Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN:"

Transkripsi

1 Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 ISSN: Pengaruh Indkator Raso Keuangan Perusahaan Prce Earnng Rato (PER) dan Prce to Book Value (PBV) terhadap Return Portfolo Saham d Bursa Efek Jakarta Barbara Gunawan & Antarksa Budleksmana e-mal : barbaragunawan@yahoo.co.d Unverstas Muhammadyah Yogyakarta ABSTRACT Ths emerged durng a knd of percepton that the fnancal statements do not qute belevable as the bass of captal market nvestment decsons. Usng the results of the rato of the fnancal statements as an object to be examned, the study wll look at the extent of the nfluence ndcator Prce Earnng Rato and Prce to Book Value of the Return Portfolo Shares on the Jakarta Stock Exchange. The results showed that of the portfolo s formed, t turns out the low ndcators of Prce Earnng Rato and Prce to Book Value does not affect the portfolo return. Key words: Prce Earnng Rato, Prce to Book Value, Return Portfolo, the Jakarta Stock Exchange. ABSTRAK Selama n muncul semacam perseps bahwa laporan keuangan tdak cukup dpercaya sebaga bass pengamblan keputusan nvestas dpasar modal. Dengan menggunakan hasl raso dar laporan keuangan sebaga obyek yang akan dtelt, stud n akan melhat sejauh mana pengaruh ndkator Prce Earnng Rato dan Prce to Book Value terhadap Return Portfolo Saham d Bursa Efek Jakarta. Hasl peneltan n menunjukkan bahwa dar portofolo yang terbentuk, ternyata rendahnya ndkator Prce Earnng Rato dan Prce to Book Value tdak berpengaruh terhadap return portofolo. Kata kunc : Prce Earnng Rato, Prce to Book Value, Return Portfolo, Jakarta Stock Exchange. 63

2 Barbara Gunawan & Antarksa Budleksmana, Pengaruh Indkator... PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Keputusan nvestor dalam nvestas modal berbentuk sekurtas saham, sangat dpengaruh oleh besarnya alran mbal hasl (return) yang akan dperoleh dar saham tersebut dmasa mendatang setelah ddskontokan untuk faktor resko (varance return) dan waktu. Agar keputusan nvestas tersebut dapat memuaskan nvestor, maka dperlukan adanya suatu analss sekurtas dalam upaya melakukan penetapan harga efek yang wajar. Dalam hal n nvestor harus mampu menyusun perkraan harga sekurtas yang akan dbel ataupun djual dar nformas laporan keuangan yang ada, agar harga tersebut dapat mencermnkan nla ntrnsk yang sebenarnya. Berdasarkan prnsp keterbukaan (dsclosure), nformas knerja keuangan dar setap perusahaan publk yang telah terdaftar d Bursa Efek Jakarta dapat dengan mudah dakses para nvestor. Saat n beberapa nformas pentng yang berhubungan dengan raso keuangan sebaga tolok ukur knerja perusahaan telah dolah dan dpublkaskan secara nstan oleh Bursa Efek Jakarta. Beberapa raso keuangan pentng yang selalu dpublkaskan dalam Jakarta Stock Exchange (JSX) Monthly Statstc sepert Prce Earnng Rato (PER), Prce to Book Value (PBV), Return On Equty (ROE), Return On Asset (ROA) dan Debt to Equty Rato (DER), serng kal djadkan tolok ukur bag para nvestor dalam menentukan plhan nvestas saham. Dengan menggunakan raso dar laporan keuangan sebaga obyek yang akan dtelt, artkel n akan membahas sejauh mana pengaruh dar ndkator Prce Earnng Rato dan Prce to Book Value terhadap Return Portfolo Saham d Bursa Efek Jakarta. Rumusan Masalah Berdasarkan uraan pada latar belakang datas, maka rumusan permasalahan yang akan djadkan pokok bahasan dalam peneltan n adalah Bagamanakah konds resko dan tngkat keuntungan dar masngmasng portofolo saham yang dbentuk berdasarkan tngg rendahnya ndcator PER dan PBV selama tahun Tujuan Peneltan Sedangkan yang menjad tujuan utama dar peneltan n adalah Untuk mengetahu apakah tngg rendahnya ndkator raso PER, PBV dan DER mempunya pengaruh terhadap besarnya tngkat Return Portfolo. Defns Operasonal dan Pengukuran Varabel Dalam peneltan n, knerja dar perusahaan publk (emten) yang damat dlhat dan dgolongkan berdasarkan konds laporan keuangannya. Knerja emten antara lan dtnjau dar tngg rendahnya varabel raso PER 64

3 Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 dan PBV yang merupakan ndkator murah (undervalue) atau mahalnya (overvalue) harga saham perusahaan tersebut d bursa. Prce Earnng Rato PER merupakan raso untuk menghtung berapa besar nvestas yang dbayar oleh nvestor untuk memperoleh sejumlah alran pendapatan earnng tertentu, atau kebalkannya merupakan apa yang nvestor dapatkan dar sejumlah nvestas tertentu. Dar hasl perhtungan tersebut, nvestor dapat menggunakan hubungan antara harga pasar saham (market prce) dengan Earnng Per Share (EPS) sehngga nvestor dapat mengetahu apakah harga dar suatu saham underprced atau overprced. Perumusan dar PER dan EPS adalah sebaga berkut : Semakn rendah PER dar suatu saham menunjukkan harga saham tersebut lebh murah dbandngkan harga saham lan yang sejens, sehngga pada suatu saat ketka harga saham mula mengalam koreks kenakan (rebound), dharapkan nvestor yang membel saham dengan PER yang rendah akan mendapatkan keuntungan berupa captal gan dar nvestas sahamnya. Oleh karena tu ddalam memlh dan membentuk portofolo saham berdasar pertmbangan tngg rendahnya raso PER dsarankan untuk memlh saham yang memlk raso PER rendah. Market Prce PER E.P.S dmana E.P.S Net Earnng Number of out s tan dng shares Prce to Book Value PBV merupakan perbandngan yang menunjukkan berapa kal harga pasar dar suatu saham jka dbandngkan dengan nla bukunya. Semakn kecl nla PBV maka harga dar suatu saham danggap semakn murah. Perumusannya adalah sebaga berkut : Prce Of Stock PBV... dmana... BookValue Book Value Total Equty Pad Up Captal Semakn rendah raso PBV menunjukkan harga saham yang lebh murah underprce dbandngkan harga saham lan yang sejens, konds n memberkan peluang kepada nvestor untuk dapat merah captal gan pada saat harga saham tersebut kembal mengalam rebound kenakan harga. Oleh karena tu ddalam memlh dan membentuk portofolo saham 65

4 Barbara Gunawan & Antarksa Budleksmana, Pengaruh Indkator... berdasar pertmbangan tngg rendahnya raso PBV dsarankan untuk memlh saham yang memlk raso PBV rendah. Ddalam peneltan n akan dperbandngkan portofolo saham dar saham-saham sejens yang memlk raso PER dan PBV tngg dengan saham-saham sejens yang memlk raso PER dan PBV yang rendah, untuk mengetahu sejauh mana pengaruh tngg rendahnya raso PER dan PBV tersebut apabla dterapkan sebaga dasar pertmbangan dalam pembentukan portofolo saham. Rsk and Return Sekurtas dan Portofolo Saham Untuk bernvestas dalam bentuk sekurtas saham, seorang nvestor yang rasonal akan mengnvestaskan dananya dengan memlh saham-saham yang efsen, yang dapat memberkan return maksmal dengan tngkat resko tertentu atau return tertentu dengan resko yang semnmal mungkn. Salah satu upaya untuk menghndar atau memperkecl resko tersebut, nvestor harus menerapkan strateg dversfkas dengan membentuk portofolo dar beberapa saham plhan yang dnla efsen. Secara umum resko (standar devas dan varan return) dar suatu sekurtas saham dapat dnyatakan dengan persamaan sebaga berkut : Notas : 2 = varance return (resko) sekurtas saham = standar devas (resko) sekurtas saham Rj = return saham ndvdual selama perode pengamatan n = jumlah perode pengamatan n 2 [ Rj E( R)] n j1 2 2 Sedangkan varance return dar suatu portofolo saham dapat dnyatakan dengan persamaan sebaga berkut : p 2 n 1 X 2. 2 n n 1 j1 X X j j j Notas : p 2 = varance return portofolo saham 66

5 Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 X = propors dana pada saham ke-. Xj = propors dana pada saham ke-.j 2 = varance return dar saham ke-. j = covarance antara return saham ke-. dan ke.j j = koefsen korelas saham ke-. dan ke-.j n = jumlah sekurtas dalam portofolo Sedangkan Return dar suatu sekurtas saham dapat dnyatakan dengan persamaan sebaga berkut : R P t P P t1 t1 D t Notas : R = rate of return dar saham Pt = harga saham pada awal nvestas (bel) Pt-1 = harga saham pada akhr nvestas (jual) Dt = alran kas (devden dan kupon) selama nvestas Untuk menghtung return atau tngkat keuntungan dar suatu portofolo saham dapat dnyatakan dengan persamaan sebaga berkut : (Jogyanto, 1998:13) E( Rp) n 1 [ w. E( R Notas : E(Rp) = return(tngkat keuntungan) dar portofolo saham E(R) = tngkat keuntungan dar saham k- W = pors/weghted dar sekurtas saham Kerangka Pemkran dalam Pemlhan Portofolo Saham Berdasarkan hasl perhtungan resko dan tngkat keuntungan pada sekurtas maupun portofolo saham datas, maka dapat dplh portofolo saham yang memberkan return tertngg dengan resko terendah atau saham yang memlk resko tertentu dengan return yang tertngg. Dengan demkan pedoman yang dpaka sebaga dasar dalam pemlhan portofolo saham dalam peneltan n adalah : )] 67

6 Barbara Gunawan & Antarksa Budleksmana, Pengaruh Indkator... (1) Apabla dantara 2 (dua) portofolo saham memlk E(R) return sama, maka akan dplh saham yang mempunya. (standar devas) yang terendah. (2) Apabla dantara 2 (dua) portofolo saham memlk. (standar devas) yang sama, maka akan dplh saham yang mempunya E(R) return tertngg. Dalam peneltan n akan dbentuk 4 (empat) portofolo saham berdasarkan tngg rendahnya raso PER (prce earnng rato) dan PBV (prce to book value). Berdasarkan teor yang telah dkemukakan terdahulu, maka nvestor yang rasonal akan memlh portofolo saham yang dbentuk dar saham-saham dengan raso PER dan PBV yang rendah, untuk memperoleh peluang keuntungan lebh besar dar nvestas saham-sahamnya. KERANGKA TEORITIS Penlaan Sekurtas Analss terhadap sekurtas dapat dlakukan dalam dua tahapan, yatu pengumpulan nformas dan penyusunan kedalam suatu kerangka logs, dan kemudan menggunakan nformas yang telah dperoleh untuk menentukan ntrnsc value dar saham-saham yang dplh tersebut. Gtmant dan Joehnk (1990,h ) membag metoda analss sekurtas menjad tga kelompok yatu terdr dar : Tradtonal analyss, yatu analss yang pada umumnya dlakukan melalu pendekatan top down. Analss n dmula dengan analss ekonom makro, analss ndustr dan dakhr dengan analss fundamental. Analss ekonom, menjelaskan bahwa harga saham cenderung bergerak nak blamana konds perekonoman menguat, dan sebalknya harga saham akan bergerak turun apabla perekonoman melemah. Analss ndustr dmaksudkan bahwa harga saham dpengaruh oleh karakterstk ndustr dmana banyak perusahaan pesang yang bergerak pada bdang usaha sejens dalam suatu ndustr tertentu. Sedangkan Analss fundamental, menjelaskan bahwa harga saham dpengaruh oleh knerja nternal dar perusahaan yang menerbtkannya, hal n dapat damat dar konds laporan keuangan pada perode waktu tertentu. Jka konds laporan keuangan dan prospek perusahaan kelhatan kuat dharapkan harga sahamnya juga akan mengalam penguatan atau kenakan mencapa harga yang tngg pula. Techncal analyss, merupakan metoda analss sekurtas yang dlakukan berdasarkan pada pengamatan terhadap berbaga kekuatan yang mempengaruh pasar, terjadnya reaks dan pergerakan harga saham maupun volume perdagangan akbat terjadnya perstwa atau nformas tertentu dapat danalss dan dolah menjad suatu nformas yang menunjukkan kapan waktu palng tepat untuk membel atau menjual sekurtas sahamnya. Analss teknkal tersebut 68

7 Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 berdasarkan adanya anggapan atau asums dasar bahwa harga suatu sekurtas akan dtentukan oleh adanya fluktuas penawaran dan permntaan terhadap sekurtas tersebut. Oleh karena tu tehnk analss dalam pendekatan n drancang untuk mengukur perubahan permntaan dan penawaran tersebut. Ada beberapa tehnk analss yang basa dpergunakan dalam pendekatan n antara lan The DOW Theory, The Flter System, The Prce/Volume System, Analss grafk dan Analss kekuatan pasar Random Walk Analyss, menjelaskan bahwa pergerakan harga saham tdak dapat dramalkan dan oleh karena tu analss sekurtas danggap tdak dapat membantu nvestor dalam meramalkan perlaku pasar dmasa mendatang. Dsampng tu Francs (1998,hal.609) mengemukakan dua pendekatan dalam penlaan sekurtas, yatu the fundamental approach dan the techncal approach The fundamental approach dmaksudkan untuk menjelaskan bahwa harga saham menggambarkan nla ntrnsk dar saham tu sendr. Menurut Phlppatos dan George (1973,hal.368), analss fundamental berorentas secara general akademk dan mengkut perkembangan model harga dar pendapatan, devden, nformas arus kas dan opportunty ndustry. Sedangkan techncal approach merupakan pendekatan yang dgunakan untuk menekankan perlaku pergerakan harga saham dan volume perdangangan. Menurut Fscher (1987,hal.87) analss teknkal cenderung mengaku bahwa harga saham pada saat n mencermnkan semua nformas dalam muatan harga saham dwaktu lampau dan bahwa pergerakan harga saham tersebut tdak dapat dpredkskan dar waktu ke waktu. Fokus perhatan utama dar analss teknkal adalah kapan terjad kecenderungan kenakan dan penurunan harga saham dan motvas utamanya adalah merealsaskan captal gan dar fluktuas harga tersebut. Dar kedua pendekatan dan analss tersebut (fundamental dan teknkal) keakuratan dan ketepatan penggunaannya sangat tergantung pada stuas dan konds tertentu, nvestor yang bjaksana tdak akan terjerumus kedalam ekstrmtas tertentu atau secara fanatk hanya berphak pada salah satu metoda analss atau pendekatan tertentu saja. HIPOTESIS Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dkemukakan terdahulu dan berdasarkan pertmbangan beberapa raso yang dpergunakan sebaga ndkator dalam pembentukan portofolo saham yatu tngg rendahnya PER dan PBV, maka hpotess dalam peneltan n dapat drumuskan sebaga berkut : H1 : Dengan target standar devas atau tngkat resko yang palng mnmal, maka portofolo yang dbentuk dar saham-saham dengan raso PER yang rendah akan menghaslkan tngkat keuntungan yang lebh besar 69

8 Barbara Gunawan & Antarksa Budleksmana, Pengaruh Indkator... darpada portofolo yang dbentuk dar saham-saham dengan raso PER yang tngg. H2 : Dengan target standar devas atau tngkat resko yang palng mnmal, maka portofolo yang dbentuk dar saham-saham dengan raso PBV yang rendah akan menghaslkan tngkat keuntungan yang lebh besar darpada portofolo yang dbentuk dar saham-saham dengan raso PBV yang tngg. METODA PENELITIAN Obyek Peneltan Obyek peneltan yang dpergunakan dalam peneltan n adalah saham-saham dar beberapa perusahaan yang telah lsted atau go publc d Bursa Efek Jakarta pada perode tahun 2000 sampa dengan Populas dan Samplng Sample frame dalam peneltan n terdr dar 12 saham masng-masng 2 saham dar sektor ndustr perkebunan (Astra Agro Lestar dan Bakre Sumatra Plantaton), pertambangan (Aneka Tambang dan Indonesan Nckel Company), semen (Semen Gresk dan Semen Cbnong), rokok (HM Sampoerna dan BAT Indonesa), telekomunkas (Indosat dan Telekomunkas Indonesa) dan perdagangan retal (Ramayana Lestar Sentausa dan Hero Supermarket). Dplhnya saham tersebut berdasarkan pertmbangan perbedaan tngg rendahnya raso PER dan PBV dar perusahaan pada bdang usaha sejens yang djadkan dasar pembentukan portofolo dalam peneltan n. Informas yang dpaka sebaga data peneltan adalah laporan bulanan dar Bursa Efek Jakarta dalam bentuk Jakarta Stock Exchange (JSX) Monthly Statstk yang antara lan bers perkembangan fluktuas harga, frekuens perdagangan saham dan memuat rngkasan raso-raso keuangan dar saham-saham yang dtelt. Pengamblan sampel data yang dpergunakan dalam peneltan n adalah dengan metoda purposve samplng yatu teknk penentuan sampel atas dasar adanya beberapa pertmbangan tertentu (Sugyono, 1999 : 61). Dasar pertmbangan tersebut adalah adanya kesamaan lkudtas transaks saham dan tngg rendahnya ndkator raso keuangannya, khususnya raso PER (Prce Earnng Rato), PBV (Prce to Book Value) dan DER (Debt to Equty Rato). Metoda Analss Data Dalam menganalss data tersebut penuls menggunakan pendekatan statstk dan menerapkan teor portofolo modern, dmana perhtungan resko (standar devas dan varan return) serta tngkat keuntungan (return 70

9 Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 sekurtas) dhtung berdasarkan metoda sngle ndeks model. Sedangkan proses pembentukan portofolo berdasarkan tngg rendahnya raso PER dan PBV dbentuk dengan menerapkan metoda optmalsas menggunakan menu tool solver pada software mcrosoft excel ANALISIS DATA Analss Rsk and Return Sekurtas Saham Berdasarkan hasl perhtungan pada lampran 1 sampa 12 dketahu bahwa selama perode peneltan yatu perode bulan Januar Desember 2002, hampr seluruh saham yang dtelt menunjukkan tngkat keuntungan (return sekurtas) rata-rata negatf, hanya ada dua saham yang meskpun sangat kecl mendekat nol persen namun mampu menghaslkan rata-rata keuntungan postf yatu saham Telekomunkas Indonesa dan Semen Gresk. Konds datas mencermnkan bahwa telah terjad penurunan harga yang sangat sgnfkan pada hampr seluruh saham yang dperdagangkan d Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan hasl perhtungan return market atau tngkat keuntungan pasar (lhat lampran 1 s/d 12) dketahu bahwa rata-rata tngkat keuntungan pasar selama perode pengamatan juga menunjukan hasl yang negatf, atau telah mengalam penurunan hngga mencapa level 0,90%. Hal n semakn memperkuat asums bahwa selama perode peneltan hampr seluruh saham yang dperdagangkan d Bursa Efek Jakarta telah mengalam penurunan harga yang sangat sgnfkan. Sedangkan dar hasl perhtungan tngkat resko nvestas rsk (varan return) sekurtas, dketahu rata-rata resko nvestas selama perode pengamatan adalah sebesar 0,022. Resko (varan return) sekurtas tersebut dhtung berdasarkan model ndeks tunggal yang terdr dar dua bagan atau merupakan total rsk yatu dar resko yang berhubungan dengan pasar (market related rsk) dwakl oleh 2. m 2 dan resko unk nternal (unque rsk) yatu e 2. Rata-rata varance return sekurtas tersebut 0,022 mash lebh kecl dar rata-rata varance return market m atau rata-rata resko pasar secara keseluruhan yang mencapa sebesar 0,179. Dalam konds datas sebenarnya menjad sangat sult bag nvestor maupun para anals nvestas untuk menentukan plhan saham-saham dalam upaya membentuk portofolo yang optmal karena hampr semua saham yang ada rata-rata mengalam penurunan harga atau tdak mampu menghaslkan keuntungan khususnya dtnjau dar hasl captal gan. Membentuk portofolo dengan memasukkan saham-saham yang memlk tngkat keuntungan negatf juga akan menghaslkan portofolo saham yang rata-rata returnnya negatf. Langkah maksmal yang dapat dlakukan dalam 71

10 Barbara Gunawan & Antarksa Budleksmana, Pengaruh Indkator... peneltan n hanyalah membandngkan hasl akhr dar portofolo saham tersebut meskpun nla return portofolonya negatf. Pembentukan Portofolo Saham berdasarkan Indkator Tngg Rendahnya Raso PER dan PBV Berdasarkan hasl perhtungan rata-rata raso PER dan PBV pada lampran 1 sampa dengan 12, selanjutnya dapat dplh dan dgolongkan saham-saham yang akan membentuk portofolo yatu berdasarkan raso PER dan PBV rendah dan portofolo berdasarkan raso PER dan PBV tngg (lhat lampran 13). Setelah dketahu saham-saham calon pembentuk portofolo (lhat lampran 13), langkah selanjutnya adalah membentuk portofolo saham berdasarkan tngg rendahnya raso PER dan PBV yang dbentuk dengan menerapkan metoda optmalsas menggunakan menu tool solver pada software mcrosoft excel Untuk melhat hasl perhtungan masngmasng portofolo tersebut dapat dlhat pada lampran 14 sampa dengan 16. Hasl perhtungan return portfolo (lhat lampran 14-15) sekalgus menjawab hpotess yang telah dajukan pada bab terdahulu yatu apakah portofolo saham yang dbentuk dengan metoda optmalsas berdasarkan raso PER dan PBV yang rendah akan menghaslkan tngkat keuntungan return portfolo yang lebh tngg dar pada portofolo yang dbentuk berdasarkan raso PER dan PBV tngg. Dar hasl perhtungan portofolo yang dbentuk berdasarkan tngg rendahnya raso PER (lampran 14), dketahu bahwa portofolo PER tngg (Rp) = ternyata menghaslkan return portfolo yang lebh tngg dar portofolo PER rendah (Rp) = , demkan juga untuk portofolo PER tngg (Rp) = pada propors bobot nvestas yang sama pada setap saham yatu sebesar 16,7% ternyata juga menghaslkan return portfolo yang lebh tngg dar portofolo PER rendah (Rp) = Hasl perhtungan tersebut berart menolak hpotess pertama (H1 dtolak) yang menyatakan bahwa portofolo yang dbentuk berdasarkan raso PER rendah akan menghaslkan return portfolo yang lebh tngg dar portofolo saham yang dbentuk berdasarkan PER tngg. Berdasarkan perhtungan return portofolo yang dbentuk berdasarkan tngg rendahnya raso PBV (lampran 15), dketahu bahwa portofolo PBV tngg (Rp) = ternyata menghaslkan return portfolo yang lebh tngg dar portofolo PBV rendah (Rp) = , demkan juga untuk portofolo PBV tngg pada propors bobot nvestas yang sama pada setap saham yatu sebesar 16,7% ternyata juga menghaslkan return portfolo yang lebh tngg (Rp) = dar portofolo PBV rendah (Rp) = Hasl perhtungan tersebut kembal menolak hpotess kedua yang dajukan (H2 72

11 Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 dtolak) yang menyatakan bahwa portofolo yang dbentuk berdasarkan raso PBV rendah akan menghaslkan return portfolo yang lebh tngg dar portofolo saham yang dbentuk berdasarkan PBV tngg. Penolakan terhadap kedua hpotess yang dkemukakan pada bab terdahulu menunjukkan adanya ndkas bahwa sebagan besar nvestor d Bursa Efek Jakarta tdak mempertmbangkan ndkator nformas laporan keuangan yang tertuang dalam bentuk raso PER dan PBV sebaga pertmbangan dalam pemlhan maupun pembentukan portofolo sahamnya. Bahkan ada kemungknan nvestor melakukan langkah kebalkan yatu justru memlh bernvestas pada saham-saham yang memlk PER dan PBV tngg berdasarkan asums bahwa saham-saham yang memlk PER dan PBV tngg tersebut merupakan saham yang harganya lebh mahal dbandngkan dengan saham perusahaan lan sejens, saham yang tngg harganya basanya mencermnkan kualtas knerja perusahaan yang bak dan banyak dcar oleh nvestor. Saham-saham yang memlk PER dan PBV tngg tersebut dkategorkan sebaga growt stock yatu saham dar perusahaan yang sedang mengalam masa pertumbuhan pesat. Dengan bernvestas pada sahamsaham yang memlk PER dan PBV tngg tersebut dharapkan dalam jangka panjang nvestor akan memetk keuntungan dar captal gan serng dengan pertumbuhan perusahaan dmasa yang akan datang. PENUTUP Kesmpulan Dar hasl peneltan n telah terbentuk 4 (empat) portofolo saham dar 12 saham terplh berdasarkan tngg rendahnya ndkator Prce Earnng Rato dan Prce to Book Value. Berdasarkan hasl serangkaan perhtungan dan analss yang telah durakan pada bab sebelumnya dapat dambl kesmpulan pertama, hampr seluruh saham yang dtelt menunjukkan tngkat keuntungan (return sekurtas) rata-rata negatf yatu sebesar -1,148%, konds tersebut mencermnkan bahwa telah terjad penurunan harga yang sangat sgnfkan pada hampr seluruh saham yang damat. Berdasarkan hasl perhtungan return market atau tngkat keuntungan pasar dketahu bahwa rata-rata tngkat keuntungan pasar selama perode pengamatan juga menunjukan hasl yang negatf hngga mencapa level 0,90%. Hal n semakn memperkuat asums bahwa selama perode peneltan hampr seluruh saham yang dperdagangkan d Bursa Efek Jakarta telah mengalam penurunan harga yang sangat sgnfkan. Kedua, hasl perhtungan tngkat resko nvestas rsk (varan return) sekurtas, dketahu rata-rata resko nvestas selama perode pengamatan adalah sebesar 0,022 dmana resko tersebut mash lebh kecl dar rata-rata 73

12 Barbara Gunawan & Antarksa Budleksmana, Pengaruh Indkator... varance return market m atau rata-rata resko pasar secara keseluruhan yang mencapa sebesar 0,179. Ketga, dalam konds datas sangat sult bag nvestor untuk menentukan plhan saham-saham pembentuk portofolonya, karena hampr semua saham yang ada rata-rata mengalam penurunan harga atau tdak mampu menghaslkan keuntungan dar hasl captal gan. Membentuk portofolo dengan memasukkan saham-saham yang memlk tngkat keuntungan negatf juga akan menghaslkan portofolo saham yang rata-rata returnnya negatf. Keempat, portofolo saham yang dbentuk berdasarkan raso PER tngg (Rp) = dan PBV tngg (Rp) = dengan target optmalsas tngkat resko mnmal, ternyata menghaslkan return portfolo yang lebh tngg dar portofolo PER rendah (Rp) = dan PBV rendah (Rp) = Terakhr, hasl perhtungan tersebut secara keseluruhan menolak hpotess yang telah dajukan (H1 dan H2 dtolak) yang menyatakan bahwa portofolo yang dbentuk berdasarkan raso PER dan PBV rendah akan menghaslkan return portfolo yang lebh tngg dar portofolo saham yang dbentuk berdasarkan PER dan PBV tngg. Implkas Prakts Para nvestor pelaku pasar modal d Bursa Efek Jakarta ternyata tdak mempertmbangkan ndkator raso PER dan PBV dalam pemlhan saham maupun pembentukan portofolo sahamnya. Bahkan ada kemungknan nvestor melakukan langkah kebalkan yatu memlh bernvestas pada saham-saham yang memlk PER dan PBV tngg yang dkategorkan sebaga growt stock atau saham dar perusahaan yang sedang mengalam masa pertumbuhan pesat. Dengan bernvestas pada saham-saham yang memlk PER dan PBV tngg tersebut dharapkan dalam jangka panjang nvestor akan memetk keuntungan dar captal gan serng dengan pertumbuhan perusahaan dmasa yang akan datang. Keterbatasan Peneltan Peneltan n dlakukan dalam rentang waktu 36 bulan dmana krss yang berkepanjangan mash melanda Indonesa (Januar 2000-Desember 2002). Keterbatasan rentang waktu peneltan dan jumlah saham yang damat (12 saham) serta penggunaan ndkator raso PER dan PBV belum sepenuhnya mampu menggambarkan sejauhmana saham-saham yang dplh maupun raso-raso yang dpaka dapat bermanfaat untuk membentuk portofolo yang optmal d Bursa Efek Jakarta. Selama rentang waktu peneltan datas sebagan besar return sekurtas yang damat nlanya negatf 74

13 Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 sehngga penuls mengalam kesultan dalam memlh saham-saham pembentuk portofolo optmal. Saran-saran Saran dar peneltan n adalah pertama, dalam peneltan selanjutnya dharapkan penelt dapat menyajkan peneltan dengan rentang waktu yang lebh lebar dengan jumlah saham yang lebh banyak sehngga dharapkan dapat menghaslkan smpulan yang lebh akurat. Kedua, penggunaan data bulanan untuk memantau perubahan harga saham maupun ndeks harga saham gabungan kurang senstf dan kurang mencermnkan fluktuas yang sebenarnya dar pergerakan harga saham maupun ndeks tersebut, sehngga pada peneltan selanjutnya dsarankan untuk menggunakan data fluktuas perubahan harga dan ndeks haran atau mngguan. Terakhr, mencermat raso keuangan khususnya PER dan PBV dalam pemlhan saham maupun pembentukan portofolo saham mash perlu dpertmbangkan oleh nvestor (meskpun dalam peneltan n tdak menampakan pengaruh yang sgnfkan), Raso-raso tersebut khususnya PER dan PBV mash relevan dan akurat dalam penentuan ntrnsc value saham. DAFTAR PUSTAKA Charles P. Jones, Investment Analyss and Management, 6 th Wlley and Sons, Inc, New York. edton, John Elton, J.Edwn dan J.Martn Gruber (1995), Modern Portfolo Theory and Investment Analyss, John Wlley & Sons,Inc., New York. Francs, Jack Clark (1983), Management of Invesment, Second Edton, Mc Graw-Hll Company, Sngapore Frank J.Fabozz (1995), Investment Management, Prentce Hall, Inc, New Jersey Gtman, Lawrence J, dan Johnk, Mchael D. (1990), Fundamental of Investng, Harper dan Row Publsher Inc, New York. Hanaf, Mamduh M, Husnan, Suad dan Amn Wbowo (1996) Dampak pengumuman laporan keuangan terhadap kegatan perdagangan saham dan varabltas tngkat keuntungan, Kelola No.II/V/1996, Jakarta. 75

14 Barbara Gunawan & Antarksa Budleksmana, Pengaruh Indkator... Husnan, Suad (1993), Dasar-dasar Teor Portofolo dan Analss Sekurtas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Jogyanto, HM (1998), Teor Portofolo dan Analss Investas, BPFE Yogyakarta Sharpe, Wllam F., Gordon J.Alexander and Van Baley (1995), Investments, Prentce Hall, New York. 76

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya, PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Werner R. Murhad Unverstas Surabaya, emal: Werner@staff.ubaya.ac.d Intsar Peneltan n bertujuan untuk membentuk portfollo optmal dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci