BAB II DASAR TEORI. Secara garis besar fluida dapat di klasifikasikan dalam dua bagian yaitu flluida Newtonian dan fluida Non-Newtonian.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. Secara garis besar fluida dapat di klasifikasikan dalam dua bagian yaitu flluida Newtonian dan fluida Non-Newtonian."

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI.. DEFINISI FLUIDA Flida dapat di definisikan sebagai at ang tes menes bebah bentk apabila mengalami tegangan gese. Flida tidak mamp menahan tegangan gese tanpa bebah bentk. Walapn demikian, ada bahan-bahan sepeti jeli, cat, te dan latan polime ang mennjkan kaakteistik entah at padat ata flida tegantng pada tingkat tegangan gese ang di alami. Flida dapat digolongkan ke dalam caian ata gas. Pebedaan-pebedaan tama antaa caian dan gas adalah caian tidak kompesibel, sedangkan gas kompesibel. Caian mengisi olme tetent dan mempnai pemkaan-pemkaan bebas sedangkan gas akan meneba dan menempati selh adah ang ditempatina. Flida memiliki sifat tidak menolak tehadap pebahan bentk dan kemampan ntk mengali (ata mmna kemampanna ntk mengambil bentk dai adah meeka). Sifat ini biasana dikaenakan sebagai fngsi dai ketidakmampan flida tehadap tegangan gese (shea stess) dalam ekilibim statik. Secaa gais besa flida dapat di klasifikasikan dalam da bagian ait fllida Netonian dan flida Non-Netonian... Flida Netonian Flida Netonian adalah flida ang koefisien iskositas dinamikna ( μ ) begantng pada tempeat dan tekanan namn tidak begantng pada besa gadien kecepatan. Untk flida jenis ini, gafik ang menghbngkan tegangan gese dengan gadien kecepatan adalah sebah gais ls ang melali titik asal, dan condongna menatakan iskositas dinamik. Gamba. mennjkan gafika linea tesebt. flida Netonian mengikti hkm Neton tentang alian ditliskan dengan pesamaan beikt ini 7 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

2 Dimana : τ = μ (.) τ = Tegangan gese pada flida μ = Viscositas Flida = Gadient kecepatan flida Gamba. Peilak iskos flida: ka-ka alian. (Smbe: Mnson,et al.,00)... Flida Non-Netonian Flida ang peilak iskosna tidak tengkap melali pesamaan. disebt flida Non-Netonian. Walapn flida Non-Netonian ini bkan flida ang la biasa. Peilak iskosna kompleks dan seing hana dapat di ekspesikan secaa kia-kia. Sejmlah pesamaan konstittif ang tidak linie telah di gnakan ntk menjelaskan peilak iskos flida-flida iskos Non-Netonian. Secaa gafik pilak flida Non-Netonian dapat telihat pada gamba. 8 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

3 . SIFAT-SIFAT FLUIDA Bebeapa sifat-sifat flida ang telah di definisikan diantaana adalah:.. Densitas Densitas adalah jmlah at ang tekandng dalam sat nit olme. Dalam pesamaan densitas dapat dinatakan dalam tiga bentk ait : a. Densitas massa Pebandingan jmlah massa dengan jmlah olme. Dimskan dalam pesamaan sebagai beikt : m = (.6) Dimana : m = massa V = olme, kg Satan densitas adalah 3 m haga standana pada tekanan p = N/m dan tempeat T = 88.5 K ntk ai adalah 000 kg / m 3 b. Beat spesifik Beat spesifik adalah nilai densitas massa dikalikan dengan gaitasi, Dimskan dengan pesamaan : γ =.g (.7) N Satan dai beat spesifik ini adalah 3, nilai γ ai adalah m N/m 3. c. Densitas elatif Densitas elatif disebt jga spesific gafit (s.g) ait pebandingan antaa densitas massa dengan beat spesifik sat at tehadap densitas massa ata beat spesifik dai sat at standa, dimana ang dianggap memiliki nilai at standa adalah ai pada tempeat 4 0 C. densitas elatif ini tidak memiliki satan. 9 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

4 .. Viskositas Sifat ang disebt iskositas ini mepaka kan ketahanan sebah flida tehadap defomasi ata pebahan bentk. Neton mendalilkan baha tegangan gese dalam sebah flida sebanding dengan laj pebahan kecepatan ang (spatial ate of change of elocit) ang nomal tehadap alian. Laj pebahan kecepatan ang ini disebt gadien kecepatan (elocit gadient), ang jga mepakan laj defomasi sdt (ate of angla defomation). Pada dasana iskositas ini disebabkan kaena kohesi dan petkaan momentm molekle diantaa lapisan lae flida pada saat flida tesebt mengali. Pada at cai, jaak anta molekl jah lebih kecil dibanding pada gas, sehingga kohesi molekl disit begit kat sekali. Peningkatan tempeat mengangi kohesi molekle, dan ini di jdkan bepa bekangna iskositas flida. iskositas flida ini dipengahi oleh banak hal antaa lain tempeat, konsentasi latan, bentk patikel dan sebagaina Viskositas dinatakan dalam da bentk, akni : a. Viskositas dinamik (μ) Viskositas dinamik mepakan pebandingan tegangan gese dengan laj pebahanna, besana nilai iskositas dinamik tegantng dai faktofakto diatas tesebt, ntk iskositas dinamik ai pada tempeat standa lingkngan (7 o C) adalah kg/m.s b. Viskositas kinematik Viskositas kinematik mepakan pebandingan iskositas dinamik tehadap keapatan (densit) massa jenis dai flida tesebt. Viskositas kinematik ini tedapat dalam bebeapa peneapan antaa lain dalam bilangan Renolds ang mepakan bilangan tak bedimensi. Nilai iskositas kinematik ai pada tempeat standa (7 o C) adalah m /s. 0 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

5 ..3 Bilangan enolds Bilangan Renolds adalah bilang tidak bedimensi ang menatakan pebandingan gaa-gaa inesia tehadap gaa iskos pada pipa blat dengan alian penh belak : Vd Vd Re = = μ υ (.8) 4A D h = p (.9) Dimana : V = Kecepatan ata-ata alian [m/s] d = Diamete dalam pipa [m] Untk penampang non cicla dignakan diamete hidolik Dh A =Las penampang pipa [m ] P =Peimete / keliling penampang pipa [m] ν = Viskositas kinematik flida [m /s] μ = Viskositas dinamik flida [kg/m.s] Bilangan ini dignakan ntk mengidentifikasi jenis alian ang bebeda, misalna alian lamine dan tblen. Kaakteistik keda alian tesebt bebeda dai segi kecepatan, debit dan massa jenisna. Alian lamine adalah alian dimana tidak tejadina pecampan antaa sat lae alian dengan lae ang lain pada sat flida saat flida tesebt dialikan, oleh kaena it kecepatan alian ini lambat sehingga kegian bebanding ls dengan kecepatan ata-ata. Sedangkan alian tblen adalah alian dimana lae-lae batas alian telah becamp saat flida tesebt mengali. Kecepatan alian ini lebih tinggi dai alian lamine kegian ang ditimblkan sebanding dengan kadat kecepatan. Osbone Renolds (84 9) menemkan baha alian selal menjadi lamina bila kecepatanna ditnkan sedemikian sehingga Re lebih kecil dai 000. Untk instalasi pipa biasa, alian akan bebah dai lamina menjadi tblen dalam Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

6 daeah bilangan enold (Re) antaa 000 sampai Bilangan Renold (Re) ang besa mennjkkan alian ang sangat tblen dengan kegian ang sebanding dengan kadat kecepatan. Sedangkan dalam alian lamina kegian bebanding ls dengan kecepatan ata-ata..3. ALIRAN FLUIDA Alian flida dapat di bedakan menjadi alian iniscid dan iscos dimana alian iniscid memiliki nilai iskositas dinamik adalah nol. Sehingga alian ini tidak di pengahi oleh tegangan gese. Alian iscos dapat di bedakan menjadi Netonian dan Non-netonian. Jika hbngan antaa tegangan gese dan gadien kecepatanna adalah linea dimlai dai nilai tegangan gese dan nilai gadien kecepatanna nol maka flida tesebt Netonian. Kemdian alian Netonian dapat di kelompokkan ke dalam alian tblen dan lamina. Alian dapat di klasifikasikan ke dalam kiteian sebagai beikt : Gamba. Klasifikasi Alian Flida Selain klasifikasi di atas dalam mekanika flida dikenal bebeapa klasifikasi alian lainna ait: Alian adiabatik, alian isentopik, alian tnak, alian tak tnak, alian seagam, alian tak seagam, alian otasi, alian tak beotasi, alian sat dimensi, alian da dimensi, dan alian tiga dimensi. Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

7 .3. Alian lamine dan tblen Alian lamine dikenali dengan patikel-patikel flida ang begeak sepanjang linatasan ang hals dan lanca dalam lapisan-lapisan. Petkaan momentm pada skala molekla tejadi pada lapisan ang besebelahan. Kecendngan ke aah ketidakstabilan diedam oleh gaa-iskos ang membeikan tahanan tehadap geakan elatif lapisan flida ang besebelahan. Dalam alian tblen, patikel-patikel flida begeak dalam lintasan ang sangat tidak teat, dengan mengakibatkan petkaan momentm dai sat bagian flida ke bagian flida ang lain. Pada skala kecil alian tblen tedii dai psaan-pasan kecil ang cepat mengbah enegi mekanik menjadi ketidak mampbalikakan melali keja iskos, dan dalam skala ang lebih besa bepa oteks-oteks dan psaan-psaan besa. Psaan-psaan besa dapat membangkitkan psaan ang lebih kecil sehingga tejadi tblensi kecil. Alian tblen dapat di pandang sebagai alian ang hals seta lanca dengan alian seknde ang tespeposisikan pada alian tesebt. Bilangan enold dapat mennjkan kecendngan tehadap lamine mapn tblen. Pecobaan Osbon enolds (84-9) dengan menggnakan pealatan sedehana dapat mennjkan alian lamine, alian tansisi, dan alian tblen sepeti pada gamba.3. Gamba.3 (a) Penggnaan de ntk mengetahi jenis alian (b) gatan at peana pada alian lamina dan tblen.(smbe: Mnson,et al., 00) 3 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

8 .3. Koefisien gesek Pebedaan mendasa antaa lamina dan tblen adalah baha tegangan gese ntk alian tblen adalah fngsi dai keapatan flida,. Sebalikna tegangan gese tidak tegantng pada keapatan, hana iskositas ang menjadi sifat flida ang penting ntk alian lamina. Kegian tekanan (hl) tegantng pada diamete pipa (d), panjang (l), iskositas (), kecepatan alian (U). Pesamaan dac-eisbach dipeoleh dai analisa dimensional dai paamete-paamete diatas, Pesamaan Dac-eisbach dimskan ntk mengk head loss (kegian tekanan) ang di sebabkan oleh gesekan pada pipa ls panjang dan seagam. h l U = λ L d g (.0) Dimana : λ = nilai koefisien gesek Bedasakan ealasi pecobaan dai bebagai pipa, data-data tesebt dapat ditangkan kedalam diagam Mood. Gamba.4 Diagam Mood (Smbe: Fndamentals of Flid Mechanics Mnson; Yong; Okiishi) 4 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

9 Untk Re < 000, alian pada pipa akan lamina dan λ hana mepakan fngsi dai Re ait: λ = 64 Re (.) Pada Re > 4000 alian menjadi tblen dan nilai λ mepakan fngsi dai Re dan kekasaan elatif (e/d). Blasis, ang ntk petama kali mengkoleasikan ekspeimen-ekspeimen pipa licin dalam alian tblen, menajikan hasil-hasil dengan sat ms empiik ang belak sampai kang lebih Re = Rms Blasis tesebt adalah: λ = / 4 Re (.) Pada nilai Re ang sangat tinggi, λ hana tegantng pada e/d dengan asmsi daeah tesebt sdah selhna tblen, daeah ini mepakan daeah dimana pada diagam diagam Mood gais ntk e/d ang bebeda menjadi hoiontal. Distibsi alian lamine ata tblen sangat dipengahi dai bilangan Renold, iskositas, gadien tekanan dan kekasaan pemkaan. Akan tetapi ntk menentkan tebal lapisan batas dipengahi oleh panjang pipa, iskositas, kecepatan alian dan kekasaan pemkaan..4. PERSAMAAN ALIRAN FLUIDA.4. Laj Alian Volme Laj alian olme disebt jga dengan debit alian (Q) ait jmlah olme alian pe satan akt. Debit alian dapat ditliskan dalam pesamaan : Q = A.V (.3) Dimana Q adalah debit alian dalam satan m 3 /s, A adalah las penampang pipa dalam satan m dan V adalah kecepatan alian dalam satan m/s. Selain pesamaan diatas debit alian jga dapat di hitng dengan pesamaan : Q = (.4) t Dimana Q adalah debit alian [m 3 /s], adalah olme alian [m 3 ] dan t adalah satan akt [s] 5 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

10 .4. Distibsi kecepatan Distibsi kecepatan mepakan distibsi alian dalam pipa tehadap jaak alian tehadap pemkaan pipa. Distibsi alian ini bebeda antaa alian lamine dan alian tblen. Distibsi alian dignakan ntk melihat pofil alian kecepatan dalam pipa Gamba.5 Distibsi kecepatan alian lamina (smbe : enhad, john K dan Robet L.steet.elementa flid mechanics. 98) Untk alian lamine maka kecepatan belak : V = c (.5) Dimana : V c R ( R ) = c = c (.6) R R = kecepatan ata-ata alian [m/s] = kecepatan alian pada titik psat pipa [m/s] = kecepata alian dalam jaak ata [m/s] = kecepatan alian dai titik psat diamete dalam pipa [m] = jaak kecepatan alian dai pemkaan dalam pipa [m] = jai-jai pipa [m] Untk alian tblen, maka belak pesamaan : V 49 = c 60 (.7) Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008 6

11 m R c = (.8) Dimana : V = kecepatan ata-ata alian [m/s] c = kecepatan alian pada titik psat pipa [m/s] = kecepata alian dalam jaak ata [m/s] = jaak kecepatan alian dai pemkaan dalam pipa [m] R = jai-jai pipa [m] m = 7 ntk Re lebih kecil dai Pesamaan-Pesamaan Geak ntk Flida Viskos Sebah patikel flida ang tidak meneima da bah gaa, ait bod foce dan gaa tekan (pesse foce) pada pemkaaanna. Patikel flida pada flida iskos ang begeak mendapat gaa pemkaan tambahan, ait gaa-gaa tangensial ata gaa-gaa gesean dan gaa-gaa nomal. Dengan mensbstitsikan pesamaan ntk pecepatan, tegangan gese, dan tegangan nomal akan menghasilkan pesamaan geak lengkap ntk flida iskos ang begeak. Pesamaan geak ntk flida dengan iskositas konstan dan alian tak mamp mampat ditangkan dalam pesamaan Naie-stokes dibaah ini: Ment aah smb : = g p t μ (.9) Ment aah smb : = g p t μ (.0) Ment aah smb : = g p t μ (.) 7 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

12 Dalam sistem koodinat silinde (,, ), pesamaan Naie-stokes menjadi: Ment smb : = g p t μ (.) Ment smb : = g p t μ (.3) Ment smb : = g p t μ (.4) Pemecahan pesamaan pesamaan naie-stokes tidak linie secaa eksak ba tesedia ntk bebeapa kass saja. Ini tetama ntk alian-alian ang stead, seagam, ang bedimensi da ata memiliki simeti adial ata ntk alian-alian dengan geometi ang sangat sedehana..4.4 Defomasi Pada Sebah Elemen Flida Pada mmna, pada sat saat ang sama ekto kecepatan ang menggambakan sebah geak flida akan beaiasi di selh ang. Sebah kbs elemen flida ang memiliki sk δ, δ, dan δ pada ke enam sisina dapat mengalami empat macam defomasi ata geak ang mngkin timbl akibat aiasi kecepatan dalam ang, akni:. Tanslasi dalam aah dan adalah dt dan dt ( ) dt δ /. Defomasi linie dalam aah, dan adalah ( ) dt δ / ( ) dt δ / oleh kaena it pebahan panjang ang di alami oleh masing masing dai ketiga sisi kbs elemen flida akan menebabkan pebahan elaif olme dengan laj ( ) dt V V V o dt 0 8 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

13 3. Defomasi sdt netto, bila sdt ang aahna belaanan dengan geak jam jam di anggap positif, beda antaa defomasi sdt ang di alami sisi dan adalah : (.5) ( ) dt / δ dt dt dt = δ δ δ δ 4. Rotasi ang di alami oleh sisi elemen flida adalah ata-ata otasi sisi δ dan δ ait : (aah jam jam di anggap negatif) dt sedangkan ekto kecepatan sdtna adalah k j i k j i clv ω ω ω = = Ω = (.6) Gamba.6 Geakan ang dialami oleh bidang sisi sebah kbs elemen dengan sk δ, δ, dan δ dalam bidang - dalam akt dt (a) tanslasi. (b)defomasi linie (c)defomasi sdt.(d) otasi. (smbe : Reben M.olson, steen J.Wight.dasa-dasa mekanika flida teknik. 98) 9 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

14 .4.5 Votisitas dan Siklasi Votisitas ζ didefinisikan sebagai ζ = Ω = cl V ang besana sama dengan kecepatan sdt dan otasi. Gais oteks adalah sebah gais tempat pesinggngan ekto otisitas. Pipa oteks di batsi oleh gais-gais oteks, sebagaimana halna pipa as di batasi oleh steamline ata gais-gais as. Filamen oteks didefinisikan sebagai penampangn melintang ang tipisna tak tehingga dan las tidak bebah-bah, sebagaimana halna hasil kali antaa kecepatan dan las (laj alian olmeti) di sepanjang filamen as ntk alian ang tidak dapat mampat dan dapat di tliskan dalam bentk ζ δa = ζ δa, hasil pekalian ini menatakan kekatan filamen oteks. Kaena haga kekatan ini konstan, filamenfilamen ini has membentk ka tettp ata bejng pada batas flida ata di tempat ang tak tehingga jika flida dianggap tak tebatas. Siklasi di definisikan sebagai integal gais ntk komponen kecepatan ang tangensial tehadap sebah ka tettp, jika di mskan : dι = ( d d Γ = V. d) (.7) dan sama dengan total kekatan sema filamen oteks ang melali ka tettp it. Jadi, komponen otisitas pada sebah titik dalam ka ang tettp adalah limit siklasi pesatan las ang di batasi oleh ka tesebt: Γ ζ A = lim a 0 (.8) A.4.6 Pebahan enegi ntk flida tak mamp mampat Untk flida tak mamp mampat sepeti halna ai, enegi dalam dapat diabaikan oleh kaena efekna sangat kecil di bandingkan dengan keja ang di lalkan mesin flida. Keseimbangan enegi ang tejadi pada mesin flida dapat dinatakan sebagai: m p = p g L m g (.9) Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008 0

15 Analisa efek seconda..., Paian Opp Tosell, FT UI, 008

BAB II DASAR TEORI. 6 Universitas Indonesia

BAB II DASAR TEORI. 6 Universitas Indonesia BAB II DASAR TEORI. DEFINISI FLUIDA Flida adalah at-at yan mamp menali dan menyesaikan dii denan bentk adah tempatnya ata at yan akan bedefomasi tes menes selama dipenahi oleh sat teanan ese. Bila beada

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN FLUIDA NEWTONIAN PADA PIPA TIDAK HORIZONTAL

ANALISIS ALIRAN FLUIDA NEWTONIAN PADA PIPA TIDAK HORIZONTAL JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA (JSPF) Jilid 11 Nomo 1, Apil 015 ISSN 1858-330X ANALISIS ALIRAN FLUIDA NEWTONIAN PADA PIPA TIDAK HORIZONTAL istaani Aini Tiwow Jsan Fisika, FMIPA, Univesitas Negei Makassa,

Lebih terperinci

Teori Potensial Untuk Aliran Inkompresibel

Teori Potensial Untuk Aliran Inkompresibel Teoi Potensial Untk Alian Inkompesibel Teoi Potensial Untk Alian Inkompesibel 5. Pendahlan epeti telah dijelaskan sebelmnya, ntk alian disekita benda di mana haga R e ckp tinggi, asmsi invisid dapat dignakan.

Lebih terperinci

MODUL 5 INTEGRAL LIPAT DAN PENGGUNAANNYA

MODUL 5 INTEGRAL LIPAT DAN PENGGUNAANNYA Sei Mol Kliah EL- Matematika Teknik I MOUL 5 INTEGRAL LIPAT AN PENGGUNAANNYA Satan Acaa Pekliahan Mol 5 Integal Lipat an Penggnaanna sebagai beikt Peteman ke- Pokok/Sb Pokok ahasan Tjan Pembelajaan Integal

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

EFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI

EFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI FEBRY RACHMAT 06 0604 014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang BAB II TEORI DASAR. Strktr Dalam Bmi Bmi kita terssn oleh beberapa lapisan ang mempnai sifat ang berbeda-beda. Lapisan bmi ang paling lar adalah kerak bmi, ang memiliki kedalaman sekitar Kerak bmi (crst)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi 1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci

Talk less... do more...!!!!!

Talk less... do more...!!!!! Talk less... do moe...!!!!! CLCULUS VEKTOR Difeensiasi fungsi VEKTOR Integasi fungsi Vekto Difeensiasi fungsi VEKTOR Difeensiasi Biasa dai fungsi vekto Jika i j zk Dan ( u); ( u); dan z z( u) Dimana u

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

ANALISIS VEKTOR & SISTIM KOORDINAT. Dr.Togar Saragi, Listrik Magnet1 1

ANALISIS VEKTOR & SISTIM KOORDINAT. Dr.Togar Saragi, Listrik Magnet1 1 NLISIS EKTOR & SISTIM KOORDINT DToga Saag Lstk Magnet SKLR DN EKTOR esaan ss alam Fska: Skala : besaan ang ana memlk nla ekto : besaan ang memlk nla an aa esaan skala an vekto mag-mag memlk mean ang sebt

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Penggunaan Hukum Newton

Penggunaan Hukum Newton Penggunaan Hukum Newton Asumsi Benda dipandang sebagai patikel Dapat mengabaikan geak otasi (untuk sekaang) Massa tali diabaikan Hanya ditinjau gaya yang bekeja pada benda Dapat mengabaikan gaya eaksi

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL

DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL GELOMBANG HARMONIK Bentuk gelombang hamonik begantung waktu : ψ Re (, t) A( ) exp[ iϕ( )] exp( iπνt ) [ ] { ψ (, t)

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integal Gais [MA] Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a t b maka

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR Oleh : DEKY PUTRA 04 04 22 013 3 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Univesitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Kompute Teknik Infomatika Integal Gais Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran) 9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb: Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap

Lebih terperinci

Ensambel Statistik Distribusi Binomial Nilai Rata-rata Sistem Spin Distribusi Probabilitas Kontinu

Ensambel Statistik Distribusi Binomial Nilai Rata-rata Sistem Spin Distribusi Probabilitas Kontinu BAB 3 Penganta Metode Statstk Ensambel Statstk Dstbs Bnomal la Rata-ata Sstem Spn Dstbs Pobabltas Kontn Rvew Bab : Konsep pobabltas sangat pentng dgnakan ntk memaham sstem makoskopk Penggnaan Konsep Pobabltas:.

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

Adaptive Bitrate Streaming untuk Peningkatan Kualitas Penerimaan Video pada E-learning

Adaptive Bitrate Streaming untuk Peningkatan Kualitas Penerimaan Video pada E-learning JIEET: Volme 01 Nomo 012017 (Jonal Inomation Engineeing and Edational Tehnology) ISSN : 2549-869 Adaptive Bitate Steaming ntk Peningkatan Kalitas Peneimaan Video pada E-leaning Yeni Anistyasai 1 1 Jsan

Lebih terperinci

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI POSIDING SEMINA NASIONAL EKAYASA KIMIA DAN POSES 004 ISSN : 4-46 KEETAKAN KISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE COCHALSKI Nguah Made D.P.*, M.. Saha**, Md. adzi Sudin**, and Hamdan

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

Mekanika Fluida 1. (Courtesy of Dr. Yogi Wibisono)

Mekanika Fluida 1. (Courtesy of Dr. Yogi Wibisono) Mekanika Fluida (Coutesy of D. Yogi Wibisono) Manomete U: Dasa teoi a dan b daat sebagai tekanan fluida, atau a daat sebagai tekanan fluid dan b tekanan atmosfe Caian A dan B tak becamu a Z R b 5 4 3

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk

BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN 4. Waktu Temuh Gelombang Ultasonik Tansit time ultasoni flowmete memanfaatkan adanya ebedaan waktu temuh gelombang ultasonik antaa waktu usteam dan downsteam

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

BAB 7 Difraksi dan Hamburan BAB 7 Difaksi dan Hambuan Bedasakan bab sebelumnya yang menjelaskan tentang sebuah gelombang yang datang di pantulkan oleh suatu bidang pembatas meupakan gelombang data dan tidak behingga. Jika sebuah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

Data dan Metode Pengolahan Data

Data dan Metode Pengolahan Data Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan

Lebih terperinci

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Viial. Ekspansi Viial. Gugus Maye Fungsi Patisi Kanonik Untuk Gas Dengan Inteaksi Lemah Misalkan tedapat inteaksi (potensial) anta patikel : u ij, sehingga Hamiltonian

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Mekanika Fluida

Dasar-Dasar Mekanika Fluida Dasa-Dasa Mekanika Fluida inul Ghui 4 Dasa-Dasa Mekanika Fluida inul Ghui Ph.D. Juusan Teknik Mesin Univesitas Udayana 4 Dasa-Dasa Mekanika Fluida inul Ghui Ph.D. Hak Cipta 4 oleh Juusan Teknik Mesin Univesitas

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Aliran Fluida. Konsep Dasar Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP) Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk

Lebih terperinci

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PENGGUNAAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING DENGAN METODE HEURISTIK UNTUK OPTIMASI PENJADWALAN PEGAWAI PARUH WAKTU (Kata knci: penjawalan, optimasi, intege linea pogamming, heistik)

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Pekuliahan Fisika Dasa II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hai ini (1 minggu): Muatan Listik Gaya Listik Medan Listik Dipol Distibusi Muatan Kontinu Oleh Endi Suhendi Muatan Listik Dua jenis muatan listik:

Lebih terperinci

PHENOMENOLOGICAL RELAXATION MODELS (MODEL DEBYE DAN MODEL COLE-COLE) PADA ANALISIS KARAKTERISTIK MATERIAL MENGGUNAKAN PARALEL PLATE SAMPLE HOLDER

PHENOMENOLOGICAL RELAXATION MODELS (MODEL DEBYE DAN MODEL COLE-COLE) PADA ANALISIS KARAKTERISTIK MATERIAL MENGGUNAKAN PARALEL PLATE SAMPLE HOLDER PHNOMNOLOGICAL RLAXATION MODLS (MODL DBY DAN MODL COL-COL PADA ANALISIS KARAKTRISTIK MATRIAL MNGGUNAKAN PARALL PLAT SAMPL HOLDR Oleh a Madona Staf Pengaja Teknik lekto Politeknik Negei Padang ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

Integral Lipat Dua (Double Integral)

Integral Lipat Dua (Double Integral) Peteman- & 9 Integal Lpat Da Doble Integal Fngs: Menghtng s benda padat mbl bdang o o, pada poos. Penampang antaa benda dan o mempna las L bdang as Jka ada bdang dsampng maka las bdang: b a f d lm n Δ

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Tekuk Torsi Lateral. Pertemuan 13, 14, 15

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Tekuk Torsi Lateral. Pertemuan 13, 14, 15 ata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Tekuk Tosi ateal Petemuan 13, 14, 15 TIU : ahasiswa dapat meencanakan kekuatan elemen stuktu baja beseta alat sambungna TIK : ahasiswa dapat

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

Analisis Vektor dan Fasor

Analisis Vektor dan Fasor Mol #0 EE83 ELEKTROMGNETIK I nalisis Vekto an Faso Pogam ti 1 Teknik Telekomnikasi Jsan Teknik Elekto - ekola Tinggi Teknologi Telkom anng 006 Otline Penalan ljaba kala ljaba Vekto istem Kooinat Tansfomasi

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci