PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR (KURS) RUPIAH TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR (KURS) RUPIAH TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 PNGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR (KURS) RUPIAH TRHADAP PRGRAKAN HARGA SAHAM PADA PRUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA FK INDONSIA Binsar Sihombing Polieknik Wilmar Bisnis Indonesia Hendra Agusinus H. Marbun Polieknik Wilmar Bisnis Indonesia ABSTRACT This sudy is inended o deermine he effec of exchange rae flucuaions (exchange rae) on sock price movemen of manufacuring companies in BI. The sample is he exchange rae of rupiah and sock prices in The daa analysis echnique used is a simple linear regression analysis. The resuls OF his sudy indicae ha he appreciaion of he rupiah exchange rae has a posiive relaionship o sock prices a manufacuring companies in Indonesia Sock xchange. 1. Pendahuluan Analisis fundamenal digunakan unuk menilai kelayakan invesasi pada saham karena dapa menghasilkan variabel-variabel yang menenukan harga saham di masa mendaang. Konsep penilaian saham dengan analisis fundamenal akan menghasilkan informasi enang apakah saham erenu layak dibeli aau idak layak, didasarkan pada kesempaan unuk menghasilkan reurn. Reurn sebagai ukuran akan hasil yang diperoleh invesor memiliki peran yang sanga signifikan dalam menenukan nilai suau invesasi (Linda, 2005). Krieria uama yang diisyarakan invesor unuk bersedia berinvesasi di pasar modal adalah perasaan aman dan adanya kesempaan unuk memperoleh reurn. Unuk mewujudkan ujuan ersebu, invesor yang rasional selalu memperimbangkan resiko dan hasil yang diharapkan (expeced reurn). Gambaran resiko dan expeced reurn dari suau saham dapa dinilai berdasarkan 37

2 informasi yang bersifa kuaniaif maupun bersifa kualiaif (Kurniawan, 2000). Selain iu, berbagai perimbangan dan analisis yang akura perlu dilakukan oleh invesor sebelum membeli, menjual aaupun menahan saham unuk memperoleh ingka reurn opimal yang diharapkan. Analisis dan perimbangan yang akura dapa dihasilkan melalui informasi yang jelas, wajar dan epa waku. Analisis yang dapa digunakan dalam penilaian saham adalah analisis fundamenal dan eknikal. Analisis fundamenal merupakan analisis sekurias yang menggunakan daa-daa fundamenal dan fakor-fakor eksernal yang berhubungan dengan badan usaha (Bodie, 2005). Daa fundamenal melipui kondisi inern perusahaan, dan dari luar perusahaan. Informasi enang perusahaan berhubungan dengan daa keuangan, daa pangsa pasar, siklus bisnis dan sejenisnya (Sulisiawan, 2007). Semenara daa fakor eksernal seperi fakor ekonomi, fakor poliik, kebijakan moneer dan kebijakan fiskal. Dengan memperimbangkan daa-daa ersebu, analisis fundamenal menghasilkan penilaian erhadap harga saham. Bila hasil penilaian menunjukkan overvalued, saham ersebu dianggap dinilai lebih dari yang seharusnya oleh para pelaku pasar. Sebaliknya, bila dinilai erlalu rendah aau undervalued, maka saham ersebu layak dibeli karena ada harapan akan memperoleh capial gain (Bodie, 2005). Analisis fundamenal memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan daa hisoris (berupa laporan keuangan perusahaan), juga menggunakan daa masa depan berupa esimasi erhadap berbagai variabel seperi variabel perumbuhan perusahaan, perubahan ekonomi dimasa mendaang dan berbagai esimasi lainnya yang dianggap dapa mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha (Sulisiawan, 2007). Meskipun menggunakan pendekaan kuaniaif dalam proses analisisnya, banyak variabel dienukan berdasarkan judgmen, misalnya ingka perumbuhan di masa mendaang. Selain aspek-aspek di aas, fakor lain dalam analisis fundamenal adalah flukuasi nilai ukar dari maa uang. Pergerakan nilai ukar yang cenderung idak sabil akan mempengaruhi perekonomian negara lain. Selain iu, perubahan nilai ukar juga mempengaruhi sekor indusri maupun sekor lainnya karena huang perusahaan dapa naik dua kali lipa dengan perbandingan nilai kurs yang berbeda, sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan unuk melaksanakan kegiaan operasionalnya meningka. Dalam kondisi demikian, pergerakan harga saham dapa mengalami perubahan karena saham merupakan produk sekor riil. Bila perusahaan dalam kondisi kesulian keuangan karena beban huang yang meningka sebagai akiba dari perubahan nilai kurs, maka dapa mengakibakan harga sahamnya menurun. 38

3 Flukuasi nilai ukar rupiah akan mempengaruhi pergerakan harga saham. Pada saa rupiah mengalami apresiasi erhadap dollar, maka invesor akan membeli rupiah unuk mendapakan saham sehingga harga saham per lembar naik dan sebaliknya, jika rupiah mengalami depresiasi erhadap dollar, maka invesor akan menjual sahamnya unuk menghindari kerugian dan harga saham per lembar urun. Peneliian ini dimaksudkan unuk menganalisis pengaruh flukuasi nilai ukar (kurs) rupiah erhadap pergerakan indeks harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI). Tulisan ini difokuskan unuk menganalisis pengaruh flukuasi nilai ukar (kurs) rupiah erhadap pergerakan indeks harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI). Hasil peneliian ini diharapkan dapa digunakan sebagai bahan perimbangan dalam pengambilan kepuusan invesasi pada saham unuk meningkakan reurn di masa-masa mendaang. 2. Kajian Pusaka 2.1. Pengerian Nilai Tukar Dalam perdagangan inernasional, nilai ukar mempunyai ari yang sanga pening, karena nilai ukar akan mempengaruhi perdagangan dari suau negara. Linders dan Kindleberger, (1993:136), menyaakan bahwa perukaran valua asing adalah suau kegiaan memperdagangkan maa uang dari negara-negara yang berbeda. Maa uang ersebu mengambil benuk sebagai uang di dalam suau negara. Sebagian besar dari hara yang diperdagangkan di pasar valua asing adalah giro di bank-bank uama, yang diperdagangkan anar bank sendiri. Sedangkan bagian lainnya merupakan bagian kecil saja yang erdiri dari uang logam dan uang keras biasa. Lebih lanju Landers dan Kindleberger, (1993:136), mengaakan bahwa uang masingmasing negara memiliki harga yang diukur oleh uang negara-negara lain, hal inilah yang disebu nilai ukar (exchange rae). Perminaan aas valua asing imbul dari kebuuhan unuk membayar barang dan jasa sera asse-asse yang berasal dari luar negeri. Perminaan aas sau maa uang dalam bursa valas sanga menenukan penawaran dari maa uang lainnya. Perminaan dan penawaran valas menenukan kurs valas. Hal ini disebabkan oleh meningkanya perminaan aau menurunnya penawaran akan valas mengakibakan depresi kurs yang menaikkan nilai maa uang suau negara. Sebaliknya, apabila perminaan urun dan penawaran valas naik menyebabkan apresiasi nilai ukar yang menurunkan nilai ukar maa uang. Jamli, (1996:175), menyaakan bahwa sisem nilai ukar mencipakan kerangka kerja srukur di mana ransaksi devisa anar negara dilakukan. Pada dasarnya sisem moneer 39

4 inernasional ersebu dapa bersifa fleksibel aau idak fleksibel. Sisem nilai ukar bersifa fleksibel jika nilai ukar maa uang asing dibiarkan bebas merespon perubahan kekuaan pasar aau sering disebu kapialisasi pasar. Sisem nilai ukar idak fleksibel, jika nilai ukar diperahankan pada periode erenu. Sisem nilai ukar eap bercirikan nilai ukar sabil yang diperkenankan berflukuasi dalam baas sempi mengelilingi nilai yang diharapkan, di mana kedua baas ersebu eap eapi idak kekal. Dalam sisem ini, nilai ukar diperahankan dalam iik-iik invesasi aas dan bawah melalui inervensi pemerinah dalam pasar valas. Hal ini melibakan penjualan maa uang yang mengalami apresiasi dan pembelian maa uang yang mengalami depresiasi oleh bank senral. Kegagalan sisem nilai ukar eap adalah nilai ukar eap memberikan indakan sabilias nilai ukar dan dengan demikian menghilangkan sumber keidakpasian harga lebih jauh. Tapi penggunaan sisem nilai ukar eap ini idaklah selalu baik, hal ini disebabkan para spekulan dalam valas akan beralih ke produk invesasi lain karena lebih menawarkan keunungan yang lebih besar. Sisem nilai ukar mengambang bercirikan nilai ukar yang berflukuasi dengan bebas sebagai reaksi perubahan perminaan dan penawaran valua asing. Hal ini berimplikasi pengambangan yang lebih besar dari pada sisem nilai ukar eap di mana campur andan pemerinah mengurangi besarnya flukuasi nilai ukar. Keunggulan uama nilai ukar mengambang adalah bahwa nilai ukar menyesuaikan secara oomais unuk mengamankan keseimbangan neraca pembayaran. Kelemahan uamanya adalah nilai ukar dapa mengakibakan keidaksabilan harga sehingga akan mengganggu akivias perdagangan perdagangan dan mengurangi kesejaheraan ekonomi. Dalam usaha memperbaiki efisiensi ekonomis sisem nilai ukar konversional, berbagai sisem alernaif yang elah dierapkan dalam waku yang berbeda. Sisem nilai ukar ersebu biasanya merupakan kombinasi sisem nilai ukar konversional aernaif. Jamli, (1996:297), mengaakan ada iga sisem nilai ukar alernaif yaiu crowling peg, snake in he unel dan MS. The crowing peg adalah sisem nilai ukar yang mencoba mengkombinasikan keunungankeunungan nilai ukar eap dengan fleksibilias nilai ukar mengambang. The crowing peg erdiri dari nilai ukar yang dipasok pada nilai erenu eapi diperbolehkan merangkak sebagai reaksi erhadap kondisi pasar yang berubah. Sisem ini poensial unuk mencegah keidaksabilan ekonomi yang dihubungkan dengan penyesuaian diskri yang dapa mengurangi keidakpasian dan menandai nilai ukar mengambang. The snake in he unel mencerminkan suau negara yang berupaya unuk memanfakan keunungan dari sabilias nilai ukar eap dalam kerangka yang lebih luas dari fleksibilias nilai 40

5 ukar mengambang. The snake membaasi 2,5% kemungkinan flukuasi maa uang yang iku sera sedangkan he unel memberikan baasan 4,5% di mana maa uang secara kolekif dapa mengambang. MS merupakan suau upaya mencapai sabilias yang lebih besar dan langkah unuk meraih sabilias moneer eropa yang lebih besar dan unuk lebih mendekai MU (uropean Moneery Union) sysem, yang erdiri dari suau jaringan engah bilaeral dengan margin flukuasi 2,5% erhadap nilai yang dieapkan Pengaruh Flukuasi Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Harga Saham Nilai ukar akan mempengaruhi perekonomian bilamana nilai ukar ersebu erapresiasi aau erdepresiasi. Bila nilai ukar maa uang suau negara apresiasi, barang dan jasa luar negeri relaif lebih murah dibandingkan dengan barang dan jasa domesik. Sebaliknya bila maa uang suau negara depresiasi, barang dan jasa luar negeri relaif lebih mahal dibandingkan dengan barang dan jasa domesik. Unuk mengeahui nilai ukar berubah diperlukan pemahaman enang pasar maa uang luar negeri aau foreign exchange marke. Menuru Manurung, (2003:108), ada dua jenis ransaksi nilai ukar yaiu ransaksi spo aau spo ransacion dan ransaksi berjangka aau forward ransacion spo rancaion adalah perukaran deposi bank aau bank deposi biasanya dua hari, sedangkan forward ransanions adalah perukaran deposi bank aau bank deposi dengan spesifikasi waku masa daang, biasanya lebih dari dua hari. Nilai ukar spo adalah nilai ukar unuk ransaksi paling lama dua hari, dan nilai ukar berjangka adalah nilai ukar unuk ransaksi berjangka. Nilai ukar maa uang pening karena mempengaruhi harga relaif domesik erhadap harga relaif luar negeri. Harga rupiah barang aau jasa domesik erhadap harga dolar barang dan jasa luar negeri dienukan oleh ineraksi dua fakor yaiu harga barang dan jasa domesik dalam rupiah dan nilai ukar maa uang domesik per uni maa uang negeri. Sama seperi barang aau jasa dan ase lainnya, nilai ukar suau maa uang dienukan oleh ineraksi perminaan dan penawaran. Dalam pasar bebas, nilai ukar maa uang dibagi dalam dua bagian yaiu penenuan nilai ukar berjangka yang digunakan unuk penenuan nilai ukar spo. Pemahaman erhadap nilai ukar jangka pendek aau spo exchange rae memerlukan harga nilai ukar deposi bank domesik dan deposi bank maa uang luar negeri. Karena nilai ukar adalah 41

6 harga sau ase erhadap ase negara lain, nilai ukar jangka pendek dienukan melalui pendekaan pasar ase. Misalkan deposi rupiah mempunyai ekspekasi reurn i D, dan deposi maa uang luar negeri mempunyai ekpekasi reurn i F. Apabila spo exchange rae dan ekspekasi nilai ukar berikunya +1, ekspekasi reurn dari deposi rupiah RT D dalam benuk maa uang luar negeri. Misalkan seorang invesor luar negeri akan menginvesasikan USD 1 dalam deposi rupiah. Perama dia membeli 1/ dari deposi rupiah, dimana adalah nilai ukar anara maa uang rupiah dengan maa uang dolar aau USD/Rp 1, dan pada akhir periode invesor membayar (1 + i D ) (1/ ) dalam rupiah. Konversi dalam dolar mengharapkan penerimaan dikalikan dengan +1. kpekasi reurn per dolar invesasi adalah penerimaan dolar dikurangi invesasi dolar awal, yaiu : D D 1 D 1 D 1 ( i i ) 1 1 i 1 i i (1) kpekasi reurn deposi luar negeri RT F dalam benuk rupiah i F. Oleh karena iu, dalam benuk rupiah, ekspekasi reurn relaif pada deposi rupiah adalah perbedaan ekspekasi reurn deposi rupiah dengan deposi dolar, yaiu : D D F 1 Re laif RT i 1 (2) Jika ekspekasi reurn relaif pada deposi rupiah naik, orang luar negeri akan deposi rupiah lebih banyak dan deposi dolar lebih sediki, sehingga : RT F i F 1, dimana ( +1 ) = ekspekasi apresiasi rupiah (3) Mobilias modal inernasional menjelaskan bahwa invesor luar negeri dapa dengan mudah membeli ase domesik seperi deposi rupiah. Karena deposi bank luar negeri dan deposi bank domesik mempunyai risiko likuidias yang sama, maka deposi ersebu adalah subsiusi sempurna. Mobilias modal dan subsiusi sempurna menjamin ekspekasi reurn relaif sama dengan nol, sehingga : i D i F 1 (4) 42

7 Invesasi saham merupakan invesasi yang mempunyai risiko yang lebih inggi dari obligasi, deposio, dan properi bahkan dari reksa dana yang berisikan invesasi pada saham. Bermain saham dianggap berisiko karena harga saham berflukuasi seiap hari. Flukuasi bisa erjadi karena berbagai fakor, salah saunya adalah pergerakan nilai ukar. Hal ini disebabkan karena apabila nilai ukar maa uang rupiah mengalami depresiasi maka orang akan lebih memilih unuk menginvesasikan modal mereka ke pasar saham dari pada menginvesasikan ke dalam valas. Jika semakin banyak perminaan erhadap saham akan mengakibakan harga saham naik dan demikian juga sebaliknya. Harga saham dihiung dengan rumus : D P (5) RT p = price, D = dividend, RT = expeced reurn Jika persamaan sebagai beriku : disubsiusikan anara flukuasi nilai ukar rupiah dengan harga saham, diperoleh P i D i F D 1 (6) Berdasarkan persamaan (2) dan (5), diunjukkan bahwa apreasiasi nilai ukar maa uang rupiah erhadap dolar dan harga saham, sehingga diperoleh persamaan (6) yang menunjukkan hubungan anara nilai ukar maa uang rupiah erhadap flukuasi harga saham. Dengan demikian dapa dikaakan bahwa jika nilai ukar rupiah erhadap dolar semakin naik, maka harga saham urun dan sebaliknya, jika nilai ukar rupiah erhadap dolar semakin menurun, maka harga saham semakin naik. Dengan demikian, erdapa hubungan anara flukuasi nilai ukar rupiah dengan harga saham. 3. Meode Peneliian Populasi peneliian adalah seluruh perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa fek Indonesia ahun Sampel dalam peneliian ini adalah nilai ukar rupiah dan harga saham ahun Variabel yang digunakan dalam peneliian ini erdiri dari variabel bebas yaiu nilai ukar maa uang rupiah erhadap dollar USA dengan skala pengukuran adalah skala rasio dan variabel erika dalah Indeks Harga Saham Gabungan Manufakur (IHSGM) dengan skala pengukuran skala rasio. 43

8 Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder yang dikumpulkan melalui eknik dokumenasi. Secara spesifik daa yang digunakan adalah flukuasi dari nilai ukar rupiah dan penuupan indeks harga saham yang dihiung secara harian selama periode ahun 2009 pada perusahaan manufakur. Teknik analisis daa yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana, unuk mengeahui pengaruh nilai ukar rupiah erhadap flukuasi indeks harga saham manufakur dengan model, sebagai beriku : P = β 0 + β 1 + ε Dimana: P = harga saham perusahaan manufakur = nilai rukar rupiah β 0 = Nilai konsana 1 = Koefisien regresi = periode hari, Sepember Okober 2009 ε = error erm Asumsi yang mendasari model regresi adalah asumsi klasik, yaiu asumsi normalias, auokorelasi dan mulikolinierias, yaiu: Uji normalias, dilakukan dengan mengamai penyebaran sochasic erm error yang dihasilkan oleh model regresi. Meode yang dipakai dalam pengujian ini adalah meode Jargue Bera aau: S JB N 6 2 ( K 3) 24 2 JB, S dan K masing-masing dalam saisic Jargue-Bera, koefisien Skewness dan koefisien Kurosis. H 0 : sochasic erm error erdisribusi secara normal dan H 1 : sochasic erm error erdisribusi secara idak normal. Uji auokorelasi, dimaksudkan unuk mendeeksi korelasi anara sochasic erm error yang erleak beruruan secara ime series aau korelasi anar empa yang berkedekaan apabila daanya cross secion. Auokorelasi erjadi akiba kondisi munculnya sau daa yang dipengaruhi daa 44

9 sebelumnya. Masalah ini mengakibakan hasil pengujian menjadi bias. Unuk mendeeksi daa ada idaknya auokorelasi maka dilakukan uji Durbin Wason aau DW-saisic, yaiu : DW n 2 ( n 1 2 ( ) 2 1 Dengan keenuan sebagai beriku: DW d L dengan kesimpulan erjadi auokorelasi posiif, d L DW d u dengan kesimpulan invonclusive, d u DW 4.00 d L dengan kesimpulan idak erdapa auokorelasi, d U DW d L, dan (e) 4.00 d L DW 4.00 dengan kesimpulan erjadi auokorelasi negaif. Uji mulikolinierias, digunakan unuk mengeahui korelasi linear anara dua aau lebih variabel bebas. Adanya mulikolinierias menyebabkan deviasi sandar masing-masing koefisien regresi relaif sehingga koefisien variabel cenderung idak signifikan. Meode yang digunakan unuk menguji ada idaknya mulikolinierias adalah variance inflaion facor (VIF), yaiu : 1 VIF 2 1 r ij dimana rij adalah koefisien korelasi anar dua variabel bebas. Jika VIF > 10, maka erjadi mulikolinierias yang serius, sebaliknya jika VIF < 10 maka mulikolinierias idak serius. 4. Hasil Analisis Dan Pembahasan Teknik analisis daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah analisis regresi linear sederhana, unuk mengeahui pengaruh nilai ukar rupiah erhadap flukuasi harga saham. Unuk mengelola daa digunakan banuan kompuer dengan menggunakan program SPSS. 45

10 Hasil persamaan diperoleh sebagai beriku: P = -2, ,826,127 + i -hiung = (4,357) Signifikan = (0.000) F-hiung = (18.983) dan signifikansi R = 0,593 R 2 = Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa apresiasi nilai ukar maa uang rupiah akan menurunkan harga saham aau meningkakan flukuasi indeks harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI), dapa dierima pada ingka signifikansi 1 persen. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,593, arinya apresiasi nilai ukar maa uang rupiah mempunyai hubungan yang posiif erhadap indeks harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI). Diliha dari nilai koefisien deerminannya sebesar 0,352, arinya variabel erika, yaiu indeks harga saham dapa dijelaskan oleh variabel bebas, yaiu apresiasi nilai ukar maa uang rupiah. Diliha dari F-nya, disimpulkan apresiasi nilai ukar maa uang rupiah secara simulan akan menurunkan harga saham aau meningkakan flukuasi indeks harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI), dapa erima pada ingka signifikansi 1 persen. Hasil saisik uji, menunjukkan bahwa apresiasi nilai ukar maa uang rupiah secara parsial akan menurunkan harga saham aau meningkakan flukuasi harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI), dapa erima pada ingka signifikansi 1 persen. Nilai JB sebesar 26.57, arinya sochasic erm error erdisribusi secara normal, dengan demikian maka model regresi memenuhi asumsi normalias. Nilai Durbin Wason sebesar 1.287, berari sochasic erm error dari apresiasi nilai ukar maa uang rupiah mengalami auokorelasi posiif. 46

11 Hasil analisis diperoleh nilai VIF adalah 1, berari apresiasi nilai ukar maa uang rupiah mengalami mulikolinierias serius erhadap harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI), karena nilai VIF-nya berada di bawah 10. Diliha dari nilai koefisien regresi, diunjukkan bahwa pengaruh nilai ukar rupiah erhadap indeks harga saham manufakur sebesar posiif 28,826,127. Arinya jika nilai ukar rupiah mengalami apresiasi, maka indeks harga saham naik sebesar 28,826,127 dan sebaliknya, jika nilai ukar rupiah mengalami depresiasi maka indeks harga saham naik sebesar 28,826,127. Dengan demikian, dapa disimpulkan bahwa flukuasi nilai ukar rupiah mempunyai pengaruh yang posiif erhadap indeks harga saham. Apresiasi adalah suau keadaan dimana nilai maa uang rupiah mengua erhadap maa uang dollar. Depresiasi adalah suau keadaan dimana nilai maa uang rupiah melemah erhadap maa uang dollar. Flukuasi nilai ukar rupiah dipengaruhi oleh ingka bunga SBI. Jika ingka suku bunga SBI naik, maka masyaraka cenderung membeli rupiah dan menjual dollar yang dimiliki, hal ini akan mengakibakan nilai ukar rupiah mengalami apresiasi erhadap dollar. Apresiasi nilai ukar rupiah erhadap dollar akan menguakan harga saham. Apabila hal ini erjadi, maka perminaan erhadap saham semakin naik karena invesor membeli rupiah unuk mendapakan saham. Dalam keadaan ini, perusahaan dapa melakukan spekulasi dengan membeli rupiah dan membeli saham. Jika SBI urun, maka ingka deposi urun, karena invesor menarik modalnya dan mencari alernaif invesasi yang lebih mengunungkan, sehingga nilai ukar rupiah erhadap dollar melemah dan harga saham per lembar urun. Sebaliknya, jika SBI naik, maka ingka deposi naik. Pada kondisi seperi, invesor akan melakukan penanaman modal dengan membeli rupiah unuk mendapakan saham, sehingga rupiah mengalami apresiasi erhadap dollar. Pada saa ingka bunga urun, maka masyaraka membeli dollar dari bank, sehingga nilai ukar rupiah mengalami depresiasi erhadap dollar. Depresiasi mengakibakan perminaan erhadap saham semakin urun, karena harga per lembar urun. Dalam kondisi seperi ini, perusahaan melakukan spekulasi dengan membeli dollar dan menjual sahamnya ke publik. Inflasi akan memberi pengaruh negaif erhadap harga saham. Arinya semakin inggi ingka inflasi, maka harga saham urun karena perminaan erhadap saham urun. Pada kondisi ini, Invesor menjual sahamnya unuk menghindari kerugian yang semakin besar. Inflasi erjadi pada saa rupiah mengalami depresiasi erhadap dollar sehingga harga-harga secara menyeluruh di pasar 47

12 naik. Pada kondisi ini, perusahaan menghadapi masalah berupa kenaikan biaya operasional. Unuk menjaga kesabilan ekonomi, Bank Indonesia menaikkan ingka SBI dengan harapan nilai ukar rupiah erhadap dollar mengalami apresiasi. Pada saa ingka inflasi urun, kondisi ini menunjukkan bahwa nilai ukar rupiah erhadap dollar mengalami apresiasi, sehingga harga saham naik. Biasanya, perusahaan melakukan invesasi dengan membeli kembali saham yang elah dijual ke publik. Pada saa pasar mengharapkan bahwa ingka inflasi di masa mendaang semakin inggi, maka pemilik modal akan segera membelanjakan modalnya unuk membeli barang-barang durable yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga aau menukarkan modalnya ke maa uang yang nilainya relaif sabil, misalnya dollar. Transaksi yang dilakukan oleh pasar memungkinkan bahwa inflasi naik dari kondisi semula. Nilai ukar rupiah juga dipengaruhi oleh adanya inervensi bank senral di pasar valua asing. Bank senral sebagai pengendali pembayaran pemerinah perlu melakukan inervensi, baik melalui mekanisme ingka bunga aaupun melalui operasi pasar. Apabila dipandang depresiasi rupiah erlalu besar maka bank senral dapa melakukan inervensi dengan cara menjaul dollar secara langsung di pasar aau dengan menaikkan ingka bunga. Sebaliknya, jika rupiah diperkirakan mengalami apresiasi erlalu inggi maka bank senral melakukan inervensi dengan membeli dollar aau menurunkan ingka suku bunga. 5. Kesimpulan Apresiasi nilai ukar maa uang rupiah akan menaikkan harga saham aau meningkakan flukuasi harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI), dapa dierima pada ingka signifikansi 1 persen. Diliha dari nilai koefisien deerminannya sebesar 0,352, arinya variabel erika, yaiu harga saham dapa dijelaskan oleh variabel bebas, yaiu apresiasi nilai ukar maa uang rupiah. Diliha dari F-nya, disimpulkan apresiasi nilai ukar maa uang rupiah secara simulan akan menaikkan harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI), dapa erima pada ingka signifikansi 1 persen. Diliha dari saisik uji, disimpulkan bahwa apresiasi nilai ukar maa uang rupiah secara parsial akan meningkakan harga saham pada perusahaan manufakur di Bursa fek Indonesia (BI), dapa erima pada ingka signifikansi 1 persen. 48

13 RFRNSI Ahmad, Kamaruddin, Dasar-dasar Manajemen Invesasi dan Porofolio, disi Revisi, Jakara : Rineka Cipa. Bodie Zvi, Alex Kane and Alan J. Marcus Invesmens. Sixh diion, McGraw-Hill Companies. Cooper R. Donald, Pamela S. Schindler Business Research Mehods. 9 Th diion, McGraw- Hill Companies. Hardiningsih, Sri, dkk., Perangka dan Teknik Analisis Invesasi di Pasar Modal Indonesia, disi Perama, Jakara : Bursa fek Indonesia. Jamli, Ahmad Dasar-dasar Keuangan Inernasional, Ceakan Keiga, disi Perama, Yogyakara : BPF. Kieso, Donald ; Weygand, Jerry J dan Walfield, Terry D., Akunansi Inermediae, Jilid Sau, Alih Bahasa : mil Salim, disi Kesepuluh, Jakara rlangga. Kurniawan, Heriberus dan Nur Indrianoro Analisis Hubungan anara arus Kas Dari Akivias Operasi dan daa akrual Dengan Reurn Saham: Sudi mpiris pada Bursa fek Yakara. Jornal Bisnis dan Akunansi. Vol 2 no 3. Linda dan Fazli Syam " Hubungan Laba Akunansi, Nilai Buku, dan Toal Arus Kas dengan Marke Value: Sudi akunansi Relevansi Nilai. Jurnal Rise akunansi Indonesia. Vol. 8 no. 3 Linders, Peer H. dan Kindleberger, Charles P., konomi Inernasional, Alih Bahasa : Burhanuddin Abdullah, disi Kedelapan, Jakara : rlangga. 49

14 Manurung, Jonni, dkk., Pasar dan Lembaga Keuangan dan Bukan Bank, disi Perama, Jakara : Grafindo. Pakari, Piji dan Anoraga, Pandji, Penganar Pasar Modal, Semarang : Rineka Cipa. Sarono, R. Agus, 2003, Manajemen Keuangan Inernasional, Ceakan Perama, Yogyakara : BPF. Sulisiawan, Dedhy dan Liliana Analisis Teknikal Modern Pada Perdagangan Sekurias, Cara Prakis Memprediksi Pergerakan Harga Saham & Sekurias Lainnya. Penerbi Andi Yogyakara. Yuliai, Sri Handeru, Praseyo, Handoyo, dan Tjipono, Fandy, Manajemen Porofolio dan Analisis Invesasi, Yogyakara : Andi. 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB II LA DASA TEORI

BAB II LA DASA TEORI 9 BAB II LA DASA TEORI.7 Daa Mining Yang dimaksud dengan Daa Mining adalah proses menghasilkan informasi yang valid, komprehensif, dan dapa diolah kembali dari daabase yang massive, dan menggunakannya

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA 1279 ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Komang Dian Trisnawai ¹ Ni Nyoman Ayu Dianini ² ¹ Fakulas Ekonomi Universias Dhyana Pura

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KEYNESIAN BALANCE OF PAYMENT THEORY DAN MONETARY APPROACH BALANCE OF PAYMENT MENDETEKSI KESEIMBANGAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA

KEMAMPUAN KEYNESIAN BALANCE OF PAYMENT THEORY DAN MONETARY APPROACH BALANCE OF PAYMENT MENDETEKSI KESEIMBANGAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA KEMAMPUAN KEYNESIAN BALANCE OF PAYMENT THEORY DAN MONETARY APPROACH BALANCE OF PAYMENT MENDETEKSI KESEIMBANGAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA Rusiadi Dosen Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universias Pembangunan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL SEBAGAI PENENTU HARGA SAHAM

PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL SEBAGAI PENENTU HARGA SAHAM Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No. 3 Sepember 2010, hlm. 407 414 Terakrediasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL SEBAGAI PENENTU HARGA SAHAM David Kaluge Fakulas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG DI INDONESIA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG DI INDONESIA Jurnal Ilmiah Maksiek Vol.I No. 1, 16 ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG DI INDONESIA Muhammad Andi Prayogi Dosen Fakulas Ekonomi Universias Muhammadiyah Sumaera Uara e-mail : andi_agen@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci