Pengendalian Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Kesatuan Bogor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengendalian Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Kesatuan Bogor"

Transkripsi

1 Pengendalian Tenaga Kerja Dengan enggunakan Teori Antrian di PT. BANK NISP Tbk. Cabang Keatuan Bogor (orker Controlling Uing Queuing Theory at PT. BANK NISP Tbk. CABANG KESATUAN BOGOR) Oleh/By Suparman Doen Akademi anajemen Keatuan ABSTRAK Pengendalian tenaga kerja pada uatu bank angatlah penting, karena berhubungan langung dengan pelayanan konumen. Untuk itu uatu bank haru benar-benar memperhatikan pola antrian yang terjadi dari konumen yang ingin dilayani. Dalam hal ini tentu haru diperhatikan antara ektra biaya yang dikeluarkan peruahaan untuk menambah failita layanan baru dengan kerugian-kerugian konumen karena menunggu apabila tidak diadakan penambahan failita pelayanan yang baru. Penelitian ini dilakanakan untuk menjawab beberapa pertanyaan ebagai berikut. Bagaimana tingkat pelayanan yang terjadi (yang ada) di Bank NISP Cabang Bogor? Bagaimana karakteritik antrian pada Bank NISP? Bagaimana ebaiknya tingkat pelayanan pada Bank NISP? Dengan menghitung rata-rata naabah yang dilayani bagian kair menggunakan model antrian yang udah ada, maka diperoleh jawaban ata pertanyaan terebut. Hail penelitian menunjukkan bahwa PT. Bank NISP Tbk. cabang Keatuan Bogor memiliki truktur atau layout dari jumlah antrian adalah tunggal atau ingle dan aluran (channel) adalah 3, berarti lebih dari atu (multiple). Tingkat pelayanan yang diberikan adalah tunggal atau ingle. Dengan demikian truktur dan tingkat pelayanan di PT. Bank NISP Tbk. Adalah ulti Channel Single Phae. Untuk dapat mengetahui karakteritik antrian Bank NISP Cabang Keatuan Bogor, elain data kedatangan naabah diperlukan juga informai mengenai biaya-biaya yang relevan dengan permaalahan yaitu Biaya failita pelayanan dan biaya menunggu. Kata kunci: anajemen operai, layanan bank, naabah, teori antrian. ABSTRACT orker controlling in a bank i very important becaue the bank directly related to cutomer ervice. Hence, a bank ha to really concern to the ueue of their cutomer who need to erve. In thi cae, the bank ha to conider the improvement of ervice uality and the increae of cot that may be pent. The reearch wa conducted to anwer the following uetion. How i the level of ervice conducted by NISP Bank? hat i the ueuing pattern at NISP Bank? hat are the ideal ervice that have to be performed by NISP Bank? By computing the average number of cutomer erviced by teller diviion uing exiting ueuing model, the anwer of the above uetion wa found. The reult of the reearch reveal that the tructure or layout of the number of in line at PT Bank NISP Tbk Cabang Keatuan Bogor i ingle and with 3 channel (multiple). Hence, the tructure of ervice at Bank NISP in term of ueuing model i ulti Channel Single Phae. In order to undertand the characteritic of ueue at the bank we have to know not only the viit of cutomer, but alo information regarding facility, ervice and waiting cot. Keyword: Operation management, bank ervice, cutomer, ueuing theory. PENDAHUUAN Paar perbankan berkembang angat dinami dan emakin lama emakin komplek. Sedangkan keuntungan yang didapat oleh atu bank dari produk-produk yang ada, angat peka dan angat mudah diungguli oleh bank peaing lainnya. au tidak mau, untuk dapat mengungguli lawan-lawannya, alah atu unur daya aing yang betul-betul mengunggulkan uatu bank adalah mutu pelayanan. Oleh karena itu, maing-maing beruaha meningkatkan pelayanan mereka kepada para naabahnya dengan berbagai cara. (ajalah Bank & anajemen, 996 ). Bank dalam uah meningkatkan jumlah naabah, elain melakukan promoi, menciptakan produk baru dan tingkat uku bunga yang tinggi, bank juga menciptakan uatu kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan terhadap naabah dengan bantuan komputer dan teknologi muktahir. Konekueni logi dari keadaan itu dalah emakin bearnya peraingan antar bank dalam menjaring naabah. Suatu kenyataan yang ulit dihindari adalah dunia uaha atau bini ebagian bear beroperai dengan umber daya yang relatif terbata. Sumber daya yang ada atau teredia haru dimanfaatkan dengan efiien dan berdaya guna. Sumber daya manuia contohnya, di atu pihak banyak teredia tetapi keahliannya dalam lapangan pekerjaan kurang, maka pemanfaatan tenaga kerja yang ada dengan peningkatan bobot keahlian, atau perkrutan tenaga kerja baru dapat dilakukan eminimal mungkin. Untuk menjaga kinerja peruahaan tetap eperti yang diharapkan, perlu adanya pengendalian tenaga kerja yang cukup baik. Perencanaan kerja dengan data

2 SUPARAN, P T K T A PT. B NISP T. C K B lengkap erta alat analia yang cukup, angat membantu berhailnya pengendalian tenaga kerja ini. Sebaliknya apabila tidak ada perencanaan tenaga kerja yang cukup baik, akan terjadi berbagai macam keulitan di dalam pelakanaan pengendalian tenaga kerjanya. Keulitan dalam pengendalian tenaga kerja akan mengakibatkan karyawan bekerja tidak teratur, ehingga kinerja peruahaan akan berkurang baik dalam bentuk kuantita maupun kualita. ETODOOGI PENEITIAN Dalam penelitian ini, penyuun melakukan penelitian langung ke peruahaan PT. Bank NISP Tbk. Cabang Keatuan Bogor yang beralamat di Jalan Ranggagading Bogor. Dalam melakukan penelitian ini, variabel yang digunakan eperti dalam Tabel ebagai berikut: Tabel (Table). Variabel Operaional (Operational Variable) No. Variabel/ Sub variabel. Pengendalian Tenaga Kerja 2. Teori Antrian 3. Pelayanan 4. Naabah Konep Dimeni Indikator Skala Pengawaan ata kebutuhan tenaga kerja dalam meningkatkan efektifita kerja peruahaan. odel-model daar yang digunakan dalam menganalia antrian Suatu kegiatan untuk memberikan kepuaan kepada konumen. Orang yang memiliki ejumlah uang yang diimpan di uatu bank Kair Jumlah Kair Ratio odel Antrian Rumu Antrian Ratio Pelayanan Pelayanan Ordinal Naabah Jumlah Naabah Ratio Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan dalam penarikan ampel yaitu dengan membuat data jumlah kedatangan naabah dengan tratifikai berdaarkan waktu, mulai dari jam ib. Untuk dapat mengumpulkan data yang berhubungan dengan maalah yang akan dibaha, maka penuli beruaha mendapatkan data ebanyak mungkin dan elengkap-lengkapnya dengan proedur ebagai berikut:. Riet keputakaan (ibrary Reearch), yaitu uatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai landaan teori dan maalahmaalah yang akan dibaha dalam penelitian ini, dengan cara membaca buku-buku, catatan kuliah, dan lain-lain. 2. Riet lapangan (Field Reearch), yaitu penelitian yang dilakukan ecara langung dalam peruahaan. Adapun dalam pelakanaannya dari penelitian ini diperoleh dengan cara ebagai berikut: 3. awancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan wawancara langung ecara lian dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan maalah yang akan ditinjau. 4. Obervai, yaitu penelitian ecara langung untuk mengetahui kondii yang ebenarnya pada PT. Bank NISP Tbk. Cabang Keatuan Bogor Sebagai Bahaan Utama dalam penelitian ini adalah maalah antrian pada kair PT. Bank NISP Cabang Keatuan Bogor, ehingga dapat diketahui jumlah kair yang diperlukan guna peningkatan Pelayanan yang lebih baik kepada para naabah. Rumu yang digunakan dalam menganalii antrian ini adalah ebagai berikut:. Single Channel Sytem ( ) 2 ( ) 2. ulti Channel Sytem P 0 + P 0 k+ P n > k n n 0 n!! ( / ) ( )!( ) P + ( / ) P + ( )!( ) 3. Total Biaya E ( Ct ) E( C ) + E( Cw Keterangan: Rata-rata kedatangan naabah per jam Rata-rata naabah yang dilayan per jam P 0 Probabilita Semua Kair enganggur P n Probabilita n naabah dalam item Rata-rata naabah dalam item Rata-rata naabah menungu dalam item ) 24 Jurnal Ilmiah Keatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober 2003

3 SUPARAN, P T K T A PT. B NISP T. C K B Rata-rata waktu mengantri tiap naabah Rata-rata waktu naabah dalam item HASI DAN PEBAHASAN A. Tingkat Pelayanan PT. Bank NISP Cabang Keatuan Bogor. Penanganan Antrian Produk-produk yang ada di Bank NISP meliputi Tabana, Tabungan H Plu H, Vii Kid S, TAKA, Vii Save, Giro dan Depoito. Jumlah naabah yang mengantri elam dua minggu dari tanggal 29 Oktober 200 ampai dengan 09 Nopember 200, berdaarkan hail penelitian yang dilakukan pada hari Senin ampai dengan hari Jum at pada hari kerja tidak termauk hari Sabtu dan hari libur naional terlihat pada Tabel 2 di bawah ini : Tabel (Table) 2. Naabah yang datang per hari pada PT. Bank NISP Cabang Keatuan dari Tgl. 29 Oktober 200.d. 9 Nopember 200 (Cutomer coming per day at Bank NISP from 29 October 200 to 9 November 200) Hari (Day) Tanggal (Date) Jumlah Naabah (orang) Senin 29 Oktober Selaa 30 Oktober Rabu 3 Oktober Kami Nopember Jum at 2 Nopember Senin 5 Nopember Selaa 6 Nopember Rabu 7 Nopember Kami 8 Nopember Jum at Nopember Jumlah.762 Jumlah naabah yang antri pada tingkat pelayanan 3 kair berjumlah.762 orang, umumnya naabah terebut meminta pelayanan penyetoran maupun penarikan uang. Tingkat kedatangan yang paling tinggi terjadi pada awal bulan yaitu pada hari Kami tanggal Nopember 200 jumlah naabah yang mengantri 246 orang, Jum at 2 Nopember 200 berjumlah 234 orang, hari Senin tanggal 5 Nopember 200 berjumlah 266 orang dan hari Selaa 6 Nopember 200 berjumlah 202 orang dan untuk hari lainnya eperti hari Rabu tanggal 7 Nopember 200 ampai dengan akhir bulan umumnya di bawah 200 orang. Penanganan antrian dalam rentang waktu etiap 30 menit yang dimulai dari pukul IB ampai dengan pukul 3.00 IB terlihat pada Tabel 3 berikut ini : Tabel (Table) 3. Antrian Naabah dari jam ke jam dengan rentang waktu etiap 30 menit di Bank NISP Cabang Keatuan Bogor dari tanggal 29 Oktober 200.d. 9 Nopember 200 (Cutomer Queuing from hour to hour per 30 menit at Bank NISP from 29 October 200 to 9 November 200) Naabah Yang Datang (Kair, 2 dan 3) Rata-rata Rata-rata Total Jam Kedatangan Kedatangan Kedatangan Naabah/hari Naabah Perkair Per-hari Naabah untuk 3 Kair Jumlah Jumlah naabah yang antri pada pagi hari ebanyak 70 atau rata-rata 7 orang yang antri. Naabah mulai banyak yang antri mulai pukul berjumlah 225 atau rata-rata23 naabah, pukul naabah yang antri berjumlah 246 atau rata-rata 25 naabah, pukul berjumlah 232 atau 23 naabah yang antri, pukul naabah yang antri berjumlah 205 atau rata-rata 2 naabah, dan pukul berjumlah 227 naabah yang antri atau rata-rata 23 naabah. Pada pukul naabah yang antri mulai mengalami penurunan yaitu 95 atau rata-rata 20 naabah, pukul naabah yang antri berjumlah 43 orang atau rata-rata 4 naabah dan pukul jumlah yang antri 9 atau ratarata 2 naabah. Jumlah naabah yang antri pada etiap kair dari pukul rata-rata berjumlah 6 orang, pada pukul naabah yang antri elama 3 kali 30 menit rata-rata ama berjumlah 8 orang. Pada pukul jumlah naabah yang antri mengalami penurunan rata-rata 7 orang, 5 orang ampai dengan 4 orang. 2. Struktur dan Tingkat Pelayanan Terhadap Naabah Jumlah kair yang melayani tranaki berjumlah 3 orang. Setiap kair memiliki tempat pelayanan dengan ukuran panjang dan lebar kurang lebih 2 meter, ehingga ecara keeluruhan tempat pelayanan berukuran kurang lebih 6 meter. Naabah yang haru dilayani oleh PT. Bank NISP Tbk. Cabang Keatuan membentuk uatu antrian dan dilayani oleh 3 kair. Tiap naabah yang membentuk antrian beba memilih kair manapun dari ketiga kair yang teredia. Naabah mendapat pelayanan dari karyawan dengan failita yang ada pada kair eperti penghitung uang kalkulator, komputer yang udah on line, dan etelah eleai naabah keluar. Dari kondii fiik dari failita pelayanan dan antrian yang ada di PT. Bank NISP Tbk. Cabang Keatuan Bogor dapat dilihat pada gambar 7 ebagai berikut : Jurnal Ilmiah Keatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober

4 SUPARAN, P T K T A PT. B NISP T. C K B Antrian. Failita Pelayanan Failita Pelayanan Keluar. Keluar. Failita Pelayanan Keluar. Gambar (Figure). Sitem Antrian (Queuing Sytem) Dari gambar diata maka dapat diimpulkan bahwa truktur atau lay out dari jumlah antrian adalah tunggal atau ingle dan aluran (channel ) adalah 3, berarti lebih dari atu (multiple). Tingkat pelayanan yang diberikan adalah tunggal atau ingle. Dengan demikian truktur dan tingkat pelayanan di PT. Bank NISP Tbk. Adalah ulti Channel Single Phae. 3. Tingkat Populai Naabah Kantor PT. Bank NISP Tbk. Cabang Keatuan khuunya kair mempunyai jam buka kantor mulai pukul IB. Apabila maih ada beberapa naabah yang maih antri untuk dilayani, walaupun bank telah tutup tepat pada pukul 4.00 IB, maka naabah terebut maih dilayani. Tetapi naabah yang baru datang dan beruaha untuk antri, maka pelayanan yang diinginkan oleh naabah dibatalkan atau ditolak. Keadaan naabah yang kembali membentuk uatu populai menggambarkan bahwa tingkat populai dari antrian di Bank NISP tidak terbata (Infinite). 4. Pola Kedatangan Naabah Front-line dari Bank NISP yaitu kair mempunyai bata kerja yang jela atau terbata dari IB, ehingga naabah meminta dilayani terbata hanya pada jangka waktu terebut, kurang atau lebih pada waktu terebut tidak dilayani. Kedatangan naabah memiliki bataanbataan jam dan hari. Sedangkan hari kerja yang berlaku euai dengan aturan yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja yaitu Senin, Selaa, Rabu, Kami, Jum at. Dengan demikian naabah tidak emua pada jam dan hari itu hadir, ini berarti jumlah naabah yang berjumlah ekitar orang (N bear ) terkendali (controllable ) dan mengikuti ditribui Poion. B. Karakteritik Antrian. Karakteriitik Kair Selain cutomer ervice, kair merupakan karyawan gari kedua yang langung berhubungan dengan naabah. Kair tuganya adalah melayani naabah dengan menerima naabah dengan ramah, mengucapkan alam dan menawarkan bantuan yang diperlukan, dan pada akhir kegiatan ditandai dengan ucapan terima kaih. Tuga kair ecara rinci meliputi penerimaan uang tunai, cek atau berupa Bilyet Giro dan weel. Penerimaan uang tunai dapat diperoleh dari etoran tabungan, Giro, Taka, Vii Kid, tabungan H plu H, depoito, penerimaan etoran giro, penerimaan etoran untuk cicilan pinjaman. Penerimaan cek atau bilyet giro. Di amping penerimaan, kair juga bertuga melakukan pembayaran kepada naabah berupa penerimaan perintah pembayaran, penerimaan weel, pencairan depoito yang udah jatuh tempo maupun yang belum jatuh tempo, pembayaran bunga depoito, pembayaran tranfer, dan pembayaran tabungan, pembayaran tabungan H plu H dan pembayaran Taka. Proedur yang haru dijalankan dalam pelakanaan tuga kair dalam keehariannya meliputi tuga yang angat tekni dimulai dengan pengoperaian mein kair dengan cara memaukan Uer ID dan paword, membuka fungi untuk pelayanan tunai (Pengambilan dan penyetoran), dan memaukan kode fungi. Tuga adminitrai lainnya meliputi pengecekan keakuratan dan keabahan dari tranaki baik penyetoran maupun pembayaran eperti menerima tanda etoran beerta uangnya, menghitung uang di hadapan naabah, ampai kepada memberikan tindaan tanda etoran (bukti ka) kepada upervior untuk diverifikai diertai penerimaan kembali tindaan terebut (bukti ka) dari upervior. Tuga kair memerlukan ketelitian dan kecepatan dalam rangka memberikan kepuaan dalam operaionaliai pelayanan. Ketelitian angat 26 Jurnal Ilmiah Keatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober 2003

5 SUPARAN, P T K T A PT. B NISP T. C K B diperlukan karena pada akhir kegiatan petuga kair tunai haru menyerahkan atau menyetorkan hail pekerjaannya pada hari itu, dengan cara menyortir eluruh jumlah uang menurut coupure-nya, menghitung jumlah uang dan membendel, erta membubuhkan tanda paraf, mencatat pada model tertentu yang teredia dengan coupure dan jumlah uangnya, membuat tanda etoran dan menyerahkan uang dan tanda etoran kepada kair induk/upervior beerta format tertentu yang telah diediakan. Apabila terdapat kelebihan jumlah ka dalam etoran, kair haru membuat tanda etoran kelebihan ka, akan tetapi apabila terdapat kekurangan jumlah uang tunai atau terdapat uang palu petuga kair diharukan mengganti dengan uang dari dana endiri. Tuga kair kliring hampir ama dalam operaionaliainya dengan kair tunai yang dimulai dari pekerjaan awal hari, pembukaan rekening baru, menerima etoran tunai, etoran non cah, menerima etoran dengan cek kliring, pengambilan tunai, pengambilan non cah, penutupan rekening, operaionaliai kair tabana tunggal, dan operaionaliai tabana lebih dari atu. 2. Pola Pelayanan Terhadap Naabah aktu pelayanan yang bervariai untuk etiap naabah yang atu dengan yang lain menggambarkan bahwa waktu pelayanan berifat acak. Artinya, waktu untuk melayani pendatang (naabah) tidak tergantung dari banyaknya waktu yang telah dihabikan untuk melayani pendatang ebelumnya, dan tidak tergantung pada jumlah pendatang yang yang edang menunggu unatuk dilayani. Seuai dengan ifat lain dan ditribui ekponenial yang menganggap variabel acak waktu pelayanan tidak berumur, atau bahwa variabel acak tidak mempunyai memori, artinya apabila ada naabah Bank NISP yang meminta uantuk dilayani karena pengaduan untuk uatu kekeliruan belum merampungkan pembicaraannya elama 4 jam, probabilita bahwa pengaduan terebut akan eleainya mialnya jam. Dengan demikian pula bahwa kondii-kondii yang tidak biaa dapat menghailkan baik waktu pelayanan yang relatif lama maupun pendek. 3. Diiplin Antrian Naabah Pelayanan terhadap naabah di Bank NISP Cabang Keatuan yaitu berurutan. Urutan ini naabah yang menciptakan endiri mengikuti pola failita yang telah tertata dan terpelihara dan rapih. Naabah yang pertama datang akan berdiri pada urutan pertama. Dengan demikian apabila pelayanan dimulai, maka naabah nomor urut pertama inilah yang akan mendapatkan pelayanan pertama. Kondii ini menciptakan urutan pemanggilan yang tidak engaja. Klaifikai pokok dalam diiplin antrian ada dua macam yaitu priorita yang pertama datang pertama dilayani (Firt Come Firt Service). Klaifikai ini merupakan klaifikai umum yang diterapkan Bank NISP terhadap diiplin antrian. Akan tetapi dalam kondii praktek nyata bahwa adakalanya naabah minta dilayani dalam uatu priorita. Pola priorita ini angat kecil preentaenya bila dibandingkan dengan klaifikai pertama. Kondii kombinai dari diiplin antrian ini dimungkinkan terjadi. Diiplin antrian pertama datang, pertama dilayani ebenarnya tidak menciptakan atau menentukan priorita dan langung melayani anggota antrian yang pertama datang. odel ini mengaumikan bahwa ubyek pemanggilan pelayanan cenderung abar dan beredia menunggu. 4. Panjang Antrian Karena lamanya pelayanan dibatai oleh jam kerja, ehingga pelayanan yang diperoleh naabah hanya ebata pada waktu terebut. Apabila tidak dibatai oleh jam kerja, maka naabah yang antri tidak akan terbata. Jadi panjang antrian naabah PT. Bank NISP Tbk. Cabang Keatuan Bogor tidak terbata. 5. odel Antrian Naabah Berdaarkan keadaan dan identifikai tentang karakteritik antrian yang terjadi di Bank NISP, maka diperoleh model antrian ebagai berikut: - ay Out : ganda - Fae Pelayanan : tunggal - Populai : tidak terbata - Pola Kedatangan : ditrubui poion (aumi) - Diiplin Antrian : datang pertama dilayani pertama - Pola Pelayanan : ditribui ekponenial - Panjang Antrian : tidak terbata Untuk mengetahui berapa aluran pelayanan yang ebaiknya diediakan oleh pihak Bank NISP tergantung kepada kemampuan peruahaan dengan pertimbangan biaya penyediaan failita dan eminimal mungkin biaya yang hilang akibat ebagai akibat menunggu dari naabah diperkecil. Biaya menunggu yang dikeluarkan naabah angat ulit untuk dikalkulaikan. odel antrian yang mempunyai variabel channel atau aluran yang euai dengan peifikai diata, maka untuk membaha maalah antrian pada kair PT. Bank NISP Tbk. Cabang Keatuan Bogor dipergunakan rumu ebagai berikut : P 0 + n n 0 n!! ( / ) ( )!( ) P + ( / ) P + ( )!( ) Jurnal Ilmiah Keatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober

6 SUPARAN, P T K T A PT. B NISP T. C K B C. Tingkat Pelayanan Yang Sebaiknya Diterapkan Oleh Bank NISP Cabang Keatuan Bogor. Untuk dapat mengetahui karakteritik antrian Bank NISP Cabang Keatuan Bogor, diperlukan informai mengenai biaya-biaya yang relevan dengan permaalahan yaitu : (a) Biaya Failita Pelayanan Biaya failita pelayanan yaitu biaya yang dikeluarkan oleh peruahaan dalam pengadaan failita pelayanan. Failita pelayanan pada bank yaitu kair. Biaya pelayanan yang dikeluarkan oleh Bank NISP rata-rata tiap naabah Rp ,- per-bulan, maka biaya pelayanan per-jam yaitu ebear Rp ,-. Tiap penambahan failita pelayanan akan menambah biaya pelayanan ebear Rp ,- per jam. (b) Biaya enunggu Biaya menunggu yaitu biaya yang ecara tidak langung dikeluarkan atau kerugian yang ditanggung oleh naabah akibat menuggu. Biaya menunggu tiap naabah diaumikan ebear Rp ,- per jam. Biaya menunggu ini diaumikan di darkan pada rata-rata penghailan karyawan kota Bogor menurut informai dari Biro Puat Statitik (BPS) Kotamadya Bogor tahun 2000 yaitu ebear Rp ,- per bulan dan apabila dihitung per jam maka rata-rata penghailan ebear Rp ,- per jam. Dari hail penelitian yang dilakukan pada hari Senin tanggal 29 Oktober 200 mulai Pk IB, jumlah kedatangan naabah ebagai berikut No. aktu Jumlah Kedatangan Pk IB 2 2 Pk IB 8 3 Pk IB 5 4 Pk IB 20 5 Pk IB 6 Pk IB 2 7 Pk IB 5 8 Pk IB 0 9 Pk IB 9 Jumlah 3 Keimpulan KESIPUAN DAN REKOENDASI Berdaarkan hail pembahaan pada Bab IV, maka dapat diambil keimpulan ebagai berikut :. PT. Bank NISP Tbk. cabang Keatuan Bogor memiliki truktur atau layout dari jumlah antrian adalah tunggal atau ingle dan aluran (channel) adalah 3, berarti lebih dari atu (multiple). Tingkat pelayanan yang diberikan adalah tunggal atau ingle. Dengan demikian truktur dan tingkat pelayanan di PT. Bank NISP Tbk. Adalah ulti Channel Single Phae. 2. Tingkat populai dari antrian di Bank NISP tidak terbata (infinite) 3. Pola kedatangan naabah mengikuti ditribui Poion, dimana kedatangan naabah memiliki bataan-bataan jam dan hari. Untuk jam, naabah diberi bata datang hanya 5,5 jam etiap hari. Sedangkan hari kerja yaitu hari enin ampai dengan jum at. 4. Diiplin antrian yang diterapkan oleh Bank NISP Cabang Keatuan yaitu yaitu yang pertama datang pertama dilayani (Firt Come Firt Service). 5. Pola pelayanan naabah di Bank NISP Cabang Keatuan mengikuti ditribui ekponenial. 6. Panjang antrian naabah Bank NISP Cabang Keatuan Bogor tidak terbata. 7. odel antrian pada Bank NISP Cabang Keatuan ebagai berikut : - ay Out : ganda - Fae Pelayanan : tunggal - Populai : tidak terbata - Pola Kedatangan : ditrubui poion (aumi) - Diiplin Antrian : datang pertama dilayani pertama - Pola Pelayanan : ditribui ekponenial - Panjang Antrian : tidak terbata 8. Untuk dapat mengetahui karakteritik antrian Bank NISP Cabang Keatuan Bogor, elain data kedatangan naabah diperlukan juga informai mengenai biayabiaya yang relevan dengan permaalahan yaitu Biaya failita pelayanan dan biaya menunggu. Hail analii dari data terebut di ata adalah ebagai berikut : a. Rata-rata jumlah kedatangan naabah () 29 orang b. Rata-rata naabah yang dilayani per jam () 30 orang c. Faktor pengguna pelaynan (propori waktu pelayanan ketika edang ibuk) atau ratio penggunaan item jika jumlah 2 kair adalah ebear peren dari waktu kerjanya, ratio ini akan menurun jika jumlah yang dibuka 3 kair yaitu ebear peren dan peren jika dibuka 4 kair. d. Rata-rata naabah yang menunggu dalam item () jika 3 kair berjumlah orang. Dibandingkan dengan 2 kair, rata-rata naabah yang menunggu dalm item berjumlah orang dan jika 4 kair maka rata-rata naabah yang menunggu dalam item orang. Rekomendai. Dalam memperbaiki performance atribut kair Bank NISP Cabang Keatuan Bogor, perhatian utama aat ini difokukan pada peningkatan kemampuan dan ikap taf. Perhatian pada atribut kair perlu ditingkatkan intenitanya, dengan demikian titik kriti dari lembaga yang ifatnya memberikan pelayanan terhadap naabah, lambat laun akan berkurang. 2. Dalam rangka meningkatkan pelayanan informai kepada naabah dan mayarakat yang tidak dibatai oleh waktu dan tempat, perlu adanya layanan informai melalui internet. 3. Untuk menarik naabah yang lebih banyak, PT.Bank NISP Tbk. perlu adanya peningkatan produk-produk perbankan dengan jumlah hadiah-hadiah yang lebih banyak dan lebih menarik. 28 Jurnal Ilmiah Keatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober 2003

7 SUPARAN, P T K T A PT. B NISP T. C K B 4. Untuk memudahkan naabah dalam melakukan tranaki pembayaran baik pembayaran rekening litrik, telepon, uang ekolah, diperlukan adanya penambahan failita pelayanan melalui kartu AT yang dapat melakukan tranaki terebut. 5. Tingkatkan jumlah mein AT, terutama di tempattempat trategi atau puat perbelanjaan. DAFTAR PUSTAKA Agu Ahyari, 999, anajemen Produki : Perencanaan Sitem Produki Buku,Ed.4, BPFE, Yogyakarta A ahmoeddin, 996, Etiket Pelayanan Bank : Petunjuk Prakti enjaring Naabah, Toko Gunung Agung, Jakarta Buffa, E.S., Sarin R.k., 995. odern Production/Operation anagement, Eight edition, John iley &Son Inc., Singapore Eddy Harjanto, 999, anajemen Produki dan Operai, PT. Gramedia, Hadari N., 998, anajemen Sumber Daya anuia : Untuk bini yang kompetitif, Gadjah ada Univerity Pre, Yogyakarta. Hamdy, A.T., 997. Riet Operai : Suatu Pengantar, Edii kelima, Jilid dan 2, Binarupa Akara, Heizer, J., Render, B., 200. Operation anagement, Sixth Edition, Prentice Hall Inc., New Jerey, USA. Kamir, anagement Perbankan, PT. Raja Grafindo Perada, Kamir, 200. Bank & embaga Keuangan ainnya Edii Revii 200, PT. Raja Grafindo Perada, Krajewki dan Ritzman, 993, Operation anagement: Strategy And Analyi, Third Edition, Addion- eley Publihing Company, Inc.,USA. evin, R.I., 2000, Pengambilan Keputuan ecara Kuantitatif, Edii 7, Raja Grafindo Perada,. ulich, 993. etode Kuantitatif, embaga Penerbit Fakulta Ekonomi Unverita Indoneia, uchdaryah S., 997, anajemen Dana Bank, Bumi Akara, Pangetu S, arwan A dan T. Hani H., 995, Daar-Daar Operation Reearch, Ed. 2, BPFE, Yogyakarta. Ruell R.S., Taylor III, B.., 995, Operation and Operation anagement : Focuing on Quality and Competitivene, Prentice Hall Inc., New Jerey. USA. Schroeder, R.G., 996. anajemen Operai ; Pengambilan Keputuan dalam Suatu Fungi Operai, diterjemahkan oleh tim penerjemah Penerbit Erlangga, Ir. Ivonne Pongoh, Edii 3, Jilid dan 2, Erlangga Siwanto S., 997. anajemen Terapan Bank, Putaka Binaman Preindo, Soediyono R., 997. Prinip-prinip Daar anajemen Bank Umum, Ed.,BPFE, Yogyakarta. Sofjan A anajemen Produki dan Operai Ed. Revii, FEUI, Sukanto R., 997. anajemen Produki dan Operai, Ed., BPFE, Yogyakarta , Undang-undang Perbankan No.0 998, Sinar Grafika, Taylor III, B Sain anajemen : Pendekatan atematika Untuk Bini, diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman, Vita Silvira., Salemba Empat, T. Hani. H., 993, Daar-daar Produki dan Operai, BPFE, Yogyakarta. Zulian Y., 996, anajemen Kuantitatif Untuk Bini : Operation Reearch, BPFE, Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Keatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE Proiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informai Vol., No., Maret e-issn - dan p-issn -X SIMUASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MUTIPE CHANNE SINGE PHASE Jaka Dian Ramadhan *, Fahrul Agu, Indah Fitri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA Anung Pramudhita Ari Pinarno, Febriliyan Samopa Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN DAN PENGANGKUTAN BULK ELPIJI (SPPBE) PT USAHA GAS ELPINDO PONTIANAK DENGAN NOTASI KENDALL-LEE

MODEL ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN DAN PENGANGKUTAN BULK ELPIJI (SPPBE) PT USAHA GAS ELPINDO PONTIANAK DENGAN NOTASI KENDALL-LEE Buletin Ilmiah at. tat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 387-396 ODEL ANTRIAN PADA TAIUN PENGIIAN DAN PENGANGKUTAN BULK ELPIJI (PPBE) PT UAHA GA ELPINDO PONTIANAK DENGAN NOTAI KENDALL-LEE

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI 25 DAMAK ENGHAUSAN SUBSIDI BBM TERHADA SURLUS EKONOMI Oleh : M. Atri Yulidar Abba SE.,MM* Erni Setiawati SE Doen Fakulta Ekonomi Univerita Widya Gama Mahakam Samarinda Email : threejuli@gmail.com Abtract

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo Uulan Penentuan Waktu Garani Perakitan Alat Medi Examination Lamp di PT. Teena Inovindo Johnon Saragih,Dedy Sugiarto 2,Grace Litiani 3 Juruan Teknik Indutri Univerita Triakti 2 Juruan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU Oleh : Dwi Litya Nurina 307030003 Doen Pembimbing Wibawati,S.Si,M,Si PT. Petrokimia Kayaku alah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 INDRALAYA Rukmini, Mutia Mawardah 2, Martinu 3 Doen Univerita Bina Darma 2, Mahaiwa Univerita

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya Kata engineer awam, deain balok beton itu cukup hitung dimeni dan jumlah tulangannya aja. Eit itu memang benar menurut mereka. Tapi, ebagai orang yang lebih mengerti truktur, apakah kita langung g mengiyakan?

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci