BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investas II.1.1 Pengertan Investas Mengacu pada Sunaryah (2011, h4) Investas dapat dartkan sebaga suatu usaha seseorang untuk menanamkan modalnya pada 1 atau lebh aktva dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dar penanaman modal tersebut. Kengnan seseorang untuk bernvestas ddasarkan adanya kelebhan dana yang dmlk dan juga kengnan untuk mendapatkan keuntungan dengan harapan bahwa d masa depan akan mengalam penngkatan fnansal ataupun dapat dgunakan sebaga smpanan untuk har tua ataupun untuk berjaga-jaga. Menurut Sunaryah (2011, h4) nvestas dbag menjad 2 bentuk yatu nvestas dalam bentuk rl (real assets) dan nvestas dalam bentuk surat surat berharga atau sekurtas (marketable securtes atau fnancal assets), bentuk rl bersfat berwujud sepert emas, rumah, barang-barang antk, sedangkan fnancal assets berupa surat surat berharga yang memlk nla sepert layaknya real assets yang dkuasa oleh suatu enttas. 7 7

2 II.1.2 Pasar modal Menurut Nasarudn dan Surya (2004, h13), pasar modal ddefnskan sebaga Pasar yang memperjualbelkan berbaga keuangan (sekurtas) jangka panjang, bak dalam bentuk hutang maupun modal sendr yang dterbtkan perusahaan swasta., sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal ddefnskan sebaga Kegatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publk yang berkatan dengan efek yang dterbtkannya, serta lembaga dan profes yang berkatan dengan efek. Pasar modal, selan sebaga tempat bertransaks antara penjual dan pembel, juga merupakan tempat untuk mencar dana bag perusahaan ataupun pemerntah, serta dapat dgunakan sebaga tempat alternatf bernvestas bag masyarakat selan bank dan jens jens nvestas lannya. Instrumen nstrumen yang dperjualbelkan d pasar modal dapat berupa saham (stock), saham preferen (preferred stock), oblgas konvers (convertble bond), oblgas (bond), waran (warrant), kontrak berjangka (futures), ops (opton), reksadana (mutual fund), rght, SUN (Surat Utang Negara), Instrumen Syarah (Oblgas Syarah, Reksadana Syarah). Pasar modal memberkan pengaruh yang cukup besar terhadap konds ekonom dalam suatu negara, hal tu dsebabkan karena pasar modal memberkan 2 fungs secara langsung, yakn fungs ekonom dan fungs keuangan. Fungs ekonom, yatu karena pasar modal memberkan fasltas atau wahana yang mempertemukan dua kepentngan, yatu phak yang memlk dana yang berlebh dan phak yang memerlukan dana, 8

3 sedangkan fungs keuangan ddapat karena pasar modal memberkan mbalan atas nvestas yang dlakukan. Menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2011) terdapat beberapa manfaat dar pasar modal yakn : 1. Menyedakan sumber dana bag duna usaha. 2. Memberkan sarana nvestas bag nvestor dan juga dapat memberkan dversfkas nvestas. 3. Menyedakan ndkator utama bag tren ekonom negara. 4. Memungknkan penyebaran kepemlkan perusahaan hngga kepada masyarakat. 5. Dapat mencptakan penyebaran kepemlkan, keterbukaan, dan profesonalsme serta membuat klm berusaha yang sehat. 6. Mencptakan lapangan pekerjaan yang unk. 7. Memberkan kesempatan bag nvestor untuk memlk perusahaan. 8. Sebaga alternatf nvestas yang memberkan potens keuntungan dengan resko yang dapat dperhtungkan melalu keterbukaan, lkudtas, dan dversfkas nvestas. 9. Membna klm keterbukaan bag duna usaha. 10. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan klm keterbukaan dan pemanfaatan manajemen profesonal. 9

4 II.1.2 Pasar Uang Pasar uang menurut Sunaryah (2011, h11) alah Ttk pertemuan antara permntaan dana jangka pendek dengan penawaran dana jangka pendek. Pengertan jangka pendek dtafsrkan dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dar satu tahun perbedaan yang mencolok pada pasar uang dan pasar modal alah jangka waktu yang dmlk, pasar uang cenderung memlk tngkat bunga yang lebh tngg dan basanya dgunakan pada konds yang mendesak sepert seseorang memnjam uang kepada bank komersl untuk kebutuhan pengobatan. dalam peneltan n penuls lebh memfokuskan kepada pasar modal ketmbang pasar uang. II.2 Saham II.2.1 Pengertan Saham Menurut Nasarudn (2004, h188), Saham merupakan nstrumen penyertaan modal seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Modal n terbag dalam tga tngkat status, yatu modal dasar, modal dtempatkan, dan modal dsetor. Menurut Sunaryah (2011, h124), Seberapa besar hak dan tanggung jawab para pesero dwujudkan dalam jumlah Rupah yang dnyatakan dalam lembar saham. Dengan demkan jumlah lembar saham (sero) yang dkuasa seorang pemodal, menggambarkan suatu bentuk pemlkan pada suatu perusahaan publk yang berbadan hukum PT. 10

5 Jad dar defns defns d atas saham adalah suatu satuan nla yang mengacu kepada bagan kepemlkan sebuah perusahaan. Dengan menerbtkan saham, memungknkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang. Saham dbag menjad 2, yatu saham preferen dan saham basa. Menurut Sunaryah (2011:48), saham basa alah Tanda penyertaan atau pemlkan seseorang atau badan dalam perusahaan, sedangkan saham preferen alah saham yang memlk karakterstk gabungan antara oblgas dan saham basa, karena bsa menghaslkan pendapatan tetap, tetap juga bsa tdak mendatangkan hasl yang dkehendak nvestor. II 2.2 Keuntungan Dan Kerugan Saham Terdapat 2 keuntungan dar memlk saham, yakn: 1. Dvden, yakn pembagan keuntungan yang dberkan emten atas keuntungan yang dhaslkan oleh perusahaan, dvden dberkan setelah mendapatkan persetujuan dar pemegang saham. 2. Captal gan, yakn keuntungan yang ddapat atas transaks perdagangan saham, captal gan terbentuk dar aktvtas perdagangan saham d pasar sekunder. Sedangkan terdapat pula berbaga resko atas kepemlkan saham, yakn: 1. Tdak mendapatkan dvden, perusahaan hanya membagkan dvden jka perusahaan mengalam keuntungan, akan tetap hal n hanya 11

6 berlaku terhadap pemlk saham basa, sedangkan saham preferen tetap mendapatkan mbal hasl. 2. Captal loss, yakn kerugan yang ddapatkan atas transaks perdagangan saham, dalam perdagangan saham untuk menghdar atas kerugan yang semakn besar nvestor rela menjual saham dengan harga rendah, stlah tersebut dkenal dengan cut loss. 3. Emten dlkudas, jka suatu perusahaan dnyatakan bangkrut, maka tentu akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut, jka perusahaan bangkrut maka saham perusahaan tersebut akan d-delst dar bursa saham, dan saham memlk poss lebh rendah darpada kredtur dan pemlk oblgas sehngga semua aset perusahaan yang djual terlebh dahulu dgunakan untuk melunas kredtur dan oblgas perusahaan jka ada ssa barulah dkembalkan kepada pemlk saham. 4. Saham d-delst, suatu saham d delst dar bursa umumnya dsebabkan oleh knerja yang buruk msalnya mengalam kerugan bertahun-tahun secara berturut-turut, tdak membagkan dvden secara berturut-turut selama beberapa tahun, saham yang d delst tdak lag dapat dperdagangkan. 12

7 II.2.3 Jens Klasfkas Saham Menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2011) klasfkas saham bsa dbag menjad 3 jens yatu : 1. Klasfkas saham berdasarkan hak tagh, yatu : Saham Basa yatu sertfkat yang berfungs sebaga bukt kepemlkan suatu perusahaan, pemlk akan mendapatkan hak untuk menerma pendapatan tetap (dvden) dar perusahaan serta berkewajban untuk menanggung resko kerugan perusahaan Saham Preferen adalah suatu saham yang pemlknya memlk hak lebh dahulu dbandng hak pemlk saham basa, serta memlk hak suara yang lebh besar dbandng pemegang saham basa. 2. Klasfkas saham berdasrkan cara peralhan kepemlkan, yatu : Saham atas unjuk, d dalam saham atas unjul tdak tertera nama pemlknya, hal tersebut dmaksudkan agar mempermudah perpndahan tangan dar nvestor ke nvestor lannya Saham atas nama dalam saham atas nama dtuls dengan jelas sapa nama pemlknya, dmana perpndahan tangan harus memlalu prosedur yang jelas. 13

8 3. Klasfkas saham berdasarkan knerja, yatu : Blue Chp Stocks merupakan saham basa dar suat perusahaan yang memlk reputas tngg, ang mewakl dalam ndustr, memlk pendapatan yang stabl dan onssten dalam membayar dvden Income Stocks merupakan saham dar suatu emten yang memlk kemampuan membayar dvden lebh tngg dar dvden tahun sebelumnya Growth Stocks dbag 2 yatu Well known yatu emten yang memlk pertumbuhan pendapatan yang tngg, sebaga leader d ndustr sejens, lesser known saham yang tdak menjad leader namun memlk cr gowth stock. Speculatve stock saham suatu perusahaan yang tdak bsa secara konssten dalam memperoleh penghaslan dar tahun ke tahun, akan tetap mempunya kemungknan berpenghaslan yang tngg d masa mendatang, meskpun belum past Counter cyclcal stocks saham yang tdak terpengaruh oleh konds ekonom makro maupun stuas bsns secara umum. 14

9 II.3 Analss Teknkal dan Fundamental Menurut Sunaryah (2011, h166) Untuk menganalss surat berharga saham dengan pendekeatan tradsonal dgunakan dua analss yatu: (a) analss teknkal (techncal analyss) (b) analss fundamental (fundamental analyss) Menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2011) analss fundamental ddefnskan sebaga Salah satu cara untuk melakukan penlaan saham dengan mempelajar atau mengamat berbaga ndkator yang terkat dengan konds macro ekonom dan konds ndustr suatu perusahaan hngga berbaga ndkator keuangan dan manajemen perusahaan jad dar defns tersebut analss fundamental dgunakan untuk mengevaluas nla suatu saham dengan menggunakan berbaga data yang terdapat pada emten. Sedangkan analss teknkal menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2011) adalah Salah satu metode yang dgunakan untuk penlaan saham, d mana dengan metode n para anals melakukan evaluas saham berbass pada data-data statstk yang dhaslkan dar aktvtas perdagangan saham dar defns tersebut dapat dsmpulkan bahwa analss teknkal menggunakan data data statstk dar saham tersebut dan mencoba untuk mempredks arah pergerakan harga saham dar data data tersebut. II.4 Indeks Harga Saham Menurut Jogyanto (2009, h100), ndeks harga saham yatu suatu ndkator yang menunjukkan pergerakan harga saham, sedangkan Menurut Antols, T., Dossug S., (2008, h147) ndeks harga saham adalah Suatu ndkator yang menunjukan pergerakan 15

10 harga saham jad ndeks dapat dpergunakan sebaga acuan terhadap konds yang terjad d pasar apakah sedang lesu atau sedang aktf dan juga dapat mengetahu apakah tren yang dalam sedang nak (bullsh) atau turun (bearsh), jka ndeks saham mengalam penurunan sebesar 30 pon dar har sebelumnya yang berada d angka 300 maka dapat dkatakan bahwa rata-rata harga saham mengalam penurunan sebesar 10%. Terdapat berbaga ndeks harga saham d BEI, berbaga macam ndeks saham tersebut adalah : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua emten yang tercatat sebaga komponen perhtungan ndeks. Indeks Sektoral, menggunakan semua emten yang termasuk dalam masngmasng sektor, msalnya sektor pertambangan, keuangan, dan lan-lan, terdapat 9 sektor yatu pertanan, pertambangan, ndustr dasar, aneka ndustr, konsums, propert nfrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. Indeks LQ45, menggunakan 45 emten yang dplh berdasarkan krtera lkudtas dan kaptalsas pasar, setap 6 bulan terdapat pemlhan saham-saham baru yang akan masuk kedalam LQ45. Jakarta Islamc Index (JII), menggunakan 30 emten yang masuk dalam krtera syarah dan termasuk saham yang memlk kaptalsas besar dan lkudtas tngg, saham-saham yang masuk dalam ndeks syarah adalah emten yang kegatan usahanya tdak bertentangan dengan syarah sepert usaha perjudan dan permanan yang tergolong jud atau perdagangan yang terlarang, usaha lembaga keuangan konvensonal (rbaw) termasuk perbankan dan asurans konvensonal, usaha yang memproduks, mendstrbus serta memperdagangkan 16

11 makanan dan mnumam yang haram, ataupun usaha yang memproduks mendstrbus atau menyedakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersfat mudarat. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham yang dplh berdasarkan krtera lkudtas dan kaptalsas pasar, dengan krtera-krtera yang telah dtentukan sepert telah tercatat d BEI mnmal 3 bulan, saham tersebut masuk dalam perhtungan IHSG. Indeks Papan Utama & Papan Pengembangan, menggunakan emten yang masuk dalam krtera papan utama & papan pengembang. Indeks Bsns-27, yatu ndeks harga saham yang dluncurkan oleh BEI yang berkerjasama dengan Bsns Indonesa, ndeks n terdr dar 27 saham plhan yang berdasarkan atas crtera fundamental dan teknkal. Fundamental yang dpaka antara lan laba usaha, laba bersh, ROA, ROE dan DER, sedangkan crtera teknkal alah har transaks, nla perdagangan, volume dan frekuens transaks. Indeks Indvdual, yatu ndeks yang menggunakan harga masng-masng saham terhadap harga dasarnya, atau ndeks masng-masng saham yang tercatat d BEI. Indeks PEFINDO-25 yatu ndeks yang dmaksudkan untuk memberkan tambahan pedoman untuk melakukan nvestas bag nvestor, yatu dengan cara membangun sebuah benchmark ndeks harga saham baruyang secara khusus memuat knerja harga saham emten kecl dan menengah melalu crtera dan metodolog yang konssten. 17

12 Indeks SRI-KEHATI adalah sebuah ndeks harga saham yang merupakan hasl kerja sama antara BEI dan Yayasan Keanekaragaman Hayat Indonesa (KEHATI). Yang bergerak dalam bdang pelestaran dan pemanfaatan keankeragaman hayat, ndeks n dcptakan sebaga barometer bag nvestor untuk mengnvestaskan dananya kepada perusahaan yang memlk kesadaran terhadap lngkungan, socal, dan tata kelola perusahaan yang bak. Seluruh ndeks yang ada d BEI menggunakan metode perhtungan yang sama, yatu metode rata-rata tertmbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama pada masng-masng ndeks jumlah emten dan nla dasar yang dgunakan untuk penghtungan ndeks. Msalnya untuk Indeks LQ45 menggunakan 45 saham untuk perhtungan ndeks sedangkan Jakarta Islamc Index (JII) menggunakan 30 saham untuk perhtungan ndeks. Indeks-ndeks tersebut dtamplkan terus menerus melalu dsplay wall d lanta bursa dan dsebarkan ke masyarakat luas oleh data vendor melalu data feed. Menurut Darmadj. T., Fakhruddn. H. M. (2010). sebuah ndeks harga saham dharapkan memlk lma fungs yatu : 1. Sebaga ndkator tren pasar. 2. Sebaga ndkator tngkat keuntungan. 3. Sebaga tolak ukur (benchmark) knerja suatu portofolo. 4. Sebaga fasltas untuk pembentukan portofolo dengan strateg pasf. 18

13 5. Sebaga fasltas untuk perkembangan produk dervatf. II.5 BI Rate Menurut stus BI rate alah Suku bunga kebjakan yang mencermnkan skap atau stance kebjakan moneter yang dtetapkan oleh bank ndonesa dan dumumkan kepada publk kebjakan moneter tu sendr bertujuan untuk menjaga dan memelhara kestablan nla rupah agar tetap stabl sehngga nflas dapat tetap terjaga, dalam mencapa tujuannya Bank Indonesa menetapkan untuk mempengaruh berbaga aktvtas perekonoman, tetap untuk mencapa tujuan tersebut dperlukan waktu tdak secara langsung tercapa sesua dengan yang dngnkan. BI rate dumumkan setap rapat dewan gubernur bulanan, sehngga setap bulan BI rate dapat bergant atau juga tetap tdak berubah, dan dmplementaskan pada operas moneter yang dlakukan Bank Indonesa melalu pengelolaan lkudtas d pasar uang. Bank Indonesa akan menakkan BI rate blamana nflas ke depan akan dperkrakan melampau sasaran, dan sebalknya bank Indonesa akan menurunkan BI rate jka nflas ke depan dperkrakan berada d bawah sasaran yang telah dtetapkan, berkut perkembangan BI rate dar tahun 2005 sampa 2010 : 19

14 Gambar II.1 BI rate perode Jul Desember 2010 II.6 Sngle Index Model Berdasarkan data nla saham dan IHSG, dapat kta lhat bahwa terjad korelas pergerakan saham terhadap pergerakan pasar (IHSG), beberapa saham mengalam kenakan blamana pasar mengalam penurunan adapula beberapa saham mengkut pergerakan pasar jka pasar mengalam penngkatan maka saham kut mengalam penngkatan, hal tersebut menunjukkan bahwa return dar saham memlk korelas terhadap perubahan nla pasar, untuk menunjukkan hal tersebut maka dperlukan suatu teknk yang dapat dgunakan untuk mengukur korelas tersebut, yatu dengan menggunakan sngle ndex model, yatu mengasumskan bahwa Sngle Index Model Menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown.J.S, Goetzmann. N. W. (2007, h132) adalah The most wdely used technque assumes that the co- 20

15 movement between stocks s due to a sngle common nfluence or ndex. Ths model s approprately called the sngle-ndex model, jad sngle ndex model alah suatu model yang memperkrakan pergerakan saham-saham berdasarkan pengaruh dar suatu ndeks, dmana ndeks yang damsumskan alah beta yatu mengukur senstvtas return saham dengan return market. Dar pengertan d atas dapat dsmpulkan bahwa terdapat satu faktor yang mempengaruh pergerakan arah saham yakn beta, dengan menggunakan asums tersebut dapat dketahu return tambahan dar saham tersebut yang tercermn pada perhtungan excess return to beta, yang akan djelaskan pada hal 28. II.7 Systemc Rsk dan Unsystemc Rsk Menurut Corado, J. C., Jordan, B. D. (2002:540) systemc rsk alah rsk that nfluences a large number of asset. Also called market rsk dan unsytemc rsk alah rsk that nfluences a sngle company or a small group of companes jad yang dmaksud dengan systemc rsk alah suatu resko yang berpengaruh secara luas yang dapat mempengaruh terhadap aset-aset atau efeknya berdampak terhadap pasar secara menyeluruh sebaga contoh nflas pada suatu negara akan mempengaruh baya yang dkeluarkan terhadap perusahaan, tngkat pajak pada suatu negara yang menngkat dan membeban perusahaan, dan lan-lan. Sedangkan unsystemc rsk alah suatu resko yang hanya berdampak kecl atau hanya berpengaruh terhadap sebuah aset atau kelompok kecl dar aset sebaga contoh kenakan harga kapas mempengaruh perusahaan textl, kenakan harga kedela mempengaruh perusahaan kecap, dan lanlan. 21

16 Unsystemc rsk dapat delmnas dengan menggunakan dversfkas jad portofolo yang memlk banyak aset hamper tdak memlk unsystemc rsk, sedangkan systemc rsk tdak dapat delmnas dengan dversfkas karena sfatnya yang mencakup luas, jad portofolo yang menggunakan dversfkas, tngkat pengembalannya hanya dtentukan oleh systemc rsk yang dmlk. Menurut Corado, J. C., Jordan, B. D. (2002, h540) untuk mengukur nla systemc rsk dgunakan dengan mengukur nla Beta Because systemc rsk s the crucal determnant of an asset s expected return, we need some way of measurng the level of systemc rsk for dfferent nvestment. The specfc measure we wll use s called the beta coeffcent. Sedangkan menurut Hartono (2009, h363) mengatakan bahwa Beta portofolo mengukur volatltas (volatlty) pengembalan portofolo dengan pengembalan pasar. Dengan demkan beta merupakan pengukur resko sstematk dar suatu sekurtas atau portofolo relatf terhadap resko pasar, beta dgunakan untuk mengukur nla systemc rsk dar sebuah aset, aset yang memlk nla beta lebh dar 1 berart memlk systemc rsk yang lebh tngg dar rata-rata, sebalknya jka beta yang dmlk kurang dar 1 maka systemc rsk lebh kecl darpada rata-rata. Nla beta juga dgunakan untuk mengukur tngkat volatltas sebuah saham, jka bernla postf maka saham bergerak searah dengan ndeks saham, jka bernla negatve maka saham bergerak berlawanan dengan ndeks saham. Berkut rumus perhtungan untuk menghtung nla beta pada suatu saham : 22

17 σ β = Corr( R, RM ) σ M Dmana: β = Beta saham Corr = korelas dar saham R = return dar saham R M = return dar market σ = standar devas saham σ M = standar devas market Untuk mengukur nla Beta dapat juga dlakukan dengan Excell yatu dengan menggunakan formula Slope pada return saham dan return IHSG. Korelas pada saham berart kecenderungan yang dmlk untuk bergerak searah terhadap pasar (IHSG), untuk menghtung korelas tersebut terlebh dahulu menghtung nla dar kovarans dan nla standar devas saham. II.8 Portofolo Efsen D dalam pembentukan sebuah portofolo, nvestor selalu ngn memaksmalkan return harapan dengan tngkat resko tertenu yang berseda dtanggungnya, atau mencar portofolo yang menawarkan resko terendah dengan tngkat return tertentu. 23

18 Karakterstk portofolo tersebut dsebut juga sebaga portofolo yang efsen (Tandelln, 2010, h157). Sedangkan portofolo efsen menurut Fabozz. J. F. (1999, h63), alah memaksmalkan pengembalan yang dharapkan dar nvestas dengan tngkat resko tertentu yang dapat dterma, jad portofolo efsen mengambl portofolo yang memlk resko tertentu tetap memllk tngkat keuntungan yang tngg dbandng dengan portofolo lannya. Dalam pemebntukan portofolo efsen juga dasumskan bahwa nvestor yang melakukan nvestas masuk ke dalam kategor rsk averse (penghndar resko). Untuk membentuk portofolo efsen tersebut dapat dlakukan dengan melakukan dversfkas Markowtz dmana dalam dversfkas teresbut dlakukan penggabungan aktva-aktva dalam portofolo dengan pengembalan yang memlk korelas postf kurang dar sempurna, dengan tujuan mengurang rsko aktva secara sendr sendr dversfkas tersebut berusaha mempertahankan pengembalan yang ada, dan mengurang resko melalu analss kovarans antara pengembalan yang ada. Dversfkas tersebut membentuk suatu portofolo efsen yang bernama Markowtz Effcent Portofolo, mengacu Fabozz. J. F. (1999, h78) teor tersebut mengasumskan nvestor sebaga penghndar resko (rsk averse), menggunakan dua model varable (expected return dan varance), damsumskan nvestor akan memlh portofolo yang menawarkan pengembalan tertngg dengan resko tertentu, seluruh nvestor akan memlk pengharapan yang sama dalam hal pengembalan harapan, varans, dan kovarans bag aktva beresko, dan seluruh nvestor memlk perode waktu nvestas yang sama. Dar pembentukan portofolo tersebut maka dapat dbentuk 24

19 kombnas kombnas yang mungkn terjad. Berkut gambaran rangkaan portofolo yang mungkn terjad : Gambar II.2 Rangkaan portofolo yang mungkn terjad Dar gambar d atas maka dapat dlhat gars gars pembentukan portofolo, d antara gars II dan gars III membentuk kombnas saham yang efektf atau dsebut Markowtz effcent fronter (MEF), gars d antara I dan II tdak termasuk ke dalam MEF karena memlk tngkat pengembalan yang lebh rendah dan juga resko yang lebh tngg. Dar pembentukan portofolo efsen tersebut maka dlanjutkan dengan menentukan portofolo yang optmal. II.9 Portofolo Optmal Menurut Tandelln (2010, h157) Portofolo optmal merupakan : Portofolo yang dplh seorang nvestor dar sekan banyak plhan yang ada pada kumpulan portofolo efsen. Tentunya portofolo yang dplh nvestor adalah portofolo yang 25

20 sesua dengan preferens nvestor bersangkutan terhadap pengembalan maupun terhadap resko yang berseda dtanggungnya. Untuk menentukan portofolo yang manakah yang palng bak dmlk oleh nvestor yakn portofolo optmal, maka dtentukan terlebh dahulu dar preferens nvestor terhadap tngkat return dan rsk yang dmlk oleh nvestor atau juga dsebut sebaga kurva ndeferens, berkut gambar yang memperlhatkan pemelhan portofolo optmal berdasarkan kurva ndferens yang ada : Gambar II.3 Pemlhan Portofolo optmal berdasarkan kurva ndferens Kurva kurva ndferens yang dtunjukkan dengan smbol U 3, U 2, U 1, menunjukkan kombnas antara rsk dan return yang dmlk. Berdasarkan gambar d atas menunjukkan bahwa kurva ndeferens tertngg yang dapat dcapa oleh MEF (P* MEF). 26

21 Menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown.J.S, Goetzmann. N. W. (2007, h184), dalam menentukan saham yang termasuk d dalam portofolo optmal, dperlukan beberapa langkah yakn: 1. Fnd the excess return to beta rato each stock under consderaton, and rank from hghest to lowest 2. The optmum portofolo conssts of nvestng n all stock for whch (R - R f )/ β s greater than a partcular cut-off pont C*. shortly, we wll defne C* and nterpret s economc sgnfcance. Yang dapat dartkan sebaga : 1. Menentukan terlebh dahulu excess return to Beta dar setap saham dan kemudan menyusunnya dar nla yang tertngg ke nla yang terendah 2. Menentukan nla cut-off pont dar saham-saham tersebut dan mengambl dar nla yang terbesar ke atas Menurut Bode. Z., Kane. A., Marcus. A. J. (2009) menyebutkan bahwa excess return alah the dfference n any partcular perod between the actual rate of return on a rsky asset and the rsk-free rate jad excess return dapat damsuskan dengan tngkat pengembalan saham dkurang dengan tngkat bunga aset bebas resko, tngkat bunga aset bebas resko dapat juga dartkan sebaga sebuah aset yang lepas dar resko tertentu sepert gagal bayar atau yang lannya sepert tngkat suku bunga bank Indonesa (BI rate). 27

22 Sedangkan Excess return to Beta menurut Elton. J. E., Gruber. J. M., Brown.J.S, Goetzmann. N. W. (2007, h181). Menyatakan bahwa The excess return to beta rato measures the addtonal return on securty (beyond that offered by a rskless asset) per unt of a nondversfable rsk jad dapat dasumskan bahwa excess return to beta dapat dgunakan untuk mengukur tngkat pengembalan tambahan dar saham yang tdak termasuk rskless asset dbandngkan dengan nondversfable rsk (beta). Berkut perhtungan dar excess return to beta : Excess return to Beta = β R R F Dmana : R = tngkat pengembalan laba dar saham R F = tngkat Rsk free (BI rate) β = tngkat volatltas dar saham (systemc rsk) Setelah mendapatkan nla Excess return to Beta pada masng-masng saham selanjutnya akan dlakukan rangkng nla Excess return to Beta dar yang terbesar ke nla yang terkecl hal n dlakukan untuk melhat saham manakah yang memlk nla Excess return to Beta yang terbesar dan juga dlakukan untuk mencar nla C*. Setelah melakukan rangkng saham berdasarkan nla Excess return to Beta maka langkah selanjutnya alah menentukan nla C*, berkut formula untuk menghtung nla C* 28

23 C* = σ 2 m j = 1 ( R 1 + σ R 2 σ F ej 2 2 β j m 2 j = 1 σ ej ) β Dmana : R = tngkat pengembalan laba dar saham R F = tngkat Rsk free (BI rate) β = tngkat volatltas dar saham (systemc rsk) C* = Nla dar Cut-off Pont 2 σ m = nla dar Varance Market (Varance IHSG) 2 σ ej = nla dar unsystemc rsk dar saham Setelah mengetahu poss C* maka langkah selanjutnya alah mengambl saham yang possnya berada d atas C* (termasuk saham C*) untuk dambl ke dalam portofolo, setelah tu dlanjutkan dengan membentuk alokas nvestas pada tap-tap saham yang terplh. Untuk mengukur berapa persentase yang akan dnvestaskan pada tap saham maka dperlukan perhtungan: X = Z Z Berdasarkan teor Lntner yang menyatakan bahwa nla X =1, yatu alokas pada tap-tap saham haruslah berjumlah 1 (100%).Dengan nla Z sebaga berkut : Z β R R F = C * 2 σ e β 29

24 Dmana : R = tngkat pengembalan laba dar saham R F = tngkat Rsk free (BI rate) β = tngkat volatltas dar saham (systemc rsk) C* = Nla dar Cut-off Pont 2 σ m = nla dar Varance Market (Varance IHSG) 2 σ ej = nla dar unsystemc rsk dar saham 30

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tnjauan Teor 2.1.1 Pengertan dan Peranan Pasar Modal Pasar modal pada hakekatnya sama dengan pasar tradsonal yang selama n kta ketahu, dmana dalam pasar n ada penjual dan pembel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis March 25 MOJKOE 2013 Dlarang memperbanyak MOJKOE n tanpa sejn SP FEUI. Download MOJKOE dan SP Mentorng d : www.spa-feu.com Metode Kuanttatf dalam Bsns SOL WJIB (NOMOR 1-3) SOL I : Plhan ganda ( 45 pon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investas Investas dapat ddefnskan sebaga suatu komtmen atas sejumlah dana dalam suatu perode dalam rangka mendapatkan pembayaran masa depan yang akan mengkompensaskan nvestor

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di

BAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di 1 BAD PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan akan nformas yang akurat, relevan dan dan up to date dbutuhkan oleh nvestor dalam menentukan apakah akan melakukan transaks jual bel efek d pasar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci