Optimasi Posisi Cryoprobe pada Proses Cryosurgery Menggunakan Metode Bubble Packing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimasi Posisi Cryoprobe pada Proses Cryosurgery Menggunakan Metode Bubble Packing"

Transkripsi

1 Optimasi Posisi Cryoproe pada Proses Cryosurgery Menggunakan Metode Bule Packing Nurul Faar Riani 1, Dede Tarwidi 2, Sri Suryani P. 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi-Telkom University, Bandung 1 nurul.faarriani@gmail.com, 2 dedetarwidi@telkomuniversity.ac.id, 3 srisuryani@telkomuniversity.ac.id Astrak Cryosurgery adalah teknik operasi untuk memusnahkan aringan kanker menggunakan nitrogen cair ersuhu ekstrim (sangat dingin) dengan menggunakan alat yang ernama cryoproe. Tuuan dilakukannya cryosurgery adalah untuk memaksimalkan pemekuan di dalam aringan kanker dan meminimumkan kerusakan pada aringan sehat. Dalam Tugas Akhir ini dilakukan simulasi pengoptimasian cryoproe pada proses cryosurgery kanker prostat menggunakan metode ule packing. Metode ule packing digunakan untuk mengoptimalkan letak cryoproe pada proses cryosurgery kanker prostat. Penyearan panas pada daerah kanker menggunakan metode eda hingga satu dan dua dimensi. Penyearan panas satu dimensi dilakukan sampai tercapai kondisi steady state. Hasil dari solusi numerik satu dimensi diandingkan dengan solusi eksak seagai acuan sehingga didapatkan rata-rata error relatif. Dengan rata-rata error relatif terkecil seesar %, solusi numerik satu dimensi terseut dikatakan cukup akurat dan layak diterapkan pada sistem dua dimensi. Dengan menggunakan metode ule packing pada simulasi dua dimensi didapatkan letak 6 cryoproe yang optimal dengan penyearan panas yang leih cepat diandingkan dengan 4 dan 5 cryoproe yaitu selama 168 detik. Kata Kunci: cryosurgery, ule packing, prostat, metode eda hingga Astract Cryosurgery is a surgery technique to comat cancer tissue y utilizing extremely cold liquid nitrogen in an equipment called cryoproe. The purpose of cryosurgery is to maximize the coagulation inside the cancer tissue ant to minimize the damage in the healthy tissue. In this proect, cryoproe optimization y simulation was done in the cryosurgery process of prostate cancer y using ule packing method. Bule packing method was used to optimize the cryoproe position in the cryosurgery process of prostate cancer. The heat transfer in the cancer area y using finite difference method of one and two dimention. The heat transfer of one dimention was done until steady state condition was reached. The results of one dimention numerical analysis was compared with exact solution as a reference, so that average relative error was otained with the lowest value of average relative error as %, one dimentional numerical solution can e accurately accepted in the two dimentional system. By using ule packing method in the two dimentional simulation, the optimum 6 cryoproes position was otained with faster heat transfer compared to 4 and 5 cryoproes which was around 168 seconds. Keyword: cryosurgery, ule packing, prostate, finite difference method 1. Pendahuluan Kanker adalah pertumuhan sel-sel di dalam tuuh yang tumuh secara tidak normal. Penyakit kanker isa menyerang semua golongan usia tanpa terkecuali. Banyak faktor yang dapat menimulkan kanker, antara lain melalui lingkungan, gen, dan infeksi virus [1]. Kanker prostat merupakan kanker yang ersumer dan erkemang dari kelenar prostat yang teradi karena terserang infeksi virus dan iasanya menyerang pria yang sudah erusia lanut antara usia 50 tahun keatas. Saat ini sedang dikemangkan cara pengoatan kanker yang dinamakan dengan cryosurgery. Cryosurgery merupakan teknik operasi untuk memusnahkan aringan kanker menggunakan suhu ekstrim (sangat dingin). Jaringan kanker terseut diekukan menggunakan nitrogen cair ersuhu -200 dengan memanfaatkan seuah alat yang dinamakan cryoproe dalam entuk arum. Tuuan dari dilakukannya cryosurgery adalah untuk memaksimalkan pemekuan di dalam aringan kanker dan meminimumkan kerusakan pada aringan sehat. Untuk mencapai tuuan terseut, seorang ahli edah harus menentukan posisi-posisi cryoproe yang dapat menghasilkan panas (heat) yang merata dan optimal. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini dilakukan simulasi cryosurgery pada kasus kanker prostat dengan mengoptimalkan posisi cryoproe menggunakan metode ule packing. Metode ule packing digunakan oleh M.R. Rossi, D. Tanaka dkk [5] pada penelitiannya. Sedangkan penyearan panas pada kanker prostat dilakukan oleh M.R. Rossi, D.

2 Tanaka dkk dengan menggunakan metode numerik eda hingga [5]. Hasil dari simulasi ini ertuuan untuk mendapatkan hasil penyearan panas erdasarkan letak cryoproe yang optimal dari hasil ule packing. 2. Tinauan Pustaka 2.1 Pengertian Cryosurgery Cryosurgery merupakan teknik yang digunakan pada idang kedokteran untuk memusnahkan aringan yang tidak diinginkan (tumor atau kanker) menggunakan suhu ekstrim atau suhu yang sangat dingin. Teknik ini sudah digunakan untuk mengoati aringan kanker dalam eragai macam aplikasi klinis, seperti kulit, wasir, otak, tulang, ginal, hati, payudara, dan kanker prostat [9]. Cryosurgery memanfaatkan seuah cryoproe erentuk arum untuk pemekuan pada aringan terseut. Ketika cryoproe disuntikkan pada daerah kanker, cairan nitrogen akan menyear dan memekukan daerah aringan kanker sampai mati sehingga aringan kanker dapat diangkat dengan mudah seperti pada Gamar 2.1. Sel-sel kanker akan rusak ketika tempertaur sudah mencapai -30 C sampai dengan -20 C. document..1 Jaringan kanker yang diekukan; lokasi cryoproe ditandai dengan (+) [5] Adapun keunggulan dan kelemahan dari cryosurgery antara lain cryosurgery memerlukan waktu yang sangat singkat, waktu persiapan yang singkat, resiko teradi infeksi leih rendah, dan tidak memerlukan ineksi anestesi. Disamping keunggulannya, ada eerapa kelemahan dari melakukan cryosurgery, yaitu kemungkinan teradinya pendarahan pada wilayah pemekuan, dan mengakiatkan kerontokan atau hilang permanen ika cryosurgery dilakukan pada wilayah eramut. 2.2 Bioheat Transfer Bioheat transfer merupakan perpindahan panas yang teradi pada sistem iologis aik di dalam maupun di luar tuuh. Persamaan ioheat transfer yang digunakan untuk perpindahan panas selama prostate cryosurgery [5] adalah T C. k T wc T T qmet (2.1) t Dimana C adalah kalor enis aringan, T adalah temperatur, t adalah selang waktu, k adalah konduktivitas termal aringan, w adalah lau aliran volumetrik perfusi darah persatuan volume aringan, C adalah volume spesifik panas pada darah, T adalah temperatur darah, dan q met adalah pemanasan metaolisme. Dalam studi kasus ini adalah menggunakan air, oleh karena itu perfusi darah dan efek pemanasan metaolise (q met ) ernilai nol atau dapat diaaikan. Seagai catatan, pemanasan dikarenakan perfusi darah selama cryosurgery merupakan efek orde kedua sedingga metaolisme panas yang dihasilkan dapat diaaikan. 2.3 Solusi Eksak untuk Permasalahan Bioheat Transfer Pada Tugas Akhir ini, untuk menghasilkan solusi eksak pada permasalahan ioheat transfer digunakan pendekatan steady state. Kondisi steady state adalah kondisi dimana suatu sistem erada dalam kesetimangan atau tidak eruah lagi seiring eralannya waktu atau dalam kata lain dalam kondisi tetap. Dari persamaan (2.1) dapat diuraikan ke dalam entuk persamaan steady state seagai erikut, 2 dt k w ( ) 0 2 C T T dx T(0) 73 K, T(0.1) 310K (2.2) Maka dari persamaan (2.2) didapatkan hasil persamaan matematika untuk solusi eksak dengan memasukkan k 0.6, wc 40, dan T 310K T x menadi x ( ) 237e 310 (2.3) 2.4 Metode Beda Hingga Salah satu metode penyelesaian untuk permasalahan perpindahan panas adalah menggunakan metode eda hingga atau iasa diseut dengan finite difference method. Metode eda hingga merupakan salah satu cara untuk

3 menyelesaikan persamaan diferensial untuk menentukan penyelesaian secara numerik Metode Beda Hingga Satu Dimensi Untuk persamaan (2.1) penyearan panas satu dimensi menggunakan metode eda hingga dapat di tuliskan dalam persamaan matematika seagai erikut. p1 t Ti. V [ C ( w C ) t] i i i T T T T R i1 i i1 i li t[( wc ) it ] CiTi C ( w C ) t i i dimana R karena konduksi dari titik tetangga l adalah x Rl i x 2 k k k p i (2.9) ke titik (2.10) Waktu yang digunakan selama proses penyearan panas menggunakan persamaan ( VC) i t (2.11) (1/ Rl i) l min dimana C adalah kalor enis aringan, k adalah konduktivitas termal aringan, R adalah resistansi, T adalah suhu, T adalah suhu darah, t adalah selang waktu, V adalah kontrol volume, w C adalah efek pemanasan perfusi darah (sumer panas darah), i adalah titik pada posisi i, l adalah titik tetangga dari titik pada posisi i, dan p adalah ukuran waktu/time level Metode Beda Hingga Dua Dimensi Untuk persamaan penyearan panas dua dimensi dapat di tuliskan dalam persamaan matematika seagai erikut [14]: p1 t Ti,. V [ C ( w C ) t] i, i, i, T T T T T T T T R R i1, i, i1, i, i, 1 i, i, 1 i, l, mi, l, mi, t[( w C ) T ] C T C ( w C ) t p i, i, i, i, i, (2.12) Dimana R karena konduksi dari titik tetangga R lm, l, mi, adalah i, ke titik x y (2.13) 2k 2k Waktu yang digunakan selama proses penyearan panas menggunakan persamaan ( VC) i, t (1/ R ) l, m i, lm, min (2.14) dimana C adalah kalor enis aringan, k adalah konduktivitas termal aringan, R adalah resistansi, T adalah suhu, T adalah suhu darah, t adalah selang waktu, V adalah kontrol volume, w C adalah efek pemanasan perfusi darah (sumer panas darah), i, adalah titik i,, l, m adalah titik tetangga i,, dan p adalah ukuran waktu/time level. 2.3 Bule Packing Bule packing menghasilkan unsur-unsur ulat (gelemung) di dalam domain, kemudian titik pusat dari gelemung terseut adalah titik yang akan dioptimalkan. Batas domain ditandai dengan kumpulan gelemung yang memiliki volume yang sangat kecil [5]. document..2 Skema ule packing [5] Simulasi van der Walls digunakan untuk pergerakan gelemung sampai kekuatan minimum ditemukan. Pada umumnya model van der Walls menunukkan gaya tarik dan tolakan antara dua elemen pada domain, dimana gaya tarikan teradi pada arak auh, sedangkan gaya tolakan di arak dekat. Gaya tarik menarik teradi ketika dua gelemung araknya terlalu auh satu sama lain, sedangkan untuk gaya tolak menolak teradi ketika arak antar gelemung saling erdekatan. Hal terseut merupakan kekuatan gaungan antara semua gelemung di domain yang menentukan akhir lokasi yang relatif (tata letak

4 keseimangan). Setelah gelemung terseut didefinisikan, gelemung terseut dipaksa ergerak secara numerik sampai kesetimangan tercapai. Arti dari kesetimangan sendiri adalah suatu keadaan di mana tidak ada peruahan yang terlihat seiring eralannya waktu. Model van der Waals [5]: f( x) l l l 0 l 1.5l 1.5l 0 l Sesuai dengan kondisi atas f ( l ) f (1.5 l ) 0, 0 0 f '( l ) k (2.15) f '(0) 0 (2.16) dimana l adalah arak antar dua gelemung yang saling erinteraksi, l 0 adalah arak keseimangan, k 0 adalah kosntanta linear pegas pada arak l 0, α, β, γ, ε adalah koefisien konstan yang disederhanakan (fungsi van der Waals). Dimana α = 1.25, β = 2.375, γ = dan ε = persamaan gerak dari gelemung-gelemung di representasikan seperti pada persamaan di awah ini [9]. 2 d xi( t) dxi( t) i 2 i i m dt c dt f () t, i 1... n (2.17) dimana x i adalah lokasi dari gelemung i, m i dan c i adalah massa dan koefisien redaman dari masing-masing gelemung i m i dan c i diasumsikan dari konfigurasi pertimangan, tetapi nilai aktual tidak memiliki arti fisik di dalam konteks cryosurgery. Seagai catatan, f i (t) adalah resultan dari gaya van der Waals yang ekera pada gelemung i. Persamaan (2.17) merupakan turunan numerik menggunakan metode Runge-Kutta orde empat. Sehingga volume gelemung disesuaikan untuk meminimalkan kesenangan antar gelemung dan menghindari gelemung yang ertumpukan ketika kekuatan perenggangan erlangsung dengan peruahan ukuran gelemung [9]., 3. Perancangan Sistem Mulai Memuat visualisasi penyearan panas dengan posisi yang optimal Analisis hasil simulasi Data untuk cryosurgery Distriusi temperatur Selesai Perhitungan solusi eksak satu dimensi Perhitungan solusi numerik satu dimensi Perhitungan dua dimensi erdasarkan posisi cryoproe yang optimal Distriusi temperatur solusi eksak Distriusi temperatur solusi numerik Tidak Posisi optimal Menghitung nilai eror hasil solusi eksak dan numerik document..3 Gamaran umum sistem Error kecil? Ya Simulasi letak cryoproe yang optimal menggunakan ule packing Memuat domain dua dimensi Dari Gamar 3.1 diatas, dielaskan proses penentuan letak cryoproe yang optimal menggunakan metode ule packing dan penyearan panas pada proses cryosurgery menggunakan metode eda hingga satu dan dua dimensi. Pada proses penyearan panas satu dimensi melalui dua skema, yaitu secara eksak dan numerik. Hasil dari solusi eksak dan numerik kemudian diandingkan dengan solusi eksak seagai acuan untuk mendapatkan error. Jika error yang dihasilkan kecil, maka solusi numerik yang digunakan cukup akurat, namun ika error yang dihasilkan esar, maka proses perhitungan solusi numerik kemali dilakukan hingga didapatkan ratarata error yang relatif kecil. Selanutnya dilakukan perhitungan penyearan panas dua dimensi menggunakan metode eda hingga. Kemudian, untuk mencari posisi cryoproe yang optimal menggunakan metode ule packing. Dari hasil posisi yang optimal terseut, proses selanutnya adalah menyimulasikan penyearan temperatur erdasarkan letak yang optimal dari hasil ule packing. Hasil dari simulasi penyearan panas terseut kemudian divisualisasikan kedalam entuk video sehingga pergerakan peruahan temperaturnya akan terlihat. 4. Hasil dan Analisis 4.1 Analisis Penyearan Panas Satu Dimensi Dengan menggunakan parameter ernilai konstan yang digunakan untuk perhitungan solusi eksak dan numerik satu dimensi, dimana suhu pada T T titik awal ernilai 0 s 73 K dan untuk suhu

5 T T T awal pada titik 1... l 310 K dan panang domain sepanang l = 0.1 m, maka parameter yang digunakan adalah seagai erikut: Tael Error! No text of specified style in document..1 Parameter konstanta Parameter Konstanta Temperatur darah ( T ) 310 K Temperatur nitrogen cair ( T T 0 s ) 73 K Konduktivitas ( k ) 0.6x10-3 kj/kg/k Perfusi darah ( ) 40 kw/m 3 K wc Kalor enis ( C ) kj/kg/k Untuk solusi numerik pada setiap x perlu dicari terleih dahulu waktu penyearan panas ketika sudah mencapai steady state dengan tuuan untuk mendapatkan temperatur yang tidak akan eruah lagi setiap peruahan waktu. Maka didapatkan hasil solusi numerik untuk sampai ke keadaan steady state seperti pada grafik diawah ini. document..5 Grafik perandingan solusi eksak dan numerik Dari grafik terseut dapat dilihat ahwa data dari hasil perandingan terseut mendekati sama atau dengan kata lain hasil dari T eksak dan T numerik menghasilkan selisih yang kecil. Sehingga dapat diartikan ahwa solusi numerik yang digunakan sudah mendekati solusi eksak dan dapat dikatakan cukup akurat. Dari data perandingan terseut diperoleh error yang menunukkan peredaan temperatur pada data hasil solusi numerik eda hingga dengan data solusi eksak yang digunakan seagai acuan. document..4 Grafik peruahan temperatur solusi numerik Kondisi steady state teradi pada saat 37 menit. Hal ini menunukkan ahwa proses pendinginan sudah teradi, dimana temperatur sudah tidak lagi mengalami peruahan untuk setiap waktu, dan menandakan ahwa proses pemekuan sudah tidak teradi lagi. Sehingga, hasil dari x yang sudah mencapai kondisi steady state terseut dapat diandingkan dengan perhitungan solusi eksak. document..6 Grafik error perandingan solusi eksak dan numerik Pada Gamar 4.3 dapat dilihat ahwa terdapat error pada posisi kanan. Hal terseut diseakan karena adanya penyearan panas menggunakan metode eda hingga karena diasumsikan hanya teradi penyearan panas pada satu fase sedangkan pada atas kiri adalah agian yang tidak ikut terekukan sehingga tidak teradi error pada atas

6 terseut. Error erkurang mendekati 0 seiring dengan peruahan x yang digunakan. Hal ini ditunukkan pada tael diawah ini yang menunukkan ahwa error terkecil adalah error yang diperoleh pada x terkecil yaitu pada saat l x 512 dengan nilai rata-rata error relatif seesar %. Tael Error! No text of specified style in document..2 Rata-rata error relatif x l / 64 l /128 l / 256 Rata-rata Error Relatif % l / Dari Tael 4.2 dapat disimpulkan ahwa semakin kecil nilai x maka akan semakin kecil pula error yang didapatkan. Hal ini dikarenakan semakin esarnya umlah grid yang semakin rapat, penyearan panasnya pun akan semakin melamat sehingga distriusi temperatur pada setiap titik akan terlihat leih elas dan merata. Oleh karena itu l x dapat digunakan untuk proses 512 cryosurgery menggunkan metode numerik eda hingga pada sistem dua dimensi. 4.2 Analisis Simulasi Cryosurgery pada Kanker Prostat dan Letak Posisi Cryoproe yang Optimal Proses simulasi ule packing dilakukan agar letak posisi cryoproe leih optimal. Dengan menentukan posisi awal pada penyuntikkan cryoproe, didapatkan hasil yang optimal untuk 4, 5, dan 6 cryoproe seperti pada tael di awah ini. Tael Error! No text of specified style in document..3 Hasil titik optimal 4 cryoproe Posisi awal Bule packing x y x y Tael Error! No text of specified style in document..4 Hasil titik optimal 5 cryoproe Posisi awal Bule packing x y x y Tael Error! No text of specified style in document..5 Hasil titik optimal 6 cryoproe Posisi awal Bule packing x y x y Pada Tael 4.3, 4.4, dan 4.5 menunukkan hasil posisi cryoproe yang optimal. Dapat dielaskan ahwa, posisi cryoproe ditentukan diawal. Gelemung pada ule packing menandakan cryoproe yang akan dioptimalkan. Diasumsikan posisi awal cryoproe erhimpitan sehingga kondisi gelemung di dalam domain elum stail. Kondisi gelemung dikatakan elum stail yaitu ika arak antar gelemung saling erdekatan sehingga gaya tolak menolak teradi pada gelemung terseut sedangkan gaya tarik menarik teradi ika arak antar gelemung saling erauhan. Dan untuk kondisi gelemung dikatakan sudah stail yaitu ika arak antar gelemung sudah tidak erdekatan lagi dan masih tetap erada di dalam domain. Kemudian gelemung di dalam domain terseut ergerak mencari posisi yang optimal sampai kondisinya stail atau dengan kata lain posisi gelemung sudah

7 tidak erdekatan lagi sehingga gelemung sudah mencapai kondisi kesetimangan. Kondisi gelemung yang sudah mencapai kondisi stail merupakan hasil iterasi terakhir dari program yang digunakan. Proses pergerakan gelemung dapat dilihat pada gamar diawah ini. menandakan temperatur awal aringan kanker dan aringan sehat yaitu 37 C. Sedangkan atas erwarna iru menandakan kontur 0 C untuk memperlihatkan esarnya ola es yang sudah memekukan aringan kanker di dalam domain. Gamar hasil simulasi dapat dilihat pada gamar erikut ini. (a) () document..7 Simulasi ule packing 4, 5, dan 6 cryoproe Dapat dilihat pada Gamar 4.9 dari kiri ke kanan menunukkan pergerakan gelemung pada proses ule packing. Gamar pertama merupakan posisi awal gelemung, gamar kedua gelemung sudah mulai menauhi posisi awal untuk mencari posisi yang stail, dan gamar ketiga gelemung sudah dalam keadaan stail sehingga posisi gelemung dikatakan sudah optimal. Diameter dan anyaknya gelemung uga sangat erpengaruh untuk pergerakan gelemung yang akan dioptimalkan dalam domain untuk mencapai kondisi kesetimangan. Oleh karena itu, perlu ketelitian dalam menentukan diameter gelemung. Sehingga hasil dari posisi gelemung yang optimal terseut dapat di gunakan untuk proses cryosurgery. 4.3 Hasil Simulasi Cryosurgery Dua Dimensi Proses simulasi menggamarkan pergerakan temperatur yang ditunukkan dengan peruahan warna. Batas hitam merupakan atas domain aringan kanker. Warna iru tua menandakan cryoproe ersuhu -200 C yang menyearkan suhunya ke daerah erwarna merah. Warna merah (c) document..8 Simulasi proses penyearan panas dua dimensi 4 cryoproe (a) (c) (d) document..9 Simulasi proses penyearan panas dua dimensi 5 cryoproe (d) ()

8 (a) (c) (d) document..10 Simulasi proses penyearan panas dua dimensi 6 cryoproe Tael Error! No text of specified style in document..6 Waktu pada saat semua domain kanker sudah tertutupi Cryoproe Waktu (detik) Berdasarkan Gamar 4.10, 4.11, dan 4.12 dapat dilihat ahwa proses pemekuan ketika penyearan temperatur leih merata namun waktu yang digunakan untuk penggunaan 4 cryoproe leih lama diandingkan menggunakan 5 dan 6 cryoproe. Dari Tael 4.6 uga dapat dilihat ahwa semua aringan kanker sudah tertutupi ketika mencapai 296 detik untuk 4 cryoproe, 177 detik untuk 5 cryoproe, dan 168 detik untuk 6 cryoproe. Hal ini menunukkan ahwa semakin anyak cryoproe yang disuntikkan pada aringan kanker maka akan semakin anyak ola es yang dihasilkan dari cryoproe, sehingga proses pemekuan pada aringan kanker akan semakin cepat. Cepat atau lamatnya proses pemekuan uga ergantung pada seerapa esar kanker yang terdapat pada aringan sehat dan seerapa esar diameter cryoproe yang digunakan. Dari simulasi terseut uga memperlihatkan adanya agian luar domain yaitu aringan sehat yang () ikut terekukan sehingga aringan sehat terseut menadi ikut hancur. Oleh karena itu, perlu dilakukan simulasi yang leih teliti pada proses penyearan panas seelum dilakukannya cryosurgery agar aringan kanker dapat dimusnahkan secara maksimal dan aringan sehat yang ikut terekukan leih minimal. Namun dalam tugas akhir ini, untuk efek dari pemekuan yang teradi pada aringan sehat tidak dipelaari leih mendalam. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penguian yang dilakukan pada Tugas Akhir ini adalah seagai erikut: (1) Penentuan posisi cryoproe yang optimal yaitu dengan cara menentukan posisi awal cryoproe kemudian ule packing akan mengoptimalkan posisi awal terseut. (2) Penentuan distriusi temperatur menggunakan metode eda hingga satu dimensi menghasilkan data erupa distriusi temperatur di setiap titik. Dengan menghasilkan rata-rata error relatif seesar % dengan solusi eksak seagai acuan. Oleh karena itu, persamaan numerik yang digunakan cukup akurat dan dapat digunakan untuk sistem dua dimensi (3) Pengaruh umlah cryoproe pada kerusakan aringan kanker dan aringan sehat eranding lurus yaitu semakin anyak cryoproe maka akan semakin cepat pula proses pemusnahan kanker erlangsung. Namun, semakin anyak cryoproe maka akan semakin anyak pula aringan sehat yang ikut rusak. Sehingga proses simulasi untuk penyearan panas sangat diutuhkan seelum erlangsungnya proses operasi. (4) Hasil simulasi erupa distriusi temperatur erdasarkan pada posisi yang optimal. Hal ini menunukkan ahwa posisi yang optimal sangat erpengaruh pada proses cryosurgery karena penyearan temperaturnya leih merata dan proses pemekuan leih cepat untuk 6 cryoproe diandingkan dengan menggunakan 4 dan 5 cryoproe yaitu selama 168 detik. 5.2 Saran Saran untuk Tugas Akhir ini adalah seagai erikut

9 (1) Error yang terdapat pada ule packing seharusnya dilakukan agar keakuratan pencarian posisi cryoproe leih optimal. (2) Metode ule packing dapat dilakukan untuk sistem tiga dimensi. (3) Komputer dengan kinera tinggi diutuhkan untuk melakukan simulasi dengan grid dan waktu yang leih esar agar hasilnya leih maksimal. Sehingga waktu percoaan leih efisien dan leih mempersingkat waktu. 6. Daftar Pustaka [1] Penyakit Kanker, (Tahun), Geala Kanker, diakses tanggal 24 Oktoer [2] Rumah Sakit Kanker Dharmais, (Tahun), Apa itu kanker, t-is-cancer-id.html, diakses tanggal 24 Oktoer [3] Cancer Helps, (Tahun), Cancer Treatment, diakses tanggal 30 Oktoer [4] Rossi, M. R., Rain, Y,. 2007, Experimental Verification of Numerical Simulations of Cryosurgery with Application to Computerized Planning, Phys. Med. Biol., 52 (15), [5] M.R. Rossi, D. Tanaka, K. Shimada, Y. Rain., 2008, Computerized planning of cryosurgery using ule packing: An experimental validation on a phantom material. International ournal of heat and mass transfer, 51, [6] Baa, M. A., Parrah, J. U., Moulvi, B. A., Fazili, M. U., 2012, Cryosurgery in Veterinary Medicine, Int. J. Livest. Res, 2, [7] Niu, L., Xu, K., Mu, F., 2012, Cryosurgery for Lung Cancer, Journal of Thorarcic Disease, 4 (4), [8] Bicknell, P. G., 1979, Cryosurgery for Allergic and Vasomotor Rhinitis, The Journal of Laryngology and Otology, 93, [9] D. Tanaka, K. Shimada, M.R. Rossi, Y. Rain, 2008, Cryosurgery planning using ule packing in 3D, Comp. Meth. Biomech. Biomed. Eng., 11, [10] Sulistiowati, N. M. D., (Tahun), Implementasi Pendingin Termoelektrik Pada Teknologi Cryosurgery, Depok, Universitas Indonesia. [11] Durmin, Hanafi, L., (Tahun), Studi Perandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson, Suraaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopemer (ITS). [12] Rumah Sakit Kanker Dharmais, (Tahun), Kanker Prostat, ker-prostat.html, diakses tanggal 24 Oktoer [13] Rossi, M.R., Tanaka, D., Shimada, K., Rain, Y., 2007, An efficient numerical technique for ioheat simulations and its application to computerized cryosurgery planning, Comput. Meth. Prog. Bio., 85 (1), [14] Y. Rain, A. Shitzer, Numerical solution of the multidimensional freezing prolem during cryosurgery, J. Biomech. Eng. Trans. ASME 120 (1) (1998) [15] diakses tanggal 14 Agustus 2015 [16] cer_pictures_slideshow/article.htm diakses tanggal 14 Agustus 2015 [17] diskritisasi-dan-listing-program-c.html diakses tanggal 14 Agustus 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D EFISIENSI DAN EFEKIVIAS SIRIP LONGIUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPA KEADAAN AK UNAK KASUS 2D PK Purwadi Jurusan eknik Mesin, FS, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Email: pur@mailcity.com ABSRAK Penelitian

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT 1. TUJUAN - Memahami hukum dan prinsip fisika yang mendasari metode gaya erat - Mengetahui serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai variasi gaya erat di

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1) PENDEKATAN TEORI A. Perpindahan Panas Perpindahan panas didefinisikan seagai ilmu umtuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya peredaan suhu diantara enda atau material (Holman,1986).

Lebih terperinci

Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan

Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan Ba III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan Pada a ini, akan diahas penyearan oksigen di pemuluh kapiler dan jaringan, dimana sel-sel di jaringan diasumsikan mengkonsumsi oksigen

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN : PRISMA FISIKA, Vol. III, No. (5), Hal. 69-74 ISSN : 7-84 SIMULASI ORBIT PLANET DALAM TATA SURYA DENGAN METODE EULER, LEAPFROG DAN RUNGE-KUTTA Suraina ), Yudha Arman ), Boni Pahlanop Lapanporo ) ) Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE Jurnal Fisika. Volume 03 omor 02 Tahun 2014, hal 84-88 HUBUGA B VALUE DEGA FREKUESI KEJADIA DA MAGITUDO GEMPA BUMI MEGGUAKA METODE GUTEBERG-RICHTER DI SULAWESI TEGAH PERIODE 2008-2014 or Hidaya Rachmawati,

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT STUDI PENGARUH BENTANGAN(SPAN) PADA SINGLE GIRDER OVERHEAD CRANE DENGAN KAPASITAS 5 TON TYPE EKKE DAN ELKE DAN KAPASITAS 10 TON TYPE EKKE TERHADAP BERAT KONSTRUKSI GIRDERNYA Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari

Lebih terperinci

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv - - USAHA DAN ENERGI - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp2usaha Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor agaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD

Lebih terperinci

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian

Lebih terperinci

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI A.P.M., Tarigan *) dan Ahmad Syarif Zein **) *) Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU **) Sarjana Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

4. Mononom dan Polinom

4. Mononom dan Polinom Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 167-178, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 118-177, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

GEOMETRI PROYEKTIF PG(2, p n ) UNTUK MEMBENTUK RANCANGAN BLOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG SIMETRIS. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang

GEOMETRI PROYEKTIF PG(2, p n ) UNTUK MEMBENTUK RANCANGAN BLOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG SIMETRIS. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang urnal atematika Vol, No3, Desemer 8: -5, ISSN: 4-858 GEOERI PROYEKIF PG(, p n ) UNUK EBENUK RANCANGAN BOK IDAK ENGKAP SEIBANG SIERIS Yuni Hidayati dan Bamang Irawanto, urusan atematika FIPA Uniersitas

Lebih terperinci

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.

Lebih terperinci

1. SISTEM TERTUTUP HOMOGEN

1. SISTEM TERTUTUP HOMOGEN BAB II . SISEM EUU HOMOGEN Sistem tertutup adalah sistem yang tidak ada transfer massa antara sistem dan sekeliling W Sistem n out = 0 dn i = 0 (2.) i =, 2, 3,... n in = 0 Q idak ada perpindahan internal

Lebih terperinci

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 085-17 Volume 6, Nomor, Juni 014 Hal. 98-106 Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Roessiana D L; Setiyadi dan Sandy

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG

PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG PEMBAHASAN UMUM PENGARUH UKURAN GRANULA BOBOT TEPUNG JAGUNG TERHADAP PROFIL GELATINISASI DAN MI JAGUNG Pada penelitian tahap pertama diperoleh hasil ahwa ukuran partikel tepung sangat erpengaruh terhadap

Lebih terperinci

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA BAB V AALSA TRAFK PADA JARGA CDMA Analisa trafik pada suatu sistem seluler sangat terkait dengan kapasitas aringan dari sistem terseut. Yang terkait erat dengan kapasitas aringan ini adalah intensitas

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Nurdeni 1, Witri Lestari 2, dan Seruni 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI [Email:

Lebih terperinci

KINERJA ECONOMIZER PADA BOILER

KINERJA ECONOMIZER PADA BOILER Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 009, pp. 7-8 ISSN 4-485 KINERJA ECONOMIZER PADA BOILER Muhammad Sjahid Akar, Fredi Suryadi, Dedy Dwi Prastyo, ) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu Bahan Kuliah ke-21 IF5054 Kriptografi Message Authentication Code (MAC) Pemangkit Bilangan Acak Semu Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk

Lebih terperinci

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK 7. FLUID Materi Kuliah: - Fluida dan Fenomena - Massa Jenis - Tekanan - Prinsip Pascal - Prinsip rchimedes FLUID Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering diseut seagai zat alir. Fasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN RESIDUAL BOOTSTRAP (STUDI KASUS : PEMODELAN FERTILITAS DI PROVINSI LAMPUNG) Abstract

PEMODELAN REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN RESIDUAL BOOTSTRAP (STUDI KASUS : PEMODELAN FERTILITAS DI PROVINSI LAMPUNG) Abstract PEDELAN REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN RESIDUAL OOTSTRAP (STUDI KASUS : PEDELAN FERTILITAS DI PROVINSI LAMPUNG) Ari Rusmasari, Sutikno, Setiawan 3 Mahasiswa Pasca Sarjana, Jurusan Statistika, Institut

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang) PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Teroyo Cangkiran Semarang) Arfan Bakhtiar, Diana Puspita Sari, Hendy Tantono Industrial

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON

PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON BIAStatistics (014) Vol. 8, No. 1, hal. 1-8 PEMODELAN KASUS GIZI BURUK DI KOTA JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI POISSON (MALNUTRITION CASE MODELING IN JAYAPURA BY USING POISSON REGRESSION ANALYSIS)

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail

Lebih terperinci

OVERVIEW Persamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara state variable

OVERVIEW Persamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara state variable OERIEW ersamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan huungan antara state variale yang menggamarkan keadaan dari suatu sistem pada kondisi fisik tertentu State variale adalah property dari sistem yang

Lebih terperinci

BAB 9 PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIIL

BAB 9 PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIIL BAB 9 PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIIL Kebanyakan permasalahan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dipresentasikan dalam bentuk persamaan diferensial parsiil. Persamaan tersebut merupakan lau perubahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percoaan Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah kaca yang terletak pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut. Tanaman gerera yang digunakan merupakan iit yang

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 320 Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Titis

Lebih terperinci

PENENTUAN BESARNYA PENGARUH FAKTOR GENETIK TERHADAP SIFAT FENOTIP DENGAN METODE PASANGAN KEMBAR

PENENTUAN BESARNYA PENGARUH FAKTOR GENETIK TERHADAP SIFAT FENOTIP DENGAN METODE PASANGAN KEMBAR PNNTUN BSRNY PNGRUH FKTOR GNTIK TRHDP SIFT FNOTIP DNGN MTOD PSNGN KMBR. Setiawan Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Indonesia stract. Twins

Lebih terperinci

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik VII. BALOK KOLOM Komponen struktur seringkali menderita kominasi eerapa macam gaya secara ersama-sama, salah satu contohnya adalah komponen struktur alok-kolom. Pada alok-kolom, dua macam gaya ekerja secara

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3 B II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Teori Struktur Ekonomi Pemangunan ekonomi di Indonesia merupakan agian penting dari pemangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL UNTUK MENINGKATKAN PERFORMASI DESTILASI SURYA BASIN TIGA TINGKAT MENGGUNAKAN BEBERAPA BAHAN PENYIMPAN PANAS

KAJI EKSPERIMENTAL UNTUK MENINGKATKAN PERFORMASI DESTILASI SURYA BASIN TIGA TINGKAT MENGGUNAKAN BEBERAPA BAHAN PENYIMPAN PANAS KAJ EKSPERMENTAL UNTUK MENNGKATKAN PERFORMAS DESTLAS SURYA BASN TGA TNGKAT MENGGUNAKAN BEBERAPA BAHAN PENYMPAN PANAS Oleh : Mulyanef, Melda Sari, Wira Mario, dan Henry Nasution Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK

APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK APPLICATION OF CELLULAR AUTOMATA METHOD TO DETERMINATION OF STEADY STATE TEMPERATURE DISTRIBUTION Apriansyah 1* 1*

Lebih terperinci

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWE SALUAN UDAA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 5kV TANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT Arif Putra Utama (), Ir. Arnita, M.T (), Ir. Yani idal, M.T (3) () Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1 ANALISA DAN EVALUASI JABATAN DENGAN METODE ANGKA PADA PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN Djaka Prasetya 1, Eddy, Rini Halila Nasution 3 1,,3 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl.

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang

Lebih terperinci

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method 1 Maulana Yusri

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

APLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SURABAYA

APLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 2, No. 1, Juli 2017. Hal 129 141. APLIKASI PERSAMAAN DEFERENSIAL BIASA MODEL EKSPONENSIAL DAN LOGISTIK PADA PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK SELF-SIMILAR DENGAN DISTRIBUSI PARETO ZAKI MUBARROK

PEMODELAN TRAFIK SELF-SIMILAR DENGAN DISTRIBUSI PARETO ZAKI MUBARROK PEMODELAN TRAFIK SELF-SIMILAR DENGAN DISTRIBUSI PARETO ZAKI MUBARROK DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 007 PEMODELAN TRAFIK SELF-SIMILAR

Lebih terperinci

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan

Lebih terperinci

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 206 ISSN : 2085-428 Perancangan Alat Pemuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis Mujiono,*, Erni Junita Dosen Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang *E-mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernahkah anda menjadi seorang pasien yang datang ke dokter dan menolak dirawat? Biasanya penolakan muncul jika sang dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan seperti

Lebih terperinci

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK PERPINDAHAN PANAS PADA CEROBONG SEGIEMPAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA

SIMULASI NUMERIK PERPINDAHAN PANAS PADA CEROBONG SEGIEMPAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA SIMLASI NMERIK PERPINDAHAN PANAS PADA CEROBONG SEGIEMPAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA R. Lulus Lambang G. Hidaat, Eko Prasetya Budiana Eko Yanuarto Abstract : Numerical simulation for Heat

Lebih terperinci

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah I. Materi Ajar: Pertemuan : A. Macam-macam ilangan real. Bilangan Asli (A) Bilangan asli adalah suatu ilangan yang mula-mula dipakai untuk memilang. Bilangan asli dimulai

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bergerak dalam fluida tersebut. Beberapan ayat dalam Al-Qur an menyebutkan

BAB II KAJIAN TEORI. bergerak dalam fluida tersebut. Beberapan ayat dalam Al-Qur an menyebutkan BAB II KAJIAN TEORI.1 Viskositas Viskositas merupakan ukuran kekentalan yang menyatakan esar kecilnya gesekan dalam luida.semakin esar viskositas luida, semakin sulit suatu enda ergerak dalam luida terseut.

Lebih terperinci

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK Arantika Desmawati, Respatiwulan, dan Dewi Retno Sari S Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Seelas Maret Astrak.

Lebih terperinci

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) B-316 Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) Ahmad Zaini dan

Lebih terperinci

UM UNPAD 2007 Matematika Dasar

UM UNPAD 2007 Matematika Dasar UM UNPAD 007 Matematika Dasar Kode Soal Doc. Name: UMUNPAD007MATDAS999 Version : 0- halaman 0. Jika A e adalah komplemen dari A, maka daerah yang diarsir pada diagram Venn di awah ini dapat dinyatakan

Lebih terperinci

Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy

Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy Farah Nurul Ilma,

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANASAN EORI. Masalah ersediaan alam Sistem Manufaktur Biasanya suatu perusahaan memagi milik perusahaannya menjadi dua agian.. engaturan persediaan atau inventaris dierikan untuk meningkatkan pengurusan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR RUANGAN BERDASARKAN BENTUK ATAP MENGGUNAKAN FINITE DIFFERENCE METHOD BERBASIS PYTHON

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR RUANGAN BERDASARKAN BENTUK ATAP MENGGUNAKAN FINITE DIFFERENCE METHOD BERBASIS PYTHON ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR RUANGAN BERDASARKAN BENTUK ATAP MENGGUNAKAN FINITE DIFFERENCE METHOD BERBASIS PYTHON Denny Pratama, Viska Noviantri, Alexander Agung S.G. Matematika dan Teknik

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Layanan Data Berbasis Ethernet di Wilayah Kota 2

Analisis Pertumbuhan Layanan Data Berbasis Ethernet di Wilayah Kota 2 Analisis Pertumuhan Laanan Data Berasis Ethernet di Wilaah Kota Leni Devera Asrar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Budi Utomo (ITBU), Jl. Raa Mawar Merah, Malaka-Klender,

Lebih terperinci

Penentuan Distribusi Suhu pada Permukaan Geometri Tak Tentu Menggunakan Metode Random Walk Balduyanus Yosep Godja a), Andi Ihwan a)*, Apriansyah b)

Penentuan Distribusi Suhu pada Permukaan Geometri Tak Tentu Menggunakan Metode Random Walk Balduyanus Yosep Godja a), Andi Ihwan a)*, Apriansyah b) POSITRON, Vol. VI, No. 1 (1), Hal. 17 - ISSN : 1-9 Penentuan Distribusi Suhu pada Permukaan Geometri Tak Tentu Menggunakan Metode Random Walk Balduanus Yosep Godja a), Andi Ihwan a)*, Apriansah b) a Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika Penyebaran Penyakit Leptospirosis Antara Vektor Penyebar Dengan Populasi Manusia

Pemodelan Matematika Penyebaran Penyakit Leptospirosis Antara Vektor Penyebar Dengan Populasi Manusia SEMNAR NASONAL MATEMATKA DAN PENDDKAN MATEMATKA UNY 5 T - 39 Pemodelan Matematika Penyearan Penyakit Leptospirosis Antara Vektor Penyear Dengan Populasi Manusia Fuji Lestari, Sugiyanto Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT

PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT PENGARUH PENGGUNAAN NaOCl DALAM TAHAPAN PEMUCATAN EKSTRAKSI RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum duplicatum) TERHADAP KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT Herdito Wisnuaji dan Emma Rochima Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGANGKUTAN SEDIMEN DI DEKAT PANTAI. Oleh : Endah Kurniyasari Dosen Pembimbing : Drs. Kamiran, M.Si

PENGANGKUTAN SEDIMEN DI DEKAT PANTAI. Oleh : Endah Kurniyasari Dosen Pembimbing : Drs. Kamiran, M.Si PENGANGKUTAN SEDIMEN DI DEKAT PANTAI Oleh : Endah Kurniyasari 06 0 08 Dosen Pemiming : Drs. Kamiran, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopemer

Lebih terperinci

APROKSIMASI DISTRIBUSI PANAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD-BACKWARD DIFFERENCE

APROKSIMASI DISTRIBUSI PANAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD-BACKWARD DIFFERENCE POLITEKNOLOGI VOL. 11 NO. 3, SEPTEMBER 01 APROKSIMASI DISTRIBUSI PANAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD-BACKWARD DIFFERENCE Indriyani Rebet, Noorbaity JurusanTeknikMesinPoliteknikNegeri Jakarta KampusBaru

Lebih terperinci

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER ABSTRAK Telah dilakukan perhitungan secara analitik dan numerik dengan pendekatan finite difference

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan

BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan reservoir fluida. Ruang magma merupakan sumber massa dan energi untuk reservoir

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h =

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h = /3/3 Pendahuluan SIFAT SIFAT TERMIS Aplikasi panas sering digunakan dalam proses pengolahan bahan hasil pertanian. Untuk dapat menganalisis proses-proses tersebut secara akurat maka diperlukan informasi

Lebih terperinci

Model Regresi Berganda

Model Regresi Berganda REGREI DAN KORELAI LINEAR BERGANDA Materi:. Konsep Analisis Regresi Berganda. Penduga Koefisien Regresi 3. Model regresi dengan dua variael eas 4. Contoh Kasus 5. Koefisien Determinasi dan koefisien korelasi

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI Titi Purwandari 1, Yuyun Hidayat 2 1,2) Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran email

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007 Volume Nomor 2 Desemer 27 Barekeng Desemer 27 hal3-35 Vol No 2 TITIK-ANTARA DI DALAM RUANG METRIK DAN RUANG INTERVAL METRIK (Between-Points In Metric Space And Metric Interval Space MOZART W TALAKUA Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL MANGSA-PEMANGSA MICHAELIS- MENTEN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI MANGSA HANDANU DWARADI

ANALISIS MODEL MANGSA-PEMANGSA MICHAELIS- MENTEN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI MANGSA HANDANU DWARADI ANALISIS MODEL MANGSA-PEMANGSA MICHAELIS- MENTEN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI MANGSA HANDANU DWARADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK 1 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK 1 Sylviana Anggraini, 2 Nyimas Artina Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palemang e-mail: 1 yana@mhs.mdp.ac.id, 2 nyimas_artina@mdp.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Inti Anif Fujiati 1, Sri Utami 2 FPMIPA IKIP PGRI MADIUN

Lebih terperinci