Perkiraan Biaya Operasi dengan Mempertimbangkan Kondisi Kontingensi di Sistem Jawa Bali 500 kv
|
|
- Shinta Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: ( rnt) B-1 erkraan Baya Operas dengan Mempertmbangkan Konds Kontngens d Sstem Jawa Bal 500 kv Rachmad ur ryanto,rony Seto Wbowo, dan Ontoseno enangsang Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknolog Industr, Insttut Teknolog Sepuluh opember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya E-mal: ronyseto@ee.ts.ac.d Abstrak Secara umum, pengoperasan sstem tenaga bertuuan untuk memnmalkan baya operas atau fuel cost. Untuk mempertmbangkan factor tekns, pengoperasan sstem tenaga lstrk uga harus mempertmbangkan kapastas generator, kapastas saluran dan batasan tegangan. Konds kontngens dmana saluran mengalam gangguan hubung sngkat dan harus dlepas secara paksa arang dpertmbangkan dalam memnmalkan baya operas. Tugas akhr n dlakukan untuk mengetahu dampak penyertaan konds kontngens dalam pengoperasan sstem tenaga. Untuk menghtung baya operas, Optmal ower Flow (OF) dpaka dengan menggunakan metode Sequental Quadratc rogrammng dlakukan dengan menggunakan program Matpower yang dmodfkas. Dar hasl smuals baya operas pembangkt tenaga lstrk pada sstem kelstrkan Jawa Bal 500 kv dengan penyertaan konds kontngens akan semakn mahal dbandngan baya operas dalam konds normal. enambahan beban pada sstem dserta kontngens mengakbatkan load sheddng pada sstem awa Bal 500 KV. Kata kunc : Optmal ower Flow (OF), Sequental Quadratc rogrammng. I. EDAHULUA ALAM sstem tenaga lstrk terdr 3 sstem yatu sstem pembangkt, sstem transms, dan sstem dstr. Sstem pembangkt berfungs merubah sumber -sumber energ alam menad pengerak mula kemudan dubah menad energ mekank berupa kecepatan putaran, selanutnya energ mekans tersebut dubah menad energ lstrk oleh generator Sstem transms berfungs menyalurkan tenaga lstrk dar sstem pembangkt ke pusat beban melalu saluran transms. Sstem dstr berfungs mendstrkan tenaga lstrk ke konsumen [1]. Tenaga lstrk dbangktkan d pusat - pusat pembangkt tenaga lstrk dan umumnya terletak auh dar pusat - pusat beban, karena tegangan yang dbangktkan pada generator pada umunya rendah 6 KV sampa 24 KV maka tegangan dnakan dengan menggunakan transformator daya kemudan dsalurkan melalu saluran transms. D dalam operas sstem tenaga lstrk terad gangguan adalah masalah yang tdak dhndar, pada saluran transms serng terad gangguan. Gangguan bsa berupa gangguan kontngens [2]. Kalau terad kontngens maka konfguras dan mpedans arngan berubah akbatnya tegangan dan alran daya berubah yang D memungknkan teradnya under voltage pada dan over load pada saluran. II. ALIRA DAYA OTIMAL A. Optmal ower Flow ( OF) dalam konds normal Optmal power flow ( OF) dgunakan untuk menentukan pengoptmalan dengan persyaratan (constrans). Dengan program OF dapat menyelesakan permasalahan optmsas sstem tenaga lstrk yang sangat kompleks dengan waktu yang relatf sngkat. ada Optmal ower Flow (OF) nla varabel kontrol harus dcar terlebh dahulu untuk menemukan nla maksmum/mnmum [3]. ada pembangkt tenaga lstrk pengrman daya nyata optmal dpengaruh oleh beropeasnya generator yang efesen, baya bahan bakar, dan rug rug daya pada saluran transms. Banyak uga generator pada pembangkt yang beroperas secara efsen namun tdak menamn baya operas menad mnmum dkarenakan baya bahan bakar yang tngg dan arak pembangkt yang auh dar pusat beban sehngga rug rug daya pada saluran menad besar. [4] Sehngga dgunakan Optmal ower Flow (OF) untuk memnmalkan baya pembangktan sepert persamaan sebaga berkut Fungs Obektf Mn GC 1 C Batasan persamaan Q G G L Q L V V B 1 B V 1 2 G C 2G C1G C0 (1) V ( G ( G Batasan ertdaksamaan G, mn G G, 1 cos( ) B sn( ) B sn( )) cos( )), Q QG Q, (3) G, mn G Batasan Tegangan V V V (4) m, mn m m, (2)
2 JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: ( rnt) B-2 F df d Mn, Max... s 1 2 n F F... s 1 2 F n Baru Lama Baru Max Gambar 1 Flowchart fungs baya pembangkt gabungan B. Optmal ower Flow ( OF) dalam konds Kontngens Optmal power Flow dgunakan untuk mengetahu baya operas dalam konds normal uga dgunakan untuk mengetahu baya operas dengan penyertaan konds kontngens dalam sstem pembangkt sepert persamaan sebaga berkut: C Mn GC C (5) G 1 1 Baya operas sstem pembangkt pada umumnya untuk konds normal, dkatakan dalam konds normal apabla tdak ada pengurangan beban saat konds normal d kurang konds dalam gangguan, ada kalahnya sstem akan mengalam ganggu sehngga baya operas akan berubah, perubahan baya operas tersebut berasal dar penambahan baya operas normal dengan perkalan perubahan daya yang turun dan baya saat terad ganguan, sehngga baya akan semakn mahal saat terad gangguan. C. Fungs baya pembangkt gabungan embangkt dalam sstem tenaga lstrk membutuhkan baya operas yang tdak sama untuk tap pembangkt. Baya operas pembangkt n d pengaruh oleh daya dan heatrate serta harga bahan bakar yang dgunakan dar pembangkt. Untuk mendapatkan kompost dar sebuah pembangkt maka daya yang ada pada sebuah pembangkt dkalkan dengan heatrate dan harga bahan bakar yang dgunakan, setelah tu ddapatkan nla lamda mnmum dan lamda maksmun, dar lamda yang telah ddapatkan tad d htung nla daya pembangkt dan baya operas, dlakukan teras lamda, ka lamda baru lebh kecl darpada lamda maksmun,dlakukan proses perhtungan lag untuk mendapatkan nla daya L L pembangkt dan baya operas sedangkan ka lamda baru lebh besar atau sama dengan lamda maksmun maka dapat d proses untuk mendapatkan kurva kompost. Kompost baya operas pembangkt sstem Jawa Bal 500 kv ddapatkan dengan langkah langkah meruuk pada gambar 1. D. Sequental Quadratc rogrammng (SQ) Dalam pengeraan tugas akhr n menggunakan metode Sequental Quadratc rogrammng (SQ). Metode Sequental Quadratc rogrammng (SQ) dgunakan untuk menyelesakan permaslahan nonlnear constraned optmzaton dengan cara mengkonvers fungs-fungs umum menad fungs kuadratk. Dar hasl konvers tersebut ddapatkan subproblem quadratc programmng tap teras, dan hasl dar subproblem tersebut dgunakan untuk mendapat nla taksran dar solus d teras berkutnya. E. Kontngens kontngens merupakan suatu keadan yang dsebabkan dar kegagalan atau pelepasan satu atau lebh generator atau saluran transms. Istlah n berkatan erat dengan kemampuan suatu sstem tenaga lstrk untuk melayan beban bla terad gangguan pada salah satu komponennya. [5]. F. Load sheddng Load sheddng merupakan akbat adanya kontngens dalam sstem pembangkt. Load sheddng sendr adalah pengurangan beban yang dlakukan secara sengaa akbat terad abnormal pada sstem pembangkt. Kemampuan kapastas penghantar harus memperhatkan luas penampang konduktor, bahan penyusun kontruks kontuktor, suhu konduktor G. erkraan baya operas (Expected cost operasonal) erkraan baya operas dgunakan sebaga pertmbangan untuk menentukan baya operas pembangkt yang sekarang, selan tu perkraan baya operas tersebut dapat dgunakan untuk menganalsa perubahan baya yang akbat ganguan yang terad pada sstem pembangkt, perhtungan dlakukan sepert persamaan sebaga berkut: 1 0 cos t0 cos t Expected cos t (6) erkraan baya merupakan hasl penambahan total baya operas pembangkt pada konds normal dengan total baya operas pembangkt pada konds kontngens dbag dengan total waktu selama satu tahun. Total baya operas pembangkt dalam konds normal sendr berasal dar perkalan baya operas dengan waktu operas pembangkt dalam konds normal sedangkan total baya operas pembangkt pada konds kontngens berasal dar umlah baya operas dar keseluruhan saluran yang mengalam kontngens dengan waktu operas pembangkt dalam konds kontngens. 30
3 JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: ( rnt) B-3 o Tabel 1 Data beban sstem pembangkt Jawa Bal 500 kv (lanutan) beban Type ama (MW) Q ( Mvar) 23 Grat Generator Balaraa Load gmbang Load Gambar 2 sngle lne sstem embangkt 500 kv Jawa Bal o Tabel 1 Data beban sstem pembangkt Jawa Bal 500 kv Beban Type ama Q (MW) ( Mvar) 1 Suralaya Slack Clegon Load Kembangan Load Gandul Load Cbnong Load Cawang Load Bekas Load MuaraTawar Generator Cbatu Load Crata Generator Sagulng Generator 0 0 Bandung 12 Load Selatan 13 Mandracan Load Ungaran Load Tanung Jat Generator Surabaya barat Load Gresk Generator Depok Load Taskmalaya Load edan Load Kedr Load aton Generator III. SISTEM 500 KV JAWA BALI A. Sstem pembangkt Jawa Bal 500 kv Sstem yang dgunakan dalam tugas akhr n adalah sstem pembangkt awa bal 500 KV sepert pada gambar 2 ada eneltan n menggunakan Sstem embangkt 500 kv Jawa bal yang salng terkoneks satu dengan yang lan sehngga dstrnya dapat lebh efsen dan efektf. ada sstem pembangkt n memlk beberapa pembangkt sebaga sumber tenaga lstrk, uga memlk beberapa yang dgunakan untuk menyalurkan energ lstrk ke beban, selan pembangkt dan sstem pembangkt Jawa Bal500 kv tersebut uga memlk saluran yang dgunakan untuk menyalurkan energ lstrk dar pembangkt pada masng masng, embangkt pambangkt yang ada sebagan besar adalah pembangkt tenaga lstrk yang menggunakan sumber thermal sebaga penggerak mula untuk menghaslkan energ lstrk dan sebagan pembangkt menggunkan ar sebaga penerak mulanya. dgambarkan dalam bentuk sngle dagram sepert gambar 2. Sstem embangkt Jawa bal 500 kv terdr dar 8 pembangkt, 30 saluran, 25. embangkt pembangkt yang terpasang adalah pembangkt suralaya, pembangkt crata, pembangkt muaratawar, pembangkt sagulng, pembangkt tanung at, pembangkt gresk, pembangkt grat, pembangkt paton. Dar 8 pembangkt sstem Jawa Bal 500 kv, pembangkt crata dan pembangkt sagulng adalah pembangkt tenaga ar dan ssa pembangkt tenaga uap. Dar tabel 1,pemnangkt beban yang memlk 25 tersebut,ada beberapa type yatu slack, load, generator. Untuk slack ada pada no.1 yang berfungs sebaga cadangan daya apabla dalam sstem pembangkt mengalam kekurangan daya. Untuk generator ada pada no. 8, 10, 11, 15, 17, 22,23 yang berfungs sebaga pusat pembangkt tenaga lstrk. Untuk load ada pada no 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 24, 25 yang berfungs sebaga penyalur daya ke beban. Data beban sstem pembangkt n berpengaruh terhadap proses perkraan baya operas sstem pemangkt tenaga lstrk. IV. SIMULASI DA AALIASA A. erhtungan fungs baya pembangkt gabungan Dalam tugas akhr n, untuk memgoptmal baya operas pembangkt tengan lstk, dlakukan perhtungan fungs baya pembangkt gabungan, pembangkt yang d htung adalah pembangkt thermal. Langkah langkah perhtungan sebaga berkut:
4 JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: ( rnt) B-4 Tabel 2 Koefsen baya pembangkt LTG grat blok 1 Koefsen baya Daya Heatrate pembangkt (kkal/h) (MW) (kkal/mwh) (kkal/h) a+bp+cp^ a = Tabel 3 Harga bahan bakar pembangkt grat b = c = Harga Gas Kandungan anas Harga (Rp/MMBTU) (kkal/mmbtu) (Rp/kkal) 33, Tabel 4 Lamda pembangkt grat Lambda(Rp/MW) s (MW) Fs (Rp/h) Tabel 5 Data karakterstk baya pembangkt Karakterstk baya pembangkt Rp/h pembangkt a+b+c 2 o A b c 1 suralaya Muara tawar Crata Sagulng Tanung at gresk paton grat gambar 3 kurva fungs baya pembangkt gabungan Dar perhtungan nput output pembangkt thermal d dapat koefsen baya pembangkt sepert dalam tabel 2. Koefsen baya baya pembangkt n d perolah dengan memasukkan data daya dan perkalan daya dengan heatrate ke dalam program matlab.kemudan memperhtungkan harga bahan bakar dengan membag harga gas dengan kandungan energ yang terdapat pada bahan bakar tersebut sepert pada tabel 3 setelah tu hasl keofsen tersebut d kalkan dengan harga bahan bakar maka d haslkan F H 0, , Rp/h Setelah tu mencar lamda mnmum dan maksmum df d mn mn df d mn ( ) Rp/MWh mn ( ) Rp/MWh Kemudam dlakukan teras sebanyak 10 kal sepert pada tabel 4, setelah dlakukan teras ddapatkan nla s (MW) dan nla Fs (Rp/h), nla nla tersebut d olah ke dalam program Matlab, maka dhaslkan koefsen baya operas dan kurva baya pembangkt sepert gambar 3 Sebaga berkut: 2 F grat Rp/h Dar Untuk pembangkt pembangkt thermal yang lan d htung Dengan cara yang sama sepert perhtungan karakterstk baya operas pembangkt grat,maka d dapat data karak terstk baya operas pembangkt sepert pada Tabel 5. Untuk pembangkt - pembangkt ar selalu bekera optmal. B. Smulas program Dalam proses smulas untuk menentukan perkraan baya operas dlakukan dengan program Matpower 4 yang d modfkas. Dalam smulas dlakukan pembandngan yatu baya pembangkt dalam konds normal dam konds kontngens dan uga dengan menurunkan kemampuan kapastas saluran sebesar 80% serta penambahan beban 10 % dan 20%. erhtungan dengan enurunun kemampuan kapastas saluran dah penambahan beban dlakukan dalam dalam konds normal maupun konds kontngens,namun mendapatkan perkraan baya operas dengan mempertmbangakn kontngens pada sstem Jawa bal 500 kv, dlakukan terlebh dahulu proses perhtungan gangguan yang terad pada sstem Jawa Bal 500 kv. Langkah langkah perhtungan sebaga berkut: 2
5 JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: ( rnt) B-5 Dar Tabel 6 erhtungan gangguan pada sstem 500 kv Jawa Bal umlah Lama Ke- anang gangguan gangguan (km) (am) (kal) am) umlah Tabel 7 Baya oparas dalam keadaan normal (am) Baya operas (Rp/am) * Baya operas (Rp) ,369,809, ,542,599,897, Tabel 8 Baya operas dalam keadaan kontngens dar ke- (am) Baya operas (Rp/am) * Baya operas (Rp) ,370,057, ,878,153, ,373,988, ,954,012, ,373,907, ,828,407, ,369,867, ,855,027, ,369,906, ,613,556, ,373,076, ,670,558, ,370,471, ,558,604, ,370,195, ,828,044, ,369,986, ,664,447, ,374,154, ,019,542, ,370,505, ,123,016, ,370,301, ,011,704, ,370,172, ,915,287, ,371,169, ,879,410, ,375,688, ,585,950, ,386,620, ,944,046, ,374,367, ,833,194, ,710,236, ,422,416, ,374,566, ,553,872, ,374,277, ,861,730, ,373,265, ,914,332, ,369,831, ,061,523,851 Tabel 8 Baya operas dalam keadaan kontngens ( lanutan) dar ke- (am) Baya operas (Rp/am) * Baya operas (Rp) ,374,837, ,939,561, ,378,250, ,000,124, ,384,292, ,946,731, ,403,951, ,893,271, ,371,870, ,976,219, ,370,825, ,813,996, ,756,007, ,270,230, ,317,364, ,439,073,798 umlah 2,481,256,052,490 Beban konds kontngens (WM) Tabel. 9 Load sheddng Beban Konds normal (WM) load sheddng (WM) umlah Dalam tugas akhr n, dlakukan perhtungan ganguan pada sstem 500 KV dengan cara mengkal panang saluran dengan berapa kal gangguan yang terad pada saluran sebesar 1,42. Data tersebut berdasarkan statstk L 2011[6], setelah tu ddapatkan umlah gangguan, kemudan umlah gangguan d kal lama gangguan yang terad sebesar 8,72 data tersebut berdasarkan statstk L 2011[6],maka hasl sepert pada tabel 6. Dalam Tugas akhr n,beban dasumskan bertambah sebesar 20% maka beban d kal 1.2, namun kapastas saluran dturunkan 80 % untuk mengetahu dampak penambahan beban terhadap baya operas bak dalam keadan normal maupun keadaan kontngens. Hasl yang d peroleh sepert pada Tabel 7 dan Tabel 8. Berdasarkan Tabel 7 dan Tabel 8 menunukan baya operas pembangkt tenaga lstrk semakn besar dengan penambahan beban sebesar 20% dan penurunan kapastas saluran 80 %. Sebesar 27,542,599,897, menad lebh mahal ka perhtungan baya operas
6 JURAL TEKIK OMITS Vol. 2, o. 1, (2013) ISS: ( rnt) B-6 Sstem Tabel. 10 Hasl smulas Baya operas pembangkt Konds normal (Rp/am) erkraan Baya operas pembangkt d serta kontnges (Rp/am) perhtungan kembal economc dspatch dengan load sheddng. 2. enambahan beban pada sstem dserta kontngens mengakbatkan load sheddng pada sstem awa Bal 500 KV ormal 2,689,070,438 2,689,422,980 Kemampuan saluran dturunkan80% 2,689,077,438 2,698,566,717 Beban d kal 1.1 (100%) 3,018,183,895 3,018,783,692 Beban d kal 1.1 ( 80%) 3,018,183,890 3,019,056,688 Beban d kal 1.2 (100%) 3,369,809,639 3,370,437,812 Beban dkal 1.2 (80%) 3,369,809,637 3,427,380,816 menyertakan keadaan kontngens, sehngga baya operas pembangkt tenaga lstrk sebesar 2,481,256,052, amun pada 16 ke 25 menunukan terad perubahan beban sehngga baya beroperas menad tngg maka untuk mengatas dlakukan load sheddng sepert pada tabel 9. erubahaan beban pada 12,13,25 saat terad kontngens pada 16 ke 25 pada sstem pembangkt sehngga dlakukan laod sheddng sebesar MW, selan 16 ke 25 ada 2 lag yang harus dlakukan load sheddng yatu perubahaan beban pada 12 saat terad kontngens pada 14 ke 25 pada sstem pembangkt sehngga dlakukan laod sheddng sebesar MW dan uga perubahaan beban pada 25 saat terad kontngens pada 14 ke 16 pada sstem pembangkt sehngga dlakukan laod sheddng sebesar MW. DAFTAR USTAKA [1] Dteng Marsud, Operas Sstem Tenaga LIstrk, Yogyakarta : Graha Ilmu (2006). [2] Ontaseno enangsang, Dklat Kulah engoperasan Optmum Sstem Tenaga Lstk,Surabaya: Jurusan Teknk Elekto FTI ITS (2010). [3] Cerdn Cermas, Sstem Tenaga Lstrk, Yogyakarta: And (2006). [4] Had Saadat, ower System Analyss,Sngapura: McGrowHll Companes (1999). [5] Amrullah, Analss Kontngens Tegangan Dan Daya Saluran ada Sstem Jamal 500 Kv Menggunakan Metode erformans Indeks n roc. SETIA, olteknk eger Malang (2009 [6] Statstk L 2011( Data tahunan 2011), T.L (persero) (2011). C. Analss hasl smulas Dar hasl smulas dengan mengunakan software matpower yang dmodfkas ddapatkan perkraan baya operas pembangkt. Sepert Tabel 10. Untuk baya operas dalam keadaan normal lebh kecl dbandngkan dengan baya operas dengan penyertaan kontngens. Semakn turun kemampuan kapastas saluran dan semakn besar beban maka baya operas pembangkt semakn besar bak dalam konds normal mauapun konss kontngens.sehngga dalam menghtngtung baya operas pembangkt perlu dpertmbangkan konds kontngens yang terad pada sstem V. KESIMULA Dar hasl analss perkraan baya operas dengan mempertbangkan konds kontngens pada sstem Jawa Bal 500 kv dapat dambl kesmpulan sebaga berkut: 1. Dar hasl smulas dapat dsmpulakan bahwa perkraan baya operas pembangkt tenaga lstrk dalam keadaan normal akan mengalam perubahan baya operas ka perhtungan baya operas pembangkt tenaga lstrk menyertakan konds kontngens. erubahan baya operas dsebabkan
BAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI
ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran
Lebih terperincitoto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt
Lebih terperinciANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI 500KV UNTUK MENDESAIN KEAMANAN OPERASI
ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI 500K UNTUK MENDESAIN KEAMANAN OPERASI Arf Rachman 2207.00.625 Bdang Stud Teknk Sstem Tenaga Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknolog Industr, Insttut Teknolog
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciBab V Aliran Daya Optimal
Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang
Lebih terperinciAnalisis Pembebanan Ekonomis pada Jaringan 500 kv Jawa Bali Menggunakan Software PowerWorld
JURAL TEKIK ITS Vol. 1, o. 1 (Sept. 2012) ISS: 2301-9271 B-53 Analss embebanan Ekonoms pada Jarngan 500 kv Jawa Bal Menggunakan Software owerworld Badru T. Arozaq, Rony S. Wbowo, danontoseno enangsang
Lebih terperinciPerhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation
PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI 2012 1 Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciTHE STUDY OF ECONOMIC OPERATING ON ELECTRICAL POWER GENERATION IN SOUTH SULAWESI SYSTEM. Sofyan 1
THE STUDY OF EONOMI OERATING ON ELETRIAL OWER GENERATION IN SOUTH SULAWESI SYSTEM Sofyan 1 1 Lecturer of Bosowa olytechnc Abstrak eneltan n bertuuan untuk :(1) mengetahu besarnya daya yang harus dbangktkan
Lebih terperinciOPTIMASI PENJADWALAN PADA PEMBANGKIT DI JARINGAN 500 kv JAWA-BALI UNTUK MENGURANGI EMISI CO 2 MENGGUNAKAN MATPOWER 5.0
OPTIMASI PENJADWALAN PADA PEMBANGKIT DI JARINGAN 500 kv JAWA-BALI UNTUK MENGURANGI EMISI CO 2 MENGGUNAKAN MATPOWER 5.0 Had Sutanto *), Tarcsus Haryono, and Ahmad Agus Setawan Program Stud Magster Teknk
Lebih terperinciBAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN
BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang
Lebih terperinciBAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK
Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciCatatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan
Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)
PERCG JRIG KSES KBEL (DTG3E3) Dsusun Oleh : Hafdudn,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prod D3 Teknk Telekomunkas Fakultas Ilmu Terapan Unverstas Telkom 015 Peramalan Trafk Peramalan Trafk Peramalan
Lebih terperinciAPLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )
APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka
Lebih terperinciSTUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)
o. 7 ol.3 Thn. I Aprl 7 ISS: 854-8471 STUDI ALIRA DAYA DEGA METODA FAST DECOULE (Aplkas T. L Sumbar-Rau 15 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas Andalas adang, Kampus Lmau Mans adang, Sumatera
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER
BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciOPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO)
OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) Efrta Arfah Z Jurusan Teknk Elektro, FTI-ITATS Surabaya Jl. Aref Rahman Hakm 100 Tlp
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMBEBANAN MENGGUNAKAN FAKTOR PENALTI PADA SISTEM TRANSMISI 500 kv JAWA-BALI DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)
PENJADWALAN PEMBEBANAN MENGGUNAKAN FAKTOR PENALTI PADA SISTEM TRANSMISI 500 kv JAWA-BALI DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Had Sutanto Sarag *), Hermawan, and Susatyo Handoko
Lebih terperinciBAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK
BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciOPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah
JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu
Lebih terperinci(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a
Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg
Lebih terperinciOptimisasi Economic Dispatch Pembangkit Termal Sistem 500 kv Jawa Bali Menggunakan Modified Improved Particle Swarm Optimization (MIPSO)
Natonal Conference: Desgn and Applcaton of Technology 010 Optmsas Economc Dspatch Pembangkt Termal Sstem 500 kv Jawa Bal Menggunakan Modfed Improved Partcle Swarm Optmzaton (MIPSO) AM. Ilyas 1,, Ontoseno
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciALGORITMA GENETIKA SEBAGAI SOLUSI OPTIMAL POWER FLOW PADA SISTEM KELISTRIKAN 500 KV JAWA BALI
ALGORITMA GENETIKA SEBAGAI SOLUSI OPTIMAL POWER FLOW PADA SISTEM KELISTRIKAN 500 KV JAWA BALI Yassr *), Sarya *), and T. Haryono *) Jurusan Teknk Elektro dan Teknolog Informas, Fakultas Teknk, Unverstas
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa
Lebih terperinciStrategi Meminimalkan Load Shedding Menggunakan Metode Sensitivitas Untuk Mencegah Voltage Collapse Pada Sistem Kelistrikan Jawa-Bali 500 kv
1 Strateg Memnmalan Load Sheddng Menggunaan Metode Senstvtas Untu Mencegah Voltage Collapse Pada Sstem Kelstran Jawa-Bal 500 V Rs Cahya Anugrerah Haebb, Ad Soepranto,, Ardyono Pryad Jurusan Ten Eletro,
Lebih terperinciPenentuan Letak dan Kapasitas Optimal Bank Kapasitor pada Jaring Transmisi 150 kv Sumatera Utara Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm
JURNAL TEKNIK ITS ol. 5, No. 2, (2016 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 rnt A750 enentuan Letak dan Kapastas Optmal Bank Kapastor pada Jarng Transms 150 k Sumatera Utara Menggunakan Artfcal Bee Colony Algorthm
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciAnalisa Operasi Ekonomis Pembangkit Termal untuk Melayani Beban Puncak Sistem Kelistrikan Sumbar
Jurnal Nasonal Teknk Elektro, Vol. 7, No. 1, Maret 018 p-issn: 30-949, e-issn: 407-767 Analsa Operas Ekonoms Pembangkt Termal untuk Melayan Beban Puncak Sstem Kelstrkan Sumbar Syaf * dan Kartka Ika Putr
Lebih terperinciBab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN
Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat
Lebih terperinciStudi Optimal Power Flow Sistem Kelistrikan 500 kv Jawa Bali dengan Metode Algoritma Genetika
Meda Elektrka, Vol. 6 No. 1, Jun 2013 ISSN 1979-7451 Stud Optmal Power Flow Sstem Kelstrkan 500 kv Jawa Bal dengan Metode Algortma Genetka Yassr 1, Sarjya 2, T. Haryono 3 1,2,3 Jurusan Teknk Elektro dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperinciPembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1
Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
65 BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penyaan Data Hasl Peneltan Data-ata hasl peneltan yang gunakan alam pengolahan ata aalah sebaga berkut: a. ata waktu kera karyawan b. ata umlah permntaan konsumen c. ata
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciPRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel
PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBAGIAN BEBAN PLTU SURALAYA MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION
OPTIMASI PEMBAGIAN BEBAN PLTU SURALAYA MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION Suhendar 1, Ika Want Tusyan 2, Almuddn 3 1,2,3 Jurusan Teknk Elektro, Fakutas Teknk Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Jl.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciPENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP
PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB V TEOREMA RANGKAIAN
9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciPENGURUTAN DATA. A. Tujuan
PENGURUTAN DATA A. Tuuan Pembahasan dalam bab n adalah mengena pengurutan data pada sekumpulan data. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data yang secara detl akan dbahas ddalam bab n.
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Dagram Alr Peneltan Materal Amorph Magnetk (Fe 73 Al 5 Ga 2 P 8 C 5 B 4 S 3 ) Ekspermen DfraksNeutron (I vs 2theta) Smulas Insalsas atom secara random Fungs struktur, F(Q) Perhtungan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciSTUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN. Abstrak
Sofyan, dkk, Stud Operas Ekonoms pada Generator Pembangkt Sstem Sulawes Selatan STUDI OPERASI EKONOMIS PADA GENERATOR PEMBANGKIT SISTEM SULAWESI SELATAN Sofyan, Nadjamuddn Harun, Tola 3 Mahasswa Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE
BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan
7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tnauan Pustaka 2.1 Konsep Gagasan Penghematan Bahan Bakar pada Kompor Gas Prnsp dar alat penghemat gas pada tugas akhr n merupakan pengembangan dar tugas akhr yang sebelumnya sudah pernah dlaksanakan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinci3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW
12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciPerancangan Simulasi Integrasi Pengirim-Penerima DVB-T
Bab 3 Perancangan Smulas Integras Pengrm-Penerma DVB-T 3.1 Pendahuluan Program smulas pada tess n bertujuan untuk mensmulaskan perbandngan knerja algortma snkronsas waktu dan frekuens dalam berbaga tpe
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan
Lebih terperinciANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI
TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.
Lebih terperinciGENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)
GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) Muhammad Khosy n 1,2, Muh Iman Prajtno 2, Aro Isnad 3, Mochamad Haryad 4 1 Electrcal
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :
JRNAL MATEMATIKA DAN KOMPTER Vol 4 No 1, 3-3, Aprl 1, ISSN : 141-51 KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SK KONVEKSI Suhartono dan
Lebih terperinciAnalitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)
0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciNama : Crishadi Juliantoro NPM :
ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang
Lebih terperinciBAB X RUANG HASIL KALI DALAM
BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinci