KEMAMPUAN KEYNESIAN BALANCE OF PAYMENT THEORY DAN MONETARY APPROACH BALANCE OF PAYMENT MENDETEKSI KESEIMBANGAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMAMPUAN KEYNESIAN BALANCE OF PAYMENT THEORY DAN MONETARY APPROACH BALANCE OF PAYMENT MENDETEKSI KESEIMBANGAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA"

Transkripsi

1 KEMAMPUAN KEYNESIAN BALANCE OF PAYMENT THEORY DAN MONETARY APPROACH BALANCE OF PAYMENT MENDETEKSI KESEIMBANGAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA Rusiadi Dosen Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universias Pembangunan Panca Budi rusiadi@dosen.pancabudi.ac.id Ade Novalina Dosen Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universias Pembangunan Panca Budi adenovalina@dosen.pancabudi.ac.id ABSTRAK Peneliian ini menganalisis pengaruh secara simulan kurs, inflasi, ingka suku bunga, PDB dan kredi domesik berpengaruh secara simulan erhadap cadangan devisa. Menganalisis pengaruh secara simulan kurs, ekspor, cadangan devisa dan ingka suku bunga berpengaruh secara simulan erhadap inflasi. Menganalisis efekivias eori keynesian dan monearis erhadap cadangan devisa di Indonesia. Daa peneliian selama 5 ahun yaiu dari ahun 00 sampai dengan ahun 05. Analisis daa menggunakan analisis simulan. Hasil peneliian menunjukkan bahwa secara simulan cadangan devisa sanga dipengaruhi oleh kurs dan kredi domesik. Sedangkan analisis simulan unuk inflasi menghasilkan pengaruh yang signifikan variabel ekspor dan cadangan devisa. Kaa kunci : Kurs, Suku Bunga, PDB, Kredi Domesik, Ekspor, Cadangan Devisa, Inflasi PENDAHULUAN Pendekaan Monearis Approach To The Balance Of Paymen Theory (MABP) mengasumsikan bahwa variabel perumbuhan ekonomi rill, kurs valua asing dan ingka bunga diemukan oleh fakor-fakor yang saling berineraksi dalam model makro yang lengkap (Masdjojo : 00). Menuru Kavous (005) bahwa melalui analisis keseimbangan pasar uang kelompok Monearis Approach To The Balance of Paymen Theory (MABP) menyaakan bahwa cadangan devisa dapa dipengaruhi oleh perumbuhan ekonomi, produk domesik bruo, kredi domesik, kurs valua asing, dan ingka bunga. Daa perumbuhan cadangan devisa yang berflukuaif dari ahun 00 sampai 05. Perumbuhan cadangan devisa pada ahun 005 mengalami penurunan sampai 4% dikarenakan laju inflasi yang inggi, laju inflasi yang inggi disebabkan kenaikan harga BBM (diliha peneliian Hervia: 05). Dan pada ahun 008 perumbuhan cadangan devisa mengalami penurunan kembali yaiu sebesar 43% disebabkan oleh krisis global yang melanda dunia. Dan pada ahun-ahun selanjunya cadangan devisa mengalami perbaikan, namun pada ahun 03 perumbuhan cadangan devisa mengalami defisi sebesar 4,9% ini disebabkan oleh inflasi.

2 PDB Ekspor Gambar PDB dan Ekspor Indonesia Tahun Berdasarkan grafik diaas dikeahui bahwa adanya penurunan PDB erjadi pada ahun 009, perumbuhan PDB Indonesia urun 8,7% dari ahun sebelumnya, hal ini disebabkan dari krisis ekonomi yang erjadi di negara-negara Eropa eruama Amerika. Krisis ekonomi Amerika ersebu yang semakin lama semakin meramba menjadi krisis ekonomi global kerena sebenarnya perekonomian di dunia saling erhubung sau sama lainnya. Grafik diaas melihakan perumbuhan ekonomi PDB dan ekspor. Dapa diliha bahwa perumbuhan PDB dan ekspor dari ahun meningka, api nilainya idak begiu besar. Dan pada ahun 009 ekspor mengalami penurunan yang sanga besar hingga mencapai 7,60% yang disebabkan oleh dampak dari krisis ekonomi global (Hervia : 05). Begiu juga perumbuhan PDB yang mengalami penurunan dari ahun sebelumnya, perumbuhan PDB pada ahun 009 mencapai 4,4%. Dan pada ahun 03 PDB mengalami penurunan yang cukup besar yaiu hampir 6% dari ahun sebelumnya Kurs/US$ Gambar Kurs Tahun Berdasarkan grafik diaas dikeahui bahwa nilai ukar rupiah mengalami depresiasi pada ahun 008 dan 03, yang berkisar pada 0950 dan 89 rupiah/usd. Terdepresiasinya nilai ukar rupiah dikarenakan adanya kenaikan jumlah uang beredar,urunnya suku bunga dan perminaan masyaraka akan barang juga meningka.

3 SBI (%) Inflasi (%) Gambar 3 Tingka Suku Bunga dan Inflasi Indonesia Tahun Berdasarkan grafik di aas dapa diliha perkembangan inflasi dan ingka suku bunga selama periode 00 sampai 05 yang mengalami flukuasi yang beragam, inflasi eringgi erjadi pada periode 005 sebesar 7.% diikui juga dengan kenaikan ingka suku bunga sebesar,75% kemudian inflasi dan ingka suku bunga pada periode 006 bergerak urun hingga berada di posisi 6.60% dan 9.75%. Pada ahun 008 naik ke posisi.06% dan 9,5% dikarenakan pada saa iu erjadi krisis global yang melanda dunia sehingga berdampak buruk bagi perekonomian di Indonesia. Selama periode inflasi erendah erjadi pada ahun 009 yaiu sebesar.78% sedangkan ingka suku bunga erendah yaiu pada ahun 0 sebesar 5,75% namun kemudian mengalami kenaikan pada periode ahun selanjunya. Salah sau fakor yang mempengaruhi perubahan inflasi di Indonesia yaiu suku bunga acuan Bank Indonesia aau dengan kaa lain BI Rae yang menjadi signal bagi perbankan unuk meneapkan ingka suku bunganya seperi abungan, deposio dan kredi. Menuru Yodiamaja (0), perubahan BI Rae akan mempengaruhi beberapa variabel makroekonomi yang kemudian dieruskan kepada inflasi. Perubahan berupa peningkaan level BI Rae berujuan unuk mengurangi laju akifias ekonomi yang mampu memicu inflasi. Pada saa level BI Rae naik maka suku bunga kredi dan deposio pun akan mengalami kenaikan. Keika suku bunga deposio naik, masyaraka akan cenderung menyimpan uangnya di bank dan jumlah uang yang beredar berkurang. Pada suku bunga kredi, kenaikan suku bunga akan merangsang para pelaku usaha unuk mengurangi invesasinya karena biaya modal semakin inggi. Hal demikianlah yang meredam akivias ekonomi dan pada akhirnya mengurangi ekanan inflasi. Berdasarkan uraian-uraian baik pada aspek alasan gapeoriik, gap peneliian erdahulu maupun aspek fenomena empiris diaas, maka peniliian ini merupakan suau sudi enang efekivias Keynesian Balance Of Paymen heory dan Monearis Approach To The Balance Of Paymen Theory erhadap cadangan devisa dalam menghadapi flukuasi ekonomi di Indonesia yang diliha dari laju inflasi. Variabelvariabel yang akan diuraikan pada peneilian ini merupakan variabel-variabel pengaruh cadangan devisa menuru pendekaan Keynesian dan Monearis. Varaibel-variabel yang dimaksud adalah kurs, ingka suku bunga, PDB dan kredi domesik. Variabel-variabel ersebu pernah digunakan oleh beberapa penelii erdahulu unuk menganalisis cadangan devisa di beberapa negara, namun belum mencapai kesimpulan yang sama. Hal ini menjadi daya arik bagi penelii unuk coba menguji kembali hubungan variabel- 3

4 variabel ersebu dengan cadangan devisa secara khusus unuk kasus Indonesia pada periode LANDASAN TEORITIS Model Sais Keynesian Menuru Keynes upah nominal disesuaikan secara lamba sampai besaran erenu sehingga ingka upah nominal bukan variabel eksogen. Jika W variabel eksogen maka W idak dapa menyesuaikan keseimbangan penawaran dan perminaan enaga kerja. Penawaran enaga kerja [n S ] dan perminaan enaga kerja [n D ] dapa berbeda, sehingga pasar enaga kerja menjadi: W f ' ( n D ) P, W n S ( ) h dan W W P dimana W = nilai W yang dienukan periode sebelumnya. Model Keynesian menyaakan bahwa penggunaan enaga kerja adalah perminaan enaga kerja [n = n D ], sehingga jumlah enaga kerja dienukan oleh perminaan enaga kerja bukan anara mekanisme perminaan dan penawaran enaga kerja. Persamaan (.5) berubah menjadi: ' W f ( n) P Tingka harga umum berhubungan dengan kuanias enaga kerja yang digunakan pada ingka upah nominal erenu. Fungsi produksi berhubungan dengan ingka harga berdasarkan y = f(n) dan ' f ( n). Fungsi ' f ( n) menurun erhadap jumlah enaga kerja sehingga hubungan oupu riil agrega [y] dengan ingka harga umum [P] merupakan hubungan posiip. Arinya peningkaan ingka harga akan menurunkan upah riil sehingga penggunaan enaga kerja naik dan kemudian meningkakan produksi agrega. Penggabungan persamaan (.6), (.9), (.) dan (.6) akan menghasilkan model penawaran agrega Keynesian sebagai beriku: Model IS : y C[( y ), R] I ( y, R) g Model LM : M L( y, R) P Fungsi Produksi : y f (n) ' W Produkivias Marginal : f ( n) P W Perminaan Tenaga Kerja : n h P Sisem persamaan di aas akan menenukan lima variabel, yaiu variabel y, R, n, P, dan W, dan konsumsi riil rumahangga dan konsumsi riil perusahaan aau invesasi dienukan pada ingka P, y, R, n dan W erenu. Bagaimana perubahan variabel eksogen M, g, dan mempengaruhi keseimbangan P, y, R, n, c, i dan W? Pada skedul AS yang eap, peningkaan sok uang akan meningkakan skedul LM sehingga skedul AD naik. 4

5 Model Ekonomi Terbuka Analisis ekonomi moneer erbuka dengan ekspekasi rasional adalah mencakup penenuan nilai ukar mengambang aau floaing exchange rae. Hubungan perdagangan dengan negara erenu menganu sisem uang keras aau fia money, arinya uang keras yang dijual oleh oorias moneer merupakan ala ransaksi inernal. Harga sau uni maauang erhadap maauang lainnya dienukan oleh pasar maauang luar negeri aau foreign exchange marke, yang disebu dengan nilai ukar. Penggunaan model agregasi ekonomi makro merupakan ala analisis dalam penenuan nilai ukar maauang. Masuknya perdagangan inernasional dalam Model IS menjelaskan model ekonomi erbuka, yaiu: y c i g x dimana: y = oupu riil agrega, c = konsumsi riil rumahangga, i = invesasi aau konsumsi riil perusahaan, g = konsumsi riil pemerinah, dan x = adalah ekspor riil neo. Jika ekspor riil neo posiip maka produksi domesik lebih besar dari penjumlahan konsumsi, invesasi dan konsumsi pemerinah. Konsumsi riil rumahangga dienukan oleh oupu riil agrega dan ingka bunga riil, yaiu c = C(y, r). Konsumsi riil perusahaan juga dienukan oleh oupu riil agrega dan ingka bunga riil, yaiu i = I(y, r). Ekspor riil neo merupakan fungsi negaip erhadap harga relaif ekspor dengan impor [Q] dan oupu relaif domesik dengan luar negeri [y * ], yaiu: y x x Q, y Subsiusi ke (.8) akan menghasilkan model IS dalam perekonomian erbuka, yaiu: y y C( y, r) I( y, r) G x Q, y y D( r, Q, y, g) dimana D r, D Q 0 dan D YF, D G 0. Formulasi persamaan (.0) dalam benuk fungsi eksplisi memisalkan oupu agrega ln(y ) = y dan harga relaif adalah ln(q ) = q. Model IS ekonomi erbuka dalam benuk linier dapa diformulasikan dengan iga persamaan, yaiu: y 0 r q v dimana, 0. Tingka bunga riil adalah ingka bunga nominal dikurang ekspekasi inflasi, yaiu: r R E ( p p ) Harga relaif produk domesik erhadap produk luar negeri erganung pada nilai ukar maauang. Misalkan ingka harga domesik adalah ln(p ) = p, ingka harga luar negeri adalah ln(p * ) = p * dan nilai ukar maauang domesik adalah ln(e ) = e, sehingga harga relaif adalah P Q aau q * p ( e p ) E P Model LM ekonomi erbuka erdiri dari dua persamaan, yaiu perminaan uang dan kondisi parias ingka bunga. Tingka bunga domesik [R] adalah ingka bunga 5

6 luar negeri [R * ] diambah ekspekasi depresiasi nilai ukar maauang domesik. Perminaan sok uang dan kondisi parias ingka bunga adalah m p y R R 0 R E ( e e ) Dari persamaan (. -.4) dikeahui bahwa ingka harga dan ingka bunga luar negeri merupakan variabel eksogen. Tingka bunga dan nilai ukar maauang domesik merupakan variabel endogen, sedangkan penenuan harga relaif, oupu riil agrega dan ingka bunga riil disesuaikan dengan model Klasik aau model Keynes. Model Klasik dari perekonomian menyakan bahwa harga dan ingka upah adalah fleksibel sehingga oupu dienukan secara eksogen, yaiu y y. Sok uang, ingka harga dan ingka bunga luar negeri dienukan secara eksogen sehingga variabel ingka harga domesik, ingka bunga nominal dan ingka bunga riil domesik, harga relaif dan nilai ukar maauang domesik dienukan secara endogen. Formulasi model IS ekonomi erbuka dapa dirumuskan dengan mensubsiusi persamaan (.) dan (.3) ke (.), yaiu: y 0 [ R E ( p p )] [ p ( e p )] v Parias ingka bunga (.4B) dapa digunakan dala m model IS dan model LM unuk mengeliminasi ingka bunga nominal. Oleh sebab iu model IS dan model LM masing-masing adalah y (.6A) m p [ R E ( e e ) E ( p 0 0 y R E ( e [ p )] [ p e )] ( e p )] v Dari (.6A) dan (.6B) dikeahui bahwa variabel end ogen adalah ingka harga dan nilai ukar maauang. Pergerakan nilai p dan e dienukan oleh variabel ekosogen, kejuan aau shock pada pengeluaran pemerinah dan pendapaan luar negeri [v ] sera kejuan aau shock pada perminaan uang [ ]. Analisis model Klasik pada seady-sae variabel eksogen dan kejuan perekonomian menjelaskan bahwa nilai v = 0 dan = 0, m =, y = 0 dan p * = *. Demikian juga R * = r * + * dan seadysae dari ekspekasi nilai ukar E ( e e ) e e adalah konsan. Firs-differenced dari persamaan (.6A) dan (.6B) masing-masing adalah y R E ( e e ) E ( p p )] [ p ( e p )] v m p 0 [ 0 [0 0] [ p e ] p 0 [0] y R E ( e [ e )] Dari (.7B) diunjukkan bahwa ingka inflasi domesik sama dengan ingka perumbuhan sok uang domesik. Persamaan (.7A) menjelaskan bahwa 0 p e sehingga e, arinya ingka perubahan nilai ukar maauang domesik adalah selisih ingka perumbuhan sok uang domesik dengan ingka perumbuhan sok uang luar negeri. Jika [ ] maka harga aau nilai ukar maauang luar negeri apresiasi aau nilai ukar maauang domesik depresiasi. Jika [ ] maka harga aau nilai ukar maauang domesik dan luar negeri sabil, dan 6

7 jika [ ] maka harga aau nilai ukar maauang luar negeri depresiasi aau nilai ukar maauang domesik apresiasi. Firs differenced dari q p ( e p ) adalah q p e 0, arinya harga relaif impor dalam maauang domesik konsan pada kondisi seady-sae. Karakerisik ini sesuai dengan eori parias daya beli, dimana pergerakan nilai ukar maauang merupakan perbedaan ingka inflasi domesik dengan ingka inflasi luar negeri aau e p p. Prediksi dari eori parias daya beli menyaakan bahwa ekspansi moneer domesik akan proporsional dengan peningkaan harga dan depresiasi nilai ukar maauang, anpa merubah nilai riil dari harga relaif. Oleh sebab iu perubahan nilai ukar riil disebabkan oleh pengaruh kebijakan moneer. Pengaruh kejuan erhadap nilai ukar maauang dan ingka harga didasarkan pada asumsi bahwa nilai p *,, R * dan m konsan dalam jangka panjang sehingga persamaan (.6A) dan (.6B) dapa diuliskan dalam benuk: B E ( e e ) E ( p p )] [ p e v [ ] p C E ( e e )] [ dimana B dan C masing-masing adalah konsana seluruh variabel dan parameer yang erdapa pada masing-masing persamaan. Dari (.8A) dan (.8B) diunjukkan bahwa nilai ukar maauang dan ingka harga domesik dienukan oleh kejuan konsumsi pemerinah dan oupu luar negeri sera perminaan uang, yaiu: p e 0 v 0 v dimana E p 0 dan Ee 0. Subsiusi (.9A) dan (.9B) ke (.8A) dan (.8B) akan menghasilkan persamaan: B [ v v ] [ 0 v 0 v ] v (.0A) ( 0 v C [ v ] Ada enam parameer yang nilainya dienukan dalam sisem persamaan (. 0A) dan (.0B) akan eapi erdapa dua parameer yang nilainya sudah dienukan, yaiu 0 dan 0. Dari kedua persamaan ini dikeahui bahwa sisem persamaan erpenuhi dengan empa syara parameer aau koefisien, yaiu:. 0 [ ] [ ],. 0 [ ] [ ], 3. dan 4.. Dari empa parameer ini diperoleh solusi koefisien [] dengan cara subsiusi masing-masing nilai parameer, yaiu:. /[( )( )],. /[( )( )], 3. /( ), dan 4. /( ). Nilai, 0 dan 0, sehingga nilai koefisien 0 dan, 0. Arinya respons ingka harga erhadap kejuan konsumsi pemerinah, 7

8 dan oupu luar negeri [v ] adalah posiip dan respons ingka harga erhadap kejuan sok uang domesik [ ] adalah negaip. Demkian juga respons nilai ukar maauang domesik erhadap kejuan konsumsi pemerinah dan oupu luar negeri [v ] dan kejuan sok uang domesik [ ] adalah negaip. Nilai sok uang adalah m = m -, yaiu penjelasan bahwa ingka harga akan urun dan nilai ukar maauang domesik akan apresiasi jika erjadi penurunan sok uang yang idak diharapkan [m ]. Tingka harga luar negeri [ p ] diasumsikan konsan sehingga besar respons harga relaif [ q p ( e p )] erhadap kejuan [v ] dan [ ] masing-masing adalah /( ) dan 0. Dikeahui nilai + 0, sehingga respons [q ] erhadap kejuan [v ] adalah posiip aau harga relaif [q ] akan naik jika kejuan konsumsi pemerinah dan oupu luar negeri [v ] posiip. Sebaliknya respons [q ] erhadap kejuan [ ] adalah nol aau kejuan dari sok uang idak berpengaruh erhadap harga relaif [q ]. Dengan kaa lain harga relaif domesik idak respons erhada kejuan sok uang, yang disebu neralias uang aau neuraliy of money dari model klasik. Dalam peneliian ada namanya kerangka konsepual. Kerangka konsepual adalah hubungan imbal balik anara sau variabel dengan variabel lainnya secara parsial maupun simulan. Kurs Suku Bunga PDB Kredi Domesik Cadangan devisa Inflasi Ekspor Gambar 4 Kerangka Konsepual Adapun hipoesis dalam peneliian ini adalah : Kurs, suku bunga, Produk Domesik Bruo dan Kredi domesik berpengaruh secara simulan erhadap cadangan devisa. Kurs, suku bunga dan ekspor berpengaruh secara simulan erhadap inflasi METODE PENELITIAN Model analisis daa menggunakan analsiis simulan. Teknik pengumpulan daa dengan sudi dokumenasi yaiu mengumpulkan dan mengolah daa dari informasi erdahulu yang berhubungan dengan masalah yang dielii. Daa yang dipakai adalah daa sekunder yang diambil dan diolah dari badan pusa saisik (BPS) dan Bank Indonesia dari ahun (5 Tahun). Model analisis yang digunakan adalah sisem persamaan simulan sebagai beriku: LOG(CDEV)=C()*LOG(KURS)+C()*LOG(INF)+C(3)*LOG(SBI)+ C(4)*LOG(PDB) +C(5)*LOG(KD) + Dimana : CDEV = Cadangan Devisa (Milyar Rupiah) INF = Inflasi (Persen) KURS = Nilai Tukar Maa Uang (Rp/US$) 8

9 SBI = Suku Bunga Serifika Bank (Persen) PDB = Produk Domesik Bruo (Milyar Rupiah) KD = Kredi Domesik (Milyar Rupiah) C(), C(), (3) = konsana α 0- α 3 = koefesien regresi = erm error LOG(INF)=C()*LOG(KURS)+C()*LOG(SBI)+C(3)*LOG(EKS)+C(4)*LOG (CDEV) + Dimana : INF = INFLASI (Persen) KURS = Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika (Rupiah) SBI = Suku Bunga Serifika Bank (persen) EKS = Ekspor (Jua US$) CDEV = Cadangan Devisa (Milyar Rupiah) C(), C(), (3), (4) = konsana α 0, α,- α 3, = koefesien regresi = erm error Sebelum memasuki ahap analisis SLS, seiap persamaan harus memenuhi persyaraan idenifikasi. Suau persamaan dikaakan idenified hanya jika persamaan ersebu dinyaakan dalam benuk saisik unik, dan menghasilkan aksiran parameer yang unik (Sumodi ningra, 00). Berdasarkan hal ini Gujarai, (999) mengaakan bahwa unuk memenuhi syara ersebu maka suau variabel pada persamaan sau harus idak konsisen dengan persamaan lain. Dalam hal ini idenifikasi persamaan dapa dilakukan dengan memasukkan aau menambah, aau mengeluarkan beberapa variabel eksogen (aau endogen) ke dalam persamaan (Sumodiningra, 00). Kondisi idenified dibagi menjadi dua yaiu: exacly idenified dan over idenified. Penenuan kondisi exacly idenified maupun over idenified dilakukan dengan rumus sebagai beriku: K-k < m- : disebu under idenificaion K-k = m- : disebu exac idenificaion K-k > m- : disebu over idenificaion Berdasarkan krieria diaas maka idenifikasi persamaan dalam peneliian ini adalah sebagai beriku : LOG(CDEV)=C()*LOG(KURS)+C()*LOG(INF)+C(3)*LOG(SBI)+ C(4)*LOG(PDB) +C(5)*LOG(KD) + K= 5, k =,dan m = 3 LOG(INF)=C()*LOG(KURS)+C()*LOG(SBI)+C(3)*LOG(EKS)+C(4)*LOG(C DEV) + K= 3, k =,dan m = Berdasarkan formula di aas, keempa persamaan dapa diuji idenifikasinya sebagai beriku : Uji idenifikasi persamaan Persamaan K-k m- Hasil Idenifikasi Cadangan Devisa > Over idenificaion Inflasi 4- - > Over idenificaion Two-Sage Leas Squares Meode analisis menggunakan Two-Sage Leas Squares aau model regresi dua ahap, yaiu : 9

10 Tahap : Persamaan Reduce Form LOG(CDEV)=C()*LOG(KURS)+C()*LOG(INF)+C(3)*LOG(SBI)+ C(4)*LOG(PDB) +C(5)*LOG(KD) + Tahap : Memasukan nilai esimasi Inflasi dari persamaan reduce form ke persamaan awal, yaiu : LOG(INF)=C()*LOG(KURS)+C()*LOG(SBI)+C(3)*LOG(EKS)+C(4)*LOG(C DEV) + PEMBAHASAN Esimasi unuk mengeahui pengaruh variabel secara simulan persamaan dilakukan dengan menggunakan model Two-Sage Leas Squares. Hasil esimasi sisem persamaan dengan Two-Sage Leas Square diunjukkan pada abel 4.7, beriku dikeahui dua persamaan, yaiu : LOG(CDEV) =,348 LOG(KURS) + 0,857 LOG(INF) + 0,534 LOG(SBI) + 5,4537 LOG(PDB) +,49049 LOG(KD) LOG(INF) = 0,0466 LOG(KURS) +,3795 LOG(SBI) +,7953 LOG(EKS) + 0,86569 LOG(CDEV) Berdasarkan hasil esimasi di aas dapa menunjukan bahwa R = 0,960 yang bermakna bahwa variabel nilai ukar (Kurs), inflasi (INF), ingka suku bunga (SBI), Produk Domesik Bruo (PDB), dan kredi domesik (KD) mampu menjelaskan variasi cadangan devisa (CDEV). Berdasarkan hasil esimasi diperoleh nilai -hiung, erdapa (sau) variabel yang signifikan mempengaruhi Cadangan Devisa yaiu Kurs. Hasil ersebu menunjukkan bahwa variabel kurs sanga dalam mempengaruhi kondisi ekonomi khususnya erhadap cadangan devisa. Hasil esimasi nilai kurs negaif sebesar,3. Nilai ersebu mengandung ari bahwa seiap peningkaan erhadap kurs sebesar sau persen maka cadangan devisa akan mengalami penurunan sebesar,3 persen. Kemudian hasil esimasi nilai inflasi negaif sebesar 0,85. Nilai ersebu mengandung ari bahwa seiap peningkaan erhadap inflasi sau persen maka cadangan devisa akan mengalami penurunan sebesar 0,85 persen. Hasil esimasi unuk ingka suku bunga posiif sebesar 0,5. Nilai ersebu mengandung ari bahwa seiap peningkaan erhadap ingka suku bunga sebesar sau persen maka cadangan devisa akan mengalami peningkaan sebesar 0,5 persen. Hasil esimasi unuk produk domesik bruo (PDB) negaif sebesar 5,453. Nilai ersebu mengandung ari bahwa seiap peningkaan erhadap produk domesik bruo (PDB) sebesar sau persen maka cadangan devisa akan mengalami penurunan sebesar 5,453 persen. Selanjunya hasil esimasi kredi domesik posiif,490. Nilai ersebu mengandung ari bahwa seiap peningkaan erhadap kredi domesik sebesar sau persen maka cadangan devisa akan mengalami peningkaan sebesar,490 persen. Berdasarkan hasil esimasi di aas dapa menunjukan bahwa R = yang bermakna bahwa variabel kurs, ingka suku bunga, ekspor dan cadangan mampu menjelaskan variasi inflasi sebesar 70,6 persen dan sisanya sebesar 9,4 persen dijelaskan oleh variabel lain yang idak dimasukkan dalam modal esimasi. Berdasarkan hasil esimasi diperoleh nilai -hiung, hanya sau variabel yang signifikan mempengaruhi inflasi yaiu SBI. Signifikan pengaruh ingka bunga SBI erhadap inflasi sebagai indikasi bahwa inflasi selama ini dapa dikendalikan melalui kebijakan nilai ingka suku bunga. 0

11 KESIMPULAN Analisis pengaruh simulan adalah memperimbangkan mekanisme ransmisi ingka bunga SBI dan variabel makro ekonomi (Kurs dan Jumlah Uang Beredar). Jika oorias moneer meningkakan ingka Bunga SBI maka akan meningkakan jumlah uang beredar dan naiknya harga-harga secara erus menerus. Naiknya harga-harga akan berdampak pada urunnya produksi sehingga PDB juga akan menurun. Turunnya PDB akan menurunkan harga domesik. Turunnya jumlah uang beredar akan meningkakan agrega demand, naiknya agrega demand akan meningkakan PDB sehingga akan meningkakan indeks harga konsumen. Indeks Harga Konsumen (IHK) yang selama ini erjadi disebabkan karena adanya efek Indeks Harga Konsumen (IHK) domesik seperi kenaikan produk domesik Bruo (PDB) dan pendapaan masyaraka dan kenaikkan barang-barang di dalam negeri. Naiknya PDB akan meningkakan pendapaan masyaraka dan kemudian naiknya pendapaan masyaraka akan meningkakan perminaan masyaraka unuk membeli suau barang/jasa sehingga harga-harga juga akan meningka. Nilai negaif unuk Indeks Harga Konsumen (IHK) memiliki ari bahwa kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang didasarkan aas naiknya biaya produksi akan menurunkan invesasi dan urunnya invesasi akan menurunkan Produk Domesik Bruo (PDB). Indeks Harga Konsumen (IHK) yang inggi sebagai indiksi adanya kenaikan harga barang-barang sehingga kapasias produksi secara nasional juga menurun, urunnya kapasias produksi akan menurunkan nilai produksi seluruh sekor ekonomi sehingga pendapaan daerah juga akan menurun. Pada masa pemulihan dari krisis, ransmisi kebijakan moneer ampaknya juga erindikasi bekerja melalui jalur likuidias. Hal iu dimungkinkan erjadi sebagai konsekuensi dari upaya pengelolaan likuidias oleh Bank Indonesia sera asumsi masih cukup sabilnya angka pengganda uang dari likuidias perekonomian dalam ari sempi (M). Selain iu, hubungan anara M riil dengan suku bunga dan perumbuhan ekonomi riil ampak cukup sabil dalam jangka panjang. Dalam hubungan yang demikian, melambanya perumbuhan M lebih merefleksikan besarnya dampak penurunan akivias perekonomian dibandingkan dengan pengaruh penurunan suku bunga deposio. Hal demikian secara implisi mengindikasi bahwa kondisi M cukup selaras dengan kebuuhan akivias riil dalam perekonomian. Dilakukan dengan membandingkan anara hasil uji menggunakan fungsi perminaan uang sandar dan kondisi perminaan uang akual. Jika hasil uji relaif sama dengan kondisi akual (deviasi berada dalam renang sandard error) maka diperkirakan perminaan uang ersebu sesuai dengan kebuuhan perekonomian. DAFTAR PUSTAKA Asmano,Priadi dkk.008. Cadangan Devisa, Financial Deepening Dan Sabilias Nilai Tukar Rupiah Akiba Gejolak Nilai Tukar Perdagangan. Insiu Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Boediono, 999. Ekonomi Inernasional. BPFE. Yogykara. Dewi,Puu dkk.05. Pengaruh Produk Domesik Bruo, Cadangan Devisa Dan Kurs Dollar Amerika Serika Terhadap Impor Produk Elekronik Di Indonesia Tahun Universias Udayana. Bali. Gaomab,Mihe dkk.0. Macroeconomic Deerminans of Balance of Paymens in Namibia. Monash Universiy Souh Afrika. Souh Afrika hp:// pada sepember 06.

12 Kovous.005. The Keynessian and Monearis Theories dominae Macro-Economic. New York Marisa,Selly.004. AnalisisKredi Domesik Dan Perumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode Insiu Peranian Bogor. Bogor Masdjojo,Gregious.00. Kajian Pendekaan Keynesian dan Monearis Terhadap Cadangan Devisa Melalaui Penelusuran Neraca Pembayaran Inernasional : Sudi Empiris Di Indonesia Periode Universias Diponegoro Semarang. Semarang. Nopirin, (996). Ekonomi Inernasional ; Edisi ke iga. BPFE, Yogyakara. Nopirin, (995). Ekonomi Moneer I & II ; Edisi ke empa. BPFE,Yogyakara. Pinem,Juniarha Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa. Universias Sumaera Uara. Medan. Praseyo,Deky. 00. Pengaruh Produk Domesik Bruo, Kurs, Cadangan Devisa, Tingka Suku Bunga Rill Dan Volailias Kurs Terhadap Perminaan Impor Produk Elekronik Di Indonesia Tahun : Pendekaan Parial Adjusmen Model (PAM). Universias Amajaya Yogyakara. Yogyakara Rusiadi, e al. (03). Meode Peneliian Manajemen, Akunansi dan Ekonomi Pembangunan, Konsep, Kasus dan Aplikasi SPSS, Eviews, Amos dan Lisrel. Ceakan Perama. USU Press, Medan. Rizieq,Rahmaullah.006. Analisis Fakor-Fakor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa Indonesia. Universias Panca Bhaki Ponianak. Ponianak. Safiri,Haniya dkk.04. Analisa Neraca Perdagangan Migas Dan Non Migas Indonesia Terhadap Volailias Cadangan Devisa periode Universias Negeri Semarang. Semarang. Sujinan.06. Analisa Nilai Kurs, Invesasi dan Inflasi erhadap cadangan Devisa Melalui Neraca Pembayaran Inernasional Di Indonesia (Periode ). Universias Balikpapan. Balikpapan Sukirno, Sadono. (004). Makro Ekonomi Teori Penganar. PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakara. Wiguna, Ega. 06. Analisis fakor-fakor yang mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia periode : Universias Muhammadiyah Yogyakara. Benul Yogyakara.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG)

FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG) Forum Ekonomi Vol. XV No. 2 Juli 2012 FISHER EFFECT HUBUNGAN ANTARA TINGKAT BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA (PENDEKATAN AUTOREGRESIVE MODEL DISTRIBUTED -LAG) Michael Fakulas Ekonomi Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LA DASA TEORI

BAB II LA DASA TEORI 9 BAB II LA DASA TEORI.7 Daa Mining Yang dimaksud dengan Daa Mining adalah proses menghasilkan informasi yang valid, komprehensif, dan dapa diolah kembali dari daabase yang massive, dan menggunakannya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

STABILITAS DINAR EMAS DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA

STABILITAS DINAR EMAS DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA STABILITAS DINAR EMAS DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN Journal of Economic & Developmen HAL: 12-28 MARLIA Fakulas Ekonomi Universias Sriwijaya, Jalan Palembang-Indralaya,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pada umumnya adalah perubahan secara erus menerus yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperi yang erdapa pada rumusan GBHN, yaiu mewujudkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoriis 3.1.1. Analisis Penawaran Gula Model penawaran dan perminaan merupakan salah sau dari persamaan simulan. Penawaran dan perminaan secara bersama-sama

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE , FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE , FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 1987-2008, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA KOMPARASINYA SKRIPSI Unuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universias Negeri Semarang Oleh: Ion Johari NIM. 3353404041

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR (KURS) RUPIAH TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR (KURS) RUPIAH TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PNGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR (KURS) RUPIAH TRHADAP PRGRAKAN HARGA SAHAM PADA PRUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA FK INDONSIA Binsar Sihombing Polieknik Wilmar Bisnis Indonesia binsar.sihombing@wbi.ac.id Hendra

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA: APLIKASI MODEL MUNDELL-FLEMING

DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA: APLIKASI MODEL MUNDELL-FLEMING DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA: APLIKASI MODEL MUNDELL-FLEMING Teguh Sanoso Maruo Umar Basuki Universias Diponegoro ABSTRACT This sudy aims o analysis he impac of fiscal

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER MELALUI JALUR SUKU BUNGA TERHADAP STABILITAS EKONOMI INDONESIA

EFEKTIFITAS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER MELALUI JALUR SUKU BUNGA TERHADAP STABILITAS EKONOMI INDONESIA EFEKTIFITAS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER MELALUI JALUR SUKU BUNGA TERHADAP STABILITAS EKONOMI INDONESIA Ade Novalina, SE, M.Si;Rahmad Sembiring,SE, MSP, Rusiadi, SE, M.Si Dosen Program Sudi Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Pemodelan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menggunakan Data Panel Dinamis dengan Pendekatan Generalized Method of Moment Arellano-Bond

Pemodelan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menggunakan Data Panel Dinamis dengan Pendekatan Generalized Method of Moment Arellano-Bond JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prin) D-205 Pemodelan Perumbuhan Ekonomi Indonesia Menggunakan Daa Panel Dinamis dengan Pendekaan Generalized Mehod of Momen Arellano-Bond

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci