BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected Rates of Return & Standards Devaton (Sektor Perbankan) Perode Model Indeks Tunggal Tngkat keuntungan yang dharapkan sebsear 1,68% dan rskonya sebesar 9% Mohammad Badrul Ulum (009) Analss Portofolo Saham yang Optmal Berdasarkan Metode Markowtz Effcent Fronter sebaga Dasar Penlaan Tngkat Rsko dan Pengembalan Saham pada 3 Saham Perbankan Perode Metode Markowtz Effcent Fronter Saham yang optmal ketka propors saham BRI sebesar 55%, saham Mandr sebesar 5% dan saham BNI sebesar 0%. Dw Ratna Fur (010) Analss Knerja Portofolo Saham Kategor JII Berdasarkan Indeks Sharpe, Treynor, & Jenses Perode Model Indeks Sharpe, Treynor & Jensen Sharpe : PTBA dan UNVR(0,590) Treynor : AALI dan UNVR(0,0413) Jensen: BUMI dan PTBA(0,0336) 6

2 Peneltan yang dlakukan oleh Rosta pada tahun 008 dengan judul Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected Rates of Return & Standards Devaton (Sektor Perbankan) Perode Dengan hasl peneltan yang dlakukannya pada tga sektor perbankan yatu Bank Mandr, BNI, dan BRI dan mengambl sepertga saham dar bank-bank tersebut, maka tngkat keuntungan yang dharapkan dar portofolo saham tersebut sebesar 1,68% dan rskonya sebesar 9%. Peneltan yang dlakukan oleh Mohammad Badrul Ulum pada tahun 009 dengan judul Analss Portofolo Saham yang Optmal Berdasarkan Metode Markowtz Effcent Fronter sebaga Dasar Penlaan Tngkat Rsko dan Pengembalan Saham pada 3 Saham Perbankan Perode Dengan hasl peneltan yang dlakukannya dmana saham yang dtelt berjumlah 3 buah saham yatu saham BRI, saham Mandr dan saham BNI. Menurut peneltan belau, saham yang optmal ketka propors saham BRI sebesar 55%, saham Mandr sebesar 5% dan saham BNI sebesar 0%. Peneltan yang dlakukan oleh Dw Ratna Fur pada tahun 010 dengan judul Analss Knerja Portofolo Saham Kategor JII Berdasarkan Indeks Sharpe, Treynor, & Jensen Perode Dengan hasl peneltan yang dlakukannya terdapat hasl dengan menggunakan ndeks sharpe dperoleh portofolo 10 (PTBA&UNVR) dengan nla 0,590, ndeks treynor dperoleh portofolo 4 (AALI&UNVR) dengan nla 0,0413, dan ndeks Jensen dperoleh portofolo 6 (BUMI&PTBA) dengan nla 0,0336. Ada sejumlah persamaan dan perbedaan antara peneltan terdahulu dengan peneltan sekarang. Adapun persamaan peneltan terdahulu dengan peneltan sekarang adalah sama-sama menganalss portofolo saham agar menjad sebuah portofolo yang optmal, sedangkan perbedaannya adalah: 7

3 1. Obyek peneltan saham perusahaan berbeda, saham perusahaan terus bergerak pada perode tertentu.. Perode peneltan mula Januar 009 sampa Desember Landasan Teor Landasan teor adalah teor-teor yang relevan dan dapat dgunakan untuk menjelaskan varabel-varabel peneltan. Landasan teor n juga berfungs sebaga dasar untuk member jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang dajukan, serta membantu dalam penyusunan nstrumen peneltan. Teor-teor yang dgunakan tersebut, bukan sekedar pendapat dar pengarang saja, melankan teor yang sudah teruj kebenarannya (Rduwan, 004)...1 Pengertan Saham Saham dapat ddefenskan sebaga tanda penyertaan atau kepemlkan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham suatu perusahaan ddaftarkan dbursa efek dengan berbag alasan dantaranya adalah untuk ekspans usaha, membayar utang atau membaya kegatan operasonal perusahaan yang tdak dapat tertutup dar pendapatan perusahaan. Saham yang ddaftarkan tersebut kemudan dbel oleh nvestor untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang dberkan oleh saham adalah dvden yang dbayarkan oleh perusahaan dan captal gan yang dperoleh nvestor ketka menjual kembal saham tersebut. Dvden adalah pembagan yang dberkan perusahaan penerbt saham atas keuntungan yang dhaslkan oleh perusahaan tersebut (Darmadj, 001). Besar dvden yang dbayarkan perlembar saham dtentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Investor yang ngn mendapatkan dvden harus setdaknya memegang saham perusahaan sampa perode dmana pembayaran dvden dlakukan. Umumnya dvden adalah daya tark perusahaan sehngga nvestor bernat menahan kepemlkan saham (nvestor dengan orentas jangka panjang). Dvden 8

4 yang dbayarkan dapat berupa tuna atau berupa saham. Dvden tuna artnya pemegang saham dberkan dvden berupa uang tuna dalam jumlah rupah tertentu untuk setap lembar saham yang dmlk. Dvden saham berart setap pemegang saham dberkan sejumlah saham sehngga jumlah saham yang dmlk seorang nvestor akan bertambah dengan adanya pembagan dvden saham. Captal gan merupakan selsh antara harga bel nvestor atas suatu saham perusahaan dengan harga jual saham dlanta bursa. Captal gan terbentuk dengan adanya aktvtas perdagangan saham dpasar sekunder. Umunya nvestor dengan orentas jangka pendek mengejar keuntungan dar kepemlkan saham sebaga captal gan. Msalnya nvestor membel saham dpag har dan kemudan menjualnya lag d sang har jka saham mengalam kenakan harga.selan keuntungan keuntungan berupa captal gan tersebut, pemegang saham juga dmungknkan untuk mendapatkan saham bonus. Saham bonus merupakan saham yang dbagkan perusahaan kepada para pemegang saham yang dambl dar ago saham. Ago saham adalah selsh harga jual terhadap harga nomnal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum d pasar perdana. Karena dkenal dengan karakterstk hgh rsk hgh return, saham merupakan surat berharga yang memberkan peluang keuntungan tngg namun juga berpotens rsko tngg. Rsko yang dapat dhadap pemodal dengan kepemlkan sahamnya, adalah sepert captal loss. Dalam aktvtas perdagangan saham, nvestor tdak selalu mendapatkan keuntungan atas saham yang djualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual yang lebh rendah dar harga bel. Dengan demkan, nvestor mengalam captal loss. Dalam jual bel saham, terkadang untuk mengahndar potens kerugan yang makn besar serng dengan terus menurunnya harga saham, maka seorang nvestor rela menjual saham dengan harga rendah, yang dsebut dengan cut loss. D sampng rsko captal loss, seorang pemegang saham juga mash dhadapkan dengan potens rsko sepert perusahaan bangkrut atau dlkudas. Bla perusahaan tersebut bangkrut, maka otomats berdampak langsung kepada saham perusahaan tersebut. 9

5 Sesua dengan peraturan pencatatan saham d Bursa Efek Indonesa, maka jka suatu perusahaan bangkrut atau dlkudas, maka secara otomats saham perusahaan tersebut akan dkeluarkan dar bursa atau d delst. Suatu saham yang ddelst dar Bursa umunya memlk knerja yang buruk, msalnya dalam waktu tertentu tdak pernah dperdagangkan, mengalam kerugan beberapa tahun, tdak membagkan dvden secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbaga konds lannya sesua dengan Peraturan Pencatatan Efek d Bursa Efek Indonesa. Adanya rsko berupa d suspend alas dhentkannya perdagangan saham tertentu oleh otortas Bursa juga merupakan ancaman lan bag para nvestor. Bla saham tersebut telah d suspend, maka para nvestor tdak dapat menjual sahamnya hngga suspend dcabut. Suspend basanya berlangsung dalam waktu sngkat, msalnya satu ses perdagangan, dua ses perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa har perdagangan. Hal tersebut dlakukan otortas bursa jka msalnya suatu saham mengalam lonjakan harga yang luar basa, suatu perusahaan dpaltkan oleh kredturnya, atau berbaga konds lan yang mengharuskan. Jka telah ddapatkan suatu nformas yang jelas dar perusahaan tersebut, maka suspend atas saham tersebut dapat dcabut oleh bursa atau saham tersebut dapat dperdagangkan lag sepert semula... Jens Indeks Harga Saham Jens-jens Indeks Harga Saham d Bursa Efek Indonesa: a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Perhtungannya menggunakan semua saham yang tercatat sebaga komponen perhtungan ndeks dmana satuan perubahan ndeks dnyatakan dengan satuan pon. b. Indeks Indvdual Indeks ndvdual menggunakan ndeks harga masng-masng saham terhadap harga dasarnya. Perhtungan ndeks n menggunakan prnsp yang sama dengan IHSG yatu: Harga pasar / Harga dasar x 100% Dmana: 10

6 IHST = Indeks saham perode t NPt = Nla pasar pada har ke-t ND = Nla Dasar c. Indeks Harga Saham Sektoral Indeks n mula dberlakukan tanggal januar 1996 dar BEJ, ndeks sektoral terdapat 9 sektor. Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masng-masng sektor: a. Sektor-sektor prmer (ekslaratf) 1. Pertanan. Pertambangan b. Sektor-sektor sekunder (ndustr manufaktur) 1. Industr dasar dan kma. Aneka Industr 3. Industr barang konsumen c. Sektor-sektor terter (jasa) 1. Propert dan real estate. Transportas dan nfrastruktur 3. Keuangan 4. Perdagangan, jasa dan nvestas d. Indeks LQ 45 Indeks LQ 45 yatu ndeks yang terdr 45 saham plhan dengan mengacu kepada varabel yatu lkudtas perdagangan dan kaptalsas pasar. Indeks n terdr dar 45 saham / emten dengan lkudtas yang tngg, yang dplh setelah melalu beberapa krtera pemlhan saham. Selan penlaan atas lkudtas, seleks atas saham tersebut juga mempertmbangkan kaptalsas pasar. Berkut adalah krtera tertentu dan seleks utama sebuah saham untuk masuk dalam LQ45: 11

7 1. Masuk dalam rankng 60 besar dar total transaks saham d pasar regular (rata rata nla transaks selama 1 bulan terakhr).. Rankng berdasar kaptals pasar (rata rata kaptalsas pasar selama 1 bulan terakhr). 3. Telah tercatat d BEJ mnmum 3 bulan. 5. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuens dan jumlah har perdagangan transaks pasar reguler. BEJ secara rutn memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhtungan ndeks LQ45. Pergantan saham akan dlakukan setap 6 (enam) bulan sekal, yatu pada awal bulan Februar dan awal bulan Agustus. Indeks LQ45 dhtung mundur hngga tanggal 13 Jul 1994 sebaga Har Dasar, dengan Nla Dasar 100. Untuk seleks awal dgunakan data pasar Jul 1993 Jul Haslnya, ke 45 saham tersebut melput 7% total market kaptalsas pasar dan 7,5 % dar nla transaks d pasar reguler. e. Indeks Jakarta Islamc (JII) Merupakan ndeks terakhr yang dkembangkan oleh BEI, ndeks n merupakan ndeks yang mengakomodaskan syarat-syarat nvestas dalam slam atau ndeks yang berdasarkan Syarah Islam. Dalam ndeks n terdapat 30 saham plhan yang telah memenuh syarat menurut Syarah Islam, sebaga tolak ukur saham-saham yang dhalalkan dalam melakukan jual bel saham...3 JII (Jakarta Islamc Index) Jakarta Islamc Index adalah ndeks saham yang dbuat berdasarkan syarah Islam yang dmaksudkan untuk dgunakan sebaga tolok ukur (benchmark) untuk mengukur knerja suatu nvestas pada saham dengan bass syarah. Melalu ndeks dharapkan dapat menngkatkan kepercayaan nvestor untuk mengembangkan nvestas dalam ekut secara syarah. Penentuan krtera pemlhan saham dalam Jakarta Islamc Index melbatkan phak dewan pengawas syarah PT Danareksa Investment Management. Sedangkan untuk menentukan saham-saham yang akan masuk dalam perhtungan JII telah 1

8 dtetapkan peraturan Bursa Efek Indonesa dalam Surat Edaran SE /BEI.PSH/ perhal tentang Pengawasan Perdagangan Waran d Bursa, yang bers sebaga berkut: 1. Memlh kumpulan saham dengan jens usaha utama yang tdak bertentangan dengan prnsp syarah dan sudah tercatat lebh dar 3 bulan (kecual termasuk dalam 10 kaptalsas besar).. Memlh saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhr yang memlk raso terhadap aktva maksmal sebesar 90%. 3. Memlh 60 saham dar susunan datas berdasarkan urutan rata-rata kaptalsas pasar terbesar selama satu tahun terakhr. 4. Memlh urutan berdasarkan tngkat lkudtas nla perdagangan reguler selama satu tahun terakhr. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syarah adalah emten yang kegatan usahanya tdak bertentangan dengan prnsp sepert: Usaha perjudan dan permanan yang tergolong jud atau perdagangan yang dlarang. Usaha lembaga keuangan konvensonal (rbaw) termasuk perbankan dan asurans konvensonal. Usaha yang memproduks, mendstrbus serta memperdagangkan makanan dan mnuman yang tergolong haram. Usaha yang memproduks, mendstrbus dan atau menyedakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersfat mudarat. 13

9 ..4 Investas Investas pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat n dengan harapan untuk memperoleh keuntungan d masa yang akan datang. Ada dua faktor yang dpertmbangkan dalam pangamblan keputusan, yatu tngkat pengembalan dan rsko. Investas d pasar modal sangat memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta nalur bsns untuk menganalss efek-efek mana saja yang akan dbel, mana yang akan djual dan mana yang tetap dmlk. Investas juga merupakan penggunaan modal untuk mencptakan uang, bak melalu sarana yang menghaslkan pendapatan maupun melalu ventura yang lebh berorentas ke rsko, yang drancang untuk mendapatkan perolehan modal (Downes dan Goodman dalam warsono, 001:1) Pada dasarnya nvestor sangat menyuka nvestas yang menghaslkan pengembalan tertngg, tetap tdak menyuka adanya rsko. Tngkat pengembalan yang tngg, akan selalu dkut rsko yang tngg. Jad, tdaklah tepat bahwa tujuan nvestas adalah untuk mendapat tngkat pengembalan yang setngg-tnggnya, karena hal n akan dkut oleh rsko yang tngg pula. Dalam rangka untuk menyembangkan antara tngkat pengembalan dan rsko n dperlukan pengelolaan nvestas, sehngga akan memperoleh nvestas yang rasonal, dalam art dengan rsko yang sekecl-keclnya untuk memperoleh tngkat pengembalan tertentu, atau dengan rsko tertentu akan memperoleh tngkat pengembalan yang sebesar-besarnya. Menurut Tandelln (000 : 5), beberapa alasan seseorang melakukan nvestas, antara lan: a. Untuk mendapatkan kehdupan yang lebh layak d masa mendatang. Seseorang yang bjaksana akan berfkr bagamana menngkatkan taraf hdupnya dar waktu ke waktu, atau setdaknya berusaha bagamana mempertahankan tngkat pendapatannya yang ada sekarang agar tdak berkurang d masa yang akan datang. b. Mengurang tekanan nflas. 14

10 c. Dorongan untuk menghemat pajak...5 Investas dalam Pandangan Islam Islam sebaga suatu sstem hdup yang komprehensf memberkan pedoman kepada manusa dalam menjalankan kehdupannya d duna dengan tujuan kebahagaan dan kesejahteraan d duna dan d akhrat. Islam merupakan way of lfe yang tdak saja bers urusan manusa dengan Tuhannya, melankan juga urusan manusa dengan lngkungannya. Tuhan mencptakan manusa untuk salng berbag karena tangan datas lebh bak darpada tangan d bawah. Adapun salah salah satu dall yang mendukung manusa untuk mengnvestaskan hartanya terdapat dalam Surat At-Taubah ayat 34-35, yang berbuny sebaga berkut: ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ن ك ث ير ا م ن الا ح ب ار و ال ره ب ان ل ي ا ك ل ون أ م و ال الن اس ب ال ب اط ل و ي ص دون ع ن س ب يل الل ه و ال ذ ين ي ك ن ز ون ال ذه ب و ال ف ضة و لا ي ن ف ق ون ه ا في س ب يل الل ه ف ب شر ه م ب ع ذ اب أ ل ي م ه ذ ا م ا ك ن ز تم لا ن ف س ك م ف ذ وق وا م ا ك ن ت م ت ك ن ز ون. Artnya: Ha orang-orang yang berman, sesungguhnya sebahagan besar dar orang-orang alm Yahud dan rahb-rahb Nasran benar-benar memakan harta orang dengan jalan batl dan mereka menghalang-halang (manusa) dar jalan Allah. Dan orang-orang yang menympan emas dan perak dan tdak menafkahkannya pada jalan Allah, maka bertahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) sksa yang pedh, pada har dpanaskan emas perak tu dalam neraka jahannam, lalu dbakar dengannya dah mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dkatakan) kepada mereka: Inlah 15

11 harta bendamu yang kamu smpan untuk drmu sendr, maka rasakanlah sekarang (akbat dar) apa yang kamu smpan tu"...6 Proses Investas Proses nvestas menunjukkan bagamana seharusnya seorang nvestor membuat keputusan nvestas pada efek-efek yang dapat dpasarkan, dan kapan dlakukan. Untuk tu dperlukan tahapan sebaga berkut:(halm, 005:4) a. Menentukan tujuan nvestas Ada tga hal yang perlu dpertmbangkan dalam tahap n, yatu tngkat pengembalan yang dharapkan (expected rate of return), tngkat rsko (rsk of rate), dan ketersedan jumlah dana yang akan dnvestaskan. b. Melakukan analss Dalam hal n nvestor melakukan analss terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu seberapa besar propors masng-masng saham dalam portofolo optmal. Untuk tu ada dua pendekatan yang dapat dgunakan, yatu : 1) Pendekatan fundamental. Pendekatan n berdasarkan pada nformasnformas yang dterbtkan oleh emten maupun oleh admnstrator bursa efek. ) Pendekatan teknkal. Pendekatan n ddasarkan pada data (perubahan) harga saham d masa lalu sebaga upaya untuk memperkrakan harga saham d masa mendatang. c. Membentuk portofolo Dalam tahap n dlakukan dentfkas terhadap efek-efek mana yang akan dplh dan berapa propors dana yang akan dnvestaskan pada masngmasng efek tersebut. d. Mengevaluas knerja portofolo Dalam tahap n dlakukan evaluas atas knerja portofolo yang telah dbentuk, bak terhadap tngkat pengembalan yang dharapkan maupun terhadap tngkat rsko yang dtanggung. 16

12 e. Merevs knerja portofolo Tahap n merupakan tndak lanjut dar tahap evaluas knerja portofolo. Investas dalam aktva keuangan dapat dlakukan dengan nvestas langsung ataupun nvestas tdak langsung (Jogyanto, 000:7). a. Investas Langsung Investas langsung adalah nvestas yang dlakukan dengan pembelan langsung aktva keuangan suatu perusahaan yang dperjualbelkan. Aktva keuangan bsa berupa tabungan dan deposto. Serta nvestas langsung yang dapat dperjualbelkan berupa surat berharga pendapatan tetap dan saham. b. Investas Tdak Langsung Investas tdak langsung adalah suatu nvestas yang dlakukan melalu pembelan dar perusahaan nvestas dmana perusahaan nvestas merupakan perusahaan yang mengelola dana nvestas yang mempunya aktva-aktva keuangan dar perusahaan lan. Untuk perusahaan nvestas sendr dapat dklasfkaskan menjad Unt Investment Trust, Closed-end Investment companes dan Open-end Investment Companes. (Jogyanto, 000:10)..7 Return dan Rsko Investas Setap nvestas memlk return dan rsko masng-masng. Investor harus memperhatkan hubungan antara kedua hal tersebut, untuk tu penelt membahas tentang return dan rsko nvestas. a. Return Investas Return merupakan hasl yang dperoleh dar nvestas. Return menurut (Jogyanto, 003; 109) dapat dbedakan menjad: 1) Return Realsas (realzed return) Merupakan return yang telah terjad. Return dhtung berdasarkan data hstors, return realsas pentng karena dgunakan sebaga salah satu pengukur knerja dar perusahaan. Return hstors n juga berguna sebaga dasar penentuan return ekspektas (expected return) dan rsko dmasa mendatang. 17

13 Perhtungan return realsas dsn menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dar suatu nvestas dalam suatu perode tertentu. Adapun rumus return realsas menurut (Jogyanto, 003; 111) adalah: P P D t t1 t R (Jogyanto, 003; 111) Pt 1 Keterangan: R P t : return saham : harga saham pada saat t P t-1 : harga saham pada saat t-1 D t : dvden kas pada akhr perode ) Return Ekspektas (Expected Return) Merupakan return yang dharapkan akan dperoleh nvestor dmasa mendatang. Perhtungan return ekspektas dapat dlakukan dengan dua analss yatu: a. Pendekatan Peramalan Perhtungan pendekatan n menggunakan pemsahan untuk masa depan, yatu konds yang dduga dan probabltas yang dperkrakan terjad sebaga berkut (Jogyanto, 003;16): E( R ) n j1 ( R. P ) j j Keterangan: E (R ) : Expected return suatu aktva atau sekurtas ke R j P j : Hasl masa depan ke j untuk sekurtas : Probabltas hasl masa depan ke j 18

14 b. Pendekatan Hstors Yatu return actual yang telah terjad dmasa lalu yang merupakan ratarata return yang telah terjad dengan rumus sebaga berkut; E (R ) = b. Rsko Investas ( R ) n Rsko merupakan kemungknan perbedaan antara return actual yang dterma dengan return yang dharapkan. Semakn besar kemungknan perbedaannya berart semakn besar rsko nvestas tersebut. 1) Pengelompokan Rsko Rsko adalah ketdakpastan akan terjadnya suatu perstwa, bak tu perstwa yang menguntungkan ataupun merugkan. Rsko dapat dkelompokkan berdasarkan: a) Rsko tdak Sstemats ( ) e Merupakan rsko yang terkat dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dhndar atau dperkecl melalu dversfkas (dverfable). Rsko yang termasuk dalam kelompok n adalah rsko kegagalan karena konds ntern perusahaan, rsko kredt atau fnancal, rsko manajemen atau convertablty rsk. b) Rsko sstematk (β) Merupakan rsko pasar yang bersfat umum dan berlaku bag semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Rsko n tdak mungkn dapat dhndar oleh nvestor melalu dversfkas sekalpun. Rsko n dsebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak mempengaruh harga saham dpasar modal, msalnya perubahan dalam konds perekonoman, klm poltk, peraturan perpajakan, nflas, devaluas, dan reses. Besarnya nla rsko dapat dcar dengan menghtung standar devas, atau dengan menghtung besarnya varan. Standar devas adalah a 19

15 statstcal measure of the varablty of a dstrbuton around ts mean. It s the square root of the varance. (Horne and Wachowzc, 1998) c) Hubungan Rsko Tdak Sstemats dan Rsko Sstemats Gambar.1 Hubungan Systematc Rsk & Unsystematc Rsk (Total Rsk) Gambar.1 d atas menjelaskan hubungan rsko sstemats dan rsko tdak sstemats. Rsko tersebut dgambarkan melalu rsko total yang merupakan penjumlahan dar rsko sstemats (Systematc rsk) dan rsko tdak sstemats (Unsystematc rsk). Rsko tersebut dpergunakan karena dapat mengukur secara gars besar tngkat rsko secara keseluruhan. ) Pengukuran Rsko a) Pengukuran rsko sstemats/beta saham Beta merupakan suatu pengukuran volatltas (volatlty) return suatu sekurtas atau return portofolo terhadap return pasar. Volatltas 0

16 dapat dartkan fluktuas dar return suatu sekurtas atau portofolo dalam suatu perode waktu tertentu (Jogyanto, 003;193). Adapun rumus beta sekurtas (Jogyanto, 003;01): m m Keterangan: β σm Σm : Beta sekurtas : Kovaran return antara sekurtas ke dengan return pasar : varan return pasar Beta juga dapat dhtung dengan menggunakan teknk persamaan regres. Teknk regres untuk mengestmaskan beta suatu sekurtas sebaga varabel dependen dan return pasar sebaga varable ndependent (Jogyanto, 003: 33). Persamaan regres yang dgunakan untuk mengestmaskan beta dapat ddasarkan pada model ndeks tunggal: R = α + β.r m + e b) Pengukuran rsko tdak sstemats Rsko tdak sstemats merupakan bagan dar rsko saham yang tdak dapat dpengaruh oleh pergerakan pasar. Rsko tdak sstemats dukur dengan varan resdu atau abnormal return (e). Adapun rumus rsko tdak sstemats (Jogyanto, 003;38): e. m Keterangan: e : Rsko tdak sstemats 1

17 m : varan resdu : Beta saham : Varan pasar..8 Hubungan Return dan Rsko Investas Secara tekns, semakn besar hasl pengembalan yang dharapkan maka rsko yang dhadap oleh nvestor juga semakn besar. Hal tersebut dapat dlhat pada Gambar.. Gambar. Trade-off Rsk and Return Gambar. menunjukan adanya hubungan postf antara rsko dan return. Gars vertkal dalam gambar 1 menunjukan besarnya tngkat hasl yang dharapkan yang layak, sedangkan gars horzontal memperlhatkan rsko yang dtanggung nvestor. Ttk Rf pada gambar menunjukan return bebas rsko (rsk-free rate). Rf pada gambar d atas menunjukan satu plhan nvestas yang menawarkan return sebesar Rf dengan rsko sebesar nol (0). Kesmpulan dar pola hubungan antara

18 rsko dan return adalah, bahwa rsko dan return mempunya hubungan yang searah dan lner. Artnya semakn tngg rsko suatu aset semakn tngg pula return dar aset tersebut, demkan juga sebalknya..3 Teor Portofolo Art portofolo adalah sekumpulan surat-surat atau sekumpulan kesempatan nvestas. Menurut Tandelln (001;456) berpendapat bahwa aspek pokok teor portofolo adalah konsep leader rsko yang terkat pada aktva yang berada dalam suatu portofolo akan berlanan dengan leader rsko dar aktva yang berdr sendr. Portofolo merupakan sekumpulan surat atau saham, oblgas, nstrumen pasar uang atau jens nvestas yang dmlk seseorang atau badan yang basanya dsusun sedemkan rupa dalam rangka penyebaran rsko. Pembentukan portofolo yang efsen, perlu dbuat beberapa asums mengena perlaku nvestor dalam membuat keputusan nvestas. Asums yang wajar adalah nvestor cenderung menghndar rsko (rsk adverse). Investor penghndar rsko adalah nvestor yang jka dhadapkan pada dua nvestas dengan penghambatan dharapkan yang sam dan rsko yang berbeda, maka a akan memlh nvestas dengan tngkat rsko yang lebh rendah (Fabozz, 001;63). Jka seorang nvestor memlk beberapa plhan portofolo yang efsen, maka portofolo yang palng optmal yang akan dplhnya. Portofolo optmal adalah portofolo yang efsen yang memberkan manfaat maksmal bag nvestor (Relly 003:78). Menurut Fabozz (1995:60), portofolo optmal gven chose of effcent portfolo from whch an nvestor can select, an optmal portfolo s the one that s most preferred. Pengertan lan dar portofolo optmal adalah portofolo yang dplh dan dsuka oleh nvestor karena memberkan manfaat tertngg, jad dar berbaga portofolo yang efsen namun hanya ada satu portofolo yang optmal. 3

19 .4 Analss Portofolo Portofolo merupakan kombnas atau gabungan atau sekumpulan aset, bak berupa aset rl maupun aset fnancal yang dmlk oleh nvestor. Hakkat pembentukan portofolo adalah untuk mengurang rsko dengan jalan dversfkas, yatu mengalokaskan sejumlah dana pada berbaga alternatf nvestas yang berkorelas negatf (Halm,005:54). Investor dapat menentukan kombnas efek-efek untuk membentuk portofolo, bak yang efsen maupun yang tdak efsen. Suatu portofolo dapat dkatakan efsen apabla memenuh dua krtera yatu: (Halm,005:54) a. Memberkan ER terbesar dengan rsko yang sama. b. Memberkan rsko terkecl dengan ER yang sama. Semua portofolo yang terletak pada effcent fronter merupakan portofolo yang efsen sehngga tdak dapat dkatakan portofolo mana yang optmal. Sedangkan untuk membentuk portofolo yang optmal kta harus menawarkan return yang dharapkan dan rsko yang sesua dengan prevensnya (Halm, 00:59)..5 Rsko Portofolo Rsko adalah kerugan yang dhadap oleh para nvestor (Fabozz, 1995). Rsko merupakan kemungknan terjadnya perstwa yang tdak menguntungkan (Brgham and Weston, 1990). Besarnya rsko dpengaruh oleh faktor-faktor sebaga berkut: 1. Interest Rate Rsk, adalah varabltas return yang dsebabkan oleh perubahan tngkat suku bunga.. Market Rsk, adalah varabltas return yang dsebabkan oleh fluktuas pasar secara keseluruhan. 3. Inflaton Rsk, adalah rsko yang mempengruh seluruh saham yang dquote dalam mata uang tertentu. 4

20 4. Busness Rsk, adalah rsko yang dtmbulkan karena melakukan nvestas pada ndustr atau lngkungan tertentu. 5. Fnancal Rsk, adalah rsko yang tmbul karena perusahaan menggunakan nstrumen uang. 6. Lqudty Rsk, adalah rsko yang berhubungan dengan pasar sekunder dmana nstrumen nvestas tersebut dperdagangkan. 7. Exchange Rate Rsk, adalah rsko yang dtmbulkan karena perubahan nla tukar mata uang suatu negara terhadap negara lan apabla nvestor melakukan nvestas ke berbaga negara (dversfkas nternasonal). 8. Country Rsk, adalah rsko yang terkat dengan rsko atau keadaan poltk suatu negara tempat bernvestas..6 Model Indeks Portofolo Model ndeks atau model faktor mengasumskan bahwa tngkat pengembalan sutau efek senstf terhadap perubahan berbaga macam faktor atau ndeks. Sebaga proses perhtungan tngkat pengembalan, suatu model ndeks berusaha untuk mencakup kekuatan ekonom utama yang secara sstemats dapat menggerakkan harga saham untuk semua efek. Secara mplst, dalam kontruks model ndeks terdapat asums bahwa tngkat pengembalan antara dua efek atau lebh akan berkorelas (Halm,005:8). Suatu pernyataan formal mengena hubungan tu adalah model ndeks atau model faktor dar tngkat pengembalan efek. Haslnya, dapat memberkan nformas yang dperlukan untuk menghtung ER, varans, dan kovarans setap efek sehngga dapat dgunakan untuk mengetahu karakterstk senstvtas portofolo terhadap perubahan faktor atau ndeks (Halm,005:8). Ada dua model ndeks yang dapat dgunakan untuk menghtung portofolo optmal: a. Model ndeks tunggal 5

21 Model n mengasumskan bahwa tngkat pengembalan antara dua efek atau lebh akan berkorelas yatu akan bergerak bersama dan mempunya reaks yang sama terhadap satu faktor atau ndeks tunggal yang dmasukkan dalam model. Faktor atau ndeks tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Halm,005:8). Tujuan penggunaan model ndeks tunggal adalah untuk menyederhanakan perhtungan portofolo model Markowtz. dbutuhkan parameter-parameter nput berupa: 1) Tngkat keuntungan yang dharapkan masng-masng saham. ) Varance masng-masng saham. 3) Covarance antar saham-saham. Pada portofolo model Markowtz Perhtungan portofolo optmal akan sangat dmudahkan jka hanya ddasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekurtas dapat dmasukkan ke dalam portofolo optmal tersebut. Angka tersebut adalah raso antara ekses return dengan beta (excess return to beta). (Jogyanto,000:5). b. Model Indeks Ganda (Mult-Index Models) Mult-ndex models lebh berpotens dalam upaya untuk mengestmas expected return, standar devas dan kovarans efek secara akurat. Karena pengembalan aktual efek tdak hanya senstf terhadap perubahan IHSG, artnya terdapat kemungknan adanya lebh dar satu faktor yang dapat mempengaruhnya. Mult ndex models menganggap bahwa ada faktor lan selan IHSG yang dapat mempengaruh terjadnya korelas antar efek, msalnya tngkat bunga bebas rsko(halm; 005:86). Model tersebut sebenarnya merupakan model regres lner berganda, dmana tngkat pengembalan efek akan dpengaruh oleh banyak varabel bebas. Tngkat pengembalan efek yang tdak dapt djelaskan oleh varabel-varabel bebas tersebut dnyatakan dengan dan e. Dalam hal n merupakan rata-rata dar tngkat pengembalan yang tdak dpengaruh oleh varabel bebas dalam model. Sedangkan e 6

22 merupakan tngkat pengembalan unk yang bersfat acak dan dasumskan rataratanya bernla 0..7 Model Indeks Tunggal Teor portofolo yang dperkenalkan oleh Henry Markowtz, selanjutnya mengalam banyak perkembangan dan penyederhanan yang membawa dampak besar pada mplementas teor tersebut. Model tersebut adalah model ndeks tunggal yang dkembangkan oleh Wllam Sharpe pada tahun Model n dapat dgunakan untuk menyederhanakan perhtungan model Markowtz (Jogyanto, 003;161). a. Return dan Rsko Saham Model Indeks Tunggal Return suatu saham dapat dhtung dengan rumus sebaga berkut: R = a + βt. R m (Jogyanto, 003;3) Keterangan: R a : return sekurtas ke : suatu varable acak yang menunjukkan komponen dar return sekurtas ke yang ndependent terhadap knerja pasar β t : beta yang merupakan koefsen yang mengukur perubahan R t : akbat dar perubahan R m R m : tngkat return dar ndeks pasar juga merupakan varable acak Varabel a merupakan komponen return yang tdak tergantung dar return pasar. Varable a dapat dpecah menjad nla yang ekspektas (expected value) α dan kesalahan resdu (resdual error) e sebaga berkut: a = α + e 7

23 Persamaan return suatu saham, sekarang bsa dtuls menjad: R = α + β. R m + e Keterangan: Α e : nla ekspektas dar return sekurtas yang ndependen terhadap return pasar : kesalahan resdu yang merupakan varabel acak dengan nla ekspektasnya sama dengan nol atau E (e ) = 0 1) Sedangkan return pasar dapat drumuskan sebaga berkut: IHSG IHSG t t1 R m (Jogyanto, 003; 3) IHSGt 1 ) Rsko (varan return) sekurtas dapat drumuskan sebaga berkut: Keterangan:. m e m e : rsko sekurtas : beta sekurtas : varan dar return pasar : varan dar kesalahan resdu 3) Covaran return antar sekurtas dan j j. j. m b. Analss Portofolo Menggunakan Model Indeks Tunggal Return ekspektas dar suatu portofolo yang merupakan rata-rata tertmbang dar return sekurtas ekspektas ndvdual sekurtas. Adapun rumusnya sebaga berkut: E(Rp) = αp + βp.e(rm) 8

24 Beta portofolo (βp) merupakan rata-rata tertmbang dar nla masngmasng sekurtas: p Keterangan: p n w 1 : beta portofolo w : propors sekurtas : beta sekurtas Sedangkan rumus Alpha sekurtas sebaga berkut: p n w 1 Keterangan: p : alpha portofolo w : propors portofolo : alpha sekurtas Rumus dar rsko portofolo adalah: p p m n 1 ( w. e ) (Jogyanto,003;48) c. Penentuan portofolo optmal berdasarkan model ndeks tunggal Rumus yang dgunakan: ERB Keterangan: E( R ) Rf ERB : Excess Return to Beta (kelebhan pengembalan) 9

25 E(R) : pengembalan yang dperkrakan (expected return) atas saham Rf : tngkat pengembalan bebas rsko Β : perubahan tngkat pengembalan yang dperkrakan dar saham Sedangkan menurut Jogyanto (003;54), Cut-Off Rate (C) adalah merupakan pembatas pada tngkat tertentu, dengan rumus: C m E( R) Rf j1 e 1 m j1 e Keterangan: C E(R) Rf m e : Cut-Off Rate (pembatas pada tngkat tertentu) : pengembalan yang dperkrakan (expected return) atas saham : tngkat pengembalan bebas rsko : Varans pasar : Varan e (Unsystematc rsk) Ketentuan yang berlaku untuk masuk dalam portofolo optmal adalah: E( R) Rf C Atau ERB>C Menurut Jogyanto (003;58), penentuan besarnya propors tap-tap saham dapat dhtung dengan rumus: W n Z j1 ZJ 30

26 Keterangan: W : propors dana yang dnvestaskan pada saham Z : skala dar tmbangan atas tap-tap saham ZJ : total skala dar tmbangan atas tap-tap saham Dmana: Keterangan: Z E(R) Rf C * e E( R) Rf Z C * e : skala dar tmbangan atas tap-tap saham : pengembalan yang dperkrakan (expected return) atas saham : perubahan tngkat pengembalan yangdperkrakan dar nla saham : tngkat pengembalan bebas rsko : Cut-off Rate optmal portofolo : Varan e (Unsystematc rsk) d. Hasl yang dharapkan untuk saham ndvdual Menurut Jogyanto (003;34), Expected return sekurtas ndvdual dengan model ndeks tunggal dapat menggunakan rumus: Keterangan: E(R) E( R). E( Rm) : pengembalan yang dperkrakan (expected return) atas saham : Expected Return (nla yang dperkrakan) : perubahan tngkat pengembalan yang dperkrakan dar saham E (Rm) : return ekspektas dar ndeks pasar 31

27 .8 Kerangka Pemkran Kerangka pemkran atau dsebut juga kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagamana teor berhubungan dengan berbaga faktor yang telah ddentfkas sebaga masalah yang pentng. Suatu kerangka pemkran akan memberkan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjad masalah peneltan. Penelt dalam hal n mengungkapkan bagamana proses, logka atau rasonaltas kemungknan terjadnya portofolo saham yang optmal pada sahamsaham Jakarta Islamc Index. Seorang nvestor yang rasonal dalam menentukan keputusan nvestas past akan memlh bernvestas pada saham portofolo optmal karena saham n mempunya tngkat rsko rendah dengan tngkat pengembalan tertentu. Untuk membentuk suatu portofolo saham yang optmal seorang nvestor dapat menggunakan model ndeks tunggal sebaga alternatf dar model Markowtz untuk menentukan effcent set dengan perhtungan yang lebh sederhana. Hasl perhtungan yang ddapat dengan menggunakan model ndeks tunggal akan menghaslkan saham portofolo optmal yang nantnya dapat dgunakan nvestor sebaga bahan pertmbangan apakah nantnya akan melakukan nvestas pada saham tersebut apakah tdak. 3

28 Gambar.3 Prosedur Pembentukan Portofolo Optmal Saham-saham Jakarta Islamc Index Investor Analss Portofolo Optmal Model Indeks Ganda Model Indeks Tunggal Proses Analss Portofolo Optmal Keputusan Investas Sumber : Data dolah 33

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investas II.1.1 Pengertan Investas Mengacu pada Sunaryah (2011, h4) Investas dapat dartkan sebaga suatu usaha seseorang untuk menanamkan modalnya pada 1 atau lebh aktva dengan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA Analss Portofolo Optmal 5 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA ALMUNFARIJAH Program Stud Manajemen Unverstas Selamet Sr Kendal Jawa Tengah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Halmatus S *) A. Yusuf Imam Suja **) Bud Wahono

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tnjauan Teor 2.1.1 Pengertan dan Peranan Pasar Modal Pasar modal pada hakekatnya sama dengan pasar tradsonal yang selama n kta ketahu, dmana dalam pasar n ada penjual dan pembel

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis March 25 MOJKOE 2013 Dlarang memperbanyak MOJKOE n tanpa sejn SP FEUI. Download MOJKOE dan SP Mentorng d : www.spa-feu.com Metode Kuanttatf dalam Bsns SOL WJIB (NOMOR 1-3) SOL I : Plhan ganda ( 45 pon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL)

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) 1. Konse Dasar Sngle Index Model. Forula SIM untuk Sekurtas 3. SIM untuk Sekurtas Tunggal 4. SIM untuk Portofolo 5. Portofolo Otal Berdasarkan SIM Munya Alteza

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci