KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA"

Transkripsi

1 KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA Oleh Nanny Veronca Djohan 1), Werner R. Murhad ), Endang Ernawat 3) 1) PS. Manajemen, Unverstas Surabaya ) PS. Manajemen, Unverstas Surabaya 3) PS. Manajemen, Unverstas Surabaya Abstract Ths study ams to nvestgate performance of shara portfolo and non shara portfolo n Indonesa at 01. Shara portfolo s collectons that consst of stocks that are beleved correspond to relgous values or not contrary to relgous values. Whle sn stock portfolo s a stocks collecton of companes that worked n actvty that s consdered mmoral or unethcal. The nvestgatons usng a quanttatve approach. Ths study uses the company lsted n Indonesa Stock Exchange. Shara portfolo n ths study s made up of stocks that are contnuously n 008 and 01 are lsted n the Jakarta Islamc Index. Whle the non shara portfolo s made up of stocks that are contnuously n LQ-45 from February 008 to February 01 and never ncluded n the Jakarta Islamc Index for 008 to 01. Optmal portfolo s formed usng a sngle ndex model. Then the performance calculaton s done usng the Sharpe, Treynor, and Jensen rato. Result from ths study found that optmal shara portfolo has a hgher value of Treynor and Jensen rato. On the other hand, optmal non shara portfolo has a hgher value of Sharpe rato. Keyword: optmal portfolo, sngle ndex model, shara. Intsar Peneltan n bertujuan untuk mengetahu knerja portofolo syarah dan portofolo non syarah d Indonesa tahun 01. Portofolo syarah merupakan merupakan kumpulan saham yang terdr dar saham-saham yang dpercaya sesua dengan ajaran agama atau tdak bertentangan dengan ajaran agama. Sedangkan portofolo non syarah merupakan kumpulan saham dar perusahaan yang berhubungan dengan aktvtas yang danggap tdak bermoral atau beretka. Peneneltan n menggunakan pendekatan kuanttatf. Peneltan n menggunakan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesa. Portofolo syarah dalam peneltan n terbentuk dar saham-saham yang secara terus menerus pada tahun 008 hngga 01 terdaftar dalam Jakarta Islamc Index. Sedangkan portofolo non syarah terbentuk dar sahamsaham yang LQ-45 secara kontnu pada perode Februar 008 hngga Februar 01 dan tdak pernah masuk dalam Jakarta Islamc Index selama 008 hngga 01. Portofolo optmal dbentuk dengan menggunakan model ndeks tunggal. Kemudan perhtungan knerja dlakukan dengan menggunakan raso Sharpe, Treynor, dan Jensen. Hasl dar peneltan n menunjukkan bahwa berdasarkan raso Treynor dan Jensen, portofolo syarah optmal memllk nla yang lebh tngg yatu sebesar 0,683% dan 14,031% sehngga portofolo syarah optmal memlk knerja yang lebh bak dbandngkan dengan knerja portofolo non syarah optmal yang memlk nla sebesar 1

2 0,438% dan 8,854%. Sedangkan berdasarkan raso Sharpe portofolo non syarah optmal memlk knerja yang lebh bak, yatu sebesar 64,394% dbandngkan dengan knerja portofolo syarah optmal yatu 1,069%. Kata kunc: portofolo optmal, model ndeks tunggal, syarah. I. Pendahuluan Saham sebaga salah satu produk yang dperdagangkan d pasar modal memlk berbaga penggolongan. Ada penggolongan berdasarkan karakterstknya yatu saham umum dan saham preferen. Penggolongan berdasarkan knerja perdagangan yatu blue chp stocks, ncome stocks, growth stocks, speculatve stocks, counter cyclcal stocks. Serta ada penggolongan berdasarkan pandangan agama atau etka tertentu, yang lebh dkenal sebaga fath-based stock. Saham jens n berlawanan dengan sn stock. Penggolongan saham berdasarkan pandangan agama atau etka tertentu dapat membantu nvestor agar dapat tetap bernvestas dalam bentuk saham tetap tdak melanggar kepercayaan yang dyakn benar. Indonesa yang 87% masyarakatnya beragama Islam (BPS, 010) membedakan saham yang sudah sesua dengan prnsp syarah dengan yang tdak. Saham yang sudah sesua dengan prnsp syarah terdaftar dalam Daftar Efek Syarah, daftar n dumumkan secara perodk oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam (sekarang Otortas Jasa Keuangan. Bapepam memlh perusahaan penerbt saham yang sesua dengan prnsp syarah sesua dengan ketetapan yang dkeluarkan oleh Majels Ulama Indonesa (MUI). Menurut MUI perusahaan yang bertentangan dengan prnsp syarah antara lan (1) Perusahaan perjudan dan permanan yang tergolong jud; () lembaga keuangan konvensonal (rbaw), termasuk perbankan dan asurans konvensonal; (3) produsen, dstrbutor, serta pedagang makanan dan mnuman haram; (4) produsen, dstrbutor, dan atau penyeda barang atau jasa yang merusak moral dan bersfat mudarat; (5) melakukan nvestas pada perusahaan yang pada saat transaks tngkat hutang perusahaan pada lembaga keuangan rbaw lebh domnan dar modalnya. Pada 01 jumlah perusahaan yang memenuh seluruh persyaratan tersebut dan termasuk dalam Daftar Efek Syarah sebanyak 95 atau sektar 64,13% saham perusahaan tercatat dalam Bursa Efek Indonesa masuk dalam Daftar Efek Syarah. Bursa Efek Indonesa juga bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment Management membentuk ndeks untuk menghtung harga ratarata saham-saham yang memenuh krtera syarah (terdaftar dalam Daftar Efek Syarah) yatu Jakarta Islamc Index. Indeks n pertama kal dkeluarkan pada 3 Jul 000. Setap perode, saham yang masuk dalam Jakarta Islamc Index berjumlah 30 saham. Selan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesa juga mengeluarkan ndeks LQ-45. Indeks LQ-45 merupakan ndeks yang terdr dar 45 saham perusahaan tercatat yang dplh berdasarkan lkudtas, kaptalsas

3 pasar, dan krtera lan yang sudah dtentukan oleh Bursa Efek Indonesa. LQ-45 selalu dtnjau ulang setap enam bulan sekal. Dengan demkan, LQ-45 merupakan representatf saham yang terlkud dan memlk kaptalsas terbesar d Bursa Efek Indonesa. Pada Gambar 1 menunjukkan sepanjang tahun 01, Jakarta Islamc Index menunjukkan knerja yang lebh stabl dbandngkan LQ- 45. Hal n berart Jakarta Islamc Index memberkan peluang bag nvestor untuk nvestas dengan rsko yang lebh rendah. Sedangkan LQ-45 yang fluktuatf dapat memberkan kesempatan bag nvestor untuk memperoleh return yang lebh tngg dbandngkan saham-saham yang ada pada Jakarta Islamc Index. Pembentukan portofolo optmal d Indonesa telah dlakukan oleh berbaga penelt sebelumnya. Septyarn (009) membentuk portofolo optmal dengan model ndeks tunggal pada saham LQ-45. Dar peneltan tersebut terbentuk portofolo optmal dar empat saham, yatu PTBA, INKP, UNTR, dan AALI. Portofolo tersebut menghaslkan return sebesar 4,869% per bulan dengan rsko sebesar 3,859%. Arf Setawan dan Ddn Mukodm (011) membentuk portofolo saham dengan ndeks tunggal pada perbankan d Bursa Efek Indonesa. Peneltan tersebut menghaslkan portofolo optmal yang terdr dar lma saham yatu MAYA, MCOR, BACA, BBCA dan SDRA. Selan tu, berbaga peneltan sebelumnya d Indonesa juga telah mengamat knerja atau return dan rsko dar portofolo yang berbass syarah (fath-based portfolo) khususnya dalam bentuk reksadana syarah. Para penelt terdahulu mengamat kecenderungan dar knerja reksadana syarah. Serta terdapat beberapa peneltan yang membandngkan knerja reksadana syarah dbandngkan dengan reksadana konvensonal. Beberapa peneltan menunjukkan bahwa reksadana syarah memlk knerja yang lebh bak dbandngkan Jakarta Islamc Index. Namun reksadana syarah belum bsa memberkan knerja yang lebh bak dbandngkan reksadana konvensonal. Hanya pada saat krss, reksadana syarah memberkan return yang lebh tngg dbandngkan reksadana konvensonal. Sepert pada tahun 005 dmana Indonesa mengalam krss akbat kenakan harga mnyak nternasonal, d saat tu reksadana syarah memberkan return yang lebh bak. Belum ada penjelasan lebh lanjut mengapa reksadana syarah memlk knerja yang lebh tngg dbandngkan reksadana konvensonal pada saat krss. Selan tu, peneltan terdahulu d Indonesa belum ada yang membandngkan knerja portofolo syarah dengan knerja portofolo non syarah. Oleh karena tu peneltan n akan mengs kekosongan lteratur yang ada dengan membandngkan kedua portfolo tersebut. Peneltan n merupakan peneltan deskrptf karena membentuk portofolo optmal dar saham yang ada pada Jakarta Islamc Index selama perode secara terus menerus untuk menjad portofolo syarah dan membentuk portofolo optmal dar

4 saham yang termasuk dalam LQ-45 namun tdak pernah masuk dalam Jakarta Islamc Index untuk menjad portofolo non syarah. Kedua portofolo optmal tersebut akan devaluas knerjanya untuk mengetahu portofolo manakah yang memberkan return yang lebh tngg. Pengukuran portofolo terdr atas tga metode, yatu excess return to varablty measure (Sharpe s Method), excess return to nondfersfable rsk (Treynor s Method), dan dfferental return when rsk measured by beta (Jensen s Method). II. Landasan Teor Investor dapat memlh berbaga jens saham yang ada d pasar modal sebaga alternatf nvestas. Investor yang mematuh norma dan agama pada umumnya akan memlh fath-based stock meskpun hasl peneltan Hussen dan Omran (005) serta Grard dan Hassan (005) menyatakan bahwa fath-based stock memlk return yang lebh rendah dbandngkan produk keuangan konvensonal. Tetap nvestor yang memlh fathbased stock tdak hanya mengharapkan return melankan mengharapkan keadaan duna yang lebh bak dan hal n dpengaruh juga oleh perlaku nvestor untuk tetap mematuh norma yang ada (Lston dan Soydemr, 010). Untuk dapat memperoleh keuntungan maksmum dar nvestas maka nvestor perlu membuat portofolo. Dengan adanya portofolo atau dversfkas nvestas maka akan ada rsko yang hlang, yatu nonsystematc rsk (Bode, Kane, Marcus Hal 163). Jka portofolo yang dmlk oleh nvestor optmal, maka return yang dapat dperoleh akan semakn tngg dan rsko yang dtanggung semakn kecl. Oleh karena tu perlu dlakukan perhtungan dan analsa untuk membentuk suatu portofolo yang optmal. Pembentukan portofolo optmal dapat menggunakan berbaga macam model dan metode, yatu dengan model ndeks tunggal, model mxture of mxture berdasarkan pendekatan beyesan markov chan monte carlo, atau model Markowtz. Rudyanto (003) membuktkan bahwa model ndeks tunggal memlk hasl yang lebh bak darpada model constant correlaton. Selan tu Eko Umanto (008) menyatakan bahwa model ndeks tunggal lebh sederhana dan mudah untuk daplkaskan. Sehngga peneltan n akan menggunakan metode ndeks tunggal. Model n menganggap seluruh saham berkorelas pada ndeks keseluruhan sehngga tdak perlu menganalsa saham secara satu per satu untuk memperkrakan return, cukup dwaklkan ndeksnya sebaga return pasar. Model n juga bak dalam menjelaskan rsko dar tap saham, bak rsko sstemats maupun rsko perusahaan. Oleh karena tu, penelt memlh untuk menggunakan model ndeks tunggal membentuk portofolo optmal. III. Metode Peneltan Data dalam peneltan n merupakan data sekunder. Data sekunder yang dperlukan dalam peneltan n adalah data hstors JII, LQ-45, dan harga saham terplh dalam portofolo yang dbentuk. Data 3

5 hstors JII dan LQ-45 dperoleh dar stus Bursa Efek Indonesa ( Data yang dambl merupakan data harga penutupan d akhr bulan selama 01 hngga Jun 013. Sedangkan untuk data harga saham terplh dperoleh dar stus yahoo fnance ( Data yang dambl juga berupa data harga penutupan d akhr bulan selama 01 hngga Jun 013. Peneltan n menggunakan 11 varabel, yatu return saham, expected return, rsko saham, return dan rsko pasar, beta, alpha, kesalahan resdu, Excess Return to Beta, cut off pont, propors, dan return dan rsko portofolo. 1. Return saham Return saham merupakan tngkat hasl dar saham yang dukur secara langsung dar selsh harga yang dberkan selama 01. Adapun rumus yang dgunakan adalah: R = ln P t ln P t-1 R = Return saham dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah P t = Harga saham bulan t P t 1 = Harga saham bulan sebelumnya Pada peneltan n harga yang dgunakan untuk perhtungan adalah data harga penutupan d akhr bulan.. Expected return Expected return merupakan tngkat hasl yang dharapkan dapat dterma oleh nvestor dar saham yang terplh dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah. Adapun rumus perhtungan yang dgunakan: ER = N j= 1 R N E( R ) = Tngkat hasl yang dharapkan dar portofolo syarah dan portofolo non syarah R j = Return saham terplh dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah pada Februar 01 hngga Januar 013 N = 1 ulan 3. Rsko saham Rsko saham merupakan penympangan yang terjad karena perbedaan antara return actual dengan expected return dar saham dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah. s = N å j=1 j ( ) éë R j - E R ù û E( R ) = Tngkat hasl yang dharapkan dar portofolo syarah dan portofolo non syarah R j = Return saham terplh dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah pada Februar 01 hngga Januar 013 N = 1 bulan σ = Varan rsko saham dalam portofolo syarah N 4

6 dan portofolo non syarah 4. Return dan rsko pasar Return pasar merupakan tngkat hasl pasar yang mampu dperoleh nvestor dar suatu nvestas. Return pasar untuk portofolo syarah dlhat dar Jakarta Islamc Index sedangkan portofolo non syarah dlhat dar LQ-45. R m,t = JII t - JII t-1 JII t-1 R m,t = Return pasar pada Februar 01 hngga Januar 013 JII t = Jakarta Islamc Index pada perode tertentu JII t-1 = Jakarta Islamc Index pada perode sebelumnya R m,t = LQ45 t - LQ45 t-1 LQ45 t-1 R m,t = Return pasar pada Februar 01 hngga Januar 013 LQ-45 t = LQ-45 pada perode tertentu LQ-45 t-1 = LQ-45 pada perode sebelumnya Expected market return Merupakan tngkat hasl yang dharapkan dapat dterma oleh nvestor dar hasl nvestas pada Jakarta Islamc Index dan LQ-45. E RM = N å t=1 R m,t N R m,t = Tngkat hasl yang dharapkan dar nvestas dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah E RM = Tngkat hasl Jakarta Islamc Index dan LQ- 45 yang dharapkan N = 1 bulan Rsko pasar terjad dkarenakan konds dan stuas pasar saat tu mengalam perubahan dluar kendal perusahaan. s M = N å t=1 ( ) éë R m,t - E R m ù û R m,t = Return pasar pada Februar 01 hngga Januar 013 E R m = Tngkat hasl pasar yang dharapkan dar Jakarta Islamc Index dan LQ-45 N = 1 bulan s M = Varan dar Jakarta Islamc Index dan LQ- 45 N 5. Beta Beta merupakan ukuran volatltas return saham terhadap return pasar. n t1 ( RER ( ))(* R ER ( )) n t1 (( ER ) M M R) M M 5

7 R m,t = Return pasar pada Februar 01 hngga Januar 013 E( R m ) = Tngkat hasl pasar yang dharapkan dar Jakarta Islamc Index dan LQ-45 E( R ) = Tngkat hasl yang dharapkan dar portofolo syarah dan R portofolo non syarah = Return saham dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah β = Beta saham dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah 6. Alpha Alpha merupakan selsh return actual dengan expected return pada suatu level beta. Alpha dapat menjad ukuran untuk membandngkan knerja suatu saham dengan saham lannya. E(R ) = α + β. E(R m ) E( R ) = Tngkat hasl yang dharapkan dar portofolo syarah dan portofolo non syarah α = Alpha saham β = Beta saham E R m = Tngkat hasl pasar yang dharapkan dar Jakarta Islamc Index dan LQ Kesalahan Resdu dan varan kesalahan resdu Varan kesalahan resdu merupakan ukuran untuk menla error antara expected return dengan actual return pada masng-masng saham. R α= β+ RM e+ R = Return saham α = Alpha saham β = Beta saham R M = Return dar Jakarta Islamc Index dan LQ-45 = Kesalahan resdu e Varan kesalahan resdu dapat dcar dengan menggunakan rumus: * M * e M = Varan dar Jakarta Islamc Index dan LQ-45 = Varan rsko saham = Beta saham e = Varan kesalahan resdu 8. Excess Return to Beta Excess Return to Beta mengukur kelebhan return relatf terhadap satu jens rsko yang tdak dapat ddversfkaskan dengan ukuran beta. E R R BR ERB ( ) ER R BR ( ) = Tngkat hasl yang dharapkan dar portofolo syarah dan portofolo non syarah = Return BI rate 6

8 β ERB = Beta saham = Excess Return to Beta 9. Cut off pont Cut off pont merupakan ttk pembatas return maksmal yang ngn dperoleh nvestor untuk menghndar rsko fluktuas harga saham. Sebelum menghtung cut off pont, dlakukan perhtungan alpha dan beta. Perhtungan dlakukan dengan rumus: (() ER R*) A C B 1 M BR e e M j1 A j j1 B C = Batasan return mnmal yang dtentukan dar tngkat fluktuas harga saham A j = Tngkat kelebhan abnormal return yang mampu dperoleh 10. Propors Besaran dana yang harus dalokaskan ke suatu nvestas agar tujuan nvestor dapat tercapa. j W j k X 1 X dperoleh melalu rumus sebaga berkut: X * ( ERB) C e W = Propors dana pada saham dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah K = Jumlah saham pada X β e portofolo syarah optmal dan portofolo non syarah optmal = Propors setap saham terplh = Beta saham = Varan kesalahan resdu ERB = Excess Return to Beta C* = Batasan return maksmal yang dtetapkan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham B j = Ukuran rsko sstematk yang 11. Return serta rsko portofolo ada ddalam portofolo syarah Nla rata-rata tertmbang dar return dan portofolo non syarah beberapa saham dan nla rata-rata β = Beta saham tertmbang dar rsko (alpha) saham = Varan kesalahan resdu e dhtung dengan menggunakan raso E R = Tngkat hasl yang dharapkan Sharpe, Treynor, dan Jensen. dar portofolo syarah dan portofolo non syarah Raso Sharpe R BR = Return BI rate Raso Sharpe menghtung knerja portofolo dengan cara membag hasl excess return portofolo dengan standar devas portofolo. Rp = Expected return portofolo syarah optmal 7

9 Rf SD dan portofolo non syarah optmal = BI rate = Standar devas portofolo syarah optmal dan portofolo non syarah optmal Raso Treynor Raso treynor mengukur knerja portofolo dengan cara membag hasl excess return portofolo dengan beta. Mean Rp Mean Rf rate β portfolo = Rata-rata return portofolo syarah optmal dan portofolo non syarah optmal = Rata-rata return BI = Beta portofolo syarah optmal dan portofolo non syarah optmal Raso Jensen Jensen alpha merupakan ukuran dar knerja portofolo yang dhtung dar perbedaan antara return sebenarnya dar portofolo dengan return yang dharapkan pada suatu tngkatan rsko sstematk. Jensen α = Rp [Rf + β (Rm-Rf)] IV. Pembahasan Objek yang dgunakan dalam peneltan n adalah data hstors dar saham-saham terplh untuk menjad portofolo syarah dan portofolo non syarah. Data hstors yang dgunakan merupakan data harga saham dan data daftar perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamc Index dan LQ-45 selama 008 hngga 01. Saham yang terplh untuk portofolo syarah terdr dar 13 saham yang konssten selama lma tahun masuk dalam Jakarta Islamc Index dapat dlhat dalam tabel 1. Sedangkan portofolo non syarah terbentuk dar 10 saham yang konssten selama lma tahun masuk dalam LQ-45 dan tdak pernah masuk ke dalam Jakarta Islamc Index. Berkut d Tabel adalah daftar saham dalam portofolo non syarah yang menjad sampel peneltan. Dar pemlhan awal tersebut dlakukan penghtungan mengena return dan rsko saham, return dan rsko pasar, alpha dan beta saham, varan kesalahan resdu, portofolo optmal dan proporsnya, return dan rsko portofolo, serta return portofolo dengan pembobotan proporsonal untuk portofolo syarah dan portofolo non syarah. Return dan Rsko Saham Rp = Expected return portofolo syarah optmal Data dan yang dgunakan untuk portofolo non syarah optmal menghtung return dan rsko saham Rf = BI rate adalah data selama satu tahun dalam Rm = Expected return dar Jakarta Islamc perode Index peneltan, dan LQ-45 yatu mula dar Februar 01 sampa dengan Januar 013. Pada tabel 3dsajkan hasl dar 8

10 perhtungan return dan rsko saham dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah. Berdasarkan hasl pengolahan data pada tabel 3, pada portofolo syarah dketahu terdapat tujuh saham yang memlk return postf, yatu INTP, ITMG, KLBF, LPKR, SMGR, TLKM, UNVR. Ssanya enam saham yang memlk return negatf yatu ANTM, INCO, LSIP, PTBA, UNTR. Tujuh saham yang memlk return postf tersebut memlk expected return yang postf serta nla standar devas yang lebh kecl dbandngkan nla return. Hal n menunjukkan bahwa saham-saham tersebut memlk rsko yang lebh kecl dbandngkan dengan return yang dapat dberkan. Berdasarkan tabel 4, dketahu bawah pada portofolo non syarah terdapat tujuh saham yang memlk return postf yatu BBCA, BBNI, BBRI, BDMN, BMRI, INDF, PGAS. Serta tga saham yang memlk return negatf yatu AALI, ASII, UNSP. Selan tu tujuh saham tersebut memlk expected return yang postf dan memlk return yang lebh besar dbandngkan rskonya. Return dan Rsko Pasar Indeks pasar yang dplh untuk portofolo syarah adalah Jakarta Islamc Index. Sedangkan untuk portofolo non syarah menggunakan LQ 45. Peneltan n menggunakan data penutupan setap akhr bulan selama perode peneltan, yatu Februar 01 hngga Januar 013. Dar tabel 5 dketahu bahwa selama Februar 01 hngga Januar 013 return yang dhaslkan oleh pasar untuk portofolo syarah yatu Jakarta Islamc Index sebesar 7,1% dan expected return sebesar 0,601% per bulan. Sedangkan rskonya sebesar 4,4%. Tabel 6 menunjukkan bahwa selama Februar 01 hngga Januar 013 return yang dhaslkan oleh LQ 45 sebesar 9,516% dan expected return sebesar 0,793% per bulan. Sedangkan rskonya sebesar 4,335%. Alpha dan Beta Saham Alpha dapat menjad ukuran untuk membandngkan knerja suatu saham dengan saham lannya. Alpha merupakan selsh return actual dengan expected return pada suatu level beta. Sedangkan beta mengukur penympangan yang terjad antara expected return dengan actual return. Adapun alpha dan beta untuk saham dalam portofolo syarah dan portofolo non syarah ada pada tabel 7. Besarnya koefsen beta yang normal adalah satu. Jka nla beta lebh kecl darpada satu maka saham dsebut sebaga saham defensf. Sedangkan jka nla beta lebh besar dar satu dsebut saham agresf. Sehngga berdasarkan perhtungan yang telah dlakukan, pada portofolo syarah terdapat lma saham yang tergolong dalam saham defensf yatu INTP, KLBF, LPKR, TLKM, UNVR. Serta delapan saham agresf yatu ANTM, INCO, ITMG, LSIP, PTBA, SMGR, TINS, UNTR. Sedangkan pada portofolo non syarah (pada tabel 8) terdapat lma saham defensf yatu AALI, BBNI, BDMN, INDF, PGAS. Serta lma saham agresf yatu ASII, BBCA, BBRI, BMRI, UNSP. 9

11 Varan Kesalahan Resdu Varan kesalahan resdu dgunakan untuk mengetahu tngkat error antara expected return dengan actual return yang ada pada saham. Pada peneltan n, varan kesalahan resdu dperoleh dengan metode perhtungan regres lner menggunakan SPSS for Mac. Pada tabel 9 merupakan hasl perhtungan dar kesalahan resdu untuk portofolo syarah dan portofolo non syarah. Rsko yang dmlk masngmasng perusahaan atau unque rsk dtunjukkan oleh hasl σ e. Pada portofolo syarah varan kesalahan resdu saham yang ada bernla dbawah 1. Nla kesalahan resdu terbesar dmlk oleh ANTM yatu sebesar 0,9004. Sedangkan nla kesalahan resdu terkecl dmlk oleh SMGR. Pada portofolo non syarah varan kesalahan resdu seluruh saham bernla dbawah 1 (DIsajkan pada tabel 10). Nla kesalahan resdu terbesar dmlk oleh UNSP yatu sebesar 0, Sedangkan nla kesalahan resdu terkecl dmlk oleh BBNI yatu sebesar 0,0006. Menentukan Portofolo Optmal dan Proporsnya Ada dua tahapan yang dlakukan untuk menentukan portofolo optmal dan proporsnya, yatu menghtung Excess Return to Beta (ERB) dan menentukan cut off pont. a. Menghtung Excess Return to Beta (ERB) Hasl perhtungan pada tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat enam saham yang memlk nla ERB yang postf dan tujuh saham yang memlk nla ERB yang negatf. Enam saham yang memlk nla ERB postf tersebut memlk peluang untuk terplh menjad komposs dalam portofolo syarah yang optmal. Sedangkan tujuh saham yang memlk nla ERB negatf tdak memenuh syarat untuk membentuk portofolo yang optmal. Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat tujuh saham yang memlk nla ERB yang postf dan tga saham yang memlk nla ERB yang negatve. Ketujuh saham yang memlk nla ERB postf tersebut memlk peluang untuk terplh menjad komposs dalam portofolo non syarah yang optmal. Sedangkan tga saham lannya tdak memenuh syarat untuk membentuk portofolo optmal. b. Menentukan Cut-off Pont Cut-off pont (C*) merupakan nla tertngg yang dgunakan sebaga batasan suatu saham masuk dalam portofolo. Saham yang membentuk portofolo yang optmal adalah saham yang mempunya ERB lebh besar atau sama dengan nla cut-off pont. Tabel 13 menunjukkan hasl perhtungan cut-off. Dar tabel 13 dketahu bahwa cut-off pont dar portofolo syarah ada pada saham SMGR, yatu 0,0113%. Setelah mengetahu cut-off pont, maka tahap selanjutnya adalah memlh saham yang memlk nla ERB datas nla cutoff pont. Saham yang memlk nla ERB datas cut-off pont adalah INTP, KLBF, LPKR, SMGR, dan TLKM. Kelma saham tersebut merupakan saham pembentuk portofolo syarah optmal. 10

12 Dar tabel 14 dketahu bahwa cut-off pont dar portofolo non syarah ada pada saham BDMN, yatu 0,0048%. Saham yang memlk nla ERB datas cut-off pont adalah BBCA, BDMN, BMRI, INDF, PGAS. Lma saham yang berada datas cut-off tersebut merupakan saham pembentuk portofolo non syarah optmal. Setelah mengetahu saham apa yang menjad pembentuk portofolo optmal, maka tahap selanjutnya adalah menentukan propors dana pada tap-tap saham yang sudah terplh. Berkut merupakan propors dana pada portofolo syarah dan portofolo non syarah. Dar tabel 15 maka komposs propors dana yang harus dalokaskan nvestor untuk membentuk portofolo optmal dar portofolo syarah, adalah KLBF (PT Kalbe Farma Tbk.) sebesar 35,33%, LPKR (PT Lppo Karawac Tbk.) sebesar 46,453%, INTP (PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk.) sebesar 4,579%, TLKM (PT Telekomunkas Indonesa Tbk.) sebesar 0,1%, dan SMGR (PT Semen Gresk Tbk.) sebesar 13,537%. Dar tabel 16 maka komposs propors dana yang harus dalokaskan nvestor untuk membentuk portofolo optmal dar portofolo non syarah adalah PGAS (PT Perusahaan Gas Negara Tbk.) sebesar 18,814%, INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk.) sebesar 43,36%, BDMN (PT Bank Danamon Indonesa Tbk.) sebesar 1,397%, BMRI (PT Bank Mandr Tbk.) sebesar 18,693%, BBCA (PT Bank Central Asa Tbk.) sebesar 6,77%. BBCA. Return dan Rsko Portofolo Setelah memperoleh komposs untuk masng-masng portfolo, maka akan dlakukan penghtungan rsk-return dar masng-masng portfolo. Hasl perhtungan sepert yang ada pada tabel 17 menunjukan bahwa portofolo syarah memlk beta portofolo sebesar 3,6804. Alpha portofolo sebesar 0,175. Portofolo n menghaslkan return 14,595% per bulan dengan rsko portofolo sebesar 47,31% Hasl perhtungan pada tabel 18 menunjukan bahwa portofolo non syarah memlk beta portofolo sebesar 3,6931. Alpha portofolo sebesar 0,087. Portofolo non syarah memlk return sebesar 10,49% per bulan dengan rsko portofolo sebesar,418%. Selanjutnya dlakukan komparas knerja dengan menggunakan raso Sharpe, Treynor dan Jensen, sepert yang tampak pada tabel 19. Hasl perhtungan raso Sharpe menunjukkan bahwa portofolo non syarah memlk nla yang lebh tngg, yatu sebesar 64,394% sedangkan portofolo syarah memlk nla 1,069%. Namun untuk raso Treynor portofolo syarah memlk nla yang lebh tngg yatu 0,683%. Raso Jensen dar kedua portofolo menunjukan hasl sgnfkan postf sehngga kedua portofolo dnla dapat memberkan knerja yang superor. Portofolo syarah juga memlk nla Jensen yang lebh tngg dbandngkan portofolo non syarah, yatu sebesar 14,031%. Return dan Rsko Portofolo Proporsonal 11

13 Untuk menguj konsstens knerja dar portofolo syarah optmal serta portofolo non syarah optmal, maka hasl return dan rsko portofolo optmal yang sudah dketahu akan dbandngkan dengan portofolo bentukan dengan pembobotan secara proporsonal. Pada tabel 0 dan 1, merupakan data return portofolo optmal dan portofolo proporsonal dar portofolo syarah dan portofolo non syarah selama Februar 013 hngga Aprl 013. Pada Maret 013 portofolo syarah dengan pembobotan proporsonal memlk return yang lebh tngg dbandngkan dengan portofolo yang dbuat dengan pembobotan optmal dengan metode ndeks tunggal. Sedangkan pada Februar dan Aprl 013 portofolo dengan pembobotan optmal memlk return yang lebh tngg dbandngkan dengan portofolo dengan pembobotan proporsonal. Pada Maret dan Aprl 013 portofolo non syarah dengan pembobotan optmal, sesua dengan metode ndeks tunggal, memlk return yang lebh tngg dbandngkan dengan portofolo yang dbuat dengan pembobotan secara proporsonal. V. Kesmpulan Berdasarkan model ndeks tunggal maka portofolo syarah optmal terbentuk dar saham KLBF, LPKR, INTP, TLKM, dan SMGR. Portofolo n menghaslkan return % per bulan dengan rsko portofolo sebesar 47.31%. Sedangkan portofolo non syarah optmal yang dbentuk dengan model ndeks tunggal terdr dar saham PGAS, INDF, BDMN, BMRI, dan BBCA. Portofolo non syarah optmal memlk return sebesar 10.49% per bulan dengan rsko portofolo sebesar.418%. Pembentukan portofolo optmal dengan model ndeks tunggal memberkan knerja yang konssten lebh bak dbandngkan dengan portofolo yang dbentuk dengan pembobotan proporsonal. Berdasarkan raso Treynor dan Jensen, portofolo syarah optmal memllk nla yang lebh tngg yatu sebesar 0,683% dan 14,031% sehngga portofolo syarah optmal memlk knerja yang lebh bak dbandngkan dengan knerja portofolo non syarah optmal yang memlk nla raso Treynor sebesar 0,438% dan 8,854%. Sedangkan berdasarkan raso Sharpe portofolo non syarah optmal memlk knerja yang lebh bak, yatu sebesar 64,394% dbandngkan dengan knerja portofolo syarah yatu 1,069%. Hasl peneltan n bertentangan dengan hasl peneltan dar Lston dan Soydemr (010) yang menyatakan bahwa sn portofolo memlk knerja yang lebh bak dbandngkan dengan portofolo syarah. Berdasarkan hasl peneltan tentang gambaran knerja portofolo syarah dan portofolo non syarah tahun 01, maka nvestor dharapkan bernvestas pada portofolo syarah optmal. Peneltan sebelumnya menyatakan bahwa nvestor yang melakukan nvestas pada fath-based stock tdak hanya mengarapkan return melankan mengharapkan keadaan duna yang lebh bak dan hal n dpengaruh 1

14 juga oleh perlaku nvestor untuk tetap mematuh norma yang ada. Namun berdasarkan hasl peneltan n, nvestor dapat melhat bahwa tdak hanya mematuh norma yang ada atau memperbak keadaan duna tetap nvestor dapat memperoleh return yang lebh tngg dbandngkan bernvestas pada portofolo non syarah. Sedangkan untuk portofolo non syarah, selan memlk knerja yang lebh rendah, portofolo n memlk sfat yang lebh fluktuatf sepert yang terlhat dar pergerakan ndeks pasarnya. Keterbatasan dalam peneltan n adalah kurangnya peneltan terdahulu mengena portofolo syarah dan portofolo non syarah, khususnya d Indonesa. Selan tu d Indonesa mash belum banyak jens dar fath-based stock sepert d Amerka Serkat. D Indonesa fathbased stock hanya berdasarkan nla syarah, sedangkan d Amerka Serkat ada penggolongan saham berdasarkan nla agama Katolk, Krsten, Yahud, dan lan-lan. Bag penelt selanjutnya, pembentukan portofolo optmal dapat dlakukan dengan model lan sepert model model mxture of mxture atau model Markowtz untuk menjad perbandngan. DAFTAR REFERENSI Ahmad Rodon, Othman Yong, 00, Analss Investas dan Teor Portfolo. Jakarta: Raja Grafndo Persada. Alexander, Gordon J, and Wllam F. Sharpe, 1989, Fundamentals of Investments, New Jersey: Prentce-Hall, Inc. Arf Setawan, Ddn Mukodm, 011, Pembentukan Portofolo Saham Dengan Model Indeks Tunggal Pada Perbankan D Bursa Efek Indonesa. Manajemen Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma. Bode, Zv. Alex Kane and Alan J. Marcus., 007, Essental of Investments 6 th edton, McGraw-Hll Internatonal Edton. Clarke, G and Jennngs, M., 008, Development, Cvl Socety and Fath-based Organzatons: Brdgng the Sacred and the Secular, Palgrave Macmllan, Basngstoke. Eko Umanto, 008, Analss dan Penlaan Knerja Portofolo Optmal Saham Saham LQ- 45, Jurnal Ilmu Admnstras dan Organsas, September Desember 008, bsns dan brokras. Fabozz, FJ, 1995, Investment Management. Englewood clffs. New Jersey: Prentce Hall Internatonal. Grard, E. and Hassan, M., 005, Fath-based ethcal nvestng: the case of Dow Jones Islamc ndexes, paper presented at the 006FMA Annual Meetng, Salt Lake Cty, UT, October 13. Gtman, Lawrence J., 009, Prncples Of Manageral Fnance, 1 th Edton, Pearson 13

15 Educaton, Prentce Hall, Unted States Jones, Charles P., 007, Investments: Analyss and Management, Tenth Edton, John Wley & Sons, Inc., USA. Hussen, K. and Omran, M., 005, Ethcal nvestment revsted: evdence from Dow Jones Islamc ndexes, The Journal of Investng, Vol. 36, pp Lston, Danel P. and Gokce Soydemr, 010, Fath-based and sn portfolos, Manageral Fnance vol. 36 No 10, pp Samsul Mohammad, 006, Pasar Modal Dan Manajemen Portofolo, Erlangga, Jakarta. Septyarn, 009, Analss Portofolo Optmal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Pada Saham LQ45, Jurnal Akuntans. Sharpe, Wllam F., 1970, Portofolo Theory and Captal Markets, McGraw-Hll Book Company, New York. ste/tabel?td=31 dunduh pada tanggal 6 September stor/ndeks.aspx dunduh pada tanggal 16 September

16 LAMPIRAN Gambar 1. Return Jakarta Islamc Index dan LQ-45 tahun 01 Tabel 1. Saham dalam portofolo syarah No Nama Emten Kode 1 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM PT Internatonal Nckel Indonesa Tbk INCO 3 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 4 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 5 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 6 PT Lppo Karawac Tbk LPKR 7 PP London Sumatra Indonesa Tbk LSIP 8 PT Tambang Batubara Bukt Asam (Persero) Tbk PTBA 9 PT Semen Gresk (Persero) Tbk SMGR 10 PT Tmah (Persero) Tbk TINS 11 PT Telekomunkas Indonesa (Persero) Tbk TLKM 1 PT Unted Tractors Tbk UNTR 13 PT Unlever Indonesa Tbk UNVR Sumber: (dolah) Tabel. Saham dalam portofolo non syarah No Nama Emten Kode 1 PT Astra Agro Lestar Tbk AALI

17 PT Astra Internatonal Tbk ASII 3 PT Bank Central Asa Tbk BBCA 4 PT Bank Negara Indonesa Tbk BBNI 5 PT Bank Rakyat Indonesa Tbk BBRI 6 PT Bank Danamon Indonesa Tbk BDMN 7 PT Bank Mandr Tbk BMRI 8 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 9 PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 10 PT Bakre Sumatera Plantatons Tbk UNSP Sumber: (dolah) Tabel 3. Return dan rsko saham dalam portofolo syarah Kode Saham R E(R) σ ANTM -3,379% -,698% 13,705% INCO -37,469% -3,1% 15,191% INTP 4,935%,078% 7,474% ITMG 1,171% 1,014% 8,778% KLBF 43,574% 3,631% 6,586% LPKR 43,004% 3,584% 7,740% LSIP -9,737% -0,811% 1,415% PTBA -6,36% -,186% 9,458% SMGR 33,04%,767% 7,80% TINS -13,050% -1,087% 1,10% TLKM 34,788%,899% 7,66% UNTR -36,147% -3,01% 11,853% UNVR 11,778% 0,98% 8,516% Tabel 4. Return dan rsko saham dalam portofolo non syarah Kode Saham R E(R) σ AALI -8,878% -0,740% 7,790% ASII -7,090% -0,591% 7,33% BBCA 18,75% 1,563% 6,0% BBNI 7,951% 0,663% 4,800% BBRI 14,89% 1,41% 8,8% BDMN 9,867%,489% 8,337% BMRI 30,066%,505% 7,511% INDF 3,144% 1,99% 4,109% PGAS 3,583%,715% 7,737% UNSP -115,90% -9,659% 11,597% 3

18 Tabel 5. Return dan rsko pasar untuk portofolo syarah Tanggal JII 9-Feb-1 0,746% 30-Mar-1 3,009% 30-Apr-1-1,548% 31-May-1-9,103% 9-Jun-1 3,580% 31-Jul-1 5,86% 31-Aug-1-0,663% 8-Sep-1 5,80% 31-Oct-1 3,01% 30-Nov-1-5,049% 8-Dec-1 1,016% 31-Jan-13 1,638% R M 7,1% E(R M ) 0,601% σ M 4,4% Tabel 6. Return dan rsko pasar untuk portofolo non syarah Tanggal LQ-45 9-Feb-1 0,088% 30-Mar-1,815% 30-Apr-1-0,164% 31-May-1-9,689% 9-Jun-1 4,408% 31-Jul-1 5,476% 31-Aug-1 -,448% 8-Sep-1 5,079% 31-Oct-1,610% 30-Nov-1-3,90% 8-Dec-1 1,16% 31-Jan-13 3,505% R M 9,516% E(R M ) 0,793% σ M 4,335% Tabel 7. Alpha dan beta saham dalam portofolo syarah Kode Saham β α ANTM,39-0,0410 4

19 INCO,994-0,0450 INTP 0,4791 0,0179 ITMG 1,74 0,008 KLBF 0,4031 0,0339 LPKR 0,4836 0,039 LSIP,0056-0,00 PTBA 1,977-0,0337 SMGR 1,450 0,0189 TINS 1,99-0,05 TLKM 0,866 0,038 UNTR,1045-0,048 UNVR -0,0400 0,0101 Tabel 8. Alpha dan beta saham dalam portofolo non syarah Kode Saham β α AALI 0,8318-0,0140 ASII 1,597-0,0159 BBCA 1,0784 0,0071 BBNI 0,9461-0,0009 BBRI 1,6958-0,0010 BDMN 0,8898 0,0178 BMRI 1,1799 0,0157 INDF 0,4460 0,0158 PGAS 0,0989 0,064 UNSP 1,365-0,1071 Tabel 9. Kesalahan resdu dan varan kesalahan resdu dar saham dalam portofolo syarah Kode Saham e σ e ANTM 0,9498 0,9004 INCO 0,1165 0,01356 INTP 0,0717 0,00514 ITMG 0,0707 0,00499 KLBF 0,0636 0,00405 LPKR 0,0746 0,00557 LSIP 0,0904 0,00817 PTBA 0,0441 0,00194 SMGR 0,0388 0,00151 TINS 0,089 0,00795 TLKM 0,673 0,45317 UNTR 0,0780 0,00608 UNVR 0,0851 0,0075 5

20 Tabel 10. Kesalahan resdu dan varan kesalahan resdu dar saham dalam portofolo non syarah Kode Saham e σ e AALI 0,0691 0,00477 ASII 0,0489 0,0039 BBCA 0,0416 0,00173 BBNI 0,050 0,0006 BBRI 0,038 0,00146 BDMN 0,0739 0,00546 BMRI 0,0550 0,00303 INDF 0,0363 0,00131 PGAS 0,077 0,00597 UNSP 0,1007 0,01014 Tabel 11. Hasl perhtungan Excess Return to Beta (ERB) pada portofolo syarah Kode Saham ERB ANTM -0,0136 INCO -0,0157 INTP 0,0334 ITMG 0,0044 KLBF 0,078 LPKR 0,064 LSIP -0,0064 PTBA -0,0135 SMGR 0,0158 TINS -0,0081 TLKM 0,081 UNTR -0,0166 UNVR -0,156 Tabel 1. Hasl perhtungan Excess Return to Beta (ERB) pada portofolo non syarah Kode Saham ERB AALI -0,0147 ASII -0,0085 BBCA 0,0100 BBNI 0,0019 BBRI 0,0045 BDMN 0,06 BMRI 0,017 INDF 0,035 6

21 PGAS 0,60 UNSP -0,0764 Tabel 13. Hasl perhtungan Cut-Off Rate pada portofolo syarah yang memlk ERB postf Kode Saham ERB A B C INTP 0,0334 1, ,6354 0,005 ITMG 0,0044 1, ,6641 0,0015 KLBF 0,078 3, ,1608 0,0053 LPKR 0,064, ,9886 0,0045 SMGR 0,0158, ,3914 0,0113 TLKM 0,081 0,0461 1,640 0,0001 UNVR -0,156-0,077 0,08 0,0000 C* = 0,0113% Tabel 14. Hasl perhtungan Cut-Off Rate pada portofolo non syarah yang memlk ERB postf Kode Saham ERB A B C BBCA 0,0100 6, ,0461 0,0056 BBNI 0,0019, ,7717 0,0014 BBRI 0,0045 8, ,59 0,0035 BDMN 0,06 3, ,9554 0,0048 BMRI 0,017 7, ,1479 0,0080 INDF 0,035 4, ,3313 0,007 PGAS 0,60 0,3708 1,6405 0,0007 C* = 0,0048% Tabel 15. Optmalsas portfolo dan propors dana pada portofolo syarah Kode Saham ERB X W KLBF 7,80% 11,650 35,330% LPKR 6,40% 14, ,453% INTP 3,337% 1,4600 4,579% TLKM,805% 0,0319 0,100% SMGR 1,576% 4, ,537% Tabel 16. Optmalsas portfolo dan propors dana pada portofolo non syarah Kode Saham ERB X W PGAS,600% 3, ,814% INDF 3,50% 8,35 43,36% BDMN,59%,380 1,397% 7

22 BMRI 1,717% 3, ,693% BBCA 1,005% 1,3009 6,770% Tabel 17. Return dan rsko portofolo syarah optmal Saham β p α p σ p E(R p ) KLBF 0,4031 0,0339 0,007 3,631% LPKR 0,4836 0,039 0,001 3,584% INTP 0,4791 0,0179 0,0077,078% TLKM 0,866 0,038 0,4545,899% SMGR 1,450 0,0189 0,0053,767% Total 3,6804 0,175 47,31% 14,595% Tabel 18. Return dan rsko portofolo non syarah optmal Saham β p α p σ p E(R p ) PGAS 0,0989 0,064 0,0060,696% INDF 0,4460 0,0158 0,0017 1,843% BDMN 0,8898 0,0178 0,0070,318% BMRI 1,1799 0,0157 0,0056,79% BBCA 1,0784 0,0071 0,0039 1,356% Total 3,6931 0,087,418% 10,49% Tabel 19. Raso Sharpe, Treynor, dan Jensen Raso Portofolo syarah Portofolo non syarah Sharpe 1,069% 64,394% Treynor 0,683% 0,438% Jensen 14,031% 8,854% Tabel 0. Return portofolo proporsonal dan portofolo optmal dar portofolo syarah Februar 013 Kode Proporsonal Optmal Saham W Return W Return KLBF 0% -3,95% -0,79% 35,33% -3,95% -1,40% LPKR 0% 19,6% 3,85% 46,45% 19,6% 8,95% INTP 0% 5,97% 1,19% 4,58% 5,97% 0,7% TLKM 0%,30% 0,46% 0,10%,30% 0,00% SMGR 0%,00% 0,40% 13,54%,00% 0,7% Total Return 5,11% Total Return 8,10% 8

23 Maret 013 Kode Proporsonal Optmal Saham W Return W Return KLBF 0% 11,4%,8% 35,33% 11,4% 4,03% LPKR 0% -1,47% -0,9% 46,45% -1,47% -0,68% INTP 0% 1,49%,50% 4,58% 1,49% 0,57% TLKM 0% 6,17% 1,3% 0,10% 6,17% 0,01% SMGR 0% 3,88% 0,78% 13,54% 3,88% 0,53% Total Return 6,50% Total Return 4,45% Aprl 013 Kode Proporsonal Optmal Saham W Return W Return KLBF 0% 4,3% 0,85% 35,33% 4,3% 1,49% LPKR 0% 30,97% 6,19% 46,45% 30,97% 14,38% INTP 0% -10,58% -,1% 4,58% -10,58% -0,48% TLKM 0% -5,7% -1,14% 0,10% -5,7% -0,01% SMGR 0% -,0% -0,44% 13,54% -,0% -0,30% Total Return 3,34% Total Return 15,09% Tabel 1. Return portofolo proporsonal dan portofolo optmal dar portofolo non syarah Februar 013 Kode Saham Proporsonal W Return W Return Optmal PGAS 0% 1,48% 4,30% 18,81% 1,48% 4,04% INDF 0%,03% 0,41% 43,33%,03% 0,88% BDMN 0%,35% 0,47% 1,40%,35% 0,9% BMRI 0% -0,50% -0,10% 18,69% -0,50% -0,09% BBCA 0% 3,57% 0,71% 6,77% 3,57% 0,4% Total Return 5,79% Total Return 5,36% Maret 013 Kode Saham Proporsonal W Return W Return Optmal PGAS 0% 4,9% 0,98% 18,81% 4,9% 0,93% INDF 0% -1,35% -0,7% 43,33% -1,35% -0,59% BDMN 0% 0,00% 0,00% 1,40% 0,00% 0,00% 9

24 BMRI 0% 4,88% 0,98% 18,69% 4,88% 0,91% BBCA 0% -5,87% -1,17% 6,77% -5,87% -0,40% Total Return 0,5% Total Return 0,85% Aprl 013 Kode Saham Proporsonal W Return W Return Optmal PGAS 0% -1,78% -,56% 18,81% -1,78% -,41% INDF 0% 0,00% 0,00% 43,33% 0,00% 0,00% BDMN 0% -11,49% -,30% 1,40% -11,49% -1,4% BMRI 0% -7,9% -1,58% 18,69% -7,9% -1,48% BBCA 0% -3,79% -0,76% 6,77% -3,79% -0,6% Total Return -7,0% Total Return -5,57% 10

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL Calyptra: Jurnal Ilmah Mahasswa Unverstas Surabaya Vol.3 No.1 (014) OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL INTISARI Yulant Panjaya Manajemen

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya, PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Werner R. Murhad Unverstas Surabaya, emal: Werner@staff.ubaya.ac.d Intsar Peneltan n bertujuan untuk membentuk portfollo optmal dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : ABSTRACT PENDAHULUAN. Oleh : Sutarti

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : ABSTRACT PENDAHULUAN. Oleh : Sutarti JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No., Oktober 007 : 119-14 ANALISIS SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE INDEKS MODEL Stud Kasus Pada Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/dbr ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN

Lebih terperinci

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-150 1 Analss Portofolo yang Optmal pada Indeks Kompas100 d Bursa Efek Indonesa Yuvta Sar Harun *1, Ervta Saftr, Trsnad Wjaya 3 Jurusan Manajemen, STIE MDP,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Halmatus S *) A. Yusuf Imam Suja **) Bud Wahono

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN:

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN: Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 ISSN: 1411-6227 Pengaruh Indkator Raso Keuangan Perusahaan Prce Earnng Rato (PER) dan Prce to Book Value (PBV) terhadap Return Portfolo Saham

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ 45 TAHUN

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

ANALISIS SAHAM-SAHAM LQ45 UNUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL

ANALISIS SAHAM-SAHAM LQ45 UNUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL Zul Azhar E-ISSN 50-4159 ANALISIS SAHA-SAHA LQ45 UNUK EBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIAL DENGAN ENGGUNAKAN SINGLE INDEX ODEL Zul Azhar Dosen Tetap Fakultas Ekonom Unverstas Pakuan ABSTRAK Tujuan dar peneltan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM ANALISIS PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi Pada Saham Indeks LQ-45 di BEI Tahun 2011-2015) Nama : Amelia Pujaastuti Npm : 10212705 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci