BAB 2 MOMEN DAN ENTROPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 MOMEN DAN ENTROPI"

Transkripsi

1 BAB MOMEN DAN ENTROPI. Satu Peubah Acak (Univariat) Misalkan diketahui suatu peubah acak X. Didefinisikan ekspektasi dari peubah acak X adalah sebagai berikut E [ X ] - P X =, X diskrit = f d, X kontinu (.) dengan P(X=) adalah fungsi massa peluang untuk X diskrit dan f() adalah fungsi padat peluang untuk X kontinu. Persamaan (.) mempunai sarat P( X= ) < dan f fungsi dari peubah acak X, dengan Y=g(X) maka E g X <. Selanjutna jika dibangun Y aitu suatu g P X =, X diskrit = g f d, X kontinu - (.) Khusus untuk g(x)= X k disebut momen ke k dari peubah acak X ang dinotasikan dengan µ k. Jadi, persamaan (.), ekspektasi X, E[X] tidak lain adalah momen pertama atau ang lebih dikenal sebagai rataan (mean). 5

2 BAB MOMEN DAN ENTROPI 6 Selanjutna jika g( X) = ( X µ ) k, dikenal sebagai momen terpusat ke k dan dinotasikan sebagai ' µ k. Khusus untuk momen terpusat ke ini, dikenal sebagai variansi, dinotasikan dengan σ. Variansi ini dipakai sebagai ukuran penebaran dari peubah acak. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Hogg dan Craig (5, 55). Momen terpusat lain ang juga sering digunakan adalah a. momen ketiga, skewness ang menatakan kesimetrian distribusi, µ 3 didefinisikan γ = dan 3 σ b. momen keempat, kurtosis ang menatakan kelandaian atau kelancipan µ 4 dari suatu distribusi, didefinisikan sebagai γ = 4 σ Kemudian, jika g( X) log P X =, untuk X diskrit = log f, untuk X kontinu akan diperoleh suatu ukuran entropi ang merupakan ukuran ketidakpastian dari suatu peubah acak X dan dinotasikan H(X=). Jadi entropi didefinisikan sebagai berikut : H(X=) log PX ( = ) PX ( = ), Xdiskrit = log ( f ) f d, X kontinu (.3) Mengingat definisi dari ekspektasi pada persamaan (.) maka entropi dari suatu peubah acak tidak lain adalah H(X=)= E logp( X = ) (.4) Jadi entropi dari peubah acak X tidak lain adalah ekspektasi dari log fungsi peluang dari X sendiri. Perhatikan bahwa nilai dari entropi untuk peubah acak X tidak bergantung pada nilai-nilai dari peubah acak X (seperti ang terjadi di momen) melainkan pada peluang dari X.

3 BAB MOMEN DAN ENTROPI 7 Hal menarik dari entropi, karena diambil g X log ( P X ) = = maka untuk X ang diskrit, entropi H(X=) bernilai non negatif. Sebalikna untuk peubah acak kontinu, entropi dapat bernilai negatif atau positif. Entropi bernilai nol, H(X=)=, jika dan hana jika X berdistribusi degenerate, dengan p =. plog p bernilai nol hana jika Contoh. Entropi untuk peubah acak diskrit dengan fungsi massa peluang (fmp) dalam satuan meter. 6, =,,3,4,5,6 P 64 ( X = ) =, = 7 64 Fungsi Massa Peluang Contoh 3/5 / /5 P (X=) 3/ /5 / X (m eter) Gambar. : Grafik Fungsi Massa Peluang Dari grafik di atas terlihat bahwa peubah acak ini memiliki nilai peluang maksimum sebesar 3 semakin lama menuju ke nol. Berdasarkan persamaan (.) dan (.), 64

4 BAB MOMEN DAN ENTROPI 8 diperoleh rataan (momen ) dan variansi (momen terpusat ) masing-masing adalah sebagai berikut: 6 = Sedangkan untuk entropi adalah 7 H(X=) = 6 7 µ = + 7 = =,9844 meter dan σ = + 7,9844 =, 7967 meter = = log PX ( = ) PX ( = ) = log + log log Jika diambil basis dari logaritma di atas adalah maka nilai entropina menjadi 63 = = =, H(X=) Sehingga µ =,9844 ; σ =,7967 dan H(X=) =,9688. Untuk basis lain, dapat digunakan rumus perubahan basis log a logb =. log b a Dalam membicarakan suatu peubah acak, sering dibicarakan beberapa peubah acak secara bersamaan. Hal ini berguna karena peubah acak ang satu dapat bergantung dari peubah acak ang lain. Misalna, didefinisikan suatu peubah acak baru Y=F(X), dengan F(.) adalah fungsi deterministik. Sehingga dengan mengetahui X berarti dapat diketahui pula nilai-nilai dari Y. Kedua peubah acak ini juga memiliki ukuran momen dan entropi dan dibahas pada sub bab berikut.. Momen dan Entropi Multivariat Dalam praktek banak observasi ang melibatkan lebih dari satu peubah acak. Untuk itu, momen dan entropi multivariat dapat dilihat sebagai berikut. Sebagai batasan

5 BAB MOMEN DAN ENTROPI 9 diambil dua peubah acak ang mempunai keterkaitan maka dapat pula didefinisikan momen dan entropi dari dua peubah acak (bivariat) dengan sarat fungsi padat peluang gabungan diketahui. Misal X dan Y masing-masing peubah acak dengan fungsi peluang gabungan P(X=,Y=) untuk diskrit atau f(,) untuk kontinu. Perhatikan persamaan (.), maka untuk kasus bivariat momen didefinisikan sebagai berikut. kl µ XY k l P( X =, Y = ), X dan Y diskrit k l = E XY = k l f (, ), Xdan Ykontinu - - (.5) Terlihat di atas bahwa untuk X dan Y ang keduana kontinu, akan muncul integral lipat. Sedangkan momen terpusat untuk X dan Y dituliskan dengan m ( µ X ) ( µ Y) n P( X =, Y = ), X dan Y diskrit mn m n µ = E ( X µ ) XY X Y µ Y = m n ( µ X ) ( µ Y) f (, ) dd, X dan Y kontinu - - (.6) log PX ( = Y, = ) PX ( = Y, = ), Xdan Ydiskrit H(X=,Y=) = log ( f (, ) ) f (, ) dd, X dan Y kontinu (.7) Terlihat bahwa dalam bivariat kontinu akan muncul integral lipat. Dalam hal ini menghitung tiga persamaan di atas menjadi tidak sesederhana seperti dalam kasus univariat (Sub Bab.) di atas, khususna persamaan (.7), entropi untuk X dan Y kontinu. Entropi gabungan juga masih dapat dituliskan dalam ekspektasi aitu H(X=,Y=) = E E log ( ( =, = )) X Y PX Y (.8)

6 BAB MOMEN DAN ENTROPI Sifat lain dari entropi gabungan dapat dilihat pada teorema berikut. Teorema. Untuk peubah peubah acak, X dan Y maka entropi gabungan menjadi H(X=,Y=) H(X=) + H(Y=) (.9) dan berlaku kesamaan jika dan hana jika X dan Y adalah dua peubah acak ang saling bebas. Bukti : Sebagai bukti akan dipilih peubah acak diskrit, sedangkan untuk kasus kontinu, langkah-langkah ang dilakukan serupa tetapi menggunakan teknik pengintegralan. Pandang ruas kanan persamaan (.9), maka berdasarkan definisi pada persamaan (.3) maka = log PX ( = ) PX ( = ) + log PY ( = ) PY ( = ) (.) H(X=)+H(Y=) = log ( P( X = ) ) P( X = Y, = ) + log ( PY ( = ) ) P( X = Y, = ) (.) dengan menggunakan sifat dari logaritma maka = log P( X = ) P( Y = ) P( X =, Y = ) (.) H(X=) + H(Y=) Kemudian pandang ruas kiri persamaan (.9), berdasarkan definisi entropi gabungan X dan Y maka = log PX ( = Y, = ) PX ( = Y, = ) (.3) H(X=,Y=) dengan mengurangkan persamaan (.3) terhadap persamaan (.) didapat H(X=,Y=)- H(X=)- H(Y=) = log P( X =, Y = ) + log ( P( X = ) PY ( = ) ) P( X, Y ) PX ( = Y, = ) = =

7 BAB MOMEN DAN ENTROPI PX ( = PY ) ( = ) = log PX ( = Y, = ) (sifat dari logaritma) PX ( = Y, = ) log PX ( = PY ) ( = ) = log () = sehingga H(X=,Y=) H(X=) + H(Y=). Selanjutna akan dibahas entropi bagi X dan Y ang saling bebas, dengan fungsi peluang gabungan menjadi lebih sederhana.. Entropi Untuk Variabel-Variabel Yang Saling Bebas Seperti ang telah disinggung pada bagian akhir Sub Bab., dalam distribusi bivariat dikenal istilah kebebasan ang didefinisikan sebagai berikut. Dua peubah acak X dan Y dikatakan saling bebas jika P(X=,Y=) = P(X=)P(Y=), untuk dua peubah acak diskrit (.4) f(,) = f()f(), untuk dua peubah acak kontinu (.5) Jika X dan Y independent (saling bebas), maka operator ekspektasi mempunai sifatsifat [ X + Y] [ X] [ Y] dan E [ ] = E [ ] E[ ] E = E + E dan untuk variansi dari peubah acak gabunganna adalah XY X Y (.6) ( X + Y) ( X) ( Y) dan var = var var var = var + var XY X Y (.7)

8 BAB MOMEN DAN ENTROPI Sifat kebebasan dua peubah acak juga dapat berlaku pada entropi. Mengingat sifat dari logaritma aitu log (P(X=)P(Y=)) = log (P(X=)) + log (P(Y=)) maka untuk X dan Y saling bebas entropina menjadi H(X=,Y=)= H(X=)+ H(Y=). Bukti sebagai berikut, dengan menggunakan definisi entropi pada kasus peubah acak diskrit pada persamaan (.8) maka H(X=,Y=) = log PX ( = PY ) ( = ) PX ( = PY ) ( = ) ( ) (.8) = log PX ( = ) + log PY ( = ) PX ( = PY ) ( = ) (.9) = log PX ( = ) PX ( = PY ) ( = ) + log PY ( = ) PX ( = PY ) ( = ) (.) log ( P( X ) ) PX ( PY ) log ( PY ) PY ( PX ) (.) = = = = = = = log ( P( X ) ) P( X ) P( Y ) P( X ) log ( P( Y ) ) P( Y ) (.) = = = = = = = = log P( X = ) P( X = ) log P( Y = ) P( Y = ) (.3) = H(X=) + H(Y=) (.4) Bukti serupa untuk peubah acak kontinu. Dapat pula didefinisikan entropi marjinal untuk peubah acak diskrit X adalah = log PX ( = ) PX ( = ) (.5) H(X=) log ( PX ) PX ( Y, ) (.6) = = = = Begitu pula dengan entropi marjinal untuk peubah acak diskrit Y aitu = log PY ( = ) PY ( = ) (.7) H(Y=) log ( PY ) P( X Y, ) (.8) = = = =

9 BAB MOMEN DAN ENTROPI 3 Kebebasan dari dua peubah acak juga dapat dihitung melalui entropi relatif dan informasi mutual ang dijelaskan pada Sub Bab.5. Kasus lain ang ditinjau aitu jika dipunai n peubah acak dituliskan sebagai X,X,...,X n dan diasumsikan masingmasing peubah acak saling bebas mutual, maka H(X, X,..., X n ) = H(X ) + H(X )+...+ H(X n ) (.9) Contoh. Ukuran ini juga diterapkan pada kasus peubah acak diskrit, misalna dua peubah acak X dan Y ang berdistribusi ( + ) P X =, Y = =, =,,,3 =,, 3 µ =,9844, σ =,7967 dan H(X=,Y=) = 3,353 Contoh.3 Untuk kasus distribusi kontinu, dapat dilihat contoh sebagai berikut. f (, ) +, < <, < < =, dan lainna dengan fungsi peluang marjinal masing-masing adalah +, < g = ( ) d + =, lainna, h d + < < = + =, lainna < dan Rataan gabungan dari peubah acak tersebut adalah µ XY, = + dd = + d 3 3 =. Untuk menghitung kovariansi, terlebih dahulu dicari mean untuk X dan Y ang diperoleh dari fungsi padat peluang marjinalna aitu µ X = + d =, µ Y = + d =, sehingga kovariansi X dan Y menjadi

10 BAB MOMEN DAN ENTROPI 4 + dd = + dd = 6 σ XY = ( µ )( µ ) ( )( ) X Y Sedangkan entropi gabungan untuk fungsi peluang gabungan di atas adalah ln dd = -,99. H(X,Y)= ( + )( + ).3 Momen dan Entropi Bersarat Seringkali ingin diketahui perilaku variabel X jika variabel Y dikontrol. Dalam teori peluang ini dinamakan dengan peluang bersarat. Rataan bersarat dari X diberikan Y = adalah E XY= = ( = = ) P X Y, X dan Y peubah acak diskrit f d, X dan Y peubah acak kontinu (.3) Misal X dan Y menatakan peubah acak ang mempunai fungsi massa peluang (fpm) gabungan (bersama) P(X=,Y=), atau fungsi densitas peluang (fdp) f(,). Misal P(X=), P(Y=) fmp marjinal dari X dan Y, sedangkan f() dan f(), fdp marjinal dari X dan Y. Sehingga fmp bersarat dari peubah acak Y, diberikan bahwa peubah acak diskrit X = adalah P(Y= X=) maka P(X=,Y=)=P(X=)P(Y= X=)=P(Y=)P(X= Y=). Fdp bersarat dari peubah acak Y, diberikan nilai bahwa peubah acak kontinu X = adalah f( ) maka f(,)= f() f( )= f() f( ). Untuk fmp marjinal dari X dan Y masing-masing sebagai berikut PX ( = ) = PX ( = Y, = ) dan PY ( = ) = P( X = Y, = ). Sedangkan untuk

11 BAB MOMEN DAN ENTROPI 5 ddan peubah acak kontinu, peluang marjinal untuk X dan Y adalah f()= f (, ) d. f()= f (, ) Momen ang sudah dikenal adalah mean dan variansi bersarat dan didefinisikn sebagai berikut. Jika ada, maka E Y adalah mean dan E ( [ ]) Y E Y adalah variansi dari distribusi bersarat dari Y, diberikan X =, dapat dituliskan sebagai var(y ). Agar memudahkan dalam memahami, dinamakan mean bersarat dan variansi bersarat dari Y, diberikan X =. Sehingga didapatkan ( Y ) Y ( [ Y ] ) var = E E (.3) Sedangkan untuk entropi bersarat dari Y jika diberikan X = dapat dituliskan sebagai = log PY ( = X= ) PY ( = X= ) untuk setiap. (.3) H(Y X=) Kemudian entropi bersarat dari Y jika diberikan X dapat dituliskan sebagai H(Y= X=) = PX ( = ) H(Y X=) untuk setiap. (.33) PX log ( PY ( X ) ) PY ( X ) = = = = = = = log PY ( = X= ) PY ( = X= P ) ( X= ) = log PY ( = X= ) P( X= Y, = ) ( = E log PY ( = X= ) ) (.34) Rumus ini juga berlaku untuk X dan Y peubah acak kontinu. Tentu saja menarik jika ada keterkaitan antara peubah acak ang satu dengan ang lain. Apabila kedua peubah acak tidak saling bebas maka entropi bersarat juga dapat dihitung melalui

12 BAB MOMEN DAN ENTROPI 6 aturan rantai menggunakan entropi gabungan kedua peubah acak dengan fungsi padat peluang gabungan dan marjinal, diketahui P(X=) atau f() aitu H(Y= X=) = H(X=,Y=) - H(X=) Bukti : H(X= Y=) = log PX ( = Y = ) PX ( = Y = PX ) ( = ) PX ( = Y, = ) = log PX ( = Y, = ) PX ( = ), X ( ) p > = log P( X= Y, = ) log P( X= ) P( X= Y, = ) log ( PX ( Y, ) ) PX ( Y, ) log ( PX ) PX ( Y, ) = = = = = + = = = = H(X=,Y=) = H(X=,Y=) - H(X=) + log PX ( = ) PX ( = ) Sifat ini berlaku simetris sehingga H(X=,Y=) = H(Y= X=) + H(X=) = H(X= Y=) + H(Y=). Akibat dari sifat tersebut maka H(X= Y=) H(Y=), berlaku kesamaan jika dan hana jika X dan Y saling bebas. Interpretasi entropi bersarat dari Y jika diberikan peubah acak X adalah rata-rata informasi ang dibutuhkan untuk menentukan observasi khusus dari Y dengan diberikan telah mempunai observasi X. Sebagai catatan, H(Y= X=) H(X= Y=). Selanjutna, akan dibahas entropi untuk kasus tiga peubah acak. Misalkan terdapat tiga peubah acak X, Y dan Z dengan distribusi peluang masing-masing diketahui maka entropi gabunganna adalah

13 BAB MOMEN DAN ENTROPI 7 H(X=,Y=,Z=z) ( ) log P X =, Y =, Z = z P X =, Y =, Z = z, X, Y dan Z diskrit z = log f z,, f zdddz,,, XY, dan Zkontinu ( ) (.35) Pada kasus tiga peubah acak ini dapat pula didefinisikan entropi marjinal untuk peubah acak diskrit X, Y dan Z adalah H(X=) ( P X ) P( X Y Z z) = log = =, =, = (.36) z H(Y=) ( PY ) P( X Y Z z) = log = =, =, = (.37) z H(Z=z) ( P Z z ) P( X Y Z z) = log = =, =, = (.38) z Selain itu, dapat juga dituliskan entropi bersarat dan entropi gabungan X dan Y sebagai berikut H(X= Y=) ( P X Y ) P( X Y Z z) = log = = =, =, = (.39) z H(X=,Y=) ( P X Y ) P( X Y Z z) = log =, = =, =, = (.4) z Entropi bersarat dari X dan Y jika diberikan Z adalah H(X=,Y= Z=z) = P( Z = z) H(X,Y Z=z) (.4) z ( P( X Y Z z) ) P( X Y Z z) = log =, = = =, =, = z sedangkan entropi bersarat dari X jika diberikan Y dan Z dituliskan H(X Y=,Z=z) (.4) H(X= Y=,Z=z) = PY ( = Z, = z) z = log PX ( = Y = Z, = z) PX ( = Y, = Z, = z) z Jika pada peubah acak diskrit terdapat tiga penjumlahan maka untuk peubah acak kontinu, digunakan integral lipat tiga.

14 BAB MOMEN DAN ENTROPI 8 Contoh.4 (Hogg and Craig,5, ) Pada contoh ini diberikan distribusi tiga peubah acak f ( z) ( z) + +,, = 3, < <, < <, < z<, z,, lainna Distribusi peluang dan entropi marjinal untuk X adalah ( + + z) ( ) f = ddz = + dan 3 3 H(X=)= ln ( + ) ( + ) d ln ( ) ln ( 3 ) = + + = -,87 3 Sedangkan distribusi peluang dan entropi marjinal untuk Y dan Z aitu f 3 = ( + ), ( f z = z+ ), H(Y=)= -,87 dan H(Z=z)= -,87 3 Entropi gabungan untuk X, Y dan Z H(X=,Y=,Z=z)= ( + + ) ( + + ) z z ln dddz = -,588 = ln ( ) ln ( 3) Fungsi gabungan Y dan Z bersarat pada X= adalah sebagai berikut f (, z ) ( + + z) f (,, z) 3 z = = = f ( ) ( ) + 3 ( + z) +, < < dan < z < = + +, dan z lainna ( + + ) ( + ) Terlihat bahwa fungsi ini merupakan penjumlahan suatu konstanta dengan rasio peubah acak Y dan Z dengan suatu konstanta. Sehingga entropi gabungan Y dan Z bersarat pada X= adalah

15 BAB MOMEN DAN ENTROPI 9 H(Y=,Z=z X=) = = ln f z, f zdddz,, ( + + z) + + z ln z 3 + = ln ( + + ) = -,46 dddz z dddz dengan H(Y=,Z=z X=)=H(X=,Z=z Y=)= H(X=,Y= Z=z)=-,46. Fungsi gabungan X bersarat pada Y dan Z adalah sebagai berikut (, ) f z ( + + z) ( + + z) f (,, z) = = 3 f ( zd,, ) ( + + zd ) 3, dan z + + z = < < < < Dari kasus dua dan peubah acak di atas, dapat diperumum untuk k peubah acak (multivariat). Entropi dari k peubah acak dapat dituliskan sebagai H(X =,X =,,X k = k ) ( P( X X Xk k) ) P( X X Xk k)... log =, =,..., = =, =,..., =, peubah acak diskrit k = ( )... log f,,..., f,,..., dd... d, peubah acak kontinu k k k (.43).4 Entropi Relatif dan Informasi Mutual Konsep umum dari entropi adalah entropi relatif ang dikenal juga dengan Kullback Leibler distance atau cross entrop. Entropi relatif dinotasikan dengan

16 BAB MOMEN DAN ENTROPI D( pr)adalah suatu ukuran jarak antara dua distribusi dan ukuran keadaan dari mengasumsikan bahwa distribusina adalah r padahal distribusi sebenarna adalah p. Definisi. : Entropi relatif atau Kullback Leibler distance dari dua fmp, p() dan r() didefinisikan sebagai p p X D( pr) = p log =Ep log (.44) Χ r r X Sifat-sifat dari entropi relatif. bernilai non negatif. D( pr ) = jika dan hana jika p = r Entropi relatif bersarat dari dua distribusi adalah p D ( p( ) r( ) ) p( ) p( ) log r ( ) ( ) ( ) = (.45) D p, r, = D p r + D p r (.46) Konsep lain ang dapat digunakan untuk melihat hubungan dari dua distribusi peluang adalah informasi mutual dan didefinisikan sebagai berikut. Misalkan dua peubah acak, X dan Y dengan fungsi peluang gabunganna, p(,) dan fmp marjinal adalah p() dan p(). Definisi. : Untuk peubah acak diskrit, informasi mutual didefinisikan sebagai ( =, = ) p( X =, Y = ) ( = ) ( = ) I( XY ; ) = p X Y log p X p Y p( X, Y) p( Y) = D ( p( X =, Y = ) p( X = ) p( Y = ) ) = E (, ) log p p X sedangkan untuk peubah acak kontinu, dituliskan sebagai (.47)

17 BAB MOMEN DAN ENTROPI f (, ) f f I( XY ; ) = f, log ( f f f ) = D, (.48) Informasi mutual, I(X;Y), merupakan ukuran kebebasan, aitu informasi mutual bernilai nol jika dan hana jika dua peubah acak saling bebas. Entropi dan informasi mutual mempunai hubungan sebagai berikut PX ( = Y, = ) I ( XY ; ) = PX ( = Y, = )log PX ( = PY ) ( = ) PX ( = Y = ) = PX ( = Y, = )log PX ( = ) = P( X =, Y = )log P( X = ) + P( X =, Y = )log P( X = Y = ),, = PX ( = ) log PX ( = ) PX ( = Y, = ) log PX ( = Y = ), = H(X=)- H(X= Y=) Begitu pula dengan informasi mutual, I ( XY ; ) =I ( ; ) YX = H(Y=) - H(Y= X=). Sehingga dapat dituliskan hubungan-hubungan, I (X;Y) = H(X=) H(Y=) = H(Y=) - H(Y= X=) = H(X=) + H(Y=) - H(X=,Y=) = I (Y;X) dan I (X;X) = H(X=). Sebagai suatu ukuran, dikenal juga informasi mutual bersarat ang didefinisikan sebagai I (X;Y Z) = I ((X;Y) Z) = H(X= Z=z) - H(X= Y=,Z=z) (.49) Sebagai catatan, penulisan entropi pada bab ini dibedakan dengan entropi untuk proses stokastik rantai Markov pada Bab 4 karena entropi pada matriks peluang transisi dilihat sebagai entropi perbaris. Untuk lebih jelas, akan dibahas pada bab 4.

EKSPEKTASI DUA PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI DUA PEUBAH ACAK 0 EKSPEKTASI DUA PEUBAH ACAK Dalam hal ini akan dibahas beberapa macam ukuran ang dihitung berdasarkan ekspektasi dari dua peubah acak, baik diskrit maupun kontinu, aitu nilai ekspektasi gabungan, ekspektasi

Lebih terperinci

Disusun oleh: 1. Diah Sani Susilawati ( / 7B) 2. Farid Hidayat ( / 7B) 3. Rico Nurcahyo ( / 7B)

Disusun oleh: 1. Diah Sani Susilawati ( / 7B) 2. Farid Hidayat ( / 7B) 3. Rico Nurcahyo ( / 7B) DISTRIBUSI MARGINAL DAN DISTRIBUSI GABUNGAN Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Statistika Matematika Dosen Pengampu: Supandi, M.Si Disusun oleh:. Diah Sani Susilawati (8355/ 7B). Farid Hidaat (836/

Lebih terperinci

STATISTIK PERTEMUAN VI

STATISTIK PERTEMUAN VI STATISTIK PERTEMUAN VI 1. TEORI PENDUKUNG 1.1 Pendahuluan 1. Variabel acak 1.3 Distribusi variabel acak diskrit 1.4 Distribusi variabel acak kontinu 1.5 Distribusi multivariat 1.1 Pendahuluan Definisi

Lebih terperinci

Variansi dan Kovariansi. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Variansi dan Kovariansi. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Variansi dan Kovariansi Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Variansi Kita sudah memahami bahwa nilai harapan peubah acak X seringkali

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Fungsi Distribusi Peluang Kontinyu Lanjut. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Fungsi Distribusi Peluang Kontinyu Lanjut. Adam Hendra Brata Probabilitas dan Statistika Fungsi Lanjut Adam Hendra Brata Gabungan Gabungan Fungsi Acak Fungsi Rapat Kumulatif Gabungan Untuk variabel random kontinu, analog dengan kasus diskrit, fungsi rapat probabilitas

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendahuluan Uji perbandingan dua distribusi merupakan suatu tekhnik analisis ang dilakukan untuk mencari nilai parameter ang baik diantara dua distribusi. Tekhnik uji perbandingan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam menentukan momen, kumulan, dan fungsi karakteristik dari distribusi log-logistik (α,β). 2.1 Distribusi Log-Logistik

Lebih terperinci

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=) disebut distribusi probabilitas X (distribusi X) Diskrit Seragam Binomial Hipergeometrik

Lebih terperinci

A. Distribusi Gabungan

A. Distribusi Gabungan HANDOUT PERKULIAHAN Mata Kuliah : Statistika Matematika Pertemuan Ke : 5 Pokok Bahasan : Distibusi Dua peubah Acak URAIAN POKOK PERKULIAHAN A. Distribusi Gabungan Definisi 1: Peubah Acak Berdimensi Dua

Lebih terperinci

A. Distribusi Gabungan

A. Distribusi Gabungan HANDOUT PERKULIAHAN Mata Kuliah Pokok Bahasan : Statistika Matematika : Distibusi Dua peubah Acak URAIAN POKOK PERKULIAHAN A. Distribusi Gabungan Definisi 1: Peubah Acak Berdimensi Dua Jika S merupakan

Lebih terperinci

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALAM STATISTIKA HARGA HARAPAN Definisi Misalkan X variabel random. Bila X variabel random kontinu dengan f.k.p. f (x) dan maka harga harapan X adalah

Lebih terperinci

BAB II DISTRIBUSI PEUBAH ACAK

BAB II DISTRIBUSI PEUBAH ACAK H. Maman Suherman,Drs.,M.Si BAB II DISTIBUSI PEUBAH ACAK. Peubah Acak Variable andom Pada bab anda telah mengenal ruang peluang S, Ω, P dimana S adalah ruang sampel dari eksperimen acak, Ω adalah lapangan

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Daftar Isi 1 Peubah Acak

Lebih terperinci

PEUBAH ACAK DAN SEBARANNYA

PEUBAH ACAK DAN SEBARANNYA LOGO STATISTIKA MATEMATIKA I PEUBAH ACAK DAN SEBARANNYA Hazmira Yozza Izzati Rami HG Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Percobaan : Pelemparan dua mata uang AA AG GA GG S X Definisi 2.1. Peubah

Lebih terperinci

Fungsi Peluang Gabungan

Fungsi Peluang Gabungan Fungsi Peluang Gabungan MA3181 Teori Peluang 15 September 2014 Utriweni Mukhaiyar Ilustrasi Suatu perusahaan properti memiliki banyak gedung/bangunan yang ingin diasuransikan dengan kategori-kategori yang

Lebih terperinci

digunakan untuk menyelesaikan persamaan yang nantinya akan diperoleh dalam

digunakan untuk menyelesaikan persamaan yang nantinya akan diperoleh dalam II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan konsep dasar yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian ini, antara lain : 2.1 Fungsi Gamma Fungsi gamma merupakan suatu fungsi khusus. Fungsi

Lebih terperinci

Peubah Acak dan Distribusi Kontinu

Peubah Acak dan Distribusi Kontinu BAB 1 Peubah Acak dan Distribusi Kontinu 1.1 Fungsi distribusi Definisi: Misalkan X peubah acak. Fungsi distribusi (kumulatif) dari X adalah F X (x) = P (X x) Contoh: 1. Misalkan X Bin(3, 0.5), maka fungsi

Lebih terperinci

Harapan Matematik. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Harapan Matematik. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Harapan Matematik Bahan Kuliah II09 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Definisi Harapan Matematik Satu konsep yang penting di dalam teori peluang

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih 126 1 5 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal ini akan dibahas macam-macam peubah acak, distribusi peluang, fungsi densitas, dan fungsi distribusi. Pada pembahasan selanjutnya, fungsi peluang untuk peubah acak

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Statistika Matematik(a) Catatan Kuliah Pengantar Statistika Matematik(a) Statistika Lebih Dari Sekadar Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014

Lebih terperinci

DISTRIBUTIONS OF RANDOM VARIABLE DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM

DISTRIBUTIONS OF RANDOM VARIABLE DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM 1.11 Chebyshev s Inequality DISTRIBUTIONS OF RANDOM VARIABLE (Ketaksamaan Chebyshev) A. Pendahuluan DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM Konsep atau rumus yang berhubungan dengan Ketaksamaan Chebyshev Ekspektasi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

Var X y x E X y. g x y dx. dan varians bersyarat dari Y diberikan X = x dirumuskan sebagai berikut: Var Y x y E Y x. h y x dy

Var X y x E X y. g x y dx. dan varians bersyarat dari Y diberikan X = x dirumuskan sebagai berikut: Var Y x y E Y x. h y x dy 0 VARIANS BERSYARAT Penenuan varians bersara dari sebuah peubah acak diberikan peubah acak lainna, baik diskri maupun koninu dijelaskan dalam Definisi 7.. Definisi 7.: VARIANS BERSYARAT UMUM Jika X dan

Lebih terperinci

(HARAPAN MATEMATIKA) BI5106 Analisis Biostatistik 20 September 2012 Utriweni Mukhaiyar

(HARAPAN MATEMATIKA) BI5106 Analisis Biostatistik 20 September 2012 Utriweni Mukhaiyar 1 EKSPEKTASI (HARAPAN MATEMATIKA) BI5106 Analisis Biostatistik 0 September 01 Utriweni Mukhaiyar Ekspektasi Suatu Peubah Acak Misalkan X peubah acak Ekspektasi dari X EX [ ] xp( X x), jika X peubah acak

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 1: a FMIPA Universitas Islam Indonesia Parameter adalah karakteristik dari populasi (misal θ) adalah karakteristik dari sampel Akan dibahas konsep statistik dan distribusi sampling Parameter Misalkan

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma Jurnal Penelitian Sains Volume 6 Nomor (A) April 0 Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma Robinson Sitepu, Putra B.J. Bangun, dan Heriyanto Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya, Indonesia

Lebih terperinci

5. Fungsi dari Peubah Acak

5. Fungsi dari Peubah Acak 5. Fungsi dari Peubah Acak EL00-Probabilitas dan Statistik Dosen: Andrian B. Suksmono Isi. Transformasi Peubah Acak. Fungsi Pembangkit Momen 3. Pencuplikan Acak 4. Teori Pencuplikan 5. Pencuplikan Sebaran

Lebih terperinci

PENGURAIAN PENDAPATAN GABUNGAN DUA PRODUK DARI SUATU PERUSAHAAN

PENGURAIAN PENDAPATAN GABUNGAN DUA PRODUK DARI SUATU PERUSAHAAN PENGURAIAN PENDAPATAN GABUNGAN DUA PRODUK DARI SUATU PERUSAHAAN Thomas J. Kakia Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma Jl. Margonda 100 Pondok Cina Depok ABSTRAK Penguraian pendapatan atau pendapatan

Lebih terperinci

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

STATISTIKA UNIPA SURABAYA MATEMATIKA STATISTIKA (MATHEMATICAL STATISTICS) GANGGA ANURAGA Materi : Distribusi variabel random Teori Himpunan Fungsi Himpunan Fungsi Himpunan Peluang Variabel Random Fungsi Kepadatan Peluang Fungsi

Lebih terperinci

BEBERAPA TEKNIK DISTRIBUSI FUNGSI PEUBAH ACAK

BEBERAPA TEKNIK DISTRIBUSI FUNGSI PEUBAH ACAK 0 BEBERAPA TEKNIK DISTRIBUSI FUNGSI PEUBAH ACAK Dalam hal ini akan dibahas beberapa teknik yang digunakan dalam menentukan distribusi dari fungsi peubah acak, yaitu teknik fungsi distribusi, teknik transformasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

Harapan Matematik (Teori Ekspektasi)

Harapan Matematik (Teori Ekspektasi) (Teori Ekspektasi) PROBABILITAS DAN STATISTIKA Semester Genap 2014/2015 LUTFI FANANI lutfi.class@gmail.com Sifat Definisi Harapan matematik atau nilai ekspektasi adalah satu konsep yang penting di dalam

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. karakteristik dari generalized Weibull distribution dibutuhkan beberapa fungsi

II. LANDASAN TEORI. karakteristik dari generalized Weibull distribution dibutuhkan beberapa fungsi II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teorema yang berkaitan dengan penelitian penulis. Dalam menyelesaikan momen, kumulan dan fungsi karakteristik dari generalized Weibull

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

2. Peubah Acak (Random Variable)

2. Peubah Acak (Random Variable) . Peubah Acak (Random Variable) EL00-Probabilitas dan Statistik Dosen: Andriyan B. Suksmono Isi 0. Review dari EL009 KonsepPeubahAcak Sebaran Peluang Diskrit Sebaran Peluang Kontinyu Sebaran Empiris Sebaran

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

Statistika Variansi dan Kovariansi. Adam Hendra Brata

Statistika Variansi dan Kovariansi. Adam Hendra Brata Statistika dan Adam Hendra Brata Kita sudah memahami bahwa nilai harapan peubah acak X seringkali disebut rataan (mean) dan dilambangkan dengan μ. Tetapi, rataan tidak memberikan gambaran dispersi atau

Lebih terperinci

Teorema Newman Pearson

Teorema Newman Pearson pengujian terbaik Andi Kresna Jaya andikresna@yahoo.com Jurusan Matematika October 6, 2014 Outline 1 Review 2 Uji dua sisi untuk mean 3 Teorema Neyman-Pearson Back Outline 1 Review 2 Uji dua sisi untuk

Lebih terperinci

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR 3 BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR 4.. Sebaran asimtotik dari,, Teorema 4. ( Normalitas Asimtotik

Lebih terperinci

PEUBAH ACAK DAN DISTRIBUSINYA

PEUBAH ACAK DAN DISTRIBUSINYA 4/6/009 Pemetaan (Fungsi) PEUBAH ACAK DAN DISTRIBUSINYA Suatu pemetaan / fungsi Kategori fungsi:. Fungsi titik A B MA 08 Statistika Dasar Dosen : Udjianna S. Pasaribu Utriweni Mukhaiyar Senin, 6 Februari

Lebih terperinci

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2011 Daftar Isi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula, VaR, estimasi VaR dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak.

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Daftar Isi 1 Peubah Acak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statistika merupakan salah satu ilmu matematika yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Di dalamnya mencakup berbagai sub pokok-sub pokok materi yang sangat bermanfaat

Lebih terperinci

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Distribusi Peluang Kontinu Bahan Kuliah II9 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Fungsi Padat Peluang Untuk peubah acak kontinu, fungsi peluangnya

Lebih terperinci

Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R

Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R Bab Peubah Acak. Konsep Dasar Peubah Acak Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R Contoh peubah acak: Jika X adalah peubah acak banyaknya sisi muka yang muncul pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka dari buku referensi karya ilmiah. Karya ilmiah yang digunakan adalah hasil penelitian serta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Logistik Distribusi logistik merupakan distribusi yang memiliki fungsi kepekatan peluang kontinu. Bentuk kurva distribusi logistik adalah simetris dan uni modal. Bentuk

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan

LANDASAN TEORI. Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan 4 II. LANDASAN TEORI Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan Schmeiser (1974), yang memiliki empat parameter dari pengembangan distribusi Lambda Tukey. Keluarga distribusi

Lebih terperinci

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan Unit KONSEP DASAR ALJABAR Clara Ika Sari Pendahuluan P ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam aljabar seperti persamaan dan pertidaksamaan ang berbentuk linear dan kuadrat, serta

Lebih terperinci

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV 4.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DISPERSI POLUTAN

BAB III PEMODELAN DISPERSI POLUTAN BAB III PEMODELAN DISPERSI POLUTAN Salah satu faktor utama ang mempengaruhi dispersi polutan adalah kecenderungan molekul-molekul polutan untuk berdifusi. Pada Bab II telah dijelaskan bahwa proses difusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial adalah distribusi yang paling penting dan paling sederhana kegagalan mesin penghitung otomatis dan kegagalan komponen

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

BAB IV EKSPEKTASI MATEMATIK

BAB IV EKSPEKTASI MATEMATIK BAB IV EKSPEKTASI MATEMATIK.1. Rata-rata variabel acak Bila dua koin dilemparkan sebanyak 16 kali dan X adalah jumlah depan (atas) yang muncul setiap kali pelemparan. Sehinga nilai X adalah 0,1, atau.

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS PENGANTAR MODEL PROBABILITAS (PMP, Minggu 8-14) Sri Haryatmi Kartiko Universitas Gadjah Mada Juni 2014 Outline 1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Mean dan Variansi Fungsi Pembangkit Momen (MGF) 2 Minggu

Lebih terperinci

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. Distribusi Normal_M. Jainuri, M.Pd 1

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. Distribusi Normal_M. Jainuri, M.Pd 1 DISTRIBUSI NORMAL Pertemuan 3 1 Distribusi Normal Pertama kali diperkenalkan oleh Abraham de Moivre (1733). De Moivre menemukan persamaan matematika untuk kurva normal yang menjadi dasar dalam banyak teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Peubah Acak dan Distribusinya.1.1 Peubah Acak Definisi.1: Peubah acak adalah suatu fungsi yang menghubungkan sebuah bilangan real dengan setiap unsur di dalam ruang contoh, (Walpole

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kontinu. Bentuk kurva distribusi logistik adalah simetri dan uni-modal. Bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. kontinu. Bentuk kurva distribusi logistik adalah simetri dan uni-modal. Bentuk 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa tinjauan pustaka yang digunakan penulis pada penelitian ini, antara lain : 2.1 Distribusi Logistik Distribusi logistik merupakan distribusi

Lebih terperinci

TEORI DASAR DERET WAKTU M A T O P I K D A L A M S T A T I S T I K A II 22 J A N U A R I 2015 U T R I W E N I M U K H A I Y A R

TEORI DASAR DERET WAKTU M A T O P I K D A L A M S T A T I S T I K A II 22 J A N U A R I 2015 U T R I W E N I M U K H A I Y A R TEORI DASAR DERET WAKTU M A 5 2 8 3 T O P I K D A L A M S T A T I S T I K A II 22 J A N U A R I 2015 U T R I W E N I M U K H A I Y A R DERET WAKTU Deret waktu sendiri tidak lain adalah himpunan pengamatan

Lebih terperinci

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y.

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas perluasan integral tertentu ke bentuk integral lipat dua dari fungsi dua peubah Akan dibahas bentukbentuk integral lipat dalam koordinat kartesius koordinat kutub

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS UNIFORM (SERAGAM) BERNOULLI BINOMIAL POISSON MULTINOMIAL HIPERGEOMETRIK GEOMETRIK BINOMIAL NEGATIF MA3181 Teori Peluang 27 Oktober 2014 Utriweni Mukhaiyar DISTRIBUSI UNIFORM (SERAGAM)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada sub bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teori yang mendukung rancangan Sequential Probability Ratio Test (SPRT) yaitu percobaan dan ruang sampel, peubah acak dan fungsi

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percobaan Bernoulli merupakan suatu percobaan yang memiliki dua nilai outcome (kemunculan) yang mungkin yakni sukses dan gagal yang masing-masing dinotasikan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Normal Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang

Lebih terperinci

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting Oleh Azimmatul Ihwah Distribusi Diskrit Fungsi probabilitas dari variabel random diskrit dapat dinyatakan dalam formula matematik tertentu yang dinamakan fungsi

Lebih terperinci

Sampling dengan Simulasi Komputer

Sampling dengan Simulasi Komputer Modul Sampling dengan Simulasi Komputer PENDAHULUAN Sutawanir Darwis M etode statistika merupakan alat untuk menyelesaikan masalah apabila solusi analitik tidak mungkin diperoleh. Dengan metode statistika

Lebih terperinci

MA 2081 STATISTIKA DASAR UTRIWENI MUKHAIYAR 24 FEBRUARI 2011

MA 2081 STATISTIKA DASAR UTRIWENI MUKHAIYAR 24 FEBRUARI 2011 Fungsi Peluang Gabungan MA 2081 STATISTIKA DASAR UTRIWENI MUKHAIYAR 24 FEBRUARI 2011 Ilustrasi Suatu perusahaan properti memiliki banyak gedung/bangunan yang ditawarkan dengan kategori-kategori yang berbeda.

Lebih terperinci

STK 203 TEORI STATISTIKA I

STK 203 TEORI STATISTIKA I STK 203 TEORI STATISTIKA I III. PEUBAH ACAK KONTINU III. Peubah Acak Kontinu 1 PEUBAH ACAK KONTINU Ingat definisi peubah acak! Definisi : Peubah acak Y adalah suatu fungsi yang memetakan seluruh anggota

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik ii Darpublic BAB 1 Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik 1.1. Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka

Lebih terperinci

STK 203 TEORI STATISTIKA I

STK 203 TEORI STATISTIKA I STK 203 TEORI STATISTIKA I II. PEUBAH ACAK DISKRET II. Peubah Acak Diskret 1 PEUBAH ACAK DISKRET Definisi 2.1. (Peubah Acak) : Peubah Acak Y adalah suatu fungsi yang memetakan seluruh anggota ruang contoh

Lebih terperinci

FUNGSI PELUANG GABUNGAN M A P E N G A N T A R S T A T I S T I K A 14 F E B R U A R I 2013 U T R I W E N I M U K H A I Y A R

FUNGSI PELUANG GABUNGAN M A P E N G A N T A R S T A T I S T I K A 14 F E B R U A R I 2013 U T R I W E N I M U K H A I Y A R FUNGSI PELUANG GABUNGAN M A 4 0 8 5 P E N G A N T A R S T A T I S T I K A 14 F E B R U A R I 2013 U T R I W E N I M U K H A I Y A R ILUSTRASI Suatu perusahaan properti memiliki banyak gedung/bangunan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN EORI 2.. Dasar Dasar Peluang Program stokastik adalah salah satu cabang matematika yang berhubungan dengan keputusan optimal dalam keadaan tidak pasti yang dinyatakan dengan distribusi

Lebih terperinci

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu Pertemuan ke 5 4.1 Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu Fungsi Probabilitas dengan variabel kontinu terdiri dari : 1. Distribusi Normal 2. Distribusi T 3. Distribusi Chi Kuadrat

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA (Bekal untuk Para Sarjana dan Magister Matematika) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. November 19, 2007 Secara geometris, f kontinu di suatu titik berarti bahwa grafiknya tidak terputus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersyarat, momen bersyarat, distribusi binomial, martingale, tingkat bunga &

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersyarat, momen bersyarat, distribusi binomial, martingale, tingkat bunga & BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II akan dijelaskan mengenai dasar teori yang akan mendukung pembentukan model suku bunga stokastik waktu diskrit dan penerapannya dalam anuitas, yaitu: peluang, peubah acak

Lebih terperinci

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan selanjutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA CNH4S3 Analisis Time Series Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si [Jadwal]: [Materi Analsis Time Series] Kuliah Pemodelan dan Simulasi berisi tentang dasar pemodelan time series seperti kestasioneran, identifikasi

Lebih terperinci

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG PENDAHULUAN Setiap peristiwa akan mempunyai peluangnya masingmasing, dan peluang terjadinya peristiwa itu akan mempunyai penyebaran yang mengikuti suatu pola tertentu yang di sebut

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV - 101 SKS : 3 SKS Turunan Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Kemampuan Akhir ang Diharapkan Mahasiswa mampu : - menjelaskan arti turunan ungsi - mencari turunan ungsi - menggunakan

Lebih terperinci

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk!

MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk! Catatan Kuliah MA4183 MODEL RISIKO Control your Risk! disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4183 Model Risiko A. Jadwal

Lebih terperinci

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

DASAR-DASAR TEORI PELUANG DASAR-DASAR TEORI PELUANG Herry P. Suryawan 1 Ruang Peluang Definisi 1.1 Diberikan himpunan tak kosong Ω. Aljabar-σ (σ-algebra pada Ω adalah koleksi subhimpunan A dari Ω dengan sifat (i, Ω A (ii jika A

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah

II. LANDASAN TEORI. sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah II. LANDASAN TEORI Peubah acak X(s) merupakan sebuah fungsi X yang menetapkan setiap anggota sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah peubah acak diskrit, yaitu banyaknya

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2011 Daftar Isi

Lebih terperinci

Ekspektasi Satu Peubah Acak Kontinu

Ekspektasi Satu Peubah Acak Kontinu Chandra Novtiar 0857948015 chandramathitb07@gmail.com PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG Garis Besar Pembahasan Sub Pokok Pembahasan

Lebih terperinci