Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa"

Transkripsi

1 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: Analii Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induki 3 Faa Bambang Prio Hartono dan Eko Nurcahyo Program Teknik Litrik Diploma Tiga, Intitut Teknologi Naional Malang bambang_prio@fti.itn.ac.id Abtrak Salah atu penunjang dalam kehidupan manuia modern adalah litrik, dimana litrik udah menjadi kebutuhan primer untuk berkatifita dan berproe produki. Karena kebutuhan litrik yang emakin meningkat dan umber daya litrik kurang memadai, maka dibutuhkan cara untuk menghemat energi, menganalia aving energi pengendalian putaran motor induki 3 faa menggunakan inverter kontrol tegangan dan frekueni yang kemudian dibandingkan dengan pengendalian menggunakan autotrafo, Hailnya menunjukkan bahwa pada pengendalian kecepatan motor induki pengerak mein extruder menggunakan inverter energi yang dibutuhkan lebih kecil, aving energinya 65,61 kwh dalam pengoperaian 6jam/hari karena kebutuhan kecepatanya hanya rpm. Kata kunci Motor Induki, Inverter kontrol tegangan dan frekueni, pengendalian kecepatan, putaran rendah. I. PENDAHULUAN Saat tegangan kecil pengendalian menggunakan inverter motor maih bia berputar dan pengendalian menggunakan autotrafo motor tidak bia berputar aat berbeban. Dalam perkembangan teknologi yang emakin peat haru didukung dengan keterediaan energi yang cukup. Diii lain keterediaan energi yang ada emakin menipi. Salah atunya adalah energi litrik. Penghematan energi adalah alah atu untuk mengatai maalah terebut. Motor litrik memegang peranan yang angat penting baik dalam bidang indutri maupun dalam kehidupan ehari-hari. Penggunaan motor litrik dalam indutri pada umumnya untuk menyediakan kerja mekanik, edangkan dalam kehidupan ehari-hari motor litrik digunakan ebagai bagian dari peralatan rumah tangga mialnya pompa air, mein cuci, lemari e dan ebagainya. Karena motor AC memiliki keunggulan dalam hal keederhanaan dan murahnya biaya perawatan ehingga jeni motor ini banyak dipakai dilingkungan indutri maupun rumah tangga. Pengendalian kecepatan putaran motor AC dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan kendali tegangan dan frekueni. Inverter adalah konverter DC ke AC dengan tegangan dan frekueni keluaran dapat diatur ehingga motor AC dapat dikendalikan dengan flekibel. Saat ini inverter mulai ering di gunakan ebagai pengendalian kecepatan dan tarting motor induki. Di PT.Suprama Sidoarjo ada beberapa inveter yang di gunakan untuk mengendalikan kecepatan motor yang berfungi ebagai penggerak mein Extruder. Karena kelebihan inverter yang dapat mengatur kecepatan motor euai dengan kebutuhan beban. Dengan perubahan tegangan dan frekueni pada keluaran inverter apakah berpengaruh pada inputan inverter yang bia menghemat daya yang digunakan (aving enegy). Dengan bantuan oftware MATLAB kita bia menganalia aving energy dari inverter dengan cara membuat blok imulai dan mengatur kecepatan motor dengan merubah frekueninya dan tegangannya. Permaalahan yang timbul adalah yang pertama bagaimana cara untuk mengetahui aving energy pada aat pengaturan kecepatan motor induki tiga faa menggunakan inverter, kedua bagaimana mengetahui tegangan mauk, aru dan co φ pada aat tanpa inverter, ketiga bagaimana mengetahui tegangan mauk, aru dan co φ dan mengatur kecepatan putaran motor tiga faa pada aat menggunakan inverter, keempat bagaimana mengetahui tegangan keluaran dari inverter. Tujuan penelitian untuk menganalia aving energy pada inverter ebagai pengatur kecepatan motor induki tiga faa, ruang lingkup kajian analii hanya dilakukan pada motor tiga faa rotor angkar, BRANCO KW, 380/660 ( /Y) Volt, 50 Hz, coφ 0,86, 1470 rpm, autotrafo hanya ebagai pembanding aja, menunjukkan hail imulai yaitu: bentuk gelombang tegangan, aru, tori, kecepatan, pada pengendalian tegangan dan frekueni. II. DASAR TEORI Motor aru bolak-balik (Motor AC ) adalah uatu mein yang berfungi untuk mengubah tenaga litrik menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak, dimana tenaga gerak ini berupa perputaran pada poro motor. Salah atu jeni motor AC ini adalah motor induki atau motor tak erempak. Dinamakan motor tak erempak (aynchrone) karena putaran poro motor tidak ama dengan putaran medan fluk magnet tator. Dengan kata lain, bahwa antara putaran rotor dan putaran fluk magnet terdapat eliih putaran yang diebut lip. Motor induki polyphae banyak dipakai dikalangan indutri. Ini berkaitan dengan beberapa keuntungannya, yaitu: 1. Sangat ederhana dan daya tahan kuat (kontruki hampir tak pernah mengalami keruakan, khuunya tipe rotor angkar bajing).. Harga relatif murah dan perawatan mudah. 3. Efiieni tinggi. Pada kondii berputar normal, tidak dibutuhkan ikat dan karenanya rugi daya yang 8

2 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: ditimbulkan dapat dikurangi (khuunya motor induki rotor belitan). A. Prinip Kerja Motor Induki [1] Berputarnya rotor pada motor induki ditimbulkan oleh adanya medan putar yang dihailkan dalam kumparan tatornya. Medan putar ini akan terjadi apabila kumparan tator dihubungkan dengan uatu umber tegangan tiga faa. Prinip kerjanya diuraikan ebagai berikut: 1) Apabila umber tegangan 3 faa dipaang pada kumparan tator akan timbul medan putar dengan kecepatan: 10 f n rpm (1) p ) Medan putar tator terebut akan memotong batang konduktor pada rotor ehingga pada kumparan rotor timbul tegangan induki (GGL Induki). 3) Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka akan mengalir aru (I). Kawat penghantar (kumparan rotor) yang dialiri aru yang berada dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. 4) Bila kopel mula yang dihailkan oleh gaya (F) pada rotor cukup bear untuk memikul kopel beban, maka rotor akan berputar earah dengan medan putar tator. 5) Seperti halnya telah dijelakan bahwa tegangan induki akan timbul karena adanya terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar tator. Artinya agar tegangan terinduki diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar tator (n ) dan kecepatan medan putar rotor (n r). 6) Perbedaan kecepatan antara n r dan n diebut lip (S) dinyatakan dengan: n nr S x100% () n 7) Bila n r = n tegangan tidak akan terinduki dan aru tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihailkan kopel. Kopel motor ditimbulkan apabila n r lebih kecil dari n. 8) Dilihat dari cara kerjanya motor induki diebut juga motor tak erempak atau ainkron. B. Rangkaian Ekivalen Motor Induki[1] Kerja motor induki eperti juga kerja pada tranformator adalah berdaarkan prinip induki elektromagnetik. Oleh karena itu motor induki dipandang ebagai tranformator yang mempunyai ciri-ciri khuu, yaitu: 1) Stator ebagai ii primer. ) Rotor ebagai ii ekunder yang penghantarpenghantarnya dihubung-ingkat dan berputar. 3) Kopling antara ii primer dan ii ekunder dipiahkan oleh celah udara (air gap). Rangkaian ekivalen memperlihatkan bahwa daya keeluruhan yang dialihkan pada celah udara dari tator (maukan daya ke rotor) adalah: r P 3I r Rr Dan rugi tembaga rotor, r Pr 3I Rr (4) Maka daya mekani yang dibangkitkan oleh motor induki, Rr (1 ) Pm Pr Pcu 3I r 3I r Rr 3I r Rr (5) P T T ( 1 ) (6) m r dimana: T = Tori Motor dalam N-m r = Kecepatan Rotor dalam rad/detik = Kecepatan Stator dalam rad/detik Sehingga diperoleh, 3 Rr T Ir (7) V Ir (8) Rr ( R ) ( X X r ) Dalam analia rangkaian ekivalen ering diederhanakan dengan menghilangkan reitani (R c ) (3) 3 V R I r (9) R ( R ) ( X X r ) P V I co (10) in 3 L L C. Pengaturan Putaran[3] Motor induki pada umumnya berputar dengan kecepatan kontan, mendekati putaran inkronya. Mekipun demikian pada penggunaan tertentu di kehendaki juga adanya pengaturan putaran. Pengaturan motor induki memerlukan biaya yang agak tinggi. Biaanya pengaturan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan mengubah jumlah kutub motor, mengubah frekueni jalajala, mengatur tegangan jala-jala, dan mengatur tahanan luar. D. Mengubah Jumlah Kutub Motor Karena n = 10f / p, maka perubahan kutub (p) atau frekueni (f) akan mempengaruhi putaran. Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan tator edemikian rupa ehingga dapat menerima tegangan mauk pada poii kumparan yang berbeda-beda. Biaanya diperoleh dua perubahan kecepatan inkron dengan mengubah jumlah kutub dari menjadi 4, eperti terlihat pada Gambar. Gambar 1. Rangkaian Ekivalen Motor Induki[1]. Gambar. Perubahan Kutub[3]. 9

3 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: E. Mengubah Frekueni Jala-Jala Pengaturan putaran motor induki dapat dilakukan dengan mengubah-ubah harga frekueni jala. Pengendalian model ini biaanya di barengi dengan pengaturan tegangan mauk yang ebanding dengan frekueni terebut, karena untuk mendapatkan fluk yang kontan, dimana: T I V f (11) (1) Berdaarkan rumu-rumu diata, dapat dikatakan untuk menjaga agar fluki motor tetap kontan dapat dilakukan dengan menjaga agar perbandingan V/f kontan, perbandinagnya terlihat pada Gambar 3. Dan dengan didapat Ǿ yang kontan, maka jela torque ekarang hanya merupakan fungi dari aru rotor aja (I ). Gambar 3. Perbandingan Frekueni dan Tegangan[10]. F. Mengatur Tegangan Jala-jala R 3 Sa T ( v1 ) (13) ( a R ) S ( a X ) Dari per. (13) kopel motor induki diata diketahui bahwa kopel ebanding dengan pangkat dua tegangan yang diberikan. Untuk karakteritik beban eperti terlihat pada Gambar 4, kecepatan motor akan berubah dari n 1 ke n untuk tegangan mauk etengah tegangan emula. Cara ini hanya menghailkan pengaturan putaran yang terbata (daerah pengaturan empit). Putaran akan berubah dari n 1 ke n dan n ke n 3 dengan bertambahnya tahanan luar yang dihubungkan ke rotor. H. Inverter[3] Yang dimakud dengan inverter diini adalah uatu rangkaian yang mampu mengubah tegangan dc menjadi ac. Ada dua jeni inverter yang umum digunakan pada item tenaga litrik yaitu: 1) Inverter dengan frekueni dan tegangan keluaran yang kontan (Contant Voltage Contant Frequency) ) Inverter dengan frekueni dantegangan keluaran yang berubah-ubah. Secara umum inverter dibagi menjadi dua bagian yaitu: inverter atu faa dan inverter tiga faa. Peralatan elektronika daya yang dipakai untuk inverter, antara lain: bipolar junction tranitor (BJT ), metal oxide emiconductor field-effect tranitor (MOSFET), inulatedgate bipolar tranitor (IGBT), metal oxide emiconductorcontrolled thyritor (MCT ), tatic induction tranitor (SIT ), gate-turn-off thyritor (GTO ). Pemakaian peralatan terebut dipilih didaarkan pada jeni penerapannya. Inverter biaanya memakai inyal kontrol PWM untuk menghailkan tegangan output ac. Inverter dikatakan umber tegangan (Voltage fed Inverter) jika tegangan inputnya dibuat kontan.dan dikatakan umber aru (Current Fed Inverter) jika aru inputnya dijaga kontan. Jika tegangan inputnya merupakan tegangan terkendali atau tegangan inputnya merupakan tegangan yang bia diatur, maka inverter ini bia diebut variable dc linked inverter. I. Single Phae Full Bridge Inverter Single Phae full Bridge Inverter ditunjukkan pada Gambar 6a. Inverter ini terdiri ata empat chopper. Ketika tranitor Q 1 dan Q dihidupkan ecara berama, tegangan output V melalui beban. Jika tranitor Q dan Q 3 dihidupkan ecara beramaan, maka tegangan beban menjadi -V. Bentuk tegangan output ditunjukan dalam Gambar 6b. Gambar 4. Grafik Karateritik Perubahan Kecepatan[3]. G. Pengaturan Tahanan Luar Tahanan luar motor induki rotor belitan dapat diatur, dengan demikian dihailkan karakteritik kopel kecepatan yang berbeda-beda eperti pada Gambar 5. Gambar 6. Single Faa Full Bridge Inverter [6]. Gambar 5. Grafik Karakteritik Kopel Kecepatan[3]. J. Three Phae Inverter Inverter umber tegangan 3 faa adalah peralatan elektronik yang berfungi untuk mengubah tegangan earah(dc) menjadi tegangan bolak-balik (AC) 3 faa. Pada umumnya inverter 3 faa bekerja dengan prinip witched mode yang rangkaian daarnya eperti terlihat pada Gambar 10

4 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: Saklar-aklar pada gambar terebut bekerja edemikian rupa, ehingga bentuk tegangan keluaran (A, B, &C) membentuk tegangan 3 fae. udut α. Bearnya udut ulut akan mempengaruhi bearnya aru yang mengalir dari anoda ke katoda DC A B C 4 6 Gambar 11. Pengaruh Penyalaan Pada SCR[3]. Gambar 7. Rangkaian inverter tiga faa dengan IGBT[6]. Kedudukan aklar-aklar yang berpaangan (1 dan, 3 dan 3, 5 dan 6) diatur edemikian hingga etiap paang tidak pernah berama-ama ON ataupun ama-ama OFF. Artinya jika aklar 1 dalam keadaan ON, maka aklar berada dalam keadaan OFF atau ebaliknya. Demikian pula untuk paangan 3-4 dan 5-6. Pengaturan kombinai penaklaran ini dilakukan oleh inyal PWM (Pule Width Modulation), model pentriggeran terlihat pada Gambar 8. Untuk tegangan I g1 tegangan penyalaanya adalah V 1, ehingga bentuk tegangan output yang terjadi adalah hanya pada bagian yang diarir pada Gambar 11a. Harga rata-rata dari tegangan ini adalah tegangan earah V dc1. Untuk I g tegangan penyalaannya adalah V, dan tegangan output yanga teerjadi dapat dilihat pada Gambar 11b, dengan tegangan earah V dc. Harga tegangan earah ini dapat dihitung dengan rumu matematika ebagai berikut: 1 T V dc Vt dt (14) T T 1 III. PEMODELAN Gambar 8. Bentuk Pula Trigger PWM[6]. K. Silicon Controlled Rectifier (SCR) [3] Simbol dan karakteritik SCR dapat dilihat Gambar 9. SCR (Silicon Controlled Rectifier) adalah komponen elektronika daya yang digunakan ebagai penyearah yang dapat di kontrol. Prinip kerja dari SCR ama dengan dioda, tetapi bedanya pada SCR ketika SCR dibia maju aru tidak dapat mengalir jika gerbang (gate) tidak dipicu atau di trigger. A. Motor Induki 3 Faa Dan Inverter 3 Faa Simulink[8] MATLAB merupakan uatu oftware yang angat baik digunakan untuk menganalia berbagai kebutuhan dalam bidang teknik. Didalam matlab terdapat dua bagian penting yaitu M-file yang berfungi untuk menulikan liting programnya dan Simulink yang digunakan untuk melakukan imulai. Dengan menggunakan Simulink yang merupakan keatuan dalam program terebut kita dapat melakukan uatu pemodelan item kontrol atau uatu plant yang akan diatur. Hal itu dapat dideain dengan mengunakan blok-blok yang telah teredia erta etting parameter-parameter akan menjadi lebih mudah. Blok-blok imulink dapat juga dibentuk dari peramaan matematika dengan mengunakan blok tranfer function ehingga kita dapat menulikan peramaan dan blok terebut euai dengan parameter yang akan kita cari. (a) Gambar 1. Simulink Library pada MATLAB[8]. Gambar 9. Simbol dan karakteritik SCR[3]. Pengaturan bearnya aru yang mauk pada gate dengan mengatur udut penyalaan (firing) SCR berupa bearnya (b) B. Pemodelan Motor Induki 3 Faa Di dalam library Matlab udah teredia blok motor induki 3 faa (aynchronou machine), kita tinggal menginputkan parameter-parameter yang dibutuhkan oleh blok terebut. Blok motor induki ini dapat beroperai ebagai motor atau generator, T m pada gambar diata adalah ebagai inputan untuk beban berupa nilai tori mekanik. 11

5 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: Huruf A, B, C, merupakan inputan umber tegangan 3 faa, edangkan untuk m di gunakan ebagai penghubung terhadap alat ukur untuk mengukur putaran, tori motor, aru motor, aru rotor dll. Pada bridge univeral yang warna biru ebagai penyearah tegangan 3 faa menjadi tegangan DC terkontrol (controled rectifier), yang nantinya pada gate 1 (gerbang 1) akan di ulut dengan pula ebagai pemicuan udut faa. Gambar 16. Rangkaian Blok Inverter 3 Faa. Gambar 13.Blok Motor Induki 3 Faa[7]. Sedangkan pada bridge univeral yang berwarna orange ebagai inverter, yang nantinya pada gate (gerbang ) akan di ulut dengan pula PWM (Pule Width Modulated) ebagai kontrol kombinai 3 faa yang beda udut udut 10 o dan kontrol frekueni. Dalam blok bridge univeral terdapat pemodelan peramaan ebagai berikut. Gambar 14. Tampilan Model Fiik yang Ada didalam Blok Motor Induki 3 Faa[7] Pada Gambar 14 merupakan tampilan blok motor induki 3 faa yang telah di maukkan kedalam fiik model komponen. C. Pemodelan Pengendalian Motor Induki 3 Faa dengan Inverter Secara umum pengendalian motor induki 3 faa menggunakan pengendalian inverter dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 17. Rangkaian Blok Bridge Univeral[7] Dimana A, B, C, atau 1,, 3 biaa ebagai inputan atau output tegangan 3 faa bolak balik. Sedangkan pada 4 dan 5 juga bia ebagai inputan atau outputan tegangan earah dimana 4 ebagai polarota poitif dan 5 ebagai polarita negatif, penggunaanya tergantung pada kebutuhan. Gate ebagai inputan pula. Gambar 15.Rangkaian Inverter Kontrol Tegangan dan Frekueni[6] Pada pemodelan menggunakan Matlab Simulink, thyritor telah diediakan dalam bentuk univeral bridge yang kita tinggal memindahkan ke halaman yang kita pakai buat menyuun rangkaian pengendalian motor induki tiga faa menggunakan inverter dan tinggal menginputkan parameter yang dibutuhkan. Gambar 16 memperlihatkan inverter 3 faa dalam pemodelan matlab. Pada gambar terebut inverter 3 faa menggunakan univeral bridge ebagai kontrol motor induki 3 faa dengan variablel kontrol tegangan dan frekueni. Gambar 18. Skematik Inverter Kontrol Tegangan dan Frekueni[10] Pada Gambar 18 merupakan kematik inverter dengan kontrol tegangan dan frekueni yang akan dibuat dengan blok-blok di dalam imulink. Secara lengkap blok imulink dapat dilihat pada Gambar 19. 1

6 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: Gambar 19. Blok Inverter Kontrol Tegangan dan Frekueni Secara Keeluruhan Flowchart Analia Pengendalian Motor Induki 3 Faa Dengan Inverter menggunakan Simulai MATLAB Simulink Gambar 0. Gelombang I a Stator, Kecepatan, Tori, V ab Stator Inverter Tanpa Beban Terhadap Waktu () Gambar 1. Gelombang V ab dan I a pada inputan Inverter tanpa beban terhadap waktu () Pada Gambar 1 menunjukkan tegangan pada inputan inverter = 530 Volt dan arunya = 4,91 A, aru pada inputan lebih kecil dari pada aru pada ii tator karena pengaruh perubahan tegangan pada ii tator motor. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan bantuan Software MATLAB Simulik maka imulai pengendalian motor induki tiga faa dengan menggunakan inverter bia dilakukan dengan membuat blok-blok rangkaian inverter. Dengan memaukkan parameter motor yang akan di uji. Kemudian mengeet kecepatan motor dengan merubah bear kecilnya tegangan dan frekueni dengan inverter untuk mengetahui perubahan aru ketika motor dirubah kecepatanya. Kemudian program dijalankan (running). Untuk mengetahui penghematan pengendalian ini dibandingkan dengan pengendalian menggunakan autotrafo dan bear daya motor akan dihitung yang kemudian untuk mengetahui energi yang dibutuhkan motor yang beroperai elama 6 jam. A. Hail Simulai Menggunakan Pengendalian Inverter Tanpa Beban Gambar 0 menunjukkan bear aru tator = 11,3 A, kecepatan rotor = 54 dan tori dalam kondii tidak berbeban pada motor induki tiga faa dengan bear tegangan = 00 Volt. Gambar diata juga menunjukkan kecilnya frekueni karena terlihat jarak gelombang atau lebar gelombang cukup lebar. B. Hail Simulai Menggunakan Pengendalian Autotrafo Tanpa Beban Stator Autotrafo Tanpa Beban Terhadap Waktu () Gambar diata menunjukkan bear aru tator = 11, 96 A, kecepatan rotor = 1490 dan tori dalam kondii tidak berbeban pada motor induki tiga faa dengan bear tegangan = 00 Volt. Gambar. Gelombang I a Stator, Kecepatan, Tori, V ab Gambar diata juga menunjukkan butuh waktu lebih lama untuk mencapai kondii teady tate, kurang lebih waktu yang di butuhkan ekitar 8 detik. Kecepatan motor juga tidak berubah banyak. Pada Gambar 3. diata menunjukkan tegangan pada inputan autotrafo = 530 Volt dan arunya = 4,47 A, bear arunya pada inputan lebih kecil dari pada aru pada ii tator, ini kurang lebih ama dengan pada pengendalian menggunakan inverter. 13

7 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: tator karena pengaruh perubahan tegangan pada ii tator motor. Gambar 3. Gelombang V ab dan I a Pada Inputan Autotrafo Tanpa Beban Terhadap Waktu () TABEL I PERBANDINGAN ANTARA PENGENDALIAN INVERTER DAN AUTOTRAFO TANPA BEBAN Gambar 5. Gelombang V ab dan I a pada Inputan Inverter Berbeban 50 n.m Terhadap Waktu () Arunya naik ebanding dengan peningkatan aru pada ii tator yang di akibatkan oleh beban motor. D. Hail Simulai Menggunakan Pengendalian Autotrafo Berbeban 50 n.m Pada Gambar 6 menunjukkan bear aru tator = 95,5 A, rotor tidak berputar dan tori dalam kondii berbeban, pada motor induki tiga faa dengan bear tegangan = 00 Volt. Terlihat dari Tabel I perbandingan diata bahwa pengendalian motor induki tiga faa menggunakan inverter dan autotrafo tanpa beban ama-ama lebih lebih kecil arunya pada aat tegangan motor lebih kecil dari umber, apabila tegangan dinaikkan ampai pada nilai yang ama dengan umber maka pengunaan aru litrik lebih bear karena perangkat pengendali juga ebagai beban. Pada autotrafo daerah pengaturan kecepatan lebih empit dibandingkan dengan pengendalian dengan inverter. C. Hail Simulai Menggunakan Pengendalian Inverter Berbeban 50 n.m Pada Gambar 4 menunjukkan bear aru tator = 8,1 A, kecepatan rotor = 436 dan tori dalam kondii berbeban pada motor induki tiga faa dengan bear tegangan = 00 Volt. Gambar 6. Gelombang I a Stator, Kecepatan, Tori, V ab Stator Autotrafo Berbeban 50 n.m Terhadap Waktu () Gambar 6 juga menunjukkan lonjakan aru yang cukup tinggi karena rotor tidak dapat bergerak karena beban, kalau pada kondii eperti ini dibiarkan cukup lama bia menjadikan motor terbakar. Kondii eperti ini dikarenakan pengaturan tegangan tidak di barengi dengan pengaturan frekueni eperti pada pengendalian inverter jadi fluki motornya tidak kontan. Dimana Φ=V/f mekipun dengan daya kecil motor tetap bia berputar. Gambar 7 menunjukkan tegangan pada inputan autotrafo = 530 Volt dan arunya = 48,9 A, arunya juga naik cukup bear karena pada ii tator juga naik karena motor tidak berputar. Gambar 4.Gelombang I a Stator, Kecepatan, Tori, V ab Stator Inverter Berbeban 50 n.m Terhadap Waktu () Gambar 4 juga menunjukkan kecilnya frekueni karena terlihat jarak gelombang atau lebar gelombang cukup lebar. Untuk pencapaian teady tate kurang lebih ama dengan kondii tanpa beban tapi arunya emakin bear dan putaran rotor menurun akibat dari adanya beban. Pada Gambar 5. diata menunjukkan tegangan pada inputan inverter = 530 Volt dan arunya = 1,6 A, bear arunya pada inputan lebih kecil dari pada aru pada ii Gambar 7. Gelombang V ab dan I a pada inputan Autotrafo Berbeban 50 n.m Terhadap Waktu () 14

8 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: Gambar 7 menunjukkan tegangan pada inputan autotrafo = 530 Volt dan arunya = 48,9 A, arunya juga naik cukup bear karena pada ii tator juga naik karena motor tidak berputar. Terlihat dari Tabel II perbandingan bahwa pengendalian motor induki tiga faa menggunakan inverter dan autotrafo cukup beda jauh aat berbeban. Kalau pada pengendalian menggunakan inverter aru naik aat pengaturan tegangan di naikkan. TABEL II PERBANDINGAN ANTARA PENGENDALIAN INVERTER DAN AUTOTRAFO BERBEBAN 50 N.M beroperai elama 6 jam. Jadi energi litrik yang dibutuhkan elama beroperai dapat dihitung ebagai berikut: W P t (15) dimana W adalah energi litrik (kwh); P adalah daya litrik (kw), dan t adalah waktu penggunaan (jam) TABEL IV PERHITUNGAN DAYA DAN ENERGI MOTOR DENGAN PENGENDALIAN INVERTER BERBEBAN 50 N.M Pada pengendalian menggunakan autotrafo aat tegangan 00 Volt motor tidak berputar dan aru angat tinggi, ketika tegangan di naikkan maka motor berputar dan aru akan berangur-angur turun ampai pada aat tegangan hampir ama dengan umber, arunya hampir ama dengan pengendalian inverter aat kondii tegangan ama dengan umber juga. Hal ini dikarenakan pengendalian menggunakan autotrafo tidak di ikuti dengan perubahan frekueni yang mengakibatkan fluki motor turun, per. (11-1). Dari per. (11-1) diata hail perhitungannya dapat dilihat pada Tabel III TABEL III PERHITUNGAN FLUKSI DAN I PADA INVERTER DAN AUTOTRAFO DENGAN BEBAN 50 N.M Kebutuhan kecepatan motor untuk mengerakkan mein Extruder adalah kiaran rpm. Jadi energi litrik yang dibutuhkan dalam ehari untuk mengoperaikan mein Extruder adalah 75,31 KWH. B. Perhitungan Daya dan Energi Litrik Motor Dengan Pengendalian Autotrafo Berbeban 50 n.m Kebutuhan kecepatan motor untuk mengerakkan mein Extruder adalah kiaran rpm. Dalam pengaturan menggunakan autotrafo kecepatan yang diinginkan tidak tercapai, jadi diaumikan pengaturan kecepatan motor tidak digunakan dan pengaturan kecepatanya menggunakan gear box dan kecepatan motor dalam kondii normal. TABEL V PERHITUNGAN DAYA DAN ENERGI LISTRIK MOTOR DENGAN PENGENDALIAN AUTOTRAFO BERBEBAN 50 N.M Terlihat dari hail perhitungan fluki dan I pada inverter dan autotrafo yang mempengaruhi aru pada pengendalian menggunakan autotrafo aat tegangan kecil yang menjadikan arunya bear ini di ebabkan oleh fluki magnet yang emakin kecil, dan ini juga berpengaruh pada I yang emakin bear. Ketika tegangan dinaikkan fluki emakin naik yang ini mengakibatkan aru pada I turun dan aru tatornya juga ikut turun. Pada pengendalian menggunakan inverter karena fluki di pertahankan kontan dengan merubah atau mengatur frekueni dan tegangan ini yang menyebabkan kondii aru tidak berubah banyak. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analii Penghematan Energi Perhitungan daya dan energi motor dengan pengendalian Inverter berbeban 50 n.m. mein Extruder dalam ehari Dengan demikian, energi litrik yang dibutuhkan dalam ehari untuk mengoperaikan mein Extruder adalah 140,9 KWH. Pengehematan energi pengoperaian mein Extruder dalam ehari ebear 140,9-75,31 = 65,61 kwh. V. KESIMPULAN Dari imulai pengendalian kecepatan motor dengan inverter dengan tujuan penghematan energi, dapat dibuat beberapa keimpulan, yaitu: 1) Motor induki bia melakukan penghematan energi ketika kecepatan motor dibawah kecepatan nominal. ) Penghematan energi dalam pengoperaian mein Extruder dalam ehari mencapai 65,61 kwh. 3) Pada kondii berbeban, motor maih bia berputar mekipun tegangan dan frekueninya diturunkan. 4) Wilayah pengaturan kecepatan lebih lebar. 15

9 ELEKTRIKA Volume 01, Nomor 01, September 017 ISSN: ) Pada pengendalian autotrafo berbeban aat tegangan diatur terlalu kecil motor tidak bia berputar. VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Arthur E. Fitzgerald, Charle Kingley, Jr., and Stephen D. Uman, Mein-Mein Litrik edii keempat Penerbit Erlangga 199 [] Zuhal. Daar Teknik Tenaga Litrik dan Elektronika Daya Penerbit Gramedia Putaka Utama [3] Mohan, N., T.M. Undeland, and S.D. Sudhoff, Power Electronic: Converter, Application, and Deign, Jhon Wiley & Son, Inc., New York, 1995, Section [4] Pillai S.K, A Firt Coure on Electrical Drive Wiley Eatern Limited 1983 [5] The Math Work Inc, SimPowerSytem Modeling Simulation Implementation Uer GuideVerion 3 TranEnergie Technologie Inc 003. [6] The Math Work Inc, SimPowerSytem Reference 5 Hydro- Québec and TheMathWork, Inc

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA.1. Secara Umum Motor-motor pada daarnya digunakan ebagai umber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manuia dalam menjalankan pekejaannya ehari-hari,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA. Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif Simulai dan Deteki Hubung Singkat Impedani Tinggi pada Stator Motor Induki Menggunakan Aru Urutan Negatif Muhammad Amirul Arif 0900040. Doen Pembimbing :. Dima Anton Afani, ST., MT., Ph. D.. I G. N. Satriyadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Abtrak MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE) Anton Suila L2F 399366 Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknik Univeita Diponegoro Sermarang 2004

Lebih terperinci

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1. Umum Secara umum, motor litrik berfungi untuk mengubah energi litrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Di dalam motor DC, energi litrik diambil langung

Lebih terperinci

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper Harrij Mukti, Penggunaan Modified Slip Energy Recovery Drive (Merd) Pada Sitem Pengaturan Kecepatan Motor Induki Rotor Belitan PENGGUNAAN MODIFIED SLIP ENERGY RECOVERY DRIVE () PADA SISTEM PENGATURAN KECEPATAN

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai

Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai engautan Konvenional Motor nduki Tiga Faa Rotor Sangkar Tupai Yunan Badruzzaman Juruan Teknik Elektro, oliteknik Negeri Semarang E-mail : yunan.badruzzaman@gmail.com Abtrak enggunaan motor induki tiga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR PENGAUH PEUBAHAN FEKUENS DALAM SSTEM PENGENDALAN KECEPATAN MOTO NDUKS 3-FASA TEHADAP EFSENS DAN AUS KUMPAAN MOTO Oleh : Zuriman Anthony, ST., MT* *) Doen Juruan Teknik Elektro Fakulta Teknologi ndutri

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI

ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 009 ISSN 978-076 ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI SUYAMTO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Naional Jl. Babarari Kotak Po 60 YKBB

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa Aplikai Jaringan Saraf iruan pada Shunt Active Power Filter iga Faa Hanny H. umbelaka, hiang, Sorati Fakulta eknologi Indutri, Juruan eknik Elektro, Univerita Kriten Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK JETri, Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN 141-037 ERBANDINGAN ENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI ENGGERAK KOMRESOR ADA SIANG HARI DAN MALAM HARI ADA INDUSTRI ES BALOK Liem Ek Bien

Lebih terperinci

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Tranformai Tegangan Tiga Faa Aimetri untuk DC-Link Voltage Control Menggunakan Kompenator LPF dan Perbandingan njuk Kerjanya dengan Kompenator PID Yuak Tanoto, Felix Paila Juruan Teknik Elektro, niverita

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER ISSN 4-349 Volume 3, Januari 202 ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Puat Teknologi Akelerator dan Proe Bahan-BATAN, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik. Bab 13 Induki Elektromagnetik Pada uatu malam, ketika Ani edang belajar IPA. Tiba-tiba ayah Ani mendekat ambil bertanya keada Ani. Aa bedanya aru litrik yang ditimbulkan oleh ebuah baterai dengan aru litrik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC

INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC INVERTER HALF-BRIDE DENGAN TRANSFORMATOR STEP-UP TANPA DAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF BERBASIS IC SG3524 SEBAGAI APLIKASI DARI PHOTOVOLTAIC Byan Baga Pradana *), Mochammad Facta, dan Iwan Setiawan Departemen

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC Makalah Seminar Tuga Akhir SATIYONO MARSUKAT PUTRO LF300553 Juruan Teknik Elektro Fakulta teknik Univerita Diponegoro Semarang 003 ABSTRAK Implementai

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф )

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф ) FSKA KELAS X PA - KURKULUM GABUNGAN 08 Sei NGAN NDUKS ELEKTROMAGNETK nduki elektromagnetik adalah gejala terjadinya GGL induki ada enghantar karena erubahan fluk magnetik yang melingkuinya. A. FLUKS MAGNETK

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Stator Terbuka, Torsi, Kecepatan. 1. Pendahuluan. 2. Motor induksi Tiga Fasa

Abstrak. Kata Kunci: Stator Terbuka, Torsi, Kecepatan. 1. Pendahuluan. 2. Motor induksi Tiga Fasa ANALSA PENGARUH SATU FASA STATOR TERBUKA TERHADAP TORS DAN KECEPATAN MOTOR NDUKS TGA FASA (Aplikai pada Laoratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Fauzi, A. Rachman Haiuan Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan POTNSOMT Metode poteniometer adalah uatu metode yang membandingkan dalam keadaan etimbang dari uatu rangkaian jembatan Pengukuran tahanan S t t G angkah kerja :. Atur heotat ehingga aru tetap, ehingga

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisa Hubung Singkat Pada Belitan Stator Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Wavelet Transform dan Power Spectral Density

Simulasi dan Analisa Hubung Singkat Pada Belitan Stator Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Wavelet Transform dan Power Spectral Density JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) -6 Simulai dan Analia Hubung Singkat Pada Belitan Stator Motor Induki Tiga Faa Menggunakan Wavelet Tranform dan Power Spectral Denity Yelanda Novita Sari, Ardyono Priyadi,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR

PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR Proceeding, Seminar Ilmiah Naional Komputer dan Sitem Intelijen (KOMMIT 8) Auditorium Univerita Gunadarma, Depok, - Agutu 8 ISSN : 4-686 PERANCANGAN RANGKAIAN KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA PHASA

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

BAB III. Motor Induksi 3-Fase

BAB III. Motor Induksi 3-Fase BAB III. Motor Induki 3-Fae Umum. Motor-motor induki 3-ae banyak digunakan ecara lua di Indutri. Seungguhnya motor-motor terebut mempunyai kecepatan putar yang etabil baik berbeban maupun tanpa beban.

Lebih terperinci

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar. X. ANTENA X.1 PENDAHULUAN Dalam hubungan radio, baik pada pemancar maupun pada penerima elalu dijumpai antena. Antena adalah uatu item / truktur tranii antara gelombang yang dibimbing ( guided wave ) dan

Lebih terperinci

semiconductor devices

semiconductor devices Overview of power semiconductor devices Asnil Elektro FT-UNP 1 Voltage Controller electronic switching I > R 1 V 1 R 2 V 2 V 1 V 2 Gambar 1. Pengaturan tegangan dengan potensiometer Gambar 2. Pengaturan

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROIRO (PLTM) Fifi ety Sholihah, Ir. Joke Pratilatiaro, MT. Mahaiwa Juruan Teknik Elektro Indutri, PENS-ITS, Surabaya,Indoneia, e-mail: pipipiteru@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Fitrizawati 1, Utis Sutisna 2 Miliono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Motor Kapasitor pada Kondisi Variable Speed

Pemodelan dan Simulasi Motor Kapasitor pada Kondisi Variable Speed Pemodelan dan Simulai Motor Kapaitor pada Kondii Variable Speed Adia*, Budhi Anto** *Mahaia Teknik Elektro Univerita Riau, **Doen Teknik Elektro Univerita Riau Kampu Binaidya Km 1,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu cabang dari jenis motor listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai pensakelaran, pengubah,

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

PERANCANGAN RANGKAIAN PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA FASE MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR DAN KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL ( PI )

PERANCANGAN RANGKAIAN PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA FASE MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR DAN KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL ( PI ) PERANCANGAN RANGKAIAN PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI AC TIGA FASE MENGGUNAKAN METODE SPACE VECTOR DAN KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL ( PI ) SPEED CONTROL DESIGN OF THREE PHASE AC INDUCTION MO- TOR USING

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA MOTOR INDUKSI SATU PHASA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA MOTOR INDUKSI SATU PHASA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA MOTOR INDUKSI SATU PHASA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER Atmam 1, Elvira Zondra 2, Zulfahri 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lancang

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano Agus Saputra #1, Syukriyadin *2, Mahdi Syukri #3 # Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Syiah Kuala Jl.

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

Identifikasi Dampak Gangguan Harmonisa dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phasa Pada Performa Motor Induksi

Identifikasi Dampak Gangguan Harmonisa dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phasa Pada Performa Motor Induksi 4 dentifikai Dampak Gangguan Harmonia dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phaa Pada Performa Motor nduki Purwoharjono Staf Pengajar, Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI DENGAN CATU PWM INVERTER SKRIPSI

SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI DENGAN CATU PWM INVERTER SKRIPSI SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI DENGAN CATU PWM INVERTER SKRIPSI Oleh MUCHLISHAH 04 03 03 072 1 SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010 57 Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Isdiyarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

9/10/2015. Motor Induksi

9/10/2015. Motor Induksi 9/10/015 Motor induksi disebut juga motor tak serempak Motor Induksi Merupakan motor AC yang paling banyak dipakai di industri baik 1 phasa maupun 3 phasa Lab. istem Tenaga Lab. istem Tenaga Keuntungan

Lebih terperinci