BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF
|
|
- Iwan Sanjaya
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi oleh komponen-komponen internal dari penguat, melainkan hanya dari komponen-komponen umpan baliknya. 2. hambatan dalam output dan input tidak lagi bergantung pada parameter-parameter internal tranitor, mialnya h ie dan h oe. Namun bergantung pada komponen luarnya aja. 3. tanggapan rekeni menjadi lebih lebar baik pada LF maupun pada HF. 4. pada kondii tertentu nonlinearita (ditori harmonik) dan raio S/N dari penguat dapat diperbaiki. Diamping keuntungan-keuntungan tentunya ada yang haru dikorbankan, yaitu: 1. penguatan inyal menjadi lebih kecil. Kekurangan ini tidak begitu berarti karena dengan menggunakan op-amp penguatan 10 4 udah demikian murahnya. 2. jika menggunakan banyak bearan umpan balik akan cenderung tidak tabil yaitu kecenderungan beroilai dan menghailkan inyal tegangan output yang tidak diinginkan. Sehingga perancangan NFB perlu kehati-hatian. Pengaruh Umpan Negati Balik pada Penguatan Blok umum dari umpan balik negati digambarkan bb:
2 Bab E, Umpan Balik Negati Hal M - i - oi β o β Gambar 1, Umpan Balik Secara Umum Bearan merupakan tegangan inyal umber dapat berupa tegangan maupun aru, o adalah tegangan output ebagian diumpan balikan dengan menggunakan rangkaian β dengan output dari rangkaian β ebear β o. Sinyal tb digabung dengan inyal umber dengan rangkaian M, ehingga output yang keluar dari rangkaian M adalah i -. Jika adalah penguatan tanpa umpan balik yaitu o / i, maka penguatan dengan umpan balik negati adalah b o i i i + + β + β i i o i i atau b 1 + β Terlihat bahwa penguatan karena umpan balik maih dipengaruhi oleh (yaitu pengutan dari penguat), agar penguatan tidak bergantung pada parameter penguat, maka gunakan β >> 1, ehingga: b 1 β β Terlihat bahwa penguatan hanya bergantung pada aktor umpan baliknya aja (β).
3 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 219 Contoh: Jika penguat dirancang dengan β 0,1 dengan penguat yang dipakai adalah v 1000, maka aktor penguatan β 100, maka b 1000/101 ~ 10. Sedangkan jika penguat tb berubah penguatannya menjadi v 500, maka penguatan karena umpan balik menjadi b 500/501 ~ 10. Terlihat diini bahwa walaupun penguat tadi berubah penguatannya (karena aktor ekternal eperti uhu), namun penguatan karena umpan balik prakti tidak berubah, yaitu ~ 10. Stabilita Penguatan Dari penguatan karena umpan balik tabilita penguatan yaitu : d b d 1 (1 + β ) db 1 d 1 + β b 2 b dapat dicari 1 + β artinya perubahan penguatan d berkurang ebear 1/(1+β) bila menggunakan umpan balik negati. Contoh: Jika 1000 ± 200 yaitu kealahan penguatan tb 20%, dengan menggunakan umpan balik negati β 0,01 maka kealahnnya menjadi 2%, dengan b 100 ± 2. Pengaruh Umpan Balik Negati pada Lebar Frekueni Karakteritik tanggapan rekueni dikembangkan untuk 1. tanggapan rekueni rendah, penguatan berkurang dengan o berkurangnya rekueni, euai dengan L, dengan 1 1 j1
4 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 220 adalah rekueni cut-o (3 db) untuk tanggapan rekueni rendah. 2. tanggapan rekunei medium, penguatan prakti tetap untuk daerah ini, yaitu vo. 3. tanggapan rekueni tinggi, penguatan berkurang dengan o bertambahnya rekueni, euai dengan H 1 j, dengan adalah rekueni cut-o (3 db) untuk tanggapan rekueni tinggi. Secara umum dengan pemberian umpan balik negati penguatannya akan berkurang, euai dengan b demikian 1 + β juga penguatan untuk etiap tanggapan rekueni. Pada kau HF akibat umpan balik negati adalah : o (1 + j ) 1 + j H 2 2 o Hb. 1+ β H 1 + β (1 ) 1 j (1 ) o + j + + β 2 2 o j 2 Penguatan pada HF akibat umpan balik akan berkurang 3 db komponen real dan komponen imajiner pada peramaan tb ama bear, ehingga : 2 1+ β o. Berarti 2b (1 + β vo ) 2. Dengan cara ama untuk LF diperoleh 1b 1 /(1 + β vo ). Tanggapan rekueni akibat umpan balik dapat dilihat pada berikut. o lebar rekueni tanpa NFB ob lebar rekueni akibat NFB 1 (1+β ) (1+β ) Gambar 2, Pengaruh umpan balik negati pada taggapan rekueni
5 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 221 Pengaruh Umpan Balik Negati pada Noie Noie akibat umpan balik dapat dinyatakan ebagai : N - β N, dengan N dan N maing-maing adalah level noie tanpa umpan balik dan dengan umpan balik. Sehingga diperoleh : N N. 1 + β Dari hail terihat bahwa raio S/N tidak ada perbaikan, untuk itu perlu menggunakan komponen dengan raio S/N yang tinggi eperti FET, kabel iolai, maupun menggunakan umber daya beba-noie, dll. Tipe-tipe umpan balik negati da 4 tipe umpan balik negati, yaitu Umpan balik tegangan eri, aru eri, tegangan hunt, aru hunt. Penjelaan dari tipe-tipe tb diberikan berikut ini. Umpan balik tegangan eri v i i v i L o β o β Gambar 3, Blok diagram Umpan Balik tegangan eri. Blok diagram umpan balik tegangan eri diberikan pada Gambar 3 dan contoh rangkaian untuk penguat emiter berama diberikan pada Gambar 4.
6 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 222 CC 5 k C I i 47 k 1 o i 3 k 2 Gambar 4, Umpan balik tegangan eri pada CE Perhatikan Gambar 3, dapat dihitung: Penguatan input o ; β v i o i vb o vb v 1+ β v Jika tidak ada umpan balik maka hambatan dalam input adalah i i /I i, edangkan jika ada umpan balik negati maka hambatan dalam input menjadi : output i + β o i + β v i ib i (1 + β v ) I I I i i i Dari Gambar 3 penguatan v adalah penguatan tegangan pada aat hambatan beban L (dalam keadaan terbuka) berarti rangkaian umpan balik eolah tak berhubungan, hal ini berarti o adalah hambatan dalam output tanpa umpan balik. Dengan adanya umpan balik maka berlaku:
7 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 223 v 1+β v o 1+β v L o Dari ii output: v i o + I o o, edangkan dari ii input o + Ioo i + β o + β o. v tau o v Ioo 1+ β 1+ β v v, ehingga diperoleh ob o 1 + β. v Dari rangkaian CE eperti ditunjukkan pada Gambar 4 jika menggunakan tranitor dengan parameter h ie 2 kω, h e 80, h re 0 h oe 0 S. Diperoleh ebelumnya bahwa penguatan untuk konigurai hec 80 5 kω emiter berama v 200, elanjutnya aktor hie 2 kω 2 3 umpan balik β 0, Hambatan dalam input i h ie 2 kω dan hambatan dalam input akibat umpan balik ib h i1 (1+β v ) 26 kω. Hambatan dalam output dengan mengabaikan h oe maka o C // ( ) 4,5 kω ehingga hambatan dalam output karena umpan balik ob 321 Ω. Umpan balik aru eri Seuai dengan namanya tegangan diumpan balik ecara eri ke tegangan input yang akan diperoleh aru output. Blok diagram umpan balik aru eri ditunjukkan pada Gambar 6 dan contoh rangkaian diberikan pada Gambar 5. Dari Gambar 5 tegangan umpan balik diumpan ecara opoii terhadap ehingga be -, dengan menggunakan rangkaian ekivalen eperti pada
8 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 224 CC C be o E Gambar 5, Contoh rangkaian NFB aru eri pada CE I o i o β Gambar 6, Blok diagram umpan balik aru eri h e h ie C (1+h e ) C o e Gambar 7, angkaian ekivalen CE. Dari rangkaian tb (Gambar 7) dapat dihitung : h ie b + (1 +h e ) e, ehingga ib / h ie + (1 + h e ) e. Selanjutnya jika c ~ h ie maka ib ~ h e e.
9 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 225 Pengatan aru karena umpan balik ib I c / h e, edangkan I c c heib c c penguatan tegangan vb ib atau I b ib ib ( hie he e ) Ib c dengan pendekatan ib e Perhitungan hambatan dalam output dilakukan dengan menghubung-ingkatkan inyal input dan melepa inyal output ehingga rangkaiannya eperti dtunjukkan pada Gambar 8a. Perhatikan bahwa konduktani output h oe tidak diabaikan. Dari gambar tb dibuat rangkaian ekivalennya eperti ditunjukkan pada Gambar 8b. h e I h ie C h oe C h e h oe h oe I+ e h ie e (a) (b) Gambar 8, (a) angkaian ekivalen untuk menghitung ob dan (b) rangkain ekivalennya Dari Gambar 8b, maka hambatan dalam output adalah ob Perhatikan h ie dan e dalam hubungan paralel, maka:. I dan tegangan output adalah: I e Ih b ie ( I+ Ib) e Ib h + ie e
10 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 226 heib I I he + hieib Ib( hie + ) h h h h oe oe oe oe dengan menggunakan hail ebelumnya maka I I h e e + hie +. hoe hie + e hoe Sehingga hambatan dalam output ob /I diperoleh ebear: 1 h e e 1 h e e ob + hie + + hoe hie + e hoe hoe hie + e hoe Umpan balik tegangan hunt Seuai dengan namanya aru diumpan balik ecara paralel ke tegangan input yang akan diperoleh tegangan output. Blok diagram umpan balik aru eri ditunjukkan pada Gambar 9 dan contoh rangkaian diberikan pada Gambar 10. I I i I o i o I βi o β Gambar 9, Blok diagram NFB tipe tegangan hunt CC C I I o Gambar 10, Contoh NFB tegangan hunt pada CE
11 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 227 Dari Gambar 10 aru yang mauk ke terminal bai adalah I -I dan ada umpan balik tegangan hunt. Pada hambatan akan terjadi eek Miller (yaitu eolah-olah nilai hambatan menjadi lebih kecil) eperti ditunjukkan pada Gambar 11. CC C o 1- v Gambar 11, angkaian CE etelah diganti dengan hambatan Miller Dari Gambar 11 diperoleh /h ie dan dengan menggunakan hec pendekatan vb v maka vb, ehingga aru umpan balik hie v (1 v) didapat I, dengan v negati. Jika input diberi inyal tak ideal berarti ada hambatan umber ebear, namun penguatan tegangan prakti tidak berubah yaitu v o / be. Contoh rangkaian dengan hambatan umber diberikan pada Gambar 12. CC 50 k C 5 k 2,5 k o Gambar 12, Contoh dengan hambatan umber.
12 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 228 Dengan menyadari bahwa v >> 1, maka berarti juga I > dengan demikian I / yaitu dengan mengabaikan be. Selanjutnya tegangan output o - I - /. Dengan demikian o diperoleh :. Hail ini menunjukkan bahwa ada vb pembalikan aa, dan dipergunakan ebagai prinip dari penguat inverting. Hambatan dalam output Untuk menghitung hambatan dalam output rangkaian ekivalen tb dibah menjadi rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 13 yaitu dengan meng-hubung-ingkatkan inyal umber dan membuka output. I - h e h e I I - (1 - h e ) h ie C Gambar 13, angkaian ekivalen untuk mencari hambatan dalam output Dari gambar tb maka (I - h e ) + h ie. Terlihat juga bahwa antara h ie dan pada Gambar 13. Terhubung ecara paralel, maka tegangan pada ama dengan tegangan pada h ie atau h ie [I - (1 - h e ) ], karena aru yang mengalir di adalah I r I -(1 - h e ) eperti yang ditunjukkan pada Gambar 13. Sehingga aru yang I mengalir ke kaki bai adalah Ib. Hambatan dalam hie + (1 + he) output dihitung dari ob /I ehingga : ob I ( I heib) + hie hie+ (1 + he ). I I
13 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 229 ob Dengan menggunakan hail di ata maka h he ie + ( ) dan dengan pendekatan h + (1 + h ) h + (1 + h ) ie e ie e h e > 1 diperoleh : ob h ( + ) ie h + h ie e Perhatikan bahwa untuk menghitung hambatan output o ob // c, yaitu eolah menghubungkan c dengan ground. Dari Gambar 12 jika menggunakan tranitor dengan h e 80 dan h ie 1,5 kω, maka didapat: h I o e c b v be hie I b o vb -20 ib ob // hie 165 Ω 1 v hie( + ) 391 Ω h + h ie e Hambatan output c // ob 362 Ω Umpan balik aru hunt Tegangan diumpan balik ecara paralel ke tegangan input beraal aru eri yang diperoleh dari aru output. Blok diagram umpan balik aru eri ditunjukkan pada Gambar 14 dan contoh rangkaian diberikan pada Gambar 15.
14 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 230 I I i I o i o I βi o Io β I o Gambar 14, Blok diagram NFB aru hunt CC C1 C2 I 1 I e2 Gambar 15, Contoh rangkaian NFB aru hunt Penguatan aru i I o /I i, karena ada umpan balik negati I i I - I dengan I β I o. Contoh dari rangkaian NFB tipe aru hunt ditunjukkan pada Gambar 15. Perhatikan pada Gambar 15 komponen bia tidak ditunjukkan hal ini makudnya untuk mempermudah. Parameter tranitor tb adalah : h e 80, h ie 2 kω. Sedangkan hambatan, c1, c2, dan c1 maing-maing adalah 1 kω, 10 kω, 470 Ω dan 100 Ω. Sedangkan 1,5 kω. Dengan menggunakan pendekatan e2 >>, maka aktor umpan balik β dilakukan dengan cara : (perhatikan Gambar 16).
15 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 231 I 1 h e1 1 2 h e2 2 h ie2 C h ie1 C C1 C2 o S E2 I o I 1/16 Gambar 16, angkaian ekivalen dari rangkaian pada Gambar 15. I Io I 1/ e2 I e 2, elanjutnya β I I 1/ I + e2 o e2 c 1 dan I h I h h I + o e b2 e e b1 c1 i dengan 2 h + (1 + h )( // ) ~ 9,6 kω, i ie e e dan I β ( 1+ β) , dengan demikian ib I Io I I + I o b1 ~ 16 be 1 Sedangkan hambatan dalam input ib I o Ioc2 Penguatan tegangan vb I 775 be1 i
16 Bab E, Umpan Balik Negati Hal 232 edangkan be` + i 104 o Dengan demikian didapat penguatan tegangan 775/104 7,5
BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF
Bab E, Umpan Balk Negat Hal 217 BB 5E UMPN BK NEGTF Dengan pemberan umpan balk negat kualta penguat akan lebh bak hal n dtunjukkan dar : 1. pengutannya lebh tabl, karena tdak lag dpengaruh leh kmpnen-kmpnen
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB II Dioda dan Rangkaian Dioda
BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.
Lebih terperinciBAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh
Lebih terperinciPEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari
PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta
Lebih terperinciMODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN
MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Jilid 2
Sudaryatno Sudirham nalii angkaian itrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalii angkaian itrik nalii angkaian Menggunakan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini kita akan memahami konep impedani di kawaan.
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga
Lebih terperinciSISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)
SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA
BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI
BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari
Lebih terperinciPENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA
BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah
Lebih terperinci1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?
. uara guntur terdengar ekon etelah kilat terlihat. Jika jarak aal kilat dari engamat adalah 3960 m, beraakah ceat rambat bunyi? 3960 330m/ t 3. eorang iwa X berdiri diantara dua dinding dan Q eerti ditunjukan
Lebih terperinciLaporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem
Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA
Lebih terperinciPOTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan
POTNSOMT Metode poteniometer adalah uatu metode yang membandingkan dalam keadaan etimbang dari uatu rangkaian jembatan Pengukuran tahanan S t t G angkah kerja :. Atur heotat ehingga aru tetap, ehingga
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)
ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN
Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB
Lebih terperinciTransformasi Laplace dalam Mekatronika
Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya
Lebih terperinciSISTEM-SISTEM PENGUAT OPERASIONAL
ELEKTONIKA ANALOG Pertemuan 3 SISTEM-SISTEM PENGUAT OPEASIONAL Penggunaan Penguat Operainal Daar Pengubah tanda atau pembalik Penguat p-amp utk rangkaian inverting daar yg menggambarkan umpan-balik tegangan
Lebih terperinciANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER
ISSN 4-349 Volume 3, Januari 202 ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Puat Teknologi Akelerator dan Proe Bahan-BATAN, Yogyakarta
Lebih terperinciPengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai
engautan Konvenional Motor nduki Tiga Faa Rotor Sangkar Tupai Yunan Badruzzaman Juruan Teknik Elektro, oliteknik Negeri Semarang E-mail : yunan.badruzzaman@gmail.com Abtrak enggunaan motor induki tiga
Lebih terperinciROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:
Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik
Lebih terperinciSIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB
36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada
Lebih terperinciCatatan Tambahan: Analisis Penguat CE, CB, dan CC dengan resistansi Internal transistor yang tidak bisa diabaikan (nilai r o finite)
Catatan Tambahan: Analisis Penguat CE, CB, dan CC dengan resistansi Internal transistor yang tidak bisa diabaikan (nilai r o finite) 1. Penguat CE (Common Emitter) dengan Resistansi Emitter RE. Analisis
Lebih terperinciPerancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI
FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi
Lebih terperinciBAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan
BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,
Lebih terperinciMotor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham
Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor
Lebih terperinciMODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)
MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai
Lebih terperinciPerancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542
Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA
BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga
Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni
Lebih terperinciTransformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS
Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian
Lebih terperinciLentur Pada Balok Persegi
Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok
Lebih terperinciBAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua
Lebih terperinciYusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,
Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN
BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI
26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan
Lebih terperinciPenentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa
Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER
PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,
Lebih terperinciBANK SOAL DASAR OTOMATISASI
BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)
STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,
Lebih terperinciBab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan
Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan
Lebih terperinciPENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR
Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN
Lebih terperinciSTEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD
STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com
Lebih terperinciNina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian
Lebih terperinciBAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK
BAB 6 DISAIN LUP TUNGGAL KONTROL BERUMPAN-BALIK 6. KESTABILAN LUP KONTROL 6.. Peramaan Karakteritik R( G c ( G v ( G ( C( H( Gambar 6. Lup kontrol berumpan-balik Peramaan fungi alihnya: C( R( Gc ( Gv (
Lebih terperinciFIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang
Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.
Lebih terperinciX. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.
X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan
Lebih terperinciPENGUAT FREKUENSI RENDAH
EEKTONK NOG Pertemuan 3 PENGUT FEKUENS ENDH Titik Kerja Tranitor Huungan ipolar (TH) Gamar erikut menunjukkan rangkaian emiter-umum. angkaian catu tetap atu kolektor Kapaitor pem-lok 1 : memeri aru ai
Lebih terperinciTRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1
TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan
Lebih terperinciMODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2
l t3 tel t3 tel LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Statu Revii : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Deember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM
Lebih terperinciPenguat Operasional OP-AMP ASRI-FILE
Penguat Operasional OPAMP Penguat Operasional atau disingkat Opamp adalah merupakan suatu penguat differensial berperolehan sangat tinggi yang terkopel DC langsung, yang dilengkapi dengan umpan balik untuk
Lebih terperinciLINGKARAN PENGUATAN KONSTAN
LINGKARAN PENGUATAN KONTAN Kau Uniatera ( 0 Penuatan makimum dieroeh ada kondii : untuk dan maka enuatan G dan G 0. Untuk embaran niai G dan G yan berada diantara no dan niai makimumnya, G -max dan G -max,
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN
BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang
Lebih terperinciBAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA
227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana
Lebih terperinciAnalisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus
ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein
Lebih terperinciBAB XV PEMBIASAN CAHAYA
243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s
Sudaryatno Sudirham nalii angaian itri Di Kawaan - Sudaryatno Sudirham, nalii angaian itri 3 nalii angaian Menggunaan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini ita aan memahami onep impedani di awaan.
Lebih terperinciAnalisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa
ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: 597-796 Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma
Lebih terperinciNama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :
SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan
Lebih terperinciBAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR
ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan
Lebih terperinciAplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa
Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
Lebih terperinciKorelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus
eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Tuga Akhir BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada proe perhitungan dibutuhkan data-data yang beraal dari data operai. Hal ini dilakukan karena data operai merupakan data performance harian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang
Lebih terperinciSISTEM KENDALI OTOMATIS Fungsi Alih dan Diagram Blok
SISTEM KENDALI OTOMATIS Fungi Alih dan Diagram Blok Model Matemati Sitem Peramaan matemati yang menunjukkan hubungan antara input dan output item. Dengan mengetahui model matematinya, maka tingkah laku
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung
Lebih terperinciBAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT
BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan
Lebih terperinciSISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam
SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).
Lebih terperinciPengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbasis ATmega328
Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Pengendapan Tahu Menggunakan Kontroler PID Berbai ATmega38 Dyah Ayu Anggreini T, Retnowati, Rahmadwati. Abtrak Pengendalian kadar keaaman pada pengendapan tahu angat
Lebih terperinciEvaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan
Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciSolusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014
Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika Sabtu, 15 Maret 2014 1. Pendahuluan: Model Penguat (nilai 15) Rangkaian penguat pada Gambar di bawah ini memiliki tegangan output v o sebesar 100 mv pada saat saklar dihubungkan.
Lebih terperinciBola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi
Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciDAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH
Konfereni Naional Teknik Sipil Univerita Tarumanagara, 26-27 Oktober 207 DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH I Wayan Redana, I Nengah Simpen 2, dan Kadek Suardika 3 Program Studi
Lebih terperinci( s p 1 )( s p 2 )... s p n ( )
Respons Frekuensi Analisis Domain Frekuensi Bentuk fungsi transfer: polinomial bentuk sum/jumlah Kuliah 5 T( s) = a m s m a m s m... a 0 s n b n s n... b 0 Bentuk fungsi transfer: polinomial product/perkalian
Lebih terperinciTransistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor
- 3 Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor Missa Lamsani Hal 1 SAP bentuk fisik transistor NPN dan PNP injeksi mayoritas dari emiter, lebar daerah base, rekomendasi hole-elektron, efisiensi
Lebih terperinciGambar 1. Skematis Absorber Bertalam-jamak dengan Sistem Aliran Gas dan Cairannya
Daar Teori Perhitungan Jumlah THP: BSORBER BERTLM -JMK G BEROPERSI SECR Counter-Current Counter-current Multi-tage borption (Tray aborber) Di dalam Menara brober Bertalam (tray aborber), berlangung operai
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS
DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai
Lebih terperinciTransistor Dwi Kutub. Laila Katriani. laila_katriani@uny.ac.id
Transistor Dwi Kutub Laila Katriani laila_katriani@uny.ac.id Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar).
Lebih terperinciBAB IX. FET (Transistor Efek Medan) dan UJT (Uni Junction Transistor)
Bab IX, FET dan UJT Hal 180 BAB IX FET (Transistor Efek Medan) dan UJT (Uni Junction Transistor) Pada FET hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan, dikelompokkan sebagai devais unipolar. ibandingkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII
III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar
Lebih terperinciBAB III PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN
BAB III PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN 3.1 PRINSIP PERENCANAAN Pada daarna didalam perencanaan komponen truktur ang dieani lentur, akial atau kominai ean lentur dan akial haru dipenuhi ketentuan ang tertera
Lebih terperinciGambar 2.1. simbol op amp
BAB II. PENGUAT OP AMP II.1. Pengenalan Op Amp Penguat Op Amp (Operating Amplifier) adalah chip IC yang digunakan sebagai penguat sinyal yang nilai penguatannya dapat dikontrol melalui penggunaan resistor
Lebih terperinciPENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT
JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito
KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian
Lebih terperinci