BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi teknik industri menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi teknik industri menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :"

Transkripsi

1 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Teknik Indusri Definisi eknik indusri menuru Insiue of Indusrial Engineering (IIE) : Teknik Indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, peningkaan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial, informasi, peralaan (mesin), dan energi. Teknik indusri juga membuuhkan pengeahuan dan kerampilan khusus dalam bidang maemaika, fisik, dan ilmu sosial yang digabungkan dengan prinsip-prinsip dan meodemeode analisa eknik unuk memprediksi dan mengevaluasi hasil dalam merancang suau sisem (Turner, 2000, p21) Peramalan Pengerian peramalan menuru Handoko (2000, p260) adalah suau usaha unuk meramalkan keadaan di masa mendaang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan perisiwa-perisiwa di waku yang akan daang aas dasar pola-pola di waku yang lalu dan penggunaan kebijakan erhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waku yang lalu. Peramalan memerlukan kebijakan, sedangkan proyeksi-proyeksi adalah fungsi-fungsi mekanikal.

2 30 Peramalan pada umumnya digunakan unuk memprediksi pendapaan, biaya, keunungan, harga dan perubahan eknologi. Dalam lingkungan perusahaan, pada umumnya meode peramalan digunakan unuk mengesimasi aau memprediksi jumlah perminaan yang akan daang sehingga perusahaan dapa memperkirakan jumlah dan jenis apa saja yang diproduksi naninya. Pada dasarnya ada beberapa langkah peramalan yang pening yaiu: 1. Menganalisa daa yang lalu, pada ahap ini berguna unuk pola yang erjadi pada masa lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membua abulasi dari daa yang lalu. 2. Menenukan meode yang digunakan, masing - masing meode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda. Dengan kaa lain, meode peramalan yang baik adalah meode yang menghasilkan penyimpangan anara hasil peramalan dengan nilai kenyaaan yang sekecil mungkin. 3. Memproyeksikan daa yang lalu dengan menggunakan meode yang dipergunakan dan memperimbangkan adanya beberapa fakor perubahan. 4. Penenuan ujuan, yaiu menenukan kebuuhan informasi - informasi bagi para pembua kepuusan seperi : Variabel - variabel yang akan diesimasi. Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan. Unuk ujuan apa hasil peramalan akan digunakan. Esimasi jangka panjang aau jangka pendek yang diinginkan. Deraja keepaan esimasi yang diinginkan.

3 31 Kapan esimasi dibuuhkan. Bagian - bagian peramalan yang diinginkan, seperi peramalan unuk kelompok pembeli, kelompok produk, aau daerah geografis. 5. Pengembangan model, menenukan model yang merupakan penyederhanaan dari sisem dan merupakan kerangka analiik bagi masukan yang akan memperoleh pengeluaran. Model dienukan berdasarkan sifa - sifa dan perilaku variabel. 6. Pengujian model, dilakukan unuk menenukan ingka akurasi, validias dan reliabilias, yang dienukan dengan membandingkan hasil peramalan dengan kenyaaan / akual. 7. Penerapan model, seelah lulus dalam pengujian, daa hisorik akan dimasukkan ke dalam model unuk menghasilkan ramalan. 8. Revisi dan evaluasi, ramalan yang elah dibua harus senaniasa diperbaiki dan diinjau kembali. Hal ini perlu dilakukan bila erdapa perubahan dalam perusahaan dan lingkungannya (harga produk, karakerisik produk, periklanan, ingka pengeluaran pemerinah, kebijaksanaan moneer, aau kemajuan eknologi); dan hasil perbandingan anara ramalan dengan daa akual Tujuan Peramalan Tujuan dari peramalan sendiri adalah unuk meliha aau memperkirakan prospek ekonomi aau kegiaan usaha di masa depan sera pengaruh lingkungan erhadap prospek ersebu, sehingga dapa diperoleh informasi mengenai : 1. Kebuuhan suau kegiaan usaha di masa yang akan daang.

4 32 2. Waku unuk mengambil kepuusan yang berkaian dengan skala produksi, pemasaran, sera arge usaha. 3. Perencanaan skala produksi, pemasaran, anggaran, biaya produksi dan arus kas (cash flow) Jenis Jenis Pola Daa Menuru Makridakis (p21-22,1999), daa yang diplo adalah daa masa lalu yang dipergunakan unuk meramalkan daa di masa yang akan daang. Dari daa yang elah diplo akan erliha pola daa unuk menenukan meode ramalan yang akan digunakan. Ada empa jenis pola daa, yaiu : 1. Pola Sasioner / Horisonal ( H ) Terjadi bila nilai daa berflukuasi di sekiar nilai raa raa yang konsan. (Dere seperi iu sasioner erhadap nilai raa raanya ). Suau produk yang penjualannya idak meningka aau menurun selama waku erenu ermasuk jenis ini. Demikian pula, suau keadaan pengendalian muu yang menyangku pengambilan conoh dari suau proses produksi berkelanjuan yang secara eoriis idak mengalami perubahan juga ermasuk jenis ini.

5 33 Gambar 3.1. Pola Horisonal ( H ) Sumber: Makridakis (1999, p23) 2. Pola Musiman / Seasonal ( S ) Terjadi bila suau dere dipengaruhi oleh fakor musiman (misalnya kuaral ahun erenu, bulanan, aau hari hari pada minggu erenu). Penjualan dari produk seperi minuman ringan, es krim, dan bahan bakar pemanas ruang, semuanya menunjukkan jenis pola ini. Gambar 3.2. Pola Musiman / Seasonal ( S ) Sumber: Makridakis (1999, p23)

6 34 3. Pola Siklis / Cyclical ( C ) Terjadi bila daa dipengaruhi oleh flukuasi ekonomi jangka panjang seperi yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperi mobil, baja, dan peralaan uama lainnya menunjukkan jenis pola ini. Gambar 3.3 Pola Siklis / Cyclical ( C ) Sumber: Makridakis (1999, p23) 4. Pola Trend ( T ) Terjadi bila erdapa kenaikan aau penurunan sekuler jangka panjang dalam daa. Penjualan banyak perusahaan, produk bruo nasional ( GNP ) dan berbagai indikaor bisnis aau ekonomi lainnya mengikui suau pola rend selama perubahannya sepanjang waku. Gambar 3.4 Pola Trend ( T ) Sumber: Makridakis (1999, p23)

7 Meode Meode Peramalan Menuru Smih (1989, p62), meode peramalan secara umum dibagi dua, yaiu meode kualiaif dan meode kuaniaif. 1. Meode Kualiaif (Smih,1989, p62) Meode ini biasanya digunakan unuk meramalkan lingkungan dan eknologi, karena kondisi ersebu berbeda dengan kondisi perekonomian dan pemasaran. Oleh karena iu meode kualiaif disebu dengan echnological forecasing. Teknik-eknik kualiaif adalah subjekif aau judgmenal aau berdasarkan pada esimasi - esimasi dan pendapa - pendapa. Berbagai sumber pendapa bagi peramalan kondisi bisnis adalah : Para eksekuif Orang-orang penjualan Para langganan Sedangkan berbagai eknik peramalan kualiaif yang dapa digunakan, secara ringkas dapa diuraikan sebagai beriku : a. Meode Delphi (Smih,1989, p63) Meode ini merupakan eknik yang mempergunakan suau prosedur yang sisemaik unuk mendapakan suau konsensus pendapa - pendapa dari suau kelompok ahli. Proses Delphi ini dilakukan dengan memina kepada para anggoa kelompok unuk memberikan serangkaian ramalan - ramalan melalui anggapan mereka erhadap dafar peranyaan. Kemudian, seorang moderaor mengumpulkan

8 36 dan memformulasikan dafar peranyaan baru dan dibagikan lagi kepada kelompok. Jadi ada suau proses pembelajaran bagi kelompok karena mereka menerima informasi baru dan idak ada pengaruh pada ekanan kelompok aau dominasi individual. b. Rise pasar (Smih,1989, p64) Adalah peralaan peramalan yang berguna, eruama bila ada kekurangan daa hisorik aau daa idak reliable. Teknik ini secara khusus digunakan unuk meramal perminaan jangka panjang dan penjualan produk baru. Kelemahan rise pasar mencakup kurangnya kekuaan predikif, sera memakan waku dan biaya. c. Analogi hisorik Peramalan dilakukan dengan menggunakan pengalaman-pengalaman hisorik dari suau produk yang sejenis. Peramalan produk baru dapa dikaikan dengan ahapahap dalam siklus kehidupan produk yang sejenis. d. Konsensus panel (Smih,1989, p64) Gagasan yang didiskusikan oleh kelompok akan menghasilkan ramalan - ramalan yang lebih baik daripada dilakukan oleh seseorang. Diskusi dilakukan dalam peremuan perukaran gagasan secara erbuka.

9 37 2. Meode Kuaniaif Meode kuaniaif hanya dapa dierapkan jika ersedia informasi mengenai daa masa lalu, informasi dapa dikuanifisir (diwujudkan dalam benuk angka), dan asumsi beberapa aspek pola masa lalu akan berlanju. Jenis peramalan kuaniaif dibagi dua, yaiu: a. Time Series Jenis peramalan ini merupakan esimasi masa depan yang dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suau variabel dan / aau kesalahan masa lalu. b. Meode Causal Peramalan ini memberikan suau asumsi bahwa fakor yang diramalkan mewujudkan suau hubungan sebab akiba dengan sau aau lebih independen variabel. Tujuannya adalah unuk menemukan benuk hubungan ersebu dan menggunakannya unuk meramalkan nilai mendaang dari dependen variabel. Macam macam meode peramalan yaiu : 1) Meode Double Moving Average menuru Makridakis (1999, p95) Salah sau peramalan ime series dengan meliha daa rend adalah peramalan dengan meode double moving average. Perama kali dilakukan moving average kemudian baru dilakukan lagi moving average unuk daa yang adi yang sudah di moving average perama kali. Beriku ini adalah rumus yang dipakai pada peramalan ini yaiu:

10 38 Rumus unuk moving average yang perama k Y Y Y Y Y M k = = Rumus unuk moving average yang kedua k M M M M M k ' = Rumus unuk menghiung peramalan dengan double moving average m b a Y M M k b M M M M M a p p = = = + = ^ ' ' ' ) ( ) ( 2) Meode Double Exponenial Smoohing Dua Parameer Dari Hol menuru Makridakis (1999, p ) Meode pemulusan eksponensial linear dari Hol dalam prinsipnya serupa dengan Brown, kecuali bahwa Hol idak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung. Sebagai ganinya, Hol memuluskan nilai rend dengan parameer yang berbeda dari parameer yang digunakan pada dere yang asli. Ramalan dari pemulusan eksponensial linear Hol didapa dengan menggunakan dua konsana pemulusan (dengan nilai anara 0 dan 1) dan iga persamaan : m b S F b S S b b S X S m + = + = + + = ) (1 ) ( ) )( (1 γ γ α α

11 39 Dimana : S = Pemulusan ke- b = Nilai rend ke- F + = Nilai peramalan ke- m α = Fakor pemulusan Proses inisialisasi awal unuk pemulusan eksponensial linear dari Hol memerlukan dua aksiran, yaiu mengambil nilai pemulusan perama unuk S 1 dan mengambil nilai rend b 1. Yang perama mudah dilakukan. Pilih S 1 = X 1. Taksiran rend kadang - kadang lebih merupakan masalah. Kia memerlukan aksiran rend dari sau periode ke periode lainnya. Inilah beberapa kemungkinannya : b b 1 1 = = X 2 X 1 ( X 2 X 1 ) + ( X 3 X 2 ) + ( X 4 X 3 ) 3 b 1 = aksiran kemiringan bola-maa ( eyeball ) seelah daa ersebu diplo. 3) Meode Triple Eksponensial Smoohing Tiga Parameer dari Winer menuru Makridakis (1999, p ) Pada umumnya, meode raa-raa bergerak dan pemulusan eksponensial, dapar digunakan unuk hampir segala jenis daa sasioner aau non sasioner sepanjang daa ersebu idak mengandung fakor musiman. Teapi bilamana erdapa fakor musiman, meode-meode ersebu akan menghasilkan peramalan yang buruk. Unuk daa sasioner, digunakan meode raa-raa bergerak aau pemulusan eksponensial. Jika daanya menunjukkan suau rend linear, maka baik model linear

12 40 dari Brown aau Hol, dapa dierapkan. Teapi jika daanya musiman, meode ini sendiri idak dapa mengaasi masalah ersebu dengan baik. Walaupun demikian, meode Winers dapa menangani fakor musiman secara langsung. Meode Winers didasarkan aas iga persamaan pemulusan, yaiu sau unuk unsur sasioner, sau unuk rend, dan sau unuk musiman. Hal ini serupa dengan meode Hol, dengan sau perumusan ambahan unuk mengaasi musiman. Persamaan dasar unuk mede Winers adalah sebagai beriku: Pemulusan Keseluruhan S = α I X L + ( 1 α)( S 1 + b 1 ) Pemulusan Trend b = γ ( S S 1 ) + (1 γ ) b 1 Pemulusan Musiman I X = β + ( 1 β ) S I L Ramalan F + m = ( S + b m) I L+ m Dimana: L b I F +m = Panjang musiman = Komponen rend = Fakor penyesuaian musiman = Peramalan unuk m periode ke depan

13 41 Salah sau masalah dalam mengggunakan meode Winer adalah menenukan nilai-nilai unuk α, β, dan γ ersebu yang akan berpengaruh dalam perhiungan nilainilai error seperi MSE (Mean Square Error) dan MAPE (Mean Absolue Percenage Error). Pendekaan unuk menenukan nilai ini biasanya secara rial dan error (cobacoba), walaupun mungkin juga digunakan algorima opimasi non-linear unuk mendapakan nilai parameer opimal. Karena kedua pendekaan ersebu memakan banyak waku dan mahal, maka meode ini jarang digunakan. Meode ini baru dipakai jika banyak himpunan daa yang harus diangani. Unuk menginisialisasi meode peramalan Winer yang dierapkan di aas, kia perlu menggunakan paling sediki sau daa musiman lengkap (yaiu L periode) unuk menenukan esimasi awal dari indeks musiman, L -1, dan kia perlu menaksir fakor rend dari sau periode ke periode selanjunya. Adapun rumus yang digunakan unuk inisisalisasi awal yaiu: X I L+ 1 = b = L = S X L X ( L+ 1 X X L ) ( X + X L 1 L+ 1 1 L+ 2 2 ) ( X L+ L X L L ) 4) Meode Triple Eksponensial Smoohing Meode Quadraic Sau-Parameer dari Brown menuru Makridakis (1999, p )

14 42 Sebagaimana halnya dengan pemulusan eksponensial linear yang dapa digunakan unuk meramalkan daa dengan suau pola rens dasar, benuk pemulusan yang lebih inggi dapa digunakan bila dasar pola daanya adalah kudraik, kubik, aau orde yang lebih inggi. Unuk mendapakan pemulusan kudraik yang lebih akura maka dilakukan cara memasukkan ingka pemulusan ambahan berupa riple aau pemulusan dilakukan 3 kali dan memberlakukan persamaan peramalan kuadraik. Persamaan unuk pemulusan riple aau iga kali ini adalah: S S S a b c F ' '' ''' = αx = αs = 3S ' = αs ' '' 3S α = 2(1 α) 2 α = (1 α) + m = a + (1 α) S + (1 α) S + (1 α) S 2 '' 2 ' '' ''' [( 6 5α ) S (10 8α ) S + (4 3α ) S ] ( S + S ' + b m + ''' 1 2 ' 1 '' 1 ''' 1 2S '' c m + S 2 ''' ) Dimana : S S S b α F +m = Pemulusan perama ke = Pemulusan kedua ke = Pemulusan keiga ke = Nilai rend ke = Fakor pemulusan = Nilai peramalan ke

15 43 Proses inisialisasi unuk proses pemulusan eksponensial kudraik dari Brown yaiu : S = S = S = X Saisik Keepaan Peramalan Menuru Makridakis (1999, p58-59) ukuran saisik sandard adalah sebagai beriku : 1. Error e i = X i F i 2. Nilai engah kesalahan absolu (mean error) ME = n i= 1 e i / n 3. Nilai engah gala absolu (mean absolue error) MAE = n e i i= 1 4. Nilai engah gala kuadra ( mean squared error ) MSE n i= = 1 e n 2 i 5. Deviasi sandar gala (sandard deviaion of error) SDE = n i= 1 2 i e ( n 1)

16 44 6. Nilai engah deviasi absolu (mean absolue deviaion) 1 MAD = X i X n Ukuran-ukuran relaif menuru Makridakis (1999, p61) adalah sebagai beriku : 1. Gala persenase (percenage error) PE = X F X Nilai engah gala persenase (mean percenage error) MPE n i= = 1 PE n i 3. Nilai engah gala persenase (mean absolue percenage error) MAPE n i= = 1 PE n i Persediaan Pada ahun 1960, suau erobosan baru dalam bidang pengendalian bahan baku elah erjadi, kompuer mulai dipergunakan unuk membanu pengelolaan manajemen persedian. Kesulian yang biasanya erjadi dalam pelaksanaan manajemen persediaan radisional elah eraasi semenjak dikenalnya suau pendekaan sisem persediaan yang erperinci dan lebih baik, yang disebu maerial

17 45 requiremen planning (MRP) sisem ini diemukan oleh Joseph orilicky dari J.J, Case Company (Schroeder, 2000, p335). Kompuerisasi MRP awalnya dikembangkan dilingkungan APICS (American Producion and Invenory Sysem Sociey) dalam suau pengembangan program professional saa ini sisem MRP elah memiliki popularias dalam bidang indusri yang memanfaakan kemampuan kompuer unuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian dengan memperhaikan hubungan anara iem persediaan, sehingga pengelolaannya dapa lebih efisien dalam menenukan kebuuhan maerial secara epa dan cepa Pengerian persediaan Menuru Herjano (1999, p 219) persediaan adalah bahan aau barang yang disimpan yang akan digunakan unuk memenuhi ujuan erenu, misalnya unuk proses produksi perakian, unuk dijual kembali, unuk suku cadang dari suau peralaan aau mesin. Menuru Handoko (2000, p 333) persediaan ialah suau isilah umum yang menunjukkan segala sesuau aau sumber daya organisasi yang disimpan dalam anisipasinya erhadap pemenuhan perminaaan. Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sanga pening karena banyak perusahaan melibakan invesasi erbesar pada persediaan. Sisem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonior ingka persediaan dan menenukan ingka persediaan yang harus dijaga,

18 46 kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanaan yang harus dilakukan. Sisem ini berujuan meneapkan dan menjamin ersediaannya sumber daya yang epa, dalam kuanias yang epa pada waku yang epa. Jenis persediaan menuru Handoko (2000,p334) berdasarkan jenisnya persediaan dapa dibedakan aas : 1. Persediaan bahan menah (raw maerials) adalah persediaan barang - barang berwujud seperi baja, kayu, dan komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Bahan menah diperoleh dari sumber -sumber alam aau dibeli dari para supplier dan aau dibua sendiri oleh perusahaan unuk digunakan dalam proses produksi. 2. Persediaan komponen-komponen rakian (purchased pars/componens) adalah persediaan barang - barang yang erdiri dari komponen - komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapa diraki menjadi suau produk. 3. Persediaan bahan pembanu aau penolong (supplies) adalah persedian barang yang diperlukan dalam proses produksi, eapi idak merupakan bagian aau komponen barang jadi. 4. Persediaan barang dalam proses (work in process) adalah persediaan barang - barang yang memerlukan keluaran dari iap - iap bagian dalam proses produksi aau yang elah diolah menjadi suau benuk, eapi masih diproses lebih lanju menjadi barang jadi.

19 47 5. Persediaan barang jadi (finished goods) adalah persediaan barang yang elah selesai diproses aau diolah dalam pabrik dan siap unuk dijual aau dikirim kepada pelanggan Biaya persediaan Biaya persediaan adalah keseluruhan biaya operasi aas sisem persediaan (Yami, 1999, p 9). Beriku ini adalah jenis jenis biaya persediaan, yaiu : a) Biaya pembelian (purchase cos) adalah harga peruni apabila iem dibeli dari pihak luar, aau biaya produksi iap uni apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya per uni akan selalu menjadi bagian dari iem dalam persediaan. Unuk pembelian iem dari luar, biaya peruni adalah harga beli diambah biaya pengangkuan. Sedangkan unuk biaya iem yang diproduksi didalam perusahaan, biaya per uni adalah ermasuk biaya enaga kerja, bahan baku, dan biaya overhead pabrik. b) Biaya pemesanan (order cos/se-up cos) adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari supplier aau biaya persiapan (se-up cos) apabila iem diproduksi didalam perusahaan. Biaya pemesanan seperi biaya membua dafar perminaan, menganalisis supplier, membua pesanan pembelian, penerimaan bahan, inspeksi bahan, dan pelaksanaan proses ransaksi. Sedangkan biaya persiapan seperi biaya yang dikeluarkan akiba perubahan proses produksi, pembuaan jadwal kerja, persiapan sebelum produksi, dan pengecekan kualiaas.

20 48 c) Biaya simpan ( carrying cos/ holding cos) adalah biaya yang dikeluarkan aas invesasi dalam persedian dan pemeliharaan maupun invesasi saran, fisik unuk menyimpan persediaan. Biaya simpan seperi biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan persediaan, keusangan, dan semua biaya yang dikeluarkan unuk pemeliharaan persediaan. d) Biaya kekurangan persediaan (sock ou cos) adalah konsekuensi ekonomis aas kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar erjadi apabila pesanan konsumen idak dapa dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam erjadi apabila deparemen idak dapa memenuhi kebuuhan deparemen lain. Biaya kekurangan dari pihak luar dapa berupa biaya back order, biaya kehilangan kesempaan penjualan, dan biaya kehilangan kesempaan menerima keunungan. Biaya kekurangan dari dalam perusahaan dapa berupa penundaan pengiriman maupun idle kapasias. Jika erjadi kekurangan aas perminaan suau iem, perusahaan harus melakukan back order aau menggani dengan iem lain aau membaalkan pengiriman Perencanaan Agrega Perencanaan agrega merupakan janung dari perencanaan jangka menengah. Tujuan perencanaan agrega unuk mengembangkan suau rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel dan opimal. Fisibel berari dapa memenuhi perminaan pasar dana sesuai dengan kapasias yang ada, sedangkan opimal berari

21 49 menggunakan sumber daya sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah mungkin. Perencanaan agrega berhubungan dengan penenuan jumlah dan waku produksi unuk jangka waku menengah. Manajer operasi harus menenukan jalan erbaik agar memenuhi prakiraan perminaan dengan cara menyesuaikan raa raa produksi, ingka penggunaan enaga kerja, ingka persediaan, lembur, kerja sama (subkonrak), aau variable lain yang dapa dkendalikan. Dengan menggunakan beberapa meode dalam perencanaan agrega, manajer operasi dapa memilih sraegi erbaik yang memberikan keunungan opimal. Perencanaan agrega diperlukan karena akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi perminaan dan dalam berkompeisi dengan perusahaan lain Sraegi dalam Perencanaan Agregra Terdapa 7 sraegi yang digunakan dalam perencanaan agrega, yaiu : 1. Melakukan variasi ingka persediaan, pada sraegi ini jumlah karyawan dan waku kerja diperahankan sehingga raa raa ingka produksi akan eap. Kelebihan produksi yang erjadi pada periode perminaan rendah disimpan sebagai persediaan yang naninya digunakan unuk menuupi produksi pada waku erjadi perminaan yang lebih inggi dari ingka produksi. Kelemahannya adalah imbulnya biaya penyimpanan persediaan berupa biaya sewa gudang, adminisrasi, asuransi, kerusakan maerial dan berambahnya modal yang eranam. Sraegi ini idak dapa digunakan unuk kegiaan jasa (misalnya

22 50 ransporasi, kesehana, aau pendidikan) karena jasa idak dapa disimpan sebagai persediaan. Selain iu juga idak epa unuk perusahaan yang produknya cepa rusak/ idak ahan lama, berhubungan dengan mode/fashion, bernilai inggi, aau memerlukan ruang simpan yang sanga besar. 2. Melakukan variasi jam kerja, pada sraegi ini jumlah karyawan dijaga eap unuk suau ingka produksi erenu, perubahan hanya dilakukan erhadap jumlah jam kerja. Jika perminaan naik, diadakan penambahan jam kerja unuk menambah produksi, sedangkan jika perminaan urun dilakukan pengurangan jam kerja. Lembur biasanya akan menimbulkan biaya yang lebih besar karena upah lembur lebih besar daripada upah pada waku reguler. Selain iu erlalu banyak lembur dapa menurunkan produksivias dan menambah biaya overhead. 3. Melakukan variasi jumlah jam kerja, apabila erjadi perminaan inggi maka dilakukan penambahan enaga kerja. Sebaliknya, pada waku perminaan rendah dilakukan pengurangan enaga kerja. Biaya yang imbul mencakup biaya pengadaan enaga kerja aau pesangon bagi enaga kerja yang dikurangi. Sraegi ini cocok unuk dierapkan jika enaga kerja yang disewa aau dikurangi mempunyai kerampilan yang rendah dan jika pasar enaga kerja memiliki suplai yang besar. Bagi perusahaan yang memerlukan enaga kerja dengan kerampilan inggi, sraegi ini idak mudah dierapkan karena enaga kerja yang demikian lebih menyukai pekerjaan yang eap dan erjamin. Selain iu, pengurangan enaga kerja yang eralu sering mempunyai pengaruh negaif, yaiu menurunkan moral kerja karyawan yang mengakibakan penurunan produkivias.

23 51 4. Subkonrak, dilakukan jika erjadi perminaan yang berambah semenara kapasias produksi idak cukup unuk memenuhinya sedangkan perusahan idak menghendaki hilangnya perminaan aau pelanggan pening. Kerugian sraegi ini adalah harga pokok produksi menjadi lebih inggi, bisa memberikan kesempaan kepada pesaing unuk maju, dan adanya risiko karena idak dapa secara langsung mengonrol muu produk dan penjadwalan. 5. Menggunakan pekerja paruh waku, dalam sekor jasa pekerja paruh waku dapa memenuhi kebuuhan enaga kerja berkeerampilan rendah. Meode ini membawa frekuensi biaya yang rendah dan lebih fleksibel daripada menggunakan enaga kerja eap. Kelemahannya adalah mengakibakan perpuaran enaga kerja dan biaya pelaihan yang inggi, sera mempengaruhi konsisensi muu produk. Apabila sraegi ini dierapkan unuk pekerjaan yang memerlukan keerampilan inggi, masalah yang perlu dianisipasi adalah idak ersedianya enaga kerja pada saa diperlukan karena mereka mencari kerja di empa lain. 6. Mempengaruhi perminaan, jika perminaan urun aau rendah, perusahaan berusaha menaikkan perminaan melalui iklan, promosi, pemoongan harga, aau menggalakkan benuk kegiaan pemasaran lain. Biaya ambahan yang imbul enunya berupa biaya iklan, poongan harga dan biaya program promosi lain. Sraegi ini ermasuk menggeser perminaan dari periode perminaan inggi ke periode perminaan rendah, seperi dilakukan perusahaan elekomunikasi. Pada saa siang hari banyak perminaan elepon yang idak erlayani karena salurannya penuh. Unuk iu dilakukan sraegi menggeser perminaan siang hari ke malam

24 52 hari, melalui perbedaan arif yang sanga signifikan. Hal iu menyebabkan konsumen yang adinya akan menggunakan jasa elepon siang hari beralih ke lama hari karena ingin mendapakan biaya yang rendah. Perminaan siang hari yang poensi hilang menjadi eap ada karena pindah ke malam hari. 7. Pemesanan erunda selama periode perminaan inggi, pemesanan erunda adalah pemesanan barang aau jasa yang dierima perusahaan eapi dapa memenuhi kemudian seelah perusahaan mempunyai persediaan. Pemesanan erunda berlaku umum bagi perusahaan mail order aau perusahaan yang memproduksi barang barang yang kompleks aau beenilai inggi, seperi pesawa erbang, kapal lau dan lain lain. Sraegi ini sering idak dapa dilaksanakan unuk perusahaan yang menjual barang barang konsumsi, seperi makanan, oba obaanaau pakaian. Keunungan sraegi ini dapa menghindari lembur dana eap menjaga kapasias produksi yang konsan. Semenara kelemahannya adalah erunda penerimaan/penjualan dan hanya dapa dilakukan apabila perminaan lebih inggi daripada penawaran Meode Perencanaan Agrega Beberapa meode yang dikenal dalam perencanaan agrega, anara lain pendekaan inuiif, pendekaan maemaika, sera meode abel dan grafik. Dalam pendekaan inuiif, manajemen menggunakan rencana yang sama dari ahun ke ahun. Penyesuaian dilakukan dengan inuisi hanya sekadar unuk memenuhi

25 53 perminaan baru. Apabila rencana yang lama idak opimal, pendekaan ini mengakibakan pemborosan yang berkepanjangan. Pendekaan maemaika dilakukan dengan menggunakan eori, seperi pemrograman linier, kaidah kepuusan linier, model koefisien manajemen, meode ransporasi, dan simulasi. Pemrograman linier merupakan eknik pengambilan kepuusan unuk memecahkan masalah mngalokasikan sumber daya yang erbaas dianara berbagai kepeningan seopimal mungkin. Pemrograman linier merupakan salah sau meode dalam rise operasi yang memungkinkan para manajer mengambil kepuusan mengenai kegiaan yang mereka angani dengan menggunakan dasar analisis kuaniaif. Dengan menggunakan eori ini, hasil yang opimal dapa diperkirakan, seperi berapa uni produk yang harus dibua, berapa shif yang dioperasikan, aau berapa uni persediaan barang yang disimpan. Meode ransporasi menuru Herjano (2003, p171) adalah suau meode yang digunakan unuk mengaur disribusi dari sumber sumber yang menyediakan produk yang sama keempa empa ujuan secara opimal. Disribusi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga perminaan dari beberapa empa ujuan dapa dipenuhi dari beberapa empa asala, yang masing masing dapa memiliki perminaan aau kapasias yang berbeda. Alokasi ini dapa dilakukan dengan memperimbangkan biaya pengangkuan yang bervariasi karena jarak dan kondisi anarlokasi yang berbeda. Dengan menggunakan meode ransporasi, dapa diperoleh suau alokasi disribusi barang yang dapa meminimalkan oal biaya ransporasi.

26 Hubungan Kapasias Produksi Terpasang, Maser Schedule dan Perencanaan Agrega Perencanaan Agrega adalah suau perencanaan yang dibua dalam suau periode erenu unuk mengeahui jumlah produk yang akan dibua dengan memperhaikan kapasias produksi secara regular dan secara lembur. Kapasias produksi erpasang adalah kapasias produksi dalam suau perusahaan yang bisa digunakan secara maksimal dalam menjalankan proses produksi. Maser Schedule adalah suau jadwal produksi yang harus diproduksi dalam proses produksi dengan kaa lain adalah jumlah produk yang akan dibua dalam produksi suau barang. Dari keiga pengerian diaas maka dapa kia liha ada hubungan yang era dari keiganya, perencanaan agrega akan menenukan jumlah produk yang bisa dibua dalam periode erenu sehingga unuk menjalankan perencanaan ini dibua maser schedule. Sedangkan kapasias produksi erpasang adalah kapasias maksimal yang hanya bisa di sediakan dalam memproduksi suau produk dan jika ada produk yang dibua melebihi kapasias ersebu secara oomais idak bisa di produksi lagi karena kapasias produksi dalam suau pabrik sebaas iu saja Disagregasi (Smih, 1989, p208) Disagregasi adalah suau proses unuk memecah rencana produksi secara agrega menjadi rencana produksi end iem. Hasil ou pu dari proses disagregasi adalah MPS aau JIP (jadwal induk produksi). Beriku ini hierarki rencana produksi

27 55 Rencana produksi ype (agrega) Rencana produksi famili (agrega) Rencana produksi iem (disagrega) Gambar 3.5 Hierarki Rencana Produksi Type (h) Merupakan kumpulan famili yang memiliki biaya produksi persauan / pola perminaan relaif sama. Famili (i) Merupakan kumpulan iem yang menanggung biaya se-up secara bersama.se-up diperlukan apabila fasilias digunakan unuk memproses iem dari famili lain. Iem (j) Merupakan produk akhir yang akan dikirim ke konsumen. Suau iem dibedakan aas iem lainnya berdasarkan warna, kemasan, dll. Disagregasi ada 2 ahap: 1) Disagregasi dari ipe ke famili 2) Disagregasi dari famili ke iem

28 56 Langkah disagregasi : 1) Memilih famili mana yang harus diproduksi. Dengan cara memeriksa persediaan dan ramalan demand seiap produk pada seiap famili (Iij,-1 Dij, Sij) 0 Iij,-1 : Persediaan awal seiap iem j pada semua famili i Dij Sij : Demand seiap iem j pada semua famili i : Safey Sock seiap iem j pada semua famili i 2) Menenukan jumlah yang harus diproduksi: Yi = Min [ EOQi ; Osi Ii ] dimana: Osi = Jumlah max persediaan famili-i Ii = Jumlah persediaan famili -i EOQ = i 2. Ai. C R. C hi si dimana: Ai : Kebuuhan famili i per ahun Csi : Biaya 1 kali seup mesin unuk membua famili i Chi : Biaya simpan famili i per ahun R Yi : Suku bunga bank (nilai uang aas barang persediaan) : Jumlah famili ke-i yang harus diproduksi.

29 57 3) Lakukan penyesuaian jika: Σ Yi Ph Ph = Rencana produksi agrega ipe (h) Σ Yi = Toal jumlah semua famili yang harus di produksi Jika maka Yi, disesuaikan menjadi Yi*, ; dimana: Jika maka Yi, disesuaikan menjadi Yi*, dengan membandingkan a & b yang paling minimum dimana: a Yi*, = Min b 4) Lakukan perhiungan disagregasi iem. Rumus: dij, = Max [0 ; Dij, Iij,-1 + Sij,] = i i h i Y Y P Y, *, h i h i P Y,, < ε + ) ( ) ( ) ( ) (,,,,,,,,, ij ij h i ij ij i j i h i h i ij ij i j S OS S OS Y P Y S OS ε ε ε ε 1,,, 1,,,, ) ( *, + + = j i ij i j ij ij i j i ij ij I S dij S I Y d X ε ε h i h i P Y,, > ε

30 58 dimana: dij, Dij, = Perminaan efekif iem-j pada perioda = Perminaan pasar iem-j pada perioda Iij,-1 = Persediaan iem-j pada akhir perioda -1 Penyesuaian iem: 0 < Xij, < 0Sij, => Xij*, = Xij, 0 Xij, => Xij*, = 0 Xij, OSij, => Xij*, = OSij, 3.2 Sisem Informasi Pengerian Sisem Menuru O Brien ( 2002, p7 ), sisem adalah sebuah gabungan dari komponen-komponen yang saling erhubung dan berineraksi sehingga membenuk sau kesauan unuk mencapai sau ujuan bersama dengan menerima inpu dan menghasilkan oupu dalam serangkaian proses yang erorganisasi. Tiga buah komponen dari sisem adalah: 1. Inpu Mencakup seluruh elemen dan komponen yang memasuki sisem unuk diproses, sebagai conoh ; bahan menah, energi, daa, enaga manusia.

31 59 2. Proses Termasuk didalamnya adalah seluruh kegiaan ransformasi yang merubah inpu menjadi oupu, sebagai conoh ; perhiungan maemais, kegiaan manufakur 3. Oupu Termasuk didalamnya adalah hasil dari elemen - elemen yang elah dihasilkan oleh proses yang akan dikirimkan ke ujuan akhir, conohnya barang jadi, pelayanan jasa, dan manajemen informasi yang harus dierima oleh pengguna Pengerian Informasi Berdasarkan O Brien (2002,p.13), informasi adalah daa yang elah dikonversikan menjadi benuk yang bermakna dan berguna bagi pengguna akhir. Orang sering salah mengarikan daa sebagai informasi, sebenarnya sebuah informasi dapa dikaakan sebagai daa yang elah diolah dalam benuk: 1. eraur, elah dimanipulasi, dan erorganisasi dengan baik. 2. isinya elah dianalisa dan dievaluasi 3. elah disusun sedemikian rupa dalam benuk yang dapa dimengeri oleh pengguna Sehingga informasi adalah daa yang elah diproses dalam koneks erenu sehingga memberikan nilai bagi pengguna akhir yang spesifik.

32 Pengerian Sisem Informasi aau SI 1. Menuru Wilkinson (1993, p5) sisem informasi adalah suau kerangka kerja dengan sumber daya (manusia, kompuer) dikoordinasikan unuk mengubah masukan (daa) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran perusahaan. 2. Menuru Mcleod (2001, p4) sisem informasi adalah suau kombinasi yang erorganisasi dari manusia, perangka lunak, perangka keras, jaringan komunikasi dan sumber daya daa yang mengumpulkan, menransformasikan sera menyebarkan informasi didalam sebuah organisasi. 3. Menuru Davis (1993, p5) sisem informasi adalah sebuah sisem manusia aau mesin yang erpadu unuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambil kepuusan dalam suau organisasi. 4. Menuru Aler (1999, p42) sisem informasi adalah suau jenis sisem kerja yang menggunakan eknik informasi unuk mengumpulkan, meneruskan, menyimpan, dan mendapakan kembali, memanipulasi aaupun menampilkan informasi sehingga mendukung sau aau lebih sisem kerja Pengerian Sisem Informasi Manajemen (SIM) Menuru Mcleod (2001, p30) sisem informasi manajemen adalah suau sisem berbasis kompuer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebuuhan yang serupa.

33 Pengerian Analisa Sisem Informasi (ASI) 1) Menuru O Brien (2003,p34) analisa sisem informasi adalah proses mengidenifikasi komponen-komponen dasar dari sisem ersebu yang melipui sumber-sumber yang digunakan. Akivias pengolahan informasi yang dilakukan dan informasi yang dihasilkan sehingga dapa dimengeri dan dikembangkan. 2) Menuru Wilkinson (1993,p ), langkah-langkah dalam menganalisa suau sisem adalah : a. Survei aas sisem yang sedang berjalan. b. Analisis aau emuan survey. c. Idenifikasi kebuuhan informasi d. Idenifikasi persyaraan sisem. e. Penyampaian laporan analisis sisem. 3) Menuru Aler (1999, p413) analisa sisem adalah proses umum yang mencakup pendefinisian masalah, pengumpulan informasi yang berkaian, pengembangan solusi, alernaif dan pemilihan dianara solusi yang ada ersebu Pengerian Perancangan Sisem Informasi (PSI) 1. Menuru Mcleod (1996, p238) perancangan sisem adalah penenuan proses dan daa yang diperlukan oleh sisem yang baru. 2. Menuru Mulyadi (1993, p51) perancangan adalah proses penerjemahan kebuuhan pemakai informasi kedalam alernaif rancangan sisem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi unuk diperimbangkan.

34 62 3. Menuru Aler (1999, p383) perancangan sisem adalah bagian dari perencanaan bisnis yang berhubungan dengan penyebaran sumber daya informasi perusahaan yang mencakup manusia, perangka keras dan perangka lunak Kualias Sisem Informasi Kualias sisem informai menuru McLeod (2001, p187) yaiu : Relevan, informasi memeiliki relevansi jika berkaian langsung dengan masalah yang ada. Manager harus mampu memilih informasi yang diperlukan anpa membaca seluruh informasi mengenai subyek subyek lain. Akurasi, informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksud dari informasi. Keepaan waku, informasi harus ersedia unuk pemecahan masalah sebelum siuasi krisis menjadi idak erkendali aau kesempaan hilang. Manager harus mampu memperoleh informasi yang menggambarkan apa yang sedang erjadi sekarang, selain apa yang erjadi dimasa yang lampau. Kelengkapan, manager harus memperoleh informasi yang menyajikan gambaran lengkap dari suau permasalahan aau penyelesaian karena informasi yang kurang lengkap bisa menimbulkan kesulian bagi manager unuk pengambilan kepuusan. Suau informasi dikaakan bernilai jika manfaa yang diberikan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan unuk mendapakannya. Kegunaan dari informasi adalah

35 63 unuk mengurangi keidakpasia didalam pengambilan kepuusan dalam susu kondisi erenu Pola Lingkaran Siklus Hidup Sisem Menuru McLeod (1996, p228) siklus hidup sisem adalah proses evolusioner yang diikui dalam menerapakan sysem aau subsisem informasi berbasis kompuer. Tahap ahap dalam siklus hidup sisem adalah : 1. Tahap Perencanaan, pada ahap ini beberapa hal yang harus dilakukan yaiu : Menyadari adanya masalah, masalah dapa disadari dari pengaman gejala gejala yang muncul baik oleh manajer maupun nonmanajer. Mendefinisikan masalah, diperlukan pemahaman yang baik dalam menemukan iik penyebab permasalahan dan kemungkinan penyebabnya. Menenukan ujuan sisem, ujuan dinyaakan secara umum berkaian dengan hal apa yang ingin dipenuhi sysem. Membua sudi kelayakan, merupakan suau injauan sekilas pada fakor fakor uama yang akan mempengaruhi kemampuan sisem dalam mencapai ujuan yang diinginkan. Biasanya dilakukan analisa erhadap dimensi eknis, pengembalian ekonomis, pengembalian non ekonomis, operasional, hukum, eika dan jadwal. Mempersiapkan usulan peneliian sisem, yang mana hasil dari peneliian sisem memberikan dasar yang erinci unuk rancangan sisem baru enang apa yang harus dilakukan oleh sisem dan bagaimana cara melakukannya.

36 64 Menyeujui aau menolak peneliian proyek. Meneapkan mekanisme pengendalian. 2. Tahap Analisis, menuru McLeod (2001, p234) Analisis sysem adalah peneliian aas sisem yang elah ada dengan ujuan unuk merancang sysem yang baru aau sisem informasi hasil revisi. Melipui survey dan analisa erhadap sisem informasi yang sekarang. Pada ahap ini akan dienukan informasi apa yang diperlukan bagi para pengguna dari sisem yang baru disamping persyaraan eknis dari sisem iu sendiri. Hasil dari analisa ersebu diuangkan kedalam usulan rancangan. 3. Tahap Perancangan, rancangan sisem adalah penenuan proses dan daa yang diperlukan oleh sysem baru. Langkah langkah yang dilakukan adalah dengan menyiapkan rancangan sysem yang erinci, mengidenifikasi berbagai alernaif konfigurasi sisem, mengevaluasi berbagai alernaif konfigurasi sisem, memilih konfigurasi yang erbaik, menyiapkan usulan penerapan, menyeujui aau menolak penerapan sisem. 4. Tahap Penerapan, merupakan kegiaan memperoleh dan menginegrasikan sumber daya fisik dan konsepual yang menghasilkan suau sisem yang bekerja. Pada ahap ini dilakukan perencanaan penerapan dan penyediaan sumber daya yang diperlukan baik perangka keras, perangka lunak, daabase, sampai dengan melakukan pelaihan pemakai unuk dapa mengoperasikan sisem yang baru dengan baik penerapan dapa dilakukan dengan :

37 65 Perconohan (pilo) adalah sisem percobaan yang dierapkan dalam sau subse dari keseluruhan operasi. Serenak ( immediae) adalah penerapan dilakukan dengan cara beralih dari sisem lama ke sysem baru pada saa yang elah dienukan secara serenak. Berahap (phased) adalah penerapan sisem baru dilakukan pada bagaian perbagian pada suau waku erenu sehingga sisem baru ersebu dierapkan diseluruh bagian. Parallel (Parallel) adalah siem lama diperahankan sampai sisem baru elah diperiksa secara menyeluruh. 5. Tahap Penggunaan, erdiri dari ahap penggunaan sisem, audi sisem dan memelihara sisem Sumber Daya Sisem Informasi Menuru McLeod (2001), sumber daya yang digunakan dalam sisem informasi dianaranya adalah sumber daya manusia (people resources) seperi sysem analis, pengembang pirani lunak, operaor sisem, pemakai. Sumber daya perangka keras seperi kompuer, floppy disk, priner dan sebagainya. Sumber daya perangka lunak seperi sisem operasi, program, prosedur pemasukan daa dan sebagainya. Sumber daya daa seperi deskripsi suau produk, file karyawan, caaan pelanggan, dan sebagainya. Sumber daya jaringan seperi media komunikasi, prosedur komunikasi, akses jaringan, dan sebagainya. Sumber daya informasi produk seperi laporan manajemen, dokumen bisnis, formulir dan sebagainya.

38 Akivias Sisem Informasi Berdasarkan pendapa McLeod (2001), akivias dalam sisem informaasi erdiri dari inpu, proses, oupu, penyimpanan dan konrol. Inpu adalah akivias memasukkan daa yang akan diproses lebih lanju menjadi informasi. Biasanya diambil dari daa hasil pemasukkan daa (daa enry), namun dapa juga berupa daa yang disimpan dalam suau media penyimpanan daa yang berupa laporan laporan. Conoh akivias proses adalah perhiungan gaji karyawan, perhiungan pajak, dan lain sebagainya. Oupu merupakan informasi yang diperoleh dari pengelolaan daa, conoh laporan produksi, ampilan kinerja bagian pemasaran, dan lain lain. Penyimpanan (sorage) berujuan unuk menjaga record dari konsumen, karyawan, dan produk. Konrol dilakukan unuk memberikan signal yang mengindikasikan adanya suau daa baru yang masuk dan sebagainya Konsep Dasar Perancangan Sofware Berorienasi Objek Pengerian Objek dan Class Basis dari pengembangan sofware berbasis objek adalah Objek iu sendiri, Mahiassen (2000, p4), dimana dalam ahap analisis, objek digunakan unuk mengorganisasi pengerian programmer enang koneks dari sisem yang ingin dirancang, sedangkan dalam ahap perancangan, objek iu digunakan unuk mendefinisikan sisem iu sendiri. Dibawah ini adalah pengerian enang Class dan Objek :

39 67 Class mendeskripsikan beberapa objek yang memiliki srucure, Behaviour dan aribu yang sama, dimana class merupakan ceak biru dari objek. Aribu umumnya digunakan unuk daa, seperi angka dan sring. Sedangkan Behaviour merupakan operasi yang dapa dilakukan oleh objek yang diwakili class ersebu. Sedangkan Objek iu sendiri merupakan sebuah enias nyaa yang memiliki idenias, sae, dan behaviour. Dalam pengembangan sofware berbasis objek, Objek ini merepresenasikan objek di dunia nyaa Pengerian OOAD Objec Oriened Analysis and Design merupakan ahap awal dalam pembuaan sofware berbasis objek. Tujuan dari analisa dan desain ini adalah unuk mengembangkan garis besar dari keseluruhan kebuuhan sisem dan sebagai landasan uuk implemenasi sisem. Analisa lebih berfokus kepada koneks sisem, sedangkan desain lebih berfokus pada sisi eknis dari perancangan sofware iu sendiri. Mahiassen (2000,p13) Kaian OOAD dan OOP Karena pembuaan program berorienasi obyek memungkinkan penggunaan kembali objek objek yang ada, maka dalam pengembangan sofware berbasis obyek mengikui suau langkah langkah ieraif, yang dimulai dengan pencarian class yang ada dalam library, yaiu class class yang pernah di-develop sebelumnya. Apabila sebuah class idak dapa diemukan, maka seorang sofware engineer akan

40 68 melakukan OOA (Objec Oriened Analysis) unuk menganalisa masalah, Objec Oriened Design (OOD) unuk membua desain class, lalu Objec Oriened Programing (OOP) unuk membua program class ersebu. Terakhir ia akan melakukan Objec Oriened Tesing (OOT) unuk membua class dan juga objek yang diurunkan dari class. Seelah objek jadi, class ersebu disimpan dalam Library unuk digunakan pada masa depan Keunungan OOAD dibanding FOAD OOAD memiliki keungulan dibanding FOAD (Funcion Oriened Analysis and Design), yaiu dimana OOAD dapa memberikan gambaran yang jelas enang koneks dari sisem. Cara radisional dengan menggunakan FOAD sanga sesuai unuk mengembangkan sisem yang awal, dimana ujuan dari pengembangan adalah unuk oomaisasi ugas ugas pemrosesan informasi yang banyak menggunakan enaga kerja manusia. Sedangkan banyak sisem baru elah dikembangkan, yang memiliki fokus kepada pemecahan masalah, komunikasi, dan koordinasi. Fungsi dari sisem ini bukan saja unuk menangani daa yang bersifa seragam, api juga unuk menyebarkan daa yang spesifik ke seluruh organisasi, maka dibuuhkan OOAD yang berfokus secara seimbang anara sisem dan koneks dari sisem ersebu. Keunggulan lain dari OOAD adalah kesinambungan anara Analisa, Desain, Anarmuka pengguna, dan Programming. Dimana dalam saa analisa, objek bisa saja berbenuk kondisi sosial, ekonomi, dan kondisi organisasi, sedangkan dalam desain bisa berupa anarmuka sisem, fungsi, proses, dan komponen. Sehingga dalam

41 69 desain, developer menggunakan objek unuk menenukan kebuuhan sisem, dalam desain, developer menggunakna unuk mendeskripsikan sisem, dan saa programming, objek digunakan unuk konsep srukur pemrograman Konsep Encapsulaion, Inheriance dan Polymorphism Encapsulaion, Inheriance dan Polymorphism merupakan konsep pemrograman berbasis objek, dimana sebuah pemrograman berbasiskan objek harus memenuhi krieria ersebu, pengerian dari masing masing krieria ersebu adalah : Encapsulaion dalam OOAD memiliki definisi bahwa sebuah objek harus memiliki kemampuan unuk menyembunyikan informasi pening dan idak dapa diakses oleh objek lain yang idak memiliki akses dalam objek iu, hal ini dapa direalisasikan dalam benuk penggunaan variabel Privae, Public, dan Proeced, dimana variabel public dapa diakses oleh semua objek, sedangkan proeced hanya dapa diakses oleh class urunan dari class ersebu. Dan variabel privae hanya dapa diakses oleh fungsi dalam class iu sendiri. Polymorphism merupakan kemampuan unuk mendefinisikan beberapa class dengan fungsi yang berbeda, namun memiliki nama meode dan properi yang idenik dan dapa digunakan secara berganian pada saa program dijalankan. Inheriance merupakan kemampuan objek unuk menurunkan sifa, meode, aribu, dan variabel yang dimiliki oleh class dasarnya anpa menggunakan banyak kode program, sera dapa diambahkan meode, aribu, dan variabel baru.

42 70 Kemampuan diaas dibuuhkan unuk mendapakan sebuah sofware yang fleksibel, karena dapa disesuaikan dengan kondisi kebuuhan, juga sanga dinamis dalam penggunaannya, karena dapa menggunakan ulang class yang elah dibua sebelumnya Konsep Penggunaan Unified Modelling Language Sejarah UML Berdasarkan Rumbaugh (1999, p4.) UML (Unified Modelling Language) dikembangkan sebagai usaha unuk mempermudah dan menyederhanakan banyak meode pengembangan OOAD yang muncul. Sebelum ahun 1980 awal, dimana C dan C++ berkembang, developer sofware masih menggunakan sisem pemrograman srukural, yang umum digunakan sejal Cobol di ahun 1967, dan berkembang dengan pesa di Sejak penggunaan OOAD perama di bahasa pemrograman Smallalk di awal 1980, banyak meode OOAD yang muncul, dianaranya seperi Shlaer/Mellor, Coad/Yourdon, Booch, Rumbaugh, dan lainnya. Pada ahun 1994, Booch dan Rumbaugh bergabung di Raional Sofware Corp dan membenuk sebuah sandard yang baru. dan pada awal 1996, OMG ( Objec Managemen Group ) mengajukan propsal unuk beranggung jawab pada pengembangan dan penyauan meode pengembangan berbasis objek, inilah yang erus dikembangkan menjadi UML.

43 Kegunaan UML UML adalah sebuah bahasa pemodelan sandard yang diseujui oleh seluruh komunias pemrograman dan dapa digunakan secara luas. UML menggunakan noasi yang dikombinasikan dari beberapa meode yang elah berkembang sebelumnya. Hal ini diujukan unuk mempermudah desain, dan dapa digunakan unuk model dengan skala besar sekalipun dengan jumlah kompleksias, jumlah eam, dan disribusi komponen yang sanga besar. UML idak diujukan unuk menjadi model pengembangan yang lengkap, karena dalam UML idak ermasuk proses pengembangan yang erinci, dan UML iu sendiri dengan proses pengembangan sofware adalah 2 hal yang berbeda. UML juga diujukan unuk menjadi sesederhana mungkin, sekalipun dapa mengembangkan model dengan skala besar dari sisem prakis yang akan dibua, dimana UML juga harus dapa mencakup kebuuhan akan konsep yang akan muncul di sisem sisem modern Diagram UML UML memiliki beberapa sandarisasi diagram pemodelan yang digunakan unuk memodelkan sisem iu sendiri, dimana diagram diagram yang dimaskud akan dibahas dibawah ini : Class Diagram

44 72 Class Diagram memodelkan konsep dalam domain aplikasi, Class diagram ini menggambarkan bagaimana hubungan anara class class yang ada dalam sebuah model. Dalam Class Diagram ini dapa digambarkan hubungan beriku : o Generalizaion Yaiu hubungan Umum Khusus dari class urunan erhadap class induknya yang menurunkan ( Inheris) sifa class induk. o Associaion Yaiu hubungan komunikasi anara sau class dengan class lain. o Mulipliciies Yaiu hubungan sau class dengan banyak class. Class Diagram ini juga dapa disebu sebagai Saic Digram, karena dalam Class Diagram ini idak erdapa deskripsi yang berkaian dengan waku, seperi di Sequence diagram. Conoh Class diagram dapa diliha pada Gambar 3.6 Gambar 3.6 Conoh Class Diagram

45 73 Use Case Diagram Use Case Diagram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan fungsi dari sisem yang dimerneri oleh pengguna sisem, yang disebu sebagai Akor. Diagram ini menunjukkan fungsionalias sisem yang digambarkan sebagai ransaksi anara pengguna dengan sisem, Akor digambarkan dengan gambar orang dan Use Case digambarkan sebagai ellips di dalam sisem. Conoh use case diagram dapa diliha pada gambar 3.7 dibawah ini. Gambar 3.7 Conoh Use Case Diagram Ineracion diagram Ineracion Diagram ini erdiri aas 2 buah diagram yang erpisah, yaiu Sequence diagram dan Collaboraion Diagram, yang menjelaskan uruan perukaran pesan anara seiap komponen dari sisem

46 74 Sequence Diagram Sequence Diagram menggambarkan susunan pesan komunikasi anara objek dan akor dalam uruan waku, dimana seiap class memiliki sebuah lifeline (garis hidup) yang digambarkan sebagai garis lurus, dan seiap pesan yang dikirimkan digambarkan sebagai anak panah anara lifeline dari class ersebu. Conoh dari Sequence Diagram dapa diliha pada gambar 3.8 dibawah ini Gambar 3.8 Conoh Sequence Diagram Collaboraion Diagram Collaboraion Diagram menggambarkan objek dan hubungan yang berari anara seiap ineraksi dalam model ersebu. Diagram ini menggambarkan hubungan ineraksi dalam benuk geomeris yang mudah dimengeri. Objek dan daabase

47 75 digambarkan sebagai koak dan ineraksi pesan dianaranya digambarkan sebagai garis penghubung dengan keerangan yang jelas. Conoh Collaboraion Diagram dapa diliha pada gambar 3.9 Gambar 3.9 Conoh Collaboraion Diagram Sae Char Diagram Sae Char diagram menggambarkan daur hidup dari sebuah objek aau class Diagram ini menggambarkan beberapa sae ( kondisi ) dari objek aau class yang dihubungkan dengan ransiions ( perpindahan sae). seiap sae memodelkan perode erenu dalam daur hidup model dan kondisi erenu dari objek. Conoh dari Sae Char Diagram ini dapa diliha pada gambar 3.10

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA Sii Nur Fadlilah A 1 ; Thomas Widjaja 2 ABSTRACT Producion planning is an aciviy o make decison

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Persediaan Menuru Reinder dan Heizer (1997, p314) persediaan merupakan salah sau ase yang paling mahal di banyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari oal modal yang diinvesasikan.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Peramalan 3.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan kemampuan dan keerampilan unuk memperkirakan kejadian-kejadian di masa akan daang (Heizer, 1991, p138). Menuru

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkaian kegiaan yang membua barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiaan membua barang dan jasa erjadi di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2. Pengerian Peramalan Di dalam melakukan suau kegiaan dan analisis usaha aau produksi di bidang manufakur aau perekonomian, suau peramalan aau yang lebih kia kenal dengan forecasing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pea Proses Operasi Pea Proses Operasi merupakan suau diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai uru-uruan operasi dam pemeriksaan. Sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Persediaan Persediaan merupakan salah sau ase yang paling mahal bagi perusahaan, mencerminkan oal 40% dari oal modal yang diinvesasikan (Render dan Heizer, 997, p34). Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Pada ugas akhir ini, akan dibahas beberapa permasalahan mengenai peneliian operasional dan perencanaan produksi. Landasan eori yang sesuai unuk memecahkan permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Bab 3. Landasan Teori

Bab 3. Landasan Teori Bab 3 Landasan Teori 3.1 Teknik Indusri Definisi menuru insiue of indusrial and sysem (IIE) : Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa,

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, 29 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produk Menuru Koler dan Amsrong (2001, p346), produk adalah segala sesuau yang dapa diawarkan ke pasar unuk diperhaikan, dimiliki, digunakan, aau dikonsumsi yang dapa memuaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Persediaan Persediaan merupakan salah sau asse ermahal bagi banyak perusahaan, dan berjumlah sekiar 50 persen dari oal modal yang dianamkan (Render dan Heizer, 2005, p60). Menuru

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Tinjauan Pusaka 2.. Peramalan 2... Pengerian Peramalan Peramalan adalah suau langkah kerja dalam perencanaan unuk mengeahui aau memperkirakan sesuau yang akan erjadi di masa yang

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed,

BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed, BAB II LANDASAN TEORI.1. Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai bahan baku, barang dalam proses dan perakian, dan barang jadi yang ada dalam sisem produksi pada suau waku erenu. (Elsayed, 1994, p63).

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pusaka 2.1.1 Perencanaan proses Perencanaan proses mencakup perancangan dan implemenasi suau sisem kerja unuk menghasilkan barang aau jasa sesuai dengan jumlah yang diinginkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Indusri Definisi menuru insiue of indusrial and sysem (IIE) : Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL Aulia Bahar, Sarwosri Jurusan Teknik Informaika, Fakulas Teknologi Informasi, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Lebih terperinci