BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu
|
|
- Yuliani Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investas II.1.1 Pengertan Investas Mengacu pada Sunaryah (2011, h4) Investas dapat dartkan sebaga suatu usaha seseorang untuk menanamkan modalnya pada 1 atau lebh aktva dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dar penanaman modal tersebut. Kengnan seseorang untuk bernvestas ddasarkan adanya kelebhan dana yang dmlk dan juga kengnan untuk mendapatkan keuntungan dengan harapan bahwa d masa depan akan mengalam penngkatan fnansal ataupun dapat dgunakan sebaga smpanan untuk har tua ataupun untuk berjaga-jaga. Menurut Sunaryah (2011, h4) nvestas dbag menjad 2 bentuk yatu nvestas dalam bentuk rl (real assets) dan nvestas dalam bentuk surat surat berharga atau sekurtas (marketable securtes atau fnancal assets), bentuk rl bersfat berwujud sepert emas, rumah, barang-barang antk, sedangkan fnancal assets berupa surat surat berharga yang memlk nla sepert layaknya real assets yang dkuasa oleh suatu enttas. 7 7
2 II.1.2 Pasar modal Menurut Nasarudn dan Surya (2004, h13), pasar modal ddefnskan sebaga Pasar yang memperjualbelkan berbaga keuangan (sekurtas) jangka panjang, bak dalam bentuk hutang maupun modal sendr yang dterbtkan perusahaan swasta., sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal ddefnskan sebaga Kegatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publk yang berkatan dengan efek yang dterbtkannya, serta lembaga dan profes yang berkatan dengan efek. Pasar modal, selan sebaga tempat bertransaks antara penjual dan pembel, juga merupakan tempat untuk mencar dana bag perusahaan ataupun pemerntah, serta dapat dgunakan sebaga tempat alternatf bernvestas bag masyarakat selan bank dan jens jens nvestas lannya. Instrumen nstrumen yang dperjualbelkan d pasar modal dapat berupa saham (stock), saham preferen (preferred stock), oblgas konvers (convertble bond), oblgas (bond), waran (warrant), kontrak berjangka (futures), ops (opton), reksadana (mutual fund), rght, SUN (Surat Utang Negara), Instrumen Syarah (Oblgas Syarah, Reksadana Syarah). Pasar modal memberkan pengaruh yang cukup besar terhadap konds ekonom dalam suatu negara, hal tu dsebabkan karena pasar modal memberkan 2 fungs secara langsung, yakn fungs ekonom dan fungs keuangan. Fungs ekonom, yatu karena pasar modal memberkan fasltas atau wahana yang mempertemukan dua kepentngan, yatu phak yang memlk dana yang berlebh dan phak yang memerlukan dana, 8
3 sedangkan fungs keuangan ddapat karena pasar modal memberkan mbalan atas nvestas yang dlakukan. Menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2011) terdapat beberapa manfaat dar pasar modal yakn : 1. Menyedakan sumber dana bag duna usaha. 2. Memberkan sarana nvestas bag nvestor dan juga dapat memberkan dversfkas nvestas. 3. Menyedakan ndkator utama bag tren ekonom negara. 4. Memungknkan penyebaran kepemlkan perusahaan hngga kepada masyarakat. 5. Dapat mencptakan penyebaran kepemlkan, keterbukaan, dan profesonalsme serta membuat klm berusaha yang sehat. 6. Mencptakan lapangan pekerjaan yang unk. 7. Memberkan kesempatan bag nvestor untuk memlk perusahaan. 8. Sebaga alternatf nvestas yang memberkan potens keuntungan dengan resko yang dapat dperhtungkan melalu keterbukaan, lkudtas, dan dversfkas nvestas. 9. Membna klm keterbukaan bag duna usaha. 10. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan klm keterbukaan dan pemanfaatan manajemen profesonal. 9
4 II.1.2 Pasar Uang Pasar uang menurut Sunaryah (2011, h11) alah Ttk pertemuan antara permntaan dana jangka pendek dengan penawaran dana jangka pendek. Pengertan jangka pendek dtafsrkan dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dar satu tahun perbedaan yang mencolok pada pasar uang dan pasar modal alah jangka waktu yang dmlk, pasar uang cenderung memlk tngkat bunga yang lebh tngg dan basanya dgunakan pada konds yang mendesak sepert seseorang memnjam uang kepada bank komersl untuk kebutuhan pengobatan. dalam peneltan n penuls lebh memfokuskan kepada pasar modal ketmbang pasar uang. II.2 Saham II.2.1 Pengertan Saham Menurut Nasarudn (2004, h188), Saham merupakan nstrumen penyertaan modal seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Modal n terbag dalam tga tngkat status, yatu modal dasar, modal dtempatkan, dan modal dsetor. Menurut Sunaryah (2011, h124), Seberapa besar hak dan tanggung jawab para pesero dwujudkan dalam jumlah Rupah yang dnyatakan dalam lembar saham. Dengan demkan jumlah lembar saham (sero) yang dkuasa seorang pemodal, menggambarkan suatu bentuk pemlkan pada suatu perusahaan publk yang berbadan hukum PT. 10
5 Jad dar defns defns d atas saham adalah suatu satuan nla yang mengacu kepada bagan kepemlkan sebuah perusahaan. Dengan menerbtkan saham, memungknkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang. Saham dbag menjad 2, yatu saham preferen dan saham basa. Menurut Sunaryah (2011:48), saham basa alah Tanda penyertaan atau pemlkan seseorang atau badan dalam perusahaan, sedangkan saham preferen alah saham yang memlk karakterstk gabungan antara oblgas dan saham basa, karena bsa menghaslkan pendapatan tetap, tetap juga bsa tdak mendatangkan hasl yang dkehendak nvestor. II 2.2 Keuntungan Dan Kerugan Saham Terdapat 2 keuntungan dar memlk saham, yakn: 1. Dvden, yakn pembagan keuntungan yang dberkan emten atas keuntungan yang dhaslkan oleh perusahaan, dvden dberkan setelah mendapatkan persetujuan dar pemegang saham. 2. Captal gan, yakn keuntungan yang ddapat atas transaks perdagangan saham, captal gan terbentuk dar aktvtas perdagangan saham d pasar sekunder. Sedangkan terdapat pula berbaga resko atas kepemlkan saham, yakn: 1. Tdak mendapatkan dvden, perusahaan hanya membagkan dvden jka perusahaan mengalam keuntungan, akan tetap hal n hanya 11
6 berlaku terhadap pemlk saham basa, sedangkan saham preferen tetap mendapatkan mbal hasl. 2. Captal loss, yakn kerugan yang ddapatkan atas transaks perdagangan saham, dalam perdagangan saham untuk menghdar atas kerugan yang semakn besar nvestor rela menjual saham dengan harga rendah, stlah tersebut dkenal dengan cut loss. 3. Emten dlkudas, jka suatu perusahaan dnyatakan bangkrut, maka tentu akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut, jka perusahaan bangkrut maka saham perusahaan tersebut akan d-delst dar bursa saham, dan saham memlk poss lebh rendah darpada kredtur dan pemlk oblgas sehngga semua aset perusahaan yang djual terlebh dahulu dgunakan untuk melunas kredtur dan oblgas perusahaan jka ada ssa barulah dkembalkan kepada pemlk saham. 4. Saham d-delst, suatu saham d delst dar bursa umumnya dsebabkan oleh knerja yang buruk msalnya mengalam kerugan bertahun-tahun secara berturut-turut, tdak membagkan dvden secara berturut-turut selama beberapa tahun, saham yang d delst tdak lag dapat dperdagangkan. 12
7 II.2.3 Jens Klasfkas Saham Menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2011) klasfkas saham bsa dbag menjad 3 jens yatu : 1. Klasfkas saham berdasarkan hak tagh, yatu : Saham Basa yatu sertfkat yang berfungs sebaga bukt kepemlkan suatu perusahaan, pemlk akan mendapatkan hak untuk menerma pendapatan tetap (dvden) dar perusahaan serta berkewajban untuk menanggung resko kerugan perusahaan Saham Preferen adalah suatu saham yang pemlknya memlk hak lebh dahulu dbandng hak pemlk saham basa, serta memlk hak suara yang lebh besar dbandng pemegang saham basa. 2. Klasfkas saham berdasrkan cara peralhan kepemlkan, yatu : Saham atas unjuk, d dalam saham atas unjul tdak tertera nama pemlknya, hal tersebut dmaksudkan agar mempermudah perpndahan tangan dar nvestor ke nvestor lannya Saham atas nama dalam saham atas nama dtuls dengan jelas sapa nama pemlknya, dmana perpndahan tangan harus memlalu prosedur yang jelas. 13
8 3. Klasfkas saham berdasarkan knerja, yatu : Blue Chp Stocks merupakan saham basa dar suat perusahaan yang memlk reputas tngg, ang mewakl dalam ndustr, memlk pendapatan yang stabl dan onssten dalam membayar dvden Income Stocks merupakan saham dar suatu emten yang memlk kemampuan membayar dvden lebh tngg dar dvden tahun sebelumnya Growth Stocks dbag 2 yatu Well known yatu emten yang memlk pertumbuhan pendapatan yang tngg, sebaga leader d ndustr sejens, lesser known saham yang tdak menjad leader namun memlk cr gowth stock. Speculatve stock saham suatu perusahaan yang tdak bsa secara konssten dalam memperoleh penghaslan dar tahun ke tahun, akan tetap mempunya kemungknan berpenghaslan yang tngg d masa mendatang, meskpun belum past Counter cyclcal stocks saham yang tdak terpengaruh oleh konds ekonom makro maupun stuas bsns secara umum. 14
9 II.3 Analss Teknkal dan Fundamental Menurut Sunaryah (2011, h166) Untuk menganalss surat berharga saham dengan pendekeatan tradsonal dgunakan dua analss yatu: (a) analss teknkal (techncal analyss) (b) analss fundamental (fundamental analyss) Menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2011) analss fundamental ddefnskan sebaga Salah satu cara untuk melakukan penlaan saham dengan mempelajar atau mengamat berbaga ndkator yang terkat dengan konds macro ekonom dan konds ndustr suatu perusahaan hngga berbaga ndkator keuangan dan manajemen perusahaan jad dar defns tersebut analss fundamental dgunakan untuk mengevaluas nla suatu saham dengan menggunakan berbaga data yang terdapat pada emten. Sedangkan analss teknkal menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2011) adalah Salah satu metode yang dgunakan untuk penlaan saham, d mana dengan metode n para anals melakukan evaluas saham berbass pada data-data statstk yang dhaslkan dar aktvtas perdagangan saham dar defns tersebut dapat dsmpulkan bahwa analss teknkal menggunakan data data statstk dar saham tersebut dan mencoba untuk mempredks arah pergerakan harga saham dar data data tersebut. II.4 Indeks Harga Saham Menurut Jogyanto (2009, h100), ndeks harga saham yatu suatu ndkator yang menunjukkan pergerakan harga saham, sedangkan Menurut Antols, T., Dossug S., (2008, h147) ndeks harga saham adalah Suatu ndkator yang menunjukan pergerakan 15
10 harga saham jad ndeks dapat dpergunakan sebaga acuan terhadap konds yang terjad d pasar apakah sedang lesu atau sedang aktf dan juga dapat mengetahu apakah tren yang dalam sedang nak (bullsh) atau turun (bearsh), jka ndeks saham mengalam penurunan sebesar 30 pon dar har sebelumnya yang berada d angka 300 maka dapat dkatakan bahwa rata-rata harga saham mengalam penurunan sebesar 10%. Terdapat berbaga ndeks harga saham d BEI, berbaga macam ndeks saham tersebut adalah : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua emten yang tercatat sebaga komponen perhtungan ndeks. Indeks Sektoral, menggunakan semua emten yang termasuk dalam masngmasng sektor, msalnya sektor pertambangan, keuangan, dan lan-lan, terdapat 9 sektor yatu pertanan, pertambangan, ndustr dasar, aneka ndustr, konsums, propert nfrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. Indeks LQ45, menggunakan 45 emten yang dplh berdasarkan krtera lkudtas dan kaptalsas pasar, setap 6 bulan terdapat pemlhan saham-saham baru yang akan masuk kedalam LQ45. Jakarta Islamc Index (JII), menggunakan 30 emten yang masuk dalam krtera syarah dan termasuk saham yang memlk kaptalsas besar dan lkudtas tngg, saham-saham yang masuk dalam ndeks syarah adalah emten yang kegatan usahanya tdak bertentangan dengan syarah sepert usaha perjudan dan permanan yang tergolong jud atau perdagangan yang terlarang, usaha lembaga keuangan konvensonal (rbaw) termasuk perbankan dan asurans konvensonal, usaha yang memproduks, mendstrbus serta memperdagangkan 16
11 makanan dan mnumam yang haram, ataupun usaha yang memproduks mendstrbus atau menyedakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersfat mudarat. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham yang dplh berdasarkan krtera lkudtas dan kaptalsas pasar, dengan krtera-krtera yang telah dtentukan sepert telah tercatat d BEI mnmal 3 bulan, saham tersebut masuk dalam perhtungan IHSG. Indeks Papan Utama & Papan Pengembangan, menggunakan emten yang masuk dalam krtera papan utama & papan pengembang. Indeks Bsns-27, yatu ndeks harga saham yang dluncurkan oleh BEI yang berkerjasama dengan Bsns Indonesa, ndeks n terdr dar 27 saham plhan yang berdasarkan atas crtera fundamental dan teknkal. Fundamental yang dpaka antara lan laba usaha, laba bersh, ROA, ROE dan DER, sedangkan crtera teknkal alah har transaks, nla perdagangan, volume dan frekuens transaks. Indeks Indvdual, yatu ndeks yang menggunakan harga masng-masng saham terhadap harga dasarnya, atau ndeks masng-masng saham yang tercatat d BEI. Indeks PEFINDO-25 yatu ndeks yang dmaksudkan untuk memberkan tambahan pedoman untuk melakukan nvestas bag nvestor, yatu dengan cara membangun sebuah benchmark ndeks harga saham baruyang secara khusus memuat knerja harga saham emten kecl dan menengah melalu crtera dan metodolog yang konssten. 17
12 Indeks SRI-KEHATI adalah sebuah ndeks harga saham yang merupakan hasl kerja sama antara BEI dan Yayasan Keanekaragaman Hayat Indonesa (KEHATI). Yang bergerak dalam bdang pelestaran dan pemanfaatan keankeragaman hayat, ndeks n dcptakan sebaga barometer bag nvestor untuk mengnvestaskan dananya kepada perusahaan yang memlk kesadaran terhadap lngkungan, socal, dan tata kelola perusahaan yang bak. Seluruh ndeks yang ada d BEI menggunakan metode perhtungan yang sama, yatu metode rata-rata tertmbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama pada masng-masng ndeks jumlah emten dan nla dasar yang dgunakan untuk penghtungan ndeks. Msalnya untuk Indeks LQ45 menggunakan 45 saham untuk perhtungan ndeks sedangkan Jakarta Islamc Index (JII) menggunakan 30 saham untuk perhtungan ndeks. Indeks-ndeks tersebut dtamplkan terus menerus melalu dsplay wall d lanta bursa dan dsebarkan ke masyarakat luas oleh data vendor melalu data feed. Menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2010). sebuah ndeks harga saham dharapkan memlk lma fungs yatu : 1. Sebaga ndkator tren pasar. 2. Sebaga ndkator tngkat keuntungan. 3. Sebaga tolak ukur (benchmark) knerja suatu portofolo. 4. Sebaga fasltas untuk pembentukan portofolo dengan strateg pasf. 18
13 5. Sebaga fasltas untuk perkembangan produk dervatf. II.5 BI Rate Menurut stus BI rate alah Suku bunga kebjakan yang mencermnkan skap atau stance kebjakan moneter yang dtetapkan oleh bank ndonesa dan dumumkan kepada publk kebjakan moneter tu sendr bertujuan untuk menjaga dan memelhara kestablan nla rupah agar tetap stabl sehngga nflas dapat tetap terjaga, dalam mencapa tujuannya Bank Indonesa menetapkan untuk mempengaruh berbaga aktvtas perekonoman, tetap untuk mencapa tujuan tersebut dperlukan waktu tdak secara langsung tercapa sesua dengan yang dngnkan. BI rate dumumkan setap rapat dewan gubernur bulanan, sehngga setap bulan BI rate dapat bergant atau juga tetap tdak berubah, dan dmplementaskan pada operas moneter yang dlakukan Bank Indonesa melalu pengelolaan lkudtas d pasar uang. Bank Indonesa akan menakkan BI rate blamana nflas ke depan akan dperkrakan melampau sasaran, dan sebalknya bank Indonesa akan menurunkan BI rate jka nflas ke depan dperkrakan berada d bawah sasaran yang telah dtetapkan, berkut perkembangan BI rate dar tahun 2005 sampa 2010 : 19
14 Gambar II.1 BI rate perode Jul Desember 2010 II.6 Sngle Index Model Berdasarkan data nla saham dan IHSG, dapat kta lhat bahwa terjad korelas pergerakan saham terhadap pergerakan pasar (IHSG), beberapa saham mengalam kenakan blamana pasar mengalam penurunan adapula beberapa saham mengkut pergerakan pasar jka pasar mengalam penngkatan maka saham kut mengalam penngkatan, hal tersebut menunjukkan bahwa return dar saham memlk korelas terhadap perubahan nla pasar, untuk menunjukkan hal tersebut maka dperlukan suatu teknk yang dapat dgunakan untuk mengukur korelas tersebut, yatu dengan menggunakan sngle ndex model, yatu mengasumskan bahwa Sngle Index Model Menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown.J.S, Goetzmann. N. W. (2007, h132) adalah The most wdely used technque assumes that the co- 20
15 movement between stocks s due to a sngle common nfluence or ndex. Ths model s approprately called the sngle-ndex model, jad sngle ndex model alah suatu model yang memperkrakan pergerakan saham-saham berdasarkan pengaruh dar suatu ndeks, dmana ndeks yang damsumskan alah beta yatu mengukur senstvtas return saham dengan return market. Dar pengertan d atas dapat dsmpulkan bahwa terdapat satu faktor yang mempengaruh pergerakan arah saham yakn beta, dengan menggunakan asums tersebut dapat dketahu return tambahan dar saham tersebut yang tercermn pada perhtungan excess return to beta, yang akan djelaskan pada hal 28. II.7 Systemc Rsk dan Unsystemc Rsk Menurut Corado, J. C., Jordan, B. D. (2002:540) systemc rsk alah rsk that nfluences a large number of asset. Also called market rsk dan unsytemc rsk alah rsk that nfluences a sngle company or a small group of companes jad yang dmaksud dengan systemc rsk alah suatu resko yang berpengaruh secara luas yang dapat mempengaruh terhadap aset-aset atau efeknya berdampak terhadap pasar secara menyeluruh sebaga contoh nflas pada suatu negara akan mempengaruh baya yang dkeluarkan terhadap perusahaan, tngkat pajak pada suatu negara yang menngkat dan membeban perusahaan, dan lan-lan. Sedangkan unsystemc rsk alah suatu resko yang hanya berdampak kecl atau hanya berpengaruh terhadap sebuah aset atau kelompok kecl dar aset sebaga contoh kenakan harga kapas mempengaruh perusahaan textl, kenakan harga kedela mempengaruh perusahaan kecap, dan lanlan. 21
16 Unsystemc rsk dapat delmnas dengan menggunakan dversfkas jad portofolo yang memlk banyak aset hamper tdak memlk unsystemc rsk, sedangkan systemc rsk tdak dapat delmnas dengan dversfkas karena sfatnya yang mencakup luas, jad portofolo yang menggunakan dversfkas, tngkat pengembalannya hanya dtentukan oleh systemc rsk yang dmlk. Menurut Corado, J. C., Jordan, B. D. (2002, h540) untuk mengukur nla systemc rsk dgunakan dengan mengukur nla Beta Because systemc rsk s the crucal determnant of an asset s expected return, we need some way of measurng the level of systemc rsk for dfferent nvestment. The specfc measure we wll use s called the beta coeffcent. Sedangkan menurut Hartono (2009, h363) mengatakan bahwa Beta portofolo mengukur volatltas (volatlty) pengembalan portofolo dengan pengembalan pasar. Dengan demkan beta merupakan pengukur resko sstematk dar suatu sekurtas atau portofolo relatf terhadap resko pasar, beta dgunakan untuk mengukur nla systemc rsk dar sebuah aset, aset yang memlk nla beta lebh dar 1 berart memlk systemc rsk yang lebh tngg dar rata-rata, sebalknya jka beta yang dmlk kurang dar 1 maka systemc rsk lebh kecl darpada rata-rata. Nla beta juga dgunakan untuk mengukur tngkat volatltas sebuah saham, jka bernla postf maka saham bergerak searah dengan ndeks saham, jka bernla negatve maka saham bergerak berlawanan dengan ndeks saham. Berkut rumus perhtungan untuk menghtung nla beta pada suatu saham : 22
17 σ β = Corr( R, RM ) σ M Dmana: β = Beta saham Corr = korelas dar saham R = return dar saham R M = return dar market σ = standar devas saham σ M = standar devas market Untuk mengukur nla Beta dapat juga dlakukan dengan Excell yatu dengan menggunakan formula Slope pada return saham dan return IHSG. Korelas pada saham berart kecenderungan yang dmlk untuk bergerak searah terhadap pasar (IHSG), untuk menghtung korelas tersebut terlebh dahulu menghtung nla dar kovarans dan nla standar devas saham. II.8 Portofolo Efsen D dalam pembentukan sebuah portofolo, nvestor selalu ngn memaksmalkan return harapan dengan tngkat resko tertenu yang berseda dtanggungnya, atau mencar portofolo yang menawarkan resko terendah dengan tngkat return tertentu. 23
18 Karakterstk portofolo tersebut dsebut juga sebaga portofolo yang efsen (Tandelln, 2010, h157). Sedangkan portofolo efsen menurut Fabozz. J. F. (1999, h63), alah memaksmalkan pengembalan yang dharapkan dar nvestas dengan tngkat resko tertentu yang dapat dterma, jad portofolo efsen mengambl portofolo yang memlk resko tertentu tetap memllk tngkat keuntungan yang tngg dbandng dengan portofolo lannya. Dalam pemebntukan portofolo efsen juga dasumskan bahwa nvestor yang melakukan nvestas masuk ke dalam kategor rsk averse (penghndar resko). Untuk membentuk portofolo efsen tersebut dapat dlakukan dengan melakukan dversfkas Markowtz dmana dalam dversfkas teresbut dlakukan penggabungan aktva-aktva dalam portofolo dengan pengembalan yang memlk korelas postf kurang dar sempurna, dengan tujuan mengurang rsko aktva secara sendr sendr dversfkas tersebut berusaha mempertahankan pengembalan yang ada, dan mengurang resko melalu analss kovarans antara pengembalan yang ada. Dversfkas tersebut membentuk suatu portofolo efsen yang bernama Markowtz Effcent Portofolo, mengacu Fabozz. J. F. (1999, h78) teor tersebut mengasumskan nvestor sebaga penghndar resko (rsk averse), menggunakan dua model varable (expected return dan varance), damsumskan nvestor akan memlh portofolo yang menawarkan pengembalan tertngg dengan resko tertentu, seluruh nvestor akan memlk pengharapan yang sama dalam hal pengembalan harapan, varans, dan kovarans bag aktva beresko, dan seluruh nvestor memlk perode waktu nvestas yang sama. Dar pembentukan portofolo tersebut maka dapat dbentuk 24
19 kombnas kombnas yang mungkn terjad. Berkut gambaran rangkaan portofolo yang mungkn terjad : Gambar II.2 Rangkaan portofolo yang mungkn terjad Dar gambar d atas maka dapat dlhat gars gars pembentukan portofolo, d antara gars II dan gars III membentuk kombnas saham yang efektf atau dsebut Markowtz effcent fronter (MEF), gars d antara I dan II tdak termasuk ke dalam MEF karena memlk tngkat pengembalan yang lebh rendah dan juga resko yang lebh tngg. Dar pembentukan portofolo efsen tersebut maka dlanjutkan dengan menentukan portofolo yang optmal. II.9 Portofolo Optmal Menurut Tandelln (2010, h157) Portofolo optmal merupakan : Portofolo yang dplh seorang nvestor dar sekan banyak plhan yang ada pada kumpulan portofolo efsen. Tentunya portofolo yang dplh nvestor adalah portofolo yang 25
20 sesua dengan preferens nvestor bersangkutan terhadap pengembalan maupun terhadap resko yang berseda dtanggungnya. Untuk menentukan portofolo yang manakah yang palng bak dmlk oleh nvestor yakn portofolo optmal, maka dtentukan terlebh dahulu dar preferens nvestor terhadap tngkat return dan rsk yang dmlk oleh nvestor atau juga dsebut sebaga kurva ndeferens, berkut gambar yang memperlhatkan pemelhan portofolo optmal berdasarkan kurva ndferens yang ada : Gambar II.3 Pemlhan Portofolo optmal berdasarkan kurva ndferens Kurva kurva ndferens yang dtunjukkan dengan smbol U 3, U 2, U 1, menunjukkan kombnas antara rsk dan return yang dmlk. Berdasarkan gambar d atas menunjukkan bahwa kurva ndeferens tertngg yang dapat dcapa oleh MEF (P* MEF). 26
21 Menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown.J.S, Goetzmann. N. W. (2007, h184), dalam menentukan saham yang termasuk d dalam portofolo optmal, dperlukan beberapa langkah yakn: 1. Fnd the excess return to beta rato each stock under consderaton, and rank from hghest to lowest 2. The optmum portofolo conssts of nvestng n all stock for whch (R - R f )/ β s greater than a partcular cut-off pont C*. shortly, we wll defne C* and nterpret s economc sgnfcance. Yang dapat dartkan sebaga : 1. Menentukan terlebh dahulu excess return to Beta dar setap saham dan kemudan menyusunnya dar nla yang tertngg ke nla yang terendah 2. Menentukan nla cut-off pont dar saham-saham tersebut dan mengambl dar nla yang terbesar ke atas Menurut Bode. Z., Kane. A., Marcus. A. J. (2009) menyebutkan bahwa excess return alah the dfference n any partcular perod between the actual rate of return on a rsky asset and the rsk-free rate jad excess return dapat damsuskan dengan tngkat pengembalan saham dkurang dengan tngkat bunga aset bebas resko, tngkat bunga aset bebas resko dapat juga dartkan sebaga sebuah aset yang lepas dar resko tertentu sepert gagal bayar atau yang lannya sepert tngkat suku bunga bank Indonesa (BI rate). 27
22 Sedangkan Excess return to Beta menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown.J.S, Goetzmann. N. W. (2007, h181). Menyatakan bahwa The excess return to beta rato measures the addtonal return on securty (beyond that offered by a rskless asset) per unt of a nondversfable rsk jad dapat dasumskan bahwa excess return to beta dapat dgunakan untuk mengukur tngkat pengembalan tambahan dar saham yang tdak termasuk rskless asset dbandngkan dengan nondversfable rsk (beta). Berkut perhtungan dar excess return to beta : Excess return to Beta = β R R F Dmana : R = tngkat pengembalan laba dar saham R F = tngkat Rsk free (BI rate) β = tngkat volatltas dar saham (systemc rsk) Setelah mendapatkan nla Excess return to Beta pada masng-masng saham selanjutnya akan dlakukan rangkng nla Excess return to Beta dar yang terbesar ke nla yang terkecl hal n dlakukan untuk melhat saham manakah yang memlk nla Excess return to Beta yang terbesar dan juga dlakukan untuk mencar nla C*. Setelah melakukan rangkng saham berdasarkan nla Excess return to Beta maka langkah selanjutnya alah menentukan nla C*, berkut formula untuk menghtung nla C* 28
23 C* = σ 2 m j = 1 ( R 1 + σ R 2 σ F ej 2 2 β j m 2 j = 1 σ ej ) β Dmana : R = tngkat pengembalan laba dar saham R F = tngkat Rsk free (BI rate) β = tngkat volatltas dar saham (systemc rsk) C* = Nla dar Cut-off Pont 2 σ m = nla dar Varance Market (Varance IHSG) 2 σ ej = nla dar unsystemc rsk dar saham Setelah mengetahu poss C* maka langkah selanjutnya alah mengambl saham yang possnya berada d atas C* (termasuk saham C*) untuk dambl ke dalam portofolo, setelah tu dlanjutkan dengan membentuk alokas nvestas pada tap-tap saham yang terplh. Untuk mengukur berapa persentase yang akan dnvestaskan pada tap saham maka dperlukan perhtungan: X = Z Z Berdasarkan teor Lntner yang menyatakan bahwa nla X =1, yatu alokas pada tap-tap saham haruslah berjumlah 1 (100%).Dengan nla Z sebaga berkut : Z β R R F = C * 2 σ e β 29
24 Dmana : R = tngkat pengembalan laba dar saham R F = tngkat Rsk free (BI rate) β = tngkat volatltas dar saham (systemc rsk) C* = Nla dar Cut-off Pont 2 σ m = nla dar Varance Market (Varance IHSG) 2 σ ej = nla dar unsystemc rsk dar saham 30
OVERVIEW 1/40
http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo
Lebih terperinciTEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.
TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan
Lebih terperinciKritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur
Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang
Lebih terperinciNama : Crishadi Juliantoro NPM :
ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciRETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI
RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai
67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang
Lebih terperinciCAPITAL ASSET PRICING MODEL
CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tnjauan Teor 2.1.1 Pengertan dan Peranan Pasar Modal Pasar modal pada hakekatnya sama dengan pasar tradsonal yang selama n kta ketahu, dmana dalam pasar n ada penjual dan pembel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciPEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal
Lebih terperinciCAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.
http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciPENELITIAN DOSEN PEMULA
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciAnalisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciDan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode
Lebih terperinciFauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciPENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA
PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat
BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat
Lebih terperinciPORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z
Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciPENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul
Lebih terperinciMOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis
March 25 MOJKOE 2013 Dlarang memperbanyak MOJKOE n tanpa sejn SP FEUI. Download MOJKOE dan SP Mentorng d : www.spa-feu.com Metode Kuanttatf dalam Bsns SOL WJIB (NOMOR 1-3) SOL I : Plhan ganda ( 45 pon
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciUKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a
UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciOPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK
OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud
Lebih terperinciPEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investas Investas dapat ddefnskan sebaga suatu komtmen atas sejumlah dana dalam suatu perode dalam rangka mendapatkan pembayaran masa depan yang akan mengkompensaskan nvestor
Lebih terperinciKonsep Penting dalam Investasi
Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan
Lebih terperinciBAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di
1 BAD PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan akan nformas yang akurat, relevan dan dan up to date dbutuhkan oleh nvestor dalam menentukan apakah akan melakukan transaks jual bel efek d pasar
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013
Lebih terperinciANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN
Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com
Lebih terperinciParamitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19
Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity
37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinci