PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
|
|
- Ridwan Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Inti Anif Fujiati 1, Sri Utami 2 FPMIPA IKIP PGRI MADIUN 1,2, Madiun. ABSTRAK: Gaya elajar merupakan cara yang dipilih siswa agaimana ia isa menyerap, mengatur dan mengolah informasi. Gaya elajar umumnya ditentukan lewat cara menyerap dan mengatur informasi yang erkisar dari yang konkret (yang erakar pada panca indra, menekankan apa yang diamati) hingga yang astrak (yang erakar dalam emosi dan intuisi, menekankan perasaan dan ideide). Terdapat tiga tipe gaya elajar yang akan diahas dalam penelitian ini yaitu: Visual (cenderung elajar dengan cara melihat dan mengandalkan indra penglihatan untuk menyerap informasi), Auditorial (cenderung elajar melalui apa yang merekan dengar) dan kinestetik (cenderung elajar dengan cara ergerak dan sentuhan). Prestasi elajar aspek kemampuan analisis menjadi indikator keerhasilan siswa dalam proses kegiatan elajar mengajar. Kemampuan analisis yang aik menunjukkan gaya elajar yang aik karena dengan mengetahui dan memahami gaya elajar siswa dapat ditentukan metode-metode gaya mengajar yang sesuai dengan gaya elajar siswa, sehingga prestasi siswa akan terasah secara maksimal. Penelitian ini ertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh gaya elajar visual, audiotorial dan kinestetik terhadap kemampuan analisis siswa MTs Negeri Geneng Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan tes gaya elajar dan data prestasi siswa pada aspek kemampuan analisis. Sujek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Negeri Geneng dengan jumlah 35 siswa. Analisis data menggunakan metode statistik dengan rumus analisis varian satu jalur dan uji lanjutan. Hasil menunjukkan ahwa, gaya elajar yang paling dominan adalah gaya visual seanyak 13 siswa (37%) kemudian gaya kinestetik seanyak 12 siswa (34%), sedangkan prestasi kemampuan analisis siswa kategori aik adalah 30 siswa (86%). Analisis anava satu jalur didapat F hasil = 3, 99 dan F tael = 3,30. Berarti pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya elajar visual, audiotorial dan kinestetik terhadap kemampuan analisis siswa MTs Negeri Geneng tahun pelajaran 2010/2011. Disarankan siswa MTs Negeri Geneng agar leih mengetahui dan memahami gaya elajar yang teraik agi dirinya sehingga dapat meraih prestasi elajar dengan hasil yang memuaskan. Kata Kunci: Gaya Belajar (Visual, Audiotorial dan Kinestetik), Kemampuan Analisis.
2 PENDAHULUAN Pendidikan adalah keutuhan dari setiap manusia yang tidak lepas dari kehidupan, apapun entuk pendidikannya. Seiring dengan ertamahnya kemajuan zaman, tingkat tuntutan kualitas pendidikan yang diutuhkan juga semakin meningkat. Kenaikan maupun penurunan prestasi elajar siswa secara tidak langsung juga mempengaruhi kualitas pendidikan yang menentukan kemajuan suatu negara dalam eragai aspek. Kualitas pendidikan anak-anak Indonesia zaman sekarang ila diandingkan dengan anak-anak tahun seelumnya memang jauh leih tinggi. Namun, jika diandingkan negara-negara lain kualitas pendidikan di Indonesia masih lamat dan cenderung tertinggal. Salah satu faktor penyea lamatnya peningkatan kualitas atau prestasi siswa adalah sulitnya pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran dikarenakan kurang tepatnya metode yang dipakai dalam pemelajaran. Seorang guru haruslah pandai dalam memilih metode sesuai dengan pokok ahasan yang diajarkan, serta gaya mengajar yang disesuaikan dengan gaya elajar siswa. Pentingnya seorang guru menguasai gaya mengajar didasarkan pada pemilihan gaya mengajar yang tepat untuk mempermudah daya serap siswa pada materi yang disajikan. Yang perlu diperhatikan,gaya pemelajaran harus di ikuti dengan metode yang tepat untuk menggali kemampuan siswa agar mencapai tujuan pemelajaran. Guru menyadari ahwa setiap peserta didik mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi yang aru. Cara- cara yang digunakan peserta didik ereda tergantung pada teori elajar yang disukai dan gaya elajar yang variatif. Setiap peserta didik memiliki gaya elajar tersendiri yang dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Apapun cara yang dipilih, peredaan gaya elajar menunjukkan cara tercepat dan teraik agi setiap peserta didik untuk menyerap informasi dari luar dirinya. Seagian peserta didik dapat elajar paling aik dengan pencahayaan yang terang, sedang seagian yang lain dengan cara erkelompok. Ada peserta didik yang dapat elajar dengan aik karena adanya figur otoriter dari orang tua, guru, dan ada yang merasa dengan elajar sendirilah merupakan cara paling efektif untuk memproses informasi agi mereka. Pola seperti ini menurut Deporter dan Mike (2009:110) diistilahkan dengan Gaya elajar. Gaya elajar siswa (Learning Style) dapat dilihat dari cara yang dilakukan siswa dalam menerima stimulus atau informasi, cara mengingat, cara erfikir dan memecahkan masalah. Dengan mengetahui gaya elajar siswa dapat ditentukan eragai pendekatan gaya mengajar dengan metode yang tepat dan sesuai untuk mengetahui kemampuan analisis siswa. Menurut Smith dan Dalton (2005) (dalam Ramayah dkk, 2009) erpendapat ahwa: Learning style was a distinctive and haitual manner of acquiring knowledge, skills or attitudes through study or experience and an individual learner's style tended to e more stale across different learning tasks and contexts. Definisi di atas dapat diartikan ahwa gaya elajar merupakan ciri yang khas dan keiasaan dalam menerima pengetahuan, keterampilan atau sikap yang didapat dari elajar atau pengalaman dengan elajar yang ereda-eda dan stail. Menurut Partin (2009:116) mengemukakan ahwa gaya elajar atau modalitas adalah saluran teraik untuk menerima dan memelihara informasi. Seagian esar siswa paling aik elajar melalui pengindraan atau saluran pemahaman yakni ahasa tuuh, indra perasa, pendengaran atau penglihatan. Pemelajar melalui penglihatan cenderung memproses informasi melalui apa yang mereka lihat, erpikir dalam gamar dan memiliki imajinasi yang tinggi. Pemelajar dengan pendengaran menyerap informasi apa yang didengar, Pemelajar kinestetis menguasai informasi dengan cara menyentuh, meraa dan mengalami. Dengan menyesuaikan gaya mengajar dengan gaya elajar siswa akan meningkatkan motivasi dan meningkatkan kinerjanya. Setiap siswa tidak perlu dinilai gaya elajarnya, hanya mereka yang mengalami kesulitan dalam elajarnya. Seagian esar siswa mampu elajar melalui seluruh saluran
3 pengindraan, maka mengajar melalui semua gaya akan memantu mereka untuk meraih pemelajaran yang optimal. Menurut pendapat Uno (2006:181) yang mengemukakan ahwa ada tiga tipe gaya elajar yaitu: pertama, gaya elajar visual learner menjelaskan ahwa harus melihat dulu uktinya aru mempercayainya. Kedua, gaya elajar auditory learner, yang mengandalkan pendengaran untuk isa memahami dan mengingatnya. Ketiga, gaya elajar tactual learner (kinestetik) dengan menyentuh sesuatu yang memerikan infomasi tertentu agar isa mengingatnya. 1. Gaya elajar Visual (elajar dengan cara melihat) Lirikan ke atas ila ericara, ericara dengan cepat. Bagi siswa yang ergaya elajar visual yang memegang peranan penting adalah mata atau penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru seaiknya dititikeratkan pada peragaan atau media, dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggamarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya elajar visual harus melihat ahasa tuuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka erpikir menggunakan gamar-gamar di otak mereka dan elajar leih cepat dengan menggunakan tampilantampilan visual, seperti diagram, peta, grafik, uku pelajaran ergamar, dan video. Mereka akan leih memahami apaila ditunjukkan (secara visual) hal-hal yang harus dikerjakannya. Mereka leih menyukai situasi yang anyak memperlihatkan sesuatu yang isa diaca dengan cara melihat. Di dalam kelas, siswa visual leih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. 2. Gaya elajar Audiotorial Ciri-ciri gaya elajar auditori: Saat ekerja suka icara kepada diri sendiri, penampilan rapi, mudah terganggu oleh keriutan, perhatiannya mudah terpecah, elajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan, senang memaca dengan keras dan mendengarkan, menggerakkan iir mereka dan mengucapkan tulisan di uku ketika memaca, erdialog secara internal dan eksternal, iasanya ia pemicara yang fasih, ericara dalam irama terpola, leih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, leih suka gurauan lisan daripada memaca komik, mempunyai masalah dengan pekerjaanpekerjaan yang meliatkan visual, ericara dalam irama yang terpola, dapat mengulangi kemali dan menirukan nada, erirama dan warna suara (Santoso, 2011). 3. Gaya elajar Kinestetik Ciri-ciri gaya elajar kinestetik: Bericara perlahan, penampilan rapi, tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keriutan, elajar melalui memanipulasi dan praktek, menghafal dengan cara erjalan dan melihat, menggunakan jari seagai petunjuk ketika memaca, anyak menggunakan isyarat tuuh, tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama, merasa kesulitan untuk menulis tetapi heat dalam ercerita, anyak ergerak, menyukai uku-uku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tuuh saat memaca, menyukai permainan yang menyiukkan, tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah erada di tempat itu, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. Analisis merupakan kemampuan menguraikan sesuatu menjadi agian-agian, sehingga antar agian ini dapat dimengerti. Analisis ini merupakan pemecahan suatu ide ke dalam unsur-unsur menjadi agian-agian sedemikian rupa sehingga hierarki dan huungan ide menjadi jelas (Munir, 2008:56). Tujuan kemampuan analisis (Anderson, 2001:124) (dalam Kawuryan, 2005) adalah untuk memangun kemampuan siswa dalam eerapa hal seagai erikut: a) memedakan antara fakta dan opini, ) menghuungkan kesimpulan dengan pernyataan yang mendukung, c) memedakan antara sesuatu yang erhuungan dengan sesuatu yang tidak memiliki huungan dengan hal tertentu, d) menentukan agaimana seuah gagasan erhuungan
4 dengan gagasan lain, e) memastikan asumsi yang disampaikan melalui perkataan seseorang, f) memedakan antara sesuatu yang ersifat dominan dari sesuatu yang seenarnya. A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas yang dieri perlakuan gaya elajar dan gaya mengajar disesuaikan dengan gaya elajar siswa. Aspek yang diamati pada penelitian ini adalah pengaruh gaya elajar visual, audiotorial dan kinestetik terhadap kemampuan analisis yang mengacu pada aspek kognitif siswa. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali tatap muka untuk mendapatkan data yang valid dan prestasi yang optimal. Teknik penerapan gaya elajar dalam pemelajaran yaitu kelompok gaya elajar visual menggunakan media animasi, kelompok gaya elajar audiotorial menggunakan media kaset rekaman sedangkan kelompok gaya elajar kinestetik menggunakan metode mengurutkan gamar yang memerlukan gerakan tuuh dan menyentuh. Tata cara pengamilan sampel menggunakan teknik sampling purposive dengan jumlah sampel 35 siswa. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis varian satu jalur yang diringkas dalam tael sidik ragam dan dilanjutkan uji BNT untuk mengetahui perlakuan yang paling erpengaruh dan ereda nyata dengan perlakuan lainnya. B. Hasil Penelitian Data yang erhasil dikumpulkan erupa data tes gaya elajar dan data prestasi kemampuan analisis siswa. Tes gaya elajar dilakukan di awal pemelajaran yang erupa tes gaya visual, audiotorial dan kinestetik. Hasil tes gaya elajar ini menunjukkan ahwa 13 siswa ergaya elajar visual, 10 siswa ergaya elajar audiotorial dan 12 siswa ergaya elajar kinestetik. Kegiatan pemelajaran dilakukan seanyak tiga kali pertemuan dengan metode gaya mengajar yang ereda-eda yang disesuaikan dengan gaya elajar siswa yaitu gaya mengajar visual, gaya mengajar audiotorial dan gaya mengajar kinestetik. Data kemampuan analisis siswa diamil melalui post test yang dilakukan di akhir pemelajaran Hipotesis penelitiannya adalah: H 0 : 1 2 = Tidak terdapat pengaruh gaya elajar visual. audiotorial dan kinestetik terhadap H 1 : 1 2 kemampuan analisis siswa. = Terdapat pengaruh gaya elajar visual, audiotorial dan kinestetik terhadap kemampuan analisis siswa Hasil perhitungan dengan menggunakan uji anava satu jalur dinyatakan dalam tael sidik ragam erikut: Sumer Jumlah D Variasi Kuadrat MK Total 35-1= Antar Kelompok 3-1= 2 550,8 275,4 (perlakuan) Dalam Kelompok 34-2= ,9 69 (galad) F h 3,99 F ta Keputusan diteri ma. Jadi kepu tusan hipot esis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh gaya elajar visual, audiotorial dan kinestetik terhadap kemampuan analisis siswa kelas VII MTs Negeri Geneng Tahun Pelajaran 2010/2011. Peredaan rata-rata kemampuan analisis siswa yang ergaya elajar visual, audiotorial dan kinestetik erdasarkan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) 3,30 Fh. F Ta 3,99 > 3,30 signifikan, erarti H 1 diterima dan H 0 ditolak Berda
5 Perlakuan gaya elajar a C B A Rata-rata ( x ) a 89,8 82,8 2,03 80,77 Beda BNT 5% x A x B x C 9,03 7,00 8,5 Berdasarkan tael di atas menunjukkan ahwa perlakuan yang menghasilkan rata-rata tertinggi adalah perlakuan gaya elajar kinestetik yaitu 89,8 yang ereda nyata dengan perlakuan gaya elajar visual dan gaya elajar audiotorial. Sehingga kemampuan analisis siswa paling tinggi adalah siswa yang memiliki gaya elajar kinestetik, lalu siswa yang ergaya elajar visual dan yang terakhir adalah siswa dengan gaya elajar audiotorial. Berdasarkan hasil uji BNT menunjukkan ahwa siswa yang memiliki rata-rata paling tinggi adalah perlakuan gaya elajar kinestetik yang memiliki peredaan nyata dengan perlakuan gaya elajar visual dan gaya elajar audiotorial. Berarti siswa yang ergaya elajar kinestetik memiliki kemampuan analisis paling aik, kemudian disusul siswa visual dan siswa audiotorial. Hal ini sesuai dengan pendapat Julismah (2009) ahwa pelajar yang mencapai tahap akademik tinggi cenderung memiliki gaya elajar yang termotivasi, ertanggungjawa, terarah dan menggunakan pendekatan elajar secara taktil daripada auditori. Pelajar yang mempunyai tahap pencapaian sederhana dan rendah cenderung kepada gaya elajar secara erkumpulan dan memerlukan perhatian guru. Pelajar golongan ini mempunyai daya ingatan auditori yang lemah dan leih cenderung kepada gaya elajar secara visual yaitu melalui media gamar, lukisan, simol, graf, komik dan kartun daripada memaca uku teks. Penerapan gaya mengajar yang disesuaikan dengan gaya elajar siswa, dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa. Metode gaya mengajar ini diterapkan secara sistematis yang mampu memantu mengetahui daya analisis terhadap materi yang disampaikan jika mereka mengetahui gaya elajarnya sendiri. Dengan demikian, proses pemelajaran mutlak mempertimangkan Teaching has to e multisensory and filled with variety artinya seuah proses pemelajaran mutlak memanfaatkan eragai macam potensi indra yang ada, eragai variasi dan strategi pemelajaran (Munthe, 2009:65). C. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penelitian dan hasil analisis dapat disimpulkan ahwa gaya elajar yang dimiliki siswa aik visual, audiotorial maupun kinestetik mempengaruhi kemampuan analisis siswa kelas VII MTs Negeri Geneng Tahun Pelajaran 2010/2011. Seaiknya dalam proses pemelajaran hendaknya memperhatikan gaya elajar yang dimiliki siswa untuk menggali potensi, meningkatkan kemampuan analisis dan prestasi siswa. Penelitian tentang gaya elajar siswa perlu dilanjutkan terutama pada kegiatan yang menekankan pemetukan karakter siswa.
6 DAFTAR PUSTAKA Deporter, Boi Quantum Learning. Bandung:Mizan Pustaka. Hamzah B. Uno Orientasi Baru dalam Psikologi Pemelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Julismah Jani dkk Pendekatan Pengajaran, Gaya Belajar dan Jenis Penilaian dalam Mata Pelajaran Sains Sukan di Sekolah Menengah. Jurnal Ilmu Pendidikan (Online). Jilid 2, No. 34. Karim Santoso Kenali Gaya Belajar Anak. (Online), ( Diakses 22 Maret Munir Kurikulum Berasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:Alfaeta. Munthe, Bermawi Desain Pemelajaran. Yogyakarta:Pustaka Insani Madani. Partin, Ronald Kiat Nyaman Mengajar di dalam Kelas. Terjemahan oleh Ursula Gyani Indonesia:Macanan Jaya Cemerlang.
7 Ramayah, Malarvilly,dkk Gender influence on preferred learning style among usiness students. Jurnal AS-China Administrasi Pulik (online). Vol 6, No.4 Sekar Purarini, Kawuryan (Ed.) Yogyakarta. Peningkatan Kemampuan Analisis terhadap Keijakan Pulik melalui Model Pemelajaran Portofolio pada Mata Kuliah Konsep Dasar PKN. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)
BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan
Lebih terperinciMODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :
1 MODALITAS BELAJAR Nama : Faridatul Fitria NIM : 152071200008 Prodi/SMT : PGMI A1/ V Email Ringkasan : : faridatulfitria05@gmail.com Artikel ini membahas tentang modalitas belajar. Definisi model belajar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut
Lebih terperinciPERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.
PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,
Lebih terperinciCara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit
PENDAHULUAN 1 Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2 Setiap siswa memproses informasi secara berbeda Jika guru hanya menggunakan satu gaya belajar
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP
Jurnal Pulikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pupend Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN 2088-2092 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
Lebih terperinciINSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
INSTRUMEN KINERJA GURU A. IDENTITAS Nama Guru : Bidang Studi : Kelas/Semester : Tanggal : Dokumen/Perangkat : RPP, Bahan Ajar, Media Pemelajaran, Lemar Penilaian Pemelajaran, Daftar Hadir Siswa, Daftar
Lebih terperinciTRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR
a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..
Lebih terperinciSTUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016
STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 1 Linda Sekar Utami 1 Dosen Progran Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan
Lebih terperinciAvailable online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17
82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA
JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernahkah anda menjadi seorang pasien yang datang ke dokter dan menolak dirawat? Biasanya penolakan muncul jika sang dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan seperti
Lebih terperinciPertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang
ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Perbedaan Tingkat Prestasi... (Pertiwi) 1 THE COMPARATIVE OF LEARNING ACHIEVEMENT REVIEW FROM LEARNING STYLE
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Waji Pokok Bahasan : Integral 2 Alokasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar dibagi menjadi tiga
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar
ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR Desi Apriani Retno Murni Sari STIE Kesuma Negara Blitar Astrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan
Lebih terperinciBAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN
16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif
Lebih terperinciJurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan
Lebih terperinciPERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1
PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
8 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Analisis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika perlu dilakukan, agar kesalahan-kesalahan
Lebih terperinciFaktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Tael 3.1 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumer daya manusia 2. Aspek pendukung Assemling Lengkap Tidak Lengkap Klaim
Lebih terperinciPENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)
PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Teroyo Cangkiran Semarang) Arfan Bakhtiar, Diana Puspita Sari, Hendy Tantono Industrial
Lebih terperinciUPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA
180 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 180-185 UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM
Lebih terperinciPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi
Lebih terperinciBab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR
Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis
Lebih terperinciSTUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA
STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP Ary Herlina Kurniati HM
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. MANAJEMEN Manajemen adalah Kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penempatan orang (stafing), pengendalian (controlling), pengamilan keputusan (decision) dan
Lebih terperinciDisusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT
STUDI PENGARUH BENTANGAN(SPAN) PADA SINGLE GIRDER OVERHEAD CRANE DENGAN KAPASITAS 5 TON TYPE EKKE DAN ELKE DAN KAPASITAS 10 TON TYPE EKKE TERHADAP BERAT KONSTRUKSI GIRDERNYA Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemodelan Matematika Model sebagai kata benda dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Lebih terperinciKonstruksi Rangka Batang
Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang
Lebih terperinciPerancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis
TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 206 ISSN : 2085-428 Perancangan Alat Pemuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis Mujiono,*, Erni Junita Dosen Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang *E-mail :
Lebih terperinciPENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,
Lebih terperinciBAB III STUDI KASUS. Plaza Senayan, Jakarta
BAB III STUDI KASUS III.1. Plaza Senayan, Jakarta III.1.1. Deskripsi kasus Pengaturan signage dilakukan sendiri oleh pihak manajemen Plaza Senayan (PS), yaitu agian design and conctruction management,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah saja tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar
Lebih terperinciBAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv
BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian
Lebih terperinciKata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar
ANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KINESTETIK KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Irawati*, Zulfaneti**, Ratulani Juwita*** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciInelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, 2. Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar
COMPARISON OF MATHEMATICS LEARNING RESULT OF STUDENTS TAUGHT BY EMPLOYING SCIENTIFIC APPROACH, PROBLEM POSING, AND OPEN ENDED IN PROBLEM BASED LEARNING MODEL IN CLASS X AT SMAN 2 MAKALE Inelsi Palengka1),
Lebih terperinciBAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
19 BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah sikap, tingkah laku, ragam dan cara melakukan. 1 Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.
Lebih terperinciBiltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1
ANALISA DAN EVALUASI JABATAN DENGAN METODE ANGKA PADA PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN Djaka Prasetya 1, Eddy, Rini Halila Nasution 3 1,,3 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl.
Lebih terperinciBAB XII GAYA DAN TEKANAN
BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016
ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 3, September - Desember 2016 STKIP PGRI Banjarmasin PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN
Lebih terperinciBAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN
BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.
Lebih terperinciJUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia
JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah nafas kehidupan dari sebuah lembaga pendidikan. Dapatkan saudara membayangkan sebuah universitas tanpa adanya kegiatan
Lebih terperinciTES AKHIR. Kartu-kartu diatas dapat disusun dengan aturan susunan kartu adalah jumlah bilangan kebawah sama dengan jumlah bilangan kesamping
TES AKHIR NAMA KELAS TANGGAL :... : : 1. Perhatikan angka pada kartu ilangan erikut : 1 2 4 5 a. Angka mana saja yang merupakan ilangan ganjil?.. Angka mana saja yang merupakan ilangan genap?.. Kartu-kartu
Lebih terperinciKata kunci: pemahaman konsep, keterampilan proses sains, metode eksperimen, metode demonstrasi.
Peredaan PeningkatanPemahaman... (IgnasiusMarvinusNdraha) 9 PERBEDAAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI PEMBELAJARAN MELALUI METODE DEMONSTRASI
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANASAN EORI. Masalah ersediaan alam Sistem Manufaktur Biasanya suatu perusahaan memagi milik perusahaannya menjadi dua agian.. engaturan persediaan atau inventaris dierikan untuk meningkatkan pengurusan
Lebih terperinciBAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.
Lebih terperinci6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat
Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS V SD NEGERI 29 BANDA ACEH. Zahratul Adami, M. Husin Affan, Hajidin
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS V SD NEGERI 29 BANDA ACEH Zahratul Adami, M. Husin Affan, Hajidin Zahra2639@gmail.com ABSTRAK Gaya belajar adalah salah satu cara bagaimana
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo
KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3 B II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Teori Struktur Ekonomi Pemangunan ekonomi di Indonesia merupakan agian penting dari pemangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang
Lebih terperinciPERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF
PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang
Lebih terperinciLAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL
LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Nurdeni 1, Witri Lestari 2, dan Seruni 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI [Email:
Lebih terperinciANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT
ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail
Lebih terperinci(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION
Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN
NLISIS KONSENTRSI TEGNGN PD GELGR BERLUBNG MENGGUNKN PEMODELN DN EKSPERIMEN khmad aizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com strak Belum diketahuinya
Lebih terperinciSTUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.
Lebih terperinciImplementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy Farah Nurul Ilma,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan berbahasa merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 HASIL DAN PEMBAHASAN Silika Hasil Isolasi dari Sekam Padi Analisis kuantitatif dengan metode X-Ray Fluorescence dilakukan untuk mengetahui kandungan silika au sekam dan oksida-oksida lainnya aik logam
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW
PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bergerak dalam fluida tersebut. Beberapan ayat dalam Al-Qur an menyebutkan
BAB II KAJIAN TEORI.1 Viskositas Viskositas merupakan ukuran kekentalan yang menyatakan esar kecilnya gesekan dalam luida.semakin esar viskositas luida, semakin sulit suatu enda ergerak dalam luida terseut.
Lebih terperinciPenentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon
Jurnal Sistem dan Manajemen Industri Vol No Juli 7, - p-issn 5-7, e-issn 5-95 Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Arta Rusidarma Putra dan, Anggar
Lebih terperincib. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0
B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
77 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuntitatif adalah
Lebih terperinciPERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG. Oleh: ABSTRACK
PERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG Oleh: Rani Okta Tiara * Drs. Afrizal Sano, M.Pd., Kons** Rila Rahma Mulyani, M.Psi., Psikolog** Mahasiswa Bimbingan dan
Lebih terperinciANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK
1 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK 1 Sylviana Anggraini, 2 Nyimas Artina Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palemang e-mail: 1 yana@mhs.mdp.ac.id, 2 nyimas_artina@mdp.ac.id
Lebih terperinciPENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET.
PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET. 1. Menyampaikan Tujuan a. Menyampaikan tujuan di awal pemelajaran. Meminta mencatat Tujuan sesuai dengan topik Awal Inti 2. Menentukan Materi dan
Lebih terperinci4. Mononom dan Polinom
Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan
Lebih terperinciStrategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran
1 Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Nama : Dinatus Solichah NIM : 152071200011 Prodi/SMT : PGMI A1/V Email : dinadelisha16@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,
Lebih terperinciMODUL 2. Tatanan Rumah
MDUL MDUL Tatanan Rumah i Kata Pengantar Daftar Isi Pendidikan kesetaraan seagai pendidikan alternatif memerikan layanan kepada mayarakat yang karena kondisi geografis, sosial udaya, ekonomi dan psikologis
Lebih terperinciPENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON
PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG Najmi Hayati, Atmazaki, Abdurrahman Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada
72 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyearkan angket kepada pemustaka di Badan Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Palemang. Telah diajukan 20 item pertanyaan
Lebih terperinciMODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT
MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT 1. TUJUAN - Memahami hukum dan prinsip fisika yang mendasari metode gaya erat - Mengetahui serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai variasi gaya erat di
Lebih terperinciUniversitas Negeri Malang
LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Angket Penelitian
LAMPIRAN A Angket Penelitian PENILAIAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK Identitas Responden Nama : Kelas : Petunjuk 1. Perhatikan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan rumpun mata
Lebih terperinciPAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF
49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi
Lebih terperinci