PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal Saham-Saham Pada Perode Bullsh D Bursa Efek Indonesa. Peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk menyusun portofolo optmal saham yang tercatat d Bursa Efek Indonesa dengan menggunakan model ndeks tunggal pada perode Bullsh. Perode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah Haslnya adalah tersusunnya sebuah portofolo saham yang terdr dar empat saham, yatu ASRI (48,7%), INDF (8,4%), BBNI (16,3%), dan BKSL (6.71%). Hasl pengujan hpotess pertama menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam return saham dar portofolo canddate dbandngkan dengan portofolo noncanddate. Hasl pengujan hpotess kedua menunjukkan bahwa tdak ada perbedaan dalam rsko saham yang termasuk dalam portofolo canddate dbandngkan dengan portofolo noncanddate. Kata kunc: portofolo optmal, model sngle-ndex Abstract: Establshment of Optmal Portfolo Shares On Bullsh Perod In Indonesa Stock Exchange. Ths study was conducted n order to establsh an optmal portfolo of stocks lsted on the Indonesa Stock Exchange usng a sngle ndex model on Bullsh condtons. Perod of research used n ths study s The result s the formaton of a stock portfolo consstng of four stocks, namely ASRI (48.7%), INDF (8.4%), BBNI (16.3%), and BKSL (6.71%). The test results of the frst hypothess suggests that there are dfferences n stock returns a stock portfolo of canddates as compared to the noncanddate portfolo. The results of testng the second hypothess suggests that there s no dfference n the rsk of stocks ncluded n canddate portfolos as compared to the noncanddate portfolo. Keywords: optmal portfolos, sngle-ndex models PENDAHULUAN Investor yang rasonal selalu mengngnkan tngkat return yang maksmal dar nvestasnya. Return yang cukup tngg yang dperoleh pada saham dserta juga dengan tngkat rsko yang tngg. Dalam saham, rsko terbag menjad dua, yatu rsko sstemats dan rsko tdak sstemats. Rsko sstemats atau basa juga dsebut dengan rsko pasar dalah faktor rsko yang mempengaruh pasar secara keseluruhan. Jad, pergerakan harga saham tertentu akan dpengaruh oleh pergerakan bursa saham secara keseluruhan. Rsko sstemats n tdak dapat dkontrol oleh nvestor, serta tdak dapat hlangkan melalu dversfkas. Sementara tu, rsko tdak sstemats atau serng dsebut juga specfc rsk, adalah rsko bahwa event tertentu yang terjad pada perusahaan atau ndustrnya yang kemudan mempengaruh harga saham perusahaan tersebut. Investor dapat mengurang rsko tdak sstematk dar suatu nvestas saham dengan melakukan pembentukan portofolo saham. Dalam nvestas saham, terdapat berbaga jens saham yang berbeda ndustr d pa- 81

2 Jurnal Economa, Volume 9, Nomor 1, Aprl 013 sar modal sehngga dapat memudahkan nvestor dalam melakukan dversfkas terhadap portofolonya, mengngat hakkat dar pembentukan portofolo yang efsen dan optmal adalah untuk mengurang rsko dengan cara dversfkas saham, yatu menempatkan sejumlah dana pada berbaga alternatf nvestas yang berkorelas negatf agar dana dapat menghaslkan pengembalan yang optmal. Portofolo optmal dapat dbentuk dengan berbaga model, salah satunya adalah menggunakan model ndeks tunggal. Model ndeks tunggal mendasarkan dr pada pemkran bahwa tngkat keuntungan suatu sekurtas dpengaruh oleh suatu tngkat keuntungan portofolo pasar. Secara khusus dapat damat bahwa kebanyakan saham cenderung mengalam kenakan harga jka ndeks saham nak dan sebalknya. Dengan menggunakan model ndeks tunggal, jumlah varbel yang dtaksr dapat dkurang karena tdak perlu lag dtaksr koefsen korelas untuk menaksr devas standar portofolo. Dsampng tu, beta sebaga proks dar rsko sstemats juga merupakan varabel yang relatf stabl. Dengan menggunakan modfkas tertentu, beta hstors bsa dpergunakan untuk memperkrakan beta d masa yang akan datang dengan cukup bak (Markowtz, 195). Beberapa pengujan portofolo optmal yang dlakukan dengan menggunakan model ndeks tunggal telah membuktkan bahwa model n memungknkan untuk mendapatkan knerja portofolo yang optmal. Bayumashud (006) dalam Yunart (010) melakukan peneltan terhadap sahamsaham LQ45 d BEI, menghaslkan portofolo yang optmal dengan nla knerja bak dan efsen yang menghaslkan return yang lebh tngg dbandngkan return pasar. Sulash (008) yang melakukan peneltan terhadap rsko dan tngkat pengembalan pada portofolo optmal saham LQ45 d BEI memperoleh hasl bahwa rsko dan tngkat pengembalan memlk hubungan yang berlawanan arah dan lemah, beta sebaga pengukur rsko sstemats tdak dapat mencermnkan tngkat pengembalan suatu saham. Suherman (007) menganalss tentang knerja portofolo optmal saham sektor pertanan, pertambangan, nfrastruktur, utltas dan transportas pada Bursa Efek Jakarta memperoleh hasl bahwa knerja portofolo optmal saham sektor nfrastruktur, utltas dan transportas lebh bak dar saham sektor pertanan, dan pertambangan. Perode tahun 009 sampa dengan 011 merupakan perode bullsh pasar modal. Dalam hal n Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalam kenakan yang sgnfkan, terlhat pada Gambar 1. Hasl peneltan Wardjanto (005) menunjukkan bahwa portofolo optmal yang dsusun berdasarkan konsep model ndeks tunggal hanya cocok dterapkan untuk penyusunan portofolo saham ketka pasar dalam konds bullsh. Kegagalan model portofolo optmal berbasskan model ndeks tunggal terjad ketka pasar dalam konds bearsh. Turunnya konds pasar d Bursa Efek Indonesa ternyata berpengaruh terhadap seluruh knerja portofolo yang dsusun. Konds n dapat dmaklum, secara akal sehat ketka pasar sedang lesu hampr tdak ada saham yang layak djual untuk menghaslkan keuntungan. Ketepatan menganalss menjad kunc utama bag nvestor untuk mendapatkan 8

3 Pembentukan Portofolo Optmal (Suramaya Suc Kewal) Gambar 1. Perkembangan IHSG Perode (Sumber : lbrary.gunadarma.ac.d) tngkat return yang dharapkan dar suatu portofolo. Investor harus mengetahu alat analss yang tepat sehngga dapat mengambl keputusan yang menguntungkan dalam bernvestas pada saham. Portofolo yang efsen (effcent portofolo) ddefnskan sebaga portofolo yang memberkan return ekspektas terbesar dengan rsko yang sudah tertentu atau memberkan rsko yang terkecl dengan return ekspektas yang sudah tertentu. Portofolo yang efsen n dapat dtentukan dengan memlh tngkat return ekspektas tertentu dan kemudan memnmumkan rskonya atau menentukan tngkat rsko yang tertentu dan kemudan memaksmumkan return ekspektasnya. Investor yang rasonal akan memlh portofolo efsen n karena merupakan portofolo yang dbentuk dengan mengoptmalkan satu dar dua dmens, yatu return ekspektas atau rsko portofolo. Investor dapat memlh kombnas dar aktva-aktva untuk membentuk portofolonya. Seluruh set yang memberkan kemungknan portofolo yang dapat dbentuk dar kombnas n-aktva yang terseda dsebut dengan opportunty set atau attanable set. Semua ttk d attanable set menyedakan semua kemungknan portofolo bak yang efsen maupun yang tdak efsen yang dapat dplh nvestor. Akan tetap, nvestor yang rasonal tdak akan memlh portofolo yang tdak efsen. Investor yang rasonal hanya tertark dengan portofolo yang efsen. Kumpulan (set) dar portofolo yang efsen n dsebut dengan effcent set atau effcent fronter. Model ndeks tunggal dapat dgunakan sebaga alternatf dar model Markowtz untuk menentukan effcent set dengan perhtungan yang lebh sederhana. Model n merupakan penyederhanaan dar model Markowtz. Model n dkembangkan oleh Wllam Sharpe (1963) yang dsebut dengan (sngle-ndex model), yang dapat dgunakan untuk menghtung return ekspektas dan rsko portofolo.(jogyanto, 007) Model ndeks tunggal membag return 83

4 Jurnal Economa, Volume 9, Nomor 1, Aprl 013 dar suatu sekurtas ke dalam dua komponen, yatu : komponen return yang unk dwakl oleh α yang ndependen terhadap return pasar, dan komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang dwakl oleh β. R M Bagan return yang unk (α ) hanya berhubungan dengan perstwa mkro (mcro event) yang mempengaruh perusahaan tertentu saja, tetap tdak mempengaruh semua perusahaan-perusahaan secara umum. Bagan return yang berhubungan dengan Beta (β ) yang merupakan senstvtas return suatu sekurtas terhadap return dar pasar. Secara konsensus, return pasar mempunya Beta bernla 1. Rumus mencar return sekurtas pada model ndeks tunggal adalah: n n E(Rp) w. α w. β E(R ). M 1 1 Keterangan: w : bobot nvestas sekurtas ke I, α : alpha sekurtas ke I, β : ukuran kepekaan return sekurtas terhadap perubahan return pasar, E(R M ) : bagan return sekurtas yang tdak dpengaruh knerja pasar. Model ndeks tunggal untuk mencar rsko portofolo: p n 1 w.β. M n 1 w. Model ndeks tunggal menggunakan asums-asums yang merupakan karakterstk model n sehngga menjad berbeda dengan model-model lannya. Karakterstk yang dmlk adalah kesalahan resdu dar sekurtas ke- tdak berkovar dengan kesalahan resdu sekurtas ke-j, dan return ndeks pasar (R M ) dan kesalahan resdu untuk tap-tap sekurtas (e) merupakan varabel-varabel acak, sehngga e tdak e berkovar dengan return ndeks pasar. Asums-Asums dar model ndeks tunggal mempunya mplkas bahwa sekurtas-sekurtas bergerak bersama-sama bukan karena efek d luar pasar, melankan karena mempunya hubungan yang umum terhadap ndeks pasar. Pembentukan portofolo optmal berdasarkan model ndeks tunggal ddasarkan pada raso antara excess return to beta rato (ERB) yang dapat menentukan apakah suatu sekurtas dapat dmasukkan ke dalam portofolo optmal (Jogyanto, 007:53). Excess return to beta (ERB) berart mengukur kelebhan return relatf terhadap satu unt rsko yang tdak dapat ddversfkaskan yang dukur dengan beta. Raso n juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu nvestas, yatu return dan rsko. Portofolo optmal akan bers dengan aktva-aktva yang mempunya nla raso ERB yang tngg. Aktva-aktva dengan raso ERB yang rendah tdak dmasukkan ke dalam portofolo optmal. Penentuan batas nla ERB yang tngg berdasarkan suatu ttk yang dsebut dengan ttk pembatas (cut-off lne). Jones dalam Tandelln (001:61) mendefnskan pasar bullsh sebaga suatu kecenderungan pergerakan nak (upward trend) yang terjad d pasar modal. Hal n dtanda dengan kecenderungan penngkatan harga-harga saham (ndeks pasar) yang mampu menembus nla d atas harga (ndeks pasar) sebelumnya, ataupun kalau ada penurunan harga tdak sampa melewat batas harga (ndeks) terbawah yang terjad sebelumnya. Sedangkan stlah pasar bearsh dartkan sebalknya, yatu kecenderungan pergerakan turun (downward trend) yang terjad d pasar modal. Indkasnya adalah 84

5 Pembentukan Portofolo Optmal (Suramaya Suc Kewal) jka harga (ndeks) baru gagal menembus batas tertngg harga sebelumnya, atau jka penurunan harga (ndeks) yang terjad mampu menembus batas bawah harga (ndeks) yang terjad sebelumnya. Berdasarkan kajan teor yang telah durakan, hpotess alternatf yang dajukan adalah H1: Ada perbedaan return antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk kanddat portofolo, dan H: Ada perbedaan rsko antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk kanddat portofolo. METODE Peneltan n merupakan peneltan deskrptf yang ddasarkan atas surve terhadap objek peneltan. Peneltan dlakukan dengan tujuan untuk membentuk portofolo optmal saham-saham yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa dengan menggunakan model ndeks tunggal. Varabel, defns operasonal dan rumus perhtungannya adalah sebaga berkut: R E(R) e Menghtung return dar saham ndvdual (emten) Pt(A) Pt 1(A) R t(a) P t1(a) Expected return tap saham ndvdual dhtung dengan program Excel menggunakan rumus Average, yatu persentase rata-rata return realsas saham ke-i dbag jumlah return realsas saham ke-. Rt(A) E(R) n Varan dgunakan untuk mengukur rsko dar expected return, merupakan kuadrat dar devas standar. m 1 (Rj E(R)) N β ERB A dan B C W(A) Standar devas dgunakan untuk mengukur rsko dar return realsas. Var(R) Beta dgunakan untuk menghtung Excess Return to Beta (ERB) dan βj yang dperlukan untuk menghtung Cut-off Pont (C) β rm m Excess Return to Beta (ERB) dgunakan untuk mengukur kelebhan return relatve terhadap satu unt rsko yang tdak dapat ddversfkas yang dukur dengan beta. E (R ) R ERB f β Nla A dhtung untuk mendapatkan nla Aj dan B dhtung untuk mendapatkan nla Bj, keduanya dperlukan untuk menghtung C. Penentuan nla A dan B untuk masng-masng saham ke-. [E(R) R ].β A e BR dan β B e Nla C merupakan hasl bag varan pasar terhadap kelebhan pengembalan lebh besar dar pada RFR terhadap varance error saham dengan varan pasar pada senstvtas saham ndvdual terhadap varance error saham. C m E (R) (R ).β BR j e β 1 m e j Propors dana (X) masng-masng saham dhtung dengan program j 85

6 Jurnal Economa, Volume 9, Nomor 1, Aprl 013 r(ab) Excel menggunakan rumus IF X W K Xj j I Koefsen korelas antar saham merupakan perbandngan perhtungan return realsas suatu saham A dengan perhtungan return realsas saham B dalam suatu perode tertentu. (AB) r (AB) A B Instrumen nvestas yang dgunakan dalam peneltan n adalah harga saham penutupan setap akhr bulan, IHSG akhr bulan, dan suku bunga SBI bulanan pada perode Proses analss menggunakan model ndeks tunggal. Analss data yang dgunakan untuk menentukan set portofolo yang efsen adalah menggunakan model ndeks tunggal. Langkah-langkah yang akan dlakukan adalah sebaga berkut : 1) Menghtung Expected Return, Standar Devas, dan Varan dar Masng-Masng Saham Indvdual, IHSG, dan Suku Bunga SBI ) Menghtung Alpha, Beta, dan Varance Error Masng-Masng Saham Indvdual 3) Menghtung Excess Return to Beta (ERB) dan nla C Masng-Masng Saham 4) Menentukan Cut-off Pont (C*) 5) Menentukan Saham Kanddat Portofolo 6) Menentukan propors dana masngmasng saham pembentuk portofolo 7) Menghtung expected return dan rsko portofolo optmal yang terbentuk Untuk pengujan hpotess dgunakan uj beda, yatu Independent samples t-test dan Mann Whtney. Independent Sample t-test dgunakan jka data yang danalss berdstrbus normal sementara pengujan Mann- Whtney dgunakan jka data yang akan danalss tdak berdstrbus normal. Tabel 1. Excess Return to Beta (ERB) dan C Masng-Masng Saham Indvdual Kode Saham ERB C BUMI 0, ,00659 BBRI 0, , BMRI 0,0089 0, ASII 0, ,03189 ADRO 0, ,03957 PGAS 0, ,0574 ELTY 0, ,0391 TLKM -0, ,0009 UNTR 0,0406 0,03486 INDF 0, ,05534 BNBR 0, ,04657 BBCA 0, ,0457 BBNI 0, ,06074 ANTM 0, ,05110 LPKR -0, ,041 DEWA 0,0119 0,04338 PTBA 0, ,04411 ASRI 0, ,06005 INCO 0, ,05671 ELSA 0, ,05717 UNSP 0, ,05309 BKSL 0, ,05843 TINS 0, ,05301 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasl Perhtungan Excess Return to Beta (ERB) dan nla C Masng-Masng Saham Excess return to beta (ERB) dgunakan untuk mengukur kelebhan return relatf terhadap satu unt rsko yang tdak dapat ddversfkaskan yang dukur dengan beta. 86

7 Pembentukan Portofolo Optmal (Suramaya Suc Kewal) Portofolo optmal akan bers aktva-aktva yang mempunya nla raso ERB yang tngg. Raso ERB yang rendah tdak dmasukkan ke dalam portofolo optmal. Nla C merupakan hasl bag varan pasar dan return premum terhadap varance resdual error saham dengan varan pasar pada senstvtas saham ndvdual terhadap varance resdual error saham. Tabel memperlhatkan hasl perhtungan excess return to beta (ERB) dan nla C pada masng-masng saham ndvdual. Dlhat dar perhtungan pada Tabel 1, terdapat 1 saham perusahaan yang memlk nla beta postf dan saham perusahaan yang memlk nla beta negatf. Untuk menentukan saham mana yang masuk ke dalam kanddat porfolo, harus terlebh dahulu dbandngkan dengan nla cut-off pont (C) dar 1 saham tersebut. Peneltan n juga menemukan 11 saham yang memenuh krtera untuk masuk ke dalam kanddat portofolo yang optmal, karena nla ERB masng-masng saham lebh besar dar nla masng-masng C-nya. Sahamsaham tersebut adalah : BUMI (PT. Bum Resources Tbk.), BBRI (PT. Bank Rakyat Indonesa (Persero) Tbk.), BMRI (PT. Bank Mandr (Persero) Tbk.), ASII (PT. Astra Internasonal Tbk.), ADRO (PT. Adaro Energy Tbk.), UNTR (PT. Unted Tractors Tbk.), INDF (PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.), BBCA (PT. Bank Central Asa Tbk.), BBNI ( PT. Bank Negara Indonesa Tbk.), ASRI (PT. Alam Sutera Realty Tbk.), BKSL (PT. Sentul Cty Tbk.).. Menentukan Cut-off Pont (C*) Nla cut-off pont (C*) adalah nla C maksmum dar sederetan nla C saham. Nla cut-off pont (C*) dgunakan sebaga ttk pembatas untuk menentukan saham yang masuk kanddat dengan saham yang tdak masuk dalam kanddat portofolo. Nla cut-off pont pada peneltan n adalah 0, Tabel. Saham Kanddat Portofolo Kode Saham ERB C ASRI 0, ,06005 ADRO 0, ,03957 ASII 0, ,03189 UNTR 0,0406 0,03486 INDF 0, ,05534 BBNI 0, ,06074 BKSL 0, ,05843 BBCA 0, ,0457 Tabel 3. Saham Non Kanddat Portofolo Kode Saham ERB C BUMI 0, ,00659 BBRI 0, , BMRI 0,0089 0, PGAS 0, ,0574 ELTY 0, ,0391 TLKM (0,003739) 0,0009 BNBR 0, ,04657 ANTM 0, ,0511 LPKR (0,005635) 0,041 DEWA 0,0119 0,04338 PTBA 0, ,04411 INCO 0, ,05671 ELSA 0, ,05717 UNSP 0, ,05309 TINS 0, , Menentukan Saham Kanddat Portofolo Saham-saham yang membentuk portofolo optmal adalah saham-saham yang mempunya nla ERB lebh besar atau sama dengan nla ERB d ttk C* sebesar 0,

8 Jurnal Economa, Volume 9, Nomor 1, Aprl 013 Saham-saham yang mempunya ERB lebh kecl dengan ERB d ttk C* tdak dkutsertakan dalam pembentukan portofolo optmal, sehngga dperoleh 8 saham yang termasuk dalam kanddat portofolo. Tabel memperlhatkan daftar 8 saham yang termasuk dalam kanddat portofolo berdasarkan urutan ERB terbesar ke terkecl dan 15 saham non kanddat portofolo.. Menentukan propors dana masngmasng saham pembentuk portofolo Berdasarkan krtera nla excess return to beta tertngg maka dperoleh portofolo optmal yang terbentuk dar 8 saham ndvdual. Perhtungan propors dana masngmasng 8 saham ndvdual pembentuk portofolo dapat dlhat pada Tabel 4. Tabel 4. Propors Dana Masng-Masng Saham Pembentuk Portofolo Kode Saham W ASRI 17,16% ADRO 5,9% ASII 31,% UNTR 6,14% INDF 9,95% BBNI 5,75% BKSL,36% BBCA,1% 3. Menghtung expected return dan rsko portofolo optmal yang terbentuk Setelah menghtung propors masngmasng saham pembentuk portofolo, dapat dlakukan perhtungan expected return dan rsko dar portofolo tersebut. Rumus perhtungan expected return dan rsko portofolo menggunakan pendekatan Markowtz, d mana return portofolo merupakan rata-rata tertmbang dar seluruh return sekurtas tunggal dan rsko portofolo merupakan jumlah dar propors varan dan kovaran masng-masng aktva. Hasl perhtungan expected return dan rsko portofolo dapat dlhat pada Tabel 5. Tabel 5. Expected Return dan Rsko Portofolo Kode Saham E(R) STDev ASRI 7,46%,63% ADRO 5,40% 5,87% ASII 6,05% 1,07% UNTR 5,59% 1,10% INDF 5,18% 1,46% BBNI 5,84%,4% BKSL 6,5% 5,83% BBCA,9% 0,83% Portofolo 5,98% 1,9% Hasl dar Tabel 5 memperlhatkan hasl expected return sebesar 5,98% dan rsko sebesar 1,9% dar portofolo yang terbentuk. Terlhat ada beberapa saham yang tdak sesua dengan tujuan dversfkas melalu portofolo. Saham ADRO yang memlk expected return lebh rendah dar rsko. Saham ASII, UNTR, dan BBCA memlk rsko yang lebh rendah dar rsko portofolo yang terbentuk. Saham-saham tersebut terpaksa dkeluarkan dar kanddat portofolo. Sehngga portofolo baru yang terbentuk terdr dar 4 saham. Tabel berkut memperlhatkan expected return dan rsko dar portofolo yang baru terbentuk. Portofolo baru yang terbentuk memberkan expected return sebesar 6,47% (lebh besar dar portofolo yang lama) dan rsko sebesar 0,57% (lebh rendah dar portofolo yang lama dan lebh rendah dar rsko saham ndvdual lannya), sehngga dapat d- 88

9 Pembentukan Portofolo Optmal (Suramaya Suc Kewal) katakan portofolo yang terbentuk adalah portofolo yang sudah optmal. Bobot nvestas terbesar pada saham ASRI yatu sebesar 48,7% dan bobot nvestas yang terendah pada saham BKSL yatu sebesar 6,71%. Tabel 6. Expected Return dan Rsko Portofolo Baru Kode Saham E(R) STDev W ASRI 7,46%,63% 48,7% INDF 5,18% 1,46% 8,4% BBNI 5,84%,4% 16,3% BKSL 6,5% 5,83% 6,71% Portofolo 6,47% 0,57% 100,00% Tabel 6 juga menunjukkan tngkat return yang dperoleh jka bernvestas pada saham secara ndvdual dengan bernvestas dengan membentuk portofolo. Ada saham yang secara ndvdual menghaslkan return yang lebh besar darpada return portofolo, namun rsko yang dtanggung lebh besar darpada rsko portofolo.tabel d atas juga menunjukkan bahwa tdak ada saham yang returnnya lebh besar darpada portofolo namun rsko yang dtanggung lebh kecl darpada portofolo. Oleh karena tu, terbukt bahwa dengan membentuk portofolo nvestor dapat melakukan dversfkas atau pengurangan rsko. Untuk melhat lebh jauh tentang perbedaan return dan rsko antara saham yang masuk kanddat portofolo perlu dlakukan pengujan hpotess. Hpotess pertama (H 1 ) menyatakan bahwa ada perbedaan return antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk portofolo. Pengujan dlakukan dengan ndependent t test. Pada pengujan asums varan, terlhat nla sgnfkan uj levene sebesar 0,148 (>0,05) sehngga dapat dsmpulkan bahwa kedua kelompok memlk varan yang yang sama. Dengan demkan analss uj beda t- test harus menggunakan equal varance assumed. Dar hasl terlhat bahwa nla t pada equal varance assumed sebesar 3,547 dengan tngkat sgnfkans sebesar 0,00 sehngga dapat dsmpulkan bahwa H 1 dterma yang artnya ada perbedaan return antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk portofolo. Pengujan hpotess kedua (H ) yang menyatakan ada perbedaan rsko antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk kanddat portofolo, dlakukan dengan menggunakan pengujan nonparametrk karena setelah dlakukan pengujan normaltas menggunakan uj kolmogorov smrnov terbukt data terdstrbus secara tdak normal. Teknk pengujan nonparametrk yang dgunakan adalah uj Mann- Whtney terhadap rsko kanddat portofolo dan non-kanddat portofolo. Hasl pengujan dperoleh nla z sebesar -0,973 dengan sgnfkans sebesar 0,330 (>0,05), sehngga dapat dsmpulkan bahwa Ho dterma artnya tdak terdapat perbedaan rsko antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk portofolo. Dar dua hpotess yang ada, dapat dsmpulkan bahwa H 1 dterma yang artnya terdapat perbedaan return antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan saham yang termasuk nonkanddat portofolo, sedangkan H dtolak artnya tdak terdapat perbedaan rsko antara saham yang masuk 89

10 Jurnal Economa, Volume 9, Nomor 1, Aprl 013 kanddat portofolo dengan saham yang termasuk nonkanddat portofolo. Hal n mengndkaskan bahwa perbedaan saham yang menjad kanddat dengan non kanddat portofolo dalam peneltan n tdak ddasarkan pada rsko saham (standar devas) karena nlanya tdak jauh berbeda tetap lebh dpengaruh oleh return saham. Peneltan n sejalan dengan peneltan yang dlakukan oleh Sukarno (007). SIMPULAN Setelah dlakukan analss pembentukan portofolo optmal menggunakan model ndeks tunggal pada perusahaan-perusahaan d BEI perode , dar 3 perusahaan sampel yang ada, awalnya terdapat 8 saham perusahaan yang termasuk krtera kanddat portofolo dan 15 saham perusahaan yang merupakan nonkanddat portofolo. Saham-saham yang termasuk dalam kanddat portofolo adalah : ASRI, ADRO, ASII, UNTR, INDF, BBNI, BKSL, dan BBCA. Tetap dar kanddat yang ada terlhat ada beberapa saham yang tdak sesua dengan tujuan dversfkas melalu portofolo. Saham ADRO yang memlk expected return lebh rendah dar rsko. Saham ASII, UNTR, dan BBCA memlk rsko yang lebh rendah dar rsko portofolo yang terbentuk. Sahamsaham tersebut terpaksa dkeluarkan dar kanddat portofolo. Sehngga portofolo baru yang terbentuk terdr dar 4 saham, yatu : ASRI, INDF, BBNI, dan BKSL. Besarnya propors masng-masng saham adalah sebaga berkut : Saham ASRI sebesar 48,7%, Saham INDF sebesar 8,4%, Saham BBNI sebesar 16,3%, Saham BKSL sebesar 6,71%. Peneltan n juga menemukan bahwa dlhat dar returnnya terbukt ada perbedaan return antara saham yang masuk kanddat portofolo dengan yang tdak masuk portofolo sementara dlhat dar rskonya terbukt tdak ada perbedaan. Hal n mengndkaskan bahwa perbedaan saham yang menjad kanddat dengan non kanddat portofolo dalam peneltan n tdak ddasarkan pada rsko saham. Setelah melakukan analss pembentukan portofolo optmal menggunakan model ndeks tunggal d Bursa Efek Indonesa dalam perode , maka mplkas peneltan n adalah untuk beberapa perode ke depan nvestor mash dapat bernvestas pada saham ASRI, INDF, BBNI, dan BKSL. Investas mash bsa dlakukan pada saham perusahaan-perusahaan tersebut karena pasar modal dan suku bunga SBI belum menunjukkan perubahan yang sgnfkan dbandngkan perode pengamatan. Bag perusahaan yang sahamnya belum masuk ke dalam kanddat portofolo optmal dapat menngkatkan lag knerjanya sehngga knerja sahamnya akan semakn bak. Investor sebaknya selalu mengevaluas secara berkala terhadap portofolo optmal yang terbentuk. Selan tu, nvestor hendaknya selalu mengkut perkembangan pasar modal sehngga dapat segera bertndak bla ada perubahan dalam harga saham yang dapat mempengaruh nvestas. Sampel yang dgunakan adalah sahamsaham yang terdaftar dan teraktf selama perode pengamatan tanpa memperhatkan sektor ndustrnya sehngga kemungknan mempengaruh hasl peneltan. Perluasan 90

11 Pembentukan Portofolo Optmal (Suramaya Suc Kewal) penggunaan sampel dengan memperhatkan sektor ndustrnya dapat dlakukan agar dketahu pengaruh sektor ndustr terhadap hasl peneltan. DAFTAR PUSTAKA Husnan, S. (001) Dasar-Dasar Teor Portofolo Dan Analss Sekurtas. Eds Ketga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogyanto (007) Teor Portofolo dan Analss Investas. Yogyakarta: BPFE. Markowtz, H. (195) Portfolo Selecton. The Journal of Fnance, 7(1). Suherman, G. (007) Analss Knerja Portofolo Optmal Saham Sektor Pertanan, Pertambangan, dan Infrastruktur, Utltas & Transportas Pada Bursa Efek Indonesa. Jurnal Ichsan Gorontalo, Vol., No. 3 (Agustus-Oktober), 007: Sukarno, M. (007) Analss Pembentukan Portofolo Optmal Saham Menggunakan Metode Sngle Indeks d Bursa Efek Jakarta. Tess. Tdak Dpublkaskan. Program Pasca Sarjana Unverstas Dponegoro, Semarang Sulash (008) Analss Resko dan Tngkat Pengembalan Pada Portofolo Optmal Saham LQ 45 D Bursa Efek Jakarta, Tandelln, Ed. (001) Beta pada Pasar Bullsh dan Bearsh: Stud Emprs d Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonom dan Bsns Indonesa, 16(3). Wardjanto (005) Perbandngan Knerja Portofolo Saham Pada Pasar Bullsh dan Bearsh: Stud Emprs pada Sahamsaham Jakarta Islamc Index (JII) BEJ. Tess. Tdak Dpublkaskan. Program Stud Magster Manajemen Program Pascasarjana Unverstas Dponegoro, Semarang. Yunart, Sar (010) Pembentukan Portofolo Saham-Saham Perbankan dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 14(3),

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-150 1 Analss Portofolo yang Optmal pada Indeks Kompas100 d Bursa Efek Indonesa Yuvta Sar Harun *1, Ervta Saftr, Trsnad Wjaya 3 Jurusan Manajemen, STIE MDP,

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA Analss Portofolo Optmal 5 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA ALMUNFARIJAH Program Stud Manajemen Unverstas Selamet Sr Kendal Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Halmatus S *) A. Yusuf Imam Suja **) Bud Wahono

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/dbr ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya, PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Werner R. Murhad Unverstas Surabaya, emal: Werner@staff.ubaya.ac.d Intsar Peneltan n bertujuan untuk membentuk portfollo optmal dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL Calyptra: Jurnal Ilmah Mahasswa Unverstas Surabaya Vol.3 No.1 (014) OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL INTISARI Yulant Panjaya Manajemen

Lebih terperinci

KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA

KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA Oleh Nanny Veronca Djohan 1), Werner R. Murhad ), Endang Ernawat 3) 1) PS. Manajemen, Unverstas Surabaya nannyveroncad@gmal.com ) PS.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA Et,SE,MM Dosen Unverstas Bunda Mula e-mal: Mgdln11@yahoo.co.d ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL)

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) 1. Konse Dasar Sngle Index Model. Forula SIM untuk Sekurtas 3. SIM untuk Sekurtas Tunggal 4. SIM untuk Portofolo 5. Portofolo Otal Berdasarkan SIM Munya Alteza

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : ABSTRACT PENDAHULUAN. Oleh : Sutarti

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : ABSTRACT PENDAHULUAN. Oleh : Sutarti JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No., Oktober 007 : 119-14 ANALISIS SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE INDEKS MODEL Stud Kasus Pada Bursa

Lebih terperinci

Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 4 No. 1 Mei 2010, 26-33

Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 4 No. 1 Mei 2010, 26-33 Journal of Indonesan Appled Economcs Vol. 4 No. 1 e 010, 6-33 EILIHAN DAN EBENTUKAN OTOFOLIO SAHA LQ45 YANG OTIAL (STUDI KASUS DI BUSA EFEK INDONESIA (BEI)) Desy Wahyunngrum Fakultas Ekonom Unverstas Brawjaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci