Perhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation
|
|
- Erlin Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Industr, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya E-mal: pryad@ee.ts.ac.d.teguh@ee.ts.ac.d. Abstrak Kebutuhan energ d duna makn lama n semakn bertambah, tdak terkecual dengan energ lstrk. Energ lstrk ddapatkan dengan mengubah energ knetk dar prme mover menjad energ lstrk oleh generator, dengan semakn banyaknya kebutuhan energ lstrk maka harus dbuatlah generator lan agar kekurangan energ lstrk dapat teratas. Generator tersebut salng berhubungan secara paralel d dalam sstem. Adanya hubungan paralel membuat setap generator harus bekerja snkron satu dengan yang lannya. Pada tugas akhr n membahas cara menghtung Crtcal Clearng Tme (CCT). CCT adalah waktu yang djnkan untuk memutus gangguan agar generator tdak mengalam lepas snkron. etode yang dpaka adalah metode Tme Doman Smulaton dengan sebaga pedomannya adalah perubahan dar sudut rotor generator sewaktu terjad gangguan dalam sstem, selan tu damat juga mengena adanya pengaruh dampng dalam kestablan sstem. Dar melakukan smulas dengan menggunakan program ATLAB. Hasl dar smulas n menunjukkan bahwa adanya dampng ddalam sstem menyebabkan membuat lebh stabl sstem, sehngga nla CCT antara sstem yang ber-dampng dengan sstem yang tdak menggunakan dampng memlk nla CCT yang lebh besar pada sstem yang menggunakan dampng. Kata kunc: Crtcal Clearng Tme (CCT), Tme Doman Smulaton, dampng, Kestablan sstem.. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energ lstrk semakn menngkat serng dengan menngkatnya pemanfaatan tenaga lstrk pada rumah tangga, ndustr, dan lan lan. Untuk mengatas hal tersebut, pasokan lstrk harus dtambah, yakn dengan pembangunan pembangkt lstrk baru. Dalam hal n, sstem tenaga lstrk terdr dar beberapa pembangkt dengan kapastas unt-unt pembangkt yang relatf besar dan terletak cukup berjauhan satu dengan yang lannya. Sehngga sstem harus djaga kestablannya berdasarkan parameter kestablan sudut rotor, kestablan frekuens, dan kestablan tegangan. Dalam tugas akhr n hanya membahas salah satu parameter kestablan dalam sstem tenaga lstrk, yatu kestablan sudut rotor. Stabltas adalah kemampuan dar generator untuk mempertahankan snkronsas dan kesembangan sstem. Keadaan snkron merupakan keadaan dmana selsh daya mekank dan daya elektrk dar generator sama dengan nol. Ketka adanya pelepasan beban maupun adanya penambahan beban, selsh antara daya mekank dan daya elektrk telah berubah. Hal n menyebabkan adanya percepatan atau perlambatan rotor. aka sudut rotor akan berubah, jka tdak segera datas akan menyebabkan adanya loss snkron pada generator. Akbat adanya perubahan konds kerja dar sstem n, maka keadaan sstem akan berubah dar keadaan lama ke keadaan baru. Perode sngkat d antara kedua keadaan tersebut dsebut perode paralhan atau transent. Stabltas transent ddasarkan pada konds kestablan ayunan pertama (frst swng) dengan perode waktu penyeldkan pada detk pertama terjadnya gangguan. Ketka ayunan pertama terjad, keadaan kontrol (governor) mash belum bekerja, sehngga daya mekank dasumskan konstan. Oleh karena tu, dperlukan suatu analsa sstem tenaga lstrk untuk menentukan kestablan sstem tersebut pada saat terjad gangguan, yatu dengan menentukan Crtcal Clearng Tme (CCT). etode yang dgunakan adalah Tme Doman Smulaton. B. Tujuan Tujuan yang hendak dcapa dalam tugas akhr n adalah untuk mengetahu cara menggunakan metode Tme Doman Smulaton dalam menentukan kestablan sstem, memperoleh besarnya nla CCT, dan memperoleh perbandngan besarnya CCT d sstem yang menggunakan dampng maupun yang tdak menggunakan dampng. C. Batasan asalah Permasalahan yang akan dbahas dalam Tugas Akhr n adalah : 1. Bagamana menggunakan Tme Doman Smulaton ethod untuk menentukan kestablan sstem tenaga lstrk. 2. enghtung besarnya CCT dalam sstem. 3. embandngkan besarnya CCT d sstem yang menggunakan dampng maupun yang tdak menggunakan dampng II. KESTABILAN A. Pengertan Kestablan Kestablan adalah kemampuan dar suatu sstem tenaga lstrk atau bagan komponennya untuk mempertahankan snkronsas dan kesembangan dalam sstem. Jka kerja
2 PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI generator tdak snkron, maka generator akan lepas dar sstem. Kerja generator yang stabl dapat damat dar selsh antara daya mekans dengan daya elektrs, dealnya dnamakan snkron jka daya mekans sama dengan daya elektrs (selshnya adalah nol). Jka terdapat kesembangan antara daya mekans pada prme mover dengan daya output lstrk (beban lstrk) pada sstem, maka dalam keadaan n semua generator berputar pada kecepatan snkron. B. Kestablan Sudut Rotor Kestablan sudut rotor adalah kemampuan dar mesn snkron untuk mempertahankan kesnkronannya dengan cara menjaga kesembangan antara tors mekank dengan tors elektrk. Sstem tenaga lstrk pada umumnya terdr atas nterkoneks antara mesn-mesn snkron. Pada operas normal, mesn-mesn tersebut bekerja dalam keadaan snkron, yatu berusaha untuk salng mempertahankan frekuens snkron dan mempertahankan perbedaan sudut daya konstan antara masng-masng mesn. Karakterstk yang palng pentng dalam kestablan tenaga lstrk adalah karakterstk hubungan daya dengan poss rotor pada mesn snkron. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang non-lnear. Kestablan sudut dapat dbag menjad dua, yatu: 1. Small Sgnal Stablty Small Sgnal Stablty adalah kemampuan dar suatu sstem tenaga lstrk untuk mempertahankan snkronsas antara mesn-mesn dalam sstem sewaktu mengalam gangguan kecl. Gangguan tersebut dsebabkan oleh perubahan kecl d pembangkt dan beban. 2. Transent Stablty Kestablan Transent adalah kemampuan dar sstem tenaga lstrk mempertahankan snkronsasnya setelah mengalam gangguan besar yang bersfat mendadak selama sektar satu swng pertama dengan asums bahwa pengatur tegangan otomats atau AVR dan Governor belum bekerja. Gambar 1. Kurva Tors Versus Sudut Rotor Gambar 1. d atas merupakan gambar perubahan sudut rotor terhadap tors poros. Saat mesn snkron beroperas sebaga motor (sudut rotor dan tors postf), maka nla tors akan terus menngkat serng dengan penngkatan sudut rotor sampa δ R mencapa sudut 90 derajat, sebalknya setelah δ R mencapa sudut 90 derajat, maka nla tors akan menurun serng dengan menngkatnya sudut rotor. Dar penjelasan tersebut, dapat dlhat bahwa jka tors output yang dbutuhkan oleh suatu motor snkron dnakkan hngga nla sudut rotornya melebh 90 derajat, maka akan dapat menmbulkan pole slp pada motor. Selama tors beban tdak dturunkan hngga mencapa nla d bawah pullout torque, maka motor akan tetap terus mengalam pole slp dan dapat lepas snkronsas dengan sstem supla sehngga menjad tdak stabl. Demkan pula untuk operas generator, dengan menakkan tors nput generator sampa sudut rotor mencapa nla lebh dar 90 derajat, dengan asums beban lstrknya konstan, dapat menyebabkan tmbulnya pole slppng pada generator yang berakbat pada hlangnya kesnkronan generator terhadap sstem. Penjelasan d atas menunjukkan bahwa perubahan bertahap pada konds sstem dapat mempengaruh sudut tors, sehngga pendekatan untuk konds steady state akan selalu ada. Apabla d sstem terdapat perubahan mendadak pada salah satu atau lebh dar parameter pada persamaan tors d atas maka akan dapat menyebabkan nla steady state sudut rotor dapat melebh 90 derajat dan nla ayunan transen sudut rotornya melebh 180 derajat. Jka hal tersebut terjad dan sumber gangguan tdak segera dhlangkan maka berakbat pada hlangnya kesnkronan. Akan tetap apabla nla overshoot dar ayunan transen mesn tdak sempat melebh 180 derajat maka mesn akan tetap dalam keadaan snkron. Hanya saja sudut rotor mesn akan mengalam oslas dengan tujuan untuk mengurang ayunan yang terjad hngga sudut rotor dapat berhent pada nla kurang dar 90 derajat. Oslas sudut rotor yang terjad akan dredam oleh beban-beban elektrk, beban mekank serta rug-rug elektrk yang terdapat pada mesn dan sstem. Adanya perubahan sudut rotor mesn, membutuhkan juga perubahan kecepatan pada rotor. Sebaga contoh, jka kta mengasumskan bahwa frekuens medan stator konstan, maka kta perlu untuk setdaknya memperlambat sejenak rotor motor snkron agar medan rotornya dapat tertnggal dar medan stator sehngga fluks celah udara (Φ R ) menngkat. Rata-rata perubahan kecepatan rotor dtentukan oleh besarnya momen nersa dar rotor dan beban mekans yang terkopel pada rotor. Beban mekans yang dmaksud dapat berupa penggerak utama, beban, reducton gear, dan lan-lan. esn dengan nersa yang tngg akan lebh cendurung untuk menjad stabl ketka terjad gangguan darpada mesn yang memlk nersa rendah. C. Crtcal Clearng Tme (CCT) Crtcal Clearng Tme (CCT) adalah waktu yang djnkan untuk memutus gangguan agar generator tdak mengalam lepas snkron, atau dengan kata lan generator tetap snkron jka tdak melebh CCT dan akan lepas snkron jka melebh CCT. Kecenderungan sstem tenaga lstrk adalah usaha untuk kembal ke keadaan semula sepert sewaktu sebelum adanya gangguan dengan membuat daya yang sama atau lebh besar dar daya yang dsebabkan oleh gangguan yang dsebut dengan stablty. Jka dengan daya yang dkeluarkan sstem membuat semua generator tetap snkron maka sstem tersebut dkatakan stabl. Dalam sstem ada waktu krts atau d sebut dengan Crtcal Clearng Tme (CCT).
3 PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI III. ETODOLOGI Dalam tugas akhr n, smulas program menggunakan alur sepert flowchart d bawah n: IV. ANALISA DAN SIULASI A. Permodelan Sstem Sstem yang dgunakan dalam perhtungan Crtcal Clearng Tme (CCT) menggunakan sstem nterkoneks 500 kv Jawa Bal dan sstem 3 generator 9 bus Fouad dan Anderson. Dar kedua sstem tenaga lstrk tersebut akan dbandngkan hasl perhtungan CCT dan hasl perhtungan yang dpengaruh oleh adanya dampng pada sstem. Perhtungan CCT ddasarkan pada saluran yang mengalam gangguan, yatu dengan menganalsa besarnya CCT yang ddapatkan d setap ttk gangguan. Ttk gangguan dplh secara acak, pada sstem nterkoneks 500 kv Jawa-Bal terdapat 16 ttk gangguan, dan pada sstem 3 generator 9 bus Fouad dan Anderson terdapat 9 ttk gangguan. B. Sstem Interkoneks 500 kv Jawa-Bal Sstem nterkoneks 500 kv Jawa Bal terdr atas 23 bus dengan 28 saluran dan 8 pembangkt. Pembangkt-pembangkt yang terpasang antara lan pembangkt Suralaya, pembangkt uaratawar, pembangkt Crata, pembangkt Sagulng, pembangkt Tanjungjat, pembangkt Gresk, pembangkt Paton, dan Pembangkt Grat. Gambar 2. Dagram alr etode Tme Doman Smulaton CCT dapat dcar dengan beberapa tahapan, yatu dengan Load Flow dan persamaan ayunan COA. Pada Load Flow, hasl yang ddapatkan adalah tegangan tap bus. Kemudan dar tegangan d bus generator, ddapatkan tegangan nternal generator. Tegangan nternal generator dgunakan untuk mencar daya mekank dan daya elektrk generator yang nantnya masuk ke rumusan ayunan COA dmana rumusan COA adalah: Pm Pe PCOA D Dmana : = omen Inersa generator ke- = Kecepatan rotor generator ke- P m = Daya mekank generator ke- P = Daya elektrk generator ke- e Dar rumusan COA ddapatkan T yang kemudan dhtung ke dalam Rumusan Runge Kutta untuk ddapatkan hasl ntegras yang berupa. Kemudan dplot terhadap untuk memperoleh nla CCT. Hasl analsa akan dbahas pada bab IV. Gambar 3. Sngle lne dagram sstem nterkoneks Jawa-Bal 500 kv Semua parameter yang dgunakan dalam smulas pada Sstem nterkoneks 500 kv Jawa Bal terdapat pada tabel 1 dan tabel 2.
4 PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI Tabel 1. Data Generator BUS GEN r x H 1 0 0, , , , , , , , , , , , , , , , Gambar 5. Grafk delta terhadap waktu d ttk A sstem menggunakan dampng dengan CCT Tabel 2. Data Saluran Sstem nterkoneks 500 kv Jawa-Bal DARI KE r x 1 / 2 Bc 1 2 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Hasl Grafk Smulas Nla CCT ddapatkan antara waktu stabl denganwaktu tdak stabl. Hal n dapat d lhat pada gambar 4. Gambar 6. Grafk delta terhadap waktu d ttk A sstem tanpa dampng dengan CCT Gambar 7. Grafk omega terhadap waktu d ttk A sstem stabl menggunakan dampng dengan CCT Gambar 8. Grafk omega terhadap waktu d ttk A sstem tdak stabl menggunakan dampng dengan CCT Gambar 4. Grafk omega terhadap delta d ttk A Gambar 9. Grafk omega terhadap waktu d ttk A sstem stabl tanpa dampng dengan CCT
5 PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI Gambar 10. Grafk omega terhadap waktu d ttk A sstem tdak stabl tanpa dampng dengan CCT Berdasarkan gambar 5 dan 6, hasl smulas sstem Jawa- Bal 500 kv ddapatkan bahwa adanya dampng dapat memperkecl perubahan dar sudut rotor pada setap kenakan waktu, sehngga lebh menstablkan generator. Hal n dtunjukkan dar lebh lamanya hasl CCT. Berdasarkan hasl smulas, ddapatkan bahwa pada sstem yang menggunakan dampng, kecepatan setelah gangguan akan teredam, sehngga mempercepat menuju kestablan. 2. Hasl CCT Semua Ttk Smulas dcoba pada ttk yang lan sehngga ddapatkan hasl sepert pada tabel 3. Pada tabel 3 dapat danalsa pada ttk yang sama tetap dengan konds yang berbeda yatu dengan adanya pengaruh dampng, bahwa nla CCT yang ddapatkan pada sstem yang menggunakan dampng lebh lama dbandngkan dengan sstem yang tdak menggunakan dampng. Tabel 3. Hasl perhtungan CCT Sstem Interkoneks Jawa-Bal 500 kv SISTE JAWA-BALI 500kV TITIK GANGGUAN CCT WAKTU SIULASI TANPA A B C D E F G H I J K L N O P TANPA Gambar 11. Sngle lne dagram sstem 3 generator 9 bus Semua parameter yang dgunakan dalam smulas pada Sstem 3 generator 9 bus terdapat pada tabel 4 dan tabel 5. Tabel 4. Data generator Sstem 3 generator 9 bus BUS GEN R X DARI BUS Tabel 5.. Data saluran Sstem 3 generator 9 bus KE BUS R X 1/2Bc Hasl Grafk Smulas Hasl grafk ssmulas pada sstem 3 generator d ttk A, sepert pada sstem Jawa-Bal,CCT ddapat terdapat grafk stabl pada waktu stabl dan grafk tdak stabl pada waktu tdak stabl,sepert pada gambar 12. C. Sstem 3 generator 9 bus Sstem 3 Generator 9 Bus terdr atas 9 bus dengan 9 saluran dan 3 pembangkt. Dambl 9 ttk gangguan d salurannya secara acak. Gambar 12. Grafk omega terhadap deltad ttk A
6 PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI Gambar 13. Grafk delta terhadap waktu d ttk A sstem menggunakan dampng dengan CCT Gambar 14. Grafk delta terhadap waktu d ttk A sstem tanpa dampng dengan CCT generator 9 bus ddapatkan bahwa adanya dampng dapat memperkecl perubahan dar sudut rotor pada setap kenakan waktu, sehngga lebh menstablkan generator. Hal n dtunjukkan dar lebh lamanya hasl CCT. Berdasarkan hasl smulas, ddapatkan bahwa pada sstem yang menggunakan dampng, kecepatan setelah gangguan akan teredam, sehngga mempercepat menuju kestablan. 2. Hasl CCT Semua Ttk Smulas dcoba pada ttk yang lan sehngga ddapatkan hasl sepert pada tabel 6. Pada tabel 6 dapat danalsa pada ttk yang sama tetap dengan konds yang berbeda yatu dengan adanya pengaruh dampng, bahwa nla CCT yang ddapatkan pada sstem yang menggunakan dampng lebh lama dbandngkan dengan sstem yang tdak menggunakan dampng. Tabel 6. Hasl perhtungan CCT Sstem 3 generator 9 bus SISTE 3 GENERATOR 9 BUS Gambar 15. Grafk omega terhadap waktu d ttk A sstem stabl menggunakan dampng dengan CCT TITIK GANGGUAN CCT TANPA WAKTU SIULASI TANPA A B C D E F G H I Gambar 16. Grafk omega terhadap waktu d ttk A sstem tdak stabl menggunakan dampng dengan CCT Gambar 17. Grafk omega terhadap waktu d ttk A sstem stabl tanpa menggunakan dampng dengan CCT V. KESIPULAN 1. etode Tme doman Smulaton hanya bsa dgunakan dengan cara tral error. encoba dengan mengubah besarnya waktu stabl dengan waktu tdak stabl. 2. Nla CCT semakn besar bla sstem memlk dampng. Sstem Jawa Bal tanpa menggunakan dampng ttk A S S, sedangkan yang menggunakan dampng CCT ttk A S S, 3. Sstem Tenaga lstrk akan semakn stabl bla sstem mempunya dampng, dlhat dar semakn lamanya CCT pada sstem berdampng dbandng sstem tdak menggunakan dampng. Gambar 18. Grafk omega terhadap waktu d ttk A sstem tdak stabl tanpa dampng dengan CCT Berdasarkan gambar 13 dan 14, hasl smulas sstem 3 DAFTAR PUSTAKA [1] Granger, John J., dan Stevenson, Wllam D Jr., Power System Analyss, Sngapura, cgraw-hll, Inc, [2] Saadat, Had., Power System Analyss, Sngapura, cgraw-hll, Inc, 2004, eds kedua. [3] Zuhal, Dasar Teknk Tenaga Lstrk Dan Elektronka Daya, Jakarta, PT Grameda Pustaka Utama, 1995, eds kelma. [4] Kmbark, Edward Wlson. Power System Stablty : Synchronous achnes. Dover Publcatons, Inc, new York [5] P. Kundur, Power System Stablty and Control, cgraw Hll,1994.
BAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN
Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciEksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi
1 Eksstens Bfurkas Mundur pada Model Penyebaran Penyakt Menular dengan Vaksnas Intan Putr Lestar, Drs. M. Setjo Wnarko, M.S Jurusan Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Teknolog
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciJurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:
KECERDASAN BUATAN BERBASIS PARTICLE SWARM OPTIMIZATION, ANT COLONY OPTIMIZATION DAN FIREFLY ALGORITHM UNTUK MEREDAM OSILASI GANGGUAN PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK Pressa P. Surya Unverstas Muhammadyah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciSEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7
ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciPerbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB
Perbakan Unjuk Kerja Sstem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Endryansyah Penddkan Teknk Elektro, Jurusan Teknk Elektro,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES
LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod
Lebih terperinciMODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA
ODEL OPTIAL SISTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen atematka Fakultas atematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor Jl erant, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Indonesa
Lebih terperinciBAB V TEOREMA RANGKAIAN
9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciPengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804
Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Lstrk Berbass Lm-35 Dan Sstem Akuss Data Adc-0804 Ummu Kalsum Unverstas Sulawes Barat e-mal: Ummu.kalsum@unsulbar.ac.d Abstrak Peneltan n merupakan pengukuran laju temperatur
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperincitoto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE
BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf
Lebih terperinciBAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN
BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi
Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI
ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperinciBAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST
BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap
Lebih terperinciSTUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN. Abstrak
Sofyan, dkk, Stud Operas Ekonoms pada Generator Pembangkt Sstem Sulawes Selatan STUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN Sofyan, Nadjamuddn Harun, Tola 3 Mahasswa Program
Lebih terperinciAnalisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank
ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER
BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan
Lebih terperinciBAB III MODEL - MODEL KEAUSAN
BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN 3.1 Model keausan Archard [15] Archard 1953 mengusulkan suatu model pendekatan untuk mendeskrpskan keausan sldng. Da berasums bahwa parameter krts dalam keausan sldng adalah
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciKomang Suardika; ;Undiksha; 2010
Komang Suardka;09004;Undksha; 00 PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD. Tujuan Percobaan Tujuan dar dlakukannya percobaan n adalah untuk memperlhatkan berlakunya hukum Newton dan menghtung momen nersa katrol.. Landasan
Lebih terperinciPenerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC
Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor
Lebih terperinciUKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA
UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciPRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel
PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan
Lebih terperinciDesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta
ugasakhr E 91399 DesanKontrolFuzzy BerbassPerformansH dengan Batasan Input-Output untuk Sstem Pendulum-Kereta to Febraranto (8116) Dosen Pembmbng: Prof. Dr. Ir. Achmad Jazde, M.Eng. Jurusan eknk Elektro
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI (2.1) Keterangan: i = jumlah derajat kebebasan q i. = koordinat bebas yang digeneralisasi Fq i = gaya yang digeneralisasi
BAB II DASAR TEORI. Metode Elemen Hngga Sstem Rotor Dnamk [7] Pemodelan elemen hngga sstem rotor dnamk dkembangkan berdasarkan konsep energ. Persamaan energ knetk, energ regangan, dan kerja maya yang terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PROBABILITAS DAN MODEL TRAFIK
Dktat Rekayasa Trafk BB II PDKT PROBBILITS D MODL TRFIK 2. Pendahuluan Trafk merupakan perstwa-perstwa kebetulan yang pada dasarnya tdak dketahu kapan datangnya dan berapa lama akan berlangsung. Maka untuk
Lebih terperinciELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd
ELEKTONKA ANALOG Bab 2 BAS D FET Pertemuan 5 Pertemuan 7 Oleh : ALFTH, S.Pd, M.Pd 1 Pemran bas pada rangkaan BJT Masalah pemran bas rkatan dengan: penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dhtung,
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciIII PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK
34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham
Lebih terperinciMATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)
MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciModulator dan Demodulator
Modulator dan Demodulator Modulas adalah suatu proses dmana parameter gelombang pembawa (carrer sgnal) frekuens tngg dubah sesua dengan salah satu parameter snyal nformas/pesan. Dalam hal n snyal pesan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory
BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan
Lebih terperinciII. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai
II. TEORI DASAR.1 Transormas Laplace Ogata (1984) mengemukakan bahwa transormas Laplace adalah suatu metode operasonal ang dapat dgunakan untuk menelesakan persamaan derensal lnear. Dengan menggunakan
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)
BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,
Lebih terperinciPERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM
PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO
Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,
Lebih terperinciBAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:
BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciBAB X RUANG HASIL KALI DALAM
BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :
JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka
Lebih terperinciSTUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)
o. 7 ol.3 Thn. I Aprl 7 ISS: 854-8471 STUDI ALIRA DAYA DEGA METODA FAST DECOULE (Aplkas T. L Sumbar-Rau 15 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas Andalas adang, Kampus Lmau Mans adang, Sumatera
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciberasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat
10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass
Lebih terperinciPERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT
BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com
Lebih terperinciAPLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )
APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinci