EVALUASI KEBIJAKAN STRATEGI BISNIS MENGGUNAKAN MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI KEBIJAKAN STRATEGI BISNIS MENGGUNAKAN MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE"

Transkripsi

1 EVALUASI KEBIJAKAN STRATEGI BISNIS MENGGUNAKAN MOEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) ENGAN PERMINTAAN PROBABILISTIK (Studi Kau di PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indoneia) Ary Arvianto, Sri Hartini, Opan Pardiyana Program Studi Teknik Indutri, Univerita iponegoro Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang, Semarang. Telp/Fax (04) Abtrak Peraingan di dunia bini dewaa ini tidak lagi antar peruahaan melainkan antar upply chain. PT.SAMI merupakan peruahaan yang memproduki wiring harne yaitu uatu komponen kendaraan pengantar aru litrik dari atu bagian ke bagian lain. PT.SAMI memproduki banyak item wirring harne untuk beberapa merek mobil yaitu Holden, Lambda, Mazda, Nian dan Honda. alam menjalankan proe bininya PT.SAMI mendapat peanan dari ditributor uatu merek mobil. Tetapi maalah yang timbul ering terjadinya revii order yaitu perubahan jumlah pemeanan oleh ditributor (PT. PASI) kepada vendor ekaligu manufaktur (PT. SAMI) dalam atu periode pemeanan, ehingga dapat menyebabkan overtock maupun tockout yang menyebabkan biaya perediaan menjadi meningkat. Revii order akan teru terjadi mengingat perjanjian antara PT.SAMI dan ditributornya dalam kau ini adalah PT. PASI tetap ama. Oleh karena itu perlu adanya evaluai terhadap kebijakan proe bini yang dilakukan, alah atunya dengan menggunakan pendekatan model Joint Economic Lot Size (JELS). engan model integrai ini diharapkan dapat mereduki biaya perediaan gabungan karena mencari titik optimal berdaarkan fungi biaya kedua belah pihak. engan menggunakan model JELS total biaya perediaan gabungan dapat direduki karena biaya yang timbul merupakan biaya paling kecil berdaarkan lot pengiriman () yang optimal. Begitu juga dengan biaya perediaan di PT.SAMI dan PT.PASI di dapat biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan melakukan pengelolaan perediaan ecara konvenional. Kata kunci: joint, lot ize, integrai, upply chain Abtract Competition in today' buine world i no longer between companie but between upply chain. PT.SAMI i a manufacturer of wiring harne for vehicle. PT.SAMI produce many item wirring harne for everal brand uch a Holden, Lambda, Mazda, Nian and Honda. In conducting it buine proce PT.SAMI get an order from a ditributor of a car brand. But problem often occur i a order reviion by ditributor (PT. PASI) to vendor and manufacturer (PT. SAMI) in one order period, which can lead to overtock or tockout caue increaed inventory cot. Reviion of order will continue to happen given the agreement between PT.SAMI and ditributor in thi cae i PT. PASI remain the ame. Therefore there i need for evaluation of the policie conducted buine procee, uing a Joint Economic Lot Size (JELS) model approach. With thi integration model i expected to reduce the combined inventory cot by the optimal olution baed on the cot function of both partie. By uing the JELS combined total inventory cot can be reduced becaue of the cot incurred i the mallet cot baed on hipping lot (). So the inventory cot in PT. PASI and alo in PT.SAMI more lower than the conventional inventory (current) policy. Keyword: joint, lot ize, integration, upply chain PENAHULUAN Perkembangan teknologi yang emakin maju dewaa ini membuat peraingan tidak lagi antar peruahaan melainkan antar upply chain, ehingga banyak peruahaan yang berlomba meningkatkan performani dari upply chain-nya, alah atunya dengan cara J@TI Undip, Vol V, No, Mei

2 menjalin kerjaama antara anggota atu dengan lainnya dalam uatu rantai paok. Pengelolaan perediaan yang dilakukan ecara konvenional dipandang udah tidak cocok lagi dengan kondii aat ini. Selain udah tidak euai dengan emangat partnerhip, pengelolaan p e r e d i a a n k o n v e n i o n a l a k a n menimbulkan ditori informai pada jaringan upply chain yang berakibat pada munculnya kerugian pada alah atu pihak dalam upply chain. Cara pengelolaan perediaan yang dapat mengintegraikan beberapa pihak dalam upply chain angat diperlukan untuk meminimai terjadinya ditori informai, ehingga dapat dihailkan inkroniai pengelolaan perediaan pada jaringan upply chain. Model Joint Economic Lot Size (JELS) dapat dikatakan ebagai model integrai antara vendor dan buyer, model ini meminimai biaya keeluruhan dari dua eelon item inventori yang terdiri dari upplier tunggal dan atu atau lebih cutomer. Model JELS didaari oleh model EOQ determinitik, fungi biaya dari bagian-bagian di etiap eelon digabung berdaarkan biaya perediaan dan pemeanan. Secara terpiah mengoptimalkan biaya etiap pelaku, meminimai uatu fungi total biaya, yang merupakan biaya dari etiap bagian. JELS adalah uatu metode penentuan ukuran lot berama antara vendor dan buyer dimana total ongko berama merupakan performani model. JELS memberikan formulai koordinai antara kebijakan peanan dan produki dari buyer dan vendor. Produk yang dihailkan oleh vendor berupa komponen tunggal, tiap komponen terebut dikirim ke buyer yang melakukan aktivita produki kemudian dijual ke konumen akhir. Kebanyakan JELS maih beraumi p a d a p e r m i n t a a n d e t e r m i n i t i k, kenyataannya permintaan ini bervariai dari waktu ke waktu. Aumi terebut membuat model perediaan yang ada ulit diaplikaikan pada kondii riil, ehingga perlu adanya cara yang dapat merelakai aumi permintaan determinitik menjadi p e r m i n t a a n p r o b a b i l i t i k. PT SAMI adalah peruahaan yang menghailkan produk wiring harne. Wiring harne adalah alah atu komponen kendaraan yang merupakan ekumpulan circuit dan berfungi ebagai penyalur aru litrik dari atu bagian ke bagian lain yang membutuhkan. Wiring harne yang diproduki untuk beberapa merek mobil, diantaranya Holden, Lambda, Mazda, Nian dan Honda. an tiap jeni mobil terdiri dari berbagai macam family wiring harne euai dengan yang dibutuhkan oleh cutomer. Keulitan yang dihadapi oleh PT. SAMI yaitu dalam perencanaan produki ketika adanya revii demand yang terjadi. Jika terjadi perubahan demand ecara mendadak maka ditributor akan melakukan revii terhadap order yang telah di releae ebelumnya ehingga akan mempengaruhi perencanaan yang telah dibuat, bahkan haru merubah p e r e n c a n a a n y a n g t e l a h d i b u a t ebelumnya. engan adanya revii demand yang dilakukan oleh ditributor elain merubah perencanaan produki y a n g t e l a h d i b u a t j u g a d a p a t mengakibatkan overtock maupun t o c k o u t. R e v i i d e m a n d a k a n mengakibatkan overtock dan tockout, dalam hal ini ketika pihak PT. SAMI udah menyuun uatu rencana produki ata order yang diterima ebelumnya dari cutomer, dalam maa lead time cutomer melakukan revii ata order yang telah dikirim ke SAMI ebelumnya. Hal terebut dapat menyebabkan overtock jika revii lebih edikit yang akan meningkat ka n b i a y a p e r e d i a a n. Kemudian akan mengakibatkan tockout jika revii lebih banyak, yang membuat pihak SAMI haru egera melakukan A i r / F r e i g h t y a n g m e n i m b u l k a n penambahan biaya pengadaan perediaan. Oleh karena itu perlu adanya evaluai trat egi yang diterapkan PT.SAMI mengingat revii demand akan teru terjadi elama perjanjian ataupun kontrak antara PT.SAMI dan PT.PASI tetap ama. Evaluai yang dilakukan dengan menggunakan model Joint Economic Lot Size (JELS), elain memberikan informai perbandingan J@TI Undip, Vol V, No, Mei

3 biaya perediaan antara konvenional dan integrai, juga menjadi daar rencana ke depannya untuk dilakukan perjanjian antara PT.SAMI dan PT.PASI agar dapat dipertimbangkan reiko dari adanya revii demand yang elama ini terjadi. JELS mengintegraikan pengelolaan perediaan antara PT.SAMI dan PT.PASI, ehingga dapat meminimai biaya perediaan gabungan. Pengelolaan perediaan berdaarkan optimal kuantita dalam pemeanan di PT.PASI maupun rencana produki di PT.SAMI, di dapat kuantita yang optimal antara keduanya yang dapat mengurangi biaya perediaan gabungan, ehingga dengan adanya kebijakan pengelolaan perediaan gabungan akan meminimai kerugian yang berlebihan di alah atu pihak, dan dapat diambil keepakatan untuk mengurangi reiko yang terjadi akibat adanya revii demand. engan berkurangnya overtock dan tockout akan mengurangi biaya yang timbul di PT.SAMI. Model JELS biaya pengadaan perediaan gabungan dapat d i mi n i maliir, ka r e n a ke b i j a ka n pemeanan dan produki menggunakan kuantita yang optimal berdaarkan fungi biaya di kedua belah pihak. engan menggunakan kuantita yang optimal, maka total biaya yang ditimbulkan merupakan total biaya perediaan yang paling minimum. Oleh karena itu, dengan me n g g u n a k a n mo d e l J E L S a k a n meminimaliir total biaya perediaan gabungan PT.SAMI dan ditributornya METOE PENELITIAN Berdaar pada penelitian ini maka permaalahan yang akan dibaha dalam adalah eberapa bear pengaruh adanya revii demand dari ditributor terhadap biaya perediaan gabungan dan biaya perediaan di PT.SAMI dan PT.PASI dengan mengevaluai trategi yang diterapkan oleh PT.SAMI menggunakan model Joint Economic Lot Size (JELS), dengan menentukan kebijakan perediaan yaitu kuantita optimal gabungan. Kebijakan terebut akan menentukan biaya total perediaan gabungan. Penelitian dilakukan dibagian IC, PPC, Produki dan Pemaaran PT. SAMI. itributor yang diteliti hanya pada ditributor PASI, karena keterediaan data dan keberadaannya yang maih berada di Indoneia. ata ini diambil dari ditributor PT.PASI pada pertengahan tahun 008 ampai tahun 009, karena PT.PASI merupakan ditributor wiring harne untuk cutomer HONA dan carline HONA baru mulai produki tahun 008. Karena produki pada carline Honda di PT.SAMI memiliki banyak tipe mobil maka penelitian ini dibatai hanya pada wirring harne untuk produk mobil Honda Jazz, mengingat produk wiring harne untuk mobil Honda Jazz paling fluktuatif dibanding dengan produk w i r i n g h a r n e H o n d a l a i n n y a. ata yang digunakan untuk pengolahan data dengan menggunakan model JELS dimana dibatai hanya pada item Cord Tail Gate karena item terebut memiliki permintaan tahunan terbear dibandingkan dengan item wiring harne pada produki Honda Jazz lainnya. Pendekatan Model Joint Economic Lot Size Model ini dikembangkan oleh Jauhari dengan permintaan probabilitik dan ukuran pengiriman ama. Pada model etiap lot pemeanan akan dikirim dalam beberapa lot pengiriman dan pemaok akan memproduki barang dalam ukuran batch produki yang merupakan kelipatan i n t e g e r d a r i l o t p e n g i r i m a n. ikembangkan pula uatu algoritma untuk menyeleaikan model matemati yang telah dibuat. Selain itu, pengaruh perubahan parameter terhadap perilaku model diteliti dengan analii enitivita terhadap beberapa parameter kunci, eperti ukuran lot, tok pengaman dan total biaya perediaan. Selain itu dibuat model imulai untuk melihat performani model matemati pada kondii nyata. Aumi Model Kontanta item diaumikan determinitik, eperti biaya penyimpanan, biaya tranportai diketahui dan tidak mengalami perubahan elama horizon perencanaan. Pengiriman tidak terbata pada kapaita truk, mialnya pengiriman J@TI Undip, Vol V, No, Mei

4 tetap dapat dilakukan mekipun kapaita truk tidak penuh. Adanya keepakatan antara PT.SAMI dan ditributor untuk menerapkan model perediaan JELS. Formulai Matemati Pada model ini permintaan pada pembeli berifat probabilitik dan variani permintaa diketahui oleh pemaok. T i n g k a t p r o d u k i p a d a p e ma o k diaumikan tetap ebear P,dimana tingkat produki lebih bear dari tingkat permintaan (P > ). Pembeli mengelola perediaannya ecara periodik dengan lead time pemeanan diaumikan nol. Biaya penyimpanan produk pada pembeli dianggap lebih mahal daripada biaya penyimpanan produk pada pemaok. P a d a m o d e l i n i p e m b e l i melakukan pemeanan produk ejumlah n ke pemaok dengan frekueni pengiriman ebanyak n kali (euai dengan keinginan pembeli) dengan lot pengiriman, edangkan untuk memenuhi p e r m i n t a a n p e m b e l i, p e m a o k memproduki produk dengan ukuran batch produki m. Pengiriman produk dari pemaok ke pembeli dilakukan etiap periode (n/) dan dapat dilakukan jika pemaok telah memiliki perediaan minimal ejumlah, ehingga tidak perlu menunggu e l u r u h b a t c h e l e ai diproduki. Gambar model perediaan d a p a t d i l i h a t p a d a G a m b a r 1. F = biaya pengiriman k = faktor pengaman SS = afety tock pada pembeli ES = ekpektai jumlah backorder hb = biaya penyimpanan produk pada pembeli hv = biaya penyimpanan produk pada pemaok π = biaya backorder n = frekuei pengiriman f(.) = probability denity function dari ditribui normal tandar F(.) = cumulative ditribution function dari ditribui normal tandar TCB = total ekpektai biaya pembeli TCV = total ekpektai biaya pemaok TCGab = total biaya gabungan Total ekpektai biaya pembeli per unit waktu didapat dari penjumlahan biaya pemeanan, biaya pengiriman, dan biaya perediaan pada pembeli erta biaya backorder. Penurunan rumu total ekpektai biaya pembeli mengikuti model Pujawan dan Kingman (00) dengan mengaumikan permintaan pada pembeli mengikuti ditribui normal. Penurunan rumu ini memiliki tujuan untuk mencari ekpektai jumlah backorder mengikuti model yang udah ada pada Chopra dan Meindl (001). TCB A Fn hb k ES n ( ) (1) i mana SS k, ES f ( k[1 F( ] ( () Gambar 1 Model Perediaan Pemaok dan Pembeli Notai berikut ini akan digunakan untuk mengembangkan model: = permintaan tahunan σ = tandar deviai permintaan P = kecepatan produki tahunan K = biaya etup produki A = biaya pemeanan pembeli Total ekpektai biaya pemaok p e r u n i t w a k t u d i d a p a t k a n d a r i penjumlahan biaya perediaan dengan biaya etup produki. Tingkat perediaan pemaok didapat dengan mengurangkan akumulai jumlah produki dan akumulai jumlah konumi pada tiap pembeli. K () TCV hv ( m 1) ( m ) P m Sehingga total biaya gabungan dapat dirumukan ebagai berikut : J@TI Undip, Vol V, No, Mei

5 TC Gab( m,, ( A Fn) hb k n K ( h m m v ( 1) ( ) P m (4) Untuk hail nilai m yang tetap, TC Gab ( m,, akan mencapai minimum pada titik (*, yang memenuhi yarat : TC Gab ( m,, 0 dan TC Gab ( m,, 0 k Secara emultan kedua peramaan ini dapat ditambahkan dengan peramaan berikut TC Gab ( m,, 0 k (5) A K ( F) ( (6) * n m h b ( h ( 1) ( ) b hv m m k P 1 F ( Pencarian olui terhadap nilai m*, * dan k* yang dapat meminimumkan total biaya perediaan gabungan dapat dilakukan dengan menggunakan uatu algoritma. Algoritma yang dibuat mengacu pada ide daar algoritma yang telah dikembangkan oleh Ben-aya dan Hariga (004). Pencarian nilai konvergen (, dilakukan euai dengan cara yang telah dikembangkan oleh Ouyang et al. (004). Pembelajaran algoritma yang baru dikembangkan ini memiliki tujuan untuk menyeleaikan model penelitian ehingga dapat dirumukan ebagai berikut: Algoritma Langkah 0 : Tetapkan m = 1 dengan TC *, k *, 1 ( m 1 m1 m ) Langkah 1 : Mulai dengan nilai lot pengiriman A K ( F) n m hb hv ( m 1) ( m ) P Langkah : Langkah : Gunakan nilai untuk m e n d a p a t k a n n i l a i k melalui peramaan (5) Hitung dengan peramaan (6) Langkah 4 : Ulangi langkah ampai hingga nilai dan k tidak mengalami perubahan. * Langkah 5 : Tetapkan bahwa m dan * k m k dan hitung TC * * ( m, km, m) peramaan (4) * * Langkah 6 : Jika TC ( m, km, m) TC * * (, k, m 1) u l a n g i m1 m1 langkah 1 ampai langkah 5 dengan m = m+1, tetapi jika ebaliknya lanjutkan p a d a l a n g k a h 7 * * Langkah 7 : Hitung TC (, k, m) m m = * * m 1, km 1, m 1 T C ( ) ehingga didapat nilai *, k* dan m* merupakan o l u i y a n g o p t i m a l Uji Konvekita eter minan Heian untuk permaalahan ini dapat didefiniikan : g11 g1 H g11g g 1g1 g g 1 Adapun yarat dari konvekita diperoleh jika determinan Heian dan elemen diagonalnya (g11 dan g) bernilai poitif. Selanjutnya perhitungan determinan Heian dapat dijelakan ebagai berikut : TC F k 1 Gabungan 11 g g g TC hbk A Fn n 4 4 k K m k Gabungan f g g k f k TC F 1 Gabungan h b k hb F k 1 TC k Gabungan hb F k J@TI Undip, Vol V, No, Mei

6 g 1 k hb F 1 TC Gabungan TCGabungan TCGabungan TCGabungan H g11. g g1. g1.. k k k hbk F k 1 K f k H A Fn. n 4 4 m k 1 hb F fk A Fn hbk F k 1 fk H 4 n 4 4 k F k 1 F k K f hb hb m fk A Fn F k 1 fk K fk H 4 4 n 4 m hb 4 F k 1 h k h F k b 4 b Berdaarkan dari Algoritma pada model JELS dapat dihitung total biaya perediaan gabungan antara PT.SAMI dengan PT.PASI. Karena jumlah item pada produk wiring harne untuk mobil Honda Jazz banyak, maka akan diambil atu item dengan permintaan paling tinggi yaitu item Cord, Tail Gate. Berdaarkan mo d e l J a u h a r i ( ) f r e k u e n i pengiriman ditentukan berdaarkan keinginan dari pembeli. Pada perhitungan diini menggunakan frekueni pengiriman (n) yang biaa dilakukan PT.SAMI ke PT.PASI yaitu 1 kali pengiriman dalam atu bulan, ehingga ada 1 kali pengiriman dalam atu tahun. engan rincian nilai parameter ebagai berikut: = 7415 unit/tahun σ = 106 unit/tahun P = 4111 unit/tahun A = Rp 46,- F = Rp 694,44 h b = Rp 48.14,- h v = Rp 4.766,- π = Rp 694,44 K = Rp 7.11,18 Penentuan Kuantita Pengiriman () dan Faktor Pengaman ( a. Iterai 1 Langkah 0 M=1 Langkah 1 Nilai Lot pengiriman A K ( F) n m hb hv ( m 1) ( m ) P , ( 694,44) (1 1) (1 ) 4111 = 71,94 Langkah Pada langkah ini akan dicari nilai k, dengan menggunakan turunan rumu Total biaya gabungan terhadap k. Rumu turunan yang didapat untuk mencari k ebelumnya akan mencari dulu nilai dari fungi kumulatif dari ditribui normal tandar. Untuk mencari nilai k dilihat dari tabel ditribui normal tandar euai dengan nilai dari fungi kumulatif ditribui normal tandar yang di dapat. Berikut ini perhitungannya hb F ( 1 = , , = 1 0,1819 = 0,8181 Sehingga untuk kumulatif ditribui normal 0,8181 akan didapatkan nilai factor pengaman k dari tabel ditribui normal dan interpolai dari tabel ditribui normal ebear 0,9081. Langkah Sebelum menentukan nilai optimal d e n g a n m e n g g u n a k a n r u mu peramaan (6) akan dicari nilai dari konvek ( terlebih dahulu, dan alah atu variabel penyuun konvek ( adalah fungi probabilita ditribui normal tandar. Maka nilai dari fungi probabilita didapatkan melalui ditribui normal tandar dengan mengaumikan nilai ratarata (µ) = 0, dan nilai tandar deviai (σ) = 1. Perhitungan konvek ( ini : ( f ( k[1 F( ] f ( 1 ( k ) exp J@TI Undip, Vol V, No, Mei

7 * 1 (0,9081 0) f ( exp 1.,14.1 f ( 0,64 ( {0,64 0,9081 [1-0,8181]} ( 0,0990 Nilai dapat dihitung dengan mengguna kan peramaan (6). A K ( F) ( n m h b ( h ( 1) ( ) k b hv m m P 1 F ( , ( 694,44) 694, , , * , (1 1) (1 ) 0, ,94 1 0, * 68,60 Langkah 4 Ulangi langkah ampai hingga nilai dan k tidak berubah Langkah 5 idapatkan nilai * * 1 65,75, k1 0,9688 Menghitung total biaya gabungan dengan menggunakan peramaan (4) * * TC A Fn h k Gab( 1, k1, m) ( ) b n TC Gab K k h m m ( ) v ( 1) ( ) P m * * 7415 ( 1, k1,1) (46 694,44.1) 1.65,75 65, , , , ,75.0, , , , (1 1) (1 ) ,75 TC ( * *, k Gab 1,1) Rp ,- 1 Langkah 6 Terlihat bahwa TC ( * *, k Gab 1,1) TC ( * *, k Gab 0 0,0), ehingga kita ulangi langkah 1 ampai 5 dengan m = Uji Konvekita iagonal g 11 g 11 = 1.77,5054 > 0 iagonal g g = ,944 > 0 1 iagonal g 1 g 1 = 89.44,0897 iagonal g 1 g 1 = 89.44,0897 Iterai Tabel Rekapitulai Hail Iterai eterminan Heian g11 g1 H g11g g g g 1g1 1 H = (1.77,5054 x ,944) (89.44,0897 x 89.44,0897) H = m Lot Pengiriman () Faktor Pengaman ( Total Biaya Gabungan (TCgab) (Rp) ,75 0, ,5 1, ,4 1, , 1, ,97 1, ,64 1, ,90 1, ,51 1, ,8 1, ,46 1, ,66 1, ,99 1, ,8 1, ,84 1, ,7 1, ,94 1, ari perhitungan elemen diagonal didapatkan nilai elemen diagonal (g 11 dan g 1 ) memiliki nilai poitif, begitu juga dengan nilai dari determinan Heian memiliki nilai poitif, maka dapat diimpulkan nilai *, k*, m yang di dapat merupakan olui global yang optimal. Penentuan Ukuran Lot Pemeanan PT.PASI Lot pemeanan = n* = 1 x 15,7 unit = 184,44 = 184 unit / pean Penentuan Ukuran Batch Produki PT.SAMI Batch Produki = m* = 15 x 15,7 J@TI Undip, Vol V, No, Mei

8 = 0,55 = 0 unit / produki Jumlah Safety Stock pada PT.PASI SS k SS = 1, SS = 50,7 = 50 unit / tahun 15, Jumlah Unit Backorder / tahun ( Jumlah backorder = = ,7.0, ,7 = 799,66 = 799 unit / tahun Total Biaya Perediaan pada PT.SAMI Berdaarkan Model JELS K TCSAMI Fn hv ( m 1) ( m ) n P m 7415 TC SAMI 1.15,7 694, , , (15 1) (15 ) ,7 TC Rp.81.1,- SAMI Total Biaya Perediaan pada PT.PASI Berdaarkan Model JELS TC PASI TC PASI A h k b ( n , , ,7 1.15, , ,7.0, , TC Rp ,- PASI Perhitungan Total Biaya Perediaan Aktual pada PT.SAMI Total biaya perediaan aktual pada PT.SAMI merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengelola perediaan wiring harne berdaarkan kenyataan yang terjadi di peruahaan elama ini. Total biaya ini dimakudkan untuk dapat mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk mengelola perediaan ecara konvenional atau ecara independent, dan dapat dibandingkan dengan total biaya dengan menggunakan uatu model JELS. Biaya penyimpanan untuk item Cord Tail Gate didapat dari perkalian jumlah tock / hari dengan biaya impan/ hari PT.SAMI, dalam hal ini data yang didapat adalah rata-rata inventori / hari pada bulan Januari dan Februari 009. Kemudian dari perhitungan didapat biaya impan rata-rata perhari adalah Rp 65.47,66 ehingga untuk mendapatkan biaya impan per tahunnya adalah biaya impan rata-rata per hari dikali 60 hari. Biaya etup adalah biaya yang dikeluarkan ekali etup untuk melakukan produki dikali rata-rata jumlah etup yang terjadi elama kurun waktu atu tahun, rata-rata jumlah etup yang terjadi 40 kali dengan aumi bahwa etiap hari kerja melakukan produki dan melakukan etup atu kali per hari. Biaya pengiriman adalah biaya pengiriman per item dikalikan dengan jumlah pengiriman yang terjadi elama kurun waktu atu tahun. Pengiriman dilakukan elama atu bulan ekali berarti ada 1 kali dalam etahun. Berikut ini adalah cara perhitungannya : TCami = (Biaya impan rata-rata per hari x 60 hari) + (jumlah etup x Biaya per ekali etup) + (frekueni pengiriman x Biaya Pengiriman) = (Rp 65.47,66 x 60) + (40 x Rp 7.11,18) + (1 x Rp 694,44) = , , + 8.,8 = Rp ,9 Perhitungan Total Biaya Perediaan Aktual pada PT.PASI Total biaya perediaan aktual pada PT.PASI merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengelola perediaan wiring harne berdaarkan kenyataan yang terjadi di PT.PASI elama ini. Total biaya ini bertujuan untuk mengetahui bearnya biaya yang dikeluarkan untuk mengelola perediaan ecara konvenional atau ecara independent, dan dapat J@TI Undip, Vol V, No, Mei 010 9

9 diperbandingkan dengan total biaya dengan menggunakan model JELS. Biaya penyimpanan untuk item Cord Tail Gate didapat dari perkalian jumlah tock / hari dengan biaya impan/ hari PT.PASI, dalam hal ini data yang didapat adalah rata-rata inventori / hari pada bulan Januari dan Februari 009. Kemudian dari perhitungan terebut didapat biaya impan rata-rata perhari adalah Rp ,89, ehingga untuk mendapatkan biaya impan per tahunnya adalah biaya impan rata-rata per hari dikali 60 hari. Kemudian biaya pemeanan etiap kali melakukan pemeanan elama periode atu tahun optimal adalah 15 kali. Perbedaan jumlah frekueni pengiriman dan frekueni produki ini merupakan hail optimal yang didapatkan dari perhitungan menggunakan model JELS dengan penentuan dieuaikan dengan keinginan dari pembeli. Frekueni produki m yang didapat oleh PT.SAMI merupakan frekueni optimal berdaarkan fungi biaya kedua belah pihak, dan digunakan untuk menentukan batch produki untuk dapat mengatai fluktuai demand. Analia Perbandingan Biaya Perediaan JELS dengan Aktual TCpai = (Biaya impan rata-rata per hari x 60 hari) + (frekueni pemeanan x Biaya Pemeanan) = (Rp ,89 x 60) + (1 x Rp 46,-) = , = Rp ,1 Perhitungan Total Biaya Perediaan Gabungan PT.SAMI dan PT.PASI Perhitungan biaya gabungan antara PT.SAMI dan PT.PASI euai kondii aktual menggunakan TC gabungan = TCami + TCpai = Rp ,9 + Rp ,1 = Rp ,05 Perbandingan Biaya Perediaan dengan JELS dan Aktual (dapat dilihat pada Tabel ) Analia Perbandingan Frekueni Pengiriman (n) dan Frekueni Produki (m) Berdaarkan model Jauhari (009) penentuan frekueni pengiriman (n) pada awal perhitungan berdaarkan pada keinginan dari pembeli, dalam hal ini berdaarkan keinginan dari ditributor PT.PASI. alam pengolahan data ini ditentukan nilai frekueni pengiriman (n) ebear 1 kali pengiriman. ari hail perhitungan didapat frekueni produki Gambar Grafik Perbandingan Total Biaya Perediaan JELS dengan Aktual engan model JELS, pengelolaan perediaan dilakukan ecara beramaama atau terintegrai. Jadi mencari titik optimal antara PT.SAMI dan PT.PASI didaarkan pada fungi biaya kedua belah pihak, ehingga ketika dihitung biaya p e r e d i a a n g a b u n g a n n y a a k a n memberikan biaya yang kecil. iamping itu penggunaan model JELS kedua belah pihak mengatur jumlah inventori rata-rata yang optimal ehingga tidak menimbulkan biaya pengelolaan yang tinggi. alam kau di PT.SAMI ekarang, elama belum ada keepakatan antara kedua belah pihak mengenai tolerani adanya revii terhadap order yang telah dikirim, maka akan teru terjadi overtock ataupun tockout yang kedua hal terebut akan dapat menimbulkan biaya tambahan untuk mengelola uatu perediaan. J@TI Undip, Vol V, No, Mei 010 9

10 Analia Kebijakan Strategi Bini Strategi bini yang dilakukan PT.SAMI adalah make to order tetapi dengan melihat permaalahan yang elama ini terjadi, timbulnya penambahan biaya akibat adanya pengelolaan perediaan yang tidak euai dengan yang diharapkan oleh PT.SAMI. Seperti yang diketahui bahwa trategi MTO akan angat menguntungkan bagi vendor atau dalam hal ini PT.SAMI, karena tidak akan mempunyai inventori walaupun pada kenyataannya trategi MTO pati ada inventori tetapi maih dalam jumlah yang edikit. Tetapi lain halnya yang terjadi di PT.SAMI, terjadinya inventori yang tidak diinginkan dan dalam jumlah yang cukup banyak. Adanya inventori yang tidak diinginkan akan menimbulkan biaya tambahan untuk mengelola inventori terebut, alah atunya akan menimbulkan uatu penambahan biaya impan. Jika bentuk perjanjian bini anatar PT.SAMI dan PT.PASI maih eperti ekarang yang mengizinkan adanya revii order, maka reiko akan terbebankan pada PT.SAMI. Revii order yang terjadi mengakibatkan penambahan inventori di gudang atau reiko hortage, yang akan memberikan biaya tambahan yang ebanding dengan jumlah inventori a tau j u mlah d ari nilai hortage. Melihat perjanjian maih tetap ama, maka dilakukan evaluai kebijakan tratgei bini yang diterapkan PT.SAMI dengan menggunakan mdel Joint Economic Lot Size (JELS). Evaluai ini dapat dijadikan ebagai maukan informai ke PT.SAMI mengenai hal yang terjadi di peruahaan dan biaya lebih yang timbul dari permaalahan yang terjadi. Selain itu dapat dijadikan ebagai daar untuk melakukan uatu perbaikan perjanjian bini antara PT.SAMI dan PT.PASI agar reiko yang terjadi tidak terbebankan pada PT.SAMI itu endiri. ari hail pengolahan data terbukti bahwa dengan menggunakan model JELS biaya yang timbul lebih edikit dibandingkan dengan yang aktual, ehingga dapat mereduki biaya yang angat banyak terhadapa PT.SAMI, PT.PASI dan total biaya gabungan keduanya. engan model JELS yang memberikan biaya perediaan yang kecil maka eharunya trategi yang diterapkan tidak menggunakan metode MTO. Analii Perbedaan MTO Menjadi MTS PT.SAMI aat ini menggunakan trategi MTO dengan keinginan untuk tidak mempunyai inventori yang berlebih a g a r t i d a k m e n i m b u l k a n b i a y a penyimpanan yang tinggi. Tapi pada kenyataannya dari hitori data PT.SAMI timbulnya inventori / tock di loading dock tempat penyimpanan wiring harne dengan jumlah yang banyak, ecara tidak diadari tock terebut menimbulkan biaya yang bear pula. Salah atu penyebab terbearnya yaitu adanya revii demand dari ditributor, yang menyebabkan k e t i d a k p a t i a n d e m a n d e ma k i n meningkat yang memiliki pengaruh terhadap kelebihan maupun kekurangan t o c k y a n g t e r j a d i d i P T. S AM I. Jika PT.SAMI menggunakan model JELS maka trategi akan menjadi Make to Stock (MTS), yang ecara teori akan membuat barang untuk dijadikan tock di gudang. Namun perubahan yang terjadi ecara fiik di PT.SAMI dari trategi MTO menjadi MTS adalah dengan MTS PT.SAMI akan membuat wiring harne untuk diimpan di loading dock. Tapi dengan perubahan ini PT.SAMI dapat mengurangi biaya perediaan eperti yang terjadi elama ini. Karena yang elama ini terjadi PT.SAMI mempunyai tock yang berlebih akibat barang yang udah diproduki tidak jadi dikirim diebabkan karena permintaan yang udah direvii. Begitu juga ketika revii telah dilakukan yang meningkat dengan menggunakan MTS PT.SAMI dapat memenuhi permintaan dari tock yang dimiliki, tanpa haru mengalami banyak hortage. Jadi PT.SAMI akan elalu mempunyai tock tetapi dengan jumlah yang optimum berdaarkan fungi biaya dari PT.SAMI dan PT.PASI. J@TI Undip, Vol V, No, Mei

11 Keuntungan Menggunakan JELS bagi PT.SAMI dan PT.PASI Keuntungan yang didapat dengan menggunakan model JELS bagi PT.SAMI yaitu PT.SAMI dapat mengatai fluktuai demand yang dapat menimbulkan penambahan biaya perediaan. Kemudian dapat mengurangi biaya perediaan karena di PT.SAMI tidak timbul inventori maupun hortage yang berlebihan. Sedangkan keuntungan bagi PT.PASI yaitu PT.PASI dapat melakukan pemeanan dengan kuantita yang optimal, jadi ketika ada ketidakpatian d emand dari end cutomer tida k menimbulkan inventori maupun hortage yang berlebihan yang dapat menimbulkan penambahan biaya perediaan. Secara umum dengan integrai PT.SAMI dan PT.PASI akan aling menguntungkan karena pihak pengelolaan perediaan kedua belah pihak dilakukan ecara berama-ama untuk mendapatkan titik optimal diantara kedua belah pihak. KESIMPULAN Frekueni pengiriman bahan baku dari upplier ke produen adalah 16 kali pengiriman per waktu iklu upplier, yaitu elama 0 hari. Frekueni dari pengiriman produk jadi dari produen ke konumen adalah 5 kali pengiriman dalam jangka waktu atu bulan, dengan elang waktu pengiriman 1 hari, ehingga dalam atu bulan aleman akan libur elama 5 hari atau dapat dikatakan dalam waktu atu minggu 6 hari kerj a. Ukuran lot etiap produki produk jadi pada produen atau dapat dikatakan jumlah produk dalam atu kali produki. Ukuran lot bahan baku etiap pengiriman dari upplier ke produen adalah 10,57 karung elama 16 kali pengiriman, dengan uulan implementai 10 kali pengiriman dengan jumlah 10 karung tepung terigu perpengiriman dan 6 kali pengiriman dengan jumlah 11 karung tepung terigu per biaya pengiriman. Ukuran lot dari etiap pengiriman produk jadi dari produen ke konumen atau dapat dikatakan jumlah roti yang akan dibawa etiap aleman per biaya pengirimannya. engan menggunakan kebijakan yang diuulkan jumlah retur roti mengalami penurunan. Kebijakan lama dari 100% roti yang dikirim 8% roti kembali karena ruak, edangkan dengan menggunakan kebijakan yang diuulkan dengan parameter laju permintaan yang ama dari etiap jumlah roti yang kembali adalah ebear,47%. alam atu rantai paok hendaknya komunikai dan hubungan baik antara emua eelon yang berkaitan agar elalu dijaga dengan baik. AFTAR PUSTAKA 1. ougla M. Lambert. Martha C. Cooper, and Janu. Pagh. (1998), S u p p l y C h a i n M a n a g e m e n t : Implementation Iue and Reearch Opportunitie. The International Journal of Logitic Management 9.. Fink, Michelle M., et al., Inventory Policy for Product with Short Life Cycle, epartment of Indutrial Engineering 110 Freeman Hall.. Fogarty, onald, (198), Production and Inventory Management. _ nd edition, Suoth-Wetern Publihing Co, United State of America. 4. Gattorna, (1998), Strategic Supply Chain Alignment, Gower, Hamphire. 5. Ghare, P.M., et al, (196), A Model for Exponentially decaying inventory. Journal of Indutrial Engineering 14,. 6. Levy, avid, et al., (000), eigning and Managing the Supply Chain: Concept, Strategie, and Cae Studie, McGraw-Hill, New York. 7. Mehta, Niketa J.,et al, (00), An Inventory Model for eteriorating Item With Exponentially Increaing emand and Shortage Under Inflation and Time icounting, epartment of Mathematic, Gujarat Univerity, Ahmedabad, India. 8. Miranda S.T., (00), Manajemen L o g i t i k d a n S u p p l y C h a i n Management, Harvarindo, Jakarta. 9. Naution, Arman Hakim., (1995), Perencanaan dan Pengendalian Produki, Guna Widya, Jakarta. J@TI Undip, Vol V, No, Mei

12 10. Rau, Hin., et al, (00), Integrated Inventory Model for eteriorating Item Under A Multi-Echelon Supply Chain Environment. International Journal of Production Economic Steven, G. C., (1998), Integrating The Supply Chain, International Journal of Phyical itribution and material Management, Vol. 19, No Zipkin, Paul H., (000), Foundation of Inventory Management, Penerbit McGraw-Hill, New York City. Tabel Perbandingan Biaya Perediaan JELS dan Aktual Biaya JELS Aktual Reduki Biaya (Rp) (Rp) (Rp) Biaya Perediaan PT.SAMI , ,64 Biaya Perediaan PT.PASI , ,45 Total Biaya Gabungan , ,09 J@TI Undip, Vol V, No, Mei

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI 25 DAMAK ENGHAUSAN SUBSIDI BBM TERHADA SURLUS EKONOMI Oleh : M. Atri Yulidar Abba SE.,MM* Erni Setiawati SE Doen Fakulta Ekonomi Univerita Widya Gama Mahakam Samarinda Email : threejuli@gmail.com Abtract

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT V PEMODELAN DAN OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT V PEMODELAN DAN OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI PROJECT V PEMODELAN DAN OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 03 PROJECT V PEMODELAN DAN OPTIMISASI

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGAKOMODASI KEBIJAKAN PEMBELIAN BAHAN BAKU

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGAKOMODASI KEBIJAKAN PEMBELIAN BAHAN BAKU MOEL PERSEIAAN TERINTEGRASI PAA SUPPLY CHAIN ENGAN MENGAKOMOASI KEBIJAKAN PEMBELIAN BAHAN BAKU Wakhid Ahmad Jauhari Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : wakhid_jauhari@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METOE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan metode penelitian yang terdiri dari bebrapa sub bab seperti objek penelitian, model data yang diperlukan, teknik pengambilan dan pengolahan data dan analisis

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo Uulan Penentuan Waktu Garani Perakitan Alat Medi Examination Lamp di PT. Teena Inovindo Johnon Saragih,Dedy Sugiarto 2,Grace Litiani 3 Juruan Teknik Indutri Univerita Triakti 2 Juruan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

LEAN SUPPLY CHAIN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI SISTEM MANUFAKTUR PADA PT. XYZ.

LEAN SUPPLY CHAIN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI SISTEM MANUFAKTUR PADA PT. XYZ. LEAN SUPPLY CHAIN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI SISTEM MANUFAKTUR PADA PT. XYZ. Iveline Anne Marie 1), Dedy Sugiarto 2), Dara Mutika 1) 1 Juruan Teknik Indutri, Fakulta Teknologi Indutri, Univerita Triakti

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNIK SIMULASI UNTUK PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PEMESANAN BAHAN BAKU DI PT. XYZ

APLIKASI TEKNIK SIMULASI UNTUK PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PEMESANAN BAHAN BAKU DI PT. XYZ e-jurnal Teknik Indutri FT USU Vl 3, N. 4, Nvember 2013 pp. 18-22 APLIKASI TEKNIK SIMULASI UNTUK PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PEMESANAN BAHAN BAKU DI PT. XYZ Firn Japar 1, Prf. Dr. Ir. Humala L.Napitupulu,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN PENDEKATAN PERIODIC REVIEW (R,s,S) SYSTEM (STUDI KASUS : PT. GMF AERO ASIA UNIT ENGINE MAINTENANCE)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN PENDEKATAN PERIODIC REVIEW (R,s,S) SYSTEM (STUDI KASUS : PT. GMF AERO ASIA UNIT ENGINE MAINTENANCE) PENGENDALIAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN PENDEKATAN PERIODIC REVIEW (R,,S) SYSTEM (STUDI KASUS : PT. GMF AERO ASIA UNIT ENGINE MAINTENANCE) Wirawan Aditya S.P, Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng.,Ph.D,

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC , Inovtek, Volume 6, Nomor, April 26, hlm. - 5 PERBANDINGAN TUNING PARAMETER ONTROLER PD MENGGUNAAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC Abdul Hadi PoliteknikNegeriBengkali Jl.

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI

DEFINISI DAN RUANG SOLUSI DEFINISI DAN RUANG SOLUSI Pada bagian ini akan dibaha tentang bai dan dimeni menggunakan pengertian dari kebebaan linear ( beba linear dan merentang ) yang dibaha pada bab ebelumnya. Definii dari bai diberikan

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008 Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SISTEM SUPPLY CHAIN YANG MELIBATKAN PEMASOK, PEMANUFAKTUR DAN PEMBELI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SISTEM SUPPLY CHAIN YANG MELIBATKAN PEMASOK, PEMANUFAKTUR DAN PEMBELI MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SISTEM SUPPLY CHAIN YANG MELIBATKAN PEMASOK, PEMANUFAKTUR DAN PEMBELI Wakhid Ahmad Jauhari Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL Nelita Putri Sejati, Wakhid Ahmad Jauhari, dan Cucuk Nur Rosyidi Jurusan Teknik Industri - Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA Anung Pramudhita Ari Pinarno, Febriliyan Samopa Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang

Lebih terperinci

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE Voni Yuniati (1), Gani Indriyanta (2), Antoniu Rahmat C (3) Abtrak: Kemajuan teknologi komputer dan telekomunikai telah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) Santoso 1*, David Try Liputra 2, Yoanes Elias 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binu Univerity Jl.K.H.Syahdan no 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dewanto@gmail.com

Lebih terperinci

Pengendalian Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Kesatuan Bogor

Pengendalian Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Kesatuan Bogor Pengendalian Tenaga Kerja Dengan enggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Keatuan Bogor (orker Controlling Uing Queuing Theory at PT. BANK NISP Tbk. CABANG KESATUAN BOGOR) Oleh/By Suparman

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Sipil dan Perencanaan 8 Univerita Mercu Buana MODUL 8 STATISTIKA DAN PROBABILITAS 8.1 MATERI KULIAH : Pengertian umum ditribui normal. 8. POKOK BAHASAN :. Pengertian

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI Firmanyah 1*), Selly Feranie 1, Fourier D.E. Latief 2, Prana F. L. Tobing 1 1 Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antarika Juruan Pendidikan Fiika FPMIPA UPI,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3)

Lebih terperinci