Analisis Pembebanan Ekonomis pada Jaringan 500 kv Jawa Bali Menggunakan Software PowerWorld
|
|
- Yenny Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURAL TEKIK ITS Vol. 1, o. 1 (Sept. 2012) ISS: B-53 Analss embebanan Ekonoms pada Jarngan 500 kv Jawa Bal Menggunakan Software owerworld Badru T. Arozaq, Rony S. Wbowo, danontoseno enangsang Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknolog Industr, Insttut Teknolog Sepuluh opember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya E-mal: ronyseto@ee.ts.ac.d, ontosenop@ee.ts.ac.d Abstrak ada jarngan 500 kv Jawa Bal, T. L (ersero) 3B menentukan kombnas pembangkt yang akan beroperas pada setap level beban tertentu. Oleh karena tu, Economc Dspatch(ED) atau pembagan pembebanan secara ekonoms dlakukan untuk menghaslkan pembebanan pembangkt yang optmal. amun, hasl dar Economc Dspatch tersebut belum tentu dapat memenuh batasan sstem sepert batasan pembaktan generator dan batasan saluran. Untuk tu, Optmal ower Flow(OF) perlu dlakukan dalam rangka pembagan pembebanan secara ekonoms, sekalgus memenuh batasanbatasan sstem. ada tugas akhr n, perhtungan pembagan pembebanan pembangkt dlakukan dengan menggunakan software owerworld. Software n memlk keunggulan dalam teknk analss, nteraktf, dan dserta dengan grafk, sehngga mempermudah pembaca dalam memaham nformas yang dberkan. Dar hasl pengujan, terbukt bahwa pada keadaan normaled dan OFdalam penggunaansoftware owerworld, menghaslkan nla yang sama yatu sebesar ,94. Tetap pada saat terjad pelanggaran batas saluran transms, hasl smulas ED lebh murah yatu sebesar ,06 sedangkan haslof sebesar ,50. Kata Kunc Economc Dspatch, Optmal ower Flow, owerworld. I. EDAHULUA ADA jarngan tenaga lstrk, pusat pembangkt tenaga lstrk membangktkan daya lstrk. Kemudan, daya lstrk tersebut dkrm melalu jarngan transms dan ddstrbuskan ke berbaga macam beban lstrk. Beban-beban lstrk tersebut mengkonsums daya lstrk selama daya lstrk dbangktkan oleh pembangkt. engaturanpembaktan dlakukan agar proses pengrman daya dapat berjalan lancar.engaturanpembangktan dlakukan untuk memperoleh baya pembangktan yang semnmal mungkn. Economc Dspatch (ED) merupakan pengaturan pembangktan dengan memnmalkan baya pembangktan. EDmempunya kekurangan yatu mengabakan batasan yang dakbatkan oleh kemampuan peralatan dalam sstem transms. Setap saluran transms maupun transformer memlk batasan jumlah daya yang bsa dkrm melewatnya, batasan tersebut tmbul karena suhu. Secara tradsonal, sstem transms drancang sedemkan rupa sehngga saat pengaturan pembangktan ekonoms tdak akan terdapat pelanggaran batasan. Karena, sudah cukup hanya untuk mengatur pembangktan secara ekonoms. amun, serng dengan kecenderungan ke arah deregulas dar ndustr pembangkt lstrk d seluruh duna, sstem transms menjad terbatas. Solus dar masalah pengoptmalan pembangktan untuk memaksa saluran transms adalah mengkombnaskan ED dengan ower Flow yang dsebut Optmal owerflow[1]. Software owerworld dgunakan untuk menggambarkan konds nyata dar jarngan tenaga lstrk. Software n mampu menyajkan data dan smulas dserta dengan anmas yang nteraktf sehngga dapat memberkan nformas dengan jelas[2]. Tujuan dar tugas akhr n adalah untuk mengetahu pembebanan ekonoms dan alran daya optmal dengan memperhatkan batasan pembangktan generator dan batasan saluran transms dalam suatu jarngan. II. EMBAGIA EMBEBAA EMBAGKIT A. Economc Dspatch Karakterstk baya bahan bakar setap unt pembangkt drepresentaskan dengan persamaan kuadrat. Tujuan dar permasalahan Economc Dspatch adalah untuk memnmalsas baya bahan bakar[3]. mn F T mn F( ) mn α 1 1 β γ 2 = ndeks unt yang doptmas F( ) = fungs baya nput-output unt (R/jam) = daya yang dbangktkan unt α,β,γ = koefsen baya unt =jumlah unt yang doptmas 1) Rug-rug Transms Dabakan (1) Sstem yang dtunjukkan pada gambar d bawah memlk unt pembangkt termal yang terhubung pada satu bus bar yang menyupla beban lstrk load ( D ). Input untuk tap unt dnyatakan sebaga F yang merepresentaskan baya dar unt tersebut[4]. Output dar tap unt adalah daya lstrk yang dbangktkan oleh unt yang bersangkutan. Sehngga baya total dar sstem adalah jumlah dar baya setap unt pembangkt. Batasan yang pentng dalam operas sstem n adalah jumlah daya output harus sama dengan kebutuhan daya beban.
2 JURAL TEKIK ITS Vol. 1, o. 1 (Sept. 2012) ISS: B-54 max dan mn, batasan ketdaksamaan d atas dapat dperluas menjad: F Untuk, mn < <, max F F Untuk =, max (9) Untuk =, mn Gambar 1. unt pembangkt termalmelayan beban D Secara matemats, masalah n dapat dnyatakan sebaga berkut. F T = F 1 + F 2 + F 3 + F F F F T 1 D 1 0 F T merupakan fungs obyektf yang besarnya sama dengan total baya untuk menanggung beban. Masalahnya adalah bagamana cara untuk memnmalkan F T dar batasan yang merupakan jumlah daya terbangkt samadenganbeban yang dterma. ersamaan Lagrange: L F (4) T F D (5) 1 1 ersamaan Lagrange tersebut merupakan fungs dar output pembangkt, keadaan optmum dapat dperoleh dengan operas gradent dar persamaan Lagrange sama dengan nol. δl δf ( ) λ 0 (6) δ δ δf 0 δ ersamaan n menunjukkan bahwa konds optmum dapat dcapa bla ncremental fuel cost setap pembangkt adalah sama. Konds optmum tersebut tentunya dperlukan persamaan pembatas ( constrant) yatu daya output dar setap unt pembangkt harus lebh besar atau sama dengan daya output mnmum dan lebh kecl atau sama dengan daya output maksmum yang djnkan. Dar buah pembangkt dalam sstem tenaga d atas dan beban sstem sebesar load, dan dar uraan d atas dapat dsmpulkan persamaan yang dgunakan untuk penyelesaan Economc Dspatch adalah: F ada buah persaman, mn, max 1 load ada 2 buah ketdaksamaan ada 1 buah constrant (2) (3) (7) (8) Jka hasl yang dperoleh ada yang keluar dar batasan 2) Mempertmbangkan Rug-rug Transms Gambar 2. Unt embangkt Melayan Beban D Melalu Transms Gambar 2 menunjukkan sstem pembangktan tenaga lstrk termal yang terhubung dengan bus beban melalu jarngan transms. Secara matemats, permasalahan tersebut dapat dtulskan dalam fungs objektf yang dnyatakan dalam F T yang besarnya sama dengan total baya yang mensupla beban dan rug dalam transms[4]. load loss 0 (10) 1 Dar persamaan d atas, maka persamaan Lagrange dapat dtulskan sebaga berkut: L FT λ (11) L F L λ1 0 df L λ d (12) (13) B. Alran Daya Optmal (Optmal ower Flow/OF) 1) Fungs Objektf/Tujuan Dalam analss alran daya optmal, tujuan utama adalah untuk memnmal baya pembangktan pada sstem tenaga. ada OF, saat beban rngan, pembangkt termurah selalu menjad plhan pertama. Jka beban nak, generator yang lebh mahal yang kemudan akan dmasukkan. Jad baya pembangktan sangat pentng dalam penyelesaan OF[5]. 2) Varabel Kontrol Varabel Kontrol pada masalah alran daya optmal merupakan kuanttas yang nlanya bsa dsesuakan secara langsung untuk membantu memnmalkan fungs tujuan dan memenuh batasan-batasan. Varabel kontrol dapat berupa:
3 JURAL TEKIK ITS Vol. 1, o. 1 (Sept. 2012) ISS: B-55 a) Daya aktf generator b) Daya reaktf generator c) Raso tap trafo d) Tegangan bus generator 3) Varabel Dependent Varable n merupakan varabel OF yang tdak dkontrol. Semua jens yang termasuk dar varabel dependent adalah varabel bebas, tanpa batasan, untuk mengambl sebuah nla dalam penyelesaan masalah. Varabel dependent utama adalah besar tegangan dan sudut kompleks bus. 4) Equalty Constrants Equalty Constrants dar OF menggambarkan fsk dar sstem tenaga sepert halnya set pont tegangan yang dngnkan pada seluruh sstem. Fsk dar sstem tenaga adalah memaksa persamaan alran daya yang melalu sstem yang mengharuskan bahwa njeks jarngan dar daya aktf dan reaktf pada setap bus jumlahnya nol. Hal n dapat dcapa dengan analss daya aktf dan reaktf[6]: g - d Q Q b VVj j1 g b j1 - Q G d j V Vj G j cos sn j B sn j j j B cos j = 1,2,..., b ; dmana: & Q = njeksdaya aktf dan reaktf d bus ; g & Q g = daya aktf dan reaktf pembangkt d bus ; d & Q d = beban aktf dan reaktf d bus ; V &δ = magntude dan sudut tegangan d bus ; Y j : G j +B j = elemen dar ke -j dar Y-bus matrks; 5) Inequalty Constrants Komponen dan peralatan sstem tenaga memlk batasan operas dan batas n dbuat untuk batasan keamanan. Sehngga fungs objektf yang dapat dmnmalkan dengan memelhara komponen jarngan dengan memperhatkan batasbatas keamanan[5]. Batasan daya : mn g g max g (16) Q mn g Q g Q max g (17) dmana: mn g & Q mn g =batas mnmum daya generator d bus ; max g & Q max g =batas maksmum daya generator d bus ; Batasan saluran : Besarnya alran daya setap saluran transms tdak bsa malampau batasan kapastasnya menyangkut bahan dan lngkungan, dapat ddeskrpskan sebaga berkut[7] : L j L max j j = 1,..., L j (14) (15) (18) III. EMBAGIA EMBEBAAMEGGUAKA OWERWORLD SIMULATOR A. Economc Dspatch control Output setap generator akan datur sedemkan rupa sehngga sstem dalam keadaan pembebanan yang ekonoms, tergantung pada nformas baya yang telah dmasukkan ke generator. Data baya pembangktan umumnya tdak dsertakan dalam data standar load flow. Jka tdak ada data baya yang realsts pada generator, fungs algortma Economc Dspatch tdak dapat dgunakan. Data baya dapat dperoleh dar sumber lan dan dmasukkan ke dalam case pada smulator, bak dengan cara manual ataupun melalu fungs yang terdapat pada Smulator Auxlary Fles[2]. Dengan Economc Dspatch (ED) Control, smulatorakan mengubah output generator yang ada secara ekonoms sehngga baya operas pada suatu area akan dperkecl. ED control dapat mengetahu generator mana yang lebh murah dar generator lannya dan sebsa mungkn penggunaan generator yang lebh mahal djadkan plhan palng akhr. Dalam Economc Dspatch, kta harus mengetahu seberapa besar baya yang dkeluarkan untuk membangktkan 1 MW atau lebh pada generator tertentu. Baya n basa dsebut ncremental or margnal cost. Contohnya, untuk model kurva kuadrat, ncremental cost setap generator dmodelkan dalam persamaan[2]: λ = IC (g ) = (b + 2c g + 3d (g ) 2 )* fuel cost Gambar dar IC (g ) sebaga fungs g dsebut sebaga kurva ncremental cost. Economc dspatch pada suatu sstem akan terjad jka ncremental cost semua generator ( λ ) besarnya sama. la n dsebut λ (lambda) atau ncremental cost sstem. Lambda sangat pentng dalam upaya untuk menentukan apakah suatu area harus membel daya atau menjualnya. Sebaga contoh, jka suatu area bsa membel daya karena lebh murah dar membangktkan sendr, akan lebh bak membel daya dar area lannya. B. Optmal ower Flow (OF) control (19) OF control hampr sama dengan ED control yatu pembagan pembangktan agar menghaslkan baya palng mnmum. Fungs tambahan pada OF adalah untuk memnmalkan baya sekalgus dengan memenuh batasan saluran, trafo, dan batasan lannya. Fungs tambahan n juga tdak akan beguna tanpa nformas baya yang realsts pada generator[2]. OF control juga tergantung pada kurva baya untuk melakukan optmas alran daya secara ekonoms. amun sesua aturan OF yatu menggunakan kurva lner dalam algortma penyelesaan. Tdak menutup kemungknan bla memasukkan nformas baya sebaga fungs kuadrat. Sebalknya, aturan OFpadasmulatormemungknkan untuk memsahkan kurva kuadrat menjad kurva lner dalam algortma OF. Dalam modus standar, smulatormenyelesakan persamaan alran daya menggunakan algortma alran daya ewton- Raphson. Tap serng dengan perbakan dalam alran daya
4 JURAL TEKIK ITS Vol. 1, o. 1 (Sept. 2012) ISS: B-56 optmal, smulatorjuga dapat menyelesakan persamaan alran daya menggunakan OF. Khususnya, smulatorof menggunakan mplementas OFLnear rogrammng (L). Semua perntah dan plhan OF dapat dakses melalu L OFpada menu utama. erntah lan dalam menu n dgunakan untuk menentukan plhan nput, melhat hasl, dan menympan/mengambl data OF tertentu ke dalam bentuk Auxlary Fle. Tujuan OF adalah untuk memnmalkan fungs tujuan (baya) dengan mengubah kontrol sstem yang berbeda sekalgus mempertmbangkan nla batasan equalty dan nequalty yang dgunakan dalam pemodelan batasan kesembangan daya dan berbaga batasan operas. Dalam Smulator, LOF menentukan solus yang optmal dengan teras antara menyelesakan alran daya standar dan kemudan menyelesaan Lnear rogrammng sehngga mengubah kontrol sstem untuk menghapus setap pelanggaran yang terjad. IV. SIMULASI DA AALISIS A. SmulasEconomc dspatch Smulas dlakukan pada pembangkt d Jarngan 500 kv Jawa Bal dengan jumlah unt pembangkt yang beroperas adalah delapan unt dan total beban pada saat beban puncak sebesar ,00 MW, dengan losses saluran dperhtungkan[8]. Tabel 1. Hasl smulas 1ED menggunakan owerworld embangktan Losses Cost Suralaya 2.792, , ,24 Muaratawar 1.040, , ,26 Crata 1.008,00 488,00 604,80 Sagulng 700,00 440,00 385,00 Tanjungjat 1.220,00 371, ,48 Gresk 238,00 660, ,58 aton 3.254,00 657, ,34 Grat 150,00 447, ,20 Total , ,70 120, , ,88 Gambar 3. Smulas 1 ED Tabel 2. Hasl smulas 1OF menggunakan owerworld embangktan Losses Cost Suralaya 2.792, , ,32 Muaratawar 1.040, , ,26 Crata 1.008,00 488,00 604,80 Sagulng 700,00 40,00 385,00 Tanjungjat 1.220,00 371, ,48 Gresk 238,00 660, ,58 aton 3.254,00 657, ,34 Grat 150,00 447, ,20 Total , ,70 120, , ,88 Gambar 4. Smulas 1 OF
5 JURAL TEKIK ITS Vol. 1, o. 1 (Sept. 2012) ISS: B-57 Dar tabel 1 dan 2 dapat dlhat bahwa hasl kedua smulas bak Economc Dspatch (ED) maupun Optmal ower Flow (OF) memlk hasl yang sama, yatu baya sebesar ,94 dan losses sebesar120,1 MW. Hal n dkarenakan tdak terjad pelanggaran terhadap batasan saluran yang adadalam smulas. B. Smulas dengan membuka salah satu saluran Smulas ketga dlakukan pemutusan salah satu crcut breaker pada saluran antara bus 1 (Suralaya) dan 2 (Clegon). Dar smulas yang telah dlakukan, dperoleh hasl sebaga berkut: Gambar 7. Kurva ncremental cost ED Gambar 5. Smulas 2 ED Tabel 3. Hasl smulas 2 ED menggunakan owerworld embangktan Losses Cost Suralaya 2.838,63 958, ,54 Muaratawar 1.040, , ,26 Crata 1.008,00 488,00 604,80 Sagulng 700,00 440,00 385,00 Tanjungjat 1.220,00 409, ,48 Gresk 238,00 660, ,58 aton 3.254,00 682, ,34 Grat 150,00 471, ,20 Total , ,41 166, , ,19 Gambar 6. Smulas 2 OF Tabel 4. Hasl Smulas 2 OF menggunakan owerworld embangktan Losses Cost Suralaya 1.501, , ,42 Muaratawar 1.447, , ,06 Crata 1008,00 488,00 604,80 Sagulng 700,00 440,00 385,00 Tanjungjat 1.220,00 641, ,48 Gresk 1.050,00 660, ,40 aton 3.254,00 909, ,34 Grat 331,63 557, ,00 Total , ,50 230, , ,50
6 JURAL TEKIK ITS Vol. 1, o. 1 (Sept. 2012) ISS: B-58 [8] Wdodo, Hendro Agus, Optmal ower Flow Berbass Improved artcle Swarm Optmzaton (Ipso) Dengan Mempertmbangkan Clusterng Beban, Tess,Jurusan Teknk Elektro FTI-ITSSurabaya, (2011). Gambar 8. Kurva ncremental cost OF Tabel3 dan 4 menunjukkanhaslsmulas Jarngan 500 kv dengan membuka salah satu saluran, yatu saluran antara bus 1 (Suralaya) dan 2 (Clegon), perhtungan ED dbandngkan dengan OF. Hasl smulas dapat dsmpulkan bahwa perhtungan total baya dengan menggunakan ED menunjukkan hasl baya yang lebh murah yatu sebesar ,06 sedangkan pada OF sebesar ,50. V. KESIMULA ada keadaan normal, Economc Dspatch dan Optmal ower Flow menggunakan software owerworld menghaslkan nla baya yang sama. Keadaan normal dartkan tdak terdapat pelanggaran terhadap batas kemampuan saluran transms. amun, pada saat terjad pelanggaran batas saluran transms, hasl pada Economc Dspatch lebh murah dar hasl Optmal ower Flow. Hal n karena pada Economc Dspatch, batasan saluran transms tdak dperhatkan sehngga pembangkt yang termurah bsa doptmalkan dan daya yang melewat salurandapat lebh besar dar batas kemampuannya.dalam praktknya, hal n akan mengakbatkan kemungknan kerusakan pada saluran transms sehngga akan menambah baya operas dan pemelharaan. Sedangkan hasl Optmal ower Flow lebh mahal karena memperhatkan batas kemampuan saluran sehngga pembangkt yang termurah belum tentu dapat doptmalkan. Meskpun dengan baya yang lebh mahal, keamanan saluran transms akan terjamn. DAFTAR USTAKA [1] Glover,J. D., SarmaM.danOverbye, Thomas J., ower System Analyss & Desgn, 5nd Edton", Global Engneerng, Unted States, (2008). [2] Ebook, owerworld Smulator User s Gude Verson 12 [3] Hemamaln, S. dan Smon, Sshaj, Economc Load Dspatch Wth Valve-ont Effect Usng Artfcal Bee Colony Algorthm, atonal Systems Conference, Vol. XXXII, Desember, (2008). [4] Allen, J.W. dan Bruce, F.W., ower Generaton, Operaton, and Control, John Wley & Sons Inc., Canada, (1996). [5] Kaur, H., Brar, Y.S., Sngh, Jaswnder Randhawa, Optmal ower Flow Usng ower World Smulator, IEEE Electrcal ower & Energy Conference, Vol /10, Inda, (2010). [6] Verma, K. S., dan Gupta, H. O. Impact on Real and Reactve ower rcng n Open ower Market Usng Unfed ower Flow Controller IEEETransactons On ower Systems, Vol. 21, o. 1, (2006). [7] Kuo, Cheng-Chen, A ovel Codng Scheme for ractcal Economc Dspatch by Modfed artcle Swarm Approach, IEEE Transactons On ower Systems, Vol. 23, o. 4, ovember, (2008).
toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciBab V Aliran Daya Optimal
Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI
ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciBAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN
BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang
Lebih terperinciPerkiraan Biaya Operasi dengan Mempertimbangkan Kondisi Kontingensi di Sistem Jawa Bali 500 kv
JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 rnt) B-1 erkraan Baya Operas dengan Mempertmbangkan Konds Kontngens d Sstem Jawa Bal 500 kv Rachmad ur ryanto,rony Seto Wbowo, dan Ontoseno
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciOptimisasi Economic Dispatch Pembangkit Termal Sistem 500 kv Jawa Bali Menggunakan Modified Improved Particle Swarm Optimization (MIPSO)
Natonal Conference: Desgn and Applcaton of Technology 010 Optmsas Economc Dspatch Pembangkt Termal Sstem 500 kv Jawa Bal Menggunakan Modfed Improved Partcle Swarm Optmzaton (MIPSO) AM. Ilyas 1,, Ontoseno
Lebih terperinciBAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE
BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER
BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciCatatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan
Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBAGIAN BEBAN PLTU SURALAYA MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION
OPTIMASI PEMBAGIAN BEBAN PLTU SURALAYA MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION Suhendar 1, Ika Want Tusyan 2, Almuddn 3 1,2,3 Jurusan Teknk Elektro, Fakutas Teknk Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Jl.
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciStudi Optimal Power Flow Sistem Kelistrikan 500 kv Jawa Bali dengan Metode Algoritma Genetika
Meda Elektrka, Vol. 6 No. 1, Jun 2013 ISSN 1979-7451 Stud Optmal Power Flow Sstem Kelstrkan 500 kv Jawa Bal dengan Metode Algortma Genetka Yassr 1, Sarjya 2, T. Haryono 3 1,2,3 Jurusan Teknk Elektro dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciAliran Daya Optimal Menggunakan Metode Ant Colony Optimization
Prosdng : SEMINAR NASIONAL 2012 Teknk Elektro Dan Informatka Dalam Pengembangan Teknolog Berkelanjutan Alran Daya Optmal Menggunakan Metode Ant Colony Optmzaton Agus Fathurrahman 1, I Made Ar Nrartha 2,
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMBEBANAN MENGGUNAKAN FAKTOR PENALTI PADA SISTEM TRANSMISI 500 kv JAWA-BALI DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)
PENJADWALAN PEMBEBANAN MENGGUNAKAN FAKTOR PENALTI PADA SISTEM TRANSMISI 500 kv JAWA-BALI DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Had Sutanto Sarag *), Hermawan, and Susatyo Handoko
Lebih terperinciMEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR
MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR Adranus Dr Program Stud Teknk Elektro Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Tanjungpura adranus_dr@yahoo.co.d
Lebih terperinciBAB X RUANG HASIL KALI DALAM
BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciMODIFIED IMPROVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION FOR OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING
Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 009 (SNATI 009) ISSN: 1907-50 Yogyakarta, 0 Jun 009 MODIFIED IMPROVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION FOR OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING Mackel Tuegeh 1, Soeprjanto, Maurdh
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciPerhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation
PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI 2012 1 Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono
Lebih terperinciSTUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN. Abstrak
Sofyan, dkk, Stud Operas Ekonoms pada Generator Pembangkt Sstem Sulawes Selatan STUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN Sofyan, Nadjamuddn Harun, Tola 3 Mahasswa Program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciOPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION
Semnar Nasonal Informatka 009 (semnasif 009) ISSN: 1979-38 UPN Veteran Yogyakarta, 3 Me 009 OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Mackel Tuegeh 1, Ad Soeprjanto, Maurdh Hery
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang
Lebih terperinciGENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)
GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) Muhammad Khosy n 1,2, Muh Iman Prajtno 2, Aro Isnad 3, Mochamad Haryad 4 1 Electrcal
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan
Lebih terperinciberasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat
10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model
BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk
Lebih terperinciMENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak
JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinciDalam sistem pengendalian berhirarki 2 level, maka optimasi dapat. dilakukan pada level pertama yaitu pengambil keputusan level pertama yang
LARGE SCALE SYSEM Course by Dr. Ars rwyatno, S, M Dept. of Electrcal Engneerng Dponegoro Unversty BAB V OPIMASI SISEM Dalam sstem pengendalan berhrark level, maka optmas dapat dlakukan pada level pertama
Lebih terperinciPenjadwalan Generator Yang Optimal Dengan Memperhatikan Keamanan Kerja Generator
E-journal Teknk Elektro dan Komputer (015), ISSN : 301-840 56 Penjadwalan Generator Yang Optmal Dengan Memperhatkan Keamanan Kerja Generator Prety Chrsty Tobuhu (1), Ir. Hans Tumalang, MT. (), Mackel Tuegeh,
Lebih terperinciAPLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )
APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka
Lebih terperinciOPTIMASI OPERASI SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK DENGAN ALIRAN DAYA OPTIMAL METODE MINOPF
Optmas Operas Sstem Kelstrkan Ar Nrartha, Agung BM OPTIMASI OPERASI SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK DENGAN ALIRAN DAYA OPTIMAL METODE MINOPF I Made Ar Nrartha *, nrartha@yahoo.com Agung Bud Muljono **, agungbm@yahoo.com
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear
REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih pada Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Tengah
Pengaruh Penambahan Pembangkt Lstrk Tenaga Uap (PLTU) Teluk Srh pada Sstem Kelstrkan Sumatera Bagan Tengah Heru Dbyo Laksono 1,*), M. Nasr Sonn 1), Mko Mahendra 1) 1 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk,
Lebih terperinciAnalisa Operasi Ekonomis Pembangkit Termal untuk Melayani Beban Puncak Sistem Kelistrikan Sumbar
Jurnal Nasonal Teknk Elektro, Vol. 7, No. 1, Maret 018 p-issn: 30-949, e-issn: 407-767 Analsa Operas Ekonoms Pembangkt Termal untuk Melayan Beban Puncak Sstem Kelstrkan Sumbar Syaf * dan Kartka Ika Putr
Lebih terperinciPENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD
Semnar Nasonal Sstem dan Informatka 2007; Bal, 6 November 2007 PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Nur Hasanah ) Istkhomah 2) Taufq Hdayat 3) Sr Kusumadew 4) Jurusan
Lebih terperinci(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a
Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg
Lebih terperinciALGORITMA GENETIKA SEBAGAI SOLUSI OPTIMAL POWER FLOW PADA SISTEM KELISTRIKAN 500 KV JAWA BALI
ALGORITMA GENETIKA SEBAGAI SOLUSI OPTIMAL POWER FLOW PADA SISTEM KELISTRIKAN 500 KV JAWA BALI Yassr *), Sarya *), and T. Haryono *) Jurusan Teknk Elektro dan Teknolog Informas, Fakultas Teknk, Unverstas
Lebih terperinciOPTIMAL REACTIVE POWER DISPATCH UNTUK MEMINIMISASI RUGI-RUGI DAYA AKTIF PADA SISTEM LAMPUNG MENGGUNAKAN METODE GREY-WOLF OPTIMIZER (GWO)
ol: 6, o. 2, Jul 2017 ISS: 2302-2949 OPTIMAL REACTIE POWER DISPATCH UTUK MEMIIMISASI RUGI-RUGI DAYA AKTIF PADA SISTEM LAMPUG MEGGUAKA METODE GREY-WOLF OPTIMIZER (GWO) Osea Zebua 1*, I Made Gnarsa 2 1 Staf
Lebih terperinciAbdul Rajab Andi Faharuddin Staf Pengajar Teknik Elektro Univ. Andalas, Padang. Kampus Limau Manis, Padang
PEMBAGIAN BEBAN SECARA EKONOMIS PEMBANGKIT- PEMBANGKIT LISTRIK UNIT TERMAL MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE PEMROGRAMAN DINAMIS DAN PENYELESAIAN SECARA ANALITIS Abdul Rajab And Faharuddn Staf Pengajar Teknk
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang
Lebih terperinciPerbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB
Perbakan Unjuk Kerja Sstem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Endryansyah Penddkan Teknk Elektro, Jurusan Teknk Elektro,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciSTUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)
o. 7 ol.3 Thn. I Aprl 7 ISS: 854-8471 STUDI ALIRA DAYA DEGA METODA FAST DECOULE (Aplkas T. L Sumbar-Rau 15 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas Andalas adang, Kampus Lmau Mans adang, Sumatera
Lebih terperinciPEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF
PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak
Lebih terperinciANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK
REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres
Lebih terperinciPeramalan Beban Listrik Untuk Penjadwalan Sistem Pembangkit
e-jurnal Teknk Elektro dan Komputer (03) Peramalan Beban Lstrk Untuk Penjadwalan Sstem Pembangkt G. E. J. Toreh, M. Tuegeh, M. Pakdng, L. Patras Jurusan Teknk Elektro-FT. UNSRAT, Manado-955, Emal: garcatoreh@gmal.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciPenerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC
Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciSISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS
SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d
Lebih terperinciBAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB 2 PRINSIP DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK Dalam bab 2 akan dlakukan nvestgas tentang bagamana alran energ dar rangkaan ac. Dengan menggunakan berbaga denttas trgonometr, daya sesaat p(t) dpsahkan menjad
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciMultiobjective Optimal Power Flow menggunakan Algoritma Firefly
Semnar Nasonal ascasarana XII ITS, Surabaya 1 Jul 01 Multobectve Optmal ower Flow menggunakan Algortma Frefly Yun Tonce Kusuma ryanto 1 *, Ontoseno enangsang, Ad Soepranto 3 Insttut Teknolog Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciPembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1
Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinciTinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal
157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan
Lebih terperinciOPTIMASI PENJADWALAN PADA PEMBANGKIT DI JARINGAN 500 kv JAWA-BALI UNTUK MENGURANGI EMISI CO 2 MENGGUNAKAN MATPOWER 5.0
OPTIMASI PENJADWALAN PADA PEMBANGKIT DI JARINGAN 500 kv JAWA-BALI UNTUK MENGURANGI EMISI CO 2 MENGGUNAKAN MATPOWER 5.0 Had Sutanto *), Tarcsus Haryono, and Ahmad Agus Setawan Program Stud Magster Teknk
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciCatatan Kuliah 13 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Ketidaksamaan
Catatan Kulah 3 Memaham dan Menganalsa Optmas dengan Kendala Ketdaksamaan. Interpretas Konds Kuhn Tucker Asumskan masalah yang dhadap adalah masalah produks. Secara umum, persoalan maksmsas keuntungan
Lebih terperinciIII PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK
34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham
Lebih terperinciPENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER
Penerapan Program Lner Kabur dalam Analss.. Elfranto PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Elfranto Dosen Unverstas Muhammadyah Sumatera Utara Abstrak: Salah satu kaan
Lebih terperinciPRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel
PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan
Lebih terperinci