BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan selanjutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui, tetapi hasilnya tidak dapat ditentukan dengan tepat disebut percobaan acak. Definisi (Ruang Contoh dan Kejadian) (Ghahramani 2005) Himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan acak disebut ruang contoh, dinotasikan dengan Ω. Suatu kejadian A adalah himpunan bagian dari Ω. Definisi (Medan-σ) (Ghahramani 2005) Medan-σ (σ-field) adalah suatu himpunan F yang anggotanya himpunan bagian dari Ω serta memenuhi syarat-syarat berikut. 1. F; 2. Jika A, A, F, maka A F; 3. Jika A F maka A F, dengan A menyatakan komplemen dari himpunan A. Definisi (Ukuran Peluang) (Ghahramani 2005) Suatu ukuran peluang P pada (Ω, F) adalah suatu fungsi P F [0,1] yang memenuhi syarat-syarat berikut. 1. P( ) = 0 dan P(Ω) = 1; 2. Jika A, A, F adalah himpunan-himpunan yang saling lepas, yaitu P A P A. i 1 i 1 A A =, untuk setiap i, j dengan i j, maka i i Pasangan (Ω, F, P) disebut ruang peluang (probability space).

2 6 Definisi (Kejadian Saling Bebas) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dan A, B F. Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika P(A B) = P(A)P(B). Secara umum, misalnya I adalah himpunan indeks, himpunan kejadian {A : i I} disebut saling bebas jika P A P ( A ) untuk setiap himpunan bagian berhingga J dari I. i i ij ij Definisi (Peluang Bersyarat) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dan A, B F. Jika P(B) > 0 maka peluang kejadian A dengan syarat diketahui kejadian B adalah PA B = P(A B). P(B) Teorema (Teorema Bayes) (Hogg & Craig 2005) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dan C F, i = 1,2, k. Misalnya kejadian C terjadi hanya dengan salah satu kejadian C maka peluang bersyarat dari C setelah diketahui C adalah P C j C i 1 P C C i i P C C P C P C C k P C P C j j j. Definisi (Peubah Acak) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang. Peubah acak (random variable) X merupakan fungsi X Ω R di mana {ω Ω X(ω) x} F untuk setiap x R. Peubah acak dinotasikan dengan huruf besar, sedangkan nilai dari peubah acak tersebut dinotasikan dengan huruf kecil. Definisi (Peubah Acak Diskret) (Ghahramani 2005) Misalnya Ω adalah ruang contoh, F adalah medan-σ dari Ω dan S adalah himpunan berhingga. Suatu fungsi X Ω S disebut peubah acak diskret jika memenuhi sifat untuk setiap A S berlaku {ω Ω X(ω) A} F.

3 7 Definisi (Fungsi Kerapatan Peluang) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang. Fungsi kerapatan peluang (probability mass function) dari peubah acak diskret X adalah fungsi p R [0,1] yang didefinisikan oleh p (x) = P(X = x) untuk setiap x R. Definisi (Fungsi Kerapatan Peluang Bersama Dua Peubah Acak Diskret) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang. Fungsi kerapatan peluang bersama dari peubah acak diskret X dan Y adalah suatu fungsi p, : R [0,1] yang didefiniskan oleh p, (x, y) = P(X = x, Y = y) untuk setiap x, y R. Definisi (Fungsi Kerapatan Peluang Bersyarat) (Ross 2000) Jika X dan Y adalah peubah acak diskret, maka fungsi kerapatan peluang bersyarat dari X jika diberikan Y = y dengan P(Y = y) > 0 untuk setiap y adalah p (x y) = P(X = x, Y = y). P(Y = y) Definisi (Bebas Stokastik Identik) (Hogg & Craig 2005) Misalnya X, X,, X adalah barisan peubah acak yang memiliki fungsi kerapatan yang sama, yaitu f(x) sehingga f (x ) = f(x ) f (x ) = f(x ) f (x ) = f(x ) dan fungsi kerapatan bersamanya adalah f(x )f(x ) f(x ). Peubah acak X, X,, X disebut bebas stokastik identik. Definisi (Nilai Harapan Peubah Acak Diskret) (Ghahramani 2005) Misalnya X adalah peubah acak diskret dengan fungsi kerapatan peluang p (x) = P(X = x), maka nilai harapan dari peubah acak X adalah E[X] = xp (x).

4 8 Definisi (Fungsi Indikator) (Cassela & Berger 1990) Misalnya A adalah suatu kejadian pada ruang peluang (Ω, F, P). Fungsi indikator dari A adalah suatu fungsi I Ω {0,1} yang didefinisikan oleh I A 1, jika A ( ). 0, jika A Definisi (Kontinu Absolut) (Billingsley 1995) Jika P dan P adalah dua ukuran peluang pada (Ω, F). Ukuran peluang P dikatakan kontinu absolut ke ukuran peluang P jika untuk setiap A F, P(A) = 0 mengakibatkan P(A) = 0, dinotasikan P P. Jika P P dan P P maka kedua ukuran dikatakan ekivalen dan dinotasikan P P. Teorema (Radon-Nikodym) (Billingsley 1995) Jika P dan P adalah dua ukuran peluang pada (Ω, F) sedemikian sehingga P P, maka terdapat peubah acak tak negatif Λ sehingga P(A) = A F, dinotasikan dengan dp dp F = Λ. Λ dp untuk semua 2.2 Rantai Markov Definisi (Ruang State) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya S adalah himpunan nilai dari barisan peubah acak, maka S disebut ruang state. Definisi (Proses Stokastik) (Ross 2000) Proses stokastik {X : k N} yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P) adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan ruang contoh Ω ke suatu ruang state S. Jadi, untuk setiap k N, X adalah peubah acak. Dalam hal ini, k N dianggap sebagai waktu dan nilai dari peubah acak X sebagai state (keadaan) dari proses pada waktu k.

5 9 Definisi (Rantai Markov dengan Waktu Diskret) (Ross 2000) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dan S adalah ruang state. Proses stokastik {X : k N} dengan ruang state S, disebut rantai Markov dengan waktu diskret jika untuk setiap k {0, 1, 2, } berlaku PX = i X = i, X = i,, X = i = PX = i X = i untuk semua kemungkinan nilai dari i, i,, i, i S. Jadi pada rantai Markov, sebaran bersyarat dari sebarang state yang akan datang X bebas terhadap semua state yang lalu X, X,, X dan hanya bergantung pada state sekarang X. Definisi (Matriks Peluang Transisi) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) a a a a dengan ruang state S berukuran N. Matriks A = a = a a a adalah matriks peluang transisi di mana a = P(X = j X = i) untuk semua i, j S. Nilai a menyatakan peluang bahwa jika proses tersebut berada pada state i maka berikutnya proses akan beralih ke state j. Karena nilai peluang adalah tak negatif dan karena proses harus mengalami transisi ke suatu state, maka berlaku: 1. a 0, untuk semua i, j S; a a 2. N a ji 1, untuk semua i S. j1 Definisi (Rantai Markov Homogen) (Ross 2000) Rantai Markov {X : k N} yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S dikatakan homogen jika P(X = j X = i) = P(X = j X = i) untuk semua i, j S. Pada rantai Markov homogen, nilai a tidak bergantung pada k N.

6 10 Definisi (Peluang Transisi n-step) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Peluang transisi n-step a () adalah peluang suatu proses berpindah dari state i ke state j dengan n langkah yang didefinisikan sebagai a () = P(X = j X = i), n > 0, i, j S. Definisi (Terakses) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Suatu state j disebut terakses (accessible) dari state i, dinotasikan i j, jika ada sebuah bilangan bulat k 0 sehingga a () > 0. Definisi (Berkomunikasi) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Dua state i dan j disebut berkomunikasi (communicate), dinotasikan i j, jika state i dapat diakses dari state j dan state j dapat diakses dari state i. Definisi (Kelas State) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Suatu kelas state adalah suatu himpunan tak kososng C S sehingga semua pasangan state anggota C berkomunikasi satu dengan yang lainnya, serta tidak ada anggota C yang berkomunikasi dengan suatu state yang bukan anggota C. Definisi (Rantai Markov Tak Tereduksi) (Ross 2000) Suatu rantai Markov disebut tak tereduksi (irreducible) jika hanya terdapat satu kelas state, yaitu jika semua state-nya berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Definisi (The First-Passage Time Probability) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. f () merupakan peluang bahwa mulai dari state i, proses

7 11 bertransisi untuk pertama kali ke state j terjadi pada waktu n. Peluang ini disebut the first-passage time probability. Jadi, untuk setiap n = 1, 2, 3, berlaku f () = P(X = j: X j untuk semua 1 k n 1 X = i), i, j S, dan f () = 0 untuk semua i, j S. Selanjutnya, untuk setiap i, j S didefinisikan f = f (). Jadi untuk setiap i, j S, f menyatakan peluang bahwa suatu proses yang dimulai dari state i akan pernah bertransisi ke state j. Khususnya, untuk setiap state i, f menyatakan peluang bahwa suatu proses yang dimulai dari state i akan pernah bertransisi kembali ke state i. Definisi (Recurrent dan Transient) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. State i disebut recurrent (berulang) jika f = 1 dan transient jika f < 1. Teorema (Recurrent dan Transient) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. State i disebut recurrent jika ( n) aii dan transient jika n0 n0 a ( n) ii. Definisi (Periode, Periodik, dan Aperiodik) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Suatu state i disebut memiliki periode d ditulis d(i) jika d adalah persekutuan terbesar (the greatest common divisor) bagi n sehingga a () > 0, dinotasikan d(i) = gcd {n a () > 0}. Suatu state i disebut periodik jika d(i) > 1 dan aperiodik jika d(i) = 1.

8 12 Definisi (Positive Recurrent dan Null Recurrent) (Ross 2000) Misalnya {X : k N} adalah rantai Markov yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S. Suatu state disebut berulang positif (positive recurrent) jika state tersebut adalah berulang (recurrent) serta berlaku jika proses dimulai dari state i maka nilai harapan dari waktu sampai proses tersebut kembali ke state i adalah bilangan terhingga (finite). State recurrent yang tidak positive recurrent disebut null recurrent. Definisi (Ergodic) (Ross 2000) Rantai Markov yang positive recurrent dan aperiodik disebut ergodic. Teorema (Nilai Harapan Rantai Markov Homogen) (Ross 2000) Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov ergodic yang terdefinisi pada (Ω, F, P) dengan ruang state S berukuran N. Misalnya A = a merupakan matriks peluang transisi berukuran N N dengan a = P(X = j X = i). Nilai harapan dari X dinotasikan E[X] = π yang memenuhi Aπ = π dan π = 1, di mana π 0, j S. Definisi (Himpunan P-Null) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang. Himpunan P-Null didefinisikan sebagai N {N Ω N A, A F, P(A) = 0}. Definisi (Ruang Peluang Lengkap) (Grimmet & Stirzaker 2001) Sebuah ruang peluang (Ω, F, P) disebut lengkap, jika A B, B F, dan P(B) = 0 maka A F. Definisi (Filtrasi) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya F adalah medan-σ dan G = {G k N} adalah barisan submedan-σ dari F dan memenuhi G G untuk semua k N, maka G disebut filtrasi.

9 13 Definisi (Filtrasi Lengkap) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang lengkap dan {G k N} adalah sebuah filtrasi. Jika G memuat semua himpunan P-Null di F, maka G disebut filtrasi lengkap. Definisi (Terukur atau Measurable) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya X adalah peubah acak diskret yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P) dan S adalah ruang state. Jika {ω Ω X(ω) A} F untuk setiap A S, maka X dikatakan terukur-f. Definisi (Adapted) (Grimmet & Stirzaker 2001) Barisan peubah acak {X k N} yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P) dikatakan adapted terhadap filtrasi {G }, jika X terukur-g untuk setiap k N. Definisi (Predictable) (Grimmet & Stirzaker 2001) Barisan peubah acak {X : k N} yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P) dikatakan predictable (terduga) terhadap filtrasi {F }, jika X terukur-f untuk setiap k N. Definisi (Nilai Harapan Bersyarat) (Shreve 2004) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang, G adalah submedan-σ dari F, dan X adalah peubah acak yang terintegralan pada (Ω, F, P), maka E[X G] disebut nilai harapan bersyarat dari X jika diketahui G, didefinisikan sebagai sebarang peubah acak Y yang memenuhi: 1. Y terukur- G; 2. YdP = XdP, A G; Persamaan EX GdP = XdP dapat ditulis E I EX G = E[I X]. Teorema (Nilai Harapan Bersyarat) (Billingsley 1995) Misalnya X terintegralkan, G dan G adalah dua medan-σ yang memenuhi G G, maka berlaku E[E[X G ] G ] = E[E[X G ] G ] = E[X G ].

10 14 Teorema (Sifat-Sifat Nilai Harapan Bersyarat) (Shreve 2004) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang, G adalah submedan-σ dari F, X, Y dan XY adalah peubah acak yang terintegralkan pada (Ω, F, P), a dan b adalah konstanta, maka berlaku: 1. E EX G = E[X]; 2. Jika X terukur- G, maka EX G = E[X]; 3. EaX + by G = aex G + bey G; 4. Jika X 0, maka EX G 0; 5. Jika Y terukur-g, maka EYX G = YEX G. Definisi (Martingale) (Williams 1991) Misalnya X = {X k N} adalah proses stokastik yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P), dan {F n N} adalah filtasi dari F. Proses stokastik X disebut proses martingale jika berlaku: 1. X adalah adapted terhadap {F n N}; 2. E[ X ] <, k; 3. E[X F ] = X, a.s (n N). Teorema (Representasi Martingale) (Williams 1991) Jika {X k N} adalah proses martingale yang terdefinisi pada ruang peluang (Ω, F, P), dan {F : n N} adalah filtasi dari F, maka terdapat secara tunggal proses H = {H : t N} yang predictable dengan E[ H ] < dan proses martingale Z = {Z : t N} sehingga berlaku X = X + H (Z Z ). Definisi (Stopping Time) (Williams 1991) Misalnya (Ω, F, P) adalah ruang peluang dengan {F : n N} adalah filtrasi dari F. Suatu fungsi T Ω N { } disebut stopping time dari proses stokastik {X k N} jika {T n} = {ω Ω T(ω) n} F, n.

11 15 Definisi (Gerak Brown) (Karatzas & Shreve 1987) Proses stokastik {X k N} yang adapted terhadap filtrasi {F n N} disebut gerak Brown berdimensi satu jika berlaku: 1. X = 0; 2. untuk 0 s < t, peubah acak X X adalah saling bebas; 3. untuk 0 s t, berlaku X X ~N(0, t s). 2.3 Barisan Bilangan Real, Kekontinuan, dan Fungsi Concave Definisi (Medan Borel) (Hogg & Craig 2005) Medan Borel adalah medan-σ terkecil yang mengandung semua selang berbentuk (, r] dengan r R, dinotasikan B(R). Definisi (Barisan) (Bartle 1976) Suatu barisan S = {s } dari bilangan real adalah suatu fungsi dari N (himpunan bilangan bulat positif) ke R (himpunan bilangan real). Definisi (Konvergen Hampir Pasti) (Grimmet & Stirzaker 2001) Misalnya X, X, adalah peubah acak dalam ruang peluang (Ω, F, P). Suatu barisan peubah acak X, X, dikatakan konvergen hampir pasti ke peubah acak X, dinotasikan X. X untuk n, jika ε > 0 berlaku P lim X X < ε = 1. Dengan kata lain, konvergen hampir pasti adalah konvergen dengan peluang sama dengan 1. Definisi (Batas Atas dan Batas Bawah) (Bartle 1976) Misalnya S R, u R disebut batas atas dari S jika s u, s S, dan w R disebut batas bawah dari S jika w s, s S. Himpunan S terbatas di atas jika memiliki batas atas, dan terbatas di bawah jika memiliki batas bawah. Jika himpunan S memiliki batas atas dan batas bawah, maka himpunan S disebut terbatas.

12 16 Definisi (Supremum dan Infimum) (Bartle 1976) 1. Suatu bilangan u R disebut supremum (batas atas terkecil) dari S R jika berlaku: a. s u, s S; b. jika s v, s S, maka u v. 2. Suatu bilangan w R disebut infimum (batas bawah terbesar) dari S R jika berlaku: a. w s, s S; b. jika v s, s S, maka v w. Definisi (Himpunan Konveks) (Royden 1988) Misalnya K R adalah himpunan vektor. K disebut himpunan konveks jika untuk semua x, y K maka λx + (1 λ)y K untuk 0 λ 1. Selanjutnya, {z z = λx + (1 λ)y} disebut segmen garis yang menghubungkan x dan y. K adalah himpunan konveks jika untuk setiap x, y di K, maka segmen garis yang menghubungkan x dan y juga terletak di K.. Definisi (Fungsi Concave) (Royden 1988) Misalnya f adalah fungsi yang terdefinisi pada himpunan konveks K. Fungsi f disebut fungsi concave jika untuk semua x, y K dan 0 < λ < 1 berlaku f(λx + (1 λ)y) λf(x) + (1 λ)f(y). Sedangkan jika untuk semua x, y K dengan x y dan 0 < λ < 1 berlaku f(λx + (1 λ)y) > λf(x) + (1 λ)f(y) maka f disebut strictly concave. Definisi (Kekontinuan) (Purcell & Varberg 1999) Suatu fungsi f disebut kontinu pada bilangan c jika berlaku lim f ( x) f ( c). Fungsi f disebut kontinu kanan pada bilangan c jika berlaku lim f ( x) f ( c), xc xc sedangkan fungsi f disebut kontinu kiri pada bilangan c jika berlaku lim f ( x) f ( c). Fungsi f disebut kontinu pada interval I jika f kontinu pada xc

13 17 bilangan c untuk semua c I. Himpunan fungsi-fungsi yang kontinu pada interval I dinotasikan sebagai C (I). Definisi (Fungsi Naik dan Fungsi Turun) (Purcell & Varberg 1999) Misalnya x, x R. 1. Fungsi f dikatakan fungsi naik, jika x < x maka f(x ) < f(x ). 2. Fungsi f dikatakan fungsi turun, jika x < x maka f(x ) > f(x ). 2.4 Ruang Vektor dan Hasil Kali Dalam Definisi (Ruang Vektor) (Anton 1997) V disebut ruang vektor, jika untuk setiap vektor u, v, w V dan sebarang skalar k dan l berlaku: 1. Jika u, v, V, maka u + v V; 2. u + v = v + u; 3. u + (v + w) = (u + v) + w; 4. Ada 0 V sehingga 0 + u = u + 0, u V; 5. u V, ada u V sehingga u + (-u) = (-u) + u = 0; 6. Jika k adalah sebarang skalar dan u V, maka ku V; 7. k (u + v) = k u + k v; 8. (k + l) u = k u + l u; 9. k (l u) = (k l) u; 10. 1u = u. Definisi (Perkalian Dalam) (Anton 1997) Jika u = (u, u,, u ) dan v = (v, v,, v) adalah sebarang vektor di R, maka hasil kali dalam (euclidean inner product) u, v didefinisikan dengan u, v = u v + u v + + u v. Definisi (Ruang Hasil Kali Dalam) (Anton 1997) Sebuah hasil kali dalam pada ruang vektor real V adalah fungsi yang mengasosiasikan bilangan real u, v dengan masing-masing pasangan vektor u

14 18 dan v pada V sedimikian sehingga aksioma-aksioma berikut dipenuhi untuk semua u, v, w V dan skalar k. 1. u, v = v, u ; 2. u + v, w = u, w + v, w ; 3. ku, v = k u, v ; 4. v, v 0 dan v, v = 0 jika dan hanya jika v = 0. Sebuah ruang vektor real dengan sebuah hasil kali dalam dinamakan ruang hasil kali dalam real. 2.5 Perhitungan Galat (Error) Definisi (Mean Absolute Percentage Error) (Wei 1994) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) atau persentase rataan galat absolut didefinisikan sebagai MAPE = 1 N Y Y 100%. Semakin kecil nilai MAPE mendekati 0, maka semakin kecil pula kesalahan akibat penggunaan Y. Y

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 Percobaan Acak (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui tetapi

Lebih terperinci

OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV DAN APLIKASINYA PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk KASTOLAN

OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV DAN APLIKASINYA PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk KASTOLAN OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV DAN APLIKASINYA PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk KASTOLAN ` SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV 4.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen

Lebih terperinci

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis LAMPIRAN 33 Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Definisi A.1 (Ruang contoh dan kejadian) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang II. LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS MUSAFA

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS MUSAFA KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS MUSAFA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan berikutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci

Lebih terperinci

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya tidak dapat diprediksi dengan tepat tetapi kita

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Stokastik proses = { ( ), } adalah kumpulan dari variabel acak yang didefinisikan pada ruang peluang (Ω, ς, P) yang nilai-nilainya pada bilangan real. T dinamakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan proses stokastik. Proses stokastik dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses stokastik dengan waktu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI ( ) =

II. LANDASAN TEORI ( ) = II. LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Definisi 2.1.1 Fungsi Bernilai Real Fungsi bernilai real adalah fungsi yang domain dan rangenya adalah himpunan bagian dari real. Definisi 2.1.2 Limit Fungsi Jika adalah suatu

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan diketahui

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET DAN APLIKASINYA PADA DNA N U R M A I L Y

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET DAN APLIKASINYA PADA DNA N U R M A I L Y KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET DAN APLIKASINYA PADA DNA N U R M A I L Y SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV Penelitian Operasional II Rantai Markov 49 4. RANTAI MARKOV 4. PENDAHULUAN Dalam masalah pengambilan suatu keputusan, seringkali kita diperhadapkan dengan suatu ketidakpastian. Permasalahan ini dapat dimodelkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Teori yang ditulis dalam bab ini merupakan beberapa landasan yang digunakan untuk menganalisis sebaran besarnya klaim yang berekor kurus (thin tailed) dan yang berekor gemuk (fat

Lebih terperinci

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

DASAR-DASAR TEORI PELUANG DASAR-DASAR TEORI PELUANG Herry P. Suryawan 1 Ruang Peluang Definisi 1.1 Diberikan himpunan tak kosong Ω. Aljabar-σ (σ-algebra pada Ω adalah koleksi subhimpunan A dari Ω dengan sifat (i, Ω A (ii jika A

Lebih terperinci

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001)

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001) Lampiran: Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang contoh, kejadian dan peluang Berbagai macam pengamatan diperoleh melalui penggulangan percobaan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Dalarn banyak kasus,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

Silabus. Proses Stokastik (MMM 5403) Proses Stokastik. Contoh

Silabus. Proses Stokastik (MMM 5403) Proses Stokastik. Contoh Silabus Proses Stokastik (MMM 5403) Status: Wajib Minat Statistika Rantai Markov, klasifikasi rantai Markov. Limit rantai Markov dan aplikasinya. Rantai Markov kontinu, contoh-contoh klasik. Proses renewal,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA SRI RAMADANIATY

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA SRI RAMADANIATY PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA SRI RAMADANIAY DEPAREMEN MAEMAIKA FAKULAS MAEMAIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM INSIU PERANIAN BOGOR BOGOR 05

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA

MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA VARIABEL RANDOM Misalkan (Ω, A, P) ruang probabilitas dan R = {x < x < } dan B : Borel field pada R. Andaikan X : Ω R dan untuk setiap A R, kita definisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN )

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN ) RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN ) 2.1 Tujuan Praktikum Rantai markov (Markov Chain ) merupakan salah satu materi yang akan dipelajari dalam praktikum stokastik. Berikut ini terdapat beberapa tujuan yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak.

Lebih terperinci

CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya

CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si TELKOM UNIVERSITY JALAN TELEKOMUNIKASI 1, BANDUNG, INDONESIA Ruang Sampel dan Kejadian PEUBAH ACAK (P.A) Fungsi yang memetakan

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, ideal, daerah integral, ring quadratic.

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK PERKALIAN FUNGSI PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DARI SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN LIA YULIAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Life Table Life table adalah tabel mengenai angka kematian menurut umur yaitu berkaitan dengan peluang bertahan hidup menurut umur. (Coale & Demeny 1983) Dengan menggunakan

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan didiskusikan tentang istilah-istilah, teorema-teorema yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan didiskusikan tentang istilah-istilah, teorema-teorema yang akan II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan didiskusikan tentang istilah-istilah, teorema-teorema yang akan digunakan dalam penelitian ini. 2.1 Himpunan Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang memiliki karakteristik

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords:

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords: ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Asymptotic Distribution of an Estimator for Periodic Component of Intensity Function of a Periodic Poisson Process in the Presence of Linear Trend. Supervised by I WAYAN MANGKU

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ)

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ) LAMPIRAN 55 56 LAMPIRAN Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang Berbagai macam kejadian diperoleh melalui pengamatan dari serangkaian percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Pendahuluan Rantai Markov Waktu Kontinu Pendahuluan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK 3. Perumusan Penduga Misalkan N adalah proses Poisson non-homogen pada interval 0, dengan fungsi intensitas yang tidak diketahui. Fungsi intensitas

Lebih terperinci

Hukum Iterasi Logaritma

Hukum Iterasi Logaritma Hukum Iterasi Logaritma Sorta Purnawanti 1, Helma 2, Dodi Vionanda 3 1 Mathematics Department State University of Pag, Indonesia 2,3 Lecturers of Mathematics Department State University of Pag, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada BAB II DASAR TEORI Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada pembahasan BAB III, mulai dari definisi sampai sifat-sifat yang merupakan konsep dasar untuk mempelajari Fungsi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Peluang Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu.

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log Normal Menggunakan Metode Generalized Moment digunakan beberapa definisi, dan teorema yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik, adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu ruang states. Jadi,

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Statistika Matematik(a) Catatan Kuliah Pengantar Statistika Matematik(a) Statistika Lebih Dari Sekadar Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014

Lebih terperinci

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan. 2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu. Ruang

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Masalah Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen pada interval dengan fungsi intensitas yang tidak diketahui. Fungsi intensitas diasumsikan terintegralkan lokal

Lebih terperinci

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. HUKUM ITERASI LOGARITMA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. 00290 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Ruang Norm Sumanang Muhtar Gozali UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Definisi. Misalkan suatu ruang vektor atas. Norm pada didefinisikan sebagai fungsi. : yang memenuhi N1. 0 N2. 0 0 N3.,, N4.,, Kita dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan mengenai teori yang diperlukan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya antara lain tentang kontrak berjangka komoditas, model pergerakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, daerah integral, ring bilangan bulat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 3: Rantai Markov Diskrit Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Rantai Markov Rantai Markov Misalkan sebuah proses stokastik {X t } dengan t = 0, 1, 2,....

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ruang Sampel dan Kejadian Ruang Sampel dan Kejadian Ruang Sampel dan Kejadian Percobaan adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

PEMODELAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MENGGUNAKAN POISSON HIDDEN MARKOV UNTUK DATA OVERDISPERSI HENDRA GUSTRA

PEMODELAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MENGGUNAKAN POISSON HIDDEN MARKOV UNTUK DATA OVERDISPERSI HENDRA GUSTRA PEMODELAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MENGGUNAKAN POISSON HIDDEN MARKOV UNTUK DATA OVERDISPERSI HENDRA GUSTRA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE 3.1 Diagram Point and Figure Dalam konteks Black-Scholes (Korn 1997), terdapat dua jenis aset dalam pasar modal, yaitu aset bebas risiko {S (t): t 0} dan aset berisiko

Lebih terperinci

BAB 1. Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI

BAB 1. Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI BAB 1 Rantai Markov 1.1 ILUSTRASI (Ilustrasi 1) Akhir-akhir ini, hujan dan panas (baca: tidak hujan) datang silih berganti tanpa bisa diduga. Kalau hari ini hujan, besok mungkin hujan mungkin juga panas.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Logistik Distribusi logistik merupakan distribusi yang memiliki fungsi kepekatan peluang kontinu. Bentuk kurva distribusi logistik adalah simetris dan uni modal. Bentuk

Lebih terperinci

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT 3.1 Operator linear Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi real yaitu suatu fungsi dari ruang vektor ke ruang vektor. Ruang

Lebih terperinci

Discrete Time Dynamical Systems

Discrete Time Dynamical Systems Discrete Time Dynamical Systems Sheet 1 and Solution (1) Tentukan titik tetap dari fungsi berikut. (a) f(x) = x x (b) f(x) = 2x + bx (c) f(x) = e (a) Titik tetap f memenuhi persamaan f(x) = x x x = x x

Lebih terperinci

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH BAB III KEKONVERGENAN LEMAH Bab ini membahas inti kajian tugas akhir. Di dalamnya akan dibahas mengenai kekonvergenan lemah beserta sifat-sifat yang terkait dengannya. Sifatsifat yang dikaji pada bab ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data panel ini, penulis menggunakan definisi, teorema dan konsep dasar yang berkaitan dengan pendugaan parameter,

Lebih terperinci

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil

Lebih terperinci

STATISTIK PERTEMUAN VI

STATISTIK PERTEMUAN VI STATISTIK PERTEMUAN VI 1. TEORI PENDUKUNG 1.1 Pendahuluan 1. Variabel acak 1.3 Distribusi variabel acak diskrit 1.4 Distribusi variabel acak kontinu 1.5 Distribusi multivariat 1.1 Pendahuluan Definisi

Lebih terperinci

Reliabilitas Suatu Mesin Menggunakan Rantai Markov (Studi Kasus: Mesin Proofer Di Pabrik Roti Super Jam Banten)

Reliabilitas Suatu Mesin Menggunakan Rantai Markov (Studi Kasus: Mesin Proofer Di Pabrik Roti Super Jam Banten) Jurnal Matematika Integratif ISSN 42-684 Volume 3 No, April 27, pp 4-47 Reliabilitas Suatu Mesin Menggunakan Rantai Markov (Studi Kasus: Mesin Proofer Di Pabrik Roti Super Jam Banten) Mega Novia Andriani,

Lebih terperinci

PEMODELAN POISSON HIDDEN MARKOV PADA INFEKSI NOSOKOMIAL JUNIAWAN PRASETYO

PEMODELAN POISSON HIDDEN MARKOV PADA INFEKSI NOSOKOMIAL JUNIAWAN PRASETYO PEMODELAN POISSON HIDDEN MARKOV PADA INFEKSI NOSOKOMIAL JUNIAWAN PRASETYO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik X = {X(t), t T } adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu

Lebih terperinci

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real 5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real Sifat aljabar dan sifat urutan bilangan real telah dibahas sebelumnya. Selanjutnya, akan dijelaskan sifat kelengkapan bilangan real. Bilangan rasional ℚ juga memenuhi

Lebih terperinci

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT Misalkan X 1, X 2, X 3... barisan variabel random. Kita tulis S n = n X i. Dalam subbab ini kita akan menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R

Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R Bab Peubah Acak. Konsep Dasar Peubah Acak Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R Contoh peubah acak: Jika X adalah peubah acak banyaknya sisi muka yang muncul pada

Lebih terperinci

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

STATISTIKA UNIPA SURABAYA MATEMATIKA STATISTIKA (MATHEMATICAL STATISTICS) GANGGA ANURAGA Materi : Distribusi variabel random Teori Himpunan Fungsi Himpunan Fungsi Himpunan Peluang Variabel Random Fungsi Kepadatan Peluang Fungsi

Lebih terperinci

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA CNH4S3 Analisis Time Series Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si [Jadwal]: [Materi Analsis Time Series] Kuliah Pemodelan dan Simulasi berisi tentang dasar pemodelan time series seperti kestasioneran, identifikasi

Lebih terperinci

1. σ field dan pengukuran Definisi 1.1

1. σ field dan pengukuran Definisi 1.1 TEORI PROBABILITAS 1. σ field dan pengukuran Misalkan Ω adalah elemen dari himpunan. Contoh Ω merupakan himpunan bilangan dalam suatu interval di bilangan riil yang merupakan hasil dari percobaan random.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Integral merupakan salah satu konsep penting dalam matematika dan banyak aplikasinya. Dalam kehidupan sehari-hari integral dapat diaplikasikan dalam berbagai

Lebih terperinci

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA Mila Apriliani Utari, Encum Sumiaty, Sumanang Muchtar Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia *Coresponding

Lebih terperinci

Tugas Statistika Matematika TEORI PELUANG

Tugas Statistika Matematika TEORI PELUANG Lusi Agustin 131810101004 Ria Ammelia Wahyu 131810101008 Atiqoh Hani R 131810101044 Tugas Statistika Matematika TEORI PELUANG Percobaan acak menjadi percobaan yang hasilnya tidak dapat diprediksi dengan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Pemeliharaan Untuk menjamin kontinuitas kegiatan operasional suatu sistem, keandalan setiap komponen peralatan sangat dijaga agar peralatan tersebut tidak mengalami kegagalan

Lebih terperinci

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA CNH4S3 Analisis Time Series Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si [Jadwal]: [Materi Analsis Time Series] Kuliah Pemodelan dan Simulasi berisi tentang dasar pemodelan time series seperti kestasioneran, identifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Percobaan dan Ruang Sampel Menurut Walpole (1995), istilah percobaan digunakan untuk sembarang proses yang dapat membangkitkan data. Himpunan semua hasil suatu percobaan disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada sub bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teori yang mendukung rancangan Sequential Probability Ratio Test (SPRT) yaitu percobaan dan ruang sampel, peubah acak dan fungsi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal ini akan dibahas macam-macam peubah acak, distribusi peluang, fungsi densitas, dan fungsi distribusi. Pada pembahasan selanjutnya, fungsi peluang untuk peubah acak

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES 2.3. Peubah Acak dan Distribusi Peluang Pada statistika kita melakukan percobaan dimana percobaan tersebut akan menghasilkan suatu peluang. Ruang sampel pada percobaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersyarat, momen bersyarat, distribusi binomial, martingale, tingkat bunga &

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersyarat, momen bersyarat, distribusi binomial, martingale, tingkat bunga & BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II akan dijelaskan mengenai dasar teori yang akan mendukung pembentukan model suku bunga stokastik waktu diskrit dan penerapannya dalam anuitas, yaitu: peluang, peubah acak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dituliskan beberapa aspek teoritis berupa definisi teorema sifat-sifat yang berhubungan dengan teori bilangan integer modulo aljabar abstrak masalah logaritma diskret

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Metrik Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh aksioma-aksioma tertentu. Ruang metrik merupakan hal yang fundamental dalam analisis fungsional,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA 5.1 Harga Saham ( ( )) Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa opsi Amerika dapat dieksekusi kapan saja saat dimulainya kontrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik X = {X(t), t T} adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh ke suatu

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci