PROSPEK PENGEMBANGAN MINYAK PALA BANDA SEBAGAI KOMODITAS EKSPOR MALUKU. Sjahrul Bustaman
|
|
- Surya Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRSPEK PENGEMBANGAN MINYAK PALA BANDA SEBAGAI KMDITAS EKSPR MALUKU Sjahrul Buaman Balai Bear Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Peranian, Jalan Tenara Pelajar No. 10, Bogor ABSTRAK Minyak pala Banda merupakan alah au komodia ekpor Maluku elain biji pala dan fuli. Minyak pala dihailkan dari penyulingan (diilai uap) biji pala yang idak memenuhi kualia ekpor. Perminaan minyak pala di paar dunia anga inggi, karena penggunaannya anga lua eperi induri komeik, farmai, irup, penyedap alami, elain unuk pengobaan. Lahan yang eredia unuk pengembangan pala di Maluku mencapai ha. Sumber plama nufah dan inovai eknologi elah eredia era didukung berbagai kebijakan ehingga akan lebih memacu pengembangan pala di daerah ini. Di ekor hulu, kebijakan diarahkan kepada peningkaan produkivia dan muu pala, edangkan di ekor hilir diekankan pada peningkaan nilai ambah melalui pengolahan minyak pala. Harga jual biji pala kualia ekpor di Ambon berkiar anara Rp Rp40.000/kg, fuli Rp50.000/kg, dan minyak pala Rp /kg. Berdaarkan keerediaan bahan baku, inovai eknologi, enaga kerja, harga dan perminaan paar luar negeri, eruama Amerika Serika dan Uni Eropa, udah epaunya peluang ini diambil pemerinah daerah eempa dalam mengembangkan minyak pala. Failiai pemerinah daerah diperlukan, berupa kebijakan, modal kerja, failia, dan inenif kemudahan bagi inveor dalam upaya pengembangan pala guna meningkakan pendapaan ali daerah. Kaa kunci: Minyak pala, ekpor, produkivia, raegi pengembangan, Maluku ABSTRACT Propec of Banda' numeg oil developmen a Molucca expor commodiy Banda numeg oil i one of he Molucca expor commodiie beide eed and mace. Numeg oil i produced by eam diillaion of he dried eed ha do no fulfill expor qualiy. The oil i highly demanded and largely ued for comeic and pharmacy indury, yrup, naural food flavor and healh benefi. The area for numeg developmen in Molucca i around 871,656 ha. Numeg geneic reource and innovaion of echnology for numeg developmen are available and uppored by he governmen policy. In he culivaion ecor, he policy i aimed o increae produciviy and qualiy of frui. In he upream ecor, he policy i direced o improve added value of he produc by proceing he eed and mace o numeg oil. In Ambon, numeg eed priced Rp30,000 Rp40,000/kg, wherea mace Rp50,000/kg and crude numeg oil Rp300,000/kg. Baed on he availabiliy of raw maerial, echnology, manpower, marke, high price, and role of Indoneia a main upplier of numeg oil for USA and UE marke, i i imporan o develop numeg oil indury in Molucca. The regional auhoriy hould be convinced in upporing for policy, working capial, inveor incenive and oher faciliie o ucce he numeg oil developmen for increaing regional income. Keyword: Numeg oil, expor, produciviy, developmen raegy, Molucca Minyak pala merupakan alah au minyak airi yang perminaannya cukup inggi di paar inernaional. Minyak pala dikenal pula dengan nama oleum myriicae, oleum myri aau minyak miriica. Minyak ini mudah menguap dan didapa dari hail diilai uap (penyulingan) biji pala dan fuli. Selain biji dan fuli, minyak pala merupakan komodia ekpor andalan Maluku, dan merupakan umber perumbuhan ekonomi dan pendapaan daerah. Pala merupakan anaman rempah ali Maluku (Pureglove e al. 1995), dan elah diperdagangkan dan dibudidayakan ecara urun-emurun dalam benuk perkebunan rakya di ebagian bear Kepulauan Maluku. Pala Indoneia memiliki nilai inggi di paar dunia karena aromanya yang kha dan rendemen minyaknya inggi. Lua areal anaman pala di Maluku mencapai ha, eruama erebar di Pulau Ambon, Kepulauan Banda, dan Pulau Seram. Lingkungan ekologi eperi curah hujan, uhu, dan anah vulkanik era minimnya erangan hama penyaki anga mendukung perkembangan anaman pala di Maluku. Berdaarkan pendekaan Zona Agro Ekologi (ZAE), lahan yang eredia unuk pengembangan anaman perkebunan ermauk pala di Maluku mencapai ha yang erebar di lima kabupaen (Suano dan Buaman 2006). Indoneia memiliki umber daya geneik pala yang bear dengan pua Jurnal Libang Peranian, 27(3),
2 keragaman anaman berada di Kepulauan Maluku. Keragaman anaman eringgi diemukan di Pulau Banda, Siau, dan Papua (Hadad dan Hamid 1990). Sebagai pua keragaman geneik maka anaman pala di daerah ini perlu dikelola, dikembangkan, dan dimanfaakan ecara opimal. Ada enam jeni pala di Maluku, yaiu Myriica fragran, M. argenea, M. faua, M. pecioga, M. ucedona, dan M. malabarica, namun yang memiliki nilai ekonomi inggi adalah M. fragran. Keragaman variea erebu merupakan umber geneik yang anga berharga dalam pengembangan pala ke depan. Tanaman pala dengan umur ahun dapa menghailkan 160 kg buah/ pohon/ahun, yang erdiri aa daging buah, biji (22,50 kg), dan fuli (3 kg). Berdaarkan hail analii prokima, buah pala mengandung minyak 7,15%. Bila minyak pala erebu diproe lebih lanju akan dihailkan lemak (menega) 8,05%, komponen erpenoid 73,91%, dan komponen aromaik 18,04% (Marzuki 2007). Komponen uama dari enyawa aromaik adalah myriicin. Di Maluku, pala umumnya diperdagangkan dalam benuk biji dan fuli. Pengolahan minyak pala maih erbaa, padahal minyak dapa diolah dengan menggunakan peralaan yang ederhana, eperi halnya penyulingan minyak kayu puih dan minyak cengkih. Pemaaran pala belum eraa dalam uau iem, belum ada kelembagaan (koperai) yang menanganinya. Peani beba menjual pala yang dihailkan kepada pedagang pengumpul di dea aau di koa kecamaan. Selanjunya pedagang pengumpul kecamaan menjual pala ke pedagang di koa kabupaen aau provini. Siem pemaaran eperi ini menyebabkan harga pala di ingka peani menjadi rendah. Tranporai merupakan kendala uama dalam pemaaran pala ehingga biaya uaha ani menjadi inggi. Indoneia merupakan pemaok uama biji pala dan produk urunannya unuk paar Amerika Serika. Kekurangan kebuuhan di negara erebu dipaok oleh Grenada dan Sri Lanka. Pala Indoneia juga dipaarkan ke Inggri dan Jerman. Berdaarkan keerediaan bahan baku, eknologi, nilai jual, peluang paar produk pala dan derivanya, keempaan kerja, dan peningkaan pendapaan mayaraka, maka pala berpeluang dikembangkan di Maluku. Pengembangan pala dapa dilakukan melalui pendekaan ekor hulu dan hilir. Pada ekor hulu, kebijakan lebih diarahkan kepada peningkaan produkivia dan muu produk, edangkan pada ekor hilir, kebijakan diekankan pada peningkaan nilai ambah dengan mengolah biji dan fuli yang idak memenuhi kualia ekpor menjadi minyak pala kaar (crude numeg oil). Tulian ini memberikan gambaran peluang pengembangan minyak pala ebagai komodia ekpor unggulan aal Maluku. KETERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN TEKNLGI Poeni Produki Berdaarkan daa Badan Pua Saiik Maluku ahun 2006, lua peranaman pala rakya mencapai ha, yang diuahakan oleh kepala keluarga dengan produki on. Kompoii anaman pala rakya erdiri aa anaman belum menghailkan ha (27,85%), anaman udah menghailkan ha (44,74%), dan anaman ua aau ruak ha (27,40%). Walaupun lua areal anaman pala cenderung meningka eiap ahun, raa-raa eiap peani hanya memiliki lahan 0,68 ha dengan jumlah anaman 84 pohon. Bahkan bila dikaji lebih jauh, eorang peani pala hanya memiliki lahan 0,30 ha dengan jumlah anaman yang elah menghailkan 37 pohon. Selain perkebunan rakya, anaman pala di Maluku juga diuahakan oleh lima peruahaan perkebunan bear yang mengelola ha lahan dengan produki di ahun 2005 ebear on (Badan Pua Saiik Maluku 2006). Prakiraan produkivianya 0,24 /ha, karena jumlah anaman yang menghailkan maih ediki ebagai akiba banyaknya anaman yang ruak pada keruuhan oial di Maluku beberapa waku lalu. Produkivia pala di Maluku ergolong rendah, yaiu kurang dari buir/pohon/ahun aau eara dengan 0,70 /ha. Rendahnya produkivia diebabkan benih yang digunakan berupa benih aalan (Hadad 1992), era peani idak melakukan pemupukan maupun pengendalian organime pengganggu anaman. Produkivia poenial pala adalah 2 3 /ha dan umumnya pohon produkif (pala beina) mencapai 45%. Unuk mendukung pengembangan anaman pala dapa digunakan bibi klonal aau vegeaif eperi cangkok, okulai, eek berdaun, dan kulur jaringan. Penggunaan bibi vegeaif aau klonal memiliki beberapa keunggulan, anara lain: 1) populai anaman dapa diaur ecara ideal dengan perbandingan janan dan beina 1:10 aau 1:20, 2) maa juvenil lebih pendek, dan 3) produkivia anaman inggi dan muu hail lebih baik. Dengan aumi produkivia raa-raa buir/ pohon/ahun maka produki bia mencapai buir/ha/ahun. Dibandingkan dengan produkivia anaman pala aal biji, populai pala beina 45 pohon/ha dan produki buir/ ha/ahun, maka penggunaan bahan anaman klonal dapa memberikan ambahan hail yang anga ignifikan (146,66 160%). Produki pala Indoneia ahun 2000 mencapai 20 ribu on yang dihailkan dari areal ha (Direkora Jenderal Perkebunan 2000 dalam Marzuki 2007). Pada ahun yang ama, Indoneia mengekpor ekiar 8 on biji pala dan lebih dari 1 on fuli ke berbagai negara (Anonim 2001 dalam Marzuki 2007). Pada zaman VC, dalam kurun waku 5 ahun ( ), oal ekpor biji pala dan fuli dari Pulau Banda aja mencapai kg biji dan kg fuli. Semenara Sunano (1993) menyaakan bahwa dalam periode , oal volume ekpor biji pala Maluku mencapai dan fuli Tanaman pala Banda mempunyai umur produki 7 80 ahun, dengan produkivia unuk biji kg/ha/ ahun dan unuk fuli kg/ha/ahun. Bagian yang dapa dimakan mencapai 83%. Buah mengandung air 83%, proein 0,35%, minyak 11,20%, airi komponen, enyawa aromaik 16,20%, dan erpenoid 37,80% (Marzuki 2007). Kompoii buah pala erdiri aa daging buah, biji (nu), fuli (mace), minyak pala (numeg oil), lemak pala (oleorein), dan minyak airi (volaile) yang erdiri aa erpenoid dan enyawa aromaik (Gambar 1). Keerediaan Teknologi Teknologi budi daya anaman dan pacapanen pala elah banyak dihailkan Badan Libang Peranian. Dalam penyulingan minyak pala, peani maih menggunakan peralaan dan eknologi yang ederhana eperi pada pembuaan minyak kayu 94 Jurnal Libang Peranian, 27(3), 2008
3 Daging buah Biji Minyak pala Fuli (7 15%) puih aau minyak cengkih. Minyak pala dihailkan melalui proe penyulingan (diilai uap) biji pala dan fuli. Bahan baku yang diuling biaanya adalah biji aau fuli yang idak memenuhi andar ekpor (kadar air 12 15%). Peralaan unuk menyuling berupa keel (angki) kapaia 500 kg dengan ekanan uap 1 am. Penyulingan menggunakan bahan bakar kayu aau minyak anah. Waku yang diperlukan unuk eiap kali pemaakan (penyulingan) ekiar 48 jam dengan kebuuhan minyak anah 10 l/jam. Proe penyulingan minyak pala oleh peani di Maluku anga ederhana. Uap yang keluar dari angki pemaakan dialirkan melalui pipa yang melewai bak pendingin. Selanjunya cairan yang keluar, yaiu minyak yang maih bercampur dengan air, diampung kemudian dipiahkan dengan menggunakan corong pemiah. Minyak yang dihailkan berupa Lemak/menega (10 15%) Gambar 1. Kompoii buah pala (Marzuki 2007). Terpenoid (16 komponen) Myriicin Aromaik (8 komponen) Eugenol Safrole Elemiin minyak pala kaar (crude numeg oil) dengan rendemen 10%. KARAKTERISTIK MINYAK PALA DAN PEMANFAATANNYA Karakeriik Minyak Pala H Minyak pala idak berwarna ampai dengan kuning muda, berbau ajam, dan beraroma rempah. Komponen uama minyak pala adalah α-pinene, camphene, β-pinene, abinene, myrcene, α-phellandrene, α- erpinene, γ-erpine, limonene, 1,8-ceniole, linalool, erpine-4-ol, afrole, mehyl eugenol dan myriicin (Anonim 2008c). Minyak pala dengan formulai C 10 H 16 mempunyai ifa idak beracun dan idak menyebabkan iriai, eapi bila digunakan dalam konenrai inggi dapa menyebabkan pingan karena kandungan myriicin yang inggi mempunyai efek haluinai eperi narkoik. Minyak pala dari fuli memiliki kadar myriicin lebih inggi dibanding minyak pala dari biji. Bila minyak pala diproe lebih lanju akan menghailkan 84% rimyriin, uau krial beracun urunan dari afrole yang merupakan enyawa dari mehylene dioxyphenyl dengan rumu kimia C 45 H 86 6 (Erowid 2001), biaanya digunakan unuk abun, deergen, dan parfum. Produki minyak pala dunia mencapai 300 /ahun, eruama beraal dari Indoneia dan Sri Lanka dengan paar uama (75%) Amerika Serika. Minyak pala di beberapa negara Eropa beraal dari Grenada. Unuk mengukur enyawa yang ada pada minyak pala dilakukan proe frakionai dengan menggunakan kromaografi ga aau pekrofoomeri maa (Tabel 1). Di dunia erdapa dua ipe minyak pala, yaiu minyak pala Indian Timur (Ea Indian) dan minyak pala Indian Bara (We Indian). Minyak pala Indoneia ermauk minyak pala Indian Timur. Minyak pala Indian Timur memiliki bera jeni 0,885 0,915 g/ml dan laru dalam alkohol 90% (v/ v) dengan perbandingan 1 bagian minyak dan 3 bagian alkohol. Minyak pala Indian Bara mempunyai bera jeni 0,86 0,88 g/ ml dan laru dalam alkohol 90% (v/v) dengan perbandingan 1 bagian minyak dan 4 bagian alkohol (Anonim 2008b). Selain iu, minyak pala dari Indian Timur memiliki kandungan myriicin hingga 13,50%, edangkan Indian Bara konenrai myriicin di bawah 1%. Minyak pala ebaiknya diimpan dalam kondii dingin dan erlindung dari cahaya langung. Menuru Djaula Wangi Indoneia (2008), minyak pala Indoneia memiliki bera jeni (25 o C) 0,847 0,919, roai opik Tabel 1. Kompoii minyak pala (w/ w%) dari beberapa negara. Senyawa Grenada Indoneia Jamaica α-pinene 13,20 26,50 19,90 β-pinene ,80 Myrcene 3,40 3,70 4,70 α-phellandrene 0, ,60 α-erpinene 4,20 2 2,10 Limonene 4,40 3,60 4,80 P-cymene 0,80 0,60 < 0,10 Linalool 0,30 0,20 0,30 Terpine-4-ol 4, ,80 α-erpineol 0,30 0,60 0,40 Sumber: Simpon dan Jackon (2002). Jurnal Libang Peranian, 27(3),
4 +10 o C hingga +30 o C, indek refraki (25 o C) 1,472 1,495, kandungan reidu mudah menguap makimum 60 mg (2,50%), minyak mineral negaif, minyak lemak negaif, dan laru dalam eanol 90% dengan perbandingan 1:3. Minyak pala yang diperoleh dari proe hidrodiilai biji memperlihakan karakeriik warna/fiik yang normal. Kandungan minyak biji ua dengan umur panen 7 bulan berkiar 7,95 11,92%. Secara umum, raa-raa kadar minyak pala Banda ua adalah 11,69%. Biji pala muda, umur panen 3 5 bulan, mengandung minyak lebih banyak dibanding biji ua dengan umur panen lebih dari 7 bulan. Raa-raa kadar minyak pala Banda muda adalah 13,07%. Dibandingkan dengan biji pala, kadar minyak yang beraal dari fuli lebih inggi, raa-raa 21%. Minyak pala Banda memenuhi kualia ekpor berdaarkan peryaraan Sandar Naional Indoneia (SNI), eperi pada Tabel 2. Pemanfaaan Minyak Pala Pada zaman Rhumphiu (ahun 1743), pengolahan lemak biji pala dilakukan di Kepulauan Banda. Namun, kini proe erebu dilakukan di Eropa dan produknya diperdagangkan ebagai volaile oil of numeg unuk pembuaan minyak wangi, parfum, abun, bahan pengolah gula, dan makanan. Selain iu, minyak pala dapa digunakan ebagai bahan baku induri minuman, oba-obaan, dan komeik. Lemak dan minyak airi dari fuli merupakan bahan penyedap maakan (au), dan bahan pengawe makanan (jechi e al. 1998). Pemanfaaan lainnya adalah ebagai bahan campuran pada minuman ringan dan animikroba aau bioinekiida (Secchini e al. 1993). Dalam ejarah pengobaan Cina dan Indian, minyak pala digunakan unuk pengobaan aau keehaan manuia, anara lain unuk imulu iem janung, pencernaan, diare, remaik, nyeri oo, Tabel 2. Parameer Sifa fiika-kimia minyak pala Banda. Minyak pala Banda SNI Bera jeni (g/ml) 0,906 0,876 0,919 Indek bia 1,490 1,488 1,495 Puaran opik +16,30 +8 (+26) Tanda poiif (+), puaran opik ke arah kanan. Sumber: Marzuki (2007). bauk dan pernapaan, ekanan darah, aki gigi, penghilangan racun dalam hai, dan raa aki aa menruai (Erowid 2001; Anonim 2008a; 2008c). Biji pala dan minyaknya juga banyak dimanfaakan unuk bahan rempah, pewangi dupa, dan penyegar ruangan. NILAI EKNMI DAN PASAR Uaha ani pala rakya di Maluku merupakan uaha warian yang melibakan peani (Badan Pua Saiik Maluku 2004). Umumnya peani pala berumur ahun dengan pendidikan eara SLTP ke bawah. Pendapaan dari penguahaan 100 pohon pala/ha mencapai Rp dengan pengeluaran Rp /ha aau 6,12% dari pendapaan. Komponen pengeluaran melipui upah buruh Rp dan biaya lain-lain Rp Peani biaanya idak melakukan pemupukan dan pengendalian hama dan penyaki, hanya pemberihan kebun bila harga pala edang baik. Harga biji pala kering di Maluku berkiar anara Rp Rp40.000/kg, fuli kering Rp50.000/kg, dan minyak pala kaar Rp /kg. Bila diaumikan produki biji kg dan fuli 200 kg/ha/ahun, maka nilai produki biji pala dan fuli mencapai Rp50 jua. Dari produki pala kg/ha/ ahun dengan rendemen minyak 10%, akan dihailkan minyak pala 100 kg/ha/ahun dengan nilai Rp30 jua. Pada ahun 2003, Provini Maluku menghailkan on biji pala dengan jumlah yang diekpor on (Badan Pua Saiik Maluku 2006). Saa ini Indoneia memaok 76% kebuuhan pala dunia dan ianya 20% dari Grenada, dan 5% dari Sri Lanka, Trinidad dan Tobago (Mark dan Pomeroy 1995). Nilai ekpor cenderung meningka karena kenaikan harga, namun volumenya menurun. Harga pala dunia berkaian langung dengan harga pala domeik di enra-enra produki. Hal ini karena peneapan harga pala di ingka peani mengacu pada harga pala dunia. Imporir uama pala adalah Amerika Serika yang menyerap 50% volume pala dunia, diikui Inggri 10%. Volume perdagangan minyak pala relaif kecil dengan imporir uama Amerika Serika (75% dari volume perdagangan dunia) dan Jerman. Negara pengimpor biaanya meneapkan peryaraan muu yang inggi dan pengawaan yang kea elama proe produki minyak pala dan oleorein. Sandar muu yang digunakan dalam perdagangan pala dan minyak pala oleh imporir adalah IS unuk pala, BS2999/37 : 1971 unuk minyak pala Indian Timur, BS2999/ 38 : 1971 unuk minyak pala Indian Bara, dan IS unuk minyak pala dari fuli (Food Drug Adminiraion 1971). Minyak pala juga digunakan ebagai pengharum ruangan dalam benuk lilin, popouring dan aomizer. Nilai ekonomi pengharum ruangan unuk paar Amerika Serika di ahun 1994 mencapai US$500 jua (Chemical Markeing Reporer 1994). Bila diproe lebih lanju minyak pala akan menghailkan 84% rimyriin, uau aam lemak (C 14 ) yang erdiri aa aam myriic dan glierol. Trimyriin juga dapa dihailkan dari coconu oil (17,50%), palm kernel oil (14,10%), dan babau oil (19,90%), dan umumnya digunakan ebagai bahan baku abun, deergen, dan oleokimia. Harga rimyriin (kemurnian 99%) unuk pemakaian di laboraorium (reagenia) dari SIGMA, Monana Amerika Serika unuk bera 1 g adalah US$11,70; 5 g $36,65, dan 25 g $149,80 (Chemical Markeing Reporer 1994). ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN Tujuan umum pengembangan minyak pala di Maluku adalah mengopimalkan umber daya pala dan menjaga pengelolaannya ecara berkelanjuan dalam upaya membangun uaha agribini. Kebijakan pengembangan lebih diarahkan pada upaya erwujudnya agribini minyak pala (eruama pengolahan dan pemaaran), agar dapa memberikan manfaa opimal. Beberapa langkah operaional yang perlu dilakukan adalah: 1) revialiai poeni umber daya anaman yang ada (exiing), 2) membangun agribini yang erinegrai mulai dari budi daya, pengolahan hingga pemaaran dalam berbagai kala yang bernuana corporae communiy, 3) failiai berkembangnya inveai, 4) peningkaan pemanfaaan pala ebagai bahan induri, dan 5) penguaan kelembagaan lokal. Selain iu, pengembangan dimulai dari kala kecil, koperai dan kala bear dan ecara berahap dikembangkan euai perminaan paar dan keunungan uaha. Sraegi pengembangan minyak pala didaarkan pada lua areal anaman pala 96 Jurnal Libang Peranian, 27(3), 2008
5 aa ini, kebuuhan lahan unuk mendukung agribini pala, dan permaalahan yang dihadapi. Sraegi dikelompokkan dalam iga kurun waku, yaiu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sraegi jangka pendek difokukan unuk mendapakan daa dan informai daar yang muakhir mengenai agroekologi pala (ebaran lahan dan anaman), umber daya manuia (peani, kelompok ani, penyuluh, penelii, eknii, dan aparaur pemerinah lainnya yang erkai dengan pala), era arana dan praarana pendukung uaha minyak pala (uni pengolahan, uni produki, uni pemaaran, uni pemurnian). Sraegi jangka menengah lebih diarahkan unuk melakukan program aki pemberdayaan peani pala, pengelolaan anaman agar lebih produkif, peningkaan kemampuan dan keerampilan umber daya manuia yang bergerak di bidang pala, peningkaan infrarukur unuk pengelolaan anaman kala kecil ampai menengah, diverifikai produk olahan pala, dan aplikai hail-hail peneliian/ kajian enang minyak pala unuk menguji ingka efiieni dan efekivianya di ingka mayaraka. Sraegi jangka panjang diarahkan pada program pengembangan minyak pala di eiap kabupaen/koa enra produki agar ercipa agribini pala yang berkelanjuan. Selain iu juga diarahkan unuk membangun kerja ama dengan pihak erkai (pola kemiraan) dalam upaya diverifikai produk pala menjadi produk urunan yang memiliki nilai ekonomi inggi dan membuuhkan pengolahan dengan eknologi inggi. Beberapa kebijakan yang diperlukan unuk memfailiai agribini minyak pala di Maluku adalah: 1) melalui Bappeda dan Dina Peranian Kabupaen/Provini, Tanaman pala Lahan rakya Lahan khuu: Swaa Pemerinah/ Pemda Gambar 2. Arah pengembangan minyak pala di Maluku. membua perconohan uaha minyak pala pada areal peranaman pala rakya dalam kala luaan 5 10 ha era menyiapkan mein pengolahan (diilai uap) manual di enra produki pala, 2) mendaangkan inveor dengan memberikan berbagai inenif kemudahan, era failia kredi dengan bunga rendah dari Bank Pemerinah Daerah Maluku (BPDM), dan 3) membua regulai pemaaran pala dan minyak pala au pinu. Ilurai arah pengembangan minyak pala dalam berbagai kala uaha diampilkan pada Gambar 2, dan pea jalan pengembangan minyak pada Gambar 3. Pengolahan/ induri kecil minyak pala Pengolahan/ induri bear minyak pala Pengembangan produk urunan Iniui Ekplorai Ekploiai Pemaaran Pengembangan produk Pemda Pangkalan daa Inernaional Perbaikan muu (kebijakan) pala dan erifikai Domeik Pala Lahan budi daya Induri agro Diverifikai pengolahan paar Ekpor produk produk Produki Paar dan Rie dan aa niaga pengembangan produk BPTP Maluku Kajian daar Minyak airi dan perguruan Biofarmaka inggi Pangan (eknologi dan Rempah Teknologi paar) Produk urunan produki Tahun 1 Tahun 2 3 Tahun 4 Tahun 5 Gambar 3. Pea jalan pengembangan minyak pala Banda unuk ekpor. Jurnal Libang Peranian, 27(3),
6 KESIMPULAN Minyak pala Banda merupakan alah au komodia ekpor dan dapa menjadi umber pendapaan ali daerah. Lebih dari 50% produki minyak pala Indoneia beraal dari Maluku dengan nilai jual yang cukup inggi. Minyak pala dihailkan dari penyulingan biji dan fuli yang idak memenuhi andar ekpor. Pala merupakan anaman ali Maluku dan ebagai anaman warian dengan menggunakan bibi aalan dan elah banyak yang ua dan ruak. Teredianya lahan pengembangan elua ha era melimpahnya umber plama nufah era inovai eknologi pala (budi daya dan pacapanen), memungkinkan dilakukannya pengembangan pala dari hilir (inenifikai, ekenifikai, dan rehabiliai) ampai hulu (pengolahan minyak pala). Harga jual biji pala aa ini di Maluku berkiar anara Rp Rp40.000/kg, fuli Rp50.000/kg, dan minyak pala Rp / kg. Dalam upaya memberikan nilai ambah kepada peani era berdaarkan berbagai perimbangan lain eperi ingginya perminaan paar dunia, harga yang menjanjikan, dan peran Indoneia ebagai pemaok uama kebuuhan minyak pala dunia, udah epaunya minyak pala lebih diuamakan ebagai produk ekpor Maluku. Arah pengembangan minyak pala kala kecil diujukan pada peranaman pala rakya, edangkan kala bear pada perkebunan waa dan daerah, melalui raegi pengembangan jangka pendek, menengah, dan panjang. Failiai yang diperlukan dari pemerinah daerah melipui: 1) penyediaan kredi modal uaha dengan ingka bunga yang wajar dan anpa agunan, 2) pembenukan kelembagaan kelompok ani, 3) membangun iem penjualan dan pembelian au pinu yang diaur dengan perauran daerah, dan 4) memberikan kemudahan dan inenif kepada waa agar erarik dalam agribini minyak pala. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008a. Healh Benefi of Numeg il. (hp:// naural-eenial-oil/healh-benefi-ofnumeg-oil.hml). [18 Mare 2008]. Anonim. 2008b. Myriical il Alernaive Name. (hp:// adam/healh%20iluraed%20encyclopedia/ 1/ hm). [18 Mare 2008]. Anonim. 2008c. Tradiional Medicine Numeg and Numeg il. (hp:// org/ wiki/numeg oil. hm). [18 Mare 2008]. Badan Pua Saiik Maluku Profil Rumah Tangga Peranian Provini Maluku. Senu Peranian Badan Pua Saiik Maluku, Ambon. hlm Badan Pua Saiik Maluku Maluku dalam Angka. Badan Pua Saiik Maluku, Ambon. hlm Chemical Markeing Reporer Marke Analyi for Trimyin and Myriic Acid. (hp:// v4084e06.hm). [18 Mare 2008]. Djaula Wangi Indoneia Sell Numeg il. Djaula Wangi Indoneia. (hp://www. indonework-ne/djaula-wangi/598536/ numeg-oil.hm). [18 Mare 2008]. Erowid, H.T.M General Informaion Abou Numeg. Encyclopedia Brianica, Par VII Micropedia. (hp:// plan/numeg-fag.hml). [18 Mare 2008]. FDA (US Food Drug Adminiraion) Derivae of Numeg and Mace - Marke verview. (hpp:// v4084ee/v4084e0d. hm). [18 Mare 2008]. Hadad, E.A Pala. Edii Khuu Peneliian Tanaman Rempah dan ba 8(2): Hadad, E.A. dan A. Hamid Mengenal berbagai plama nufah pala di daerah Maluku Uara. Balai Peneliian Tanaman Rempah dan ba, Bogor. Mark, S. and J. Pomeroy Inernaional rade in numeg and mace: iue and opion for Indoneia. Bull. Indon. Econ. Sudie 31(3): Marzuki, I Karakeriik produki, prokima airi pala Banda. hlm Proiding Seminar Naional Akelerai Inovai Teknologi Peranian Speifik Lokai Mendukung Keahanan Pangan di Wilayah Kepulauan, kober Balai Pengkajian Teknologi Peranian Maluku, Ambon. jechi, B.., J.A. Souzey, and D.E. Akpomedaye Microbial abiliy of mango (Mangifera indica L.) juice preerved by combined applicaion of mild hea and exrac of wo ropical pice. J. Food Proecion 61(6): Pureglove, J.W., E.G. Brown, S.L. Green, and S.R.J. Robbin Spice. Longman, New York. p Simpon, G.I.C. and Y.A. Jackon Comparion of he chemical compoiion of Ea Indian, Jamaican and oher We Indian eenial oil of Myriica fragran Hou. J. Eenial il Re. 14: 6 9. (hp:/ / jm:1104/lecure/ numeg.hml). [18 Mare 2008]. Secchini, M.L., I. Sarai, and P. Giavedoni Effec of eenial oil on Aeromona hydrophyla in a culure medium and in cooked pork. J. Food Proecion 56(5): Sunano, H Budi Daya Pala Komodia Ekpor. Penerbi Kaniiu, Yogyakara. Suano, A.N. dan S. Buaman Daa dan Informai Sumberdaya Lahan unuk Mendukung Pengembangan Agribini di Wilayah Kepulauan Provini Maluku. Balai Pengkajian Teknologi Peranian Maluku, Ambon. 73 hlm. 98 Jurnal Libang Peranian, 27(3), 2008
Bab III. Menggunakan Jaringan
Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INDUSTRI GULA INDONESIA YANG KOMPETITIF PADA SITUASI PERSAINGAN YANG ADIL
PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA INDONESIA YANG KOMPETITIF PADA SITUASI PERSAINGAN YANG ADIL Wayan R. Suila 1 dan Bonar M. Sinaga 2 1 Lembaga Rie Perkebunan Indoneia, Jalan Salak No. 1A, Bogor 16151 2 Program
Lebih terperinciPOTENSI ULAT SAGU DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA. Sjahrul Bustaman
POTENSI ULAT SAGU DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA Sjahrul Buaman Balai Bear Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Peranian, Jalan Tenara Pelajar No. 10, Bogor 16114 ABSTRAK Lua areal anam agu di Indoneia mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL
PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari
Lebih terperinciULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA
Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN MELALUI KEMITRAAN USAHA. Saptana dan Ashari
PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN MELALUI KEMITRAAN USAHA Sapana dan Ahari Pua Analii Soial Ekonomi dan Kebijakan Peranian, Jalan Ahmad Yani No. 70, Bogor 16161 ABSTRAK Pembangunan (ermauk ekor peranian)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciLag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)
Lag: Waku yang diperlukan imbulnya repon ( akiba uau aki ( Conoh: Pengaruh kredi erhadap produki Suplai Uang mempengaruhi ingka inflai eelah beberapa kwaral Hubungan pengeluaran R & D dengan produkifia
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciSTRATEGI KOMUNIKASI MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN. Parlaungan Adil Rangkuti
STRATEGI KOMUNIKASI MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN Parlaungan Adil Rangkui Fakula Teknologi Peranian, Iniu Peranian Bogor, Kampu IPB Darmaga, Koak Po 220 Bogor 16002 Telp.(0251) 8621210, Fak.(0251) 8623203,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING
Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL
Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan
Lebih terperinciPENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS
Keenagalirikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Deember 2014 : 139 1 ISSN 1978-2365 PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS EVALUATION OF TOUCH
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciSISTEM USAHA TANI TERINTEGRASI TANAMAN-TERNAK SEBAGAI RESPONS PETANI TERHADAP FAKTOR RISIKO. Tjeppy D. Soedjana
SISTEM USAHA TANI TERINTEGRASI TANAMAN-TERNAK SEBAGAI RESPONS PETANI TERHADAP FAKTOR RISIKO Tjeppy D. Soedjana Pua Peneliian dan Pengembangan Peernakan, Jalan Raya Pajajaran Kav. E. 59, Bogor 16151 ABSTRAK
Lebih terperinciANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON
Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Ir.Alfian Hami, MSc.*
Lebih terperinciREPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL
Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN LANDASAN TEORI
PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM)
JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 1 ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM Yoe Rizal, IGN Sariyadi Hernanda, S.T,
Lebih terperinci15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.
NAMA : NO ABSEN : ULANGAN HARIAN KELAS VIII D SISTEM GERAK PADA TUMBUHAN DAN BENDA Rabu, 03 Sepember 2014 A. Pilihlah au jawaban yang paling epa 1. Gerak pada umbuhan yang dipengaruhi rangangan dari luar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciTransformasi Laplace Bagian 1
Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA GERAK LURUS
BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru
Lebih terperinciKONTRIBUSI ILMU TANAH DALAM MENDORONG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KACANG TANAH DI INDONESIA 1)
258 Pengembangan Inovai Peranian 2(4), 2009: 258-282 Sudaryono KONTRIBUSI ILMU TANAH DALAM MENDORONG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KACANG TANAH DI INDONESIA 1) Sudaryono Balai Peneliian Tanaman Kacang-kacangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciPENENTUAN UMUR SIMPAN PADA PRODUK PANGAN. Heny Herawati
PENENTUAN UMUR SIMPAN PADA PRODUK PANGAN Heny Herawai Balai Pengkajian Teknologi Peranian Jawa Tengah, Buki Tegalepek, Koak Po 101 Ungaran 50501 ABSTRAK Pengolahan pangan pada induri komerial anara lain
Lebih terperinciPENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION
PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciKINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. Silvia Reni Yenti,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. Silvia Reni Yeni,MSi Nip : 195924081987022001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universias Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, anggal 20 desember
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13
Lebih terperinciANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan
1 ANALISIS INSTRUMEN Pengerian inrumen dalam lingku evaluai didefiniikan ebagai erangka unuk mengukur hail belajar iwa yang mencaku hail belajar dalam ranah kogniif, afekif dan ikomoor. Benuk inrumen daa
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciGambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang
METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,
Lebih terperinciANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas
Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK SMOKE PARTICLE CONCENTRATION MEASURING USING P-TRAK
PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK erna Alber Suoh 1), Maria D. Bobano 1) 1) Juruan Fiika, FMIPA, Unra, Manado e-mail: vernauoh@yahoo.co.id; bennylumi@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, berempa di Laboraorium Perikanan Program Sudi Budidaya Perairan Fakulas Peranian Universias Lampung.
Lebih terperinciSISTEM PENGKONVERSI DAYA MAKSIMAL MODUL SURYA MELALUI DETEKSI TEGANGAN. Leonardus Heru Pratomo Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranana
E KAJAN MAH, lume 15, Nmr 1, Januari 2013 EM PENGKONE DAYA MAKMA MODU UYA MEAU DEEK EGANGAN enardu Heru Pram eknik Elekr Univeria Kalik egijapranana ABAK Krii energi yang diebabkan keerbaaan eredianya
Lebih terperinciPerancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu
erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN BESARAN UPAH DAN INSENTIF UNTUK OPERATOR BERDASARKAN WAKTU DAN BIAYA BELAJAR OPERATOR BARU
PNGMBANGAN MODL PNNTUAN BSARAN UPAH DAN INSNTIF UNTUK OPRATOR BRDASARKAN WAKTU DAN BIAYA BLAJAR OPRATOR BARU Yemizari Muchiar 1), Dei Mufi 2) Fakua Teknoogi Induri, Juruan Teknik Induri Univeria Bung Haa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2009 di Laboraorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakulur, Deparemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB.
Lebih terperinciModel Rangkaian Elektrik
Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI
BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa merupakan perusahaan indusri yang didirikan pada anggal 3 Desember 98, yang berempa di Jalan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI
ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciMatriks Transformasi
Marik Tranformai A Marik Tranformai dan Koordina Homogen Kombinai benuk perkalian dan ranlai unuk ranformai geomeri 2D ke dalam uau marik dilakukan dengan mengubah marik 2 2 menjadi marik 3 3 Unuk iu maka
Lebih terperinciDESAIN KONSEPTUAL PENGGUNAAN HYPERLINK SEBAGAI ALAT BANTU TEMU KEMBALI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN
DESAIN KONSEPTUAL PENGGUNAAN HYPERLINK SEBAGAI ALAT BANTU TEMU KEMBALI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN Irma Elvina 1), Kudang Boro Seminar 2), dan Firman Ardianyah 3) 1) Perpuakaan Perguruan Tinggi Iniu Peranian
Lebih terperinciINFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT
INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT Dian Firdaus dan Saefudin Balai Pengkajian Teknologi Peranian Jawa Bara, Jalan Kayuambon No. 80, Lembang 40391 ABSTRAK Program Rinisan dan Akselerasi Pemasyarakaan
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan
.. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciKLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)
KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinci