PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR MODEL PROBABILITAS"

Transkripsi

1 PENGANTAR MODEL PROBABILITAS (PMP, Minggu 8-14) Sri Haryatmi Kartiko Universitas Gadjah Mada Juni 2014 Outline 1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Mean dan Variansi Fungsi Pembangkit Momen (MGF) 2 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Spesial Kontinu 3 Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Sifat Variabel Random 4 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV Persaman Chapman Kolmogorov Klasifikasi State

2 Outline 1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Mean dan Variansi Fungsi Pembangkit Momen (MGF) 2 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Spesial Kontinu 3 Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Sifat Variabel Random 4 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV Persaman Chapman Kolmogorov Klasifikasi State Outline 1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Mean dan Variansi Fungsi Pembangkit Momen (MGF) 2 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Spesial Kontinu 3 Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Sifat Variabel Random 4 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV Persaman Chapman Kolmogorov Klasifikasi State

3 Jika n 1, maka E(X ) merupakan momen pertama di sekitar titik nol. Untuk n 2, maka E(X 2 ) merupakan momen kedua dari variabel random X di sekitar titik nol. Secara umum, momen suatu variabel random tidak selalu ada. Bila suatu variabel random tidak punya mean, dikatakan variabel random tersebut tidak punya momen pertama. Ada dua hal yang penting untuk suatu variabel random, yakni, mean dan variansi yang akan dibahas dalam subbab Outline 1 Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Mean dan Variansi Fungsi Pembangkit Momen (MGF) 2 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Spesial Kontinu 3 Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Sifat Variabel Random 4 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV Persaman Chapman Kolmogorov Klasifikasi State Minggu 8:MOMEN VARIABEL RANDOM Dalam bab ini, diperkenalkan konsep tentang momen dari variabel, mean dan variansi dari variabel random. Definisi 1.1 Momen ke n di sekitar titik asal dari suatu variabel random X, ditulis E(X n ), adalah { E(X n x R ) X x n f (x) jika X diskrit, x n f (x) jika X kontinu. untuk n 0, 1, 2, 3,...,

4 Mean dan Variansi Definisi 1.2 Misalkan X adalah variabel random yang mempunyai fungsi densitas probabilitas (pdf) f (x). Mean dari variabel random X didefinisikan sebagai µ X sum x RX xf (x)jika X diskrit (1) bila harganya berhingga. xf (x)dxjika X kontinu (2) Mean adalah ukuran tendensi sentral dari suatu distribusi variabel random X. Mean juga biasa disebut sebagai harga harapan dari variabel random X dan ditulis E(X ) dari kata Expectation of X. Mean dan Variansi Contoh 1.3 Variabel random X berdistribusi uniform pada interval (2, 7), berapa mean dari X? Jawab: Pdf dari variabel random X adalah f (x) { 1 5 jika 2 < x < 7, 0 untuk harga x yang lain Sehingga, mean atau harga harapan dari X adalah µ X E(X ) 7 2 xf (x)dx x 1 5 dx [ 1 10 x 2 ] (49 4) 10

5 Mean dan Variansi Teorema 1.4 Misal X adalah suatu variabel random dengan pdf f (x). Jika a dan b adalah dua bilangan riil, maka E(ax + b) ae(x ) + b (3) Definisi 1.5 Misal X adalah suatu variabel random dengan mean µ X. Variansi dari X, ditulis Var(X ) atau σx 2, didefinisikan sebagai Var(X ) σ 2 X E(X µ X ) 2 (4) Mean dan Variansi Teorema 1.6 Jika X adalah suatu variabel random dengan mean µ X dan variansi σ 2 X, maka σ 2 X E(X 2 ) µ 2 X (5) Teorema 1.7 Jika X adalah suatu variabel random dengan mean µ X dan variansi σ 2 X, maka Var(aX + b) a 2 Var(X ) (6) dimana a dan b adalah bilangan riil konstanta.

6 Mean dan Variansi Contoh 1.8 Misal X mempunyai fungsi peluang: f (x) { 2x k 2 untuk 0 x k, 0 yang lainnya. Berapa nilai k, bila Var(X ) 2? Contoh 1.9 Jika pdf dari variabel random X diberikan oleh: { 1 x untuk x < 1 f (x) 0 yang lainnya, Maka, berapa variansi dari X? Fungsi Pembangkit Momen (MGF) Fungsi pembangkit momen (MGF) adalah fungsi riil yang dapat dibangkitkan untuk semua momen dari variabel radom. Definisi 1.10 Misal X adalah suatu variabel random dengan fungsi pdf f (x). Fungsi riil M : R R yang didefinisikan sebagai M(t) E(e tx ) (7) disebut fungsi pembangkit momen dari X, jika mean-nya ada untuk semua t dalam selang interval h < t < h untuk suatu h > 0. Pada umumnya,tidak semua variabel random mempunyai fungsi pembangkit momen. Tetapi, jika fungsi pembangkit momen dari suatu variabel random ada, maka fungsi pembangkit momennya unique. Dengan menggunakan definisi mean dari variabel random, diperoleh representasi dari M(t) secara eksplisit, yakni: { x R X e tx f (x) jika X diskrit

7 Fungsi Pembangkit Momen (MGF) Contoh 1.11 Misal X adalah variabel random yang mempunyai fungsi pembangkit momen M(t) dan n adalah suatu bilangan asli. Berapa turunan ke-n dari M(t) pada t 0? Contoh 1.12 Tentukan MGF dari variabel random X yang mempunyai pdf: { e x untuk x > 0, f (x) 0 yang lainnya. Kemudian, tentukan mean dan variansi-nya! Contoh 1.13 Misal variabel random X mempunyai MGF, M(t) (1 t) 2 untuk t < 1. Berapa moment ketiga dari X? Penyelesaian: Hitung turunan ketiga dari M(t) pada t 0 untuk menghitung momen ketiga dari X, M(t) (1 t) 2 Fungsi Pembangkit Momen (MGF) M (t) 2(1 t) 3 M (t) 6(1 t) 4 M (t) 24(1 t) 5 Dengan demikian, momen ketiga dari X adalah Teorema 1.14 E(X 3 24 Misal X adalah suatu variabel ) random (1 0) 5 dengan 24 fungsi pembangkit momen M X (t). Jika a dan b adalah dua bilangan riil konstanta, maka M X +a (t) e at M X (t) (8) M bx (t) M X (bt) (9) ( M X +a (t) e a t ) b t M X b b (10)

8 Minggu 9,10:DISTRIBUSI SPESIAL Dalam bab ini dibahas beberapa distribusi penting. Dalam aplikasi, memungkinkan untuk menentukan bahwa distribusi mempunyai bentuk spesial yang diketahui. Biasanya distribusi spesial tergantung pada satu atau lebih dari satu parameter dan apabila harga numeris dari parameter diketahui, distribusi tertentu dengan lengkap. Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Bernoulli Sebuah eksperimen terdiri hanya satu trial, misal terdapat hanya 2 kejadian yaitu E dan E c yang dapat direpresentasikan sebagai head dan tail pada lemparan uang satu kali, mendapatkan barang rusak atau bagus pada pengambilan satu item dari suatu lot barang produksi pabrik, atau secara umum sukses atau gagal pada trial suatu eksperimen. Misal pada suatu eksperimen, probabilitas E terjadi dengan probabilitas p P(E) dan E c terjadi dengan probabilitas q P(E c ) 1 p. Variabel random X yang berharga 0 atau 1 ini disebut variabel Bernoulli, dan hasil eksperimen yang hanya mempunyai 2 outcome disebut Bernoulli trial. Khususnya bila suatu eksperimen mempunyai 2 hasil yaitu sukses (E) atau gagal (E c ) maka variabel Bernoulli yang berkorespondensi dengannya adalah { 1 bila e E, X (e) 0 bila e E c. Pdf X dapat disajikan sebagai f (0) q dan bila f (1) p. Disebut distribusi Bernoulli, yang secara matematis disajikan sebagai

9 Distribusi Spesial Diskrit Contoh 2.1 Eksperimen melempar sebuah dadu bersisi 4. Taruhan diletakkan pada hasil mata dadu 1. Jadi E {1}, E c {2, 3, 4}, dan p 1/4. Contoh 2.2 Eksperimen mengambil kelereng secara random dari koleksi 10 kelereng hitam dan 20 kelereng putih. Dalam hal ini dapat dipandang hitam sabagai sukses dan putih sebagai gagal atau sebaliknya.mendapatkan kartu hitam yang dikatakan sukses, p 10/30 1/3 dan q 20/30 2/3 Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Binomial Kadang diperlukan eksperimen yang lebih kompleks, misalnya sejumlah trial Bernoulli yang diulang n kali secara independen, masing-masing dengan probabilitas sukses p. X menunjukkan banyaknya sukses, dikenal dengan pdf Binomial, dengan pdf dari X disajikan sebagai f (x) ( n x ) p x q n x x 0, 1, 2,...n (12) atau ditulis dengan notasi X B(n, p) dibaca X berdistribusi Binomial dengan banyak trial n dan probabilitas sukses untuk satu trial p, 0 p 1

10 Distribusi Spesial Diskrit Akan diturunkan beberapa sifat umum distribusi binomial. Bila X B(n, p), maka n M X (t) E(e tx ) e tx f (x) x0 ( ) n n e tx p x q n x x ( ) n n (pe t ) x q n x x ( ) n n (pe t ) x q n x x x0 x0 x0 (pe t + q) n M X (t) n(pet + q) n 1 pe t, dengan demikian E(X ) M X (0) np. Selanjutnya M X (t) n(n 1)(pe t + q) n 2 p 2 e 2t + n(pe t + q) n 1 pe t, yang berarti E(X ) M X (0) n(n 1)p 2 + np, sehingga Var(X ) E(X 2 ) [E(X )] 2 npq Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Hipergeometri Misal populasi terdiri dari N item, M diantaranya tipe 1, sisanya N M item dari tipe 2. Misal n item diambil secara random tanpa pengembalian, dan X banyaknya item tipe 1 yang terambil. Dalam hal ini X dikatakan berdistribusi hipergeometri, sering ditulis dengan notasi X H(n, M, N). Pdf diskrit dari X diberikan oleh ( ) ( ) M N M f (x) x n x ( ) N, x 0, 1, 2,... min(n, m) (13) n Dapat ditunjukkan bahwa E(x) nm/n V (x) n(m/n)(1 M/N)(N n)/(n 1)

11 Distribusi Spesial Diskrit Teorema 2.3 Apabila X berdistribusi Hipergeometri X H(n, M, N), x 0, 1,...n maka untuk N dan M dengan M N p, konstanta positif berlaku ( ) ( ) M N M ( ) x n x n lim ( ) p x (1 p) n x, (14) N,M N x n yang berarti bahwa distribusi binomial merupakan pendekatan dari distribusi hipergeometri. Distribusi Spesial Diskrit Distribusi Geometri Pandang kembali trial bernoulli dengan probabilitas sukses p E(X ). Pada distribusi binomial banyaknya trial tertentu yaitu n, dan variabel yang menjadi perhatian adalah banyaknya sukses. Sekarang pandang banyaknya trial yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah sukses yang ditentukan. Misal banyaknya trial yang diperlukan untuk mendapatkan sukses yang pertama adalah X, maka X dikatakan berdistribusi Geometri dengan parameter p, diberi notasi X Geo(p) dengan bentuk pdf sebagai berikut: g(x) pq x 1, x 1, 2, 3,... dan p 1 q (15) Sifat probabilitas dipenuhi karena 0 < p < 1 dan g(x; p) p q x 1 x1 x1 p(1 + q + q ) p p 1

12 Distribusi Spesial Diskrit Teorema 2.4 Apabila X berdistribusi Geometri, X Geo(p) maka X mempunyai sifat memoryless yaitu P(X > j + k/x > j) P(X > k) (16) Contoh 2.5 Sampel dengan pengembalian. Lima buah kelereng diambil dari koleksi 10 kelereng hitam dan 20 kelereng putih, pengambilan dengan pengembalian. X merupakan banyaknya kelereng hitam yang terambil. Hitung P(X 2) dan tulis pdf dari X. Penyelesaian : Untuk mengambil 2 kelereng hitam, dengan konsekuensi 3 kelereng putih karena diambil 5 kelereng maka didapat ( ) (10 ) 5 2 ( ) 20 3 P(X 2) Dengan cara yang sama pdf dari X adalah ( ) (10 ) 5 x ( 20 P(X x) x ) 5 x Distribusi Spesial Kontinu Distribusi Uniform Variabel random kontinu terbatas pada interval (a, b) dan berharga konstan dalam interval tersebut. Dengan sifat probabilitas berakibat c 1/(b a) karena 1 b a cdx c(b a). Distribusi spesial ini disebut distribusi uniform pada interval (a, b) dengan pdf f (x; a, b) 1 b a a < x < b (17) dan nol untuk X yanf lain, diberi notasi X Unif (a, b) CDF dari X unif (a, b) mempunyai bentuk 0 x a x a F (x; a, b) b a a < x < b 1 b E(X ) a + b 2 (b a)2 Var(X ) 12 (18)

13 Distribusi Spesial Kontinu Distribusi Gamma Distribusi kontinu yang sering terjadi pada aplikasi disebut distribusi Gamma. Nama ini diambil dari adanya hubungan dengan suatu fungsi yang disebut fungsi Gamma. Definisi 2.6 Fungsi Gamma yang dinotasikan dengan Γ(κ) untuk setiap κ > 0, diberikan oleh Γ(κ) 0 t κ 1 e t dt (19) Sebagai contoh, jika κ 1, maka Γ(1) 0 e t dt 1. Fungsi Gamma mempunyai beberapa sifat yang bermanfaat yang disajikan dalam teorema berikut: Distribusi Spesial Kontinu Teorema 2.7 Fungsi Gamma memenuhi beberapa sifat: Γ(κ) (κ 1)Γ(κ 1) ; κ > 1 (20) Γ(n) (n 1)! ; n 1, 2,... (21) ( ) 1 Γ π (22) 2

14 Distribusi Spesial Kontinu Contoh 2.8 Banyaknya penguapan dalam inci di suatu sungai merupakan variabel random X yang berdistribusi Gamma, X Gam(0, 2; 6). Hitung probabilitas banyaknya penguapan melebihi suatu level, misalnya 2 inci. Penyelesaian: Contoh 2.9 P[X > 2] 1 2 (0, 2) 6 Γ(6) x 6 1 e x/0.2 dx 1 F (2; 0, 2, 6) 5 i0 10 i i! e Hitung mean dan variansi dari distribusi Γ(κ) Penyelesaian: M X (t) e tx x κ 1 e x/θ 0 θ κ dx Γ(κ) 1 θ κ x κ 1 e (t 1/θ)x dx Γ(κ) Distribusi Spesial Kontinu Dengan substitusi u (t 1/θ)x, didapat M X (t) ( 1 θ 1 Distribusi Eksponensial t) κ θ κ u κ 1 e u du Γ(κ) 0 Variabel random kontinu X mempunyai M X (t) (1 θt) κ distribusi Eksponensial dengan parameter θ > 0 diberi notasi t < X 1/θ Exp(θ) bila mempunyai pdf berbentuk Dengan memasukkan t 0 pada derivatif pertama dan kedua dari M X t didapat f (x; θ) 1 θ e x/θ, x > 0 (23) 0 dan nol untuk x yang lain. CDF dari X adalah M X (0) κθ(1 θt) κ 1 κθ F (x; θ) 1 M X (0) κ(κ + 1)θ 2 e x/θ, (1 θt) κ 2 x > 0 κ(κ + 1)θ 2 (24) θ merupakan parameter skala.

15 Distribusi Spesial Kontinu Distribusi eksponensial adalah keadaan kusus distribusi Gamma yaitu X Exp(θ) identik dengan X Gam(θ, 1) sehingga pdf Eksponensial mempunyai mean dan variansi Theorem 1 E(X ) 1θ θ Var(X ) 1θ 2 θ 2 Untuk variabel random kontinu X, X Exp(θ) berlaku untuk semua a > 0 dan t > 0. Bukti : P[X > a + t/x > a] P[X > t] (25) P[X > a + t/x > a] P[X > a + t dan X > a] P[X > a] P[X > a + t] P[X > a] e (a+t)/θ e a/θ P[X > t] Distribusi Spesial Kontinu Contoh 2.10 Misal komponen tertentu, sebut K mempunyai waktu tahan hidup X dalam jam yang berdistribusi X Exp(100). Hitung probabilitas komponen berusia paling sedikit 50 jam. Penyelesaian: Probabilitas komponen berusia paling sedikit 50 jam adalah P[X 50] 1 F (50; 100) e 0,0,5 0, 6065

16 Distribusi Spesial Kontinu Distribusi Normal f (x; µ, σ) 1 σ 2π exp { 1 2 [ ] } x µ 2 untuk < x <, dimana < µ < dan 0 < σ <. Biasa diberi notasi X N(µ, σ 2 ). σ (26) Minggu 11,12:DISTRIBUSI BERSAMA VARIABEL RANDOM Definisi 3.1 Fungsi densitas probabilitas bersama (pdf bersama) dari variabel random diskrit berdimensi k, X (X 1, X 2,... X k ) adalah f (x 1, x 2,... x k ) P[X 1 x 1, X 2 x 2,... X k x k (27) untuk semua harga x (x 1, x 2,... x k ) dari X.

17 Contoh 3.2 Dari 1 dek kartu bridge diambil 5 buah kartu. x 1 banyaknya kartu merah. x 2 banyaknya kartu daun. pdf bersama dari (x 1, x 2 ) adalah ( ) ( ) ( f (x 1, x 2 ) x 1 x 2 ( x 1 x 2 ) ) x 1 0, 1,...5 x 2 0, 1,...5. Perluasan distribusi hipergeometri: N item terdiri dari M 1 tipe 1, M 2 tipe 2 dst M k tipe k. x i banyaknya item tipe i. x (x 1,..., x k ). ( ) ( ) ( ) M1 M2 N Mi... x 1 x 2 n x i f (x 1,..., x k ) ( ) (28) N n

18 Contoh 3.3 Distribusi Multinominal (k + 1) kejadian saling asing E 1,..., E k+1 p i P(E i ) i 1, 2,..., k + 1 x i n(e i ) x (x 1,..., x k ) berdistribusi multinominal X Mult(n, p 1,..., p k ) f (x 1,... x k ) n! x 1!... x k+1! px 1 1 px px k+1 k+1 (29) Teorema 3.4 Fungsi f (x 1,..., x k ) adalah pdf bersama untuk vektor random diskrit X (X 1,..., X k ) bhb dipenuhi a. f (x 1,..., x k ) 0 untuk setiap (x 1,..., x k ) b. x 1... x k f (x 1,..., x k ) 1 Definisi 3.5 Pasangan (X 1, X 2 ) dari variabel random diskrit mempunyai pdf bersama f (x 1, x 2 ), pdf marginal dari X 1 & X 2 adalah f 1 (x 1 ) x 2 f (x 1, x 2 ) f 2 (x 2 ) x 1 f (x 1, x 2 ) & (30)

19 Definisi 3.6 Pasangan (X 1, X 2 ) dari variabel random kontinu mempunyai pdf bersama f (x 1, x 2 ), pdf marginal dari X 1 & X 2 adalah f 1 (x 1 ) x 2 f (x 1, x 2 ) f 2 (x 2 ) x 1 f (x 1, x 2 ) & (31) Definisi 3.7 Sebarang fungsi f (x 1, x 2,..., x n ) dikatakan pdf bersama vektor random berdimensi k bila dan hanya bila a. f (x 1,..., x k ) 0 untuk setiap (x 1,..., x k ) b.... f (x 1,..., x k )dx 1... dx k 1 Definisi 3.8 Cumulative Distribution Function (CDF), atau fungsi distribusi kumulatif, bersama dari k variabel random X 1, X 2,..., X k didefinisikan sebagai F (x 1, x 2,..., x n ) P[X 1 x 1, X 2 x 2,..., X n x n ] (32) Definisi 3.9 Vektor random berdimensi k, X (X 1, X 2,..., X k ) disebut kontinu bila terdapat fungsi f (x 1, x 2,..., x k ) yang merupakan fungsi densitas probabilitas (pdf) bersama sedemikian hingga CDF bersamanya dapat ditulis F (x 1, x 2,..., x k ) xk x1... f (t 1,..., t k )dt 1,..., dt k (33) untuk setiap x (x 1, x 2,..., x n ). Teorema 3.10 Fungsi F (x 1, x 2 ) adalah CDF bivariat bila dan hanya bila memenuhi lim 1, x 2 ) x 1 F (, x 2 ) 0, x 2 lim 1, x 2 ) x 2 F (x 1, ) 0, x 1 lim F (x 1 1, x 2 ) F (, ) 1 x 2

20 Contoh 3.11 X 1 adalah konsentrasi zat pada trial pertama suatu eksperimen, sedangkan X 2 adalah konsentrasi zat pada trial kedua. Dianggap pdf bersama kedua variabel random adalah f (x 1, x 2 ) 4x 1 x 2 ; 0 < x 1 < 1, 0 < x 2 < 1. Hitung CDF F (x 1, x 2 ) Penyelesaian: CDF bersama adalah F (x 1, x 2 ) x2 x2 x1 x1 f (t 1, t 2 )dt 1 dt 2 4t 1 t 2 dt 1 dt 2 x 2 1 x 2 2 ; 0 < x 1 < 1, 0 < x 2 < 1 Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Definisi 3.12 Probabilitas bersyarat Bila X 1 dan X 2 variabel random diskrit atau kontinu dengan pdf bersama f (x 1, x 2 ), maka fungsi densitas probabilitas bersyarat untuk X 2 disyaratkan X 1 x 1 didefinisikan sebagai: f (x 2 /x 1 ) f (x 1, x 2 ) f (x 1 ) (34) untuk setiap x 1 sedemikian hingga f (x 1 ) > 0, dan nol untuk yang lain.

21 Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Contoh 3.13 Pdf bersama pasangan X 1 dan X 2 adalah f (1, 1) 0, 5 f (1, 2) 0, 1 f (2, 1) 0, 1 f (2, 2) 0, 3 Hitung probabilitas X 1 1 degan syarat X 2 1 Penyelesaian : f X2 (1) x 1 f (x 1, 1) f (1, 1) + f (2, 1) 0, 6 f (X 1 1/X 2 1) P(X 1 1, X 2 1) P(X 2 1) f (1, 1) f X2 (1) 0, 5 0, Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Definisi 3.14 Variabel Random Independen. Variabel random X 1, X 2,..., X k dikatakan independen bila untuk setiap a i < b i P(a 1 X 1 b 1,..., a k X k b k ) k i1 P(a i X i b(35) i ) Teorema 3.15 Variabel random X 1, X 2,..., X k independen bila dan hanya bila F (x 1, x 2,..., x k ) F (x 1 )F (x 2 )... F (x k ) (36) f (x 1, x 2,..., x k ) f (x 1 )f (x 2 )... f (x k ) (37)

22 Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Akan disajikan bagaimana menghitung harga harapan fungsi variabel random U(X ) yang merupakan fungsi dari variabel random X 1, X 2,..., X n. Teorema 3.16 X (X 1,..., X k ) mempunyai pdf bersama f (x 1,..., x k ). Bila Y u(x 1,..., x k ) merupakan fungsi dari X, maka E(Y ) E X (u(x 1,..., x k )) dengan E X (u(x 1,..., x k )) x 1 E X (u(x 1,..., x k )) u(x 1,..., x k )f (x 1,..., x k ) untuk X disk x k... u(x 1,..., x k )f (x 1,..., x k )dx 1... dx k untuk X x k x 1

23 Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Teorema 3.17 X (X 1,..., X k ) mempunyai pdf bersama f (x 1,..., x k ). Bila Y u(x 1,..., x k ) merupakan fungsi dari X, maka E(Y ) E X (u(x 1,..., x k )) dengan E X (u(x 1,..., x k )) x 1 x k u(x 1,..., x k )f (x 1,..., x k ) ; untuk X di E X (u(x 1,..., x k )) x k... x 1 u(x 1,..., x k )f (x 1,..., x k )dx 1... dx k ; untuk X ko Teorema 3.18 Bila X 1 dan X 2 mempunyai pdf bersama f (x 1, x 2 ), maka E(X 1 + X 2 ) E(X 1 ) + E(X 2 ) (38) Teorema 3.19 Bila X dan Y variabel random independen, maka untuk sebarang fungsi g(x) dan h(y) berlaku: E(g(X )h(y )) E(g(X ))E(h(Y )) (39) Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Definisi 3.20 Kovariansi antara dua variabel random X 1 dan X 2, diberi notasi Teorema 3.21 Cov(X, Y ) σ XY E [(X µ X )(Y µ Y )] (40) X (X 1,..., X k ) mempunyai pdf bersama f (x 1,..., x k ). Bila Y u(x 1,..., x k ) merupakan fungsi dari X, maka E(Y ) E X (u(x 1,..., x k )) dengan E X (u(x 1,..., x k )) x 1 x k u(x 1,..., x k )f (x 1,..., x k ) ; untuk X di E X (u(x 1,..., x k )) x k... x 1 u(x 1,..., x k )f (x 1,..., x k )dx 1... dx k ; untuk X ko Teorema 3.22 Bila X dan Y dua variabel random, a dan b konstanta, maka Cov(aX, by ) ab Cov(X, Y ) (41) Cov(X + a, Y + b) ab Cov(X, Y ) (42) Cov(X, ax + b) a Var(X ) (43)

24 Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Teorema 3.23 Bila X dan Y dua variabel random independen, maka Cov(X, Y ) 0 Teorema 3.24 Bila X 1 dan X 2 dua variabel random dengan pdf bersama f (x 1, x 2 ) maka Var(X 1 + X 2 ) Var(X 1 ) + Var(X 2 ) + 2Cov(X 1, X 2 ) (44) dan Var(X 1 + X 2 ) Var(X 1 ) + Var(X 2 ) (45) bila X 1 dan X 2 independen. Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Definisi 3.25 Bila X dan Y variabel random dengan variasi σ 2 X dan σ2 Y dan kovariansi σ XY Cov(X, Y ), maka koefisien korelasi antara X dan Y adalah ρ σ XY σ X σ Y (46)

25 Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Contoh 3.26 Pdf bersama pasangan X dan Y adalah f (x, y) 1 20 ; 0 < x < 10, x 1 < y < x + 1 Hitung korelasi antara variabel random X dan Y. Penyelesaian : Variansi dari X adalah σ1 2 (10) , variansi dari Y adalah σ2 2 (10) , dan kovariansi antara X dan Y adalah σ 12 E(XY ) E(X )E(Y ) Sehingga, koefisien korelasi antara X dan Y adalah ρ , 981 Fungsi Distribusi Bersyarat dan Independensi Definisi 3.27 Bila X dan Y variabel random dengan pdf bersama f (x, y), maka harga harapan bersyarat dari Y untuk X x diberikan oleh { y yf (y/x) ; bila X dan Y diskrit E(Y /x) yf (y/x) ; bila X dan Y kontinu. y

26 Minggu 13,14:RANTAI MARKOV Proses Stokasik adalah koleksi variabel random [X (t), t T ], yaitu X (t), t T merupakan variabel random. Indeks t merupakan waktu, X (t) dikatakan state dari proses pada waktu t. Misal X (t) bisa merupakan banyaknya pelanggan yang memasuki supermarket pada waktu t, atau banyaknya pelanggan pada waktu t, atau total penjualan pada waktu t. Himpunan T disebut indeks set dari proses. Bila T merupakan himpunan kontabel, proses disebut proses waktu diskrit. Bila T merupakan interval bilangan real, proses stokastik disebut proses waktu kontinu. Misal {X n, n 1, 2,..., n} disebut proses stokastik waktu diskrit dengan indeks bilangan bulat non-negatif, sementara {X (t), t 0} disebut proses stokastik waktu kontinu dengan indeks bilangan real non-negatif. Pandang proses stokastik {X n, n 0, 1, 2,... } yang harganya sebanyak berhingga atau kontabel. Bila X n i, maka proses dikatakan pada state i pada waktu n. Misal proses pada state i, probabilitas pada waktu berikutnya pada state j dinotasikan dengan P ij tanpa memandang state pada waktu sebelumnya. P{X n+1 j/x n i, X n 1 i n 1,..., X 1 i 1, X 0 i 0 } P ij (47) untuk semua state i 0, i 1,..., i n 1 dan semua n > 0. Proses stokastik semacam ini disebut Rantai Markov. Persamaan 47 dapat diberi interpretasi sebagai berikut, untuk suatu rantai Markov, distribusi bersyarat state yad X n+1 diberikan state yang lalu X 0, X 1,..., X n 1 dan state sekarang X n, adalah independen terhadap state yang lalu, dan hanya tergantung pada state sekarang. Karena probabilitas non-negatif dan karena Harga P ij menunjukkan bahwa proses dari state i akan berpindah ke state j. Karena probabilitas non-negatif dan karena proses harus membuat transisi ke suatu state maka P ij 0, i, j 0, Pij 1, i 0, 1,... (48)

27 P adalah matriks probabilitas transien satu step P ij P 00 P 01 P 02 P 10 P 11 P P i0 P i1 P i2... Contoh 4.1 Ramalan Cuaca Misal kemungkinan hari hujan besok tergantung pada kondisi cuaca sebelumnya yaitu dari hari ini hujan atau tidak, dan tidak tergantung pada hari kemarin. Misal bila bari ini hujan, probabilitas besok hujan adalah α, sedang bila hari ini tidak hujan, probabilitas besok hujan adalah β. Hitung matriks probabilitas transisi situasi di atas Penyelesaian : P 00 Probabilitas hari ini hujan, besok hujan P 01 Probabilitas hari ini hujan, besok tidak hujan P 00 Probabilitas hari ini tidak hujan, besok hujan P 01 Probabilitas hari ini tidak hujan, besok tidak hujan Jadi, matriks probabilitas transisinya adalah ( ) α 1 α P

28 Contoh 4.2 Sistim Komunikasi Pandang sistem komunikasi yang mentransmit digit 0 dan 1. Setiap digit yang ditransmit melalui beberapa fase, pada setiap fase mempunyai probabilitas p untuk tidak berubah. Misal {X n, n 0, 1,... } adalah rantai Markov dengan matriks probabilitas transisi: ( ) p 1 p P 1 p p Contoh 4.3 Seekor kucing bernama Gery bertempramen ceria(c), sedang(s) atau murung(m). Bila dia ceria hari ini, maka ia akan C,S, atau G dengan probabilitas 0, 5; 0, 4; 0, 1. Bila dia sedang-sedang hari ini, probabilitas akan C,S, atau G adalah 0, 3; 0, 4; 0, 3. Bila dia murung hari ini, probabilitas akan C,S, atau G adalah 0, 2; 0, 3; 0, 5. Tulis matriks probabilitas transisinya. Penyelesaian : P 00 0, 5 P 01 0, 4 P 02 0, 1 dan seterusnya, sehingga matriks probabilitas transisinya adalah 0, 5 0, 4 0, 1 P 0, 3 0, 4 0, 3 0, 2 0, 3 0, 5

29 Persaman Chapman Kolmogorov Telah didefinisikan probabilitas transisi satu step P i,j, yang akan dikembangkan menjadi probabilitas transisi n step P n ij yaitu probabilitas proses dari state i akan berada pada state j setelah n transisi. Tentu saja P 1 ij P ij. P n ij P[X n+m j/x m i], n 0; i, j 0 (49) Persaman Chapman Kolmogorov Teorema 4.4 Persamaan Chapman Kolmogorov memberikan metode untuk menghitung probabilitas transisi n step. Persamaan ini adalah P n+m ij Pik n Pm kj, untuk setiap n, m dan setiap i, j (50) k0 Bukti : Pernyataan ini dapat dibuktikan sebagai berikut: P n+m ij P[X n+m j/x m i] P[X n+m j, X n k/x 0 i] k0 P[X n+m j/x n k, X 0 i]p[x n k/x 0 i] k0 k0 P n ik Pm kj

30 Persaman Chapman Kolmogorov Bila P (n) adalah matriks probabilitas transisi n step P n ij maka dari persamaan 50 didapat P n+m P n P m dengan menyatakan perkalian matriks. Khususnya Maka dengan induksi, P (2) P(1 + 1) P P P 2 P (n) P(n 1 + 1) P n 1 P P n Contoh 4.5 Dari contoh 4.1, α 0, 7 dan β 0, 4. Hitung probabilitas akan hujan setelah 4 hari bila diketahui hari yang ditentukan hujan. Penyelesaian : Matriks probabilitas transisi 1 step adalah ( ) 0, 7 0, 3 P 0, 4 0, 6 Dengan demikian, P (2) P ( 2 ) ( ) 0, 7 0, 3 0, 7 0, 3. 0, 4 0, 6 0, 4 0, 6 ( ) State j dikatakan asesibel untuk 0, 61 state 0, 39 i bila Pij n > 0 untuk suatu n > 0. Hal ini mengakibatkan 0, 52state 0, 48 j asesibel dari state i bila dan hanya bila mulai dari i ada ( kemungkinan proses ) akan berada di 0, , 4251 state j. Hal ini benar karena jika j tidak asesibel dari i, maka 0, , 4332 ( / ) P(memasuki Probabilitas yang state diinginkan j/berawal adalah dari state P00 4 i) 0, 5749 P (X n j) X 0 1 Klasifikasi State 0 n0 P(X n j/x 0 i) n0 n0 Dua state i dan j yang asesibel satu dengan yang lain disebut berkomunikasi dan ditulis i j. Sebagai catatan, setiap state berkomunikasi dengan dirinya sendiri karena dengan definisi: P 0 ii P(X 0 i/x 0 i) 1 P n ij

31 Klasifikasi State Relasi komunikasi memenuhi tiga sifat berikut 1 State i komunikasi dengan state i, untuk setiap i 0. 2 State i komunikasi dengan state j, maka state j komunikasi dengan state i. 3 State i komunikasi dengan state j, state j komunikasi dengan state k, maka state i komunikasi dengan state k. Sifat 1 dan 2 dapat diturunkan langsung dari sifat komunikasi, sedang untuk sifat 3 misal i komunikasi dengan state j, state j komunikasi dengan state k, maka terdapat n dan m sedemikian hingga Pij n > 0,Pjk m > 0. Dengan Chapman Kolmogorov didapat: P n+m ik PirP n rk m Pn ij Pjk m (51) n0 Klasifikasi State Dengan demikian, state k asesibel dari state i. Dengan cara yang sama, dapat ditunjukkan bahwa state i asesibel dari state k. Sehingga state i dan k berkomunikasi. Dua state saling berkomunikasi dikatakan berada dalam satu kelas. Suatu akibat yang mudah diturunkan dari 1, 2, dan 3, bahwa dari setiap kelas dari state adalah sama atau saling asing. Dengan kata lain, konsep komunikasi membagi ruang state menjadi sejumlah kelas yang separabel. Rantai markov disebut iredusibel bila hanya terdapat satu kelas yaitu jika semua state berkomunikasi satu dengan yang lain.

32 Klasifikasi State Contoh 4.6 Pandang rantai Markov terdiri dari 3 state 0, 1, 2 dengan matriks probabilitas transisi P Tunjukkan bahwa rantai Markov ini iredusibel. Penyelesaian: Sebagai contoh adalah memungkinkan untuk pergi dari state 0 ke state 2 yaitu dari state 0 ke 1 dengan probabilitas 1 2 kemudian dari state 1 ke state 2 dengan probabilitas 1 4. Dengan demikian rantai Markov ini iredusibel.

STATISTIK PERTEMUAN VI

STATISTIK PERTEMUAN VI STATISTIK PERTEMUAN VI 1. TEORI PENDUKUNG 1.1 Pendahuluan 1. Variabel acak 1.3 Distribusi variabel acak diskrit 1.4 Distribusi variabel acak kontinu 1.5 Distribusi multivariat 1.1 Pendahuluan Definisi

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Peluang Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu.

Lebih terperinci

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS PENGANTAR MODEL PROBABILITAS (PMP, Minggu 1-7) Sri Haryatmi Kartiko Universitas Gadjah Mada Juni 2014 Outline 1 Minggu 1:HIMPUNAN Operasi Himpunan Sifat-Sifat Operasi Himpunan 2 Minggu 2:COUNTING TECHNIQUE

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu. Ruang

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ruang Sampel dan Kejadian Ruang Sampel dan Kejadian Ruang Sampel dan Kejadian Percobaan adalah kegiatan

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Peluang Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu.

Lebih terperinci

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALAM STATISTIKA HARGA HARAPAN Definisi Misalkan X variabel random. Bila X variabel random kontinu dengan f.k.p. f (x) dan maka harga harapan X adalah

Lebih terperinci

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

STATISTIKA UNIPA SURABAYA MATEMATIKA STATISTIKA (MATHEMATICAL STATISTICS) GANGGA ANURAGA Materi : Distribusi variabel random Teori Himpunan Fungsi Himpunan Fungsi Himpunan Peluang Variabel Random Fungsi Kepadatan Peluang Fungsi

Lebih terperinci

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT Misalkan X 1, X 2, X 3... barisan variabel random. Kita tulis S n = n X i. Dalam subbab ini kita akan menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH PENGANTAR PROSES STOKASTIK

CATATAN KULIAH PENGANTAR PROSES STOKASTIK CATATAN KULIAH PENGANTAR PROSES STOKASTIK Oleh Atina Ahdika, S.Si, M.Si PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2016 Daftar Isi Daftar Isi iv

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi Orang Biologi Tidak Anti Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Konsep peubah acak, fungsi peluang (probability density function), fungsi distribusi

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 1: a FMIPA Universitas Islam Indonesia Parameter adalah karakteristik dari populasi (misal θ) adalah karakteristik dari sampel Akan dibahas konsep statistik dan distribusi sampling Parameter Misalkan

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

Definisi: Nilai harapan/ekspektasi (expected value/expectation) atau ekspektasi dari peubah acak diskrit/kontinu X adalah

Definisi: Nilai harapan/ekspektasi (expected value/expectation) atau ekspektasi dari peubah acak diskrit/kontinu X adalah BAB 1 Peluang dan Ekspektasi Bersyarat 1.1 EKSPEKTASI Definisi: Nilai harapan/ekspektasi (expected value/expectation) atau ekspektasi dari peubah acak diskrit/kontinu X adalah E(X) x x p X (x) dan E(X)

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 2. Distribusi Hipergeometrik

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 2. Distribusi Hipergeometrik DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 2 TI2131 TEORI PROBABILITAS MINGGU KE-10 Distribusi Hipergeometrik Eksperimen hipergeometrik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. sebuah sampel random berukuran

Lebih terperinci

Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R

Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R Bab Peubah Acak. Konsep Dasar Peubah Acak Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R Contoh peubah acak: Jika X adalah peubah acak banyaknya sisi muka yang muncul pada

Lebih terperinci

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Dist

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Dist BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi Orang Biologi Tidak Anti Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Konsep peubah acak, fungsi peluang (probability density function), fungsi distribusi

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Pertemuan Ke : 3 : Distribusi Satu Peubah Acak dan Ekspektasi Satu Peubah Acak

HANDOUT PERKULIAHAN. Pertemuan Ke : 3 : Distribusi Satu Peubah Acak dan Ekspektasi Satu Peubah Acak HANDOUT PERKULIAHAN Pertemuan Ke : 3 Pokok Bahasan : Distribusi Satu Peubah Acak dan Ekspektasi Satu Peubah Acak URAIAN POKOK PERKULIAHAN A. Peubah Acak Definisi 1 : Peubah Acak Misalkan E adalah suatu

Lebih terperinci

CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya

CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si TELKOM UNIVERSITY JALAN TELEKOMUNIKASI 1, BANDUNG, INDONESIA Ruang Sampel dan Kejadian PEUBAH ACAK (P.A) Fungsi yang memetakan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG)

DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG) DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG) Distribusi Probabilitas (Peluang) Distribusi? Probabilitas? Distribusi Probabilitas? JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Distribusi = sebaran,

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Pengantar a Matematika II Atina Ahdika, S.Si., M.Si. Prodi a FMIPA Universitas Islam Indonesia March 20, 2017 atinaahdika.com t F Parameter adalah karakteristik dari populasi (misal θ) adalah karakteristik

Lebih terperinci

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Daftar Isi 1 Peubah Acak

Lebih terperinci

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI STATISTIKA Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI 1 Daftar Isi Bab 1 Peluang Bab Peubah Acak Bab 3 Distribusi Peluang Diskret Bab 4 Distribusi Peluang Kontinu Bab 5 Fungsi Peubah Acak Bab 6 Teori Penaksiran

Lebih terperinci

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Regresi adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Salah satu variabel merupakan variabel

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Statistika Matematik(a) Catatan Kuliah Pengantar Statistika Matematik(a) Statistika Lebih Dari Sekadar Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

Variabel Random dan Nilai Harapan. Oleh Azimmatul Ihwah

Variabel Random dan Nilai Harapan. Oleh Azimmatul Ihwah Variabel Random dan Nilai Harapan Oleh Azimmatul Ihwah Outcomes dari suatu eksperimen dapat dinyatakan dengan angka untuk mempermudah. Suatu variabel yang mengasosiakan outcomes dari suatu eksperimen dengan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2011 Daftar Isi

Lebih terperinci

Learning Outcomes Sebaran Kontinu Nilai Harapan dan Ragam Beberapa Sebaran Kontinu. Peubah Acak Kontinu. Julio Adisantoso.

Learning Outcomes Sebaran Kontinu Nilai Harapan dan Ragam Beberapa Sebaran Kontinu. Peubah Acak Kontinu. Julio Adisantoso. Beberapa 27 April 2014 Beberapa Learning Outcome Outline Mahasiswa dapat mengerti dan menentukan peubah acak diskret Mahasiswa dapat memahami dan menghitung nilai harapan Mahasiswa dapat memahami dan menghitung

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 MATEMATIKA KEUANGAN AKTUARIA. Insure and Invest! Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 MATEMATIKA KEUANGAN AKTUARIA. Insure and Invest! Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 MATEMATIKA KEUANGAN AKTUARIA Insure and Invest! disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang AK5161 MatKeu

Lebih terperinci

MA5181 PROSES STOKASTIK

MA5181 PROSES STOKASTIK Catatan Kuliah MA5181 PROSES STOKASTIK We do love uncertainty disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 2: Sifat-Sifat Estimator Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Statistik Cukup Dalam kondisi real, kita tidak mengetahui parameter dari populasi data yang akan kita teliti Informasi dalam sampel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S. Tiap hasil dalam ruang sampel disebut

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Daftar Isi 1 Peubah Acak

Lebih terperinci

Dengan demikian, untuk sembarang B = [a, b], maka persamaan (5.1) menjadi

Dengan demikian, untuk sembarang B = [a, b], maka persamaan (5.1) menjadi Bab 5 Peubah Acak Kontinu 5.1 Pendahuluan Definisi 5.1. Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh S ke R (himpunan bilangan nyata) Peubah acak X bersifat diskret jika F (x) adalah fungsi tangga.

Lebih terperinci

Statistika (MMS-1403)

Statistika (MMS-1403) Statistika (MMS-1403) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM Materi dan Jadual Minggu ke- Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 1 Perkuliahan

Lebih terperinci

Peubah Acak (Lanjutan)

Peubah Acak (Lanjutan) Learning Outcomes 13 April 2014 Learning Outcomes Learning Outcome Outline Mahasiswa dapat mengerti dan menentukan peubah acak diskret Mahasiswa dapat memahami dan menghitung nilai harapan Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

Peubah Acak dan Distribusi Kontinu

Peubah Acak dan Distribusi Kontinu BAB 1 Peubah Acak dan Distribusi Kontinu 1.1 Fungsi distribusi Definisi: Misalkan X peubah acak. Fungsi distribusi (kumulatif) dari X adalah F X (x) = P (X x) Contoh: 1. Misalkan X Bin(3, 0.5), maka fungsi

Lebih terperinci

PENGANTAR PROBABILITAS STATISTIKA UNIPA SBY

PENGANTAR PROBABILITAS STATISTIKA UNIPA SBY PENGANTAR PROBABILITAS GANGGA ANURAGA POKOK BAHASAN Konsep dasar probabilitas Teori himpunan Permutasi Kombinasi Koefisien binomial Koefisien multinomial Probabilitas Aksioma probabilitas Probabilitas

Lebih terperinci

MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI

MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI Kita telah mengetahui bahwa untuk n besar dan θ kecil sedemikian hingga nθ = λ, distribusi binomial bisa dihampiri oleh distribusi Poisson. Mencari hampiran distribusi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA

MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA VARIABEL RANDOM Misalkan (Ω, A, P) ruang probabilitas dan R = {x < x < } dan B : Borel field pada R. Andaikan X : Ω R dan untuk setiap A R, kita definisikan

Lebih terperinci

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting Oleh Azimmatul Ihwah Distribusi Diskrit Fungsi probabilitas dari variabel random diskrit dapat dinyatakan dalam formula matematik tertentu yang dinamakan fungsi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga 6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga Markov chain kontinu 0 adalah proses markov pada state 0, 1, 2,.... Diasumsikan bahwa probabilitas transisi adalah stasioner, pada persamaan, (6.53) Pada

Lebih terperinci

Contoh Solusi PR 2 Statistika & Probabilitas. 1. Semesta dari kejadian adalah: pemilihan 5 soal dari 10 soal. Jumlah kemungkinannya ( 10 = 252.

Contoh Solusi PR 2 Statistika & Probabilitas. 1. Semesta dari kejadian adalah: pemilihan 5 soal dari 10 soal. Jumlah kemungkinannya ( 10 = 252. Contoh Solusi PR Statistika & Probabilitas Semesta dari kejadian adalah: pemilihan soal dari soal Jumlah kemungkinannya ( ) = (a) Kemungkinannya dapat dihitung dengan memilih soal tes dari soal yang anak

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 3: Rantai Markov Diskrit Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Rantai Markov Rantai Markov Misalkan sebuah proses stokastik {X t } dengan t = 0, 1, 2,....

Lebih terperinci

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=) disebut distribusi probabilitas X (distribusi X) Diskrit Seragam Binomial Hipergeometrik

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik Catatan Kuliah MA5181 Proses Stokastik Precise. Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA5181 Proses Stokastik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci

Lebih terperinci

MA5181 PROSES STOKASTIK

MA5181 PROSES STOKASTIK Catatan Kuliah MA5181 PROSES STOKASTIK disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Tentang MA5181 Proses Stokastik A. Jadwal kuliah:

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam beberapa tahun terakhir, model graph secara statistik telah diaplikasikan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam beberapa tahun terakhir, model graph secara statistik telah diaplikasikan BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Dalam beberapa tahun terakhir, model graph secara statistik telah diaplikasikan dengan baik pada aplikasi pengenalan suara, pengolahan citra (Willsky, 2002 dan Choi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1 Fungsi Variabel Banyak Bernilai Real Turunan Parsial dan Turunan Wono Setya Budhi KK Analisis dan Geometri, FMIPA ITB Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1 Turunan Parsial dan Turunan Usaha pertama untuk

Lebih terperinci

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

Statistika Farmasi

Statistika Farmasi Bab 3: Distribusi Data Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Distribusi Data Teori dalam statistika berkaitan dengan peluang Konsep dasar peluang tersebut berkaitan dengan peluang distribusi, yaitu

Lebih terperinci

Sampling dengan Simulasi Komputer

Sampling dengan Simulasi Komputer Modul Sampling dengan Simulasi Komputer PENDAHULUAN Sutawanir Darwis M etode statistika merupakan alat untuk menyelesaikan masalah apabila solusi analitik tidak mungkin diperoleh. Dengan metode statistika

Lebih terperinci

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA CNH4S3 Analisis Time Series Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si [Jadwal]: [Materi Analsis Time Series] Kuliah Pemodelan dan Simulasi berisi tentang dasar pemodelan time series seperti kestasioneran, identifikasi

Lebih terperinci

Statistika (MMS-1001)

Statistika (MMS-1001) Statistika (MMS-1001) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM Materi dan Jadual Tatap Muka Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Statistika Deskriptif

Lebih terperinci

VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSI PELUANG

VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSI PELUANG 1 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSI PELUANG Dr. Vita Ratnasari, M.Si Definisi Variabel Random 2 Variabel random ialah Suatu fungsi yang mengaitkan suatu bilangan real pada setiap unsur dalam ruang sampel.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU A. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum Modul II ini diharapkan praktikan dapat: 1. Mengenal jenis dan karakteristik dari beberapa distribusi peluang. 2. Menguji dan

Lebih terperinci

Statistika (MMS-1001)

Statistika (MMS-1001) Statistika (MMS-1001) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM Materi dan Jadual Tatap Muka Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Statistika Deskriptif

Lebih terperinci

Peubah Acak. 14-Sep-07 TPADF (Kelas Ganjil/ Rahmat) Lecture 2 page 1

Peubah Acak. 14-Sep-07 TPADF (Kelas Ganjil/ Rahmat) Lecture 2 page 1 Peubah Acak 14-Sep-07 TPADF (Kelas Ganjil/ Rahmat) Lecture 2 page 1 Definisi Peubah Acak Peubah acak adalah peubah yang mengkarakterisasikan setiap elemen dalam ruang sampel dengan suatu bilangan real.

Lebih terperinci

25/09/2013. Konsep Peubah Acak. Metode Statistika (STK211) Peubah Acak Diskret. Kuis. Tipe Peubah Acak

25/09/2013. Konsep Peubah Acak. Metode Statistika (STK211) Peubah Acak Diskret. Kuis. Tipe Peubah Acak Konsep Peubah Acak Metode Statistika (STK11) Pertemuan V Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution) Peubah acak merupakan suatu fungsi yang memetakan

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Pengantar a Matematika II - Estimator Atina Ahdika, S.Si., M.Si. Prodi a FMIPA Universitas Islam Indonesia April 17, 2017 atinaahdika.com Dalam kondisi real, kita tidak mengetahui parameter dari populasi

Lebih terperinci

Bab 9 Peluang dan Ekspektasi Bersyarat: Harapan Tanpa Syarat

Bab 9 Peluang dan Ekspektasi Bersyarat: Harapan Tanpa Syarat MA38 Teori Peluang - Khreshna Syuhada Bab 9 Bab 9 Peluang dan Ekspektasi Bersyarat: Harapan Tanpa Syarat Ilustrasi 9. Misalkan banyaknya kecelakaan kerja rata-rata per minggu di suatu pabrik adalah empat.

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang

Lebih terperinci

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV 4.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen

Lebih terperinci

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV Penelitian Operasional II Rantai Markov 49 4. RANTAI MARKOV 4. PENDAHULUAN Dalam masalah pengambilan suatu keputusan, seringkali kita diperhadapkan dengan suatu ketidakpastian. Permasalahan ini dapat dimodelkan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal ini akan dibahas macam-macam peubah acak, distribusi peluang, fungsi densitas, dan fungsi distribusi. Pada pembahasan selanjutnya, fungsi peluang untuk peubah acak

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 1. Distribusi Seragam Diskrit

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 1. Distribusi Seragam Diskrit DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 1 TI2131 TEORI PROBABILITAS MINGGU KE-9 Distribusi Seragam Disrit Jia sebuah variabel random X mengambil nilai x 1, x 2,, x dengan probabilitas yang sama, maa distribusi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

Peubah Acak dan Distribusi

Peubah Acak dan Distribusi BAB 1 Peubah Acak dan Distribusi 1.1 ILUSTRASI (Ilustrasi 1) B dan G secara bersamaan menembak sasaran tertentu. Peluang tembakan B mengenai sasaran adalah 0.7 sedangkan peluang tembakan G (bebas dari

Lebih terperinci

BEBERAPA DISTRIBUSI KHUSUS DKINTINU DIKENAL

BEBERAPA DISTRIBUSI KHUSUS DKINTINU DIKENAL BEBERAPA DISTRIBUSI KHUSUS DKINTINU DIKENAL Dalam hal ini akan dibahas beberapa distribusi yang mempunyai bentuk fungsi densitas dan nama tertentu dari peubah acak kontinu, yaitu: distribusi seragam, distribusi

Lebih terperinci

BAB 8 DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT

BAB 8 DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT BAB 8 DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT A. Peluang Peluang atau yang sering disebut sebagai probabilitas dapat dipandang sebagai cara untuk mengungkapkan ukuran ketidakpastian/ ketidakyakinan/ kemungkinan suatu

Lebih terperinci

THEORY. By: Hanung N. Prasetyo PEUBAH ACAK TELKOM POLYTECHNIC/HANUNGNP

THEORY. By: Hanung N. Prasetyo PEUBAH ACAK TELKOM POLYTECHNIC/HANUNGNP THEORY By: Hanung N. Prasetyo PEUBAH ACAK Variabel acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja Variabel acak merupakan deskripsi numerik dari outcome beberapa percobaan / eksperimen VARIABEL

Lebih terperinci

Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif

Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif 6 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Distribusi Variabel Acak Diskrit Distribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Probabilitas Probabilitas adalah suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang yang hasilnya tidak pasti (uncertain

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2011 Daftar Isi

Lebih terperinci

(HARAPAN MATEMATIKA) BI5106 Analisis Biostatistik 20 September 2012 Utriweni Mukhaiyar

(HARAPAN MATEMATIKA) BI5106 Analisis Biostatistik 20 September 2012 Utriweni Mukhaiyar 1 EKSPEKTASI (HARAPAN MATEMATIKA) BI5106 Analisis Biostatistik 0 September 01 Utriweni Mukhaiyar Ekspektasi Suatu Peubah Acak Misalkan X peubah acak Ekspektasi dari X EX [ ] xp( X x), jika X peubah acak

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Stochastics: Precise and Prospective Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

ESTIMASI INTERVAL. (INTERVAL ESTIMATION) Minggu ke Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada

ESTIMASI INTERVAL. (INTERVAL ESTIMATION) Minggu ke Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada ESTIMASI INTERVAL (INTERVAL ESTIMATION) Minggu ke 8-10 Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada 2014 Outline 1 Metode Kuantitas Pivotal 2 3 Outline 1 Metode Kuantitas Pivotal 2 3 Outline

Lebih terperinci

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS nia.rini.purita2316@gmail.com, getut.uns@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling Rengganis Banitya Rachmat rengganis.rachmat@gmail.com 4. Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial

Lebih terperinci

10/7/2004 TI-2131 Teori Probabilitas - DI 1

10/7/2004 TI-2131 Teori Probabilitas - DI 1 3 Variabel Random Pengantar Variabel Random Variabel Random Diskrit Nilai Ekspektasi dan Variansi Variabel Random Diskrit Variabel Random Kontinyu Kovariansi dan Korelasi Distribusi Bivariat Moment Generating

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT.

KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT. KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT. EKSPERIMEN suatu percobaan yang dapat diulang-ulang dengan kondisi yang sama CONTOH : Eksperimen : melempar dadu 1 kali Hasilnya

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS UNIFORM (SERAGAM) BERNOULLI BINOMIAL POISSON MULTINOMIAL HIPERGEOMETRIK GEOMETRIK BINOMIAL NEGATIF MA3181 Teori Peluang 27 Oktober 2014 Utriweni Mukhaiyar DISTRIBUSI UNIFORM (SERAGAM)

Lebih terperinci

Model Runtun Waktu Stasioner

Model Runtun Waktu Stasioner Chapter 3 Model Runtun Waktu Stasioner Proses-proses stasioner (W-S) yang penting adalah sebagai berikut: White Noise Moving Average: MA(), MA(q), MA( ) Autoregressive: AR(), AR(p), AR( ) Autoregressive

Lebih terperinci

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem Kuliah Pemodelan Sistem Semester Genap 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Januari 2016 MZI (FIF Tel-U) Statistika Pemodelan Januari 2016

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Statistika Matematik(a) Catatan Kuliah Pengantar Statistika Matematik(a) Statistika Lebih Dari Sekadar Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Orang Pintar Belajar Stokastik. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Orang Pintar Belajar Stokastik. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Orang Pintar Belajar Stokastik disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2011 Daftar

Lebih terperinci