SISTEM USAHA TANI TERINTEGRASI TANAMAN-TERNAK SEBAGAI RESPONS PETANI TERHADAP FAKTOR RISIKO. Tjeppy D. Soedjana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM USAHA TANI TERINTEGRASI TANAMAN-TERNAK SEBAGAI RESPONS PETANI TERHADAP FAKTOR RISIKO. Tjeppy D. Soedjana"

Transkripsi

1 SISTEM USAHA TANI TERINTEGRASI TANAMAN-TERNAK SEBAGAI RESPONS PETANI TERHADAP FAKTOR RISIKO Tjeppy D. Soedjana Pua Peneliian dan Pengembangan Peernakan, Jalan Raya Pajajaran Kav. E. 59, Bogor ABSTRAK Siem uaha ani erinegrai anara anaman dan ernak elah lama dilakukan oleh rumah angga peani di Indoneia, eruama di pedeaan. Umumnya rumah angga peani menggunakan perediaan makanannya unuk mencukupi konumi endiri dan elebihnya dijual. Karakeriik yang dijumpai pada peani erebu adalah melakukan uaha ani campuran dalam upaya mendapakan keunungan yang makimal dan meminimalkan riiko. Ada empa model penerapan iem uaha ani campuran, yaiu: 1) iem yang diprakekkan ecara alami dan urun-emurun oleh peani eempa, 2) iem uaha ani anpa melibakan ernak, 3) iem uaha ani ernak, dan 4) iem uaha yang berbai pada umber daya lahan, enaga kerja, dan modal. Maing-maing iem uaha ani erebu memiliki riiko dan keidakpaian uaha di maa yang akan daang. Beberapa riiko mendaar pada iem uaha ani adalah riiko produki, riiko uaha dan finanial, era riiko keruakan. Dari riiko mendaar erebu, dengan menggunakan perhiungan iem fungional, uaha ani erinegrai anaman-ernak mempunyai peluang riiko yang minimal. Kaa kunci: Uaha ani erinegrai, iem uaha, analii riiko ABSTRACT Inegraed farming yem beween crop and animal a a repone for rik facor Inegraed farming yem beween crop and animal ha been praciced for along ime by he farmer in Indoneia, epecially in he village. Mo of he farmer ue heir crop producion only for elf-ufficiency in heir daily living, bu if he produc are over i will be old. Mo of farming yem i mix farming, which i conduced o obain maximum benefi. The applicaion of inegraed farming yem wa repored in four model, uch a: 1) he yem which i naurally originaed from farmer' heriage in he local area, 2) he yem which i only crop wihou animal involved, 3) mix-farming yem beween crop and animal, and 4) he yem which i baically from naural reource, man power, and fund. Thee four farming yem have rik for lo of benefi and uncerainy of income. Some principal rik in hee farming yem include producion rik, buine and financial rik, and derucion rik. From hee principal rik, by uing funcional benefi, calculaion inegraed farming yem beween crop and animal ha a minimum rik. Keyword: Inegraed farming yem, farming yem, rik analyi Tujuan uau uaha ani yang dilakanakan oleh rumah angga peani mempunyai pengaruh yang anga bear erhadap pengambilan kepuuan dan indakan yang akan diambil, maupun erhadap pandangan rumah angga akan keberlangungan dan kemampuannya dalam menerima berbagai pembaharuan, ermauk eknologi peranian. Uaha ani yang dilakukan oleh rumah angga peani umumnya mempunyai dua ujuan, yaiu mendapakan keunungan yang makimal aau unuk ekurii (keamanan) dengan cara meminimalkan riiko, ermauk keinginan unuk memiliki perediaan pangan yang cukup unuk konumi rumah angga dan elebihnya unuk dijual. Kenyaaan di lapang menunjukkan, umumnya peani menanam dan menguahakan berbagai jeni anaman, ernak, dan uaha lainnya dalam uau keauan uaha rumah angga unuk mengurangi riiko erangan penyaki era kegagalan panen. Sebagian bear lahan yang dikuaai dimanfaakan unuk anaman pangan dalam upaya memenuhi kebuuhan keluarga. Jeni uaha yang erpening aau uama dan bernilai inggi biaanya diuahakan aau dianam di deka empa inggal, edangkan yang kurang pening aau nilainya rendah diuahakan pada lahan yang jauh dari rumah. Dengan demikian, karakeriik yang umum dijumpai adalah eiap peani elalu melakukan uaha ani campuran, erlepa dari lua pemilikan lahan, lokai, aau kepadaan penduduk. Hal ini menunjukkan konieni dari kedua ujuan beruaha ani, yaiu memakimalkan keunungan aau meminimalkan riiko. Alaan lain peani melakukan uaha ani campuran adalah karena kebiaaan (radii), unuk memakimalkan penerimaan dari umber daya yang erbaa, dan meningkakan manfaa keerkaian anar- 82 Jurnal Libang Peranian, 26(2), 2007

2 cabang uaha, eperi anaman dan ernak (umber pakan), ernak dan anah (keuburan), era anaman dan anaman (umpang ari). Alaan radiional erebu ebenarnya elah ercakup dalam keinginan unuk memakimalkan penerimaan dan meminimalkan riiko, era keinginan mengambil manfaa dari adanya uaha ani campuran erebu, elain memiliki daar raional yang jela. Tulian ini menyajikan cara ederhana dalam pengambilan kepuuan dengan didaarkan pada beberapa fakor, eperi umber daya yang eredia dan ingka penerimaan finanial dari maing-maing umber daya erebu, ehingga diperoleh olui opimal yang akan memberikan keunungan makimal aau biaya minimal. SISTEM USAHA TANI TERINTEGRASI Gambaran keerkaian anara anaman dan ernak dalam kerangka uaha ani radiional adalah pemanfaaan umber daya lahan, enaga kerja, dan modal ecara opimal unuk menghailkan produk eperi hijauan pakan ernak, enaga ernak, dan padang penggembalaan, era produk akhir eperi anaman era, anaman pangan, dan daging. Namun demikian, vegeai ebagai umber hijauan, menuru Gining (1991), anga berflukuai baik produki maupun kompoiinya. Hal ini merupakan riiko dari uaha ernak dalam uau iem anaman-ernak, ehingga diperlukan inkroniai aau inergime anara pola pemeliharaan ernak dan dinamika vegeai agar dicapai aaran yang opimal. Pada iem eperi ini, anaman menghailkan hijauan pakan ernak unuk menghidupi ernak yang akan menghailkan enaga unuk pengolahan lahan (membajak), pupuk, dan daging. Hal erupa, menuru De Boer dan Welch (1977), juga banyak dijumpai di negaranegara berkembang dengan pola dan ujuan yang ama, yaiu meningkakan keejaheraan keluarga peani melalui penyebaran riiko uaha dengan menganekaragamkan komponen uaha ani. Berdaarkan pengalaman empiri dan aplikai model yang berlandakan eori opimai, inegrai ernak dalam uaha ani anaman pangan, elain elah dilakanakan dan dibukikan keandalannya, memiliki beberapa prayara yang haru dipenuhi, anara lain: 1) kondii dan keerediaan lahan, 2) jeni komodia, 3) enaga kerja, 4) kebuuhan konumi keluarga, 5) jeni dan jumlah ernak, 6) paura dan hijauan pakan ernak, 7) peluang ranaki komodia, era 8) ake kepada umber pendanaan (modal). Kallen (2005) menyaakan, prakek ekploiai dengan inpu yang beraal dari luar dan berifa idak berkelanjuan maih akan berlangung hingga 50 ahun ke depan. Uaha ani erinegrai anaman-ernak dapa merupakan olui dari keerganungan pada inpu dari luar karena ifanya yang aling mengii. Karena uaha ani anaman-ernak juga merupakan bagian dari pembangunan maka pemanfaaan umber daya alam, ermauk dalam mengurangi riiko uaha, juga haru memiliki aza keberlanjuan. Penerapan model inegrai anaman ernak pada uau kawaan yang memiliki poeni pengembangan uaha ani campuran haru memperimbangkan paling ediki empa kenario, yaiu: 1) kenario alami yang dilakukan aau diprakekkan oleh peani eempa, 2) kenario iem uaha ani anpa ernak, 3) kenario iem uaha ani dengan ernak, dan 4) kenario yang berbai umber daya (lahan, enaga kerja, modal) dan peluang pengembangan kegiaan produkif, eperi anaman, ernak, jaa buruh, ranaki nilai ambah anarkomodia, dan umber-umber pendapaan lainnya (Levine dan Soedjana 1990). RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN Maalah riiko dan keidakpaian di bidang peranian bukan merupakan hal baru, karena pada kenyaaannya peani elah banyak mengambil kepuuan yang berkaian dengan riiko dan keidakpaian. Yang dimakud pengambilan kepuuan dengan melibakan fakor riiko aau keidakpaian adalah bahwa peani idak mengeahui apa yang akan erjadi pada maa yang akan daang. Dalam pengambilan uau kepuuan erdapa banyak kemungkinan kejadian, berganung pada fakor-fakor lain di luar kemampuan peani unuk mengonrolnya. Unuk mengeahui apa yang akan erjadi, biaanya digunakan berbagai informai enang beberapa hal yang mungkin erjadi. Tingka pengeahuan akan informai ini anga bervariai, mulai dari anga idak pai ampai yang dapa diduga. Hal pening yang perlu diperhaikan dalam pengambilan kepuuan yang berkaian dengan riiko dan keidakpaian adalah uau kepuuan yang baik belum menjamin kenyaaan yang baik, karena kepuuan yang baik pada daarnya hanya merupakan euau yang konien dengan informai yang diperoleh era konien dengan ujuannya. Dengan demikian, kepuuan yang baik merupakan pilihan yang elah diperimbangkan dengan baik yang didaarkan pada informai yang eredia. Keidakpaian diarikan ebagai uau iuai pada uau keadaan aau kejadian di maa mendaang yang idak dapa diduga ecara pai. Para pengambil kepuuan dapa aja memiliki pengeahuan aau ingka kepercayaan enang kemungkinan-kemungkinan yang akan erjadi, ehingga bila berbagai kemungkinan yang akan erjadi iu diberikan peluang yang ama, maka kia udah menyaakan keidakpaian iu. Iilah riiko lebih banyak digunakan dalam konek pengambilan kepuuan, karena riiko diarikan ebagai peluang akan erjadinya uau kejadian buruk akiba uau indakan. Makin inggi ingka keidakpaian uau kejadian, makin inggi pula riiko yang diebabkan oleh pengambilan kepuuan iu. Dengan demikian, idenifikai umber riiko anga pening dalam proe pengambilan kepuuan. Nelon e al. (1978) menyaakan, fakor riiko di bidang peranian beraal dari produki, harga dan paar, uaha dan finanial, eknologi, keruakan, oial dan hukum, era manuia. Riiko produki erjadi karena variai hail akiba berbagai fakor yang uli diduga, eperi cuaca, penyaki, hama, variai geneik, dan waku pelakanaan kegiaan. Beberapa conoh adalah variai hail anaman pangan, bobo apih ernak, kualia hail, perumbuhan ernak, daya ampung padang penggembalaan, ingka kemaian, dan kebuuhan enaga kerja. Riiko harga dan paar biaanya dikaikan dengan keragaman dan keidakenuan harga yang dierima peani dan yang haru dibayarkan unuk inpu produki. Jeni keragaman harga yang dapa diduga anara lain adalah rend harga, iklu harga, dan variai harga berdaarkan muim. Tingka harga dapa berpengaruh pada harapan pedagang, pekulai, program pemerinah, dan perminaan konumen. Jurnal Libang Peranian, 26(2),

3 PASAR Pupuk, oba-obaan, enaga TANAMAN Padi, jagung, ubi kayu, kacangkacangan, dll. Bahan bakar Manajemen, enaga, keuburan Mula Pangan RUMAH TANGGA Pakan jerami Kooran, enaga, ranpor Bahan bakar, ranpor, daging, uu Kompo Tenaga kerja Manajemen, enaga, pakan Pakan, uplemen, oba-obaan, ernak, enaga TERNAK Kambing, domba, api, kerbau, ayam, dll Cuaca, iklim Hara anah Lahan koong Pakan Huan Gambar 1. Keerganungan komponen uaha dalam uau iem uaha ani (McDowell dan Hildebrand 1980; Amir dan Knipcheer 1989). Riiko uaha dan finanial berkaian dengan pembiayaan dari uaha yang dijalankan, modal yang dipengaruhinya era kewajiban kredi. Riiko uaha menjadi makin inggi bila modal inveai aau pinjaman modal uaha menjadi lebih banyak. Pengeluaran unuk biaya unai yang makin inggi akan meningkakan riiko idak eredianya uang unai unuk membayar huang dan kewajiban finanial lainnya. Adopi cara baru, yang dikaikan dengan riiko eknologi, berkaian dengan perubahan yang ejadi eelah pengambilan kepuuan dan akiba cepanya kemajuan eknologi. Adopi eknologi baru yang erlalu cepa aau erlalu lamba merupakan riiko yang haru dihadapi. Pembelian uau ala baru, mialnya, haru memperhiungkan kemajuan eknologi yang akan mempengaruhi ingka efiieninya dalam waku yang ingka. Riiko keruakan merupakan umber riiko radiional, mialnya kehilangan hara karena kebakaran, angin, banjir aau pencurian. Kehilangan yang diebabkan oleh ingginya inflai diraakan makin meningka. Riiko oial dan hukum berkaian dengan perauran pemerinah dan kepuuan lainnya, eperi perauran baru mengenai penggunaan inpu produki, pembaaan ubidi, dan perencanaan lokai baru unuk daerah peranian. Riiko fakor manuia berkaian dengan perilaku, keehaan, dan ifa-ifa eeorang yang idak erduga ehingga dapa mengakibakan riiko dalam uaha ani. Kehilangan pekerja uama pada aa keahliannya diperlukan dapa mempengaruhi ingka produki yang akan dicapai. Keidakjujuran dan idak dapa dipercayanya eeorang dapa pula mengakibakan pelakanaan uaha ani menjadi kurang efiien yang akhirnya menurunkan produki. Riiko dan keidakpaian menjadi maalah karena dapa menyebabkan iem ekonomi menjadi kurang efiien. Sebagai conoh, karena meningkanya keidakpaian, peani idak memberikan pupuk pada akaran yang dianjurkan, ehingga hail yang dicapai rendah. Karena keidakpaian, peani idak mau meningkakan kala uahanya unuk efiieni enaga kerja dan peralaan. Keidakpaian juga berimplikai pada aa lakana bagi peani. Oleh karena iu diperlukan beberapa pendekaan dalam pengambilan kepuuan yang melibakan riiko, yaiu: 1) melakukan analii erhadap kepuuan yang akan diambil dari berbagai pilihan yang eredia, kemungkinan kejadiannya, era manfaanya bila kepuuan iu haru dienukan, 2) memperkirakan peluang yang akan erjadi dengan ingka manfaa yang akan diperoleh, dan 3) memperimbangkan perilaku, kemampuan, dan ujuan pengambil kepuuan berkaian dengan ingka riiko yang haru dihadapi karena kepuuan yang elah diambil. SKALA USAHA TANI Skala uaha dalam uau iem uaha ani dapa diukur dengan berbagai cara, anara lain dari inveai, biaya eap, biaya variabel, oal nilai penjualan, lua areal anam, dan jumlah auan ernak. Perhiungan biaya eiap luaan areal anam aau auan ernak dapa dilakukan unuk meliha perbedaan efiieni di anara peani yang menguahakan komodia erupa. 84 Jurnal Libang Peranian, 26(2), 2007

4 Biaya inveai adalah biaya yang diperlukan peani pada aa memulai uahanya dan yang akan dikeluarkan kembali pada aa aau uia ekonomi inveai erebu elah habi. Termauk dalam biaya inveai adalah anah, bangunan, mein, bibi ernak, dan peralaan idak habi pakai. Biaya eap adalah biaya produki yang dikeluarkan oleh peani aau peernak dan idak dipengaruhi oleh bear kecilnya produki dalam uau iklu produki, mialnya biaya kandang, peralaan, perbaikan, depreiai, dan upah manajer. Biaya operaional aau biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah euai dengan perubahan produki, eperi biaya pakan konenra, hijauan, mineral, oba-obaan, era enaga pemelihara aau buruh. Toal nilai penjualan biaanya dihiung eiap ahun dan unuk menenukan bearnya pajak yang haru dibayar. Cara eperi ini dilakukan di negara yang udah maju dan digunakan juga unuk mengelompokkan kala uaha kecil, menengah, dan bear. Skala uaha juga dapa diukur dengan meliha lua areal yang diuahakan oleh peani aau auan ernak yang dimiliki peernak. Dalam iem uaha yang erinegrai, kombinai komponen uaha ani erebu menenukan bearnya uaha. Pendekaan iik impa dapa digunakan unuk menenukan kala uaha. Secara umum, karena adanya repon peani erhadap ingka riiko uaha yang dihadapi, maka kala uaha dapa diliha dari keunungan yang diperoleh dengan cara menjabarkan berbagai prayara ekni maupun ekonomi yang memberikan konribui erhadap keunungan erebu. Unuk iu, kala uaha dapa diliha dari pendekaan iik impa. Fungi keunungan (TT) dapa memperlihakan hubungan erebu dan maing-maing variabelnya dapa dijabarkan lebih jauh unuk meliha prayara ekni maupun ekonomi ebagai beriku: TT = TR TC = TR (VC + F) = Py.Y Px.X F Py = harga produk yang diproduki Y = fungi produki, f(y) Px = harga maing-maing inpu (Xi) X = inpu yang digunakan F = biaya eap Py.Y = oal penerimaan (TR) Px.X + F = oal biaya (TC) Dengan menggunakan pendekaan fungi keunungan, kala uaha dapa diliha dengan cara menenukan iik impa produki maupun harga. Tiik impa dienukan pada kondii di mana TT = 0, aau pada aa TR = TC. Variai perubahan harga inpu maupun harga produk akan menunjukkan berapa bear produki haru dilakukan unuk mencapai keunungan. Analii ini dapa dilakukan dengan menggunakan grafik maupun perhiungan langung dengan formula, melalui penenuan jumlah uni yang diproduki (Y), harga jual per uni (Py), era biaya eap (F) dan biaya idak eap (VC). Tiik impa dapa juga dihiung dengan menggunakan: 1) formula pendapaan, TI = F / (VC/P), dan 2) formula langung, TI = F / (P VC). Mialnya, uau uaha ani memerlukan biaya eap unuk memproduki uau komodia ebear Rp500 dan eiap uni produk memerlukan biaya variabel Rp1, era harga jual produk erebu di paaran Rp2/ uni. Tiik impa akan diperoleh pada kondii TR = TC, yaiu Py.Y = Px.X + F, ehingga 2 Y = 1 Y aau Y = 500 uni. Dengan menggunakan formula pendapaan, yaiu TI = F / (VC/P), di mana TI = 500 / (1/2) = 1.000, iik impa diperoleh pada ingka pendapaan Rp1.000 aau pada aa produki (Y) mencapai 1.000/2 = 500 uni. Jika menggunakan formula langung, TI = F/(P VC) diperoleh ingka produki (Y) ebear 500/(2 1) = 500 uni. Variai ingka keunungan, volume produki, dan perenae perubahannya dapa dilakukan melalui analii kepekaan (eniiviy analye) pada berbagai ingka yang dikehendaki, ehingga dapa dikeahui kala produki yang dikehendaki era berbagai konekueninya. Uaha ani erpadu anaman dan ernak akan berhail bila memperimbangkan apek keberlanjuan, ramah lingkungan, era ecara oial dan polii dapa dierima mayaraka. Oleh karena iu, penerapan iem ini akan bervariai pada eiap wilayah, berganung pada kondii geografi, ekologi, dan oial ekonomi mayaraka eempa dalam hal jeni ernak, iem budi daya, perkandangan, maupun komponen eknologi lainnya (Diwyano e al. 2002). Diribui Peluang Peluang adalah uau angka yang menunjukkan kemungkinan aau peluang bahwa uau kejadian akan erjadi. Suau kejadian merupakan periiwa yang dapa erjadi di maa mendaang di luar pengeahuan kia. Angka yang menunjukkan peluang bervariai dari 0 ampai 1. Angka 0 berari idak ada peluang ama ekali uau kejadian akan erjadi, edangkan angka 1 berari anga mungkin unuk erjadi. Selain iu, penjumlahan dari angka-angka peluang erebu menunjukkan uau iuai dan berjumlah 1. Ada iga jeni peluang berdaarkan cara pengukurannya aau cara menurunkannya, yaiu ecara empiri, dedukif, dan ubjekif. Peluang yang diperoleh ecara empiri didaarkan pada frekueni obervai empiri. Pengelompokan obervai dapa dilakukan melalui pembenukan inerval unuk digunakan dalam pendugaan peluang aau frekueni dari beberapa kejadian. Peluang yang diperoleh ecara empiri dari daa hiori anga berguna dalam manajemen, eapi kurang berguna unuk hal lain. Peluang yang diperoleh ecara dedukif dilakukan dengan cara deduki dengan mengaumikan peluang kejadian adalah acak. Namun demikian, umumnya fenomena yang diperimbangkan idak elalu mengikui aau mengacu kepada deduki logi. Peluang yang diperoleh ecara ubjekif mengukur keyakinan eorang pengambil kepuuan enang kemungkinan erjadinya uau kejadian di maa mendaang. Dalam pengukuran peluang eperi ini, diaumikan bahwa pengambil kepuuan menguji pengalamannya endiri melalui daa yang eredia unuk merangkum eluruh kejadian. Peluang yang diperoleh ecara ubjekif dapa dilakukan melalui iga cara yaiu: 1) menggunakan pendekaan diribui kumulaif, 2) menggunakan convicion weigh aau pendugaan erimbang, dan 3) eimai ecara langung. Keiga cara erebu haru dihiung dari diribui peluang yang ama. Cara lain unuk mengeimai diribui peluang ubjekif adalah melalui diribui rianguler, yang memiliki keleluaaan dalam benuk diribui. Meode Simplex Pendekaan implex juga dapa digunakan unuk menenukan kala uaha uau iem uaha yang erdiri aa beberapa komponen, eperi uaha ani campuran. Unuk menerapkan pendekaan fungi keunungan dalam uau iem uaha ani Jurnal Libang Peranian, 26(2),

5 ernak yang erinegrai aau uaha ani campuran, meode implex aau meode linear programming dapa digunakan unuk meliha berbagai pilihan yang akan menghailkan kala uaha erenu (opimum oluion) ebagai repon erhadap keerediaan umber daya, harga inpu, dan gro-margin dari maingmaing komponen uaha. Algo-rime eperi yang digunakan pada meode ini juga digunakan dalam proe kalkulai pada meode linear programming yang menggunakan koefiien ekni yang jauh lebih bear dan komplek. Namun, unuk pengenalan meode opimiai yang ederhana, meode implex dapa diperimbangkan (Lipchuz 1966). Conoh unuk pendekaan implex adalah eorang peani yang menguahakan anaman pangan ambil memelihara ernak. Kedua jeni uaha ini maingmaing menggunakan lahan (L), enaga kerja (K), dan modal (M). Peani erebu mempunyai 16 ha lahan, 11 HOK enaga kerja keluarga, dan Rp modal kerja. Unuk au uni uaha anaman pangan diperlukan 2 ha lahan, 1 HOK enaga kerja, dan Rp1.000 modal kerja, edangkan unuk pemeliharaan ernak diperlukan 1 ha lahan unuk hijauan pakan, 2 HOK enaga kerja unuk pemeliharaan ernak, dan Rp3.000 modal kerja. Apabila keunungan eiap uni uaha anaman ebear Rp dan unuk eiap uni uaha ernak Rp50.000, maka berapa uni uaha ani anaman pangan dan berapa uni uaha ernak haru dijalankan unuk memperoleh keunungan yang makimal? Narai enang iem uaha ani campuran erebu dapa dijabarkan ke dalam Marik 1 5. Meode implex dimulai dengan memilih pivo enry dengan cara: 1) memilih alah au kolom yang memiliki indikaor aau anda negaif erbear ebagai pivoal column, 2) membagi eiap enry poiif pada kolom ini kepada enry yang bereuaian pada kolom erakhir, dan 3) memilih angka hail pembagian yang erkecil ebagai pivo. Selanjunya marik awal (Marik 1) diubah ke dalam forma implex yang mempunyai benuk ebagai beriku: A I b -c 0 0 di mana A adalah marik koefiien ekni, I adalah marik idenia (0 1), b adalah vekor keerediaan umber daya, dan c adalah vekor keunungan. Marik 1 Sumber daya Uaha ani Uaha ernak Keerediaan pangan umber daya Lahan Tenaga kerja Modal Keunungan Marik Marik 3 5/ /3 11 1/ /3 1 1/ /3 5-40/ /3 250 Marik Marik /3-5/ /3-1/ /3 2/ /3 70/ Pada Marik 5 diunjukkan bahwa keunungan makimal peani dari iem uaha ani dapa mencapai Rp dengan cara melakukan uaha ani anaman pangan elua 10/3 aau 3,30 uni uaha dan 70/3 aau 23,30 uni uaha ernak. Nilai akhir dari proe implex ini dimulai dari 0, 250, 290 dan akhirnya 310, eperi yang erliha pada Marik 2 5. Keeluruhan proe dimulai dari 1) pembenukan abel awal, 2) menenukan pivo enry yang diandai oleh ceak ebal pada eiap abel, 3) menghiung nilai-nilai baru pada abel aau marik berikunya berdaarkan pivo enry, dan 4) mengulangi eluruh proe (ahap 2 dan 3) ampai diemukan abel akhir. Conoh analii pendekaan implex dengan melibakan jumlah kegiaan yang lebih banyak dalam au uaha ani campuran diunjukkan oleh Young dan Rickard (1978). Solui opimal dari pendekaan ini elah memberikan kompoii uaha ani yang opimal dalam upaya memberikan keunungan yang makimal kepada peani. KESIMPULAN Tujuan uau rumah angga peani dalam menjalankan uaha ani adalah unuk memakimalkan keunungan aau unuk keamanan dengan cara meminimalkan riiko, ermauk keinginan unuk memiliki perediaan pangan yang cukup unuk konumi rumah angga dan elebihnya unuk dijual. Apabila pilihan erakhir ini dijumpai pada rumah angga peani, maka karakeriik yang umum dijumpai adalah eiap peani elalu melakukan uaha ani campuran, erlepa dari lua pemilikan lahan, lokai, aau kepadaan penduduk. Hal ini menunjukkan konieni dari kedua ujuan beruaha ani, yaiu memakimalkan keunungan aau meminimalkan riiko. Alaan erebu ebenarnya elah ercakup dalam keinginan unuk memakimalkan penerimaan dan meminimalkan riiko, era keinginan mengambil manfaa dari uaha ani campuran yang memiliki daar raional yang jela. Iilah riiko lebih banyak digunakan dalam konek pengambilan kepuuan, karena riiko diarikan ebagai peluang akan erjadinya uau kejadian buruk yang diebabkan oleh uau indakan. Makin inggi ingka keidakpaian uau kejadian, makin inggi riiko akiba pengambilan kepuuan erebu. Dengan demikian, idenifikai umber riiko anga pening dalam proe pengambilan kepuuan. 86 Jurnal Libang Peranian, 26(2), 2007

6 DAFTAR PUSTAKA Amir, P. and H.C. Knipcheer Conducing on farm animal reearch: Procedure and economic analyi. Winrock Inernaional, Morrilon, Arkana. De Boer, A.J. and D.E. Welch Conrain on cale and buffalo producion in a Norhern Thai Village. In R.D. Seven (Ed). Tradiion and Dynamic in Small-Farm Agriculure, Economic Sudie in Aia, Africa and Lain America. The Iowa Sae Univeriy Pre, Ame. Diwyano, K., B.R. Prawiradipura, dan D. Lubi Inegrai anaman-ernak dalam pengembangan agribini yang berdaya aing, berkelanjuan dan berkerakyaan. Warazoa, Bulein Ilmu Peernakan Indoneia 12(1): 1 8. Gining, S.P Keerpaduan ernak ruminania dengan perkebunan: 2. Pola pemeliharaan dan produki ernak. Jurnal Peneliian dan Pengembangan Peranian X(1): Kallen, C Wha i uainable agriculure and how we do i? Beer Crop 89(1): Levine, J.M. and T.D. Soedjana Mehodology for eablihing elecion crieria, markeing, and producion apec for heep and goa in Indoneia and he ASEAN region. In L.C. Iniguez and M.D. Sanchez (Ed). Inegraed Tree Cropping and Small Ruminan Producion Syem. Proceeding of a Workhop on Reearch Mehodologie, Medan, 9 14 Sepember Lipchuz, S Finie Mahemaic: Logic, e heory, vecor and marice, probabiliy and Markov chain, linear programming and game heory. Schaum Ouline Serie, McGraw-Hill Book Company, New York. McDowell, R.E. and P.E. Hildebrand Inegraed Crop and Animal Producion: Making he mo of reource available o mall farmer in developing counrie. Rockefeller Foundaion, New York. p. 21 Nelon A.G., G.L. Caler, and O.L. Walker Making Farm Deciion in a Riky World: A guide book. Souh Eaern Agriculural Exenion, USDA, Oregon Sae-Cornell- Oklahoma Sae Univeriie. Young, D.F. and P.A. Rickard AGRIPLAN: A uer manual for mall farm analyi. Agriculural Buine Reearch Iniue, Univeriy of New England, Auralia. Jurnal Libang Peranian, 26(2),

Bab III. Menggunakan Jaringan

Bab III. Menggunakan Jaringan Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Bagian 1

Transformasi Laplace Bagian 1 Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X) Lag: Waku yang diperlukan imbulnya repon ( akiba uau aki ( Conoh: Pengaruh kredi erhadap produki Suplai Uang mempengaruhi ingka inflai eelah beberapa kwaral Hubungan pengeluaran R & D dengan produkifia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan 1 ANALISIS INSTRUMEN Pengerian inrumen dalam lingku evaluai didefiniikan ebagai erangka unuk mengukur hail belajar iwa yang mencaku hail belajar dalam ranah kogniif, afekif dan ikomoor. Benuk inrumen daa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN MELALUI KEMITRAAN USAHA. Saptana dan Ashari

PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN MELALUI KEMITRAAN USAHA. Saptana dan Ashari PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN MELALUI KEMITRAAN USAHA Sapana dan Ahari Pua Analii Soial Ekonomi dan Kebijakan Peranian, Jalan Ahmad Yani No. 70, Bogor 16161 ABSTRAK Pembangunan (ermauk ekor peranian)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

daerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b

daerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b AAI4 Tipe Soal A Pembenukan Tabel Moralia. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. / didalam daerah domain, enukan nilai 64. a.. b..5 c..4 d.. > b..5. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. 5 / didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS)

KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS) KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS) K. Rihendra Dane Juruan Pendidikan Teknik Mein, Fakula Teknik

Lebih terperinci

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut.

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut. Tujuan Pembelajaran Saa kueleaikan bab ini, kuingin dapa melakukan hal-hal beriku. Menyeleaikan model dinamik linear orde au dan dua ecara analii Menyaakan model dinamik kedalam fungi alih ranfer funcion

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Holt-Winter Exponential Smoothing. Minggu 5-6

Holt-Winter Exponential Smoothing. Minggu 5-6 Hol-Winer Exponenial Smoohing Minggu 5-6 Hol Exponenial moohing Meode Hol wo parameer exponenial moohing adalah pengembangan dari exponenial moohing ederhana. Menambahkan fakor perumbuhan (fakor ren) pada

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN. Parlaungan Adil Rangkuti

STRATEGI KOMUNIKASI MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN. Parlaungan Adil Rangkuti STRATEGI KOMUNIKASI MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN Parlaungan Adil Rangkui Fakula Teknologi Peranian, Iniu Peranian Bogor, Kampu IPB Darmaga, Koak Po 220 Bogor 16002 Telp.(0251) 8621210, Fak.(0251) 8623203,

Lebih terperinci

Bab 9 Transformasi Laplace

Bab 9 Transformasi Laplace Meode Maemaika Aronomi- Bab 9 Tranformai aplace 9-. Definii Tranformai aplace Mialkan f() uau fungi real dengan variable dan >. Tranformai aplace didefiniikan ebagai: T f ( ) F( ) lim f ( ) e d f ( ) e

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2009 di Laboraorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakulur, Deparemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB.

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS

PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS Keenagalirikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Deember 2014 : 139 1 ISSN 1978-2365 PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS EVALUATION OF TOUCH

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini. NAMA : NO ABSEN : ULANGAN HARIAN KELAS VIII D SISTEM GERAK PADA TUMBUHAN DAN BENDA Rabu, 03 Sepember 2014 A. Pilihlah au jawaban yang paling epa 1. Gerak pada umbuhan yang dipengaruhi rangangan dari luar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci