan dikeahui konsan. Linear Programming secara idak langsung mengasumsikan suau masalah kepuusan dalam suau kerangka sais dimana semua parameer dikeahui dengan kepasian. Ada beberapa cara unuk mengaasi keidakpasian beberapa parameer dalam model Linear Programming. Analisis sensiivias adalah suau eknik yang dikembangkan unuk menguji nilai solusi, bagaimana kepekaannya erhadap perubahan perubahan parameer Analisis Sensiivias Analisis perubahan parameer dan pengaruhnya erhadap solusi Linear Programming dinamakan pos opimaliy analysis. Isilah pos opimaliy menunjukkan bahwa analisis ini erjadi seelah diperoleh solusi opimum, dengan mengasumsikan seperangka nilai parameer yang digunakan dalam model. Perubahan aau variasi dalam suau masalah LP yang biasanya dipelajari melalui pos opimaliy analysis dapa dipisahkan kedalam iga kelompok umum : Analisis yang berkaian dengan perubahan diskri parameer unuk meliha besarnya perubahan dapa diolerir sebelum solusi opimum mulai kehilangan opimaliasnya, ini dinamakan analisis sensiivias. Jika suau perubahan kecil dalam parameer menyebabkan perubahan drasis dalam solusi, dikaakan bahwa solusi adalah sanga sensiif erhadap nilai parameer iu. Analisa yang berkaian dengan perubahan srukural. Masalah ini muncul bila masalah LP dirumuskan kembali dengan menambahkan aau menghilangkan kendala dan aau variabel unuk menunjukkan operasi model alernaif.

19 35 Analisis yang berkaian dengan perubahan koninu parameer unuk menenukan uruan solusi dasar yang menjadi opimum jika perubahan diambah lebih jauh, ini dinamakan parameric-programming. Melalui analisis sensiivias dapa dievaluasi pengaruh perubahan perubahan parameer dengan sediki ambahan perhiungan berdasarkan abel simpleks opimum. Dalam membicarakan analisis sensiivias, perubahan perubahan parameer dikelompokkan menjadi : 1. Perubahan koefisien fungsi ujuan ( C j ) 2. Perubahan konsan sisi kanan ( b i ) 3. Perubahan kendala aau koefisien mariks A 4. Penambahan variabel baru 5. Penambahan kendala baru (Mulyono, 1999, pp76-77 ) 2.6 Sisem Informasi Menuru O Brien (2003, p7), sisem informasi dapa berupa kombinasi dari manusia, perangka keras, perangka lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daa yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi di dalam sebuah organisasi. Jadi Sisem informasi adalah sisem yang berujuan unuk menyimpan, memproses dan mengkomunikasikan informasi. Sisem informasi menerima inpu dan memproses daa unuk menyediakan informasi bagi pengambil kepuusan dan membanu pengambil kepuusan mengkomunikasikan hasil puusannya.

20 Analisis dan Desain Sisem Berorienasi Objek Analisis Sisem Menuru McLeod (2001, p234), analisis sisem adalah peneliian aas sisem yang elah ada dengan ujuan unuk merancang sisem yang baru aau diperbaiki. Jadi dapa disimpulkan bahwa analisis sisem adalah peneliian sisem yang ada dengan ujuan penyempurnaan sisem yang dapa dimanfaakan oleh pengguna sisem. Menuru Cushing (1991, p327), analisis sisem dapa didefinisikan sebagai proses penyelidikan kebuuhan informasi pemakai didalam suau organisasi agar dapa meneapkan ujuan dan spesifikasi unuk desain suau sisem informasi Perancangan Sisem Menuru Mulyadi (1993, p51), perancangan sisem adalah proses penerjemahan kebuuhan pemakai ke dalam alernaif rancangan sisem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi unuk diperimbangkan. Dari definisi diaas, perancangan sisem dapa disimpulkan suau proses penyiapan spesifikasi dalam menerjemahkan kebuuhan pemakai dalam pengembangan sisem baru Paradigma Berorienasi Objek Paradigma dari konsep berorienasi objek merupakan sraegi pengembangan yang berdasarkan pada konsep bahwa sisem seharusnya dibangun dari kumpulan komponen yang reusable (dapa digunakan kembali) yang dinamakan objek. Objek melipui pemisahan daa dan fungsi yang sama dengan yang dilakukan dalam konsep ersrukur. Walaupun konsep berorienasi objek mirip dengan konsep ersrukur, eapi sebenarnya berbeda.

21 37 Fakor uama diemukannya pendekaan berorienasi objek adalah karena diemukannya kekurangan pada pendekaan ersrukur (Nugroho, 2002, p11) yaiu: 1. Biaya pengembangan perangka lunak berkembang sesuai dengan berkembangnya keinginan aau kebuuhan pengguna. 2. Pemeliharaan yang sukar. 3. Lamanya penyelesaian suau proyek. 4. Jangka waku penyelesaian proyek selalu erlamba. 5. Biaya pengembangan perangka lunak yang sanga inggi, dan sebagainya. Pendekaan berorienasi objek membua daa erbungkus pada seiap fungsi aau prosedur dan melindunginya erhadap perubahan idak dikehendaki dari fungsi yang berada di luar. Menuru Nugroho (2002, pp11-12), ada beberapa karakerisik yang menjadi ciri dari pendekaan berorienasi objek, yaiu : 1. Pendekaan lebih pada daa dan bukannya pada prosedur aau fungsi. 2. Program besar dibagi pada apa yang dinamakan objek-objek. 3. Srukur daa dirancang dan menjadi karakerisik dari objek-objek. 4. Fungsi-fungsi yang mengoperasikan daa ergabung dalam sau objek yang sama. 5. Daa ersembunyi dan erlindung dari fungsi aau prosedur yang ada di luar. 6. Objek-objek dapa saling berkomunikasi dengan saling mengirim pesan Kaian Analisis dan Desain dengan Orienasi Objek Pada ahap awal perancangan suau aplikasi pirani lunak diperlukan deskripsi dari permasalahan dan spesifikasi aplikasi yang dibuuhkan. Apa saja persoalan yang ada dan apa yang harus dilakukan sisem. Penekanan analisis adalah proses invesigasi aas permasalahan yang dihadapi anpa memikirkan definisi solusi erlebih dahulu.

22 38 Sedangkan penekanan dalam desain adalah pada logika solusi dan bagaimana memenuhi spesifikasi yang dibuuhkan sera konsrain aau baasan yang ada. Pada ahap perancangan berorienasi objek, penekanan erleak pada bagaimana mendefinisikan objek-objek logik dalam aplikasi yang akan diimplemenasikan ke dalam bahasa pemrograman berorienasi objek.(larman, 1998, p6) Keunggulan dan Kelemahan Analisis dan Desain Berorienasi Objek Menuru McLeod (2001, pp ), ada dua kemampuan uama yang erdapa pada sisem berorienasi objek, yaiu: 1. Reusabiliy Kemampuan unuk menggunakan kembali pengeahuan dan kode program yang ada, dapa menghasilkan keunggulan saa suau sisem baru dikembangkan aau sisem yang ada dipelihara aau direkayasa ulang. 2. Ineroperabiliy Kemampuan unuk menginegrasikan berbagai aplikasi dari beberapa sumber, seperi program yang dikembangkan sendiri dan perangka lunak jadi, sera menjalankan aplikasi-aplikasi ini di berbagai plaform perangka keras. Menuru McLeod (2001, pp ), ada beberapa kelemaahan yang erdapa pada sisem berorienasi objek, yaiu: Diperlukan waku lama unuk memperoleh pengalaman pengembangan. Kesulian meodologi unuk menjelaskan sisem bisnis yang rumi. Kurangnya pilihan peralaan pengembangan yang khusus disesuaikan unuk sisem bisnis.

23 Akivias Uama Objec Oriened Analysis and Design (OOAD) OOAD erdiri dari 4 akivias uama, problem domain analysis, applicaion domain analysis, archiecural design dan componen design. Keempa akivias ini merupakan akivias analisa dan perancangan pada daur hidup pengembangan sisem. Mahiassen e al. (2000, pp14-15) menjelaskan empa buah akivias uama dalam analisa dan perancangan berorienasi objek yang digambarkan dalam Gambar 2.10 beriku ini. Gambar 2.10 Akivias Uama dalam OOAD 1. Problem Domain Analysis Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p45), Tujuan dari pembuaan problem domain analysis adalah unuk mengidenifikasi dan memodelkan problem domain.. Akivias yang dilakukan dalam problem domain analysis ini adalah akivias mendefinisikan classes, sucure dan behavior. Akivias Analisis Problem Domain akan diunjukkan pada gambar 2.11 secara jelas.

24 40 Gambar 2.11 Akivias Analisis Problem Domain A. Classes Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p49), class adalah gambaran dari kumpulan objek objek yang saling berbagi sukur, behavior paern dan aribu. Tujuan dari pembuaan kelas adalah unuk mengidenifikasi semua objek dan even yang akan dimasukkan kedalam model dari problem domain yang bersangkuan. Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p51), Objek adalah enias yang memiliki ideniias, keadaan dan behavior. Sedangkan even adalah reaksi sponan erhadap perisiwa yang erjadi yang saling bersangkuan anara sau objek aau lebih. Behavior dari objec merupakan rangkaian dari even baik secara akif aau pasif dilakukan oleh objec selama masa hidupnya. B. Srucure Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p69), srucure class diagram berujuan unuk menggambarkan susunan hubungan anara kelas kelas dan objek objek yang erdapa pada problem domain. Terdapa dua jenis srukur kelas yaiu Generalisasi dan Cluser.

25 41 Surkur Generalisasi adalah relasi dianara dua aau lebih kelas yang lebih khusus dengan kelas yang lebih umum. Srukur cluser adalah kumpulan dari kelas yang membanu kia dalam peninjauan mengenai problem domain, dimana cluser ersebu adalah merupakan kumpulan dari kelas yang saling berhubungan. Menuru Lars Mahiassen e al (2000, pp75 77), erdapa dua jenis hubungan anara srukur objek yaiu agregasi dan asosiasi. Srukur agregasi adalah hubungan anara dua aau lebih objek, dimana agregasi ini menjelaskan bahwa sau objek adalah fundamenal dan mendefinisikan bagian dari objek yang lainnya. Pada srukur agregasi, objek yang lebih superior erdiri dari beberapa objek yang lebih kecil. Sedangkan srukur asosiasi adalah juga merupakan hubungan anara dua objek aau lebih, namun yang membedakannya dengan srukur agregasi adalah srukur ini idak mendefinisikan propery dari objek aau dengan kaa lain asosiasi adalah hubungan yang memiliki suau makna erenu dianara beberapa objek. C. Behavior Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p89), behavior dibua unuk memodelkan kedinamisan dari problem domain. Behavior merupakan sekumpulan dari even dalam uruan yang idak eraur yang melibakan sebuah objec. Behavior dibua unuk semua class dan dapa dibua dengan membua even race sebelumnya. Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p90-91), even race adalah rangkaian dari even yang mempengaruhi objek erenu. Dan behavior paern adalah gambaran kemungkinan dari even race unuk seiap objek objek didalam kelas. Kia juga dapa mendeskripsikan behavior paern secara grafis dengan saechar diagram.

26 42 Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p341), Saechar diagram merupakan diagram yang menggambarkan behavior umum dari seiap objek yang erdapa didalam kelas erenu dan erdiri dari keadaan dan ransisi mereka. Saechar diagram menunjukkan sae yang mungkin dialami oleh sebuah objec. 2. Applicaion Domain Analysis Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p6), Applicaion Domain adalah pengorganisasian erhadap penaaan, pengamaan dan pengendalian dari problem domain. Dimana Applicaion domain ini merupakan bagian dari organisasi pemakai. Applicaion domain analysis berujuan unuk mendefinisikan fungsi dan inerface dari sisem. Akivias yang dilakukan dalam applicaion domain analysis ini adalah akivias mendefinisikan usage, funcion, dan inerface. Akivias Analisis Applicaion Domain dan ahapannya akan diunjukkan pada gambar 2.12 secara jelas. Gambar 2.12 Akivias Analisis Applicaion Domain

27 43 A. Usage Usage didefinisikan unuk menenukan bagiamana akor berineraksi dengan sisem. Hasil dari usage adalah use case. Menuru Lars Mahiassen e al (2000, pp ), usecase adalah pola ineraksi anara sisem dan akor yang erdapa dalam applicaion domain. Acor adalah absraksi dari user aaupun sisem lain yang berineraksi dengan arge sisem. Menuru Whien e al. (2004, p271), pada permodelan use case erdapa dua kegiaan pening yang erliba. Yang perama adalah pembuaan diagram use case. Diagram use case adalah diagram yang menggambarkan hubungan anara akor dan use case dalam sebuah sisem. Akor adalah enias eksernal yang berineraksi dengan sisem yaiu seseorang aau sesuau yang mengubah informasi dalam sisem dan berhubungan dengan paling idak sau use case. Elemen-elemen pada diagram use case diunjukkan pada gambar 2.13 di bawah ini. Acor Simbol alernaif unuk akor Use-case Parisipasi Kelompok use-case Gambar 2.13 Elemen Diagram Use Case

28 44 Kegiaan yang kedua dalam permodelan use case adalah narasi use case. Narasi use case adalah deskripsi secara ulisan dari proses bisnis yang erjadi dan bagaimana user berineraksi dengan sisem dalam menyelesaikan ugasnya. Menuru Whien e al. (2004, p276), ada empa ahap dalam permodelan use case yaiu mengidenifikasi akor bisnis, mengidenifikasi use case, membangun diagram use case, dan mendokumenasikan persyaraanpersyaraan bisnis pada narasi use case. B. Funcion Menuru Lars Mahiassen e al (2000, pp ), Funcion adalah fasilias unuk membua suau model berguna bagi akor. Funcion didefinisikan unuk mengeahui apa yang dapa dilakukan sisem unuk membanu acor. Hasilnya adalah funcion lis. Sebuah fungsi akan diakifkan, dieksekusi dan akhirnya memberikan hasil. Terdapa empa jenis ipe fungsi, yaiu: Updae, merupakan fungsi yang menghasilkan suau perubahan pada bagian model. Signal, merupakan fungsi yang menghasilkan suau reaksi dalam koneks, dimana reaksi ini diampilkan kepada akor aaupun dalam benuk inverasi langsung didalam applicaion domain. Read, merupakan fungsi yang diimbulkan oleh kebuuhkan akan informasi dalam pekerjaan yang dilakukan oleh akor dan menghasilkan ampilan sisem yang berhubungan dengan bagian bagian dari model.

29 45 Compue, merupakan fungsi yang diimbulkan oleh kebuuhan informasi dalam pekerjaan yang dilakukan oleh akor dan erdiri dari perhiungan yang berhubungan dengan informasi yang disediakan oleh akor maupun model, dimana hasilnya diampilkan dalam benuk hasil perhiungan. C. Inerface Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p151), Inerface adalah fasilias yang membua model dari sisem dan fungsi ersedia bagi pemakai sisem. Inerface digunakan oleh acor unuk berineraksi dengan sisem. Inerface erdiri dari user inerface dan sysem inerface. Hasil dari akivias ini adalah pembuaan ampilan (form), navigaion diagram dan lainnya. Navigaion Diagram merupakan saechar diagram khusus yang berfokus pada user inerface (Mahiassen e al., 2000, p344). Diagram ini menunjukkan window-window dan ransisi dianara window-window ersebu. Sebuah window dapa digambarkan sebagai sebuah sae. Sae ini memiliki nama dan berisi gambar miniaur window. Transisi anar sae dipicu oleh diekannya sebuah ombol yang menghubungkan dua window. 3. Archiecural Design Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p173), ujuan dari pembuaan Archiecure Design adalah unuk menyusun sisem yang erkompuerisasi. Archiecural Design erdiri dari iga bagian uama yaiu : Crieria, Componen Archiecure dan Process Archiecure. Akivias Archiecural Design dan ahapannya akan diunjukkan pada gambar 2.14 secara jelas.

30 46 Gambar 2.14 Akivias Archiecural Design Menuru Lars Mahiassen e al (2000, pp ), krieria berujuan unuk mengumpulkan propery dari disain. Dalam OOAD erdapa iga krieria dasar yang harus dimiliki dalam rancangan yaiu: Usable, Flexible, dan Comprehensible. Tabel 2.1 menunjukkan krieria perancangan yang diperlukan dalam penenuan kualias dari sebuah sofware. Tabel 2.1 Krieria Perancangan Crierion Measure of Usable Kemampuan sisem beradapasi dengan conex organisasional dan eknikal. Secure Pencegahan akses ilegal erhadap daa dan fasilias. Efficien Eksploiasi ekonomis dari fasilias echnical plaform. Correc Kesesuaian dengan kebuuhan. Reliable Fungsi yang dijalankan secara epa. Mainainable Biaya unuk memperbaiki kerusakan sisem. Tesable Biaya unuk menjamin sisem melakukan fungsinya. Flexible Biaya memodifikasi sisem. Comprehensible Usaha yang diperlukan unuk memahami sisem. Reusable Penggunaan bagian dari sisem ke dalam sisem lain yang berkaian. Porable Biaya memindahkan sisem ke echnical plaform lain. Ineroperable Biaya pemasangan sisem dengan sisem lain.

31 47 Componen archiecure adalah srukur sisem yang erdiri dari komponenkomponen yang saling berhubungan. Hasil dari akivias ini adalah sebuah componen diagram yang merupakan class diagram yang dilengkapi dengan spesifikasi komponen yang kompleks. Dalam akivias ini, perlu dienukan pola arsiekural yang sesuai dengan model sisem. Pola arsiekural ersebu anara lain: Layered Archiecure Paern Generic Archiecure Paern Clien-Server Archiecure Paern Process archiecure adalah srukur sisem eksekusi yang erdiri dari proses yang inerdependen. Hasil dari akivias ini adalah sebuah deploymen diagram yang menunjukkan processor dengan komponen program dan acive objecs. Dalam akivias ini juga perlu menenukan pola disribusi yang sesuai dengan model sisem. Pola-pola disribusi yang ada anara lain: Cenralized Paern Disribued Paern Decenralized Paern 4. Componen Design Componen design berujuan unuk menenukan implemenasi kebuuhan di dalam kerangka kerja arsiekural. Hasilnya adalah deskripsi mengenai komponenkomponen sisem. (Mahiassen e al., 2000, p231). Akivias Componen Design dan ahapannya akan diunjukkan pada gambar 2.15 secara jelas.

32 48 Gambar 2.15 Akivias Componen Design Componen design erdiri dari iga akivias, yaiu: a. Model componen, Merupakan bagian sisem yang mengimplemenasikan model problem domain. Akivias ini menghasilkan class diagram direvisi. b. Funcion componen, Merupakan bagian sisem yang mengimplemenasikan kebuuhan fungsional. Hasilnya adalah class diagram dengan fungsinya. Terdapa empa pola eksplorasi unuk merancang funcion componen, yaiu: Model-Class Placemen Funcion-Class Placemen Saregy Acive Funcion c. Connecing componen, Merupakan desain hubungan anar komponen unuk memperoleh rancangan yang fleksibel dan mudah dimengeri. Hasilnya adalah class diagram yang berhubungan dengan komponen-komponen sisem.

33 UML (Unified Modeling Language) Pengenalan UML UML (Unified Modeling Language) dapa didefinisikan sebagai sebuah bahasa yang berdasarkan grafik gambar unuk memvisualisasi, menspesifikasi, mengkonsruksi, dan mendokumenasi sebuah sisem perangka lunak. UML menjadi sebuah bahasa sandar unuk pengembangan sebuah sofware yang dapa menyampaikan bagaimana membua model-model, eapi idak menyampaikan apa dan kapan model yang seharusnya dibua yang merupakan salah sau proses implemenasi pengembangan sofware. UML bukan hanya bahasa pemrograman visual saja, eapi merupakan model yang dapa secara langsung dihubungkan dengan bahasa pemrograman yang bervariasi. Arinya hal ini mungkin unuk memeakan model dengan UML ke dalam bahasa pemrograman aau bahkan dihubungkan langsung dengan relaional daabase aau objec oriened daabase (Booch, 1999, pp15-16) UML Diagram Menuru Grady Booch (1999, p99), jika ingin memodelkan suau aplikasi yang sederhana yang akan dijalankan pada sebuah mesin unggal, maka diagram yang dapa digunakan adalah use case diagram, class diagram (unuk pemodelan srukural), dan ineracion diagram (unuk pemodelan behavioral). Jika pemodelan difokuskan juga pada aliran proses, maka dapa menambahkan saechar diagram dan aciviy diagram yang dapa menggambarkan ingkah laku dari sisem. Sedangkan jika sisem iu erdapa clien aau server, maka diagram yang diperlukan unuk menggambarkan sisem adalah use case diagram, aciviy diagram, class diagram, ineracion diagram, saechar diagram, componen diagram, dan deploymen diagram.

34 50 A. Class Diagram Mahiassen e al. (2000, p336) menjelaskan bahwa class diagram adalah gambaran srukur objek dari sisem. Class diagram menunjukkan class objek yang membenuk sisem dan hubungan srukural dianara class objek ersebu. Menuru Whien e al. (2004, pp ), erdapa iga jenis hubungan anar class yang biasa digunakan dalam class diagram, yaiu : 1. Asosiasi Asosiasi merupakan hubungan sais anar dua objek aau class. Hubungan ini memungkinkan sebuah objek aau class mereferensikan objek aau class lain dan saling mengirimkan pesan. Hubungan asosiasi akan diunjukkan pada gambar 2.16 dibawah ini. Gambar 2.16 Conoh Hubungan Asosiasi 2. Generalisasi Dalam hubungan generalisasi, erdapa dua jenis class, yaiu class superype dan class subype. Class superype aau class induk memiliki aribu dan behavior yang umum. Class subype aau class anak selain memiliki aribu dan behavior yang unik juga memiliki aribu dan behavior milik class induknya. Hubungan generalisasi akan diunjukkan pada gambar 2.17 dibawah ini. Gambar 2.17 Conoh Hubungan Generalisasi

35 51 3. Agregasi Agregasi merupakan hubungan yang unik dimana sebuah objek merupakan bagian dari objek lain. Pada hubungan ini, objek yang menjadi bagian dari objek erenu idak akan memiliki aribu aau behavior dari objek ersebu. Hubungan agregasi akan diunjukkan pada gambar 2.18 dibawah ini. Gambar 2.18 Conoh Hubungan Agregasi B. Saechar Diagram Mahiassen e al. (2000, p341) menguraikan bahwa Saechar Diagram merupakan pemodelan perilaku dinamis dari sebuah objek dalam sebuah class yang spesifik dan berisi sae dan ransiion. Menuru Whien e al. (2004, p700), saechar diagram merupakan sebuah diagram UML yang menjelaskan kombinasi dari saus objek dalam siklus hidupnya, yang dipicu oleh even sehingga saus dapa berubah ubah. Noasi yang digunakan dalam saechar diagram dapa diliha pada gambar 2.19 dibawah ini. Gambar 2.19 Noasi Dalam Saechar Diagram

36 52 C. Use Case Diagram Menuru Whien e al. (2004, p441), use case diagram merupakan gambaran ineraksi anara sisem dan user. Sedangkan Mahiassen e al. (2000, p343) menyaakan bahwa use case diagram adalah deskripsi secara grafis yang menggambarkan hubungan anara acors dan use case. Conoh use case diagram dapa diliha pada gambar 2.20 dibawah ini. Gambar 2.20 Conoh Use Case Diagram D. Sequence Diagram Menuru Lars Mahiassen e al (2000, p340), Sequence Diagram adalah diagram yang menggambarkan ierasi dari sejumlah objek seiap waku. Sedangkan Benne e al. (2006, p253) mengemukakan bahwa sequence diagram menunjukkan ineraksi anar objek yang diaur berdasarkan uruan waku. Aplikasi sequence diagram yang paling umum adalah unuk menggambarkan ineraksi anar objek yang erjadi pada sebuah use case aau sebuah operaion.

37 Noasi yang digunakan dalam sequence diagram dapa diliha pada gambar 2.21 dibawah ini. 53 Gambar 2.21 Noasi Dalam Sequence Diagram E. Navigaion Diagram Navigaion Diagram merupakan saechar diagram khusus yang berfokus pada user inerface (Mahiassen e al., 2000, p344). Diagram ini menunjukkan windowwindow dan ransisi dianara window-window ersebu. Sebuah window dapa digambarkan sebagai sebuah sae. Sae ini memiliki nama dan berisi gambar miniaur window. Transisi anar sae dipicu oleh diekannya sebuah ombol yang menghubungkan dua window. F. Componen Diagram Componen Diagram merupakan diagram implemenasi yang digunakan unuk menggambarkan arsiekur fisik dari sofware sisem. Diagram ini dapa menunjukkan bagaimana coding pemrograman erbagi menjadi komponen-komponen dan juga menunjukkan keerganungan anar komponen ersebu (Whien e al., 2004, p442).

38 54 Sebuah komponen digambarkan dalam UML sebagai sebuah koak dengan dua koak kecil di sebelah kirinya. Keerganungan anar dua komponen menunjukkan bagaimana kedua komponen ersebu saling berkomunikasi. Conoh componen diagram dapa diliha pada gambar 2.22 dibawah ini. Gambar 2.22 Conoh Componen Diagram G. Deploymen Diagram Menuru Mahiassen e al. (2000, p340), deploymen diagram menunjukkan konfigurasi sisem dalam benuk processor dan objek yang erhubung dengan processor ersebu. Deploymen diagram idak hanya menggambarkan arsiekur fisik sofware saja, melainkan sofware dan hardware. Diagram ini menggambarkan komponen sofware, processor, dan peralaan lain yang melengkapi arsiekur sisem. Seiap koak dalam deploymen diagram menggambarkan sebuah node yang menunjukkan sebuah hardware. Sofware yang erdapa di dalam node digambarkan dengan simbol komponen.

39 Garis yang menghubungkan node menunjukkan jalur komunikasi anar device. Conoh deploymen diagram dapa diliha pada Gambar 2.23 dibawah ini. 55 Gambar 2.23 Conoh Deploymen Diagram

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pea Proses Operasi Pea Proses Operasi merupakan suau diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai uru-uruan operasi dam pemeriksaan. Sejak

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Pada ugas akhir ini, akan dibahas beberapa permasalahan mengenai peneliian operasional dan perencanaan produksi. Landasan eori yang sesuai unuk memecahkan permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknik Indusri 2.1.1 Peramalan Peramalan aau forecasing adalah ilmu memprediksi perisiwa-perisiwa masa depan. Peramalan merupakan perhiungan yang objekif dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkaian kegiaan yang membua barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiaan membua barang dan jasa erjadi di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Indusri Definisi menuru insiue of indusrial and sysem (IIE) : Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

Bab 3. Landasan Teori

Bab 3. Landasan Teori Bab 3 Landasan Teori 3.1 Teknik Indusri Definisi menuru insiue of indusrial and sysem (IIE) : Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 5 Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Menuru Sofjan Assauri (1984, p1), kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang, kia kenal dengan apa yang disebu peramalan (forecasing).

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis di bidang ekonomi, sosial dan sebagainya, diperlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi teknik industri menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi teknik industri menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) : BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Teknik Indusri Definisi eknik indusri menuru Insiue of Indusrial Engineering (IIE) : Teknik Indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, peningkaan, dan insalasi dari

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang 24 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Pengumpulan Daa Saisik deskripif adalah meode meode yang berkaian dengan pengumpulan dan penyajian suau gugus daa sehingga memberikan informasi yang berguna.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa,

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, 29 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produk Menuru Koler dan Amsrong (2001, p346), produk adalah segala sesuau yang dapa diawarkan ke pasar unuk diperhaikan, dimiliki, digunakan, aau dikonsumsi yang dapa memuaskan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK PERAMALAN

BAB IX TEKNIK PERAMALAN Peramalan 93 BAB IX TEKNIK PERAMALAN Kepuusan persediaan yang dihasilkan dari pembelian cenderung bersifa jangka pendek dan hanya unuk produk yang khas. Peramalan yang mengarah pada kepuusan ini harus

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Peramalan 3.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan kemampuan dan keerampilan unuk memperkirakan kejadian-kejadian di masa akan daang (Heizer, 1991, p138). Menuru

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci