Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 5 No 2 Mei 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 5 No 2 Mei 2016"

Transkripsi

1 Aset Digital Eleaning Bebasis Scom Sebagai Upaya Resouce Shaing Multi Platfom LMS Untuk Sekolah Menengah Kejuuan RPL Migunani 1, Fito Nu Hakim 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK PoVisi Semaang miguns2@gmail.com 1, masfito@gmail.com 2 Abstak - Membangun masyaakat bepengetahuan (knowledge based society) e-leaning ikut memainkan peanan yang penting. e-leaning meupakan pembelajaan yang memanfaatkan atau meneapkan teknologi infomasi dan komunikasi. Fenomena yang tejadi saat ini bahwa potal e- Leaning memiliki beagam platfom. Selain itu fomat sumbe belaja yang disajikan memiliki keagaman pula. Kondisi ini akan bepengauh pada bebeapa hal diantaanya : (1) Ketebatasan penggunaan sumbedaya pembelajaan (aset digital) yang dapat di pakai (esouce shaing) pada platfom Leaning Managemen System (LMS) yang bebeda. (2) Konten pembelajaan tidak dapat di paketkan yang dapat di gunakan kembali pada sistem dengan platfom yang bebeda. () Pada konten pembelajaan dengan fomat selain Shaeble Content Object Refeence Model (SCORM) tidak mudah disesuaikan dengan kebutuhan kaena haus menyusun ulang konten sumbedaya pembelajaan setiap kali menggunakan platfom Leaning Manajemen System yang bebeda. (4) Tidak mendukung penggunaan ulang sumbedaya pembelajaan (eusability), kuang fleksibilitas dalam mengolah, menggabungkan dan menyusun kembali pembelajaan bedasakan objek-objek pembelajaan yang sudah ada. Oleh kaena itu dipelukan (1) metode untuk menghasilkan fomat standa konten e-leaning aga dapat digunakan dalam bebagai platfom LMS dalam meancang sumbedaya pembelajaan yang dapat dibagipakai (shaing) sehingga dapat digunakan pada platfom yang bebeda, (2) tekumpulnya sumbe pembelajaan secaa lengkap dalam satu-kesatuan yang dapat dipasang secaa menyeluuh dalam satu paket matei pembelajaan meskipun menggunakan platfom LMS yang bebeda, () tesusunya konten pembelajaan yang dapat menyesuaikan kebutuhan individu atau oganisasi sehingga memudahkan penyampaian, (4) fleksibilitas dalam mengolah, menggabungkan dan menyusun kembali objek pembelajaan bedasakan objek-objek pembelajaan yang sudah ada. Untuk Sekolah Menengah Kejuuan Bidang Keahlian Rekayasa Peangkat Lunak. Keywod : e-leaning, SCORM, Aset Digital, LMS, Rekayasa Peangkat Lunak I. PENDAHULUAN Tantangan di dunia pendidikan adalah membangun masyaakat bepengetahuan (knowledge based society), dimana untuk membangunnya e-leaning memainkan peanan yang sangat penting. e-leaning adalah pembelajaan yang memanfaatkan atau meneapkan teknologi infomasi dan komunikasi. e-leaning itu sendii adalah suatu teminologi yang memiliki spektum yang luas dan paa ahli mendefinisikannya secaa bevaiasi, bahkan istilah e-leaning dengan online leaning juga seing ditumpang tindihkan (Chaeuman, 2008). Fenomena yang tejadi saat ini adalah bahwa potal e-leaning sangat beagam platfom leaning managemen system (LMS) yang digunakan oleh masing-masing institusi. Selain itu jenis sumbe belaja atau konten yang memiliki keagaman pula. Kondisi ini akan bepengauh pada bebeapa hal beikut : (1) Ketebatasan penggunaan sumbedaya pembelajaan (aset digital) yang dapat di pakai besama-sama (esouce shaing) pada sistem manajemen pembelajaan yang bebeda platfom LMS. Ketebatasan ini disebabkan kaena sistem manajemen pembelajaan menggunakan fomat aset digital yang bebeda-beda satu sama lain dalam. (2) Konten pembelajaan tidak dapat di paketkan dalam satu kesatuan yang dapat di gunakan kembali pada sistem manajemen pembelajaan dengan platfom yang bebeda. Sehingga konten pembelajaan haus disusun kembali setiap kali ditambahkan pada sistem dengan platfom yang bebeda pula. () Pada konten pembelajaan dengan fomat selain SCORM tidak mudah disesuaikan dengan kebutuhan individu/oganisasi kaena haus menyusun ulang konten sumbedaya pembelajaan setiap kali menggunakan platfom Leaning Manajemen System yang bebeda. (4) Tidak mendukung penggunaan ulang sumbedaya pembelajaan (eusability), kuang fleksibilitas dalam mengolah, menggabungkan dan menyusun kembali pembelajaan bedasakan objek-objek pembelajaan yang sudah ada. Dalam penelitian ini akan mengambil studi kasus matei pembelajaan pada Sekolah Menengah Kejuuan bidang keahlian Rekayasa Peangkat Lunak. Bedasakan hasil suvey yang dilakukan oleh tim kajian e-matei pada tahun 2010 oleh Institut Teknologi Sepuluh Novembe (ITS) melalui dua sudut pandang yaitu sudut pandang bedasakan desain e-matei dan sudut pandang bedasakan shaeble, eusable, dan inteopeable. Sudut pandang yang petama digunakan untuk menilai kualitas e-matei yang ISSN : (Pint) (Online) 11

2 ada ditinjau dai isi matei. Sudut pandang petama ini ini meliputi empat aspek yakni aspek stuktu e-matei, aspek matei belaja, aspek matei latihan, dan aspek matei asesmen. Sedangkan sudut pandang yang kedua digunakan untuk menilai fisik e-matei dai kemampuannya untuk shaeable (bebagi), eusable (penggunaan kembali), dan inteopeable (dapat diopeasikan multi platfom). Penilaian ini aga e-matei yang ada dapat dilihat sebeapa tinggi kesesuaiannya dengan standa ISO tentang shaeability, eusability, dan inteopeability. Suvey ini dilakukan pada bebeapa website yang yang menyediakan konten pembelajaan dua diantaanya adalah dan Situs meupakan salah satu situs yang menyediakan poduk e-matei untuk Siswa dan Guu Sekolah Menengah Kejuuan. E-matei yang disediakan tidak hanya hasil yang sudah jadi dalam bebagai fomat file, sepeti fomat teks, fomat video, maupun fomat pesentasi, namun tesedia pula e-matei yang menjelaskan caa pembuatan, contoh kuikulum, dan bebagai atikel penunjang lainnya. Selain untuk mengunduh e-matei, di situs ini juga tesedia beita-beita tentang kegiatan pada diektoat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuuan. Sementaa pada situs menyediakan podukpoduk e-matei yang ada pada potal jadiknas. Pada situs ini disediakan buku-buku elektonik (e-book) pelajaan untuk pendidikan tingkat dasa, menengah petama, dan menengah atas dan kejuuan. Ada sekita seibu duaatus lebih buku yang telah diupload sampai akhi tahun Hasil suvei langsung dipeoleh infomasi yang bekenaan dengan administasi Ditpsmk.net sekaligus bebeapa matei yang akan diunggah ke situs Ditpsmk.net. Sedangkan hasil suvei online dilakukan untuk meninjau secaa langsung kondisi situs jika diakses melalui intenet. Beikut adalah hasil suvei e- matei untuk ditpsmk.net sepeti tabel 1.1. beikut ini. Tabel 1. Hasil Suvey Kiteia Pada Situs Penyedia E-matei Kiteia E-matei Ditsmk.Net Bse.kemdiknas.go. Fomat file doc, tf, pesentasi, gamba id Pdf Aplikasi edito Micosoft office Micosoft wod Ganulaity belum sesuai belum sesuai Shaeble belum sesuai belum sesuai Reusable belum sesuai belum sesuai Inteopeable belum sesuai belum sesuai Mengacu ke standad belum sesuai belum sesuai ISO Standa SCORM belum sesuai belum sesuai Salah satu poduk Buku Sekolah Elektonik (BSE) adalah buku elektonik untuk Sekolah Menengah Kejuuan. Buku ini sesuai hasil suvey belum memenuhi standa matei pembelajaan pada eleaning dalam konteks ini adalah standa fomat shaable content object efeence model (SCORM). SCORM meupakan standaisasi distibusi konten e-leaning yang dikeluakan oleh ADL (Advanced Distibuted Leaning). Dengan standa memungkinkan tejadinya petukaan objek pembelajaan anta potal leaning manajemen system yang satu dengan yang lainnya, sehingga konten pembelajaan tesebut dapat digunakan teus meneus (eusability) dengan mempebahaui isi tanpa membuat dai awal lagi (Bohl 2002). Bedasakan fenomena dan kondisi tesebut dipelukan : (1) Metode/caa yang dapat menghasilkan fomat standa konten e-leaning aga dapat digunakan dalam bebagai platfom Leaning Management System (LMS) dalam meancang sumbedaya pembelajaan yang dapat dibagipakai (shaing) sehingga dapat digunakan pada platfom yang bebeda, (2) tekumpulnya sumbe pembelajaan secaa lengkap dalam satu-kesatuan yang dapat dipasang secaa menyeluuh dalam satu paket matei pembelajaan meskipun menggunakan platfom LMS yang bebeda, () tesusunya konten pembelajaan yang dapat menyesuaikan kebutuhan individu atau oganisasi sehingga memudahkan penyampaian, (4) fleksibilitas dalam mengolah, menggabungkan dan menyusun kembali objek pembelajaan bedasakan objek-objek pembelajaan yang sudah ada. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah (1) menguangi atau menghilangkan ketebatasan penggunaan sumbedaya pembelajaan yang tidak dapat dibagipakai (esouce shaing) pada sistem manajemen pembelajaan (Leaning Manajemen System) yang bebeda platfom. (2) Menyatukan keseluuhan konten pembelajaan menjadi satu paket pembelajaan yang lengkap (tidak tepisah secaa konten dengan fomat yang bebeda) sehingga dapat digunakan kembali (eusability) pada sistem pembelajaan dengan platfom yang bebeda. () Memudahkan penyusun dalam menyusun konten-konten pembelajaan dengan menyesuaikan kebutuhan individu/oganisasi pada kebutuhan yang bebeda menggunakan sumbe yang sama, sehingga tidak lagi menyusun ulang sumbedaya pembelajaan. (4) Meneapkan caa yang fleksibel dalam mengolah, menggabungkan dan membuat kembali objek pembelajaan bedasakan objek-objek pembelajaan yang sudah ada. ISSN : (Pint) (Online) 12

3 Simathi dan Sivatsa (2008:4) menguaikan bahwa SCORM memfokuskan pada antamuka konten pembelajaan dalam lingkungan Leaning Manajemen System (LMS) dan tidak bepengauh pada fitu-fitu khusus dan kemampuan yang disediakan dalam LMS tetentu dan komponen-komponennya. Studi awal tehadap standa SCORM dilakukan untuk mendapatkan model LMS dan model konten pembelajaan. Salah satu komponen yang dipelukan LMS adalah Leaning Content Management System (LCMS) untuk mendistibusikan matei digital yang menyediakan antamuka dengan pengguna individu, Test Builde System (TBS) untuk membangun tugas secaa online dan fitu-fitu lainya. Simathi dan Sivatsa (2008:4) menyimpulkan bahwa Shaeable Content Object (SCO) yang dijanjikan oleh SCORM hauslah mendukung model pedagogis yang menyediakan fungsi sepeti pembelajaan adaptif, pembelajaan kolaboatif dan pengambilan status dan bebagipakai data di seluuh jaingan kompute. Sementaa Witthaus (2009:188) melakukan studi mengenai dilema pelatihan pada kayawan yang dihadapi peusahaan minyak di teluk aab dalam upaya pengembangan matei pembelajaan bahasa inggis. Dilema ini muncul kaena tuntutan tehadap efisiensi administatif dan kebutuhan pedagogik bahwa pada suatu waktu akan muncul pebedaan implementasi matei pembelajaan satu sama lain. SCORM nampaknya dapat menjawab pebedaan tesebut sesuai oientasi tehadap desain pembelajaan dan mendukung tejadinya efisiensi tehadap aktivitas administatif. Hal ini akan bepengauh pada keputusan memilih Leaning Managemen System (LMS) yang akan digunakan, jenis mateial (konten) LMS, dan caa bagaimana mateial tesebut akan diintegasikan lebih luas, lingkungan belaja yang lebih infomal dan kolaboatif memelukan petimbangan yang cemat dan haus melibatkan manajemen besama-sama dengan desaine pembelajaan Metode Pengembangan Sistem Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan ADDDEM. Model ini memuat enam tahap untuk penyusunan e-matei yang kompehensif dan bekelanjutan. Keenam tahap tesebut adalah Analyze, Design, Develop, Delive, Evaluate, dan Maintain. Dalam atikel ini akan dilakukan empat tahap yaitu Analysis, Design, Develop dan Delive. 1. Tahap Analyze, pada tahap ini meliputi : a) Menganalisa kompetensi mata pelajaan atau satu kuikulum dengan mempetimbangkan pinsip euse dan epupose sehingga dapat dijabakan sebagai objek-objek lepasan (objek pembelajaan/op) yang besifat shaable dan eusable untuk pelajaan SMK bidang keahlian Rekayasa Peangkat Lunak. b) Menganalisa stuktu kompetensi objek pembelajaan dalam satu matapelajaan bahkan dalam satu kuikulum, sehingga objek pembelajaan tehubung dalam stuktu pasyaat, posedual, pengelompokan atau gabungan. c) Menganalisa altenatif stuktu kompetensi dalam satu matapelajaan begantung pada enty behaviou matapelajaan tesebut. 2. Tahap Design, pada tahap ini dilakukan : mendefinisikan objek pembelajaan pada setiap level, Mendefinisikan pasyaat dan kompetensi tiap objek pembelajaan, Mendefinisikan elasi tiap objek pembelajaan. Meancang metadata objek pembelajaan. Meancang stategi pembelajaan objek pembelajaan. Meancang media pembelajaan objek pembelajaan. Menyelaaskan kompetensi, latihan dan asesmen.. Tahap Develop, pada tahap ini dilakukan : Mengembangkan aset digital (e-matei) dengan meneapkan euse dan epupose objek pembelajaan pada setiap level, seta euse dan epupose objek infomasi dan aset digital. Pada tahap ini akan mengidentifikasi konten yang bau dan konten yang sudah ada. Mengembangkan e-matei menggunakan teknologi yang besifat netal tehadap mode penyampaian. Dan Mengemas e-matei mengikuti standa dan spesifikasi e-leaning. 4. Tahap Delive, pada tahap ini meliputi meneapkan teknologi WWW untuk mendelive e-matei dengan beagam fomat menggunakan LMS sebagai wadah konten pembelajaan.. Tahap Evaluate, pada Tahap ini dilakukan pada setiap tahap-tahap di atas dan befungsi layaknya feedback untuk mengoeksi segala kemungkinan kesalahan yang mungkin tejadi. Beikut ini langkahlangkah pada tahap ini : Pada pendekatan objek pembelajaan, umpan balik dapat beasal dai sesama pengaja yang meeuse/me-epupose objek pembelajaan. Mengevaluasi objek pembelajaan dan mengevaluasi metadata 6. Tahap Maintaining (peawatan), tahap ini dilakukan untuk menjaga elevansi dai e- matei itu sendii, bebeapa langkah yang bisa ditempuh diantaanya : menjaga konten e-matei selalu elevan, Menjaga konten e- ISSN : (Pint) (Online) 1

4 matei selalu up-to-date, Memanfaatkan data hasil evaluasi untuk pebaikan matei atau pemelihaaan konten e-matei. 2.. Tahapan Pengembangan Sistem A. Tahap Analisis 1. Menganalisa kompetensi mata pelajaan atau satu kuikulum dengan mempetimbangkan pinsip euse dan epupose. Rekayasa Peangkat Lunak meupakan pogam keahlian pada Sekolah Menengah Kejuuan (SMK). Dai sisi pandang bidang Ilmu Kompute ada lima sub-bidang yang tecakup dalam bidang Rekayasa Peangkat Lunak, yaitu sub-bidang Rekayasa Peangkat Lunak, Sistem Opeasi, Algoitma dan Stuktu Data, Bahasa Pemogaman dan Basis Data. Hal ini disesuaikan dengan kuikulum tingkat SMK untuk Pogam Keahlian Rekayasa Peangkat Lunak. Pokok bahasan tentang Rekayasa Peangkat Lunak secaa umum membahas dasa-dasa pengetian Rekayasa Peangkat Lunak, masalah dan pemecahan masalah, dan metode-metode pengembangan. Pembahasan tentang sub-bidang Sistem Opeasi beisi sistem compute, sistem opeasi dan bekeja dalam jaingan compute. Cakupan matei algoitma meliputi algoitma dasa dan algoitma lanjutan. Sub bidang Bahasa Pemogaman mengambil posi yang cukup besa, meliputi pemogaman GUI dengan VB & VB.Net, pemogaman Java, pemogaman C++, pemogaman beoientasi obyek dan Pemogaman bebasis web. Subbidang teakhi adalah Basis Data dengan cakupan tentang system basis data, pemodelan konseptual, basis data elasional, Micosoft Access dan SQL. Standa Kompetensi SMK pogan keahlian Rekayasa Peangkat Lunak bedasakan Standan Kompetensi dan Kompetensi Dasa (SKKD) bagi SMK. Peta kompetensi pogan keahlian Rekayasa Peangkat Lunak sepeti pada tabel.1. Tabel 2. Kompetensi SMK Pogam Keahlian RPL Kompetensi Pogam Keahlian Kode Kompetensi RPL ELKA-MR.UM.001.A ELKA.MR.UM.004.A TIK.PR TIK.PR HDW.OPR.10.(1).A Menguasai Teknik Dasa Elektonika Menguasai Dasa Elektonika Digital dan Kompute Menggunakan algoitma pemogaman tingkat dasa Menggunakan algoitma pemogaman tingkat lanjut Mengopeasikan sistem opeasi jaingan kompute bebasis teks HDW.OPR.104.(1).A TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR Mengopeasikan sistem opeasi jaingan kompute bebasis GUI Mengopeasikan aplikasi basis Data Membuat aplikasi Bebasis Micosoft Acces Membuat dokumen dengan HTML sesuai spesifikasi Meneapkan dasa-dasa pembuatan web statis tingkat dasa. Membuat pogam aplikasi menggunakan VB & VB.NET Membuat paket softwae Aplikasi pemogaman SQL tingkat dasa pemogaman SQL tingkat lanjut Membuat Halaman Web dinamis tingkat dasa Membuat Halaman Web dinamis tingkat Lanjut. pemogaman beoientasi obyek Membuat pogam aplikasi menggunakan Java Membuat pogam aplikasi menggunakan C++ Menjelaskan sistem Peipheal Membuat pogam basis data menggunakan PL/SQL Membuat pogam basis data menggunakan SQL Seve Membuat pogam aplikasi web bebasis JSP Kompetensi-kompetensi pada tabel 2. dikelompokkan dalam dua kategoi yaitu kelompok 1 (petama) dasa pogam keahlian yang dibeikan pada kelas X (sepuluh) untuk semua pogam keahlian yaitu RPL, Multimedia dan TKJ, sedangkan kelompok 2 (kedua) adalah paket keahlian yang dibeikan pada kelas XI (sebelas) khusus untuk pogam keahlian RPL. Mata pelajaan Mata pelajaan pada masingmasing kategoi sepeti pada tabel dan tabel 4. Tabel. Mata Pelajaan Dasa Pogam Keahlian No Dasa Pogam Keahlian Peakitan Kompute Simulasi Digital Sistem Opeasi Jaingan Dasa Pemogaman Web Kelas Semeste Pogam Studi Keahlian RPL, X 1, 2 Multimedia, TKJ X 1, 2 RPL, Multimedia, TKJ X 1, 2 RPL, Multimedia, TKJ X 1, 2 RPL, Multimedia, TKJ X 1, 2 RPL, Multimedia, TKJ Tabel 4. Mata Pelajaan Paket Keahlian RPL ISSN : (Pint) (Online) 14

5 No Paket Keahlian Kelas Semeste 1 Pemodelan Peangkat XI 1, 2 Lunak 2 Pemogaman Desktop XI 1, 2 Pemogaman XI, XII 1, 2 ; 1, 2 Beoientasi Obyek 4 Basis Data XI, XII 1, 2 ; 1, 2 Pemogaman Web XI, XII 1, 2 ; 1, 2 Dinamis 6 Pemogaman Gafik XII 1, 2 7 Pemogaman XII 1, 2 Peangkat Begeak 8 Administasi Basis XII 1, 2 Data 9 Keja Poyek XII 1, 2 Manajemen matei yang beoientasi pada objek pembelajaan membei fasilitas kepada pengguna untuk dapat menentukan lokasi objek, mengubah komponen yang kuang sesuai, dan mengkombinasikan objek ke dalam stuktu teoganisasi yang bevaiasi dan mempetukakan anta objek yang heteogen. Melalui stategi objek pembelajaan, manajemen matei dapat menjalankan mekanisme bebagi pakai (shae) dan penggunaan ulang (euse) di dalam sebuah leaning manajemen system (LMS), ataupun anta LMS yang bebeda. Pada tabel.4 diepesentasikan eusability dan shaability objek pembelajaan pada subjek/mata pelajaan yang bebeda. Tabel. Peta matei pelajaan dapat besifat shae dan euse NO DASAR PROGRAM KEAHLIAN RPL TKJ MULTIMEDIA 1 Peakitan Kompute 2 Simulasi Digital Sistem Opeasi 4 Jaingan Dasa Pemogaman Web PAKET KEAHLIAN RPL 1 Pemodelan X X Peangkat Lunak 2 Pemogaman X X Desktop Pemogaman X X Beoientasi Obyek 4 Basis Data X X Pemogaman Web X X Dinamis 6 Pemogaman Gafik X X 7 Pemogaman X X Peangkat Begeak 8 Administasi Basis X X Data 9 Keja Poyek Nampak pada tabel bebeapa mata pelajaan yaitu mata pelajaan dasa pogam keahlian yang tedii dai mata pelajaan peakitan kompute, simulasi digital, sistem opeasi, jaingan dasa dan pemogaman web sampai pada pokok bahasan dan sub pokok bahasannya di beikan pada ketiga pogam teknologi infomasi dan komunikasi yaitu pogam studi keahlian RPL, TKJ dan Multimedia. Dengan demikian mata pelajaan tesebut meupakan objek-objek lepasan (Objek Pembelajaan / OP) yang dapat di gunakan ulang (euseable) dan dapat di bagai pakai (shaable). Sedangkan mata pelajaan dalam kelompok mata keahlian Rekayasa Peangkat Lunak (RPL) hanya dikhususkan untuk pogam keahlian Rekayasa Peangkat Lunak saja temasuk kelompok mata keahlian Teknik Kompute dan Jaingan (TKJ) dan Multimedia Menganalisa stuktu kompetensi objek pembelajaan dalam satu matapelajaan atau dalam satu kuikulum, sehingga objek pembelajaan tehubung dalam stuktu pasyaat, posedual, pengelompokan atau gabungan. Pengembangan pembelajaan elektonik beupa aset digital SCORM tidak telepas dai pengembangan instuksional dengan pengetian bahwa pembelajaan elektonik meupakan bentuk media instuksional atau penyampaian matei pembelajaan kepada siswa. Oleh kaena itu pelu analisis instuksional untuk menjabakan objek pembelajaan yang besifat umum keladalm objek-objek yang besifat khusus (lebih mendalam, sebagai pasyaat atau sebagai pendukung) yang tesusun secaa logis dan sistematis. Bebeapa manfaat analisis instuksional antaa lain : (1) mengidentifikasi semua kompetensi yang haus dikuasai pembelaja, (2) menentukan uutan pelaksanaan pembelajaan dan () menentukan titik awal poses pembelajaan. Analisis instuksional untuk menyusun stuktu kompetensi sepeti pada gamba Stuktu Kompetensi Rekayasa Peangkat Lunak ISSN : (Pint) (Online) 1

6 .1.2 Menganalisa altenatif stuktu kompetensi dalam satu matapelajaan begantung pada enty behaviou matapelajaan. Altenatif stuktu kompetensi sepeti pada tabel tabel.. meujuk pada mata pelajaan yang disampaikan di setiap jenjang kelas (enty behaviou) pada Sekolah Menengah Kejuuan bedasakan buku acuan pogam keahlian Rekayasa Peangkat Lunak Diektoat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuuan (Mulyanto, 2008). Tabel 6. Altenatif stuktu kompetensi disesuaikan level instuksional Kode Kompetensi ELKA-MR.UM.001.A ELKA.MR.UM.004.A TIK.PR TIK.PR HDW.OPR.10.(1).A HDW.OPR.104.(1).A TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR Kompetensi Menguasai Teknik Dasa Elektonika Menguasai Dasa Elektonika Digital dan Kompute Menggunakan algoitma pemogaman tingkat dasa Menggunakan algoitma pemogaman tingkat lanjut Mengopeasikan sistem opeasi jaingan kompute bebasis teks Mengopeasikan sistem opeasi jaingan kompute bebasis GUI Mengopeasikan aplikasi basis Data Membuat aplikasi Bebasis Micosoft Acces Membuat dokumen dengan HTML sesuai spesifikasi Meneapkan dasadasa pembuatan web statis tingkat dasa. Membuat pogam aplikasi menggunakan VB & VB.NET Membuat paket softwae Aplikasi pemogaman data deskipsi (SQL) tingkat dasa pemogaman data deskipsi (SQL) tingkat Lanjut Membuat Halaman Web dinamis tingkat dasa Membuat Halaman Web dinamis tingkat Lanjut. pemogaman beoientasi obyek Membuat pogam aplikasi menggunakan Java TIK.PR Membuat pogam 9 Ba b , TIK.PR TIK.PR TIK.PR TIK.PR aplikasi menggunakan C++ Menjelaskan sistem Peipheal Membuat pogam basis data menggunakan PL/SQL Membuat pogam basis data menggunakan SQL Seve Membuat pogam aplikasi web bebasis JSP.2 Tahap Desain a) Definisi objek pembelajaan pada setiap level, kompetensi dasa dan media pembelajaan. Objek pembelajaan adalah sekumpulan aset-aset digital yang disusun dalam caa yang bemakna dan ditujukan untuk tujuan pendidikan. Aset-aset digital dalam sebuah objek pembelajaan dapat beupa dokumen, gamba, simulasi, film, musik dan lain sebagainya. Menyusun objek pembelajaan dengan caa yang bemakna dapat menunjukkan bahwa aset aset saling behubungan dan diatu dalam susunan yang logis sehingga tanpa tujuan instuksional yang jelas dan teuku, sekumpulan aset-aset digital tesebut menjadi kuang beati. Pada model aset digetal, objek pembelajaan dapat diibaatkan sebagai objek yang dibentuk oleh bagian bagian lebih kecil yang lebih bemakna jika digabungkan secaa besama-sama, dapat digabungkan sesuai kebutuhan tetentu yang dapat membentuk kelompok dan nantinya dapat digabungkan atau dipisahkan kembali. Taksonomi dai objek pembelajaan sepeti pada Tabel.7. ISSN : (Pint) (Online) 16 10,1 2 Tabel 7. Taksonomi Objek Pembelajaan Unit No Pembelajaan di Tujuan / Kompetensi SMK SMK 1 Kuikulum Standa Kompetensi Inti 2 Mata Pelajaan Standa Kompetensi Lulusan Pokok Bahasan Kompetensi Dasa 4 Sub Bab Sasaan Belaja Objek Pembelajaan Matei Belaja 6 Objek Infomasi Penganta, Ringkasan, Fakta, Konsep, Posedu, Poses 7 Aset Digital Dokumen,, Simulasi, Animasi, Film, Musik Matei pembelajaan haus dapat didekomposisi/disusun ulang sehingga sebuah subjek atau mata pelajaan didekomposisi kedalam bentuk bebeapa pokokbahasan. Setiap pokok bahasan didekomposisi ke dalam bebeapa sub-pokokbahasan dan seteusnya hingga dapat didefinisikan aset-aset digital yang dibutuhkan dalam satu mata pelajaan. Poses 12 14

7 dekomposisi ini juga pelu mempehatikan pinsip shaability dan eusability, di mana setiap objek pembelajaan yang tebentuk pada setiap level hendaknya dapat dibagi pakai dan digunakan kembali dalam kaitannya dengan mata pelajaan lain dalam satu pogam atau kuikulum. Sehingga susunan blok pembangun e-matei sepeti ditunjukkan pada gamba.2. dapat diuaikan sebagai beikut : 1) OP Mata Pelajaan meupakan kumpulan OP pokok bahasan 2) OP Pokok Bahasan meupakan kumpulan objek pembelajaan sub-pokok bahasan ) Objek Pembelajaan Fundamental meupakan kumpulan objek infomasi 4) Objek Infomasi meupakan kumpulan aset digital beupa file teks, gafik, audio, video dan lainnya. Aset meupakan building block dasa dai sebuah matei pembelajaan. Aset meupakan epesentasi elektonik dai media, sepeti teks, gamba, video. Rancangan building block mata pelajaan pada pogam keahlian Rekayasa Pangkat Lunak sesuai level akan dibagi dalam tiga level yaitu mata pelajaan untuk kelas X, mata pelajaan kelas XI dan mata pelajaan untuk kelas XII bedasakan buku Rekayasa Peangkat Lunak untuk Sekolah Menengah Kejuuan (Mulyanto, 2008) ditebitkan oleh Diektoat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuuan Diektoat Jendeal Manajemen Pendidikan Dasa dan Menengah Depatemen Pendidikan Nasional. Objek-objek pembelajaan untuk setiap pokok bahasanan diuaikan dalam 14 tabel sesuai jumlah pokok bahasan. Objek-objek infomasi yang ada pada setiap objek pembelajaan dan aset-aset digital juga temasuk didalamnya, beikut contoh pokok bahasan penganta pada tabel 8. Tabel 8. Pokok Bahasan Penganta Rekayasa Peangkat Lunak MATA PELAJARAN POKOK BAHASAN (Kompetensi Dasa) 1. Matei Pokok : Penganta Rekayasa Peangka t Lunak Kompetensi Dasa : Memahami pengetian, tujuan, uang REKAYASA PERANGKAT LUNAK LEVEL 1 (KELAS X SMK) SUB POKOK BAHASAN (OP FUNDAMENTA L) 1.1. Pengetian Rekayasa Peangkat Lunak 1.2. Tujuan Rekayasa Peangkat Lunak 1.. Ruang Lingkup OBJEK INFORMASI Pengetian, pogam, posedu dan Tujuan Ruang lingkup ASSET DIGITA L Text lingkup, hubungan dengan disiplin ilmu kompute dan ilmu lain, pekembanga nya, pofesi dan setifikasinya dan pemecahan masalah dengan Rekayasa Peangkat Lunak Dan Disiplin Ilmu Kompute 1.. Rekayasa Peangkat Lunak Dan Disiplin Ilmu Lain 1.6. Pekemba ngan Rekayasa Peangkat Lunak 1.7. Pofesi Dan Setifikasi 1.8. Rekayasa Peangkat Lunak Dan Pemecaha n Masalah 1.9. Ringkasan Soal Latihan Posisi bidang pada disiplin ilmu kompute dan ketekaitannya dengan bidang ilmu lain Pekembanga n ilmu Pofesi dan setifikasi dalam bidang Pinsip-pinsip pemecahan masalah dalam Masalah Dan Gejala Tipe-Tipe Masalah Pemecahan Masalah Ringkasan penganta Soal pilihan ganda dan essay Text Text Teks b) Mendefinisikan pasyaat dan kompetensi tiap objek pembelajaan. Bedasakan capaian kompetensi pada setiap level dan linieitas jenis kompetensi pada Sekolah Menengah Kejuuan RPL yang tebagi dalam (tiga) level yaitu Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII maka pasaat dan kompetensi pada setiap objek pemebelajaan sepeti pada tabel 9. Pasaat tiap kompetensi. Tabel 9. Pasaat Tiap Kompetensi No Kompetensi Pasyaat Kompetensi 1 2 Menguasai Dasa Elektonika Digital dan Kompute Mengopeasikan sistem opeasi jaingan kompute bebasis GUI Mengopeasikan sistem opeasi jaingan Menguasai Teknik Dasa Elektonika Mengopeasikan sistem opeasi jaingan kompute bebasis teks Menguasai Teknik Dasa Elektonika ISSN : (Pint) (Online) 17

8 kompute bebasis teks Menjelaskan sistem Peipheal Menggunakan algoitma pemogaman tingkat lanjut Membuat aplikasi Bebasis Micosoft Acces Meneapkan dasa-dasa pembuatan web statis tingkat dasa Membuat paket softwae Aplikasi pemogaman data deskipsi (SQL) tingkat lanjut Membuat Halaman Web dinamis tingkat Lanjut. Membuat pogam aplikasi menggunakan C++ Membuat pogam aplikasi menggunakan Java Membuat pogam basis data menggunakan SQL Seve Membuat pogam aplikasi web bebasis JSP Menguasai Dasa Elektonika Digital dan Kompute Menggunakan algoitma pemogaman tingkat dasa Mengopeasikan aplikasi basis Data Membuat dokumen dengan HTML sesuai spesifikasi Membuat pogam aplikasi menggunakan VB & VB.NET pemogaman data deskipsi (SQL) tingkat dasa Membuat Halaman Web dinamis tingkat dasa pemogaman beoientasi obyek Membuat pogam aplikasi menggunakan C++ Membuat pogam basis data menggunakan PL/SQL Membuat pogam aplikasi menggunakan Java c) Mendefinisikan elasi tiap objek pembelajaan. Pada tahap ini akan dedifinisikan elasi antaa objek-objek pembelajaan pada level kompetensi dasa beseta elasi anta objek infomasi dan aset digitalnya. Pada gamba.. menunjukkan elasi antaa objek pembelajaan dengan objek infomasi yang menggambakan adanya hubungan antaa objek-objek pembelajaan yang dapat di gunakan kembali (euse) dan dapat di manfaatkan kembali untuk kebutuhan tetentu (epupose). Objek pembelajaan yang dapat dilakukan mekanisme euse dan epupose dengan objek pembelajaan lain. Objek pembelajaan dan objek infomasi yang memenuhi mekanisme euse dan epupose dibeikan wana ungu untuk membedakan. Objek pembelajaan ini kemudian disusun enam objek infomasi yang beisi penganta, konsep, contoh, ingkasan, dan latihan. Susunan ini mengacu pada model konseptual khususnya konseptual siklus belaja. Sebuah objek infomasi dapat dituunkan lagi menjadi bebeapa pembahasan, misalnya untuk suatu konsep dapat dituunkan menjadi pembahasan vaiabel, konstanta dan tipe data. Bedasakan objek infomasi yang telah didefinisikan, selanjutnya dituunkan lagi mejadi aset-aset digital. Beikut elasi antaa objek pembelajaan yang dapat dilakukan mekanisme euse dan epupose. 1) Objek pembelajaan teoi tentang vaiabel, tipe data dan konstanta dapat di euse dan epuspose untuk mata pelajaan algoitma dan pemogaman dasa, pemogaman apilkasi dengan VB.NET, pemogaman beoientasi objek dengan JAVA dan pemogaman aplikasi dengan C++. 2) Objek pembelajaan tentang opeato dapat di euse dan epuspose untuk mata pelajaan pemogaman aplikasi dengan VB.NET dan pemogaman beoientasi objek dengan JAVA. ) Objek pembelajaan tentang stuktu kontol pogam dapat di euse dan epuspose untuk mata pelajaan algoitma dan pemogaman dasa, pemogaman aplikasi dengan VB.NET dan pemogaman beoientasi objek dengan JAVA. 4) Objek pembelajaan tentang posedu dan fungsi dapat di euse dan epuspose untuk mata pelajaan algoitma dan pemogaman dasa, pemogaman aplikasi dengan VB.NET dan Pemogaman Aplikasi dengan C++. ) Objek pembelajaan tentang Class dapat di euse dan epuspose untuk mata pelajaan Pemogaman beoientasi objek dengan JAVA dan Pemogaman Aplikasi dengan C++. 6) Objek pembelajaan tentang tabel dapat di euse dan epuspose untuk mata pelajaan aplikasi basisdata bebasis micosoft access dan basisdata bebasis SQL. Objek pembelajaan ini memiliki objek infomasi beupa konsep, contoh, ingkasan dan latihan tentang pendefinisian tabel dan opeasi-opeasi pada tabel. 7) Objek pembelajaan tentang quey dapat di euse dan epuspose untuk mata pelajaan mata pelajaan aplikasi basisdata bebasis micosoft access dan basisdata bebasis SQL. Objek pembelajaan ini memiliki objek infomasi beupa konsep, contoh, ingkasan dan latihan tentang membuat quey elasi tabel dan quey definisi data dan manipulasi data. 2. Relasi objek penbelajaan dengan mekanisme euse dan epupose ISSN : (Pint) (Online) 18

9 . Tahap Develop Pada tahap ini dilakukan : Mengembangkan aset digital (e-matei) dengan meneapkan euse dan epupose objek pembelajaan pada setiap level, seta euse dan epupose objek infomasi dan aset digital. Pada tahap ini akan mengidentifikasi konten yang bau dan konten yang sudah ada. MengemKOnbangkan e-matei menggunakan teknologi yang besifat netal tehadap mode penyampaian. Dan Mengemas e-matei mengikuti standa dan spesifikasi e- Leaning. Untuk pembelajaan yang dapat di lakukan mekanisme Reuse dan Repupose sepeti pada tabel 10. Tabel 10. Objek infomasi yang memenuhi mekanisme euse dan epupose No Objek Pembelajaan Objek Infomasi Aset Digital 1 Teoi Vaiabel, konstanta, Teks dan vaiabel, konstanta dan tipe data dan tipe data 2 Opeato Opeato aitmatika, Teks dan logika dan elasional Stuktu Kontol peulangan Teks dan kontol dan pecabangan pogam 4 Posedu dan Fungsi Posedu dan fungsi Teks dan Class Deklaasi class Teks dan (encapsulation), inheitance dan polimophism 6 Tabel Pendefinisian tabel Teks dan dan opeasi pada tabel 7 Quey Membuat quey elasi tabel, quey definisi data dan manipulasi data Teks dan Objek-objek pembelajaan pada tabel 10 pada tahap pengembangan (develop) dapat dibuat secaa tepisah sehingga dapat memenuhi kebutuhan bebagi pakai sumbedaya (esouce shaing). Dengan demikian upaya penggunaan ulang (euse) sumbedaya dan penggunaan untuk kepeluan yang bebeda (epupose) pada potal LMS dapat diwujudkan. beikut meupakan tahap pengembangan (develop) aset digital SCORM untuk matei pembelajaan RPL bagi Sekolah Menengah Kejuuan.. Pengembangan Aset digital Rekayasa Peangkat Lunak Pengemasan aset digital dengan standa SCORM akan menghasilkan file yang siap diunggah ke potal Leaning Manajemen System dalam hal ini digunakan LMS yang jamak digunakan oleh potal-potal e-leaning yaitu Moodle..4 Tahap Delive Pada tahap ini meliputi meneapkan teknologi WWW untuk mendelive e-matei dengan beagam fomat menggunakan LMS sebagai wadah konten pembelajaan. Dengan menyiapkan domain dan hosting yang dikhususkan untuk potal e-matei Rekayasa Peangkat Lunak. Dengan menggunakan LMS Moodle. 4. Delivey Paket SCORM kedalam LMS Paket konten aset digital RPL dengan fomat SCORM yang telah di unggah kepotal e- leaning pelu di uji apakah konten tesebut dapat diakses melalui LMS Moodle sebagai lingkungan eksekusinya. Dengan menambahkan konten tesebut pada pelajaan RPL selanjutnya dengan memilih link paket konten Rekayasa Peangkat Lunak maka akan ditampilkan paket konten SCORM melalui web bowse. Selain LMS Moodle aste digital dapat dijalankan dengan baik pada LMS lainya yang mendukung fomat SCORM diantaanya BussinessLMS, efont, Ganesha LMS, ILIAS, OLAT LMS, Sakai CLE, Totaa LMS dan platfom LMS lainya.. Eksekusi Aset Digital RPL dengan fomat SCORM Pada LMS Moodle IV. KESIMPULAN Pengembangan aset digital RPL untuk SMK dengan fomat SCORM dapat menguangi atau menghilangkan ketebatasan penggunaan sumbedaya pembelajaan yang tidak dapat dibagipakai (esouce shaing) pada sistem manajemen pembelajaan (Leaning Manajemen System) yang bebeda platfom sepeti BussinessLMS, efont, Ganesha LMS, ILIAS, OLAT LMS, Sakai CLE, Totaa LMS dan ISSN : (Pint) (Online) 19

10 platfom LMS lainya. Dengan standa SCORM matei pembelajaan pemaketan keseluuhan konten pembelajaan menjadi satu paket pembelajaan yang lengkap (tidak tepisah secaa konten dengan fomat yang bebedabeda) sehingga dapat digunakan kembali (eusability) pada sistem pembelajaan dengan platfom LMS yang bebeda pula. Penyusun konten-konten pembelajaan dapat dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan individu/ oganisasi pada kebutuhan yang bebeda menggunakan sumbe yang sama, sehingga tidak lagi menyusun ulang sumbedaya pembelajaan dai awal. Meneapkan caa yang fleksibel dalam mengolah, menggabungkan dan membuat kembali objek pembelajaan bedasakan objek-objek pembelajaan yang sudah ada menggunakan pengembangan yang dapat di ekspot kedalam fomat SCORM vesi 1.2 atau SCORM vesi VI. REFERENSI [1] Bohl, O., Schellhase, J., Sengle, R., Winan, U The Shaable Content Object Refeence Model (SCORM) A Citical Review. Poceedings of the Intenational Confeence on Computes in Education. IEEE. [2] Cassela, G., Costagliola, G., Feucci, F., Polese, G. Scanniello, G A SCORM Thin Client Achitectue fo E-Leaning Systems Based on Web Sevices. Intenational Jounal of Distance,Education Technologies. (1). [] Chaeuman, Uwes a., Mendoong Peneapan e-leaning di Sekolah. Junal Teknodik Vol. XII No. 1 Juni [4] Dodds, P The SCORM Content Aggegation Model. Advanced Distibuted Leaning. [] Rice, W. H MOODLE e-leaning Couse Development, complete guide to successful leaning using Moodle. Bimingham-Mumbai: PACKT Publishing. [6] Simathi, H, Sivatsa, S.K, 2008., Design Of Vitual Leaning Envionment Using Scom Standads, Jounal of Theoetical and Applied Infomation Technology, [7] Wang, T A SCORM Compliant Cousewae Authoing Tool fo Suppoting Pevasive Leaning. Intenational Jounal of Distance Education Technologies. (). [8] Mackenzie, G SCORM 2004 Pime A (Mostly) Painless Intoduction to SCORM Vesion 1.0. [9] Witthaus, G , The Implications of SCORM Confomance fo Wokplace e- Leaning, Electonic Jounal of e-leaning Volume 7 Issue [10] Mayono, The Policy of Seconday Education about the Solution of GER Dopping in Pacitan Regency, Jounal of Education and Pactice Vol.6, No.29, 201 [11] Bambang Eka Punama, Pemanfaatan Teknologi Wap Telepon Selule Untuk Media Pembelajaan Jaak Jauh, Vol 1, No (2009): Speed 2009 [12] Yoyok Rohani, Rancangan Aplikasi E- Leaning Pada Sekolah Menengah Petama, Vol, No 2 (201): Bianglala 201 [1] Supiyanta, PENGEMBANGAN E- LEARNING SEBAGAI PELENGKAP PEMBELAJARAN TATAP MUKA PADA PROGRAM DIPLOMA TIGA AMIK BSI YOGYAKARTA, Vol 1, No 1 (201): Bianglala 201 [14] Oza Oyza Al Aziz Hakim, Bambang Eka Punama, Peancangan dan Implementasi Sistem Pembelajaan Aksaa Jawa untuk SD Bebasis Multimedia Di SDN Bumiejo 02, Vol 4, No 2 (2012): Speed [1] Paptiningsih., Bambang Eka Punama, Pembuatan Engine E-Leaning Pada Sekolah Menengah Petama (SMP) Negei 2 Kebonagung, Vol 4, No 1 (201): IJNS Januai 201 [16] Fito Nu Hakim, Rissal Efendi, Achmad Solechan, Kajian Kuantitatif Technology Acceptance Model Dalam Pemanfaatan Multimedia Leaning (Studi Pada Peguuan Tinggi Swasta di Kota Semaang), Vol, No 2 (2014): IJNS Apil 2014 [17] Deny Satia Wicaksono, Fito Nu Hakim, Media Pembelajaan Fisika Inteaktiv Bahasan Kapasito Bebasis Flash Dan XML, Vol, No 2 (2011): Speed ISSN : (Pint) (Online) 20

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Pogam Bebasis Web II Bobot Mata 3 Sks : Kuliah GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskipsi Mata Kuliah : intenet, intenet sevis, HTML, pemfomatan kaakte dan pembuatan dafta, penanganan

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Pemogaman Bebasis Web II Kode Mata Kuliah : TI 028 Bobot Kedit : 3/1 SKS Semeste Penempatan : VIII Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Keahlian Bekaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra

Watermarking dengan Algoritma Kunci Publik untuk Verifikasi dan Otentikasi Citra Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Abstak Watemaking dengan Algoitma Kunci Publik untuk Veifikasi dan Otentikasi Cita Angga Inda Bata 13500070 Depatemen Teknik

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES Satia Bayu Aji Teknik Infomatika Fakultas Ilmu Kompute Univesitas Dian Nuswantoo Semaang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE

SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System SISTEM INFORMASI DATA BARANG INVENTARIS BERBASIS WEB PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE INFORMATION SYSTEM OF INVENTORY GOODS WEB-BASED ON THE STATE PROSECUTOR TERNATE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies IJCETS (1) (013) Indonesian Jounal of Cuiculum and Educational Technology Studies http://jounal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp PENGEMBANGAN MEDIA PENDUKUNG BAHAN AJAR GURU BERBASIS MULTIMEDIA PADA MATA

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU Mohamad Andi 1, Inda 2, Alimin Maidin 3 1 Bagian Penjaminan Mutu FKM Unismuh Palu 2 Bagian AKK, FKM Univesitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE IJIS Indonesian Jounal on Infomation System ISSN 248-6438 SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA KELULUSAN SISWA NON-FORMAL BERBASIS WEB PADA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOTA TERNATE DATA PROCESSING INFORMATION

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI E-BUSINESS PADA TOKO GLOBAL KOMPUTER BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI E-BUSINESS PADA TOKO GLOBAL KOMPUTER BERBASIS WEB SISTEM IFORMASI E-BUSIESS PADA TOKO GLOBAL KOMPUTER BERBASIS WEB Samila Silvi Juusan Sistem Infomasi STMIK Pingsewu Lampung Jl. Wisma Rini o.09 Pingsewu Lampung website: www.stmikpingsewu.ac.id E-mail

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2),

BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2), 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Diskipsi Teoi 1. Pengetian Hasil Belaja Belaja dapat digambakan sebagai inteaksi aktif dengan lingkunganna melalui pengamatan, pencaian, pemikian, dan penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaan : Matematika Kelas/Semeste :X/ Matei pokok : Identitas Tigonometi Alokasi Waktu : JP ( @ 45 menit ) A. Kompetensi Inti Kompetensi Sikap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci

SILABUS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ( TIF203 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN

SILABUS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ( TIF203 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN SILABUS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ( TIF203 ) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN D e s k i p s i M a t a K u l i a h 1 Deskipsi Mata Kuliah Infomasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 643 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINCIAL PROJECT IMPLEMENTATION UNIT UNTUK PROGRAM SANITASI

Lebih terperinci

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction)

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction) Teknik Pembelajaan Model ARIAS (Assuance, Relevance, Inteest, Assesment and Satisfaction) PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS (Assuance, Relevance, Inteest, Assesment and Satisfaction) PADA

Lebih terperinci

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017 Bekala Fisika Indoneia Volume 9 Nomo 1 Januai 017 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PENALARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA/FISIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MUHAMADIYAH MUNTILAN, KABUPATEN

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 119 JAKARTA

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 119 JAKARTA Konfeensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maet 203, pp. 20~207 SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 9 JAKARTA 20 Aulia Yolanda,Heu Puwanto 2 STMIK Nusa Mandii e-mail: yola_iong@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA)

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA) EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

Pengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot

Pengaturan Formasi Menggunakan Pendekatan Leader - Follower pada Sistem Multi Robot JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-3539 (301-971 Pint) A-9 Pengatuan Fomasi Menggunakan Pendekatan Leade - Followe pada Sistem Multi Robot Hais Ti Rahmanto dan Achmad Jazidie Juusan Teknik

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut. Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan

Lebih terperinci

KOMPRESI BASISDATA GRAPH MENGGUNAKAN POWER GRAPH ANALYSIS

KOMPRESI BASISDATA GRAPH MENGGUNAKAN POWER GRAPH ANALYSIS KOMPRESI BASISDATA GRAPH MENGGUNAKAN POWER GRAPH ANALYSIS Fauzi Aulia Rahman 1, Kemas Rahmat Saleh W, ST., M.Eng. 2, Akba Gozali, ST., MT 3. Telkom School of Computing, Bandung 1 fuzzy.a@gmail.com, 2 kemas@bif.telkomunivesity.ac.id,

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

PENURUNAN FORMULA LUAS PERMUKAAN BOLA; DARI BERPIKIR TINGKAT RENDAH HINGGA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Oleh: Purwoko* puwokomsi@yahoo.

PENURUNAN FORMULA LUAS PERMUKAAN BOLA; DARI BERPIKIR TINGKAT RENDAH HINGGA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Oleh: Purwoko* puwokomsi@yahoo. PENURUNAN FORMULA LUAS PERMUKAAN BOLA; DARI BERPIKIR TINGKAT RENDAH HINGGA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Oleh: Puwoko* puwokomsi@yahoo.com Abstak Bangun uang sisi lengkung meupakan pokok bahasan yang elatif

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW) Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci