PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,"

Transkripsi

1 PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Werner R. Murhad Unverstas Surabaya, emal: Werner@staff.ubaya.ac.d Intsar Peneltan n bertujuan untuk membentuk portfollo optmal dengan menggunakan pendekatan model ndeks tunggal dan metode Z. peneltan menggunakan sampel perusahaan yang masuk dalam LQ-45 perode Februar 009 Januar 013. Hasl peneltan menunjukkan return portfolo dengan menggunakan model ndeks tunggal dan metode Z tdak memberkan hasl yang berbeda. Penggunaan model ndeks tunggal mampu memberkan rsko yang lebh kecl darpada penggunaan metode Z. Penggunaan model ndeks tunggal menghaslkan 11 saham yang masuk dalam portfolo, sedangkan metode Z menghaslkan 6 saham yang masuk dalam portfolo. Hasl peneltan mengndkaskan metode Z lebh sesua pada nvestor yang memlk dana terbatas dan waktu terbatas. Kata Kunc: Portfolo Optmal, model ndeks tunggal, metode z Abstract Ths study ams to establsh the optmal portfolo usng a sngle ndex model approach and Z methods. Ths study used a sample of companes ncluded n the LQ-45 perod February January 013. The results showed that the portfolo returns by usng a sngle ndex models and Z methods dd not gve dfferent results. The use of a sngle ndex model can provde a smaller rsk than the use of Z method. The use of a sngle ndex model produces 11 stocks ncluded n the portfolo, whle the Z method produces 6 stocks ncluded n the portfolo. The results ndcate Z method s more sutable to nvestors who have lmted funds and lmted tme. Keywords: Optmal Portfolo, Sngle Index Model, Z Method A. Latar Belakang Konds nflas d Indonesa yang relatf tngg selama tahun 013, mendorong nvestor untuk mengurang penempatan dana d deposto karena haslnya yang tdak optmal. Salah satu alternatf nvestas yang dharapkan mampu untuk memberkan return postf d atas tngkat nflas adalah melalu nvestas d pasar modal. Namun yang menjad masalah adalah pada saham mana yang akan dnvestaskan? Mengngat jumlah saham yang terdaftar d bursa efek 1

2 Indonesa cukup besar yatu hamper mencapa 500 emten, maka pemlhan saham yang bak adalah factor penentu utama agar return yang dperoleh dapat optmal. Secara hstors nvestas d pasar modal memberkan return yang lebh tngg dbandngkan dengan nvestas bentuk lanya. Hal n dapat dlhat dar poss Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhr tahun 009 berada pada pon.534 dan terus mengalam penngkatan pada akhr tahun 010 mencapa 3.703, kemudan pada tahun 011 IHSG berada d level 3.81 dan pada akhr tahun 01 IHSG tutup pada pon bahkan pada tahun 013 n IHSG sempat mencapa level tertnggnya 5.14 pada tanggal 0 Me 013. Dengan adanya penngkatan nla IHSG secara sgnfkan tentunya juga berdampak pula pada penngkatan return yang dterma nvestor. Untuk memperoleh return yang maksmum maka langkah yang perlu dlakukan oleh nvestor adalah dengan cara membentuk portofolo yang maksmum. Dalam membentuk portofolo, nvestor dapat melakukan melalu dua strateg yakn strateg pasf dan strateg aktf. Investor dapat melakukan pengelolaan portfolo dengan menggunakan analss fundamental dan analss teknkal. Analss fundamental merupakan analss yang dlakukan oleh nvestor untuk mendapatkan perusahaan yang benarbenar memlk knerja keuangan yang bak. Sedangkan analss teknkal dlakukan untuk menentukan kapan saat yang tepat bag nvestor untuk membel atau menjual sahamnya (market tmng). Kedua strateg n tdak bertentangan melankan salng melengkap. Investor pada awalnya akan melakukan analss fundamental untuk menentukan saham mana yang akan dplh, kemudan dlanjutkan dengan analss teknkal untuk menentukan kapan saat yang tepat bag nvestor untuk membel/menjualnya. Investor yang menerapkan strateg pasf sepert buy and hold basanya dalam menentukan saham mana yang akan dplh menggunakan analss fundamental. Sedangkan nvestor yang menggunakan strateg aktf akan membel/menjual saham berdasarkan analss teknkal. Strateg pasf dalam bentuk buy & hold strategy yakn strateg yang dlakukan nvestor dengan membel sejumlah saham kemudan menahannya hngga beberapa waktu yang akan datang ketka konds pasar mula membak dan melepaskan sejumlah

3 saham tersebut pada poss harga yang sesua dengan kengnan nvestor. Sedangkan strateg aktf merupakan strateg yang dlakukan oleh setap nvestor melalu analsa teknkal dantaranya melalu metode movng average guna memperoleh rata rata return portofolo yang lebh bak. Dsampng tu juga, strateg aktf n dapat dlakukan dengan cara melhat serta memanfaatkan momentum pasar, dan melakukan rotas sektor yang mana hal tersebut dapat dlakukan dengan cara nvestas saham pada sektor tertentu atau beberapa sektor yang dyakn oleh nvestor dapat memberkan return yang optmal. Pada rotas sektor nlah nvestor dapat melakukan pembobotan nvestas terhadap saham - saham pada berbaga sektor yang dngnkan oleh nvestor guna mengantspas perubahan yang terjad dmasa yang akan datang sehngga dapat memnmalsas rsko yang akan terjad serta mampu menngkatkan return. Investas d pasar modal dalam bentuk saham memungknkan nvestor memperoleh return datas nflas, namun nvestas saham juga memlk tngkat rsko yang besar pula. Untuk mengurang rsko tersebut adalah dengan melakukan dversfkas melalu pembentukan portofolo yang berskan lebh dar satu saham. Untuk tu dperlukan suatu analsa terhadap portofolo yang kta bentuk sehngga nantnya ddapatkan suatu portofolo yang maksmal yang mana saham - saham yang ada ddalam portofolo tersebut mampu menghaslkan return yang maksmal dengan rsko yang terbatas. Optmalsas portofolo dapat dlakukan dengan berbaga macam cara bak menggunakan metode analss model ndeks tunggal (Jones, 01), metode z (Scnto dan Hardn, 009), selectve ndcator (Tortorello, 010), pendekatan bayesan markov chan monte carlo (Rstnngtyas dan Irawan, 011) maupun menggunakan metode Black-Ltterman melalu pendekatan Bayes (Black dan Ltterman, 199). Pada peneltan n pembentukan portofolo akan menggunakan pendekatan model ndeks tunggal dan metode z. penggunaan metode n dkarenakan relatve mudah dan selama n relatve cukup tepat untuk membuat portfolo yang efsen. Untuk metode Z dalam peneltan n akan dgunakan 6 varabel yatu Prce to Earnngs per share - PER (Donaldson et al., 011), Prce 3

4 to Book Value - PBV(Scnto & Hardn, 009), PER relatve to Growth - PEG(Scnto & Hardn, 009), SIZE (Scnto & Hardn, 009), Momentum 3 bulan (Scnto & Hardn, 009), dan Return on Asset - ROE (Donaldson et al., 011). Tujuan dar peneltan n adalah membentuk portfolo berdasarkan pada model ndeks tunggal dan metode Z. Dar pembentukan portfolo dengan menggunakan dua pendekatan apakah memberkan plhan nvestas yang sama sama atau berbeda? Selanjutnya apakah kedua portofolo mampu memberkan hasl nvestas dan rsko yang relatve sama? B. Telaah Lteratur Portofolo dtujukan untuk mengurang rsko dar suatu nvestas. Pengurangan rsko dapat terjad blamana aset yang dkombnaskan memlk koefsen korelas negatf, sehngga blamana aset yang satu mengalam penurunan maka penurunan tersebut akan dtutup oleh kenakan dar aset yang lannya. Bag nvestor, salah satu cara untuk mengurang rsko adalah dengan melakukan nvestas d reksadana. Ketka nvestor membel reksadana maka nvestor tersebut akan memperoleh aset portfolo yang telah dtentukan oleh manajer nvestas. Namun bla nvestor ngn membentuk portfolonya sendr, maka dapat dlakukan dengan nvestas langsung kepada saham d Bursa Efek Indonesa. Namun yang jad permasalahan adalah bagamana caranya untuk membuat portofolo yang mampu menngkatkan hasl nvestas dengan rsko yang terbatas. Ada beberapa alternatf pembentukan portofolo dengan menggunakan metode analss model ndeks tunggal (Jones, 01), metode z (Scnto dan Hardn, 009), selectve ndcator (Tortorello, 010), pendekatan bayesan markov chan monte carlo (Rstnngtyas dan Irawan, 011) maupun menggunakan metode Black-Ltterman melalu pendekatan Bayes (Black dan Ltterman, 199). Dalam peneltan n dfokuskan pada dua metode yanga palngs serng dgunakan karena relatve mudah yatu metode ndeks tunggal dan metode z. 4

5 Bode dkk (009;47) menyatakan bahwa model ndeks tunggal merupakan model yang dgunakan untuk menentukan tngkat hasl dengan dpengaruh oleh rsko sstematk. Model n dlakukan dengan cara memlh saham saham yang memlk knerja keuangan yang bak. Metode n palngn banyak dgunakan oleh nvestor mengngat proses pembentukan portofolo lebh mudah dan sederahan dbandngkan dengan metode lannya. Ddalam penerapan model ndeks tunggal, saham saham yang dplh untuk masuk kedalam portofolo adalah saham dengan knerja yang bak, dmana knerja tersebut dapat dukur dengan menggunakan Excess Return to Beta Rato (ERB)yang dgunakan untuk mengukur return premum saham relatf terhadap satu unt rsko yang tdak dapat d dversfkas, yang dukur dengan Beta. Saham saham yang akan masuk kedalam portofolo akan durutkan mula dar saham yang memlk ERB terbesar hngga saham yang memlk ERB terkecl. Selanjutnya dengan melakukan perbandngan antara ERB dengan cut off pont maka portofolo saham yang dplh adalah saham saham yang memlk ERB lebh besar dar cut off pontnya atau setdaknya setara dengan cut off pont-nya, sedangkan ERB lebh kecl dar cut off pont-nya tdak akan dmasukkan kedalam portofolo. Cut Off Pont (C*) merupakan batasan return maksmal yang dtetapkan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham tersebut, d mana Cut Off Rate (C ) sendr merupakan batasan return mnmal yang dtentukan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham tersebut. setelah memlh saham-saham yang akan masuk dalam portfolo, selanjutnya yang dlakukan adalah menentukan komposs portofolo. Dharapkan dar komposs portfolo tersebut maka akan dperoleh return yang optmal dengan rsko terbatas. Metode Z adalah metode yang dlakukan dengan menggunakan pendekatan kuanttatf untuk memperoleh portofolo yang optmal. Untuk tu perlu dplh beberapa factor yang akan dpaka dalam menentukan portfolo yang optmal. Dalam peneltan n dgunakan beberapa 6 factor yatu: PER (Donaldson et al., 011), PBV(Scnto & Hardn, 009), PEG(Scnto & Hardn, 009), SIZE (Scnto & Hardn, 009), Momentum 3 bulan (Scnto & Hardn, 009), dan ROE 5

6 (Donaldson et al., 011). PER, PBV, PEG, Sze dan ROE mencermnkan fundamental perusahaan, sedangkan Momentum 3 bulan mencermnkan factor teknkal. PER merupakan nsbah antara harga saham d pasar dengan kemampuan perusahaan mencetak laba tahunan. PER yang tngg mencermnkan harga saham yang lebh tngg dbandngkan dengan kemampuan perusahaan menghaslkan laba tahunan. Sementara tu PER tngg juga dapat mencermnkan perseps nvestor terhadap ekspetas perusahaan d masa yang akan datang. PBV merupakan nsbah antara harga saham dengan nla buku ekutas. PBV tngg bsa dpersepskan buruk yang berart harga sahamnya terlalu tngg dbandngkan dengan fundamentalnya. Namun dss lan PBV tngg mencermnkan perseps nvestor dalam hal n harga saham yang relatve bak terhadap nla buku ekutas. PEG merupakan nsbah antara PER terhadap pertumbuhan perusahaan. Anals basanya akan membandngkan antara PER dengan tngkat pertumbuhan yang dharapkan untuk mengdentfkas apakah saham perusahaan tersebut mengalam undervalue atau overvalue. Secara sederhana bla PER lebh kecl dar tngkat pertumbuhan yang dharapkan maka saham tersebut dapat dkatakan mengalam undervalue. Ukuran perusahaan dan ROE merupakan ndkator yang palng serng dgunakan nvestor ketka melakukan nvestas. Perusahaan dengan ukuran lebh besar basanya akan memlk kaptalsas pasar yang besar pula, sehngga menghndar dlakukannya cornerng oleh pelaku saham lannya. Sedangkan ROE merupakan ndkator pentng yang mencermnkan tngkat hasl dar ekutas yang dtanamkan oleh nvestor. Peneltan n memasukkan satu faktor teknknal yatu momentum 3 bulan, dmana kecenderungan harga nak akan mendorong nvestor untuk kut membel saham tersebut. C. Metode Peneltan Peneltan n menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa khususnya yang masuk dalam ndeks LQ-45 perode 1 Februar 009 sampa dengan 31 Januar 013. Pemlhan saham-saham yang tergabung dalam 6

7 ndeks LQ-45 karena mencermnkan lkudtas dan dverstas ndustr. Dar perode tersebut dperoleh 5 sampel perusahaan yang konssten selalu masuk dalam ndeks LQ-45. Setalah dperoleh 5 sampel, maka dlakukan pembentukan portfolo dengan menggunakan model ndeks tunggal dan metode z berdasarkan pada data bulanan satu tahun terakhr dmula 31 Desember 01 hngga 31 Januar 013. Berkut tahapan pembentukan portfolo berdasarkan model ndeks tunggal (Setono, 013; Yunart, 010; Septyarn, 009) 1. Return saham Return merupakan tngkat keuntungan yang dterma nvestor melalu suatu nvestas saham, yang mana pada bagan n yang dlhat pada perubahan persentase return. Yang mana return saham n dhtung dengan cara : P P t t 1 R =...(1) Pt 1 R = Return saham P t = Harga saham perode t P t 1 = Harga saham perode sebelumnya. Expected Return Expected return merupakan tngkat keuntungan yang dharapkan mampu dterma oleh nvestor melalu suatu nvestas untuk beberapa perode ke depannya. Return n dgunakan nvestor sebaga salah satu cara ddalam penetapan nvestas. Dan rumus yang dgunakan untuk perhtungan return expectaton adalah dengan cara: ER = N Rj 1...() N j= E( R ) = Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. = Return saham pada perode j R j 7

8 N = Jumlah perode 3. Rsko saham Rsko saham merupakan sebuah penympangan yang terjad dkarenakan adanya perbedaan yang terjad antara return aktual dar sebuah nvestas saham dengan ekspektas return nvestas saham tersebut. N σ= =j 1 RER j...(3) N E R = Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. R j = Return saham pada perode j N = Jumlah perode σ = Varan rsko saham 4. Return dan rsko pasar Return pasar merupakan tngkat keuntungan pasar yang mampu dperoleh nvestor dar suatu nvestas, dan return pasar pada nvestas saham dapat dlhat pada IHSG yang mana merupakan suatu ndkator yang mempengaruh pergerakan harga saham d bursa efek ndonesa. R m, t = IHSG t IHSG t 1 IHSG t 1...(4) R m, t = Return pasar pada perode tertentu IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada perode tertentu IHSG t 1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada perode sebelumnya Expected market return merupakan tngkat keuntungan pasar yang dharapkan mampu dterma oleh nvestor dar suatu nvestas untuk beberapa perode ke depannya. 8

9 E R M = N Rm, t 1...(5) N t= R m,t = Return pasar pada perode tertentu E RM = Tngkat keuntungan pasar yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. N = Jumlah perode Rsko pasar terjad dkarenakan konds dan stuas pasar saat tu mengalam perubahan dluar kendal perusahaan, sepert nla tukar mata uang, suku bunga, komodtas dan konds poltk. =t 1 m N Rtm, ER σ= M...(6) N R m,t = Return pasar pada perode tertentu E R m = Tngkat keuntungan pasar yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham N = Jumlah perode σ = Varan pasar M 5. Beta Beta merupakan suatu pengukur terhadap rsko sstemats dar suatu saham. Dsampng tu beta juga menjad pengukur volatltas return sekurtas terhadap return pasar. Sehngga melalu beta n nvestor dapat mengetahu perbandngan antara return saham tersebut dengan return pasar apakah bergerak sebandng ataupun lebh besar atau lebh kecl. n t1 ( RER ( ))(* R ER ( )) n t1 (( ER ) M M R) M M...(7) 9

10 R M = Return pasar pada perode tertentu E ( R M ) = Tngkat keuntungan pasar yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. E ( R ) = Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. R = Return saham = Beta saham 6. Alpha Alpha merupakan selsh antara return aktual dengan expectaton return pada suatu level beta tertentu, dan basanya alpha menjad salah satu ukuran untuk membandngkan knerja suatu nvestas saham dengan knerja nvestas saham lannya. E R = α + β E R...(8) m E R = Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. α = Alpha saham β = Beta saham E R m = Tngkat keuntungan pasar yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. 7. Kesalahan Resdu dan varan kesalahan resdu Kesalahan resdu perlu dperhtungkan guna mengetahu besarnya rsko yang tdak sstematk yang terdapat ddalam suatu perusahaan. Jad varan kesalahan resdu n melhat seberapa besar tngkat error antara expected return dengan actual return yang terdapat pada masng masng saham. R α= β+ RM e+...(9) R = Return saham α = Alpha saham = Beta saham = Return pasar R M 10

11 e = Kesalahan resdu Sedangkan varan kesalahan resdu dapat dcar dengan menggunakan rumus: * M * e... (10) M = Varan pasar = Varan rsko saham = Beta saham e = Varan kesalahan resdu 8. Excess Return to Beta Excess Return to Beta dgunakan untuk mengukur kelebhan return relatf terhadap satu jens rsko yang tdak dapat ddversfkaskan dengan ukuran beta. ER R ERB ) ( BR...(11) E ( R ) =Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. R BR = Return bebas rsko = Beta saham ERB = Excess Return to Beta pada saham 9. Cut off pont Cut off pont merupakan sebuah ttk pembatas return maksmal yang ngn dperoleh nvestor guna menghndar rsko pada nvestas saham yakn fluktuas harga saham. Sebelum melakukan perhtungan Cut off pont terlebh dahulu harus dperhatkan perhtungan Alpha dan Beta pada saham tertentu, yang mana perhtungannya adalah sebaga berkut: 11

12 (() ER R*) A BR e...(1) B...(13) e C 1 M j1 M j1 Aj...(14) B j C = Batasan return mnmal yang dtentukan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham A j = Tngkat kelebhan abnormal return yang mampu dperoleh dar nvestas saham B j = Ukuran rsko sstematk yang ada ddalam nvestas saham = Beta saham e = Varan kesalahan resdu E ( R ) =Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham R BR = Return bebas rsko 10. Propors Perhtungan n dlakukan untuk menentukan seberapa besar propors dana yang harus dalokaskan kedalam suatu nstrumen nvestas, sehngga tujuan yang dharapkan oleh nvestor dapat tercapa. W X k X j 1...(15) Yang mana dperoleh melalu rumus sebaga berkut: * X ( ERB C)...(16) e W = Propors dana pada nvestas saham ke- K = Jumlah saham pada portofolo optmal 1

13 X = Propors setap saham terplh = Beta saham e = Varan kesalahan resdu ERB = Excess Return to Beta pada saham * C = Batasan return maksmal yang dtetapkan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham Setelah menemukan komposs portfolo berdasarkan metode ndeks tunggal, maka dlaukan pembentukan portfolo dengan menggunakan metode Z. Berkut tahapan pembentukan portfolo berdasarkan metode Z berdasarkan Donaldson et al., (011) dan Scnto & Hardn (009). 1. Menghtung varable masng-masng perusahaan - PER dperoleh dengan membag nla kaptalsas pasar terhadap total earnngs perusahaan. - PBV dperoleh dengan membag nla kaptalsas pasar dengan nla buku ekutas. - PEG dperoleh dengan membag PER dengan tngkat pertumbuhan. Dmana tngkat pertumbuhan dukur dar pertumbuhan sales tahunan. - Sze dkur dengan menggunakan logartma natural dar nla kaptalsas pasar. - Mom merupakan momentum selama 3 bulan yang dperoleh dar harga penutupan perode terakhr dbag terhadap harga penutupan 3 bulan sebelumnya. - ROE dukur dengan total earnngs dbag dengan nla kaptalsas pasar.. Mengelompokkan sampel menurut ndustry dan mengkonvers varable yang dtentukan ke nla Z. 3. Nla standar Z score dperoleh dengan: - Menghtung rata-rata varable dan standard devas dar ndustry. - Menghtung nla Z dengan mengurangkan varable dar perusahan terhadap rata-rata ndustry dan selanjutnya dbag terhadap standar devas ndustry. 13

14 4. Setelah memperoleh Z score untuk masng-masng varable pada perusahaan, selanjutnya menghtung nla Z score perusahaan secara keseluruhan. 5. Membentuk portfolo dar saham dengan nla Z Score agregat bernla postf, dan dengan menggunakan optmalsas pada excel, berdasarkan saham-saham plhan yang telah dperoleh dar mekansme d atas. Setelah memperoleh saham-saham yang akan membentuk portfolo bak dengan menggunakan model ndeks tunggal dan metode z, maka selanjutnya membandngkan return portfolo dan rsko portfolo dar kedua metode tersebut untuk melhat portfolo mana yang lebh bak. D. Pembahasan Dar 5 saham yang konssten selalu terdaftar d ndeks LQ-45, maka dplh saham-saham yang akan masuk portfolo dengan menggunakan model ndeks tunggal dan metode Z. Dar 5 saham maka dengan menggunakan model ndeks tunggal dperoleh 14 kanddat pembentuk portofolo. Ke-empatbelas saham n memlk nla ERB yang lebh besar darpada C yatu PGAS, KLBF, LPKR, INDF, INTP, JSMR, TLKM, BDMN, BMRI, SMGR, BBCA, ITMG, BBRI dan BBNI. Dar keempatbelas kandadat saham, tersebut, dtentukan cut off pont yang merupakan cut off rate tertngg yang jatuh pada saham SMGR dengan nla cut off 0,96%. Dar keempat belas saham tersebut yang nla ERB datas cut off pont adalah PGAS, KLBF, LPKR, INDF, INTP, JSMR, TLKM, BDMN, BMRI, SMGR, dan BBCA. Kesebalas saham nlah yang akan membentuk portofolo optmal. Dengan mengunakan kesebalasan saham maka dbuat komposs portfolo sebaga berkut: Tabel 1. Komposs Portofolo Model Indeks Tunggal Saham Bobot (%) INDF 1,53 14

15 JSMR 18,76 KLBF 13,73 LPKR 10,44 SMGR 9,69 PGAS 8,73 TLKM 6,63 BDMN 4,58 INTP 4,9 BBCA 0,97 BMRI 0,66 Dar tabel 1, dapat dlhat tngkat hasl dan rsko dar portfolo dengan menggunakan komposs yang dbuat dar 11 saham adalah returnnya selama setahun mencapa 30,96% dengan standar devas portfolo mencapa 0,73%. Dengan menggunakan metode Z, dar 5 saham maka dperoleh 10 kanddat saham pembentuk portfolo yatu secara berurutan dar nla Z tertngg adalah: UNVR, BBCA, ITMG, TLKM, PGAS, PTBA, BBRI, AALI, INCO dan KLBF. Dar ke sepuluh saham tersebut dkeluarkan 4 saham yang memlk return negatf selama 1 tahun perode Februar 01 Januar 013 yatu INCO, AALI, PTBA dan ITMG, sehngga hanya 6 saham yang akan masuk dalam portfolo berdasarkan metode Z. ke-enam saham tersebut denagn menggunakan optmalsas solver d excel dperoleh komposs sebagamana yang terlhat d tabel. Tabel. Komposs Potofolo Metode Z Saham Bobot (%) PGAS 7,59 TLKM 4,43 KLBF 0,43 BBCA 17,54 BBRI 5,00 UNVR 5,00 Dar tabel, dengan menggunakan komposs yang ada tersebut dperoleh return setahun 31,0% dengan standard devas sebesar 3%. 15

16 Dar kedua komposs portfolo, maka dlakukan pembandngan terhadap return pasar IHSG selama setahun sepert yang tampak dalam Tabel 3. Tabel 3. Perbandngan Return dan Rsko Return Rsko (SD) Koef. varas Model Indeks Tunggal 30,96 0,73,36 Metode Z 31,0 3 9,67 IHSG 1,1 3,74 30,63 Dar tabel 3, dapat dlhat bahwa portfolo dengan menggunakan model ndeks tunggal dan metode z mampu mengalahkan return pasar. Bla dlakukan perbandngan antara model ndeks tunggal dan metode z, ternyata keduanya memberkan return yang kurang lebh sama yatu 31%. Namun dar ss rsko, model ndeks tunggal mampu memperkecl rsko lebh bak dar pada metode Z. bla dperhatkan lebh seksama, empat dar 6 saham yang masuk dalam metode Z adalah konssten juga masuk d model ndeks tunggal yatu PGAS, TLKM, KLBF dan BBCA. Sedangkan BBRI dan UNVR yang termasuk dalam metode z, tdak terplh dalam model ndeks tunggal. Secara fundamental, empat saham yang masuk dalam metode ndeks tunggal dan metode z merupakan saham yang menjad leader d ndustrnya. Rsko yang lebh kecl pada model ndeks tunggal dsebabkan jumlah saham yang masuk dalam portfolo lebh besar yatu 11 saham, dbangkan dengan metode z yang hanya 6 saham. Hal n sesua dengan teor dversfkas, dmana semakn banyak jumlah aset yang masuk dalam portofolo maka rsko tdak sstemats semakn berkurang (Bode et al, 013). Namun bag nvestor yang memlk dana terbatas, maka penggunaan metode ndeks tunggal akan menjad masalah tersendr. Investor dengan dana yang terbatas akan memlk hambatan untuk pengalokasan dana dalam banyak saham tersebut. selan tu, penggunaan metode ndeks tunggal yang menghaslkan komposs p[ada 11 saham, membuat nvestor harus mengamat 11 saham yang tentunya bukan suatu perkara yang mudah. Sehngga bag nvestor dengan dana terbatas dan waktu terbatas untuk mengamat banyak saham, danjurkan untuk menggunakan metode Z yang cukup 16

17 mengamat 6 saham dengan return yang tdak jauh berbeda dengan metode ndeks tunggal. Temuan n mengkonfrmas bahwa penggunaaan metode z dan model ndeks tunggal, mampu mengalahkan return pasar, sehngga dapat djadkan alat bag nvestor dan manajer nvestas untuk membentuk portfolonya. E. Penutup Peneltan n menggunakan dua model pembentukan portfolo yatu menggunakan model ndeks tunggal dan metode z. kedua model menunjukkan hasl yang mampu memberkan return lebh tngg dar pasar. Metrode ndeks tunggal dan metode z memberkan hasl return yang kurang lebh sama, namun metode ndeks tunggal dalam peneltan n memberkan rsko lebh kcel dar penggunaan metode z. rsko yang lebh kecl pada metode ndeks tunggal dsebabkan oleh jumlah saham yang dmasukkan dalam portfolo lebh banyak darpada metode z. bag nvestor dengan dana terbatas dan waktu terbatas, penggunaan metode z lebh drekomendaskan mengngat return yang dperoleh kurang lebh sama dengan metode ndeks tunggal, namun jumlah saham yang masuk dalam portfolo lebh sedkt. Daftar Pustaka Black, F., dan R. Ltterman, 199, Global Portfolo Optmzaton, Fnancal Analyst Journal, Vol. 48: 5, pp Bode, Z., A. Kane dan A. Marcus, 013, Investment, Tenth Edton, McGraw Hll/Irwn. Jones, C.P., 01, Investment: Analyss and Management, Twelve Edton, John Wley Donaldson, J., D. Flagg, dan J.H. Orr, 011, Selectng Stock and Buldng Portfolo; a Sortng Exercse, Manageral Fnance, Vol. 37: 7 pp Rstnngtyas, Dna dan Nur Irawan, 01, Optmalsas Portofolo Saham Dengan Bayesan Markov Chan Monte Carlo Menggunakan Pendekatan Model Mxture Of Mxture, Workng Paper Scnto, D., dan Jo Hardn, 009, Stock Rankng and Portfolo Selecton: Revsng and Developng Z Scores, Thess, Pomona College, USA. 17

18 Septyarn, 009, Analss Portofolo Optmal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Pada Saham LQ45, Jurnal Akuntans Setono, S.R.K., 013, Optmalsas Portofolo dengan Menggunakan Analsa Model Indeks Tunggal, Tess, Unverstas Surabaya. Tortorello, R., 010, Quanttatve Strateges for Selectng Stock, AAII Journal, May 010 Edton. Yunart Sar, 010, Pembentukkan Portofolo Optmal Saham Saham Perbankan Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal, Jurnal Keuangan Dan Perbankan, Volume 14 nomor 3 September

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL Calyptra: Jurnal Ilmah Mahasswa Unverstas Surabaya Vol.3 No.1 (014) OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL INTISARI Yulant Panjaya Manajemen

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA

KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA Oleh Nanny Veronca Djohan 1), Werner R. Murhad ), Endang Ernawat 3) 1) PS. Manajemen, Unverstas Surabaya nannyveroncad@gmal.com ) PS.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : ABSTRACT PENDAHULUAN. Oleh : Sutarti

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : ABSTRACT PENDAHULUAN. Oleh : Sutarti JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No., Oktober 007 : 119-14 ANALISIS SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE INDEKS MODEL Stud Kasus Pada Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Halmatus S *) A. Yusuf Imam Suja **) Bud Wahono

Lebih terperinci

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-150 1 Analss Portofolo yang Optmal pada Indeks Kompas100 d Bursa Efek Indonesa Yuvta Sar Harun *1, Ervta Saftr, Trsnad Wjaya 3 Jurusan Manajemen, STIE MDP,

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN:

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN: Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 ISSN: 1411-6227 Pengaruh Indkator Raso Keuangan Perusahaan Prce Earnng Rato (PER) dan Prce to Book Value (PBV) terhadap Return Portfolo Saham

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/dbr ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN

Lebih terperinci

ANALISIS SAHAM-SAHAM LQ45 UNUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL

ANALISIS SAHAM-SAHAM LQ45 UNUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL Zul Azhar E-ISSN 50-4159 ANALISIS SAHA-SAHA LQ45 UNUK EBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIAL DENGAN ENGGUNAKAN SINGLE INDEX ODEL Zul Azhar Dosen Tetap Fakultas Ekonom Unverstas Pakuan ABSTRAK Tujuan dar peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di

BAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di 1 BAD PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan akan nformas yang akurat, relevan dan dan up to date dbutuhkan oleh nvestor dalam menentukan apakah akan melakukan transaks jual bel efek d pasar

Lebih terperinci

STATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan.

STATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan. PERTEMUAN 1 STATISTIK menyatakan kumpulan data, blangan maupun non blangan, yg dsusun ke dlm tabeldagram-grafk yang menggambarkan suatu persoalan. STATISTIKA lmu yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investas II.1.1 Pengertan Investas Mengacu pada Sunaryah (2011, h4) Investas dapat dartkan sebaga suatu usaha seseorang untuk menanamkan modalnya pada 1 atau lebh aktva dengan

Lebih terperinci

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL)

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) 1. Konse Dasar Sngle Index Model. Forula SIM untuk Sekurtas 3. SIM untuk Sekurtas Tunggal 4. SIM untuk Portofolo 5. Portofolo Otal Berdasarkan SIM Munya Alteza

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Oleh: Anik Khuswatun Kasanah Dosen Pembimbing: Dra. Farida Agustini Widjajati, MS NIP

Oleh: Anik Khuswatun Kasanah Dosen Pembimbing: Dra. Farida Agustini Widjajati, MS NIP Oleh: Ank Khuswatun Kasanah 1207 100 015 Dosen Pembmbng: Dra. Farda Agustn Wdjajat, MS NIP. 19540817 198103 2 003 Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Teknolog Sepuluh Nopember 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci