Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik"

Transkripsi

1 Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Proses stokastik adalah suatu barisan kejadian yang memenuhi hukum-hukum peluang. Proses stokastik banyak digunakan untuk memodelkan evolusi suatu sistem yang memuat suatu ketidakpastian atau sistem yang dijalankan pada suatu lingkungan yang tak dapat diduga, dimana model deterministik tidak lagi cocok untuk menganalisis sistem. Secara formal, proses stokastik X = {X(t), t T } didefinisikan sebagai suatu barisan peubah acak, yaitu untuk setiap t T terdapat peubah acak X(t). Seringkali indeks t diinterpretasikan sebagai waktu, karena banyak sekali proses stokastik yang terjadi pada suatu selang waktu. Nilai peubah acak X(t) dinamakan keadaan pada saat t. Himpunan T disebut ruang parameter atau ruang indeks dari proses stokastik X dan himpunan semua nilai X(t) yang mungkin dinamakan ruang keadaan dari X. Setiap realisasi dari X dinamakan sample path dari X. Proses-proses stokastik dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis ruang parameternya 7

2 BAB 2. LANDASAN TEORI 8 (diskrit atau kontinu), ruang keadaannya (diskrit atau kontinu), dan kaitan antara peubah-peubah acak yang membentuk proses stokastik tersebut. Yang paling sering dilihat adalah klasifikasi proses-proses stokastik berdasarkan jenis ruang parameter dan ruang keadaannya. 2.2 Rantai Markov Misalkan proses stokastik {X n, n = 0, 1, } mempunyai ruang keadaan berupa himpunan berhingga atau himpunan terbilang. Secara umum, ruang keadaan ini dapat dinotasikan sebagai himpunan {0, 1, }. Jika pada waktu n proses tersebut berada di keadaan i, maka kejadian ini dituliskan sebagai X n = i. Proses stokastik dinamakan rantai Markov jika untuk tiap n = 0, 1, 2,, berlaku P {X n+1 = j X 0 = i 0,, X n 1 = i n 1, X n = i} = P {X n+1 = j X n = i} (2.2.1) untuk semua i 0,, i n 1, i, j dan semua n 0. Untuk selanjutnya, persamaan (2.2.1) disebut sifat Markov Matriks Peluang Transisi Misalkan proses stokastik {X n, n = 0, 1, } adalah suatu rantai Markov. Matriks peluang transisi (satu langkah) dari {X n, n = 0, 1, }, dinotasikan P, adalah suatu matriks dengan elemen ke (i, j)nya adalah p ij. Jadi, p 00 p 01 p 02 p P = 10 p 11 p 12. (2.2.2) p 20 p 21 p Elemen-elemen dari matriks P bernilai tak negatif (p ij 0 untuk i, j 0) dan jumlah elemen-elemen pada satu baris di matriks peluang transisi ini haruslah sama dengan satu ( j=0 p ij = 1, i = 0, 1, 2, ). Matriks transisi ini digunakan dalam

3 BAB 2. LANDASAN TEORI 9 menganalisis kelakuan rantai Markov dalam beberapa langkah ke depan dan juga setelah proses berjalan lama (long run behaviour dari rantai Markov) Persamaan Chapman-Kolmogorov Misalkan p n ij menyatakan peluang proses berada pada keadaan i akan berada pada keadaan j setelah proses mengalami n transisi. Jadi, p n ij dapat dituliskan p n ij = P {X n+m = j X m = i}, m 0, i, j 0. (2.2.3) Dapat dilihat bahwa p 1 ij = p ij. Selanjutnya, dengan menggunakan law of total probability, untuk smua n, m 0, dan semua i, j 0, p n+m ij =P {X n+m = j X 0 = i} = P {X n+m = j X n = k, X 0 = i}p {X n = k X 0 = i} = k=0 k=0 p m kjp n ik. (2.2.4) Persamaan (2.2.4), yang dikenal dengan nama persamaan Chapman-Kolmogorov, akan memberikan suatu metode untuk menghitung peluang transisi dalam n langkah. Misalkan P (n) adalah matriks dengan elemen-elemennya merupakan peluang transisi dalam n langkah (p n ij). Dari persamaan (2.2.4) diperoleh P (n) = P (n 1+1) = P (n 1) P (1) = P (n 2) P (1) P (1) = = P n. Dengan kata lain, matriks peluang transisi dalam n langkah dapat diperoleh dengan mengalikan matriks peluang transisi satu langkah P sebanyak n kali. Suatu rantai Markov yang pada awalnya berada pada keadaan i setelah satu transisi akan berada pada keadaan j dengan peluang yang diberikan oleh suku (i, j) dari matriks P. Secara umum, jika kita definisikan vektor baris π 0 = (π1, 0 π2, 0 ),

4 BAB 2. LANDASAN TEORI 10 dengan πi 0 menyatakan peluang rantai Markov berada di keadaan i pada permulaan proses, maka peluang setelah satu transisi rantai Markov tersebut berada di keadaan j (dengan notasi πj 1 ) diberikan oleh π 1 j = πkp 0 ki, i = 0, 1,. k=0 Definisikan π n = (π n 1, π n 2, ), n = 1, 2, sebagai vektor distribusi peluang dari keadaan rantai Markov setelah n transisi. Dengan menggunakan persamaan Chapman-Kolmogorov di atas diperoleh π n = π 0 P n. (2.2.5) Distribusi Peluang Stasioner Suatu distribusi peluang {π j, j 0} dikatakan distribusi stasioner dari suatu rantai Markov dengan matriks peluang transisi P = (p ij ) jika π j = π i p ij, j 0. (2.2.6) i=0 Distribusi peluang stasioner {π j, j 0} merupakan solusi tunggal dari sistem persamaan π j = π i p ij i=0 π j = 1. j Jika keadaan dari suatu rantai Markov dengan matriks peluang transisi P = (p ij ) mempunyai distribusi peluang P {X 0 = j}, j 0, atau dengan kata lain sama dengan distribusi stasionernya, maka P {X 1 = j} = P {X 1 = j X 0 = i}p {X 0 = i} i=0 = π i p ij = π j. k=0

5 BAB 2. LANDASAN TEORI 11 Secara induksi, dapat dibuktikan bahwa P {X n = j} = P {X n = j X n 1 = i}p {X n 1 = i} i=0 = π i p ij = π j. k=0 Jadi, jika distribusi peluang dari keadaan awal suatu rantai Markov adalah sama dengan distribusi stasionernya, maka X n akan mempunyai distribusi peluang yang sama untuk semua n. 2.3 Teori Pengambilan Keputusan Markov Misalkan suatu sistem dikontrol secara berkala agar tetap dalam kondisi yang baik dengan cara melakukan pemeriksaan. Misalkan pula sistem tersebut diperiksa pada waktu n = 0, 1, 2, dengan jarak antarwaktu pemeriksaan sama. Pada setiap pemeriksaan, sistem tersebut diklasifikasikan ke dalam suatu keadaan dari sejumlah keadaan yang mungkin kemudian dipilih suatu tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan sistem tersebut. Misalkan I menyatakan ruang keadaan yang mungkin ditemukan sistem saat pemeriksaan dan A(i) menyatakan himpunan tindakan yang mungkin bisa diambil pada saat sistem dalam keadaan i, i I (dalam hal ini, i dan A(i) berhingga). Pengambilan suatu tindakan diatur oleh suatu kebijakan stasioner, sebut R. Suatu kebijakan staasioner R merupakan suatu peraturan yang menyatakan tindakan apa yang harus dilakukan jika pada waktu pemeriksaan sistem berada dalam suatu keadaan tertentu. Misalkan tindakan a diambil pada keadaan i, maka akan dimiliki aturan R i = {a}, a A(i), artinya jika sistem berada dalam keadaan i maka tindakan a harus dilakukan. Sebagai konsekuensi dari pengambilan tindakan tersebut adalah munculnya biaya, yaitu c i (a) yang merupakan ekspektasi biaya yang diperlukan apabila tindakan a dilakukan pada keadaan i. Pada pengambilan keputusan berikutnya,

6 BAB 2. LANDASAN TEORI 12 sistem akan berada dalam keadaan j dengan peluang p ij (a) dimana p ij (a) = 1, i I. j I Sistem yang dikontrol ini dinamakan Model Keputusan Markov bila sifat Markov (persamaan (2.2.1)) dipenuhi Kebijakan Stasioner Definisikan X n sebagai keadaan sistem pada waktu keputusan ke-n, untuk n = 0, 1, 2,. Peluang transisi satu langkah di bawah kebijakan stasioner R i yang diberikan adalah P {X n+1 = j X n = i} = p ij (R i ). Jadi, dibawah kebijakan stasioner R i yang diberikan, proses stokastik {X n, n = 0, 1, } merupakan rantai Markov dan peluang transisi satu langkah p ij (R i ). Rantai Markov ini akan menimbulkan biaya sebesar c i (R i ) apabila tindakan R i dilakukan pada saat keadaan i. Peluang transisi n langkah dari rantai Markov {X n, n = 0, 1, } adalah p (n) ij (R) = P {X n = j X 0 = i}, i, j I, n = 1, 2, 3, dengan p (1) ij (R) = p ij(r i ) dan memenuhi p (n) ij (R) = p (n 1) ik (R)p kj (R k ). (2.3.1) k I Setiap kebijakan stasioner biasanya memiliki sifat unichain, yaitu untuk setiap kebijakan stasioner R, terdapat suatu keadaan r (mungkin bergantung pada R) yang dapat dicapai dari sebarang keadaan di bawah kebijakan R. untuk setiap kebijakan stasioner R 1 π j (R) = lim m m m n=1 ada dan tidak bergantung pada keadaan awal X 0 = i. Dengan demikian, p (n) ij (R) (2.3.2)

7 BAB 2. LANDASAN TEORI 13 Distribusi stasioner {π j, j I} merupakan solusi tunggal dari sistem persamaan berikut. π j (R) = p kj (R k )π k (R) k I π j (R) = 1. (2.3.3) j I Biaya Rata-rata dari Kebijakan Stasioner yang Digunakan Misalkan V n (i, R) menyatakan ekspektasi biaya total pada n waktu keputusan pertama bila X 0 = i (keadaan awalnya adalah i) dan kebijakan R digunakan. Ekspektasi biaya pada waktu keputusan ke-t dengan X 0 = i dan kebijakan R digunakan adalah j I p (t) ij (R)c j(r j ). Dengan demikian, V n (i, R) dapat dituliskan sebagai berikut. dengan p (0) ij n 1 V n (i, R) = t=0 j I (R) = 1 untuk j = i dan p(0) ij (R) = 0 untuk j i. Definisikan fungsi biaya rata-rata, g i (R), sebagai p (t) ij (R)c j(r j ) (2.3.4) 1 g i (R) = lim n n V n(i, R), i I. (2.3.5) Karena limit di atas ada, maka biaya rata-rata tidak bergantung pada keadaan awal sistem sehingga dapat dituliskan g i (R) = g(r), i I.

8 BAB 2. LANDASAN TEORI 14 g(r) menyatakan biaya rata-rata jangka panjang per satuan waktu. 1 g(r) = lim n n V n(i, R), i I 1 = lim n n = j I n 1 t=0 j I p (t) ij (R)c j(r j ) 1 n 1 c j (R j ) lim p (t) ij n n (R) t=0 = j I c j (R j )π j (R). Jadi, g(r) = j I c j (R j )π j (R). (2.3.6) Dari persamaan (2.3.6) dapat dilihat bahwa g(r) memiliki hubungan linier dengan π j (R), artinya, semakin besar peluang suatu sistem berada di keadaan j dengan kebijakan R digunakan, maka akan semakin besar biaya rata-rata yang harus dikeluarkan untuk melakukan kebijakan R tersebut. Jadi, masalah pengambilan keputusan Markov adalah meminimumkan biaya ratarata jangka panjang per satuan waktu (g(r)) terhadap kendala-kendala yang ada (yaitu sifat-sifat dari distribusi peluang stasioner yang dituliskan pada persamaan (2.3.3) Program Linier dan Metode Simpleks Program linier merupakan salah satu alat untuk menyelesaikan masalah optimasi (maksimasi atau minimasi). Perumusan masalah program linier beserta pemecahannya secara sistematis baru dimulai pada tahun 1947 ketika George B. Dantzig merancang suatu metode yang dikenal dengan nama metode simpleks untuk keperluan angkatan udara Amerika Serikat. Program linier merupakan suatu program matematika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu titik ekstrim (maksimum atau minimum) pada suatu

9 BAB 2. LANDASAN TEORI 15 fungsi f(x 1, X 2,...) yang selanjutnya memenuhi suatu himpunan kendala, misalnya h(x 1, X 2,...) 0. Fungsi f dinamakan fungsi tujuan atau fungsi objektif, sedangkan fungsi g dinamakan kendala. Fungsi f dan fungsi h harus bersifat linier. Suatu solusi dikatakan fisibel apabila solusi tersebut memenuhi himpunan kendala. Suatu solusi dikatakan optimal apabila solusi tersebut fisible dan menghasilkan nilai maksimum atau minimum pada fungsi objektifnya. Suatu masalah optimasi dapat memiliki lebih dari satu solusi yang menghasilkan nilai optimal. Bentuk baku dari program linier untuk meminimumkan fungsi objektif dapat dituliskan sebagai berikut. min c 1 x 1 + c 2 x c n x n terhadap a 11 x 1 + a 12 x a 1n x n = b 1 a 21 x 1 + a 22 x a 2n x n = b 2. a m1 x 1 + a m2 x a mn x n = b m x 1 0, x 2 0,, x n 0. Dalam bentuk vektor, bentuk baku dari program linier dapat dituliskan sebagai berikut. min terhadap c T x Ax = b x 0. Metode simpleks merupakan suatu metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah optimasi. Dalam menyelesaikan suatu masalah optimasi dengan menggunakan metode simpleks, beberapa kriteria berikut harus terpenuhi. 1. Seluruh pembatas (kendala) berbentuk persamaan (=) Jika pembatas bertanda atau dapat dijadikan pembatas yang bertanda = dengan cara menambahkan atau mengurangkan dengan suatu

10 BAB 2. LANDASAN TEORI 16 variabel (dinamakan slack variable). Jika tanda pada pembatas tersebut adalah maka pembatas tersebut ditambahkan dengan slack S 1 > 0 dan jika pembatas tersebut bertanda maka pembatas tersebut dikurangkan dengan slack S 2 > 0. Contoh : X 1 + 2X 2 6 X 1 + 2X 2 + S 1 = 6 X 1 + 2X 2 6 X 1 + 2X 2 S 2 = 6 Ruas kanan dari persamaan pada suatu pembatas (kendala) dapat dijadikan bilangan non negatif jika kedua ruas dikalikan dengan -1. Arah ketidaksamaan dapat berubah jika kedua ruas dikalikan dengan -1. Pembatas (kendala) dengan ketidaksamaan yang ruas kirinya berada dalam tanda mutlak dapat diubah menjadi dua ketidaksamaan. Contoh : a 1 X 1 + a 2 X 2 b a 1 X 1 + a 2 X 2 b atau a 1 X 1 + a 2 X 2 b a 1 X 1 + a 2 X 2 b a 1 X 1 + a 2 X 2 b atau a 1 X 1 + a 2 X 2 b 2. Seluruh variabel merupakan variabel non negatif. 3. Fungsi objektif (fungsi tujuan) berupa maksimum atau minimum. Meskipun demikian, kadang-kadang masih diperlukan perubahan dari satu bentuk ke bentuk lannya (misalnya, dari maksimum ke minimum dan sebaliknya). Solusi yang diperoleh disebut sebagai solusi basis. Jika suatu solusi basis dapat memenuhi pembatas-pembatas (kendala-kendala) non negatif, maka solusi tersebut disebut sebagai solusi basis fisibel. Variabel-variabel yang dinolkan disebut sebagai variabel non basis dan yang lainnya disebut variabel basis. Jumlah iterasi maksimum dalam metode simpleks adalah sama dengan jumlah maksimum solusi basis dalam bentuk standar (bentuk yang memenuhi kriteria-kriteria di atas). Dengan demikian, jumlah iterasi pada metode simpleks ini tidak akan lebih dari : C n m = n! (n m)!m! persamaan. dengan n menyatakan jumlah variabel dan m menyatakan jumlah

11 BAB 2. LANDASAN TEORI 17 Berikut ini algoritma simpleks untuk kasus maksimasi. 1. Konversikan masalah optimasi ke dalam bentuk formula yang standar. 2. Cari solusi basis fisibel dengan cara menambahakan slack variabel ke dalam ketidaksamaan ( / ) agar menjadi persamaan (=). 3. Jika seluruh variabel non basis pada fungsi objektif memiliki nilai yang positif maka solusi basis fisibel sudah optimal. Jika pada baris fungsi objektif masih terdapat variabel dengan koefisien yang bernilai negatif, pilih salah satu variabel yang mempunyai koefisien paling kecil pada baris tersebut. Variabel ini akan masuk status variabel basis, karena itu variabel ini disebut entering variable (EV). 4. Hitung rasio dari ruas kanan (koefisien EV) pada setiap baris pembatas (kendala) dimana EV-nya mempunyai koefisien positif. Variabel basis pada baris pembatas (kendala) dengan rasio positif terkecil akan berubah status menjadi variabel non basis. Variabel ini kemudian disebut sebagai leaving variable (LV). 5. Lakukan operasi baris elementer untuk membuat operasi EVpada baris dengan rasio positif terkecil ini menjadi berharga 1 dan berharga 0 pada baris-baris yang lainnya. 6. Kembali ke langkah 3. Catatan : Bila ditemukan lebih dari satu baris yang mempunyai rasio positif terkecil, maka pilihlah sembarang karena tidak akan mempengaruhi hasil perhitungan. Berikut ini algoritma simpleks untuk kasus minimasi. 1. Ubahlah fungsi objektif dari fungsi minimasi menjadi fungsi maksimasi. 2. Modifikasi langkah ke-3 pada kasus maksimasi di atas menjadi : Jika seluruh variabel non basis pada baris fungsi objektif mempunyai koefisien

12 BAB 2. LANDASAN TEORI 18 yang berharga non positif maka solusi basis fisibel sudah optimal. Jika baris pada fungsi objektif masih terdapat variabel dengan koefisien positif, pilihlah salah satu variabel yang berharga paling positif (paling besar) pada baris fungsi objektif untuk menjadi EV. Metode simpleks ini memungkinkan dilakukannya analisis sensitivitas pada masalah program linier. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa sensitif solusi optimal untuk berubah apabila terdapat oerubahan pada nilai input untuk masalah program linier yang akan diselesaikan. Tinjau kembali masalah program linier pada halaman 36. A, x, dan c T dapat dipartisi menjadi : A=[B,N] x=(x B,x N ), c T =(c T B,cT N ) B menyatakan matriks basis dan N menyatakan matriks non basis. Masalah ini dapat dituliskan dalam bentuk tableau di bawah ini. x B x N B N b c T B c T N 0 Dengan operasi baris elementer (OBE) diperoleh : x B x N I B 1 N B 1 b 0 c T N ct B B 1 N c T B B 1 b Solusi basis x B kan merupakan solusi optimal jika vektor reduced cost c T N ct B B 1 N semua elemennya lebih besar atau sama dengan nol. Analisis sensitivitas bermanfaat untuk menghindari perhitungan ulang apabila terjadi perubahan nilai pada input masalah program linier. Untuk mengetahui apakah solusi awal (sebelum ada perubahan) masih optimal atau tidak, cukup melihat

13 BAB 2. LANDASAN TEORI 19 apakah vektor reduced cost c T N ct B B 1 N semua elemennya masih lebih besar atau sama dengan nol atau tidak Pengambilan Keputusan Markov dengan Pendekatan Program Linier Masalah program linier pada pengambilan keputusan Markov adalah meminimumkan biaya rata-rata jangka panjang per satuan waktu (g(r)) terhadap kendala-kendala yang ada (yaitu sifat-sifat dari distribusi peluang stasioner yang dituliskan pada persamaan (2.3.3)). Dengan demikian, fungsi objektif dari program liniernya adalah biaya rata-rata jangka panjang per satuan waktu (g(r)), sedangkan kendalanya adalah sifat-sifat dari distribusi peluang stasioner yang dituliskan pada persamaan (2.3.3). Masalah program linier ini dapat dituliskan sebagai berikut. min g(r) = j I c j (R j )π j (R) terhadap π j (R) = p kj (R k )π k (R) k I π j (R) = 1. j I Algoritma pengambilan keputusan Markov dengan pendekatan program linier adalah sebagai berikut. 1. Menyelesaikan masalah program linier dengan metode simpleks. 2. Pilih I 0 := {i πi (a) > 0}. a A(i) Untuk suatu i I 0, Ri := a dengan πi (a) > Jika I 0 = I maka R i = Ri. 4. Jika I 0 I, pilih i bukan I 0 dan suatu action a A(i) dengan p ij (a) > 0 untuk suatu j I 0. Selanjutnya, Ri := a dan I 0 := I 0 {i}. Ulangi langkah 3.

Bab 4 SOLUSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. 4.1 Masalah Pengambilan Keputusan Markov dengan Pendekatan Program Linier

Bab 4 SOLUSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. 4.1 Masalah Pengambilan Keputusan Markov dengan Pendekatan Program Linier Bab 4 SOLUSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pada bab ini akan dibahas mengenai masalah pengambilan keputusan Markov pada pengelolaan mata kuliah MA1122 Kalkulus I dengan pendekatan program linier, solusi dari masalah

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis berulang untuk menemukan penyelesaian optimal soal programa

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5 METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis berulang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS 6.1 Teori Dualitas Teori dualitas merupakan salah satu konsep programa linier yang penting dan menarik ditinjau dari segi teori dan praktisnya.

Lebih terperinci

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R Metode Simpleks M U H L I S T A H I R PENDAHULUAN Metode Simpleks adalah metode penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan mempunyai variabel surplus, tidak ada variabel slack.

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi Oleh : A. AfrinaRamadhani H. 1 PERTEMUAN 7 2 METODE BIG M Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tapi juga oleh pertidakasamaan dan/atau persamaan (=). Fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini diberikan beberapa konsep dasar yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini, seperti pengertian persediaan, metode program linier. 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Staf Gunadarma Gunadarma University METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berkaitan dengan pengalokasian sumber

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

Metode Simpleks Minimum

Metode Simpleks Minimum Metode Simpleks Minimum Perhatian Untuk menyelesaikan Persoalan Program Linier dengan Metode Simpleks untuk fungsi tujuan memaksimumkan dan meminimumkan caranya BERBEDA. Perhatian Model matematika dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, pemrograman linear, metode simpleks, teorema dualitas, pemrograman nonlinear, persyaratan karush kuhn

Lebih terperinci

METODE dan TABEL SIMPLEX

METODE dan TABEL SIMPLEX METODE dan TABEL SIMPLEX Mengubah bentuk baku model LP ke dalam bentuk tabel akan memudahkan proses perhitungan simplex. Langkah-langkah perhitungan dalam algoritma simplex adalah :. Berdasarkan bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Kuliah 04 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Metode simpleks dalam bentuk tabel 2 Pemecahan untuk masalah minimisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan Metode Simpleks (Simplex Method) Kuliah 03 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Rumusan Pemrograman linier dalam bentuk baku 2 Pemecahan sistem persamaan linier 3 Prinsip-prinsip metode simpleks

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier (linear programming) ditemukan dan diperkenalkan seorang ahli matematika bangsa Amerika, Dr.George Dantzig yaitu dengan dikembangkannya metode

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS A. Metode Simpleks Metode simpleks yang sudah kita pelajari, menunjukkan bahwa setiap perpindahan tabel baru selalu membawa semua elemen yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 51 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi 2.1.1 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan di masa yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi 211 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan aktifitas untuk menetapkan produk yang akan diprodksi untuk periode selanjutnyatujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program linear, metode simpleks, dan program linear fuzzy untuk membahas penyelesaian masalah menggunakan metode fuzzy

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan metode-metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simpleks dan Metode Branch

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI DUALITAS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PENGANTAR Diperlukan sebagai dasar interpretasi ekonomis suatu persoalan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA DEFINISI PEMROGRAMAN LINEAR Pemrograman Linear merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi Produksi yang dalam bahasa inggris disebut production adalah keseluruhan proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa Produk yang dihasilkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Stokastik Keputusan adalah suatu kesimpulan dari suatu proses untuk memilih tindakan yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada, sedangkan pengambilan keputusan adalah

Lebih terperinci

Taufiqurrahman 1

Taufiqurrahman 1 PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci

Lebih terperinci

6 Sistem Persamaan Linear

6 Sistem Persamaan Linear 6 Sistem Persamaan Linear Pada bab, kita diminta untuk mencari suatu nilai x yang memenuhi persamaan f(x) = 0. Pada bab ini, masalah tersebut diperumum dengan mencari x = (x, x,..., x n ) yang secara sekaligus

Lebih terperinci

Perhatikan model matematika berikut ini. dapat dibuat tabel

Perhatikan model matematika berikut ini. dapat dibuat tabel 4. Metode Simpleks Maks/min : h.m Perhatikan model matematika berikut ini. simpleksnya yaitu. dapat dibuat tabel Cb VDB Q M M Penilai an Z Keterangan: = variabel ke-j (termasuk variabel slack dan surplus)..

Lebih terperinci

Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING

Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING Bahan Kuliah Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT. PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM 25 1 ANALISA SISTEM Agar lebih mendekati langkah-langkah operasional, Hall & Dracup

Lebih terperinci

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT Danang Triagus Setiyawan ST.,MT Metode ini didasari atas gagasan pergerakan dari satu titik ekstrim ke titik ekstrim yang lain pada satu susunan konvek yang dibentuk oleh set fungsi kendala dan kondisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Teori Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam himpunan A, yang sering ditulis dengan memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1 Nol (0), yang berarti

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS 06/10/2014. Angga Akbar Fanani, ST., MT. SPL Nonhomogen dengan penyelesaian tunggal (unique) ~ ~

METODE SIMPLEKS 06/10/2014. Angga Akbar Fanani, ST., MT. SPL Nonhomogen dengan penyelesaian tunggal (unique) ~ ~ 6//4 METODE SIMPLEKS Angga Akbar Fanani, ST., MT. SPL Nonhomogen dengan penyelesaian tunggal (unique) Cari penyelesaian dari sistem : x x + x 3 = - 3x + x x 3 = -x + x + x 3 = - Metode Gauss-Jordan : lakukan

Lebih terperinci

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan METODA SIMPLEKS Metoda Simpleks Suatu metoda yang menggunakan prosedur aljabar untuk menyelesaikan programa linier. Proses penyelesaiannya dengan melakukan iterasi dari fungsi pembatasnya untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Program Linear adalah suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan berbagai kendala yang dihadapinya. Masalah program

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat Muhlis Tahir Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat kelayakan tidak pernah dapat terpenuhi. Adakalanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI xvi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang yang terdiri dari baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda [ ] atau (

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT Pertemuan Ke SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST,MT Pendahuluan Suatu sistem persamaan linier (atau himpunan persaman linier simultan) adalah satu set persamaan dari sejumlah unsur yang tak diketahui

Lebih terperinci

BEBERAPA FORMULA PENTING DALAM solusi PROGRAM LINEAR FITRIANI AGUSTINA, MATH, UPI

BEBERAPA FORMULA PENTING DALAM solusi PROGRAM LINEAR FITRIANI AGUSTINA, MATH, UPI BEBERAPA FORMULA PENTING DALAM solusi PROGRAM LINEAR Bentuk Standar Masalah PL Maksimasi : dengan pembatas linear () dan pembatas tanda c n n c c z m n mn m m n n n n b a a a b a a a b a a a n j j,,,,

Lebih terperinci

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi Lecture 4: (B) Supaya terdapat penyelesaian basis awal yang fisibel, pada kendala berbentuk = dan perlu ditambahkan variabel semu (artificial variable) pada ruas kiri bentuk standarnya, untuk siap ke tabel

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS 5.1 Metode Simpleks Metode simpleks ialah suatu cara penyelesaian masalah programa linier yang diperkenalkan pertama kali oleh Dantzig pada tahun 1947, yakni suatu

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB II METODE SIMPLEKS

BAB II METODE SIMPLEKS BAB II METODE SIMPLEKS 2.1 Pengantar Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga 6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga Markov chain kontinu 0 adalah proses markov pada state 0, 1, 2,.... Diasumsikan bahwa probabilitas transisi adalah stasioner, pada persamaan, (6.53) Pada

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS Merupakan metode yang biasanya digunakan untuk memecahkan setiap permasalahan pada pemrogramman linear yang kombinasi variabelnya terdiri dari tiga variabel atau lebih. Metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak.

Lebih terperinci

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application)

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application) Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application) Kuliah 6 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Teori dualitas 2 Metode simpleks dual TI2231 Penelitian Operasional I 2

Lebih terperinci

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL)

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL) ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL) Artificial Variable Algoritma Simpleks Metode M (Method of penalty) Metode dua fase Tabel Simpleks dalam bentuk matriks Artificial Variable (AV) Apabila terdapat satu

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar mahasiswa ITB mengambil mata kuliah MA1122 Kalkulus I pada tahun pertama perkuliahannya. Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai program linear, konsep himpunan fuzzy, program linear fuzzy dan metode Mehar untuk membahas penyelesaian masalah fuzzy linear programming untuk

Lebih terperinci

BAB IV. METODE SIMPLEKS

BAB IV. METODE SIMPLEKS BAB IV. METODE SIMPLEKS Penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim (ingat kembali solusi

Lebih terperinci

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1 METODE BIG M Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tapi juga oleh pertidakasamaan dan/atau persamaan (=). Fungsi kendala dengan pertidaksamaan mempunyai surplus

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Linier Para ahli mendefinisikan program linier sebagai sebuah teknik analisa yang digunakan untuk memecahkan segala persoalan atau masalah-masalah keputusan yang ada

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN

METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN TUGAS KELOMPOK RISET OPERASI METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN KELOMPOK RINI ANGGRAINI S (H ) NURUL MUTHIAH (H 5) RAINA DIAH GRAHANI (H 68) FATIMAH ASHARA (H 78) PRODI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV Penelitian Operasional II Rantai Markov 49 4. RANTAI MARKOV 4. PENDAHULUAN Dalam masalah pengambilan suatu keputusan, seringkali kita diperhadapkan dengan suatu ketidakpastian. Permasalahan ini dapat dimodelkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program linier merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan, seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN OPERASI PERHITUNGAN PADA METODE SIMPLEKS

PENYEDERHANAAN OPERASI PERHITUNGAN PADA METODE SIMPLEKS PENYEDERHANAAN OPERASI PERHITUNGAN PADA METODE SIMPLEKS Yulia Yudihartanti ABSTRAKSI Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian programasi linear dengan beberapa cara operasi perhitungan

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa definisi dan teori yang akan

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa definisi dan teori yang akan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa definisi dan teori yang akan digunakan pada pembahasan berdasarkan literatur yang relevan. A. Program Linear Model Program Linear (MPL) merupakan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Menurut Sitorus, Parlin (1997), Program Linier merupakan suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, pembelian didefinisikan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, pembelian didefinisikan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi 2.1.1 Pembelian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, pembelian didefinisikan sebagai proses, pembuatan, atau cara membeli. Sedangkan Philip Kotler (2000,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM

PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum Untuk menyelesaikan Persoalan Program Linier dengan Metode Simpleks untuk fungsi tujuan memaksimumkan dan meminimumkan

Lebih terperinci

Model umum metode simpleks

Model umum metode simpleks Model umum metode simpleks Fungsi Tujuan: Z C X C 2 X 2 C n X n S S 2 S n = NK FungsiPembatas: a X + a 2 X 2 + + a n X n + S + S 2 + + S n = b a 2 X + a 22 X 2 + + a 2n X n + S + S 2 + + S n = b 2 a m

Lebih terperinci

BAB VI. DUALITAS DAN ANALISIS POSTOPTIMAL

BAB VI. DUALITAS DAN ANALISIS POSTOPTIMAL BAB VI. DUALITAS DAN ANALISIS POSTOPTIMAL HUBUNGAN PRIMAL-DUAL Dual adalah permasalahan PL yang diturunkan secara matematik dari primal PL tertentu. Setiap permasalahan primal selalu mempunyai pasangan

Lebih terperinci

Konsep Primal - Dual

Konsep Primal - Dual Konsep Primal - Dual Teori Dualitas Persoalan Primal dan Dual Persoalan Primal (asli) Persoalan Dual (kebalikan dari primal) PRIMAL DUAL A. Fungsi Tujuan A. Fungsi Tujuan 1. Maksimisasi Laba 1. Minimisasi

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (3)

Pemrograman Linier (3) Pemrograman Linier () Metode Big-M Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia Pada model PL di mana semua kendala memiliki relasi, variabel basis pada solusi awal (tabel simpleks awal) adalah Z dan semua

Lebih terperinci

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak BAB IV PERTIDAKSAMAAN 1. Pertidaksamaan Kuadrat. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak 86 LEMBAR KERJA SISWA 1 Mata Pelajaran : Matematika Uraian Materi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Matematika Model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran seseorang ketika

Lebih terperinci

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : KK023311/ 2 SKS] METODE SIMPLEKS Pengubahan ke dalam bentuk baku Untuk menyempurnakan metode grafik. Diperkenalkan oleh : George B Dantzig Ciri ciri : 1. Semua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

mempunyai tak berhingga banyak solusi.

mempunyai tak berhingga banyak solusi. Lecture 4: A. Introduction Jika suatu masalah LP hanya melibatkan 2 kegiatan (variabel keputu-san) saja, maka dapat diselesaikan dengan metode grafik. Tetapi, jika melibatkan lebih dari 2 kegiatan, maka

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T Model Pengambilan Keputusan dikaitkan Informasi yang dimiliki : Ada 3 (tiga) Model Pengambilan keputusan. 1. Model Pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: = BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks Definisi 2.1 (Lipschutz, 2006): Matriks adalah susunan segiempat dari skalarskalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: Setiap skalar yang terdapat dalam

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Masalah Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen pada interval dengan fungsi intensitas yang tidak diketahui. Fungsi intensitas diasumsikan terintegralkan lokal

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR T-11 RIVELSON PURBA 1 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE etong_extreme@yahoo.com ABSTRAK Purba, Rivelson. 01. Penerapan Logika

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan METODE SIMPLEKS 2 Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan Untuk menggunakan Metode Simpleks dalam masalah Program Linier

Lebih terperinci

BAB III. METODE SIMPLEKS

BAB III. METODE SIMPLEKS BAB III. METODE SIMPLEKS 3.1. PENGANTAR Metode grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel keputusan yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Stokastik proses = { ( ), } adalah kumpulan dari variabel acak yang didefinisikan pada ruang peluang (Ω, ς, P) yang nilai-nilainya pada bilangan real. T dinamakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan mengenai teori yang diperlukan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya antara lain tentang kontrak berjangka komoditas, model pergerakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka (elemen-elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang, di mana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengoptimalan merupakan ilmu Matematika terapan dan bertujuan untuk mencapai suatu titik optimum. Dalam kehidupan sehari-hari, baik disadari maupun tidak, sebenarnya

Lebih terperinci