Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:"

Transkripsi

1 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode saat n untuk mengkompensas (1) kebutuhan d masa yang akan datang, (2) tngkat nflas, dan (3) ketdakpastan akan penermaan d masa yang akan datang. Investor bernvestas dengan tujuan memperoleh tngkat pengembelan yang dapat mengkompensas ketga hal n. Selan tngkat pengembalan, dalam nvestas juga dkenal stlah rsko yang berart ketdakpastan dalam memperoleh tngkat pengembalan yang dharapkan. Untuk tu, maka perlu dukur tngkat pengembalan dan tngkat rsko bak yang hstors maupun yang dharapkan (hstorcal and expected rate of return and rsk). Dengan mengukur tngkat pengembalan dan tngkat rsko d masa lampau dapat dperkrakan tngkat pengembalan dan tngkat rsko d masa yang akan datang. Ada yang dsebut dengan holdng perod return (HPR), yatu: perode dmana nvestor mengnvestaskan uangnya. HPR dapat dhtung sebaga berkut: Nla akhr nvestas HPR = (2.1) Nla awal nvestas Basanya nvestor mengevalus nvestasnya dalam persentase, untuk tu dapat dhtung tngkat pengembalan atas nvestasnya dengan menghtung Holdng Perod Yeld (HPY) sebaga berkut: HPY = HPR 1 (2.2) Dan untuk memperoleh persentase tngkat pengembalan selama setahun adalah: Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

2 8 dmana: Annual HPR n = waktu nvestas (dalam tahun) 1 n = HPR (2.3) Annual HPY = Annual HPR 1 (2.4) Ada beberapa hal yang bsa dukur yatu: (1) tngkat pengembalan hstorkal pada nvestas ndvdu dalam satu perode tertentu, (2) tngkat pengembalan hstorcal pada nvestas ndvdu dalam beberapa perode, dan (3) tngkat pengembalan dar suatu portofolo. Selan tu, juga dapat dukur tngkat rsko dengan mengukur varans dan standar devas dar data hstorkal tngkat pengembalan. Setelah mengukur tngkat pengembalan dan tngkat rsko pada waktu-waktu sebelumnya, dapat dperkrakan tngkat pengembalan d masa yang akan datang. Hasl estmas n tentu saja mengandung ketdakpastan, kemudan dukur tngkat ketdakpastannya atau yang dsebut dengan tngkat rsko. enurut agnn et al, anajemen Portofolo adalah suatu proses yang mana beberapa kegatan dkombnaskan dengan cara yang berurutan untuk menghaslkan suatu produk. Kegatan-kegatan tersebut antara lan: Tujuan dan batasan nvestas ddentfkas Strateg nvestas dkembangkan Komposs portofolo dputuskan dengan jelas Keputusan akan portofolo dmula dar manajer portofolo dan dlaksanakan oleh trader. Performa portofolo dukur dan devaluas Investor dan konds pasar dpantau Kebutuhan akan penyembangan kembal dmplementaskan. Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

3 9 Tujuan dar pembentukan portofolo adalah sebaga trade-off antara tngkat pengembalan yang dharapkan dan tngkat rsko yang sanggup dterma oleh nvestor. odel dasar portofolo dkembangkan oleh Harry arkowtz, dperoleh tngkat pengembalan yang dharapkan dar suatu portofolo dan tngkat rskonya. arkowtz menunjukkan bahwa varans dar tngkat pengembalan sebaga pengukuran tngkat rsko portofolo sehngga dengan demkan tngkat rsko tersebut dapat dukur dengan mengukur varans atau standar devas dar data hstors tngkat pengembalan aset-aset dalam portofolo tersebut. Tngkat pengembalan yang dharapkan dar suatu portofolo dapat dhtung sebaga berkut: n E( R ) = w R (2.5) PORT = 1 dmana: w = persentase aset dalam portofolo R = Expected Return dar aset Sedangkan tngkat rsko dar suatu portofolo dperoleh dengan menghtung standar devas dar suatu portofolo sebaga berkut: PORT n = 1 2 σ 2 n = 1 n σ = w + w w Cov (2.6) j= 1 j j dmana: port w w j 2 Cov j = standar devas dar portofolo = rata-rata tertmbang dar aset dalam portofolo = rata-rata tertmbang dar aset j dalam portofolo = varans dar tngkat pengembalan aset = Kovarans antara tngkat pengembalan aset dan aset j Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

4 10 Covarance (Kovarans) adalah suatu pengukuran untuk melhat sejauh mana tngkat pengembalan dar dua buah aset bergerak dalam arah yang sama. Kovarans yang postf menunjukkan bahwa dua aset bergerak dalam arah yang sama, sedangkan kovarans yang negatf menunjukkan bahwa dua aset bergerak dalam arah yang berlawanan. dmana: Cov j R E(R ) R j E(R j ) Cov n = [ R E( R )][ R E( R )] n (2.7) j j j / = 1 = Kovarans antara tngkat pengembalan aset dan aset j = Tngkat pengembalan dar aset = Tngkat pengembalan yang dharapkan dar aset = Tngkat pengembalan dar aset j = Tngkat pengembalan yang dharapkan dar aset j Sedangkan Correlaton Coeffcent (Koefsen Korelas) merupakan standarsas dar kovarans dengan skala -1 sampa dengan 1. r j = Covj σ σ (2.8) j dmana: r j = Koefsen korelas dar tngkat pengembalan aset dan aset j = Standar devas dar aset j = Standar devas dar aset j 2.2 EFFICIENT FRONTIER Effent Fronter adalah kombnas terbak dar aset-aset dalam portofolo yang memberkan tngkat pengembalan yang maksmum untuk tngkat rsko tertentu atau tngkat rsko mnmum untuk setap tngkat pengembalan. Dalam Gambar 2.1, Portofolo A adalah Global nmum Varance Fronter yang menunjukkan kemungknan varans terkecl yang dapat dperoleh untuk suatu tngkat Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

5 11 pengembalan yang dharapkan. Sedangkan Portofolo B dan Portofolo C adalah expected return tertngg yang dapat dperoleh dengan tngkat rsko tertentu. Portofolo C akan lebh bak darpada portofolo D karena dengan tngkat rsko yang sama, portofolo C memperoleh expected return yang lebh bak darpada portofolo D. E(R) B C D U 2 U 1 A Gambar 2.1 Effcent Fronter untuk portofolo alternatf Kurva U 1 adalah kurva utltas yang menunjukkan nvestor yang sangat rskaverse, sedangkan kurva U 2 adalah kurva utltas yang menunjukkan nvestor yang kurang rsk-averse. Semua ttk d sepanjang effcent fronter merupakan expected return terbak yang dperoleh untuk tngkat rsko yang sama. Namun, tap nvestor memlk perbedaan dalam menerma rsko sehngga setap nvestor mempunya portofolo yang sesua untuknya. Seorang nvestor dapat menargetkan suatu ttk sepanjang effcent fronter berdasarkan fungs utltas yang mencermnkan besarnya rsko yang beran dterma. Semakn besar rsko yang beran dtanggung, semakn besar pula tngkat pengembalan yang dharapkan nvestor yang pada Gambar 2.1 dtunjukkan dengan semakn jauh ke kanan ttk pada effcent fronter. Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

6 EFISIENSI PASAR ODAL Pasar modal yang efsen adalah pasar modal dmana harga dar saham-sahamnya telah dsesuakan dengan nformas baru sehngga harga saham-saham yang terdapat dalam pasar modal tersebut telah mereflekskan semua nformas yang terseda saat n. Fama (1970) membag effcent market hypothess (EH) ke dalam tga bagan tergantung dar nformas yang terlbat: a. Weak-Form EH yang mengasumskan harga saham sekarang sudah sepenuhnya mereflekskan semua nformas melput harga saham sebelumnya, tngkat pengembalan sebelumnya, data volume transaks, dan nformas lannya sepert block trade, odd-lot transacton, dan transaks oleh spesals. Oleh karena tu, hpotess n menyatakan bahwa tngkat pengembalan tahun-tahun sebelumnya dan nformas hstors lannya sudah tdak berhubungan dengan tngkat pengembalan d masa yang akan datang. b. Semstrong-EH mengasumskan bahwa harga saham menyesuakan dengan cepat terhadap semua nformas yang terseda untuk umum sehngga harga saham sekarang sudah mereflekskan semua nformas publk. Hpotess n menyatakan bahwa nvestor yang mendasar pengamblan keputusan mereka dengan nformas yang sudah terseda untuk umum tdak akan memperoleh proft d atas rata-rata dar transaks yang dlakukan karena harga saham sekarang sudah mencermnkan semua nformas tersebut. c. Strong-Form EH menyebutkan bahwa harga saham sekarang sudah mencermnkan semua nformas yang terseda untuk umum dan juga sumbersumber prvat sehngga nvestor tdak dapat memperoleh keuntungan d atas rata-rata dengan nformas-nformas tersebut. Hasl peneltan terhadap efsens pasar BEI oleh anurung (1994a), Jasmna (1999), dan Suha (2004) menympulkan bahwa BEJ tdak memenuh pasar Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

7 13 efsens bentuk yang lemah. Banyak faktor yang dapat mempengaruh pasar tersebut menjad tdak efsen. enurut Samuels (1981), bahwa tdak efsennya sebuah pasar modal dsebabkan oleh ukuran dar bursa tersebut, perbedaan preferens rsko dar nvestor d bursa tersebut, lemahnya regulas pasar, sstem komunkas yang lemah, mash sedktnya masyarakat yang mengetahu tentang cara menganalss saham dan mengnterpretaskan nformas yang dpublkaskan, dan kepemlkan saham dar perusahaan mash dmlk keluarga serta penegakan hukum yang lemah. 2.4 TEORI PASAR ODAL Teor pasar modal merupakan perpanjangan dar teor portofolo dan mengembangkan model untuk menla harga semua aset yang bersko, yang akhrnya memunculkan apa yang dnamakan dengan captal asset prcng model (CAP) untuk menentukan requred rate of return untuk semua aset yang bersko. E(R port ) Lendng A Borrowng B CL RFR port Gambar 2.2 Kemungknan Kombnas Portofolo dar Aset Tanpa Rsko dan Aset Bersko Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

8 14 Aset bersko (Rsky Asset) ddefnskan sebaga aset dengan tngkat pengembalan yang tdak past, dan ketdakpastan n dukur dengan varans ataupun standar devas dar expected return aset tersebut. Karena tngkat pengembalan aset tanpa rsko sudah past, standar devasnya dapat danggap nol ( RF = 0). Dengan menggunakan Persamaan 2.8 d atas, maka dpeoleh kovarans antara aset tanpa rsko dengan aset-aset lannya adalah nol, dan Correlaton Coeffcent aset tanpa rsko dengan aset-aset lan juga nol. Investor dapat mengnvestaskan uangnya sebagan pada aset tanpa rsko (memnjamkan uang dengan bunga pada rsk free rate) dan sebagan pada portofolo bersko, yatu pada portofolo A. Namun, jka nvestor mengngnkan tngkat pengembalan yang lebh tngg dar pada yang dperoleh portofolo, maka nvestor dapat bernvestas pada portofolo B atau bernvestas pada portofolo dengan memnjam uang dengan bunga pada rsk free rate. Oleh karena tu, bak tngkat pengembalan maupun tngkat rsko pada gars lner RFR- lebh tngg, dan tentunya lebh tngg dar semua portofolo yang berada pada Effcent Fronter. Gars lner RFR- n dsebut dengan Captal arket Lne (CL). Semua portofolo pada CL berkorelas postf yang artnya semua portofolo pada CL berkorelas dengan sempurna dengan Portofolo pasar yang terdversfkas sempurna yang menurut Lore (1975) berart menunjukkan ukuran terdversfkas dengan sempurnanya suatu portofolo. Artnya suatu portofolo yang terdversfkas dengan sempurna memlk koefsen korelas +1 terhadap portofolo pasar. Oleh karena tu, portofolo yang terdversfkas sempurna berkorelas sempurna dengan portofolo pasar karena hanya memlk rsko sstematk. Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

9 15 Ada dua jens rsko yatu (1) rsko yang dapat ddversfkas (dversfable rsk/unsystematc rsk) dan (2) rsko yang tdak dapat ddversfkas (undversfable rsk/systematc rsk). Yang dsebut dengan unsystematc rsk adalah tngkat rsko dar suatu portofolo yang dapat dkurang dengan menambah jumlah aset dalam portofolo tersebut sampa mendekat tngkat rsko dar portofolo pasar. Sedangkan systematc rsk adalah varabltas pada semua aset bersko yang dsebabkan oleh varabel makroekonom yang akan tetap ada pada portofolo pasar. Systematc rsk dukur dengan standar devas dar tngkat pengembalan portofolo pasar yang dapat berubah jka terjad perubahan pada varabel makroekonom sepert varabltas dar pertumbuhan jumlah uang yang beredar, volatltas dar tngkat suku bunga, dan varabltas dar keuntungan perusahaan dan cash flow perusahaan. Standar Devas dar Tngkat Pengembalan Unsystematc Rsk Total Rsko Standar Devas dar Portofolo Pasar Jumlah Saham dalam Portofolo Gambar 2.3 Hubungan antara jumlah saham dan tngkat rsko Portofolo pasar (arket Portfolo) melput semua aset-aset bersko termasuk yang ada d luar wlayah Indonesa sepert saham-saham d Amerka Serkat, barang antk, luksan, perangko, kon, dan lan-lan. Karena portofolo pasar melput semua aset bersko, dapat dkatakan bahwa portofolo pasar sudah terdversfkas sempurna sehngga hanya memlk systematc rsk. Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

10 16 Untuk melhat hubungan antara tngkat rsko dan expected return pada suatu aset dgunakan Securty arket Lne (SL) sepert terlhat pada Gambar 2.4. SL dapat dgunakan untuk menla apakah nvestas pada aset tersebut overvalued atau undervalued dengan membandngkan expected return berdasarkan systematc rsk dan estmas tngkat pengembalan yang dapat dperoleh dar nvestas tersebut. Suatu aset dkatakan undervalued jka aset tersebut terletak d atas SL karena aset yang terletak d atas SL dharapkan memperoleh tngkat pengembalan melebh tngkat pengembalan sesua dengan systematc rsk. Dan suatu aset dkatakan overvalued jka aset tersebut terletak d bawah SL karena aset tersebut memlk tngkat pengembalan d bawah tngkat pengembalan yang sebenarnya dharapkan untuk tngkat rsko aset tersebut. E(R ) R SL RFR Negatve Beta 1 Beta ( ) Gambar 2.4 Securty arket Lne R RFR = (2.9) E ( R ) RFR + Cov 2, σ Cov E( R ) = RFR + 2 σ, ( R RFR) (2.10) E( R ) = RFR + β ( R RFR) (2.11) Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

11 STRATEGI ANAJEEN PORTOFOLIO Secara umum, strateg dalam manajemen portofolo dbag dalam dua bagan yatu (1) Strateg anajemen Pasf dan (2) Strateg anajemen Aktf. anajemen portofolo pasf dlakukan dengan membel dan menahan saham yang dbel dalam waktu yang lama dengan tujuan memperoleh tngkat pengembalan yang sama dengan tngkat pengembalan suatu ndeks. Sedangkan manajemen portofolo aktf dlakukan untuk memperoleh tngkat pengembalan portofolo melebh tngkat pengembalan yang dperoleh dengan strateg pasf setelah dkurang baya transaks dan dsesuakan dengan tngkat rskonya. Strateg aktf dapat dlakukan dengan berbaga cara sepert analss fundamental, analss teknkal, dan anomal yang terjad berulang-ulang. 2.6 GROWTH VALUE AP Kaptalsas pasar yang lebh tngg menjad tujuan pentng bag perusahaan bak untuk mendorong perseps keberhaslan ekonom dan membantu perusahaan mencapa tujuan-tujuan stratejk perusahaan. Sebaga alat ukur terhadap performa perusahaan, kaptalsas pasar mencermnkan performa sekarang dan ekspektas d masa yang akan datang. embangun ekspektas pertumbuhan jangka panjang lebh relevan, namun kenyataannya mash banyak perusahaan yang belum mula memperhatkannya secara sstemats. Pengukuran performa perusahaan basanya menggunakan prce-to-earnngs rato (PER) dan market-to-book rato yang belum secara eksplst menunjukkan betapa pentngnya ekspektas pertumbuhan sehngga mengabakan kesempatan untuk tumbuh yang kadang kala mengancam keberlangsungan perusahaan d masa mendatang. Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

12 18 Growth Value ap (Peta Pertumbuhan Nla) adalah suatu alat dagnosa untuk menla desakan stratejk dan menunjukkan tndakan stratejk untuk mencptakan nla. Dengan menggunakan data yang terseda dar berbaga sumber sepert laporan keuangan perusahaan dan data harga saham perusahaan, peta n dapat dgunakan untuk membandngkan performa suatu perusahaan terhadap pesang tertentu ataupun pasar. Berdasarkan nformas yang terseda tersebut, dhtung ndkator-ndkator berkut untuk setap perusahaan: EPS E R Horzontal Axs Score = ( ) (2.12) BVPS ( SP EPS ) E( R ) Vertcal Axs Score = (2.13) BVPS dmana: EPS = Earnngs Per Share E(R ) = Cost of Equty BVPS = Book Value Per Share SP = Share Prce Berdasarkan horzontal axs score dan vertcal axs score dar semua aset, dapat dhtung rata-ratanya sehngga masng-masng saham dapat dmasukkan ke dalam 4 (empat) kategor sebaga berkut: a. Excellent Value anagers. Pasar modal berharap bahwa saham-saham yang berada dalam kuadran n unggul dalam hal proftabltas dan pertumbuhan dbandngkan saham-saham lannya. b. Expectaton Bulder. Pasar modal berharap bahwa saham-saham yang berada dalam kuadran n memlk proft yang kecl untuk jangka waktu pendek, namun memlk ekspektas pertumbuhan yang luar basa. Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

13 19 c. Tradtonalsts. Pasar modal memlk harapan yang kecl pada potens pertumbuhan saham-saham dalam kuadran n, namun memlk proft yang luar basa dalam jangka pendek. Hal n dapat saja terjad karena perseps terhadap manajemen perusahaan maupun karena terbatasnya nformas postf tentang perusahaan yang seharusnya dberkan oleh para nvestor relaton-nya. d. Asset-loaded value managers. Ada juga perusahaan yang memlk ekspektas pertumbuhan yang rendah dan proft yang kecl dalam jangka pendek. Perusahaan-perusahaan n gagal menark perhatan pemegang saham atas prospek pertumbuhan jangka panjang maupun proftabltas jangka pendek. Perusahaan-perusahaan n membutuhkan restruktursas dan mengembangkan strateg pertumbuhan. Growth Gambar 2.5 Growth Value ap Current Performance anajemen ekspektas tumbuh menjad elemen pentng dalam manajemen nla perusahaan untuk tngkat proftabltas perusahaan dalam jangka pendek dan pertumbuhan jangka panjang. Growth Value ap menghubungkan kaptalsas Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

14 20 pasar dar suatu perusahaan dengan pergerakan stratejk perusahaan d masa lalu dan memfasltas analsa terhadap potens pergerakan stratejk untuk mencptakan nla. 2.7 EVALUASI PERFORA PORTOFOLIO Ada dua hal pentng yang menjad syarat dalam menla performa dar seorang manajer nvestas yatu: a. Kemampuan dalam memperoleh tngkat pengembalan d atas rata-rata untuk suatu tngkat rsko tertentu b. Kemampuan dalam mendversfkas portofolo sehngga menghlangkan semua rsko non-sstematk. Dalam mengevaluas knerja suatu portofolo dalam hal tngkat rsko dan tngkat pengembalannya, ada beberapa teknk yang basa dgunakan yatu: a. Treynor s easure (T) dmana: T R RFR = (2.14) β R = Rata-rata tngkat pengembalan portofolo selama perode waktu tertentu RFR = Rata-rata tngkat pengembalan aset tanpa rsko dalam perode waktu yang sama β = Tngkat volatltas portofolo I (Systematc Rsk) b. Sharpe s easure (S), S R RFR = (2.15) σ Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

15 21 dmana: R = Rata-rata tngkat pengembalan portofolo selama perode waktu tertentu RFR= Rata-rata tngkat pengembalan aset tanpa rsko dalam perode waktu yang sama σ = Standar devas dar tngkat pengembalan portofolo selama perode tersebut (Total Rsk) c. Jensen s easure () dmana: α = R [ RFR + β ( R RFR) (2.16) R = Rata-rata tngkat pengembalan portofolo selama perode waktu tertentu RFR= Rata-rata tngkat pengembalan aset tanpa rsko dalam perode waktu yang sama β = Tngkat volatltas portofolo d. Informaton Rato (IR) dmana: IR R R b = (2.17) σ ER R = Rata-rata tngkat pengembalan portofolo selama perode waktu tertentu Rb = Rata-rata tngkat pengembalan portofolo yang menjad tolak ukur selama perode tersebut σ ER= Standar devas dar excess return selama perode tersebut Knerja portofolo..., Hendra, FE UI, 2008 Unverstas Indonesa

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100)

Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100) Pengujan Captal Asset Prcng Model (CAPM) secara Emprs terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100) Bambang Hendrawan Polteknk Batam Program stud Akuntans Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 8 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 8 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defns Ilmu Makroekonom Makroekonom adalah cabang lmu ekonom yang mempelajar fenomena ekonom secara agregat atau keseluruhan, msalnya pertumbuhan ekonom, tngkat pengangguran, nflas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tnjauan Teor 2.1.1 Pengertan dan Peranan Pasar Modal Pasar modal pada hakekatnya sama dengan pasar tradsonal yang selama n kta ketahu, dmana dalam pasar n ada penjual dan pembel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investas Investas dapat ddefnskan sebaga suatu komtmen atas sejumlah dana dalam suatu perode dalam rangka mendapatkan pembayaran masa depan yang akan mengkompensaskan nvestor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya, PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Werner R. Murhad Unverstas Surabaya, emal: Werner@staff.ubaya.ac.d Intsar Peneltan n bertujuan untuk membentuk portfollo optmal dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU KEPUTUSA-KEPUTUSA LITAS WAKTU Dr. Mohammad Abdul Mukhy Page Modal adalah uang dan sumber daya yang dnvestaskan Bunga (nterest) adalah pengembalan atas modal atau sejumlah uang yang dterma nvestor untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci