ANALISIS KESTABILAN DAN KEUNTUNGAN MAKSIMAL PADA MODEL PERTUMBUHAN POPULASI MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESTABILAN DAN KEUNTUNGAN MAKSIMAL PADA MODEL PERTUMBUHAN POPULASI MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR"

Transkripsi

1 AALISIS KSTABILA DA KUTUGA MAKSIMAL PADA MODL PRTUMBUHA POPULASI MAGSA-PMAGSA DGA TAHAPA STRUKTUR Syamsuddin Toaha Juusan Matematika FMIPA, Univesitas Hasanuddin, Makassa, Sulawesi Selatan Atikel ini membahas model petumbuhan populasi mangsa-pemangsa. Model menyatakan laju petumbuhan tiga populasi, yaitu populasi mangsa, populasi pemangsa belum dewasa populasi pemangsa sudah dewasa. Peubahan ukuan populasi mangsa dipengauhi oleh petumbuhan intinsik dan inteaksinya dengan populasi pemangsa dewasa. Peubahan ukuan populasi pemangsa dewasa dipengauhi oleh inteaksinya dengan populasi mangsa, kematian alamiah pepindahan populasi pemangsa belum dewasa menjadi pemangsa dewasa. Peubahan populasi pemangsa belum dewasa dipengauhi oleh jumlah kelahian dai populasi pemangsa dewasa, kematian alamiah peubahan populasi pemangsa menjadi pemangsa dewasa. Dinamika ketiga populasi tesebut dinyatakan dalam bentuk sistem pesamaan diffeensial ode satu yang menyatakan peubahan ukuan populasi tehadap waktu. Dengan menganggap bahwa populasi yang ditinjau benilai ekonomi, maka ketiga populasi tesebut dieksploitasi. Selanjutnya model melibatkan fungsi pemanenan pada peubahan ketiga populasi. Kewujudan titik ekuilibium dai model beseta kestabilannya dianalisis dengan menggunakan metode lineaisasi dan uji kestabilan Routh-Huwitz. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketiga populasi tidak akan punah dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu, akan dianalisis usaha pemanenan optimal yang digunakan dalam mengeksploitasi populasi sehingga dipeoleh keuntungan maksimal dan ketiga populasi tetap akan lestai dalam jangka waktu yang panjang. Bebeapa kasus dianalisis yang disetai dengan simulasi numeik untuk mengetahui kestabilan titik ekuilibium dan keuntungan maksimal. Hasil analisis menunjukkan bahwa kewujudan dan kestabilan titik ekuilibium inteio pada model ditentukan oleh nilainilai paamate model dan usaha pemanenan. Ketiga populasi dapat tetap lestai meskipun dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan dan sekaligus membeikan keuntungan maksimal. Kata kunci: Model mangsa pemangsa, pemanenan, titik ekuilibium, kestabilan, keuntungan maksimal PDAHULUA Model petumbuhan populasi mangsa-pemangsa yang meujuk kepada model Lotka-Voltea meupakan salah model yang sangat popule dalam matematika ekologi. Luckinbill (97 mempetimbangkan suatu model populasi mangsapemangsa dan menunjukkan bahwa populasi mangsa-pemangsa dapat hidup besama untuk jangka waktu yang panjang jika kontak antaa keduanya dikuangi. Matin & Ruan ( dan Ka ( menyaankan bahwa sangat ideal untuk mengkaji fakto pemanenan pada model-model petumbuhan populasi mangsapemangsa. Ka & Chaudui ( mengkaji model mangsa-pemangsa yang meujuk kepada model Lotka-Voltea dengan mempetimbangkan pengauh pemanenan. Meeka mengkaji kemungkinan kewujudan ekuilibium bioekonomik dan pemanenan optimal. Holmbeg (99 meneliti pengauh pemanenan dengan kuota konstan dan usaha konstan. Hasi penelitian menunjukkan bahwa tangkapan dengan kuota konstan dapat mengakibatkan osilasi dan kacau seta menaikkan esiko ekploitasi yang belebihan. Sistem satu mangsa dan satu pemangsa dalam Hogat et.al. (99 A.

2 Posiding Semina asional Matematika, Sains Teknologi. Volume, Tahun, A.-A. meninjau kedua populasi mangsa dan pemangsa dipanen dengan hasil tangkapan konstan dan dipeoleh kestabilan pada hasil maksimal yang lestai. Model dinamika populasi mangsa-pemangsa memainkan pean yang penting dalam bioekonomik, khususnya dalam manajemen sumbedaya yang tebaukan. Contoh manajemen sumbe daya tebaukan adalah populasi ikan. Tangkapan optimal bekelanjutan yang bedasakan pada kiteia biaya betujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Model dinamika populasi yang akuat melibatkan pemanenan membuat model menjadi sangat kompleks. Bebeapa fakto yang pelu dipetimbangkan dalam membuat model dinamika populasi yang kompleks adalah ukuan populasi, laju petumbuhan, kapasitas bawaan, kompetito, biaya opeasional pemanenan, haga tangkapan sebagainya, Clak (99. Bebeapa peneliti sepeti Zhang et al. (, Kaili & Xinyu ( Xu et al. (, mengembangkan model mangsa-pemangsa dengan mempehatikan tahapan stuktu pada populasi. Sun et al. (8 mengembangkan model dengan tahapan stuktu yang mempetimbangkan espon fungsional dan kebijakan pemanenan optimal. Ka & Chattopadhyay ( mengkaji model dengan tahapan stuktu dan menghubungkannya dengan kebijakan pemanenan optimal. Poblem kombinasi pemanenan telah dikaji secaa mendalam oleh Chaudui (998. Poblem kebijakan pemanenan optimal dalam bebeapa model yang melibatkan pemanenan juga telah dikaji oleh Sutinen dan Andeson (98 dan Ka dan Chaudui (. Tulisan ini menganalisis suatu model petumbuhan populasi mangsa-pemangsa dengan stuktu pada populasi pemangsa bedasakan model Lotka-Voltea dengan melibatkan usaha pemanenan konstan. Analisis pada model ini difokuskan pada hubungan antaa titik ekuilibium inteio yang stabil dengan keuntungan maksimal dan usaha pemanenan optimal. MODL POPULASI MAGSA-PMAGSA DGA TAHAPA STRUKTUR Model yang ditinjau adalah model petumbuhan populasi yang melibatkan tiga populasi, yaitu populasi mangsa, populasi pemangsa belum dewasa populasi pemangsa sudah dewasa. Model dinamika populasi mangsa-pemangsa melibatkan dua populasi pemangsa dengan tahapan stuktu telah ditinjau oleh Ka & Chattopadhyay ( dengan bebeapa asumsi yang bebeda. Model petumbuhan populasi mangsa-pemangsa dinyatakan sebagai A.

3 Toaha, Analisis Kestabilan Dan d d d K m. t menyatakan ukuan populasi mangsa pada saat t, t t menyatakan ukuan populasi pemangsa belum dewasa pada saat t menyatakan ukuan populasi pemangsa dewasa pada saat t. Model ( meupakan model dinamika pada populasi mangsa dan pemangsa dengan tahapan stuktu kaena melibatkan populasi pemangsa belum dewasa dan populasi pemangsa sudah dewasa. Petumbuhan populasi mangsa mengacu pada model petumbuhan logistik dengan laju petumbuhan intinsik sebesa dan kapasitas batas K. Laju kelahian untuk populasi pemangsa belum dewasa poposional dengan ukuan populasi pemangsa dewasa dengan konstanta poposionalitas (. Laju kematian untuk populasi pemangsa belum dewasa dan populasi pemangsa dewasa dinyatakan oleh dan. Paamete menyatakan laju konvesi dai inteaksi populasi mangsa dan populasi pemangsa dewasa yang besifat pedasi dan nilai paamete m memenuhi m. Paamete menyatakan laju konvesi populasi pemangsa belum dewasa menjadi pemangsa dewasa. Dengan asumsi bahwa ketiga populasi yang ditinjau meupakan populasi (stok yang bemanfaat bagi manusia, maka ketiga populasi tesebut selanjutnya dieksploitasi dengan laju penangkapan poposional dengan masing-masing ukuan populasi. Dengan petimbangan tesebut, model ( dikembangkan menjadi d d d K m Paamete, masing-masing menyatakan koefisien ketetangkapan untuk populasi mangsa, populasi pemangsa belum dewasa populasi pemangsa dewasa. Paamete, masing-masing menyatakan usaha (effot penangkapan yang dikenakan pada populasi mangsa, populasi. ( A. 7

4 Posiding Semina asional Matematika, Sains Teknologi. Volume, Tahun, A.-A. pemangsa belum dewasa populasi pemangsa dewasa seta memenuhi i imak s untuk i,,. Dengan memisalkan m,, d d d, model ( dinyatakan dalam bentuk. Model ( mempunyai tiga titik ekuilibium, yaitu Q,,, Q,,, dan,,, p p p Q p p ( dengan p dan. Titik Q meupakan titik inteio jika p dan p p, yaitu keadaan dimana ketiga komponen titik tesebut benilai positif. AALISIS KSTABILA TITIK KUILIBRIUM Pada model ( hanya titik ekuilibium inteio, yaitu titik Q yang akan dianalisis kestabilannya kaena pada titik ekuilibium ini keadaan ukuan populasi mangsa, populasi pemangsa belum dewasa populasi pemangsa dewasa dalam kondisi benilai positif. Analisis kestabilan titik ekuilibium dilakukan dengan metode pelineaan dan penentuan kestabilan dengan mempehatikan nilai eigen yang dipeoleh dai matiks Jacobi yang dievaluasi pada titik Q. Dai model ( dipeoleh matiks Jacobian J Dengan mengevaluasi matiks Jacobian J pada titik,. Q, dipeoleh J. A. 8

5 Toaha, Analisis Kestabilan Dan A. 9 Selanjutnya dipeoleh pesamaan kaakteistik, det ( J I f yaitu ( a a a f, dimana a,, a. a Menuut kiteia kestabilan Routh-Huwitz titik Q stabil asimptotik jika dan hanya jika, a, a dan, a a a Jeffies (989. KUTUGA MAKSIMAL PADA TITIK KUILIBRIUM ITRIOR Titik ekuilibium Q yang stabil asimptotik selanjutnya dihubungkan dengan pesoalan keuntungan maksimal. Dengan petimbangan bahwa ketiga populasi yang ditinjau benilai ekonomi dan selanjutnya dieskploitasi maka tentunya melibatkan biaya yang digunakan dalam usaha pemanenan dan hasil tangkapan membeikan pendapatan. Untuk kepeluan tesebut didefinisikan fungsi biaya total dan fungsi peneimaan total. Fungsi biaya diasumsikan poposional dengan usaha pemanenan yang dilakukan, yaitu c TC dimana c menyatakan unit biaya pemanenan. Fungsi peneimaan didefinisikan sebagai py( TR, dimana p menyatakan unit haga stok dan Y, ( menyatakan hasil pemanenan. Dengan demikian dipeoleh fungsi keuntungan sebagai. TR TC Titik ekuilibium Q,, begantung pada usaha pemanenan yang dilakukan. Dengan demikian fungsi keuntungan begantung kepada usaha pemanenan, yaitu ( ( ( TC TR. Pada keadaan ini, nilai-nilai usaha pemanenan akan ditentukan sehingga membeikan keuntungan maksimal dan titik ekuilibium yang besesuaian dengan usaha pemanenan tesebut juga stabil asimptotik. Kasus ( Pada kasus, usaha pemanenan yang dikenakan pada setiap populasi adalah sama. Dengan demikian, titik Q,, beada pada oktan petama jika (i p dan (ii p p. Syaat (i dapat dinyatakan sebagai C B A dengan A, B,

6 Posiding Semina asional Matematika, Sains Teknologi. Volume, Tahun, A.-A. dan C. Syaat (ii dapat dinyatakan sebagai A B C dengan A B C K, ( ( ( K ( (. K Dengan asumsi bahwa tedapat nilai yang memenuhi syaat (i dan (ii seta memenuhi petama. maka titik, mak s Q, beada pada oktan Fungsi keuntungan yang besesuaian dengan titik, Q, dibeikan sebagai ( p p p ( c c c ( dimana p, p, p menyatakan haga pe unit stok dan c, c, c menyatakan biaya. Pada fungsi keuntungan tesebut nilai, begantung pada. Selanjutnya akan ditentukan nilai yang memenuhi syaat (i dan (ii mak s yang memaksimalkan ( asimptotik. dan titik, Q, seta stabil Contoh. Dibeikan paamete untuk model ( dengan nilai,,,,,, K.,,,,, m,,,,,,,,. Demikian pula dibeikan nilai p,, p,, p,, c,, c,, c. Dengan nilai paamete tesebut dipeoleh titik, Q, dengan,, 8. Titik Q meupakan titik inteio jika nilai memenuhi (i 8 8 dan (ii 8. Dai syaat (i dipeoleh,, mak s maks dan dai syaat (ii dipeoleh maks,, min,.88. Dengan mengambil nilai, maka mak s dipeoleh syaat sehingga titik Q meupakan titik inteio. mak s A.

7 Toaha, Analisis Kestabilan Dan Fungsi keuntungan yang besesuaian dengan titik Q dibeikan oleh ( ( p p p ( c c c. Dengan nilai paamete yang dibeikan dan nilai pada titik ekuilibium maka dipeoleh, (,7x Plot kuva fungsi keuntungan ( dibeikan pada Gamba. Pehatikan titik kitis fungsi keuntungan pada inteval dipeoleh titik kitis *, 778 yang memaksimalkan fungsi keuntungan dengan ( 8, 9. Gamba. Fungsi keuntungan Selanjutnya dengan mengambil nilai usaha pemanenan sebesa *, 778 dipeoleh titik Q 88,8,,, 9,87. Pesamaan kaakteistik yang besesuaian dengan titik ekuilibium tesebut dibeikan oleh f (,9,78, dengan nilai eigen,87,i dan, Hal ini bemakna bahwa dengan mengaplikasikan nilai usaha pemanenan sebesa *, 778 maka ketiga populasi mangsa-pemangsa yang dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan tetap akan lestai dalam waktu yang panjang dan juga membeikan keuntungan maksimal. Kasus ( Pada kasus, usaha pemanenan yang dikenakan sama untuk populasi pemangsa belum dewasa dan populasi pemangsa dewasa. Dengan demikian, titik Q,, beada pada oktan petama jika memenuhi (i p dan (ii p p. Syaat (i dapat dinyatakan A.

8 Posiding Semina asional Matematika, Sains Teknologi. Volume, Tahun, A.-A. sebagai A B C dengan A, B C. Syaat (ii dinyatakan sebagai. K Dengan asumsi bahwa tedapat pasangan, yang memenuhi syaat (i dan (ii seta memenuhi mak s dan mak s maka titik Q,, beada pada oktan petama. Fungsi keuntungan yang besesuaian dengan titik, dibeikan sebagai Q, p p p c ( c c (, dimana p, p, p menyatakan haga pe unit stok dan c, c, c menyatakan biaya. Pada fungsi keuntungan tesebut nilai, begantung pada dan. Selanjutnya akan ditentukan nilai dan yang memenuhi syaat (i dan (ii seta mak s dan mak s dan titik, Q, yang memaksimalkan nilai, stabil asimptotik. ( Contoh. Dibeikan paamete untuk model ( dengan nilai,,,,,, K.,,,,, m,,,,,,,,. Demikian pula dibeikan nilai p,, p,, p,, c,, c,, c. Dengan nilai paamete tesebut dipeoleh titik, dengan Q,, 8 8,., dan Titik Q meupakan titik inteio jika nilai memenuhi (i 8 8 dan (ii. Dai syaat (i dipeoleh,, maks maks. Dengan mengambil nilai mak s dan mak s, maka titik Q meupakan titik inteio jika, D, dimana D, :,,. A.

9 Toaha, Analisis Kestabilan Dan Fungsi keuntungan yang besesuaian dengan titik Q dibeikan oleh p p p c ( c c (, Dengan nilai paamete yang dibeikan dan nilai pada titik ekuilibium dipeoleh (,, ,87x Plot pemukaan fungsi keuntungan, dibeikan pada Gamba. Pehatikan ( titik kitis fungsi keuntungan pada daeah D dipeoleh titik kitis,,79 yang memaksimalkan fungsi keuntungan dengan, (, 88,.. Gamba. Pemukaan fungsi keuntungan Selanjutnya dengan mengambil nilai usaha pemanenan sebesa,,79 dipeoleh titik Q 7,8, 7,9, 7,977., Pesamaan kaakteistik yang besesuaian dengan titik ekuilibium tesebut dibeikan oleh f (,,7, 8 dengan nilai eigen,7,78i dan, 7. Hal ini bemakna bahwa dengan mengaplikasikan nilai usaha pemanenan sebesa dan, 79 maka ketiga populasi mangsa dan pemangsa yang dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan akan tetap lestai untuk waktu yang panjang dan juga membeikan keuntungan maksimal. Kasus ( Pada kasus, usaha pemanenan yang dikenakan untuk ketiga populasi tidak sama. Dengan demikian, titik, Q, beada pada oktan petama jika A.

10 Posiding Semina asional Matematika, Sains Teknologi. Volume, Tahun, A.-A. memenuhi (i p dan (ii p p. Selanjutnya syaat (i dan (ii dapat dinyatakan sebagai dan. Dengan K asumsi bahwa tedapat pasangan, yang memenuhi syaat (i dan (ii seta memenuhi pada oktan petama. i imak s, untuk,, i, maka titik, Q, beada Fungsi keuntungan yang besesuaian dengan titik, dibeikan sebagai, Q, p p p c c c ( dimana p, p, p menyatakan haga pe unit stok dan c, c, c menyatakan biaya. Pada fungsi keuntungan tesebut nilai, begantung pada,, dan. Selanjutnya akan ditentukan nilai, yang memenuhi syaat (i dan (ii seta i imak s untuk i,, yang memaksimalkan nilai (,, dan titik Q,, stabil asimptotik. Contoh. Dibeikan paamete untuk model ( dengan nilai,,,,,, K.,,,,, m,,,,,,,,. Demikian pula dibeikan nilai p,, p,, p,, c,, c,, c. Dengan nilai paamete tesebut dipeoleh titik, dengan 8 8,. Q,, Titik Q meupakan titik inteio jika nilai memenuhi (i 8 8 dan (ii. mak s Dengan mengambil nilai, dan, maka titik Q meupakan titik inteio jika mak s,, D, dimana mak s A.

11 Toaha, Analisis Kestabilan Dan D,, :,,, 8. 8, Fungsi keuntungan yang besesuaian dengan titik Q dibeikan oleh, p p p c c c ( Dengan nilai paamete yang dibeikan dan nilai pada titik ekuilibium tesebut dipeoleh (,,., ,9x Dengan mempehatikan titik kitis fungsi keuntungan pada daeah D dipeoleh titik kitis,,,,8 yang memaksimalkan fungsi keuntungan dengan, (,, 8,77. Selanjutnya dengan mengambil nilai usaha pemanenan sebesa,,,,8 dipeoleh titik,8, 78,, 7,987, Q. Pesamaan kaakteistik yang besesuaian dengan titik ekuilibium tesebut dibeikan oleh f (,987,7, 79 dengan nilai eigen,7,i dan,. Hal ini bemakna bahwa dengan mengaplikasikan nilai usaha pemanenan sebesa,, 8 maka ketiga populasi mangsa dan pemangsa yang dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan akan tetap lestai untuk waktu yang panjang dan juga membeikan keuntungan maksimal.. KSIMPULA Dai model dinamika populasi mangsa-pemangsa dengan pemanenan usaha konstan pada masing-masing populasi dapat dipeoleh satu titik ekuilibium inteio jika belaku, p dan i imak s untuk i,,. Titik ekuilibium inteio tesebut stabil jika memenuhi syaat kestabilan Routh-Huwitz. Dai hasil simulasi dalam kasus, dipeoleh nilai usaha-usaha pemanenan yang optimal yang membeikan titik ekuilibium inteio Q,, stabil asimptotik dan membeikan keuntungan maksimal dai usaha ekploitasi populasi mangsa dan populasi pemangsa. A.

12 Posiding Semina asional Matematika, Sains Teknologi. Volume, Tahun, A.-A. Dai hasil analisis teoitis dan numeik disimpulkan bahwa kewujudan dan kestabilan titik ekuilibium inteio Q,, ditentukan oleh besaan nilai usaha-usaha pemanenan yang dibeikan. Ketiga populasi dapat tetap lestai meskipun dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan dan juga membeikan keuntungan maksimal. DAFTAR PUSTAKA Chaudhui, K. S Dynamic optimization of combined havesting of two species fishey. cological Modelling,, 7-. Clak, C.W. 99. Mathematical Bioeconomics, The optimal management of enewable esouces, nd d., John Wiley & Sons, ew Yok-Toonto. Hogath, W.L., obuy, J., Cunning, I. and Sommes, K. 99. Stability of a pedatopey model with havesting. cological Modelling. :8-. Holmbeg, J. 99. Socio-ecological pinciples and indicatos fo sustainability, PhD Thesis, Gotebog Univesity, Sweden. Jeffies, C Mathematical modeling in ecology. Boston. Bikhause. Kaili, Y. and Xinyu, S.. Pedato-pey system with stage stuctue and delay. Applied Math. J. Chinese Univ. Se. B. 8(:-. Ka, T.K. and Chaudui, K.S. (. On non-selective havesting of a multispecies fishey. Int. J. Math. duc. Sci. Technol. (:-. Ka. T.K.. Selective havesting in a pey-pedato fishey with time delay. Mathematical and Compute Modelling. 8:9-8. Ka, T.K. dan Chaudhui, K.S.. Havesting in a two-pey one pedato fishey: A bioeconomic model. J. AZIAM. :-. Ka, T.K. and Chattopadhyay, S. K.. A dynamic eaction model of a pey-pedato system with stage-stuctue fo pedato. Moden Applied Science,, o.: 8-9. Luckinbill, L.S. 97. Coexistence in laboatoy populations of paamecium auelia and its pedato didinium nasutum. Jounal of cology. (:-7. Matin, A. and Ruan, S.. Pedato-pey models with time delay and pey havesting. J. Math. Biol. :7-7. Sun, Z., Li, Y., Yang, H. and Lin, L. 8. A stage-stuctue pedato-pey model With functional esponse. Applied Mathematical Sciences. Vol. o.7, -9. Sutinen, J.G. and Andeson, P. (98. The economics of fisheies law enfocement. Land. co. : Xu, Rui., Chaplain, M.A.J. and Davidson, F. A.. Pesistence and stability of a stage-stuctued pedato-pey model with time delays, Jounal of Applied Mathematics and Computation,, Zhang, X., Chen, L., and eumann, U. A.. The stage-stuctued pedato-pey model and optimal havesting policy, Mathematical Biosciences, 8, -. A.

PEMANENAN OPTIMAL PADA MODEL REAKSI DINAMIK SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR. Yuliani, Marwan Sam

PEMANENAN OPTIMAL PADA MODEL REAKSI DINAMIK SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR. Yuliani, Marwan Sam Jurnal Dinamika, September 2015, halaman 25-38 ISSN 2087-7889 Vol. 06. No. 2 PEMANENAN OPTIMAL PADA MODEL REAKSI DINAMIK SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR Yuliani, Marwan Sam Program StudiMatematika,

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL EKOEPIDEMIOLOGI DENGAN PEMANENAN SEBAGAI KONTROL PENYEBARAN PENYAKIT

ANALISIS KESTABILAN MODEL EKOEPIDEMIOLOGI DENGAN PEMANENAN SEBAGAI KONTROL PENYEBARAN PENYAKIT ANAL ETABLAN MODEL EOEPDEMOLOG DENGAN PEMANENAN EBAGA ONTROL PENYEBARAN PENYAT Choiotul Ummah, Abadi Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Negei uabaya, 6 Email: choiotul9@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL DUA MANGSA- SATU PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING DAN PEMANENAN

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL DUA MANGSA- SATU PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING DAN PEMANENAN Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL DUA MANGSA- SATU PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING DAN PEMANENAN Armin 1) Syamsuddin

Lebih terperinci

KESTABILAN MODEL POPULASI SATU MANGSA-DUA PEMANGSA DENGAN PEMANENAN OPTIMAL PADA PEMANGSA

KESTABILAN MODEL POPULASI SATU MANGSA-DUA PEMANGSA DENGAN PEMANENAN OPTIMAL PADA PEMANGSA Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 21 Oktober 2017 Surabaya Universitas Airlangga KESTABILAN MODEL POPULASI SATU MANGSA-DUA PEMANGSA DENGAN PEMANENAN OPTIMAL PADA PEMANGSA Muhammad Ikbal 1) Syamsuddin

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA Rustam Jurusan Matematika Universitas Sembilanbelas November Kolaka Email: rustam.math6@gmail.com/rustam.math@usn.ac.id

Lebih terperinci

KESTABILAN MODEL SATU MANGSA DUA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING III DAN PEMANENAN

KESTABILAN MODEL SATU MANGSA DUA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING III DAN PEMANENAN KESTABILAN MODEL SATU MANGSA DUA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING III DAN PEMANENAN STABILITY OF ONE PREY TWO PREDATOR MODEL WITH HOLLING TYPE III FUNCTIONAL RESPONSE AND HARVESTING Didiharyono,

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA STABILITY OF BIOECONOMICS MODELS PREY PREDATOR SYSTEM FISHERIES RESOURCES WITH HARVESTING

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK MODEL POPULASI MANGSA PEMANGSA DENGAN WILAYAH RESERVASI DAN PEMANENAN PEMANGSA Aidil Awal 1*), Syamsuddin Toaha 2), Khaeruddin 2)

ANALISIS DINAMIK MODEL POPULASI MANGSA PEMANGSA DENGAN WILAYAH RESERVASI DAN PEMANENAN PEMANGSA Aidil Awal 1*), Syamsuddin Toaha 2), Khaeruddin 2) ANALISIS DINAMIK MODEL POPULASI MANGSA PEMANGSA DENGAN WILAYAH RESERVASI DAN PEMANENAN PEMANGSA Aidil Awal 1*) Syamsuddin Toaha 2) Khaeruddin 2) Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN POPULASI BUDIDAYA IKAN SIDAT (Anguilla Marmorata) MELALUI KESTABILAN MODEL PERSAMAAN LOGISTIK DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN

ANALISIS PERTUMBUHAN POPULASI BUDIDAYA IKAN SIDAT (Anguilla Marmorata) MELALUI KESTABILAN MODEL PERSAMAAN LOGISTIK DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN JIMT Vol. 11 No. 1 Juni 2014 (Hal. 94 104) Junal Ilmiah Matematika dan Teapan ISSN : 2450 766X ANALISIS PERTUMBUHAN POPULASI BUDIDAYA IAN SIDAT (Anguilla Mamoata) MELALUI ESTABILAN MODEL PERSAMAAN LOGISTI

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HUTCHINSON DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN KONSTAN LILIS SAODAH

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HUTCHINSON DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN KONSTAN LILIS SAODAH ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HUTCHINSON DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN KONSTAN LILIS SAODAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( )

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( ) MODEL CAMPURAN LINEAR Bab 6 Linea Mixed Models (6.1-6.5) Outline Model umum Stuktu Ragam Peagam Model Campuan untuk data longitudinal Menduga pegauh tetap untuk Ragam (V) diketahui Menduga pegauh tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI

BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI 2 ARAH DENGAN INTERAKSI BAB VII ANALISIS VARIANSI KLASIFIKASI ARAH DENGAN INTERAKSI Misalkan kita ingin meneliti pengauh dua fakto A dan B pada suatu espon. Sebagai contoh, dalam suatu pecobaan kimia kita ingin mengubah tekanan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI HOPF-COLE PADA APPROKSIMASI DIFUSI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TRANSFER RADIASI DALAM INVERSE PROBLEM PENCITRAAN KANKER OTAK

TRANSFORMASI HOPF-COLE PADA APPROKSIMASI DIFUSI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TRANSFER RADIASI DALAM INVERSE PROBLEM PENCITRAAN KANKER OTAK Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 4 Mei TRANSFORMASI HOPF-COLE PADA APPROKSIMASI DIFUSI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TRANSFER

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

KONDISI STOK IKAN PERAIRAN PANTAI SELATAN JAWA BARAT

KONDISI STOK IKAN PERAIRAN PANTAI SELATAN JAWA BARAT KONDISI STOK IKAN PERAIRAN PANTAI SELATAN JAWA BARAT ABSTRAK (Fish Stock Condition in Southen Coastal Wate of West Java) 1 Setyo Budi Susilo Stok ikan di suatu peaian laut selalu dinamis kaena jumlah penangkapan

Lebih terperinci

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan

3Dok(xx) campuran salah satu strain R. Trifolii dengan Kandungan nitogen pada tanaman Red Clove (mg) yang diinkubasi dengan stain Rhizobium tifolii ditambah dengan gabungan dai 5 stain alfalfa, Rhizobium melitoti. Pelakuan Ulangan Jumlah 3Dok(xx) campuan salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI Supandi, Saifan Sidiq Abdullah Fakultas PMIPATI Universitas PGRI Semarang hspandi@gmail..com Abstrak Persaingan kehidupan di alam dapat dikategorikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA. Beta Noranita 1, Nurdin Bahtiar 2 IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MENEMUKAN POLA HUBUNGAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN DATA INDUK MAHASISWA Beta Noanita 1, Nudin Bahtia 2 1,2 Pogam Studi Teknik Infomatika FMIPA UNDIP 1 betta@undip.ac.id,

Lebih terperinci

Dimensi Partisi pada Graf Kincir

Dimensi Partisi pada Graf Kincir Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya Nabila Asyiqotur Rohmah 1209 100 703 Dosen Pembimbing: Dr Erna Apriliani,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Studi Inteaksi Dua (Bima Anang Dwijaya)247 STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA Oleh : Bima

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

KESTABILAN MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING II DAN WAKTU TUNDA

KESTABILAN MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING II DAN WAKTU TUNDA KESTABILAN MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING II DAN WAKTU TUNDA STABILITY OF PREDATOR PREY MODEL WITH HOLLING TYPE II FUNCTIONAL RESPONSE AND TIME DELAY Budyanita Asrun, Syamsuddin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Semina Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industi 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebuai 2017 PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Chistian Mahadhika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tugas Akhi SI-40Z1 Modal Pushove Analysis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasa Mekanisme Gempa Gempa bumi adalah getaan yang tejadi di pemukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pegeakan keak bumi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG 247 2.8. PENGUAT 2.8.. Pendahuluan Pada paagap sebelumnya telah dijelaskan bagaimana semikondukto sambungan NPN atau PNP tebentuk menjadi sebuah tansisto. Pada bebeapa angkaian elektonik tansisto seing

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci